PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari tugas ini yaitu :
1
1. Untuk mengetahui pengertian dan jenis kelompok.
2. Untuk mengetahui tahap–tahap pertumbuhan kelompok.
3. Untuk mengetahui model perilaku dan prestasi kelompok.
4. Untuk mengetahui kohesivitas atau kepaduan dalam kelompok.
5. Untuk mengetahui efek kepaduan atau kohesivitas pada produktivitas kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian dan Jenis Kelompok
1. Pengertian Kelompok
a. Menurut Robbins dan Coulter (2004)
Kelompok adalah gabungan/ kumpulan dua atau lebih individu yang berinteraksi
dan saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu.
b. Menurut Gibson dan kawan-kawan (1996).
Kelompok adalah kumpulan individu di mana perilaku dan atau kinerja satu
anggota dipengaruhi oleh perilaku dan / atau prestasi anggota lainnya.
c. Menurut Shaw (dalam Nimran, 1999)
Kelompok adalah kumpulan dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain
sedemikian rupa sehingga perilaku dan atau kinerja dari seseorang dipengaruhi
oleh perilaku/ kinerja anggota yang lain.
2. Jenis-jenis Kelompok
Ada beberapa pandangan yang dipakai untuk membedakan jenis-jenis kelompok.
Duncan yang dikutip oleh Adam I. Indrawijaya (1999) membedakannya berdasarkan
apakah kelompok itu bersifat formal atau informal, berdasarkan keanggotaan, kesukaan,
serta berdasarkan besarnya. Berikut akan memakai pendapatnya Duncan dalam
membedakan jenis-jenis kelompok itu yang uraiannya adalah sebagai berikut.
1) Kelompok formal, kelompok yang terbentuk dan berlangsung berdasarkan
ketentuan resmi, seperti struktur organisasi dan penugasan organisasi.
Maka dari sini ada:
a) Kelompok komando: Manajer dengan bawaharmya
b) Kelompok tugas, mereka bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas
pekerjaan
c) Kelompok informal, kelompok yang tidak terstruktur dan ditetapkan secara
organisasi yang muncul sebagai respon terhadap kebutuhan akan kontak
sosial.
3
a) Kelompok berdasarkan keanggotaan, merupakan kelompok yang lahir atas
dasar ketentuan formal atau karena seseorang telah memenuhi ketentuan
formal.
b) Kelompok berdasarkan kesukaan, adalah kelompok di mana perasaan para
anggotanya begitu terikat kepada ketentuan dan kepentingan kelompok.
3) Kelompok berdasarkan jumlah/besarnya anggota
a) Kelompok dua orang (dind)
b) Kelompok tiga orang (triad)
2. Menurut Gibson dan kawan-kawan (1996), dengan model empat tahapan, sebagai
berikut:
a. Penerimaan bersama, adalah fase dimana anggota menolak untuk berkomunikasi
satu dengan yang lain. Tak mau mengekspresikan ide, sikap dan keyakinan
mereka.
b. Komunikasi dan pengambilan keputusan, adalah fase di mana telah mulai ada
komunikasi yang terbuka, diskusi, interaksi untuk menyelesaikan tugas.
c. Motivasi dan produktivitas, pada fase ini ada upaya menyelesaikan tujuan
kelompok.
4
d. Pengendalian dan organisasi, sudah tercipta afiliasi, regulasi dan norma
kelompok. Lebih mengedepankan tujuan kelompok dibanding individu.
3. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997), dengan model empat
tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap orientasi, suatu tahapan di mana anggota mencoba untuk memahami
tujuan kelompok dan peranan masing-masing anggota.
b. Tahap konfrontasi, yang ditandai adanya konflik karena perebutan kekuasaan
dan pengaruh. Jika konflik dapat diatasi maka perjalanan kelompok menuju
kematangan semakin mendekati kenyataan.
c. Tahap deferensiasi suatu tahapan di mana perbedaan masing-masing individu
diakui, tugas pekerjaan berbasis keahlian dan kemampuan masing-masing
individu. Pada fase ini anggota sudah mulai merasakan sukses yang dicapai
kelompoknya.
d. Tahap kolaborasi, adalah suatu fase dimana kelompok sudah mencapai tingkat
kematangan yang tinggi. Komitmen dan kekompakan begitu tinggi. Keputusan
dan solusi masalah dilakukan melalui diskusi yang rasional.
5
Sumber: Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita.
6
h) Lingkungan fisik tempat kerja. Kenyamanan lingkungan kerja seperti ruangan
yang tertata baik, tidak bising, sejuk, tenang dan aman akan berkontribusi
terhadap daya tahan dan semangat kerja angota.
3. Struktur Kelompok
Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) struktur kelompok yang
meliputi kepemimpinan formal, peran, norma-norma, status kelompok, dan komposisi
kelompok dapat membentuk perilaku dari anggota dan memungkinkan dapat
menjelaskan sebagaian besar dari perilaku seseorang dan kelompok demikian juga
prestasi dari kelompok tersebut sebagai berikut :
a) Kepemimpinan Formal
Setiap kelompok kerja pasti punya pimpinan yang sah/formal yang akan
berperan penting dalam mempengaruhi perilaku anggota kelompok demi
keberhasilan kelompok.
b) Peran
Seperangkat pola perilaku diharapkan, dan yang dikaitkan pada seseorang yang
menduduki suatu posisi tertentu dalam suatu unit organisasi. Semua anggota
diharapkan dapat memainkan sejumlah peran baik di dalam kantor atau diluar.
Misalnya disamping kepala bagaian, bisa menjadi juru bicara dan bisa berperan
sebagai juru dakah, dan lain-lainnya. Peran menurut Robbins dan Coulter (2004)
adalah serangkaian pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang
menduduki posisi tertentu dalam sebuah organisasi. Seorang individu yang
diharapkan dengan harapan-harapan peran yang berlainan akan mengalami
konflik peran.
c) Norma
7
Adalah pedoman-pedoman yang diterima dan diikuti oleh anggota-anggota
sebuah kelompok (Robbins dan Coulter, 2004). Jika norma telah diterima oleh
anggota kelompok, maka norma itu dapat berfungsi sebagai alat untuk
mempengaruhi dan mengendalikan perilaku anggota kelompok.
d) Status Kelompok
Posisi atau peringkat yang didefnisikan secara sosial yang diberikan kepada
kelompok atau anggota kelompok oleh orang lain. Status penting dipahami
karena salah satu motivator perilaku individu.
e) Ukuran Kelompok
Kelompok besar sangat baik untuk memperoleh mauskan yang beraneka.
Kelompok kecil lebih baik dalam melakukan sesuatu yang produktif dengan
masukan tersebut. Ukuran kelompok baik besar maupun kecil penting dipahami
karena terkait dengan produktivitas. Ada halnya kelompok besar anggota lebih
malas ketimbang yang kecil.
f) Proses Kelompok
4. Tugas Kelompok
Secara umum tugas kelompok dibagi menjadi dua yaitu tugas kompleks dan tugas
sederhana. Semakin kompleks suatu tugas akan membutuhkan lebih banyak anggota
untuk mendiskusikan alternatif metode kerja dan yang lainnya. Tugas sederhana
biasanya yang bersifat rutin dan standar yang tidak perlu banyak berdiskusi sehingga
anggotanya relatif sedikit.
8
keterpaduan kelompok adalah tingkat sejauh mana anggota-anggota tertarik satu dengan
yang lain dan berbagai tujuan dalam kelompok tersebut.
2. Faktor- Faktor Yang Dapat Mendorong Kepaduan
Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) faktor-faktor yang
mendorong kepaduan adalah sebagai berikut :
a. Kesamaan Nilai Dan Tujuan
Kebersamaan nilai dan tujuan akan menimbulkan sebuah kebersamaan senasib
sepenanggungan sehingga para anggota kelompok akan bertanggung jawab satu
dengan yang lain serta melakukan perfoma dan perilaku yang tepat. Dalam hal
ini kepercayaan antar anggota akan terbentuk melalui pengungkapan ide, pikiran
dan perasaan.
b. Keberhasilan Dalam Mencapai Tujuan
Keberhasilan pencapaian tujuan dapat terjadi karena setiap Individu mampu
menunda kepuasan dan melepaskan ikatan dalam rangka mencapai tujuan
bersama, mampu membina dan memperluas pola, serta individu terlibat secara
emosional untuk mengungkapkan pengalaman, pengetahuan dan
kemampuannya.
c. Status Kelompok
Kelompok yang memiliki status atau kedudukan yang lebih tinggi lebih menarik
bagi anggota kelompoknya. Baik keberhasilan dalam mencapai tujuan maupun
status yang tinggi dapat menimbulkan adanya rasa kebanggaan dan kepuasan di
kalangan anggota kelompoknya.
d. Penyelesaian Perbedaan
Perbedaan yang ada ditangani dengan adaptasi satu sama lainnya dan pemecahan
masalah daripada dengan konflik. Ketidaksetujuan diselesaikan secara terbuka.
9
Persaingan antar kelompok dapat memotivasi anggota kelompok untuk
menjadikan kelompoknya menjadi kelompok terbaik diantara kelompok yang
lainnya
h. Pengakuan Dan Penghargaan
Pengakuan dan penghargaan cenderung membuat individu merasa dibutuhkan
karena kinerjanya di dalam kelompok dihargai dan dipandang penting.
10
Jika satu atau lebih anggota kelompok mendominasi kelompok, atau karena sifat
kepribadian tertentu yang cenderung tidak senang berinteraksi dengan anggota
kelompok, maka kepaduan/kohesivitas tidak akan berkembang. Perilaku seperti
ini dapat menimbulkan adanya klik-klik dalam kelompok yang dapat
menurunkan tingkat kepaduan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengertian dan Jenis Kelompok
Kelompok adalah gabungan/ kumpulan dua atau lebih individu yang berinteraksi
dan saling bergantung sehingga perilaku dan atau kinerja dari seseorang dipengaruhi
oleh perilaku/ kinerja anggota yang lain.
Adapun jenis kelompok adalah kelompok formal dan kelompok informal.
kelompok formal, maka dari sini ada: kelompok komando, kelompok tugas, dan
kelompok informal, maka akan ada: kelompok minat/ kepentingan dan kelompok
persahabatan. kelompok berdasarkan keanggotaan dan berdasarkan kesukaan yaitu :
kelompok berdasarkan keanggotaan dan kelompok berdasarkan kesukaan. dan
kelompok berdasarkan jumlah/besarnya anggota ada kelompok dua orang (dind),
kelompok tiga orang (triad) dan kelompok yang terdiri atas lebih dari dari tiga orang.
12
2. Tahap-Tahap Pertumbuhan Kelompok
Tahap- tahap Pertumbuhan Kelompok Menurut B. W. Tuckmandan M. A. C.
Jensendalam Robbins dan Coulter (2004) dengan model 5 tahap yaitu : Pembentukan
(forming), Badai (storming), Penormaan (norming), Pelaksanaan (performing),
Pembubaran (adjourning). Menurut Gibson dan kawan- kawan (1996), dengan model
empat tahapan, sebagai berikut: Penerimaan bersama, Komunikasi dan pengambilan
keputusan, Motivasi dan produktifitas, Pengendalian dan organisasi, Menurut Indriyo
Gito sudarmo dan NyomanSudita (1997), dengan model empat tahap, yaitu sebagai
berikut : Tahap orientasi, Tahap konfrontasi, Tahap deferensiasi, Tahap kolaborasi.
13
kelompok, adanya organisasi dalam kelompok, kesadaran diri kelompok dan
pengetahuan tentang kelompok dan keterikatan (attachment) dalam kelompok.
Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997), faktor- faktor yang
dapat menurunkan kepaduan adalah ketidaksamaan tujuan , besarnya anggota kelompok
, pengalaman yang tidak menyenangkan dengan kelompok, persaingan di dalam anggota
kelompok dan dominan.
5. Efek Kepaduan atau Kohesivitas Pada Produktivitas Kelompok
Anggota kelompok yang tingkat kepaduannya tinggi biasanya akan meningkatkan
produktivitasnya, karena mereka menikmati kepuasan kerja, sehingga menurunkan
tingkat absensi, mampu mengurangi tingkat perpindahan karyawan. Kohesivitas
kelompok menciptakan suasana kerja yang lebih sehat. Karena orang-orang yang ada
didalamnya lebih menaruh perhatian pada orang lain dengan berbagai cara yang lebih
positif serta seseorang akan lebih berpengalaman dalam mengurangi kegelisahan dan
ketegangan.
DAFTAR PUSTAKA
14