1. Imobilisasi
a. Definisi
Suatu keadaan keterbatasan kemampuan pergerakan fisik secara mandiri yang
dialami seseorang
b. Manifestasi klinis
- Ketidakmampuan untuk bergerak dengan tujuan di dalam lingkungan,
termasuk mobilitas di tempat tidur, berpindah, dan ambulasi
- Keengganan untuk melakukan pergerakan
- Keterbatasan rentang gerak
- Penurunan kekuatan, pengendalian, atau massa otot
- Gangguan koordinasi
c. Pengkajian
- Kaji status muskuloskeletal seperti penurunan tonus, kekuatan, ukuran, dan
ketahanan otot, rentang gerak sendi, dan kekuatan skeletal.
- Kaji perubahan integumen seperti tanda cedera
- Kaji faktor lingkungan yang menghambat potensi untuk meningkatkan
mobilitas
d. Intervensi keperawatan
- Mengajari latihan kontraksi otot isotonik dan isometrik
- Nutrisi yang cukup untuk metabolisme protein dan pembentukan tulang
- Latihan rentang gerak
- Latihan aerobik
- Mengatur posisi yang tepat
- Mempertahankan ADL
- Mempertahankan status respirasi dan sirkulasi
- Beri lingkungan yang aman
2. Risiko Jatuh
a. Definisi
Kerentanan terhadap peningkatan kejadian jatuh yang dapat mengganggu
kesehatan
b. Manifestasi klinis
- Riwayat jatuh
- Adanya trauma
- Penggunaan obat-obatan atau alkohol
- Perubahan fungsi kognitif
- Penurunan kadar gula darah
- Anemia
- Kelemahan muskuloskeletal
- Penurunan fungsi penglihatan
- Kelelahan/kelemahan
c. Pengkajian
- Kaji perubahan sensori, kardiovaskular, muskuloskeletal, nutrisi, dan
penggunaan obat-obatan
- Kaji status emosional, pola aktivitas, jenis aktivitas, dan perubahan status
mental
- Kaji keadaan lingkungan klien
- Kaji riwayat jatuh klien
- Kaji apakah klien membutuhkan alat bantu jalan
d. Intervensi keperawatan
- Berikan lingkungan yang aman
- Tempatkan klien dekat dengan pengawasan
- Awasi setiap aktivitas
- Berikan aktivitas yang teratur, libatkan kelurga
- Gunakan tempat tidur dengan side rail
- Konsultasikan dengan ahli fisioterapi jika ada indikasi
3. Inkontinensia Urin
a. Definisi
Hilangnya kontrol secara sedar terhadap urinasi, meliputi inkontinensia
fungsional, overflow, stress, urgensi, dan campuran
b. Manifestasi klinis
- Buang air tidak sengaja (ngompol)
- Bau amonia
- Malu
- Tidak mampu menahan urinasi
- Area perineum merah
- Pakaian kotor
- Menggunakan popok dewasa
c. Pengkajian
- Kaji eksosiariasi kulit
- Kaji tanda-tanda vital
- Kaji distensi kandung kemih
- Kaji riwayat pembedahan, anestesi, medikasi, lamanya inkontinensia, dan
faktor yang berhubungan seperti inkontinensia stres saat batuk atau bersin
- Kaji kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri
- Kaji riwayat penyakit kronis
- Kaji riwayat medukasi, konsumsi kafein, alkohol, dan asupan cairan
- Kaji depresi menggunakan GDS
- Kali kemampuan klien untuk mengkomunikasikan keinginannya untuk buang
air
d. Intervensi keperawatan
- Berikan klien privasi dan kebersihan
- Cegah klien cedera selama inkontinensia
- Siapkan klien untuk pemeriksaan urin, laboratorium, atau radiologi jika ada
indikasi
- Pasang kateter urin jika ada indikasi
- Instruksikan klien melakukan latihan Kegel untuk meningkatkan kekuatan
otot
- Pantau inpur output
- Edukasi klien tentang: membuat pola/jadwal buang air, segera buang air jika
sudah terasa, membatasi cairan dan kafein mulai siang hari, mengonsumsi
diuretik pad apagi hari, melakukan kateterisasi intermiten secara mandiri jika
ada indikasi
- Mengkjai kondisi kulit setiap setelah inkontinensia terjadi
- Mengontrol bau
- Menggunakan obat-obatan
- Ajarkan klien tentang perawatan kulit yang benar
- Edukasi klien tentang tanda dan gejala infeksi salurah kemih dan kebersihan
perineal
4. Infeksi
a. Definisi
Status dimana individu dalam terinvasi organisme patogen
b. Manifestasi klinis
- Demam
- Merah
- Hangat
- Bengkak
- Perubahan nilai laboratorium
c. Pengkajian
- Kaji riwayat penyakit dan medikasi
- Kaji tanda-tanda vital
- Lakukan pemeriksaan fisik
- Periksa nilai laboratorium
d. Intervensi keperawatan
- Laporkan pada perawat/dokter penanggung jawab
- Pantau tanda vital
- Edukasi klien dan keluarga tentang universal precaution
- Pertahankan nutrisi adekuat, terutama vitamin A, C, E, zink, dan selenium
- Berikan antibiotik sesuai indikasi
- Dorong klien untuk mempertahankan hidrasi yang adekuat jika tidak ada
kontraindikasi
- Kontrol lingkungan
- Dorong klien untuk mempertahankan status imun dengan melakukan vaksin
rutin
- Ajarkan pentingnya menghindari keramaian yang terdapat flu
- Ajarkan klien dan keluarga tanda dan gejala infeksi pada lansia
7. Depresi
a. Definisi
Salah satu kelainan mood yang ditandai dengan hilangnya ketertarikan atau
kesenangan hidup
b. Manifestasi klinis
- Ansietas
- Perubahan nafsu makan/berat badan
- Delusi
- Merasa bersalah/mengkritisi diri sendiri
- Tidak mampu konsentrasi
- Insomnia atau hipersomnia
- Berkurangnya energi
- Merasa tidak berharga
c. Pengkajian
- Kaji LOC, orientasi, onset dan durasi yang berhubungan depresi
- Kaji tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
- Kaji riwayat kesehatan, pembedahan, dan medikasi
- Kaji klien menggunakan Stroke Risk Assessment Form
- Kaji penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran
- Kaji riwayat merokok, alkohol, dan penyakit psikiatri
d. Intervensi keperawatan
- Laporkan pada perawat/dokter penanggung jawab
- Berikan klien keamanan
- Siapkan klien untuk pemeriksaan laboratorium atau radiologi jika ada
indikasi
- Rujuk ke psikiatri jika ada indikasi
- Dorong reminisens dan guide life review jika ada indikasi
- Rujuk ke kelompok support jika ada indikasi
- Rujuk ke pelayanan home care jika ada indikasi
- Rujuk ke terapi okupasi, wicara, dan fisik jika ada indikasi
8. Gangguan nutrisi
a. Definisi
Kondisi yang disebabkan oleh nutrisi yang tidak adekuat atau IMT < 21 kg/m2
b. Manifestasi klinis
- Alopesia
- Anemia
- Angina
- Gusi berdarah
- Bradikardi
- Nadi iregular
- Bibir kering
- Penurunan status mental
- Dermatitis
- Kuku dan rambut kering
- Kelelahan
- Hipotensi
- Letargi
- Luka sulit sembuh
- Pucat
- Edema perifer
- Kekuatan otot lemah
- Purpura
- Berkurangnya nafsu makan
- Takikardi
- Lemah
- Berat badan menurun
c. Pengkajian
- Kaji tanda-tanda vital dan saturasi oksigen
- Hitung berat badan dan tinggi badan, hitung IMT
- Lakukan pemeriksaan fisik komprehensif
- Kaji riwayat medis dan pembedahan, serta medikasi yang pernah digunakan
- Kaji status nutrisi dengan MNA
- Kaji perubahan mental dengan GDS
- Kaji riwayat konsumsi alkohol
- Kaji kekuatan otot dengan Muscle Strength Rating Scale
- Kaji kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri
- Kaji kebersihan oral
d. Intervensi keperawatan
- Laporkan pada perawat/dokter penanggung jawab
- Siapkan akses IV atau NGT jika ada indikasi
- Siapkan klien untuk pemeriksaan lab atau radiologi
- Berikan nutrisi oral atau enteral jika ada indikasi
- Bantu pemberian makan
- Hitung berat bedan setiap minggu
- Konsultasikan makanan dengan ahli gizi
- Catat persentase makanan yang dimakan setiap kali makan
- Hitung kalori 24 jam selama beberapa hari
Carlson, D. S., & Pfadt, E. (2009). Clinical coach for effective nursing care for older adults.
Philadephia: F. A. Davis Company.
Newfield, S. A., et al. (2007). Cox’s clinical application of nursing diagnosis: adult, child,
women’s, mental health, gerontic and home health considerations. Philadephia: F. A. Davis
Company.
Miller, C.A. (2012). Nursing for Wellness in Older Adults, 6th Ed. Philadelpia : Lippincott.
Missouri : Mosby, Inc.
Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R. (2011).Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA
Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC.Ed.9. Jakarta:EGC.