Anda di halaman 1dari 8

Analisis Strategi Bersaing Lion Air

dalam Menghadapi Persaingan Usaha Penerbangan


Komersial dalam Lingkup ASEAN
Ryo Firmananda, Irvan Kurniawan Silalahi, Muhammad Ihsan, Rifqi Fathul Azhar,
Syahruly Fitriadi

Program Studi Aeronotika dan Astronotika


Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung

Abstrak. Persaingan antara dua maskapai Airasia dengan Lion Air bukanlah hal yang baru dalam industri jasa
transportasi udara khususnya zona Asia Tenggara . Kedua maskapai ini terkenal dengan maskapai yang mengusung
penerbangan murah yang terjangkau pasar. Mengusung tema yang sama kedua maskapai memiliki strategi pasar
masing - masing untuk mendominasi pasar sebesar-besarnya baik dari segi penumpang, rute penerbangan, dan
frekuensi penerbangan. Selain itu kedua maskapai ini memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing di
berbagai sektor yang menyebabkan persaingan kedua maskapai ini sulit untuk di prediksi sehingga dibutuhkan
strategi-strategi yang dapat mengungguli pesaingnya. Tulisan ini menawarkan rekomendasi strategi kepada Lion Air
dalam bersaing dengan pesaingnya berupa route concentration , marketing strategies , fleet requirements dan
strategic alliance dengan metode pendekatan analisis porter’s five forces model of competition ditambah dengan
SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, and Treat) dari masing masing maskapai.

Kata kunci: Persaingan usaha penerbangan komersial, Lion Air, Air Asia, SWOT, Porter’s five forces model of
competition

PENDAHULUAN

Konsep Low Cost Carrier atau LCC pada dasarnya memberikan tarif rendah. Sebagai konpensasi dari
pemberian tarif rendah ini yaitu dilakukannya penghapusan layanan-layanan yang dianggap tidak banyak berkontibusi
dalam memberikan profit kepada maskapai. Di sisi lain maskapai berusaha mencari celah bisnis yang dapat
menghasilkan profit sebesar-besarnya untuk menanggulangi biaya operasi.
Konsep LCC sendiri diperkenalkan pertamakali di Amerika Serikat sebelum menyebar ke daratan Eropa pada
awal tahun 1990-an dan seluruh dunia. Melalui berbagai media komunikasi, konsep ini menyebabkan perkembangan
LCC semakin pesat sehingga banyak maskapai di dunia yang menerapkan konsep ini dan mengubah status maskapai
mereka menjadi LCC. Maskapai-maskapai ini kemudian menerapkan harga tiket yang rendah dan layanan yang
terbatas akibat adanya pemangkasan biaya operasi.
ASEAN yang memiliki penduduk yang rata-rata berpenghasilan sedang merupakan pangsa pasar yang baik
bagi maksapai penerbangan yang menyediakan layanan LCC. PT Lion Mentari Airlines (selanjutnya disebut Lion
Air) merupakan maskapai penerbangan bertarif rendah dan berkantor pusat di Jakarta, Indonesia. Berdiri pada tahun
1999, Lion Air kini telah menguasai pangsa pasar LCC di Indonesia sebesar 48% dan 17 % di ASEAN pada tahun
2013-2014.
Lion Air dipandang dunia sebagai maskapai yang melakukan pembelian pesawat terbanyak setelah memesan
500 lebih pesawat pabrikan Boeing dan Airbus. Transaksi ini telah membuka ladang pekerjaan bagi para pegawai
supplier dan berhasil mengatasi krisis ekonomi di Prancis pada saat itu. Namun dibalik prestasi yang telah ditorehkan,
terdapat banyak sekali kekurangan Lion Air yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi penumpangnya. Lion Air
mengalami 20 kecelakaan saat beroperasi (tergelincir, gagal mengudara, terhempas di landas pacu, dan ban kempes,
atau roda amblas) selama 10 tahun terakhir. Ini membuat kepercayaan penumpang pada Lion Air memburuk dan
bahkan membawa branding tersendiri pada Lion Air yaitu maskapai penerbangan yang paling sering kecelakaan.
Pada tahun 2009, Lion Air termasuk pada maskapai yang dilarang beroperasi menurut EU (Uni Eropa).
Lion Air juga dinilai cukup sering menunda penerbangannya. Salah satu kasus delay Lion Air yang terparah
terjadi saat Februari 2015 yang lalu. Karena tertabrak benda asing, Lion Air menunda penerbangannya selama 3 hari
sehingga membuat ribuan penumpangnya geram. Lion Air juga seringkali menganggap remeh penundaan
penerbangan ini dengan tidak memberi kompensasi atas penundaan penerbangan tersebut.
Disaat ada masalah-masalah seperti hal-hal yang telah disebutkan diatas, pihak Lion Air seharusnya
memberikan tanggapan cepat dalam mengurus dan menginformasikan masalah tersebut kepada penumpang Lion Air
demi terciptanya kenyamanan penumpang. Namun hal yang terjadi di lapangan, pihak Lion Air sulit dihubungi dan
dimintai pertanggungjawaban. Tulisan ini akan membahas apa saja yang harus dilakukan Lion Air agar dapat bersaing
dengan maskapai penerbangan bertarif rendah lainnya di ASEAN.

METODE ANALISIS

Pendekatan analisis yang digunakan dalam proses analisis ini dilakukan secara kualitatif. Dalam analisis jenis
ini, pendekatan analisis bersifat konstruktif, interpretatif, dan dengan menggunakan perspektif yang objektif, serta
mengidentifikasi interaksi antar konsep yang sedang dikaji secara empirik guna menghasilkan beberapa kesimpulan
dalam suatu konteks waktu dan situasi tertentu.
Analisis ini menggunakan teori - teori dasar sistem transportasi udara sebagai alat untuk menganalisis
persaingan bisnis jasa transportasi udara. Teori-teori dasar yang digunakan sebagai alat analisis yaitu, SWOT
(Strength, Weakness, Opportunities, and Treat) dan 5 Kekuatan bersaing Porter (Porter’s 5 Forces Models).
Pengumpulan data dalam metode analisis ini dilakukan dengan cara studi literatur. Dalam studi literatur ini,
data yang diperoleh terbagi kedalam 2 jenis golongan data. Golongan data jenis pertama merupakan data yang
memiliki sifat untuk menjelaskan informasi secara kualitatif. Data ini memaparkan informasi dalam bentuk tabel
dan/atau grafik. Sedangkan golongan data jenis kedua merupakan data yang memiliki sifat untuk menjelaskan
informasi secara deskriptif.
Dalam analisis strategi bersaing Lion Air dalam menghadapi persaingan usaha penerbangan komersial dalam
lingkup ASEAN ini dilakukan beberapa tahap analisis. Tahap analisis ini disusun guna mempermudah proses analisis.
Tahap analisis pertama yaitu mengidentifikasi jumlah pengguna jasa transportasi udara di ASEAN. Kemudian
menentukan pertumbuhan penumpang masing-masing maskapai.
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh maka dapat ditentukan posisi persaingan masing-masing maskapai
relatif terhadap pertumbuhan penumpang rata-rata per tahun di ASEAN dan relatif terhadap pertumbuhan penumpang
rata-rata per tahun maskapai pesaing.
Tahap analisis kedua yaitu menentukan SWOT dan 5 Kekuatan Bersaing Porter (Porter’s 5 Forces Models).
Dalam analisis ini, alat analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi strength, weakness, opportunities, dan treat
yang bersifat interm untuk masing-masing maskapai. Sedangkan alat analisis 5 Kekuatan bersaing Porter (Porter’s 5
Forces Models) digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh luar terhadap masing-masing maskapai dan persaingan
antar maskapai.
Tahap terakhir analisis yaitu memberikan rekomendasi kepada maskapai Lion Air dengan mengacu pada
SWOT dan 5 Kekuatan Bersaing Porter (Porter’s 5 Forces Models). Rekomendasi ini berisikan masukan-masukan
yang dapat diterapkann oleh Lion Air agar dapat mempertahankan keberlangsungan bisnisnya dalam jasa transportasi
udara dalam lingkup ASEAN.
STRENGTH WEAKNESS
 Gencar melakukan promosi  Tidak memberikan jasa tambahan
 Mengutamakan keselamatan  Fasilitas dasar, beroperasi di bandara
 Tariff hemat sekunder
 Frekuensi terbang tinggi  Jaringan point to point dan menghindari
 Pengoperasian sederhana sistem hub dan spoke
 Sistem distribusi ringkas
 Memperoleh penghargaan LCC terbesar di
Asia
 Adanya program loyalitas

OPPORTUNITY THREAT
 Sedang menunggu delivery dari pesawat-  Malindo Air menawarkan tiket lebih murah
pesawat udara yang sedang dipesan daripada Malaysia AirAsia.
 Ada program loyalitas  Thai Lion Air menjadi ancaman bagi Thai
AirAsia dengan memasuki pangsa pasar jasa
tranportasi udara Thailand
 Kecelakaan yang menurunkan citra AirAsia

Gambar 1. SWOT AirAsia

STRENGTH WEAKNESS
 Tarif hemat  Banyak penundaan jadwal penerbangan
 Armada cukup beragam  Tingkat keselamatan rendah
 Bermain pada segmen pasar pada kelas  Pelayanan in flight tidak memuaskan
ekonomi dan bisnis  Pada Batik Air, pelayanan penuh belum
 Operasi pada semua jalur hub and spoke sepenuhnya terealisasi
 Memiliki MRO sendiri

OPPORTUNITY THREAT
 Memiliki pesawat-pesawat baru yang sedang  Garuda Indonesia memiliki pelayanan in
dalam masa pemesanan flight yang lebih baik
 Menguasai sebagian besar market share  Garuda Indonesia memiliki tingkat ketepatan
Indonesia waktu yang lebih baik
 AirAsia yang memiliki harga tiket rata-rata
lebih murah

Gambar 2. SWOT Lion Air


PEMBAHASAN

Berdasarkan data pertumbuhan penumpang jasa transportasi udara ASEAN pada tabel 1 dan data
pertumbuhan penumpang jasa transportasi udara yang dicapai oleh Lion Air dan pertumbuhan penumpang Air Asia
pada tabel 2, dapat diindentifikasi bahwa pertumbuhan penumpang maskapai Lion Air berada pada posisi 19,03%.
Angka ini berada diatas pertumbuhan penumpang rata-rata per tahun di kawasan ASEAN yaitu sebesar 17,26%. Pada
sisi lain Air Asia juga terus mencapai pertumbuhan yang positif di setiap tahunnnya. Tercatat pertumbuhan
penumpang Air Asia mencapai 15,61%.

Tabel 1. Jumlah dan Pertumbuhan Penumpang Jasa Transportasi Udara di ASEAN pada Periode
Tahun 2010 sampai dengan 2013

Jumlah Pengguna Jasa Transportasi Udara Pertumbuhan


Penumpang
Negara
2010 2011 2012 2013 Rata-Rata
Pertahun (%)
Indonesia 59,384,362 70,912,258 79,405,800 85,102,827 12.85
Malaysia 34,239,014 38,218,609 39,165,195 46,317,632 10.79
Singapura 24,859,825 26,509,929 29,138,458 30,554,914 7.14
Brunei 1,263,270 1,312,935 1,044,170 1,203,751 -0.42
Laos 443,778 532,707 877,950 1,150,927 38.65
Vietnam 14,377,619 16,544,478 16,976,051 18,285,067 8.46
Filipina 22,575,356 26,326,621 28,540,727 29,308,659 9.24
Thailand 28,780,723 31,940,492 36,392,469 40,714,384 12.26
Myanmar 924,207 1,539,676 1,663,425 1,879,376 29.20
Kamboja 277,725 499,982 508,689 771,047 44.45
Rata-Rata Pertumbuhan Penumpang ASEAN per Tahun 17.26
Sumber: World Bank

Tabel 2. Jumlah dan Pertumbuhan Penumpang Lion Air Group dan AirAsia Group dalam lingkup ASEAN
pada Periode Tahun 2010 sampai dengan 2014

Jumlah Pengguna Jasa Transportasi Udara Pertumbuhan


Penumpang
Maskapai
2010 2011 2012 2013 2014 Rata-Rata
Pertahun (%)
Lion Air
22,416,000 26,448,000 28,368,000 35,376,000 44,640,000 19.03
Group
Air Asia
25,700,000 29,859,000 33,826,000 42,610,000 45,600,000 15.61
Group
Data diolah dari berbagai sumber

Berdasarkan data - data yang terlampir pada tabel 1 dan tabel 2, dapat diidentifikasi bahwa pertumbuhan
penumpang maskapai Lion Air mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan. Dimana selisih pertumbuhan
penumpang Lion Air terhadap pertumbuhan penumpang di ASEAN yaitu sebesar 1,17%, sedangkan selisih
pertumbuhan penumpang Lion Air dengan pertumbuhan penumpang Air Asia yaitu sebesar 3,42%. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa Lion Air berada pada posisi puncak dalam persaingan pasar jasa transportasi udara di ASEAN.
Guna mempertahankan posisi puncak ini Lion Air perlu mempertimbangkan beberapa aspek. Aspek-aspek yang
menjadi bahan pertimbangan meliputi:
1. Existing routes and network

Persaingan maskapai tidak akan jauh dari persaingan rute penerbangan karena dengan memiliki rute
penerbangan yang ramai akan menghasilkan profit yang lebih besar. Hal ini juga terjadi antara persaingan dua
maskapai Lion Air dan AirAsia . Dalam pasar ASEAN baik Lion Air maupun AirAsia memiliki konsentrasi rute-
rute penerbangan tersendiri, ditambah lagi kedua maskapai ini yang memiliki grup maskapai masing-masing yang
membuat persaingan kedua maskapai ini semakin ketat di pasar ASEAN.

Tabel 3. Beberapa Destinasi yang Dilayani oleh Maskapai Lion Air


Lion Air Malindo Air Thai Lion Batik Air Wings Air
Jakarta Kuala lumpur Bangkok jakarta Medan
Surabaya Johor Chiang mai Balikpapan Pekanbaru
Balikpapan Bangkok Krabi Manado Malaka
Medan Singapura Hat yai Palembang Penang
Denpasar Batam Dan lain lain Ambon
Dan lain lain Dan lain lain Dan lain lain
Diolah dari berbagai sumber

Berdasarkan table 3 terlihat bahwa persebaran pelayanan penerbangan di Asia Tenggara yang dilakukan Lion
Air dominan berkonsentrasi di Negara Indonesia, Malaysia, dan juga Thailand walau dari segi frekuensi
penerbangan yang dilakukan Lion Air masih dominan berada di Indonesia.
Berbeda dengan pesaingnya, AirAsia yang juga memiliki grup maskapai yang tersebar di Asia Tenggara
seperti AirAsia Indonesia, AirAsia Malaysia, AirAsia Thailand, dan AirAsia Filiphina, masing-masing
berkonsentrasi pada zona domestiknya. Jika meninjau data persebaran penumpang penerbangan di Asia Tenggara
seperti pada tabel 1. Dapat diidentifikasi bahwa porsi pendistribusian penumpang di Asia Tenggara dominan
dikuasai pasar Indonesia, Malaysia dan Thailand .
Dengan meninjau data ini dan membandingkan dengan daerah yang telah dilayaninya, maka Lion Air
direkomendasikan untuk tetap mempertahankan rute-rute yang telah dilayani saat ini dengan ditambah armada,
frekuensi serta pelayanan yang lebih baik.
Selain itu dari data persebaran penumpang pada tabel 1, Lion Air juga diberikan rekomendasi daerah
potensial untuk dijadikan lahan baru untuk penerbangan Lion Air, bersadarkan data tersebut, terlihat prospek
pertumbuhan penumpang di kamboja sangat baik sebab Kamboja mengalami pertubuhan penumpang sangat
signifikan yaitu sebesar 44,45%. Selain itu dengan menggunakan analisis porter juga dapat dilihat pesaing terbesar
Lion Air di Asia Tenggara juga belum memiliki basis di daerah potensial ini, dilihat dari sudut pandang lain yaitu
geografis, pasar Asia Tenggara yang saat ini masih di dominasi tiga negara besar (Indonesia, Malaysia dan
Thailand) dua negara dari tiga negara tersebut bila ditinjau dengan keadaan geografis Negara besar tersebut dengan
Kamboja maka moda transportasi yang efektif untuk menghubungkan kedua Negara ini adalah moda transportasi
udara. Oleh karena itu daerah potensial ini direkomendasikan untuk dijadikan daerah selanjutnya untuk Lion Air
guna mendominasi persaingan maskapai di Asia Tenggara.

2. Fleet size and type

Berdasarkan pertimbangan fleet size and type, maka perlu memperhatikan kebutuhan armada (fleet
requirement) dalam melaksanakan persaingan pasar jasa transportasi udara di ASEAN. Dalam memberikan
rekomendasi perlu mempertimbangkan 2 alat analisis yaitu, SWOT dan 5 Kekuatan Bersaing (Porter’s 5 Forces).
Berdasarkan analisis 5 kakuatan bersaing, untuk sementara sampai dengan tahun 2014, Lion Air memiliki
armada sebanyak 62 lebih sedikit daripada Air Asia untuk kawasan ASEAN. Namun Lion Air sedang melakukan
pemesanan armada yang cukup banyak, sehingga apabila semua armada yang dipesan telah selesai di-deliver, Lion
Air akan memiliki jumlah armada sebanyak 590. Selain akan memiliki armada yang lebih banyak, armada yang
dimiliki oleh Lion Air juga lebih beragam dan memiliki kapasitas penumpang yang lebih besar dibandingkan
dengan armada Air Asia pada tipe pesawat yang sama. Hal ini memungkinkan Lion Air untuk melakukan ekspansi
pasar baik pada pasar domestik maupun pasar internasional.
Dalam operasinya Lion Air telah melakukan langkah yang relatif baik. Sebab Lion Air melayani rute hub to
hub, spoke to spoke, spoke to hub dan hub to spoke. Untuk rute hub to hub dilayani oleh pesawat dengan kapasitas
penumpang 180 sampai dengan 240 penumpang seperti Boeing B737-800 bersama dengan Boeing B737-900ER
dan akan ditambah lagi dengan kehadiran Airbus A320-200, Airbus A320neo, Airbus A321neo, dan Boeing B737
MAX 9 yang masih dalam pemesanan. Sedangkan untuk rute spoke to spoke, spoke to hub, dan hub to spoke
dilayani oleh pesawat dengan kapasitas 72 penumpang seperti ATR-72. Dengan banyaknya armada yang dimiliki,
LionAir sangat memungkinkan mengungguli AirAsia dalam penguasaan pasar jasa transportasi udara ASEAN.
Dalam mendukung hal ini, Lion Air harus melakukan optimasi dalam hal MRO, sehingga armada-armada yang
dioperasikan memiliki tingkat keandalan yang tinggi dan tingkat safety yang tinggi pula. Peningkatan tingkat
keandalan dan safety ini dapat dilaksanakan dengan didukung oleh jumlah SDM yang cukup dan terkualifikasi
secara internasional serta SOP perawatan yang sesuai standar internasional.
Dalam mengantisipasi banyaknya pesawat Lion air yang harus dirawat. Lion Air membangun sebuah anak
perusahaan yang bergerak di bidang MRO (Maintenance, Repair, and Overhoul) yang bernama Batam Aero
Teknik di Bandara Hang Nadim Batam. Pembangunan fasilitas MRO ini dimaksudkan untuk merawat semua jenis
pesawat yang dioperasikan oleh Lion Air dan juga mengejar tingkat keandalan dan safety dari Air Asia. Langkah
ini dinilai cukup baik sebab akan banyak pesawat yang dapat dirawat oleh Lion Air. Ditambah lagi langkah ini bisa
dinilai sebagai salah satu langkah untuk mengembalikan citra Lion Air yang saat ini dikenal sebagai maskapai
yang sering mengalami banyak kecelakaan. Dengan adanya MRO ini diharapkan Lion Air dapat merawat pesawat
sesuai standar internasional yang berlaku. Maka dari itu tools yang digunakan harus terkualifikasi dan
terstandarisasi secara internasional sebagai pendukung perawatan yang menghasilkan armada dengan tingkat
keandalan dan safety yang tinggi.

3. Airline’s long term sustainability

Dalam memberikan rekomendasi kepada Lion Air untuk long term’s sustainability diperlukan 2 alat analisis,
yakni SWOT dan 5 Kekuatan Bersaing Porter
Maskapai yang memiliki fokus pasar pada Low Cost Carrier mementingkan performa pengiriman penumpang
atau kargo dari satu tempat ke tempat lain, dan tidak begitu memperhatikan kualitas pelayanan saat melakukkan
penerbangan (in flight performance). On Time Performance merupakan salah satu parameter yang penting dalam
menjaga keberjalanan jasa LCC yang disediakan maskapai tersebut. Namun kenyataannya, Lion Air memiliki
beberapa kelemahan yakni buruknya prestasi Lion Air dalam bidang safety, On-Time Performance dan
Komunikasi terhadap penumpangnya. Tentu On-Time Performance ini sangat penting untuk keberjalanan Lion Air
beberapa tahun kedepan. Maka rekomendasi yang kami berikan kepada Lion Air agar senantiasa meningkatkan
OTP agar penumpang yang menggunakan jasa Lion Air akan merasa lebih nyaman dan tidak menggunakan jasa
LCC lain. Peningkatan OTP ini dapat dilakukan dengan mengatur jadwal penggunaan dan perbaikan armada
dengan mempertimbangkan segala kemungkinan yang dapat terjadi pada pesawat. Lion Air juga perlu
menyelesaikan semua izin terbang pesawat cadangan sebagai antisipasi apabila pesawat utama tidak dapat terbang.
Apabila Lion Air masih tidak dapat meningkatkan OTP-nya, maka Lion Air harus memberi informasi sejelas-
jelasnya pada penumpang tentang kepastian penerbangan yang akan dilakukan. Penumpang yang tidak diberi
kepastian akan merasa geram dan tidak percaya kepada layanan yang diberikan Lion Air.
Berdasarkan analisis SWOT yang terhadap kedua maskapai, Lion Air masih memiliki citra pelayanan yang
kurang baik jika dibandingkan dengan Air Asia baik pelayanan in flight maupun pelayanan ketika dibandara.
Untuk pelayanan in flight yang dilakukan oleh flight crew, para penumpang masih mengeluhkan buruknya
pelayanan yang diberikan oleh pramugari di setiap penerbangan dan juga seringnya pilot melakukan hard landing
yang membuat penumpang tidak nyaman. Sedangkan untuk pelayanan di bandara, Lion Air masih memiliki
permasalahan khususnya ground crew yang kurang tanggap apabila terjadinya delay pada satu rute tertentu dan
juga pada kasus pengecekan pesawat yang kurang optimal akibat cepatnya waktu putar yang disediakan oleh
maskapai. Dengan berkaca dari kasus-kasus tersebut, perlu adanya pembenahan yang dilakukan oleh pihak Lion
Air. Dari sisi pembenahan flight crew, Lion Air perlu mengadakan proses training yang sesuai dengan kualifikasi
dan standar internasional sehingga menghasilkan flight crew yang cakap dan dapat memberikan pelayanan yang
baik. Begitu juga halnya dengan ground crew, Lion Air harus memberikan training yang sesuai dengan kualifikasi
dan standar kenyamanan yang diinginkan oleh penumpang. Dari segi waktu putar, Lion Air perlu melakukan
alokasi waktu yang cukup untuk dilakukannya ground check setiap kali pesawat akan take-off dan setelah landing.
Pada 5 kekuatan bersaing porter, hal yang perlu diperhatikan Lion Air yaitu ketatnya persaingan pasar dalam
bidang LCC. Rival Lion Air di bidang Low Cost Carrier seperti Air Asia dan Tiger Air sangat memperhatikan
kualitas pelayanan terhadap penumpangnya, baik dalam OTP maupun dalam kualitas pelayanan saat terbang. Ini
dapat dilakukan Lion Air dengan melakukan pendekatan yang lebih terhadap seluruh karyawan Lion Air agar
mereka dapat bekerja lebih semangat dan tentunya lebih efisien dan efektif. Selain itu Lion Air perlu menerbitkan
SOP yang berdasarkan pelayanan terhadap penumpang yang berlaku untuk semua karyawan Lion Air. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat pelayanan pada Lion Air dalam seluruh lini bidang kerja.

4. Market segment and growth

Dalam segmen pasar low cost carrier jasa transportasi udara se-ASEAN, Lion Air merupakan salah satu
maskapai yang paling sering dipakai oleh pengguna jasa transportasi udara. Oleh karena itu, Lion Air harus
melakukan beberapa strategi untuk mempertahankan, bahkan meningkatkan reputasinya tersebut. Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah mempertahankan pelanggan. Cara mempertahankan pelanggan ini memiliki
banyak metode, seperti mempertahankan kebijakan-kebijakan Lion Air sehingga pelanggan tetap merasa puas
dengan pelayanannya, menyederhanakan proses transaksi pembelian tiket sehingga pelanggan tidak perlu repot
untuk harus memiliki kartu ATM di bank tertentu untuk membeli tiket pesawat.
Selain langkah yang telah disebutkan sebelumnya, langkah kedua yang bisa dilakukan oleh Lion Air adalah
dengan menjaring pelanggan baru. Langkah ini dapat dilakukan dengan cara memberikan tiket promo kepada
calon penumpang, dan memberikan akses yang lebih mudah kepada calon penumpang untuk mengetahui promosi
dan tata cara pemesanan tiket Lion Air dengan balutan kunjungan pariwisata ke suatu tempat dengann semua biaya
akomodasi ditanggung oleh maskapai. Kedua langkah di atas dapat bertahan lama apabila Lion Air memerhatikan
hal-hal yang penting bagi penumpang, yaitu keselamatan penerbangan yang terjamin, time delay yang minim atau
dengan kata lain on time performance yang tinggi, dan kenyamanan selama pre flight, in flight dan post flight.

KESIMPULAN

Dalam menggunakan 3 tahap analisis yakni mencari pertumbuhan pengguna transportasi Udara di ASEAN,
SWOT dan 5 kekuatan Industri Porter, dan pemberian rekomendasi, didapat kesimpulan sebagai berikut :
Pertumbuhan pengguna transportasi udara di ASEAN sebesar 17.26 % per tahun. Sedangkan pertumbuhan pengguna
Lion Air didapat sebesar 19.03 % per tahunnya. Dengan demikian dapat diketahui bahwa Lion Air berada pada posisi
puncak dalam persaingan pasar jasa transportasi udara di ASEAN.

Lion Air kebanyakan beroperasi di Negara Indonesia, Malaysia, dan juga Thailand dimana pendistribusian
penumpang transportasi udara di ASEAN terkonsentrasi di ketiga tempat tersebut. Lion Air juga telah memesan
armada yang cukup banyak, dan apabila semua armada yang dipesan telah selesai di-deliver, Lion Air dapat
mengekspansi pasar baik pada pasar domestik maupun pasar internasional. Lion Air merupakan salah satu maskapai
yang paling sering dipakai oleh pengguna jasa transportasi udara. Lion Air memiliki On-Time Performance dan citra
pelayanan yang kurang baik baik saat in flight ataupun saat di bandara.

Rekomendasi yang kami berikan untuk mengatasi kekurangan Lion Air adalah dengan meningkatkan
On Time Performance dan meningkatkan kualitas crew yang dimiliki oleh Lion Air. Sedangkan rekomendasi yang
perlu dilakukan Lion Air agar dapat berkompetisi di pasar ASEAN adalah mempertahankan rute yang sudah ada
dengan menambah armada, frekuensi penerbangan dan meningkatkan pelayanan yang diberikan. Lion Air juga
disarankan untuk menjadikan Kamboja sebagai sumber lahan baru pendapatan Lion Air. Lion Air juga dapat
melakukan optimasi dalam hal MRO, sehingga armada-armada yang dioperasikan memiliki tingkat keandalan yang
tinggi dan tingkat safety yang tinggi pula. Lion Air diharapkan dapat mempertahankan kebijakan-kebijakannya
sehingga pelanggan tetap merasa puas

DAFTAR PUSTAKA

AirAsia. "Prestasi". 19 Maret 2015. http://www.airasia.com/id/id/about-us/awards.page


Airlineratis.com. "Lion Air". 19 Maret 2015. http://www.airlineratings.com/ratings/160/lion-air
Anna Aero. "Fast-growing Lion Air close to offering 1m seats per week". 19 Maret 2015.
http://www.anna.aero/2014/07/23/fast-growing-lion-air-close-offering-1m-seats-per-week/
Aviation Safety Network. "Lion Air". 19 Maret 2015. http://aviation-
safety.net/database/operator/airline.php?var=5758
BERNAMA. "AirAsia Records 7 Per Cent Passenger Growth In FY14". 19 Maret 2015.
http://aviation.bernama.com/news.php?id=1109801&lang=en
CAPA. "25.7 million pax for AirAsia Group in 2010; 4Q2010 marks strongest quarter ever". 19 Maret 2015.
http://centreforaviation.com/analysis/257-million-pax-for-airasia-group-in-2010-4q2010-marks-strongest-
quarter-ever-44532
Davies, Alex. "This Is Why They Tell You Not To Fly On Airlines From Indonesia". 19 Maret 2015.
http://www.businessinsider.com/lion-air-banned-from-the-european-union-2013-4?IR=T&
Fajri, Julrahmatiyal. "Strategi Air Asia". 19 Maret 2015.
https://julrahmatiyalfajri.wordpress.com/2014/07/10/strategi-air-asia/
Fitriani, Amelia. "Kinerja Lion Air Buruk, Rusdi Tidak Pantas Jadi Penasihat Jokowi". 19 Maret 2013.
http://politik.rmol.co/read/2015/02/20/192596/Kinerja-Lion-Air-Buruk,-Rusdi-Tidak-Pantas-Jadi-Penasihat-
Jokowi-
indo-aviation.com. "AirAsia dan Lion Air Berebut Jadi Raja LCC di Asia". 19 Maret 2015. http://indo-
aviation.com/2014/01/24/airasia-dan-lion-air-berebut-jadi-raja-lcc-di-asia/
Kuntjoroadi, W., Safitri, N. 2009. "Analisis Strategi Bersaing dalam Persaingan
Usaha Penerbangan Komersial". Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan—Apr 2009,
hlm. 45-52. Vol. 16 No. 1, http://www.scribd.com/doc/114086232/603-1221-1-SM#scribd, 19 Maret 2013
Mohamad, Mazlan. "8 Strategi Kejayaan AirAsia". 19 Maret 2015. http://www.slideshare.net/MazlanMohamad/8-
strategi-kejayaan-airasia
The Star Online. "25% Increase in AirAsia Passengers Last Year". 19 Maret 2015.
http://www.thestar.com.my/Business/Business-News/2014/02/11/25-increase-in-AirAsia-passengers-last-
year/?style=biz
The Star Online. "AirAsia Group carried 33.8m passengers in 2012, up 13% on-year". 19 Maret 2015.
http://www.thestar.com.my/Business/Business-News/2013/02/04/AirAsia-Group-carried-338m-passengers-in-
2012-up-13-onyear/?style=biz
Wikipedia. "AirAsia". 19 Maret 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/AirAsia
Wikipedia. "Airbus A320neo family". 19 Maret 2015. http://en.wikipedia.org/wiki/Airbus_A320neo_family
Wikipedia. "Lion Air". 19 Maret 2015. http://id.wikipedia.org/wiki/Lion_Air

Anda mungkin juga menyukai