Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PSIKOSOSIAL BUDAYA DALAM KEPERAWATAN

”Antropologi Kesehatan :Kebudayaan”

DISUSUN OLEH

Cornelia permatasari (1702015)

Egidia yusra thunggal (1702020)

Erisonia borges da silva (1702024)

Finar sih widi lestari (1702028)

Helena cindi (1702934)

Jeremi thomas (1702042)

Lidia br sembiring (1702034)

Rahmawati vita kurniasari (1702068)

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA


2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih
atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar lebih baik lagi. Dan juga kami ingin memohon maaf yang
sebesar besarnya apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan kami dari kelompok 4 semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca. Dan sekali lagi kami ucapkan terimakasih kepada teman –
teman yang telah memberikan gagasan atau ide dalam menyusun makalah ini.

Yogyakarta, maret 2018


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 latar belakang......................................................................................................
1.2 Rumusan masalah...............................................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
2.1 kebudayaan
a) Pegertian kebudayaan...................................................................................
b) Wujud dari kebudayaan.................................................................................
c) Uunsur – unsur kebudayaan............................................................................
d) Hakekat kebudayaan.....................................................................................
e) Sifat sifat kebudayaan................................................................................
f) Fungsi kebudayaan bagi masyarakat............................................................
g) Faktor budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan...................................
2.2 Hubungan rumah sakit dan kebudayaan.............................................................
2.3 Pengaruh kebudayaan dalam pelayanan rumah sakit..........................................

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN..................................................................................................

3.2 SARAN..............................................................................................................

Daftar pustaka..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seorang filsuf China; Lao Chai, pernah berkata bahwa suatu perjalanan yang bermil-
mil jauhnya dimulai dengan hanya satu langkah. Pembaca dari materi ini juga baru
memulai suatu langkah kedalam lapangan dari suatu bidang ilmu yang disebut dengan
Antropologi.Benda apa yang disebut dengan Antropologi itu? Beberapa atau bahkan
banyak orang mungkin sudah pernah mendengarnya. Beberapa orang mungkin
mempunyai ide-ide tentang Antropologi yang didapat melalui berbagai media baik media
cetak maupun media elektronik. Beberapa orang lagi bahkan mungkin sudah pernah
membaca literature-literature atau tulisan-tulisan tentang Antropologi.Banyak orang
berpikir bahwa para ahli Antropologi adalah ilmuwan yang hanya tertarik pada
peninggalan-peninggalan masa lalu; Antroplogi bekerja menggali sisa-sisa kehidupan
masa lalu untuk mendapatkan pecahan guci-guci tua, peralatan –peralatan dari batu dan
kemudian mencoba memberi arti dari apa yang ditemukannya itu.Pandangan yang lain
mengasosiasikan Antropologi dengan teori Evolusi dan mengenyampingkan kerja dari
Sang Pencipta dalam mempelajari kemunculan dan perkembangan mahluk manusia.
Masyarakat yang mempunyai pandangan yang sangat keras terhadap penciptaan manusia
dari sudut agama kemudian melindungi bahkan melarang anak-anak mereka dari
Antroplogi dan doktrin-doktrinnya.
Bahkan masih banyak orang awam yang berpikir kalau Antropologi itu bekerja atau
meneliti orang-orang yang aneh dan eksotis yang tinggal di daerah-daerah yang jauh
dimana mereka masih menjalankan kebiasaan-kebiasaan yang bagi masyarakat umum
adalah asing. Semua pandangan tentang ilmu Antroplogi ini pada tingkat tertentu ada
benarnya, tetapi seperti ada cerita tentang beberapa orang buta yang ingin mengetahui
bagaimana bentuk seekor gajah dimana masing-masing orang hanya meraba bagian-
bagian tertentusaja sehingga anggapan mereka tentang bentuk gajah itupun menjadi
bermacam-macam, terjadi juga pada Antropologi. Pandangan yang berdasarkan informasi
yang sepotong-sepotong ini mengakibatkan kekurang pahaman masyarakat awam tentang
apa sebenarnya Antropologi itu. Antropologi memang tertarik pada masa lampau.
Mereka ingin tahu tentang asal -mula manusia dan perkembangannya, dan mereka juga
mempelajari masyarakat-masyarakat yang masih sederhana (sering disebut dengan
primitif).
Tetapi sekarang Antropologi juga mempelajari tingkah-laku manusia di tempat-
tempat umum seperti di restaurant, rumah-sakit dan di tempat-tempat bisnis modern
lainnya. Mereka juga tertarik dengan bentuk-bentuk pemerintahan atau negara modern
yang ada sekarang ini sama tertariknya ketika mereka mempelajari bentuk -bentuk
pemerintahan yang sederhana yang terjadi pada masa lampau atau masih terjadi pada
masyarakat-masyarakat di daerah yang terpencil.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu kebudayaan?
2. Apa saja wujud dari kebudayaan?
3. Apa saja unsur – unsur kebudayaan?
4. Bagaimana hakekat dari kebudayaan?
5. Bagaiamana sifat sifat dari kebudayaan?
6. Apa fungsi kebudayaan bagi masyarakat?
7. Apa faktor budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan?
8. Bagaimana hubungan rumah sakit dan kebudayaan?
9. Apa saja pengaruh kebudayaan dalam pelayanan rumah sakit?

1.3 TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari kebudayaan
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami wujud wujud dari kebudayaan
3. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja unsur unsur dari kebudayaan yang ada.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan hakekat dari suatu kebudayaan
5. Mahasiswa dapat belajar mengetahui sifat sifat dari kebudayaan
6. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari kebudayaan masyarakat itu sendiri
7. Mahasiswa dapat mengetahui faktor budaya apa saja yang dapat mempengaruhi
kesehatan
8. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan rumah sakit dan kebudayaan
9. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengaruh kebudayaan dalam pelayanan
rumah sakit.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebudayaan
1. Pengertian
a) Pengertian Kebudayaan secara etimologis
Arti kata kebudayaan secara etimologis bahwa kebudayaan berasal dari kata
“Buddhayah” yang merupakan bahasa Sansekerta. Arti kata “Buddhayah” adalah
budi dan akal. Bila kebudayaan dlihat dari bahasa Inggris berasal dari kata
culture. Culture sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “colere” yang dalam bahasa
Indonesia berarti mengerjakan atau mengolah. Mungkin sebelumnya atau
kebanyakan orang dalam masyarakat Indonesia bahkan dunia, menganggap bahwa
kebudayaan itu berarti hasil atau olahan seni. Kalian tidak keliru, akan tetapi
kurang tepat.Kebudayaan adalah hasil dari seluruh aktivitas manusia yang berasal
dari akal budinya. Jadi bukan hanya seni, melainkan seluruhnya.
Untuk lebih jelasnya mari kita lihat pendapat beberapa ahli tentang pengertian
Kebudayaan.
b) Kebudayaan menurut para ahli
 Kebudayaan Menurut E.B Tylor (1832 – 1917)
Pengertian kebudayaan Menurut E. B Tylor | Beliau memiliki nama
lengkap Sir Edward Burnett. Tylor. Merupakan seorang Antropolog
terkenal di masanya dan merupakan Bapak Cultural Antrophology. Beliau
menulis buku ‘Primitive Culture’ yang diterbitkan perrtama kali di
London oleh Penerbit John Murray pada tahun 1871. Dalam buku tersebut,
dijelaskan bahwa kebudayaan memiliki arti yang sama dengan peradaban
atau civilization. Menurutnya, dikarenakan pengaruhnya yang luas,
merupakan keseluruhan yang kompleks (is that complex whole) yang
mencakup pengetahuan (knowledge) , kepercayaan (belief) , kesenian (art)
, moral, hukum (law) , adat istiadat (costum), dan segala kemampuan (and
any other capabilities) dan kebiasaan (habits) yang diperoleh sebagai
manusia (acquired by man) menjadi anggota masyarkat (as a member of
society).
 Kebudayaan Menurut Ralph Linton

Beliau merupakan seorang atropolog kelahiran Amerika Serikat (1839-


1953). Beliau mengarangt tiga buku yang sangat dikenal oleh mahasiswa
Antropologi yaitu The Study Of Man (1936) dan juga The Three of
Culture (1955) serta The Cultural Background of Personality.Pengertian
kebudayaan menurut Ralph Linton cukup sederhana yaitu cara hidup dari
masyarakat manapun (The way of Life of any society).Selain itu Ralph
Linton menambahkan bahwa kebudayaan adalah konfigurasi perilaku yang
dipelajari (A culture is the configuration of learned behavior) serta hasil
dari perilaku tersebut (and results of behavior) yang keseluruhan elemen
elemen dan komponen yang ada (whose component elements) dibagi dan
disalurkan (are shared and transmitted) oleh setiap anggota masyarakat
tertentu (By the members of a particular society).

 Kebudayaan Menurut Melvine J. Herskovits

Melville Jean Herskovits dan lahir pada tahun 1895 dan wafat tahun 1963.
Melville J. Herskovits merupakan salah satu sosok yang harus diingat oleh
antropolog. Beliau adalah antropolog Amerika yang memfokuskan
pekerjaan ke wilayah Afrika, sehingga sangat terkenal di wilayah
Kebudayaan Afrika-Amerika. Pengertian Kebudayaan Menurut Melville J.
Herskovits bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang sangat organik (super
organic) karena dapat diteruskan dari satu generasi ke generasi seterusnya
walaupun anggota masyarakat sebelumnya telah mati dan digantikan oleh
anggota masyarakat yang baru akibat kematian dan kelahiran.

c) Kebudayaan menurut KBBI


Suatu hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti
kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat; Antr keseluruhan pengetahuan manusia
sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta
pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya
2. Wujud kebudayaan
Koentjaraningrat membagi kebudayaan dalam tiga wujud, yakni ideas (sistem ide),
activities (sistem aktivitas), dan artifacts (sistem artefak).
a) Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Ide
Wujud kebudayaan sebagai sistem ide bersifat sangat abstrak, tidak bisa diraba
atau difoto dan terdapat dalam alam pikiran individu penganut kebudayaan
tersebut. Wujud kebudayaan sebagai sistem ide hanya bisa dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari yang mewujud dalam bentuk norma, adat istiadat,
agama,dan .hukum atau undang undang. Contoh wujud kebudayaan sebagai
sistem ide yang berfungsi untuk mengatur dan menjadi acuan perilaku kehidupan
manusia adalah norma sosial. Norma sosial dibakukan secara tidak tertulis dan
diakui bersama oleh anggota kelompok masyarakat tersebut. Misalnya, aturan atau
norma sopan santun dalam berbicara kepada orang yang lebih tua dan aturan
bertamu di rumah orang lain. Bentuk kebudayaan sebagai sistem ide secara
konkret terdapat dalam undang-undang atau suatu peraturan tertulis.
b) Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Aktivitas
Wujud kebudayaan sebagai sistem aktivitas merupakan sebuah aktivitas atau
kegiatan sosial yang berpola dari individu dalam suatu masyarakat. Sistem ini
terdiri atas aktivitas manusia yang saling berinteraksi dan berhubungan secara
kontinu dengan sesamanya. Wujud kebudayaan ini bersifat konkret, bisa difoto,
dan bisa dilihat. Misalnya, upacara perkawinan masyarakat Flores, atau proses
pemilihan umum di Indonesia. Kampanye partai adalah salah satu contoh bentuk
atau wujud kebudayaan yang berupa aktivitas individu. Dalam kegiatan tersebut
terkandung perilaku berpola dari individu, yang dibentuk atau dipengaruhi
kebudayaannya. Selain itu, upacara perkawinan atau upacara lainnya yang
melibatkan suatu aktivitas kontinu dari individu anggota masyarakat yang berpola
dan bisa diamati secara langsung juga merupakan salah satu contoh wujud
kebudayaan yang berbentuk aktivitas.
c) Wujud Kebudayaan sebagai Sistem Artefak
Wujud kebudayaan sebagai sistem artefak adalah wujud kebudayaan yang paling
konkret, bisa dilihat, dan diraba secara langsung oleh pancaindra. Wujud
kebudayaan ini adalah berupa kebudayaan fisik yang merupakan hasil-hasil
kebudayaan manusiaberupa tataran sistem ide atau pemikiran ataupun aktivitas
manusia yang berpola. Misalnya, kain ulos dari Batak atau wayang golek dari
Jawa. Di dalam upacara adat perkawinan Jawa, berbagai mahar berupa barang
yang harus diberikan oleh pihak mempelai laki-laki kepada pihak mempelai
perempuan. Benda-benda itu merupakan perwujudan dari ide dan aktivitas
individu sebagai hasil dari kebudayaan masyarakat. Dalam upacara selamatan,
terdapat berbagai sesaji atau peralatan yang dibutuhkan atau digunakan dalam
aktivitas tersebut. Di dalam suatu kampanye partai politik dibuat berbagai macam
lambang partai berupa bendera yang menyimbolkan keberadaan atau kebesaran
partai tersebut. Dalam kehidupan manusia ketiga wujud kebudayaan tersebut
saling berkaitan dan melengkapi satu sama lainnya. Misalnya, di dalam upacara
perkawinan konsep mengenai upacara tersebut, siapa yang terlibat, apa yang
diperlukan, dan bagaimana jalannya upacara tersebut merupakan wujud
kebudayaan dalam tataran yang paling abstrak, yakni sistem ide. Namun, upacara
perkawinan merupakan sebuah aktivitas yang berpola dari suatu masyarakat.
Seperti upacara perkawinan dalam masyarakat Jawa yang begitu rumit
memperlihatkan pola yang teratur dan tetap dengan mempergunakan berbagai
benda yang dibutuhkan dalam aktivitas tersebut.
3. unsur –unsur kebudayaan.
a) Bahasa
Bahasa merupakan suatu bentuk pengucapan yang indah dalam sebuah
kebudayaan. Serta menjadi alat perantara utama manusia dalam melanjutkan atau
mengadaptasikan sebuah kebudayaan. Sedangkan untuk jenis bahasa ada dua,
yakni bahasa lisan dan tulisan. Umumnya masyarakat suku lebih sering
menggunakan bahasa lisan. Sebab mereka masih belum mampu untuk berbicara
melalui tulisan seperti masyarakat modern saat ini. Namun mereka sudah mampu
untuk membuat mengungkapkan perasaan melalui gambar dinding gua. Seperti
yang banyak ditemukan oleh peneliti arkeolog
b) Sistem Pengetahuan
Unsur selanjutnya adalah sistem pengetahuan yang berkisar pada pengetahuan
mengenai kondisi alam sekililingnya, serta sifat peralatan yang dipakainya. Ruang
lingkup sistem pengetahuan berupa pengetahan tentang alam, flora dan fauna,
waktu, ruang dan bilangan, Kepribadian sesama manusia, tubuh manusia.
Sistem pengetahuan dalam budaya terbentuk dengan proses interaksi dari setiap
anggota komunitas. Selain itu juga akan tradisi mewarisi pengetahuan yang
lampau kepada generasi muda.
c) Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
Bila sekelompok manusia berkumpul disuatu tempat dengan waktu yang cukup
lama, maka akan terbentuk yang namanya masyarakat. Sekelompok masyarakat
tersebut juga bisa disebut sebagai organisasi sosial yang memiliki memiliki
anggota dan fungsi serta tugas yang berbeda-beda.
d) Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Teknologi yang dimaksud disini adalah jumlah dari keseluruhan teknik yang
dimiliki oleh para anggora dari suatu masyarakat. Didalamnya termasuk
keseluruhan cara bertindak dan berbuat dalam hubungannya dengan bahan-bahan
mentah. Selain itu juga, pemprosesan bahan-bahan untuk dibuat menjadi alat
kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat trasportas dan berbagai kebutuhan
lainnya.
Dalam kebudayaanm unsur teknologi yang paling menonjol adalah kebudayaan
fisik. Berupa alat-alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian
dan perhiasan, tempat tinggal atau rumah serta alat transportasi.
e) Sistem Mata Pencaharian Hidup
Sistem mata pencaharian hidup adalah segala usaha manusia untuk mendapatakn
barang dan jasa yang menjadi kebutuhannya. Bisa juga disebut dengan sistem
ekonomi karena memiliki kaitan erat dengan mencukupi kebutuhan hidup.
Beberapa jenis mata pencaharian seperti berburu, bercocok tanam, berternak dan
berdagang.
Setiap daerah memiliki ciri sistem mata pencaharian hidup yang berbeda. Semisal
bagi yang hidup pesisir pantai, maka mereka akan mencari ikan di laut. Atau
orang yang tinggal di daerah perkebunan akan mencukupkan kebutuhan hidupnya
dengan berkebun di ladangnya.
f) Sistem Religi
Yang dimaksud sistem religi disini adalah sebuah sistem yang terpadu antara
kenyakinan dan perilaku keagamaan. Hal tersebut berhubungan dengan sesuatu
yang suci dan akal tidak menjangkaunya. Sistem religi meliputi, sistem
kepercayaan, nilai dan pandangan hidup, komunikasi dan upacara keagamaan.
Pada komunitas tentu ada memiliki sistem religi yang begitu komplek dari bangun
sampai tidur ada peraturan. Sebaliknya juga ada yang hukum adat tidak sampai
seketat itu. Namun dipastikan nilai spiritual sangat mempengaruhi cara hidup
mereka.
g) Kesenian
Kesenian diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan. Sedangkan
bentuk keindahan yang berenakaragam itu muncul dari imajinasi kreatif manusia.
Selain itu, tentunya juga dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia.
Ada banyak kesanian yang umumnya dihasilkan oleh suatu komunitas masyarakat
semisal kerajinan batok kelapa, pahat, dan masih banyak lainnya. Untuk
memahami kesenian secara jelas dapat dipetakan menjadi tiga bentuk yaitu seni
rupa, seni suara dan seni tari.
4. hakekat kebudayaan
a) Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
Kebudayaan itu ada sebelum generasi lahir dan kebudayaan itu tidak dapat hilang
setelah generasi tidak ada
b) Kebudayan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
c) Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang memberikan kewajiban kewajiban
5. sifat kebudayaan
a) Etnosentis.
Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing,
etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya
sendiri.
b) Universal.
Kebudayaan universal adalah kebudayaan yang mencari jawab atas problematika
masyarakat, bukan apologi terhadap kesenian an-sich, tidak pula apriori terhadap
politisasi massa. Tetapi, lebih pada rasionalitas melihat dan menjangkau ke depan
demi perkembangan masyarakat majemuk Indonesia. Memang, kita tidak
menafikan karya-karya besar kesusasteraan yang memengaruhi masyarakat Eropa
yang notabene reading mainded. Tetapi untuk Indonesia, kebudayaan universal
dituntut untuk mengempaskan diri ke keranjang sampah masyarakatnya yang
papa.
c) Alkuturasi.
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu
kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan
kelompok itu sendiri.
d) Adaptif.
Kebudayaan adalah suatu mekansime yang dapat menyesuaikan diri. Kebudayaan
adalah sebuah keberhasila mekanisme bagi spesis manusia. Kebudayaan
memberikan kita sebuah keuntungan selektif yang besar dalam kompetisi bertahan
hidup terhadap bentuk kehidupan yang lain.
e) Dinamis (flexibel).
Kebudayaan itu tidak bersifat statis, ia selalu berubah atau bersifat dinamis. Tanpa
adanya “gangguan” dari kebudayaan lain atau asing pun dia akan berubah dengan
berlalunya waktu. Bila tidak dari luar, akan ada individu-individu dalam
kebudayaan itu sendiri yang akan memperkenalkan variasi -variasi baru dalam
tingkah-laku yang akhirnya akan menjadi milik bersama dan dikemudian hari
akan menjadi bagian dari kebudayaannya. Dapat juga terjadi karena beberapa
aspek dalam lingkungan kebudayaan tersebut mengalami perubahan dan pada
akhirnya akan membuat kebudayaan tersebut secara lambat laun menyesuaikan
diri dengan perubahan yang terjadi tersebut. Tiap masyarakat mempunyai suatu
kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan masyarakat lain dan kebudayaan itu
merupakan suatu kumpulan yang berintegrasi dari cara-cara berlaku yang dimiliki
bersama dan kebudayaan yang bersangkutan secara unik mencapai penyesuaian
kepada lingkungan tertentu.
f) Integratif (Integrasi).
Integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan
bersikap komformitas terhadap kebudayaan msyoritas masyarakat, namun masih
tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
6. ciri kebudayaan
Ciri Ciri Budaya antara lain :
a) Budaya bukan bawaan, tetapi dipelajari.
b) Budaya dapat disampaikan dari orang ke orang, dari kelompok ke kelompok dan
dari generasi ke generasi.
c) Budaya berdasarkan simbol.
d) Budaya bersifat dinamis, suatu sistem yang tersu berubah sepanjang waktu.
e) Budaya bersifat selektif, merepresentasikan pola-pola perilaku pengalaman
manusia yang jumlahnya terbatas.
f) Berbagai unsur budaya saling berkaitan.
g) Etnosentrik (menganggap budaya sendiri sebagai yang terbaik atau standar untuk
menilai budaya lain)
7. fungsi kebudayaan bagi masyarakat
a) Melindungi diri dari alam
Hasil karya manusia melahirkan tekhnologi yang mempunyai kegunaan utama di
dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Dengan tekhnologi,
manusia dapat memanfaatkan dan mengolah alam untuk kebutukan hidupnya,
sehingga manisia dapat menguasai alam.
b) Mengatur tindakan manusia
Dalam kebudayaan ada norma, aturan kaidah, dan adat istiadat yang kesemuanya
itu berfungsi untuk mengatur bagaimana manusia bertindak dan berlaku dalam
pergaulan hidup dengan anggota masyarakat lainnya. Dalam mengatur hubungan
antar manusia, kebudayaan dinamakan pula sebagai “design for living” artinya
kebudayaan adalah garis-garis pokok tentang perikelakuan atau “blue print for
behavior”, yang menetapkan peraturan-peraturan mengenai apa yang harus
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Unsur-unsur normativ yang merupakan bagian dari kebudayaan itu diantaranya
adalah:
 Unsur yang menyangkut pertanian, berhubungan dengan hal-hal yang baik
dan buruk, menyenangkan dan tidak menyenangkan. Misalnya, perilaku
laki-laki yang memakai anting, kalung, tato, rambut panjang, dan lain
sebagainya yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat dan pasti ada
yang menilai baik dan buruknya.
 Unsur keharusan, yaitu apa yang harus dilakukan seseorang.
 Unsur kepercayaan. Misalnya, harus mengadakan upacara adat pada saat
kelahiran, perkawinan, kematian, dan lain-lain.
c) Sebagai wadah segenap perasaan
Kebudayaan berfungsi sebagai wadah atau tempat mengungkapkan perasaan
seseorang dalam masyarakat ataupun untuk memuaskan keinginan, misalnya
dengan adanya seni-seni dalam masyarakat.

8. faktor sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan


a) aspek sosial yang mempengaruhi kesehatan
Beberapa aspek sosial yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status
kesehatan, antara lain yaitu:
 umur
jika dilihat dari aspek umur, maka ada perbedaan golongan penyakit
berdasarkan umur.
 Jenis kelamin
 Pekerjaan
Misalnya: petani lebih banyak menderita penyakit cacingan, karena
ativitasnya banyak dilakukan di sawah. Sedangkan pada buruh tekstil lebih
banyak menderita penyakit saluran pencernafasan karena lebih banyak
terpapar debu.
 Ekonomi
Ekonomi juga mempengaruhi pada pola penyakit, bahkan juga
berpengaruh pada kematian, misalnya angka kematian lebih tinggi pada
golongan yang status ekonomi rendah, dibandingkan dengan status
ekonominya tinggi.
Menurut H Ray Elling (1970) ada beberapa faktor sosial yang berpengaruh pada
perilaku kesehatan, yaitu:
 Pengaruh Self concept
Seseorang ditentukan oleh tingkat kepuasan atau tidak kepuasan yang
dirasakan terhadap diri sendiri.
 Pengaruh image kelompok
Image seseorang individu sangat di pengaruhi oleh image kelompok.
b) Aspek budaya yang mempengaruhi kesehatan
Menurut G.M Foster (1973) aspek budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan
seseorang, antara lain:
 Tradisi
Ada beberapa tradisi dalam masyarakat yang berpengaruh negatif terhadap
kesehatan masyarakat.
 Sikap fatalisme
Hal ini adalah sikap fatalisme yang juga mempengaruhi perilaku
kesehatan.
Contohnya: beberapa anggota dikalangan kelompok agama tertentu,
percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati itu adalah
takdir, sehingga kelompok tersebut kurang berusaha untuk mencari
pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit, atau anggota
keluarganya dari kematian.
 Sikap etnosentrisme
Sikap etnosentrisme adalah sikap yang memandang bahwa kebudayaan
sendiri yang paling baik jika di bandingkan dngan kebudayaan pihak lain.
 pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal
Pada tingkat awal proses sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain
bagaimana caramakan,bahan makanan apa yang dimakan,cara buang air
kecil dan besar,dan lain-lain. kebiasaantersebut terus dilakukan sampai
anak tersebut dewasa dan bahkan menjadi tua.kebiasaan tersebutsangat
mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit untuk diubah.

2.2 masyarakat rumah sakit dan kebudayaan


a) Konsep Kebudayaan
Konsep budaya telah menjadi arus utama dalam bidang antropologi sejak awal mula
dan memperoleh perhatian dalam perkembangan awal studi perilaku organisasi.
Bagaimanapun juga, baru-baru ini saja konsep budaya timbul ke permukaan sebagai
suatu dimensi utama dalam memahami perilaku organisasi (Hofstede 1986). Schein
(1984) mengungkapkan bahwa banyak karya akhir-akhir ini berpendapat tentang
peran kunci budaya organisasi untuk mencapai keunggulan organisasi.
b) Konsep masyarakat rumah sakit
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya masalah keselamatan pasien di
rumah sakit serta dampaknya terhadap kelangsungan hidup profesi kesehatan dan
rumah sakit, maka kebutuhan bagi lembaga rumah sakit mengembangkan patient
centered care atau pelayanan yang berfokus pada pasien dan menjadikan pasien ‐
masyarakat sebagai mitra dalam mencapai keluaran klinis yang diharapkan akan
semakin tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan yang proaktif dalam strategi
melibatkan pasien, baik untuk pengambilan keputusan klinis pada tingkat individual
pasien melalui interaksi dokter ‐ pasien maupun pengambilan keputusan pada tingkat
yang lebih tinggi bagi kepentingan organisasi rumah sakit. (Utarini et al.,2010).
Dengan berkembangannya zaman pengobatan Solusi Peranan pengobatan tradisional
dalam pelayanan kesehatan
Kebijakan peningkatan peran pengobatan tradisional dalam system pelayanan kesehatan,
yaitu :
a) Pengobatan tradisional perlu dikembangkan dalam rangka peningkatan peran serta
masyarakat dalam pelayanan kesehatan primer.
b) Pengobatan tradisional perlu dipelihara dan dikembangkan sebagai warisan budaya
bangsa, namun perlu membatasi praktek-praktek yang membahayakan kesehatan.
c) Dalam rangka peningkatan peran pengobatan tradisional, perlu dilakukan
penelitian, pengujian dan pengembangan obat-obatan dan car-cara pengobatan
tradisional.
d) Pengobatan tradisional sebagai upaya kesehatan nonformal tidak memerlukan izin,
namun perlu pendataan untuk kemungkinan pembinaan dan pengawasannya. Masalah
pendaftaran masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
e) Pengobatan tradisional yang berlandaskan pada cara-cara organobiologik, setelah
diteliti, diuji dan diseleksi dapat diusahakan untuk menjadi bagian program pelayanan
kesehatan primer. Contoh : dukun bayi, tukang gigi, dukun patah tulang. Sedangkan
cara-cara psikologik dan supranatural perlu diteliti lebih lanjut, sebelum dapat
dimanfaatkan dalam program.
f) Pengobatan tradisional tertentu yang mempunyai keahlian khusus dan menjadi tokoh
masyarakat dapat dilibatkan dalam upaya kesehatan masyarakat, khususnya sebagai
komunikator antara pemerintah dan masyarakat.

2.3 Pengaruh kebudayaan dalam pelayanan rumah sakit


Masing-masing kebudayaan memiliki berbagai pengobatan untuk penyembuhan anggota
masyarakat yang sakit. Sebagai salah satu contoh masyarakat desa yang sederhana dapat
bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi merela. Kebudayaan
dapat membentuk kebiasaan masyarakat dalam menanggapi suatu penyakit tanpa
memandang penyebabnya. Berbeda dengan ilmu kedokteran yang menganggap bahwa
penyebab penyakit adalah kuman, kemudian diberi obat antibiotika yang dapat
mematikan kuman penyebab penyakit. Pada masyarakat tradisional, tidak semua penyakit
itu disebabkan oleh penyebab biologis. Kadang kala mereka menghubung-hubungkan
dengan sesuatu yang gaib, sihir, roh jahat atau iblis yang menganggu manusia dan
menyebabkan sakit. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya
mempromosikan kesehatan tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya
suatu penyakit, dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut
hubungannya dengan kesehatan.
sosial (mitos) yang berkembang di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan anak :
a) Dukun sebagai penyembuh
Masyarakat pada beberapa daerah beranggapan bahwa bayi yang mengalami kejang-
kejang disebabkan karena kemasukan roh halus, dan dipercaya hanya dukun yang
dapat menyembuhkannya.
b) Timbulnya penyakit sebagai pertanda
Contoh Demam atau diare yang terjadi pada bayi dianggap pertanda bahwa bayi
tersebut akan bertambah kepandaiannya, seperti sudah bisa untuk berjalan.
c) Kesehatan anak juga dipengaruhi oleh faktor budaya dan sosial.
Dimana hingga kini masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan masih
menjalankan kepercayaan tersebut. Hal tersebut disebabkan karena kebiasaan yang
telah turun temurun terjadi .
Tetapi ada baiknya jika masyarakat juga mempertimbangkan dengan pemahaman
menurut para medis karena para medis lebih memahami tentang mana yang baik
dalam tumbuh kembang kesehatan anak.
BAB III

PENUTUP

9.1 Kesimpulan

Arti kata kebudayaan secara etimologis bahwa kebudayaan berasal dari kata

“Buddhayah” yang merupakan bahasa Sansekerta. Arti kata “Buddhayah” adalah budi

dan akal. Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai

perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.

Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang

berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan.

Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan

mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya

9.2 Saran
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus
hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan
merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-
hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan
kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita harusnya mampu untuk terus dan
tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai manusia
Daftar pustaka

L, Siany., Atiek Catur B. (2009). Khazanah Antropologi 1: Untuk Kelas XI SMA dan MA, Jakarta:
Depdiknas

Deddy Mulyana, 2005. Komunikasi Efektif : Suatu Pendekatan Lintas Budaya. Yang Menerbitkan PT
Remaja Rosdakarya : Bandung

Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta

Ratna wahyu. 2010. Sosiologi dan antropologi kesehatan. Yogyakarta: pustaka rihama

Anda mungkin juga menyukai