Anda di halaman 1dari 11

BAB III

UNIT LUKA BAKAR

Unit Luka Bakar (burn unit/care) merupakan salah satu program unggulan RSSA .
Lokasi berada dibawah Instalasi Rawat Inap (IRNA) 2 yang membawahi
THT,Mata, Bedah Anak , Bedah Umum,BTKV, Bedah syaraf, Bedah Plastik, Bedah
Digestif, Orthopedi,Urologi,dan Anastesi. Unit Luka bakar sendiri merupakan unit
tersendiri yang memiliki ruang khusus ( Ruang 16) dengan kapasitas 11 tempat tidur
dengan 4 kamar. Saat studi banding, 1 kamar dipergunakan oleh pasien B24 dengan
Epidermolisis, 1 kamar diisi oleh pasien luka bakar dengan MRSA(+) dan 1 kamar
lain diisi oleh pasien luka bakar lainnya. Keunggulan dari Burn Unit di RSSA ini
adalah melakukan tehnik mikrografting pada luka bakar maupun kelainan kulit yang
berat dengan angka kesembuhan yang cukup tinggi. RSSA baru satu satunya yang
melakukan tehnik ini di Provinsi Jawa Timur, yang hanya dilakukan oleh beberapa
RS di Indonesia. RS Saiful Anwar merupakan RS tipe A yang menerima rujukan dari
seluruh Indonesia untuk terapi luka bakar dengan teknik micrografting.

INPUT

1.1. Sumber Daya Manusia


Terdiri atas 5 SpBP sebagai DPJP dengan 13 orang perawat, yang memiliki
tanggung jawab penuh terhadap semua pasien di Burn unit ini disertai beberapa
PPDS. DPJP selalu dilakukan rekredensial dan kompetensi yang berkesinambungan
demikian juga perawat selalu dilakukan rekredensial dan kompetensi yang
berkesinambungan.

1.2. Pasien
 Pasien berasal dari IGD dengan assesmen luka bakar
 Pasien ruangan dengan kelainan kulit berat
 Pasien rujukan RS lain

1.3. Sarana dan Prasarana


Jumlah Tempat Tidur : 11 bed
Fasilitas Ruang Burn Unit
 3 Ruang Perawatan dan 1 Ruang Intensive
 Ruang Mandi Pasien
 Ruang penyuluhan dan diskusi
 Ruang peralatan

1.4. Sistem dan Metode


1.3.1 Terdapat Pedoman Pengorganisasian Intalasi rawat inap II
1.3.2 Terdapat Panduan Pelayanan IRNA II RSUD Dr Saiful Anwar,
1.3.3 Standar Operasional Prosedur ( SOP )
Terdapat 12 SPO sbb :
 Instrumentasi debridement luka bakar
 Dekontaminasi dan Cuci Instrumen
 Instrumentasi tindakan operasi mikrografting
 Packing Instrumen dan alat
 Pemberian resusitasi cairan pada pasien luka bakar anak
 Persiapan lingkungan kamar operasi
 Perawatan luka donor split thickness skin grafting
 Perawatan luka resipien paska operasi mikrografting
 Cara menghitung luas luka bakar
 Memandikan pasien partial care pada pasien luka bakar
 Memandikan pasien total care pada pasien luka bakar
 Perawatan luka donor operasi full thickness skin grafting
1.3.4 Panduan Penatalaksanaan Luka Bakar 20-29% Luas Permukaan
Tubuh ( ICD10: T31.2)
1.3.5 Panduan Penatalaksanaan Luka Bakar 30-39 % Luas Permukaan
Tubuh ( ICD10; T 31.3)

1.4 Keuangan
RSSA merupakan pelayanan kesehatan Pemerintah Tipe A,dimana masalah
pembayaran kesehatan melalui mekanisme :
 BPJS
 Asuransi
 Umum

PROSES

KRITERIA PASIEN MASUK BURN UNIT :

1. Pasien Luka Bakar anak bila luas luka bakar minimal 10 telapak tangan
pasien dengan derajad kedalaman
2. Pasien luka Bakar Dewasa, bila luas luka bakar minimal 15 telapak tangan
pasien dengan derajat kedalaman
3. Luka bakar mengenai wajah
4. Pasien kelainan kulit berat misalnya pasien SSJ (Steven Johnson Syndrome) ,
Pemphigus, TEN (Toxic epidermal necrolysis) atau infeksi oportunistik HIV.
5. Pasien Luka Bakar berasal dari RS Luar, akan dilakukan skrining MRSA
( Methicilin-resistant Staphylococcus aureus) terlebih dahulu.
6. Luka Bakar dengan cedera jalan nafas

KRITERIA PASIEN KELUAR BURN UNIT

Rata rata LOS (Length of stay) : 10-14 hari

Untuk luka bakar superfisial : lebih kurang 7 hari

Untuk luka bakar dalam /skin graft : lebih kurang 14 hari

Indikator Medis : 80% luka tidak infeksi setelah 20 hari perawatan

Indikator Mutu
Dari hasil penulusuran data,diruang Burn unit telah dilakukan pencatatan Indikator
Mutu secara rutin, antara lain:
- Pengkajian Awal Medis
- Pengkajian Awal Keperawatan
- Komunikasi Efektif (TBAK)
- Ketepatan Waktu penyampaian nilai kritis Laboratorium
- Pelaporan pasien Jatuh
- Audit pemahaman terhadap pemakaian gelang identitas
- Gelang Identifikasi
- Resiko Jatuh
- Kejadian Reaksi transfusi
- Luka Dekubitus
- Site Mark (penanda lokasi operasi)
- Kepatuhan pelaksanaan pengkajian ulang resiko jatuh
- Kepatuhan pelaksanaan Universal precaution ( cuci tangan, APD sesuai dan
Alat steril)

OUTPUT
Pasien yang ditangani di Burn unit , selesai ditangani bila kondisinya sudah
baik selanjutnya bisa pulang dan kontrol ke poliklinik Bedah Plastik tergantung
kasus yang ditangani .

BAB IV

PEMBAHASAN

Hasil Pembahasan kunjungan Mahasiswa MARS URINDO ke RSUD Dr.


SAIFUL Anwar Malang pada Unit burn pada 18 Maret 2019, didapat dari hasil
wawancara dan telusur data sebagaimana berikut :

No Tehnik Kelebihan KET


Pengambilan Data
1. Wawancara 1.Memiliki 5 SpBP sebagai DPJP
dimana kesemua DPJP selalu
dilakukan rekredensial dan
kompetensi yang
Berkesinambungan oleh Komite
Medik
2.Memiliki 13 orang perawat
dengan kompetensi yang sesuai dan
selalu dilakukan rekredensial yang
berkesinambungan. Managemen
Ruang 16 memiliki 2 Tim yakni
Tim 1 dan Tim 2 dengan pembagian
tugas pagi, siang dan malam

2. Tinjauan langsung Memiliki ruangan khusus untuk


kelainan kulit akibat penyakit
infeksi oportunistik maupun luka
bakar dengan MRSA (+).
3. Wawancara RSSA telah melakukan tehnik
mikrografting pada luka bakar
maupun kelainan kulit yang berat
dengan angka kesembuhan yang
cukup tinggi. Satu satunya RS yang
telah melakukan tehnik ini di
Propinsi Jawa Timur
4 Telusur data Memiliki 12 SPO sebagai panduan
operasional di Unit Luka Bakar dan
memiliki Panduan Penatalaksanaan
Luka Bakar
5 Wawancara Telah melakukan Management
Linen dalam pengelolaan Linen
terutama pada pasien pasien dengan
infeksi oportunistik maupun pasien
dengan MRSA (+)
6 Wawancara Untuk pasien rujukan dari luar,
wajib dilakukan skreening MRSA,
( Methicilin-resistant
Staphylococcus aureus) terlebih
dahulu.
7 Telusur data Pencatatan Indikator Mutu secara
rutin telah dilakukan antara lain
pencatatan terhadap :
- Pengkajian Awal Medis
- Pengkajian Awal Keperawatan
- Komunikasi Efektif (TBAK)
- Ketepatan Waktu penyampaian
nilai kritis Laboratorium
- Pelaporan pasien Jatuh
- Audit pemahaman terhadap
pemakaian gelang identitas
- Gelang Identifikasi
- Resiko Jatuh
- Kejadian Reaksi transfusi
- Luka Dekubitus
- Site Mark (penanda lokasi
operasi)
- Kepatuhan pelaksanaan
pengkajian ulang resiko jatuh
- Kepatuhan pelaksanaan
Universal precaution ( cuci
tangan, APD sesuai dan Alat
steril
Peserta Studi banding dari group IV beserta dokter spesialis Bedah Plastik yang
bertugas di burn unit dengan latar belakang ruang perawatan luka bakar

Peserta Studi banding dari group IV beserta SpBP dan Ibu Ns Tri Pranawaningsih
SKep di burn unit
Peserta studi banding berdiskusi mengenai Alur pasien di Burn Unit

Ruang konsultasi Pasien atau keluarga Pasien dengan Petugas medis Burn Unit
Ruang Mandi Rendam Pasien di Burn Unit

Penanganan Code Blue di Burn Unit


Nurse Station di Burn Unit

Ruang Tindakan di Burn Unit


Ruang isolasi khusus pasien B24 (HIV)

Ruang Isolasi Pasien MRSA +

Anda mungkin juga menyukai