Unit Luka Bakar (burn unit/care) merupakan salah satu program unggulan RSSA .
Lokasi berada dibawah Instalasi Rawat Inap (IRNA) 2 yang membawahi
THT,Mata, Bedah Anak , Bedah Umum,BTKV, Bedah syaraf, Bedah Plastik, Bedah
Digestif, Orthopedi,Urologi,dan Anastesi. Unit Luka bakar sendiri merupakan unit
tersendiri yang memiliki ruang khusus ( Ruang 16) dengan kapasitas 11 tempat tidur
dengan 4 kamar. Saat studi banding, 1 kamar dipergunakan oleh pasien B24 dengan
Epidermolisis, 1 kamar diisi oleh pasien luka bakar dengan MRSA(+) dan 1 kamar
lain diisi oleh pasien luka bakar lainnya. Keunggulan dari Burn Unit di RSSA ini
adalah melakukan tehnik mikrografting pada luka bakar maupun kelainan kulit yang
berat dengan angka kesembuhan yang cukup tinggi. RSSA baru satu satunya yang
melakukan tehnik ini di Provinsi Jawa Timur, yang hanya dilakukan oleh beberapa
RS di Indonesia. RS Saiful Anwar merupakan RS tipe A yang menerima rujukan dari
seluruh Indonesia untuk terapi luka bakar dengan teknik micrografting.
INPUT
1.2. Pasien
Pasien berasal dari IGD dengan assesmen luka bakar
Pasien ruangan dengan kelainan kulit berat
Pasien rujukan RS lain
1.4 Keuangan
RSSA merupakan pelayanan kesehatan Pemerintah Tipe A,dimana masalah
pembayaran kesehatan melalui mekanisme :
BPJS
Asuransi
Umum
PROSES
1. Pasien Luka Bakar anak bila luas luka bakar minimal 10 telapak tangan
pasien dengan derajad kedalaman
2. Pasien luka Bakar Dewasa, bila luas luka bakar minimal 15 telapak tangan
pasien dengan derajat kedalaman
3. Luka bakar mengenai wajah
4. Pasien kelainan kulit berat misalnya pasien SSJ (Steven Johnson Syndrome) ,
Pemphigus, TEN (Toxic epidermal necrolysis) atau infeksi oportunistik HIV.
5. Pasien Luka Bakar berasal dari RS Luar, akan dilakukan skrining MRSA
( Methicilin-resistant Staphylococcus aureus) terlebih dahulu.
6. Luka Bakar dengan cedera jalan nafas
Indikator Mutu
Dari hasil penulusuran data,diruang Burn unit telah dilakukan pencatatan Indikator
Mutu secara rutin, antara lain:
- Pengkajian Awal Medis
- Pengkajian Awal Keperawatan
- Komunikasi Efektif (TBAK)
- Ketepatan Waktu penyampaian nilai kritis Laboratorium
- Pelaporan pasien Jatuh
- Audit pemahaman terhadap pemakaian gelang identitas
- Gelang Identifikasi
- Resiko Jatuh
- Kejadian Reaksi transfusi
- Luka Dekubitus
- Site Mark (penanda lokasi operasi)
- Kepatuhan pelaksanaan pengkajian ulang resiko jatuh
- Kepatuhan pelaksanaan Universal precaution ( cuci tangan, APD sesuai dan
Alat steril)
OUTPUT
Pasien yang ditangani di Burn unit , selesai ditangani bila kondisinya sudah
baik selanjutnya bisa pulang dan kontrol ke poliklinik Bedah Plastik tergantung
kasus yang ditangani .
BAB IV
PEMBAHASAN
Peserta Studi banding dari group IV beserta SpBP dan Ibu Ns Tri Pranawaningsih
SKep di burn unit
Peserta studi banding berdiskusi mengenai Alur pasien di Burn Unit
Ruang konsultasi Pasien atau keluarga Pasien dengan Petugas medis Burn Unit
Ruang Mandi Rendam Pasien di Burn Unit