Anda di halaman 1dari 15

PT.

Kimia Farma
Dosen Pengampu:

Abdillah Ubaidi, S.E, M.M

Oleh :

Ika Hardiana Sari (20176429004)

Fakultas Ilmu Keislaman


Prodi Ekonomi Syariah
Universitas Raden Rahmat Malang
Tahun 2018/2019

PT KIMIA FARMA Tbk (KAEF)


1. Sejarah Perusahaan
Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) didirikan tanggal 16 Agustus 1971. Kantor pusat
KAEF beralamat di Jln. Veteran No. 9, Jakarta 10110 dan unit produksi berlokasi di Jakarta,
Bandung, Semarang, Watudakon (Mojokerto), dan Tanjung Morawa – Medan.
Telp: (62-21) 384-7709 (Hunting), Fax: (62-21) 381-4441.
Kimia Farma mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1817 yang pada saat itu
bergerak dalam bidang distribusi obat dan bahan baku obat. Pada tahun 1958, pada saat
Pemerintah Indonesia menasionalisasikan semua Perusahaan Belanda, status KAEF tersebut
diubah menjadi beberapa Perusahaan Negara (PN). Pada tahun 1969, beberapa Perusahaan
Negara (PN) tersebut diubah menjadi satu Perusahaan yaitu Perusahaan Negara Farmasi dan Alat
Kesehatan Bhinneka Kimia Farma disingkat PN Farmasi Kimia Farma. Pada tahun 1971,
berdasarkan Peraturan Pemerintah status Perusahaan Negara tersebut diubah menjadi Persero
dengan nama PT Kimia Farma (Persero).
Pemegang saham pengendali Kimia Farma (Persero) Tbk adalah Pemerintah Republik
Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen (Saham Seri A Dwiwarna) dan 90,02% di saham
Seri B.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KAEF adalah
menyediakan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi khususnya bidang industri kimia,
farmasi, biologi, kesehatan, industri makanan/minuman dan apotik. Saat ini, Kimia Farma telah
memproduksi sebanyak 361 jenis obat yang terdiri dari beberapa kategori produk, yaitu obat
generik, produk kesehatan konsumen (Over The Counter (OTC), obat herbal dan komestik),
produk etikal, antiretroviral, narkotika, kontrasepsi, dan bahan baku.
Pada tanggal 14 Juni 2001, KAEF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham KAEF (IPO) kepada masyarakat sebanyak
500.000.000 saham seri B dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran
Rp200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tanggal 04 Juli 2001.

1.1 Sejarah Pencatatan Saham

Jenis Pencatatan Saham Saham Tanggal Pencatatan


Negara RI Seri (A) 1 04-Juli-2001
Saham Perdana @ Rp200,- 500.000.000 04-Juli-2001
Pencatatan Saham Pendiri
(Company Listing) 5.053.999.999 04-Juli-2001

Pemegang Saham Seri A mempunyai hak istimewa tertentu sebagai tambahan atas hak
yang diperoleh Pemegang Saham Seri B. Hak istimewa tersebut mencakup hak khusus untuk
mencalonkan anggota direksi dan komisaris dan untuk memberikan persetujuan atas peningkatan
modal, perubahan anggaran dasar, penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan, pembubaran
dan likuidasi, pengangkatan dan pemberhentian anggota direksi dan komisaris.
1.1 Jumlah Saham yang Beredar dari PT Kimia Farma, Tbk
Saat ini, produk-produk PT Kimia Farma, Tbk telah berhasil melakukan ekspansi
bisnisnya tidak hanya di tingkat nasional tapi juga mulai memasuki tingkat perdagangan
internasional. Produk-produk Kimia Farma yang mencakup produk obat jadi dan sediaan farmasi
serta bahan baku obat seperti Iodine dan Quinine telah memasuki pasar dinegara : Eropa, India,
Jepang, Taiwan dan Selandia Baru. Produk Jadi dan Kosmetik telah dipasarkan ke Yaman, Korea
Selatan, Singapura, Malaysia, Vietnam, Sudan, dan Papua Nugini. Demikian juga untuk produk-
produk herbal yang berasal dari bahan alami juga telah dipersiapkan proses registrasinya untuk
memasuki pasar baru seperti : Filipina, Myanmar, Pakistan, Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain
dan Bangladesh. Produk Herbal merupakan target utama korporasi untuk periode mendatang
mengingat banyaknya peminat dan pembeli potensial yang telah menunjukkan minat untuk
melakukan hubungan bisnis dengan perusahaan.
Pemegang saham pengendali Kimia Farma (Persero) Tbk adalah Pemerintah Republik
Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen (Saham Seri A Dwiwarna) dan 90,02% di saham
Seri B..
Penerapan IFRS (International Financial Reporting Standards) Dalam Pelaporan
Keuangan PT Kimia Farma, Tbk
International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar pelaporan keuangan
internasional yang menjadi rujukan atau sumber konvergensi bagi standar-standar akuntansi di
Negara-negara di dunia yang diterbitkan oleh International Accounting Standard Board (IASB)
pada 1 April 2001. Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards/IAS)
disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB),
Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi
Akuntansi Internasioanal (IFAC).
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim
perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan,
mengandung informasi berkualitas:
Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang
disajikan. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
Indonesia telah memiliki sendiri standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Prinsip atau
standar akuntansi yang secara umum dipakai di Indonesia tersebut lebih dikenal dengan nama
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). PSAK disusun dan dikeluarkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia adalah organisasi profesi akuntan yang ada di
Indonesia.
Di indoensia sebenarnya sebagian perusahaan yang sudah mengacu pada IFRS,
pengapdosian IFRS mestinya diikuti pula dengan pengapdosian standar pengauditan
internasional. Standar pelaporan keuangan perusahaan tidak akan mendapatkan pengakuan
tinggi, bila standar yang digunakan untuk pengauditan masih standar lokal.

Indonesia sudah mengadopsi tahap pertama dari konversi IFRS pada 1 Januari 2012, yang secara
material sama dengan IFRS versi tanggal 1 Januari 2009 dan sudah siap untuk mengadopsi
penuh IFRS. Implementasi IFRS akan menyebabkan perubahan dalam proses pengakuan,
pengukuran dan pencatatan. Penerapan IFRS sebagai standar pelaporan keuangan global harus
diterapkan guna mewujudkan cita-cita menyetarakan diri dengan lembaga keuangan bertaraf
internasional di seluruh dunia (Muliaman). Berikut ini adalah daftar dari beberapa perusahaan di
Indonesia yang mengacu IFRS dalam penyusunan laporan keuangannya:

Perusahaan Negara
PT Adhi Karya Tbk Indonesia
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Indonesia
PT Aneka Tambang Tbk Indonesia
PT Freeport Tbk Indonesia
PT Garuda Indonesia Tbk Indonesia
PT Indofood Sukses Makmur Tbk Indonesia
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Indonesia
PT Mustika Ratu Tbk Indonesia

1.2 Pabrik
Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh
perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-
produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar
di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri.
Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, granul, sirop kering,
suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik
obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan
narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) clan ISO-9001.
Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya, rifampicin, obat
asli Indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit produksi ini telah mendapat US-
FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirup, serbuk, dan produk
kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan
Obat yang Baik (CPOB) dan ISO-9002.
Plant Semarang mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak, minyak nabati dan
kosmetika (bedak). Untuk menjamin kualitas hasil produksi, unit ini secara konsisten
menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.
Plant Sarolangun di Jambi Barat mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak,
minyak nabati dan kosmetika (bedak). Untuk menjamin kualitas hasil produksi, unit ini secara
konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.
Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang
yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodiurn dan garam-garamnya, bahan baku ferro
sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak
"Yodiol" yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga
mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop clan
cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB), ISO-9002 clan ISO-14001.
Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok
kebutuhan obat di wilayah Sumatera. Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh
sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ini meliputi sediaan tablet, krim dan kapsul.
1.3 Distribusi dan Perdagangan
PT. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD), adalah anak perusahaan yang dibentuk
oleh Kimia Farma yang berperan penting dalam upaya peningkatan penjualan produk-produk
Perseroan. PT Kimia Farma Trading & Distribution memiliki jaringan sebanyak 46 cabang dan
tenaga salesman sejumlah 611 orang untuk melayani 45.173 outlet terdaftar di seluruh wilayah
Indonesia. Disamping mendistribusikan produk-produk Kimia Farma, KFTD juga bertindak
sebagai distributor untuk produk-produk principaari dalam dan luar negeri.

1.4 Apotek
PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia Farma
untuk mengelola Apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya meningkatkan
kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk
1.5 Laboratorium Klinik
Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya arti
Kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan untuk memberikan layanan
pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan Mikrobiologi Industri.
Layanan yang diberikan, yaitu :
1).Pemeriksaan Atas Permintaan Sendiri (APS)
2).Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter(APD)
3).Medical Check Up
4).Pemeriksaan Mikrobiologi Industri
5).Pemeriksaan Rujukan

1.5 Klinik
Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare Company,
maka Kimia Farma telah merintis infrastruktur bisnisnya memasuki usaha jaringan penyedia
layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem
informasi yang mendukung.
Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services menyediakan
layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan pemeriksaan kesehatan (laboratorium),
layanan farmasi (apotek) dan layanan pendukung lainnya.
Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi, pemeriksaan kesehatan
dan pengobatan, layanan medical check upa dan untuk perorangan dan perusahaan, serta
perencanaan administrasi pelayanan kesehatan dan pengelolaan medical record untuk karyawan.
Layanan tersebut di atas juga akan diupgrade sesuai dengan kebutuhan konsumen melalui
layanan e-care service.
Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi total kesehatan.
1.6 Perdagangan Internasional
PT. Kimia Farma juga telah melakukan ekspansi bisnisnya tidak hanya di tingkat nasional
tetapi juga mulai memasuki tingkat perdagangan internasional. Produk-produk Kimia Farma
yang mencakup produk obat jadi dan sediaan farmasi serta bahan baku obat seperti Iodine dan
Quinine telah memasuki pasar dinegara : Eropa, India, Jepang, Taiwan dan Selandia Baru.
Produk Jadi dan Kosmetik telah dipasarkan ke Yaman, Korea Selatan, Singapura, Malaysia,
Vietnam, Sudan, dan Papua Nugini. Demikian juga untuk produk-produk herbal yang berasal
dari bahan alami juga telah dipersiapkan proses registrasinya untuk memasuki pasar baru
seperti : Filipina, Myanmar, Pakistan, Uni Emirat Arab, Oman, Bahrain dan Bangladesh. Produk
Herbal merupakan target utama korporasi untuk periode mendatang mengingat banyaknya
peminat dan pembeli potensial yang telah menunjukkan minat untuk melakukan hubungan bisnis
dengan perusahaan.
2. Organisasi
2.1 Dewan Komisaris dan Direksi

Nama Jabatan
Dr. Farid Wadjdi Husain, Sp. BD., KBD Komisaris Utama (Independen)
Prof. Dr. Wahono Sumaryono Apt,APU Komisaris merangkap Komisaris
Independen
Prof. Dr Dewi Fortuna Anwar Komisaris
Muhammad Umar Fauzi Komisaris
dr. Untung Suseno Sutarjo M.Kes Komisaris Independen
Drs. Rusdi Rosman, MBA Direktur Utama
Drs. Wahyuli Syafari Direktur
Drs. Jisman Siagian Direktur
Farida Astuti Ak, MBA Direktur
Drs. Pujianto, MM Direktur

3. Core Bisnis
3.1 Ritel Farmasi
Kegiatan usaha Perseroan di bidang Ritel farmasi, klinik kesehatan, dan
laboratorium diagnostik secara fokus dikelola oleh Anak Perusahaan, PT Kimia Farma
Apotek (KFA).
Hingga Agustus 2018 usaha ritel farmasi dengan jaringan terbesar di Indonesia ini
memiliki sebanyak 1080 apotek, 522 klinik kesehatan, dan 10 Optik yang tersebar di
seluruh Indonesia. Selain itu melengkapi portofolio bisnis Perseroan terdapat 55
laboratorium diagnostic yang dikelola oleh PT Kimia Farma Diagnostika, sebagai anak
perusahaan dari PT Kimia Farma Apotek.
4. Strategi
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) memiliki strategi untuk menghadapi kenaikan
bahan baku. Perseroan sedang menghadapi harga bahan baku farmasi yang terus
meningkat. Bukan hanya karena inflasi, tapi juga pelemahan nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS. Perusahaan mengakui, setidaknya ada beberapa bahan baku farmasi yang
sering digunakan perusahaan telah mencatat kenaikan hingga 40%.
Manajemen mengatakan bahwa demi mengakali kenaikan ini, perseroan mencoba
untuk membeli bahan baku menggnakan mata uang rupiah. Jika tidak menggunakan uang
rupiah, KAEF akan membeli bahan baku dalam jumlah besar untuk jangka waktu lama.
Selain itu, sejak setahun terakhir KAEF mengganti asal pemasok bahan baku impor. Pada
tahun 2016, KAEF mengandalkan China. Tahun lalu, KAEF memperbesar porsi impor
dari China dari 15% menjadi 24%.
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mengatur strategi untuk mengkompensasi tekanan
tersebut. Salah satu caranya, membeli bahan baku dengan jumlah yang besar untuk stok
jangka panjang. Direktur Keuangan KAEF Suharta Wijaya menjelaskan, pasokan bahan
baku untuk KAEF selama ini didapat melalui proses tender. Pemegang tender menjadi
pemasok bahan baku selama jangka waktu setahun. Saat membeli bahan baku, KAEF
menggunakan kurs rupiah dipasar spot. Tapi, karena KAEF membeli dalam jumlah yang
besar dengan jangka waktu yang lama, untuk pasokan dua tahun sekaligus, posisi KAEF
untuk melakukan tawar menawar harga menjadi lebih kuat. Dengan skema besar-besaran
seperti itu, KAEF bisa menekan harga bahan baku antara 5% hingga 10%.
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melakukan digitalisasi untuk memperkuat fondasi
dan jaringan bisnisnya. Digitalisasi yang dilakukan KAEF meliputi penyediaan
infrastruktur cloud dan jaringan (network), hardware, serta sistem aplikasi terpadu.
5. Perkembangan Fundamental
5.1 Analisa Fundamental Saham KAEF request by Mahesa
Saham PT. Kimia Farma (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang
Farmasi / Kesehatan
Laporan keuangan yang dapat dilihat pada hari ini adalah laporan keuangan Q1 2017.
Laporan Keuangan KAEF Posisi Q1 2017
Berikut hasil analisa fundamental saham KAEF posisi Q1 2017.

Analisa Fundamental Growth Investing

Year Revenue
2007 2,365,636
2008 2,704,728
2009 2,854,058
2010 3,183,829
2011 3,481,166
2012 3,734,241
2013 4,348,074
2014 4,521,024
2015 4,860,371
2016 5,811,503
2016/2007 245.66%
Average Growth 10.50%

Indikator fundamental kenaikan rata - rata 15% dalam 10 Tahun


(Rasio ini kurang bagus dari segi revenue growth).

Analisa earning growth tahun 2007 – 2016

Year Earning EPS Saham Beredar


2007 52189 9 5,554,000,000
2008 55394 10 5,554,000,000
2009 62507 11 5,554,000,000
2010 138716 25 5,554,000,000
2011 171765 31 5,554,000,000
2012 205133 37 5,554,000,000
2013 214550 39 5,554,000,000
2014 234626 46 5,554,000,000
2015 255930 47 5,554,000,000
2016 267414 48 5,554,000,000
2016/2007 512.40% 512.23% 100,00%
Average Growth 19.91% 19.90% 0,00%

Indikator fundamental kenaikan rata - rata 15% dalam 10 Tahun


(Rasio ini bagus dari segi earning growth).

Analisa equity growth tahun 2007 – 2016

Year Equity
2007 908,028
2008 947,765
2009 995,315
2010 1,114,029
2011 1,252,660
2012 1,441,534
2013 1,624,355
2014 1,721,079
2015 2,056,560
2016 2,271,407
2016/2007 250.15%
Average Growth 10.72%

Indikator fundamental kenaikan rata - rata 15% dalam 10 Tahun


(Rasio ini kurang bagus dari segi equity growth).

Analisa stock price growth

Year Price
2007 305
2008 76
2009 127
2010 159
2011 340
2012 720
2013 590
2014 1.465
2015 870
2016 2.750
2016/2007 901.64%
Average Growth 27.68%

Indikator fundamental kenaikan rata - rata 15% dalam 10 Tahun


(Rasio ini bagus dari segi stock price growth).
Analisa average ROE Tahun 2007 – 2016
ROE
Year Laba Bersih Equity ROE
2007 52,189 908,028 5,75%
2008 55,394 947,765 5,84%
2009 62,507 995,315 6,28%
2010 138,716 1,114,029 12,45%
2011 171,765 1,252,660 13,71%
2012 205,133 1,441,534 14,23%
2013 214,550 1,624,355 13,21%
2014 234,626 1,721,079 13,63%
2015 255,930 2,056,560 12,44%
2016 267,414 2,271,407 11,77%
Total 109.32%
Average / year 10.93%

(Indikator Fundamental Kenaikan Average ROE 15% dalam 10 Tahun)


(Rasio ini kurang bagus dari segi Average ROE).

Analisa Growth Investing


Indikator Hasil
Revenue Growth Kurang Bagus
Earning Growth Bagus
Equity Growth Kurang Bagus
Stock Price Growth Bagus
Average ROE Kurang Bagus
Total Score 40

Melalui analisa fundamental growth investing saham ini dari 5 Poin Penting
Nilai kesehatan fundamental growth investing untuk saham ini adalah 40%.
Menurut data IMS, total pasar farmasi Indonesia pada tahun 2016 adalah sebesar Rp 67,21
triliun atau tumbuh sekitar 7,50% dari tahun 2015 sebesar Rp 62,28 triliun. Pertumbuhan industri
tersebut ditopang oleh kondisi makro ekonomi yang juga membaik jika dibandingkan tahun
sebelumnya. Jika pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi sebesar 4,79% maka pada tahun 2016
mengalami peningkatan menjadi 5,02%. Selain itu tingkat inflasi membaik menjadi 3,02% dari
tahun sebelumnya 3,35%. Sementara itu nilai tukar relatif membaik menjadi Rp 13.436 dari
tahun sebelumnya Rp 13.795.
Dampak dari peningkatan pertumbuhan industri dan perbaikan makro ekonomi tergambar
dari perolehan pendapatan dan bottom line Kimia Farma pada tahun 2016. Pertumbuhan dan
pencapaian kinerja pada tahun 2016 menempatkan Kimia Farma pada ranking 6 industri farmasi
nasional, meningkat dari ranking 10 pada tahun 2015 dan ranking 11 pada tahun 2014. Ke depan,
Kimia Farma memiliki tantangan untuk terus mempertahankan kinerja yang ada dan berupaya
untuk terus meningkat sehingga Kimia Farma mampu memperoleh keunggulan daya saing secara
berkelanjutan dan menjadi pemain terdepan dalam bisnis farmasi di Indonesia. Untuk itu, Kimia
Farma harus cekatan dan piawai dalam mengelola tantangan pertumbuhan bisnis. Beberapa
inisiatif yang sedang dan akan terus dikembangkan antara lain:
1. Pengembangan Jaringan Kesehatan yang bertujuan untuk memperluas jaringan layanan
kesehatan dan kemudahan akses bagi konsumen dan masyarakat. Beberapa program yang akan
dikembangkan yaitu: pengembangan Apotek Kimia Farma, pembukaan Klinik Kesehatan Kimia
Farma, dan pembukaan Laboratorium Klinik Kimia Farma.
2. Penguatan Produk dan Pengembangan Bisnis Kimia Farma yang bertujuan untuk memperkuat
kehadiran Kimia Farma di pasar melalui penguatan produk dan bisnis yang terus berkembang.
Beberapa proyek yang sedang dan akan terus diselesaikan antara lain: peluncuran beberapa
produk baru, penyelesaian pendirian pabrik garam farmasi, relokasi fasilitas produksi dan plant
Bandung, pengembangan bahan baku obat melalui Joint Venture dengan Sungwun Pharmacopia
Co. Ltd., penyelesaian pabrik Rapid Test yang merupakan pabrik pertama di Indonesia yang
memfasilitasi alat diagnosisi.
3. Pengembangan Utilisasi Aset Perseroan, antara lain: pengembangan Hotel dengan skema BOT
dengan PT Aura Nusantara Abadi, pengembangan Hotel dengan skema BOT dengan PT
Premiera Anggada, pembangunan Rumah Sakit dengan skema BOT dengan PT Brawijaya
Investama. Selain mengembangkan infrastruktur bisnis, Kimia Farma juga melakukan penguatan
infrastruktur pendukung dan sistem operasional serta pengembangan SDM secara terpadu
sebagai wujud pengelolaan dan mitigasi terhadap tuntutan pertumbuhan bisnis yang ajeg dan
berkesinambungan.
PERFORMANCE HIGHLIGHT
Pencapaian Laba Tahun Berjalan Perseroan sebesar Rp271,59 miliar. Perseroan telah
berupaya keras untuk mencapai hasil yang maksimal melalui pencapaian Laba Tahun Berjalan
Perseroan sebesar Rp271,59 miliar atau 101,14% dari target anggaran 2016 dan 107,36% dari
realisasi audit tahun 2015 atau sebesar 102,28% tahun 2015 (restated) serta harga saham tertinggi
pada tahun 2016 sebesar Rp3.400,00 per lembar. Dari sisi kinerja keuangan, Perseroan mencatat
kenaikan Aset sebesar 42,53% atau meningkat sebesar 38,36% (restated) dari tahun 2015 atau
menjadi Rp4,61 triliun pada tahun 2016. Ekuitas mengalami kenaikan sebesar 21,98% dari
realisasi audit tahun 2015 atau 10,45% (restated) menjadi Rp2,27 triliun pada tahun 2016.
Pendapatan mencapai sebesar Rp5,81 triliun pada tahun 2016 atau mengalami kenaikan 19,57%
dari tahun 2015.
Terhadap pasar farmasi domestik, PT Kimia Farma (Persero),Tbk berada pada peringkat ke-
6 pada tahun 2016 dibandingkan pada tahun 2015 yang berada pada peringkat ke-10. Dari sisi
kinerja saham, harga saham Perseroan pada 2016 mencapai harga tertinggi sebesar Rp3.400,00
per lembar dan pada akhir tahun 2016 mencapai Rp2.750,00 per lembar, dibandingkan tahun
2015 harga saham tertinggi hanya mencapai Rp1.475,00 per lembar dan pada akhir tahun 2015
mencapai Rp870,00 per lembar.
Secara umum, total penjualan secara konsolidasian 2011 - 2015 mengalami pertumbuhan
dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 11,69%, pertumbuhan penjualan
sebesar 19,57%, pertumbuhan laba bersih Perseroan sebesar 2,28% dan pertumbuhan aset
sebesar 34,29% yang dibandingkan dengan tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa Perseroan
menjalankan transformasi secara konsisten meskipun masih belum sesuai dengan target yang
ditetapkan dalam transformasi Perseroan 2011 – 2015.

Anda mungkin juga menyukai