Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN JIWA

SOSIOKULTURAL DALAM KONTEKS ASUHAN


KEPERAWATAN JIWA

DISUSUN OLEH:

NAMA : 1. AMALIA ROSA KENCANA (21117009)


2. ANOM BUDI WIJAYA (21117016)
3. BARLIAN (21117023)
4. DEDE SETIAWAN(21117030)
5.DIKI ANUWARI (21117038)

PRODI : S1 ILMU KEPERAWATAN


MATA KULIAH : KEPERAWATAN JIWA

DOSEN PEMBIMBING :
Ayu Dekawati, S.Kep,. Ns,. M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2018-2019
Nama : Amalia Rosa Kencana (21117009)

PRODI : S1 ILMU KEPERAWATAN

Konteks Sosiokultural suhan Keperawatan Jiwa

1. FAKTOR FAKTOR RESIKO SOSIOKULTURAL


a) Usia
b) Suku bangsa
c) Gender
d) Pendidikan
e) Penghasilan
f) Sistem keyakinan

Faktor resiko atau factor predisposisi ini dapat secara bermakna meningkatkan
potensi berkembangnya kelainan psikiatri mengurangi potensi penyembuhan, atau
keduanya. Secara bersamaan faktor-faktor tersebut memberikan gambaran
sosiokultural pasien yang penting untuk asuhan keperawatan psikiatrik yang bermutu.

2. STRESOR SOSIOKULTURAL

Beberapa stresor sosiokultural yang juga bisa mempengaruhi mutu asuhan psikiatri

Stresor Definisi
1. Keadaan Kekurangan sumber sosioekonomi yang merupakan dasar untu
yang k adaptasi biopsikososial
merugikan
2. Steroetipe Konsepsi depersonalisasi dari individu di dalam
suatu kelompok
3. Intolerans Ketidaksediaan untuk menerima perbedaan pendapat untuk
keyakinan orang lainyang berasal dari latar belakang yang
berbeda
4. Stigma Suatu atribut atau sifat yang melekat pada lingkungan sosial
individu sebagaisesuatu yang berbeda dan rendah
5. Prasangka Keyakinan yang tidak menyenangkan tentang individu atau
kelompok dengan tidakmemperlihatkan pengetahuan, pikiran
atau alasan
6. Diskriminasi Perlakuan yang berbeda dari individu atau kelompok yang
tidak berdasarkan ataskebaikan yang sebenarnya
7. Rasisme Keyakinan tentang perbedaan yang terdapat antar ras yang me
nentukanpencapaian individu dan bahwa ras yang satu lebih
tinggi
PengkajianSosiokultural

Pengkajian tentang factor resiko sosiokultural dan stressor pasien sangat


mempertinggi kemampuan perawat untuk membina kerja sama terapeutik,
indentifikasi masalah-masalah pasien dan menyusun rencana tindakan keperawatan
psikiatri yang tepat, sesuai dan revelen secara cultural.

Sumber :

Herman, Ade S. D. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Cetakan 1.


Yogyakarta: Nuha Medika
NAMA : DIKI ANUWARI
NIM :21117038
PRODI : S1 ILMU KEPERAWATAN
Konteks Sosiokultural Asuhan
Dalam setiap interaksi dengan pasien, perawat jiwa harus menyadari luasnya dunia
kehidupan pasien. Perawat harus menyadari bahwa persepsi pasien tentang sehat dan
sakit. Prilaku mencari bantuan , dan kepatuhan pada pengobatan bergantung pada
keyakinan, norma sosial , dan nilai budaya individu yang unik. Perawat yang peka
secara budaya memahami pentingnya kekuatan sosial dan budaya bagi individu, ,
mengenal keunikan aspek tersebut, menghargai perbedaan perawat-pasien, dan
menggabungkan informasi sosiokultural ke dalam asuhan keperawatan jiwa.

Faktor Risiko sosiokultural


Faktor risiko sosiokultural pada gangguan jiwa meliputi:
1. Usia.
2. Suku bangsa.
3. Gender.
4. Pendidikan.
5. Penghasilan.
6. Sistem keyakinan.

Dari faktor risiko sosiokultural pada gangguan jiwa meliputi usia,suku


bangsa,gender,pendidikan,penghasilan dan sistem keyakinan kita dapat memberikan
pertanyaan dengan faktor risiko gangguan jiwa dengan pasien jiwa sekaligus untuk
dalam pendekataan kita mengenal lingkungan,situasi dan kondisi pada pasien jiwa
dengan cara:
1. Usia.
Berapa usia ?
2. Suku bangsa.
Dari mana suku bangsa ?
3. Gender.
Apa jenis kelamin?
Dan pasien jiwa harus mengerti pada individu pada dirinya sendiri tentang
gender tersebut.
4. Pendidikan.
Apa pendidikan terakhir pasien?
5. Penghasilan.
Apa sebelumnya pasien sudah mendapatkan pengasilan?
6. Sistem keyakinan.
Dengan cara kita menanyakan hal-hal individual pasien jiwa , sehingga pasien
jiwa menimbulkan dengan sistem keyakinan pada perawat jiwa.
Refrensi:buku saku keperawatan jiwa edisi 5, menurut Gail W. Stuart.
NAMA : ANOM BUDI WIJAYA
PRODI : S1 ILMU KEPERAWATAN

Konteks Sosiokultural Asuhan Keperawatan Jiwa

Dalam setiap interaksi dengan pasien, perawat psikiatrik harus menyadari luas nya
dunia kehidupan pasien dan menyadari bahwa persepsinya tentang sehat dan sakit,
perilaku mencari bantuan, dan kepatuhan dan pengobatan tergantung pada keyakinan,
norma sosial, dan nilai kultural individu yang unik.

A. Faktor-faktor resiko sosiokultural


1. usia
2. suku bangsa
3. gender
4. pendidikan
5. penghasilan
6. sistem keyakinan
B. Stressor sosiokultural

No Stresor Definisi
1 Keadaan yang merugikan Kekurangan sumber sosioekonomi yang merupakan
dasar untuk adaptasi biopsikososial.
2 Steroetipe Konsepsi dipersonalisasi diri individu di dalam
suatu kelompok.
3 Intolerans Ketertidaksediaan menerima perbedaan pendapat
untuk keyakinan orangb lain yang berasal dari latar
belakang yang berbeda.
4 Stigma Suatu atribut atau sifat yang melekat pada
lingkungan sosial individu sesuatu yang berbeda.
5 Prasangka Keyakinan tidak menyenangkan tentang individu
atau kelompok dengan tidak memperlihatkan
pengetahuan,pemikiran atau alasan.
6 Diskriminasi Perlakuan yang berbeda dari individu atau kelompok
tidak berdasarkan atas kebaikan yang sebenar nya
7 Rasisme Keyakinan tentang perbedaan yang terdapat antar
ras yang membentuk pencapaian individu dan
bahwa ras yang satu lebih tinggi.

Pengkajian tentang faktor resiko sosiokultural dan stresor pasien sangat


mempertinggi kemampuan perawat untuk membina kerjasama terapeutik,
indentifikasi masalah masalah pasien dan menyusun
rencana tindakan keperawatan psikiatri yang
tepat, sesuai dan revelensecara kultural. Kotak 4-5 menyajikan pertanyaan
yang mungkin ditanyakan oleh perawattentang masing-masing faktor resiko
yang teridentifikasi.
Juga terdapat kesadaran yang sedang tumbuh bahwa proses
pengobatan psikoterapidipengaruhi oleh konteks etnik dan kultural pasien
maupun pemberi layanan kesehatan.Perawat dan pasien bersama-sama harus
sepakat tentang sifat dari respons koping pasien,cara penyelesaian masalah-
masalah, dan hasil pengobatan yang diharapkan

Sumber : Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
KeperawatanKesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika.

Stuart, G.W., & Sundeen, S.J. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.
Jakarta : EGC.
NAMA : DEDE SETIAWAN
PRODI : S1 ILMU KEPERAWATAN

Konteks Sosiokultural Asuhan Keperawatan Jiwa

Dalam setiap interaksi dengan pasien, perawat psikiatrik harus menyadari luas nya
dunia kehidupan pasien dan menyadari bahwa persepsinya tentang sehat dan sakit,
perilaku mencari bantuan, dan kepatuhan dan pengobatan tergantung pada keyakinan,
norma sosial, dan nilai kultural individu yang unik.

C. Faktor-faktor resiko sosiokultural


7. usia
8. suku bangsa
9. gender
10. pendidikan
11. penghasilan
12. sistem keyakinan
D. Stressor sosiokultural

No Stresor Definisi
1 Keadaan yang merugikan Kekurangan sumber sosioekonomi yang merupakan
dasar untuk adaptasi biopsikososial.
2 Steroetipe Konsepsi dipersonalisasi diri individu di dalam
suatu kelompok.
3 Intolerans Ketertidaksediaan menerima perbedaan pendapat
untuk keyakinan orangb lain yang berasal dari latar
belakang yang berbeda.
4 Stigma Suatu atribut atau sifat yang melekat pada
lingkungan sosial individu sesuatu yang berbeda.
5 Prasangka Keyakinan tidak menyenangkan tentang individu
atau kelompok dengan tidak memperlihatkan
pengetahuan,pemikiran atau alasan.
6 Diskriminasi Perlakuan yang berbeda dari individu atau kelompok
tidak berdasarkan atas kebaikan yang sebenar nya
7 Rasisme Keyakinan tentang perbedaan yang terdapat antar
ras yang membentuk pencapaian individu dan
bahwa ras yang satu lebih tinggi.

Pengkajian tentang faktor resiko sosiokultural dan stresor pasien sangat


mempertinggi kemampuan perawat untuk membina kerjasama terapeutik,
indentifikasi masalah masalah pasien dan menyusun
rencana tindakan keperawatan psikiatri yang
tepat, sesuai dan revelensecara kultural. Kotak 4-5 menyajikan pertanyaan
yang mungkin ditanyakan oleh perawattentang masing-masing faktor resiko
yang teridentifikasi.
Juga terdapat kesadaran yang sedang tumbuh bahwa proses
pengobatan psikoterapidipengaruhi oleh konteks etnik dan kultural pasien
maupun pemberi layanan kesehatan.Perawat dan pasien bersama-sama harus
sepakat tentang sifat dari respons koping pasien,cara penyelesaian masalah-
masalah, dan hasil pengobatan yang diharapkan

Sumber : Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, Hanik Endang Nihayati. 2015. Buku Ajar
KeperawatanKesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika.

Stuart, G.W., & Sundeen, S.J. (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3.
Jakarta : EGC.
Nama : Barlian (21117023)

PRODI : S1 ILMU KEPERAWATAN

Sosiokultural dalam konteks asuhan keperawatan jiwa

Perawat harus menyadari bahwa persepsi pasien tentang sehat sakit, prilaku
mencari bantuan dan kepatuhan pada pengobatan bergantung pada keyakinan, norma
sosial, dan nilai budaya individu yang unik.

 Faktor faktor resiko sosiokultural

1) usia

2) suku bangsa

3) gender

4) pendidikan

5) penghasilan

6) sistem keyakinan

faktor resiko atau faktor predisposisi ini dapat secara bermakna meningkatkan
potensi berkembangnya kelainan psikiatri mengurangi potensi penyembuhan, atau
keduanya. secara bersamaan fktor-faktor tersebut memberikan gambaran
sosiokultural pasien yang penting untuk asuhan keperawatan psikiatri yang bermutu

 Stresor sosiokultural

1. keadaan yang merugikan

kekurangan sumber sosioekonomi yang merupakan dasar untuk adaptasi


biopsikososial

2. steroetipe

konsepsi depersonalisasi dari individu didalam suatu kelompok


3. intolerans

ketidaksediaan untuk menerima perbedaan pendapat untuk keyakinan orang lain yang
berasal dari latar belakang yang berbeda

4. stigma

suatu atribut atau sifat yang melekat pada lingkungan sosial individu sebagai sesuatu
yang berbeda dan rendah

5. prasangka

keyakinan yang tidak menyenangkan tentang individu atau kelompok dengan tidak
memperlihatkan pengetahuan, pikiran atau alasan

6. deskriminasi

perlakuan yang berbeda dari individu atau kelompok yang tidak berdasarkan atas
kebaikan yang sebenarnya

7. rasisme

keyakinan tentang perbedaan yang terdapat antar ras yang menentukan pencapaian
individu dan bahwa ras yang satu lebih tinggi

Sumber :

Jurnal kesehatan bakti tunas husada ; Gambaran


pengetahuan dan sikap keluarga dalam perawatan
pasien gangguan jiwa dengan masalah keperawatan
isolasi sosial di RSUD KOTA TASIK MALAYA

Anda mungkin juga menyukai