KELOMPOK 4
ANGGOTA :
FITRIA NUR AGISNI | 41118110006
NURHASNI | 41118110038
R. LIVIA WULANDARI SETIAWAN | 41118110012
SEPTI HASANIATI PUTRI | 41118110007
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Sebenarnya dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering mempraktikan ilmu-ilmu fisika,
baik yang sudah kita pelajari maupun yang belum kita pelajari. Namun seringnya kita tidak
menyadari dan tidak paham akan hal itu. Sebagai contoh hal yang berhubungan dengan fisika
yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah karet gelang yang kita
rentangkan, jika kita lepaskan akan kembali ke bentuknya semula. Itulah yang menandakan
adanya sifat elastis benda yang kita kenal dengan keelastisitasan. Semua benda nyata, jika
diberi gaya, akan berubah dibawah pengaruh gaya yang bekerja padanya. Perubahan bentuk
atau volume tersebut ditentukan oleh gaya antarmolekulnya.
Untuk membedakan kedua jenis bahan benda antara benda elastis dan benda plastis, maka
didefinisikan suatu sifat bahan yang disebut elastisitas. Jadi, elastisitas merupakan salah satu
mekanik bahan yang dapat menunjukkan kekuatam, ketahanan, dan kekakuan bahan tersebut
terhadap gaya luar yang diterapkan pada bahan tersebut. Nilai keelastisitasan ini disebut juga
modulus young.
BAB II
PEMBAHASAN
Gaya
Tegangan = atau σ =
Luas Penampang
F
A
Tegangan merupakan sebuah besaran skalar dan memiliki satuan N/m² atau Pascal (Pa).
F adalah gaya (N), dan A adalah luas penampang (m²).
Dalam praktek keteknikan intensitas gaya tersebut diuraikan menjadi tegak lurus dan
sejajar dengan irisan yang sedang dianalisis. Penguraian intensitas gaya ini dapat dilihat pada
Gambar 2.1, sehingga menghasilkan tegangan normal dan geser.
1. Tegangan Normal adalah intensitas gaya per unit luasan. Tegangan normal dibedakan
menjadi tegangan normal tekan atau kompersi dan tegangan normal Tarik. Apabila
gaya-gaya dikenakan pada ujung-ujung batang sedemikian rupa sehingga batang dalam
kondisi tertarik, maka terjadi tegangan tarik pada batang, jika batang dalam kondisi
tertekan maka terjadi tegangan tekan.
2. Tegangan Geser adalah tegangan yang terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua
gaya yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada
penampangnya tidak terjadi momen.
Contoh nyata bekerjanya tegangan normal dan geser dapat dilihat pada Gambar
2.2, di mana pada batang baja bekerja tegangan normal positif pada Abaja sedangkan
pada sambungan baut bekerja tegangan geser pada Abaut.
Regangan
Perubahan relatif dalam ukuran atau bentuk suatu benda karena pemakaian
tegangan disebut regangan (strain). Regangan adalah suatu besaran yang tidak
memiliki dimensi karena rumusnya yaitu meter per meter. Definisi regangan
berdasarkan rumusnya adalah perubahan panjang ∆L dibagi dengan panjang awal
benda L . Secara matematis dapat ditulis:
Penambahan Panjang ∆L
Regangan= atau e=
Panjang mula−mula Lo
1. Regangan Normal Berdasarkan dimensi panjang elemen batang (L0) yang menerima
beban tarik sebesar P (Gambar 2.3), akan terjadi perpanjangan sebesar ∆L pada elemen
batang. Besaran regangan normal dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan
berikut:
ε=
∆L
L₀
2. Regangan Geser ini timbul akibat bekerjanya gaya geser pada elemen batang.
Fenomena regangan geser dapat dilihat pada Gambar 2.4.
3. Regangan Volumetric suatu benda yang menerima gaya luar yang bekerja ke segala
arah, akan menyebabkan terjadinya perubahan volume. Perubahan per satuan volume
yang dihitung berdasarkan volume awalnya disebut regangan volumetric.
1. Bahan / Material
2. Logam ( Ferro / non Ferro )
3. Non Logam ( Kayu, Keramik etc. )
Jenis Pembebanan
Jenis Beban
1. Beban Statik
2. Beban Dinamik Ulang
3. Beban Dinamik Ganti
4. Beban Dinamik Umum
Beban Statik terdapat pada penyangga, tiang, sambungan atap, termasuk didalamnya
konstruksi kran ( katrol ) dan jembatan.
Fm
sB ( atau tB ) = ( N mm2 )
A0
Keterangan :
sB = Batas patah ( N / mm2 )
Fm = Beban maksimum atau beban patah ( N )
A0 = Penampang awal dari batang uji ( mm2 )
Angka keamanan
Beberapa pertimbangan untuk menentukan besarnya angka keamanan
Angka keamanan kecil apabila :
1. Besarnya gaya luar diketahui dengan pasti
2. Patahnya elemen konstruksi yang bersangkutan tidak membawa akibat yang
fatal terhadap keseluruhan konstruksi.
3. Kerusakan dari elemen konstruksi yang bersangkutan dapat diatasi dengan
cepat.
Efek Lekuk adalah efek yang menurunkan batas tegangan kontinyu ( kekuatan )
material yang terutama disebabkan oleh perubahan penampang sisi luar, misalnya :
1. Slot / alur ( groove ).
2. Lekuk bubut ( undercut ).
1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA – TEKNIK SIPIL
0
MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN
Regangan
=E(Konstan)
Regangan
E = konstanta proporsionalitas
σ = tegangan
ε = regangan
σ
Maka :
ε
1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA – TEKNIK SIPIL
1
MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN
Hukum Hooke menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang linear atau proporsional antara
tegangan dan regangan suatu material
E=σε
1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA – TEKNIK SIPIL
2
MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN
Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas sering disebut sebagai Modulus Young yang merupakan
perbandingan antara tegangan dan regangan aksial dalam deformasi yang elastis, sehingga
modulus elastisitas menunjukkan kecenderungan suatu material untuk berubah bentuk dan
kembali lagi kebentuk semula bila diberi beban (SNI 2826-2008).
Modulus elastisitas merupakan ukuran kekakuan suatu material, sehingga semakin
tinggi nilai modulus elastisitas bahan, maka semakin sedikit perubahan bentuk yang
terjadi apabila diberi gaya. Jadi, semakin besar nilai modulus ini maka semakin kecil
regangan elastis yang terjadi atau semakin kaku
Besarnya pertambahan panjang yang dialami oleh setiap benda ketika merenggang
adalah berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung dari elastisitas bahannya.
Sebagai contoh, akan lebih mudah untuk meregangkan sebuah karet gelang daripada besi
pegas. Untuk merenggangkan sebuah besi pegas membutuhkan ratusan kali lipat dari
tenaga yang dibutuhkan untuk merenggangkan sebuah karet gelang.
Ketika diberi gaya tarik, karet ataupun pegas akan meregang dan mengakibatkan
pertambahan panjang baik pada karet gelang ataupun besi pegas. Besarnya pertambahan
yang terjadi tergantung pada elastisitas bahannya dan seberapa besar gaya yang bekerja
padanya. Semakin elastis sebuah benda, maka semakin mudah benda tersebut untuk
dipanjangkan atau dipendekan. Semakin besar gaya yang bekerja pada suatu benda, maka
semakin besar pula tegangan dan regangan yang terjadi pada benda itu, sehingga semakin
besar pula pemanjangan atau pemendekan dari benda tersebut. Jika gaya yang bekerja
berupa gaya tekan, maka benda akan mengalami pemendekan, sedangkan jika gaya yang
bekerja berupa beban tarik, maka benda akan mengalami perpanjangan.
1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA – TEKNIK SIPIL
3
MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN
Bisa disimpulkan bahwa regangan (ε) yang terjadi pada suatu benda berbanding
lurus dengan tegangannya (σ) dan berbanding terbalik terhadap ke elastisitasannya. Ini
dinyatakan dengan rumus :
Bila nilai E semakin kecil, maka akan semakin mudah bagi bahan untuk
Dalam SI, satuan Modulus Young sama dengan satuan tegangan (N/m2), karena
1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA – TEKNIK SIPIL
4
MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN
Diagram tegangan-regangan untuk baja struktural tipikal yang mengalami tarik diperlihatkan
pada gambar di atas.
Hasil-hasil pengujian biasanya tergantung pada benda uji. Karena sangat kecil
kemungkinannya kita menggunakan struktur yang ukurannya sama dengan ukuran benda uji,
maka kita perlu menyatakan hasil pengujian dalam bentuk yang dapat diterapkan pada elemen
struktur yang berukuran berapapun. Cara sederhana untuk mencapai tujuan ini adalah dengan
mengkonversikan hasil pengujian tersebut ke tegangan dan regangan.
Setelah melakukan uji tarik atau tekan dan menentukan tegangan dan regangan pada
berbagai taraf beban, kita dapat memplot diagram tegangan dan regangan. Diagram tegangan-
regangan merupaka karakteristik dari bahan yang diuji dan memberikan informasi penting
tentang besarab mekanis dan jenis perilaku. Bahan baja struktural, yang dikenal dengan baja
lunak atau baja karbon rendah. Baja struktural adalah salah satu bahan metal yang paling
banyak digunakan untuk gedung, jembatan, menara, dan jenis struktur lain.
Dimana diagram dimulai dengan garis lurus dari pusat sumbu 0 ke titik A, yang berarti
bahwa hubungan antara tegangan dan regangan pada daerah ini linier dan proporsional,
dimana titik A tegangan maksimum, tidak terjadi perubahan bentuk ketika beban diberikan
1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA – TEKNIK SIPIL
5
MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN
disebut batas elastis, jadi tegangan di A disebut limit proporsional, dan OA disebut daerah
elastis.
Tegangan luluh dan tegangan ultimit dari suatu bahan disebut juga masing-masing
kekuatan luluh dan kekuatan ultimit. Kekuatan adalah sebutan umum yang merujuk pada
kapasitas suatu struktur untuk menahan beban. Sebagai contoh kekuatan luluh dari suatu
balok adalah besarnya beban yang dibutuhkan untuk terjadinya luluh di balok tersebut, dan
kekuatan ultimit dari suatu rangka batang adalah beban maksimum yang dapat dipikulnya,
yaitu beban gagal. Tetapi dalam melakukan uji tarik untuk suatu bahan, didefinisikan
kapasitas pikul beban dengan tegangan di suatu benda uji, bukannya beban total yang bekerja
pada benda uji. Karena itu, kekuatan bahan biasanya dinyatakan dalam tegangan.
1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA – TEKNIK SIPIL
6
MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN
pembebanan dipindahkan. Untuk kebanyakan bahan nilai batas elastis dan batas
proporsional hampir sama. Nilai batas elastis selalu sedikit lebih besar dari pada
batas proporsi. Selang elastis (elastic ranges) yaitu rentang kurva
teganganregangan yang terjadi dari origin sampai batas proporsi. Selang plastis
(plastic ranges), yaitu rentang kurva tegangan-regangan yang ditarik dari batas
proporsi sampai runtuh.
3) itik leleh, yaitu titik dimana terjadi peningkatan atau penambahan regangan tanpa
adanya penambahan tegangan. Setelah pembebanan mencapai titik leleh, maka
selanjutnya dikatakan terjadi kelelehan.
4) Tegangan maksimum, terjadi dimana titik maksimum pada kurva diketahui
sebagai tegangan maksimum atau tegangan puncak dari bahan. Sedangkan
5) Tegangan putus, terjadi di titik dimana tegangan putus dari bahan.
6) Modulus Kekenyalan, keuletan (modulus of resilence), yaitu kemampuan bahan
menyerap energi pada selang elastisnya.
7) Sedangkan batas kekenyalan, yaitu kerja yang dilakukan suatu unit volume
bahan dengan gaya tarikan yang dinaikan secara bertahap dari nol sampai batas
proporsi. Dan Modulus Kekerasan (modulus of toughness), yaitu kerja yang
dilakukan suatu unit bahan dari nol sampai keruntuhan. Kekerasan bahan adalah
kemampuan untuk menyerap energi pada selang plastis dari bahan. Persentase
pengurangan luas penampang, yaitu penurunan luas penampang dari luasan awal
pada bagian patah dibagi dengan luasan awalnya dikalikan dengan seratus.
Sedangkan persentase pertambahan Panjang (elongation), yaitu pertambahan
panjang setelah patah dibagi dengan Panjang awal dan dikalikan dengan seratus.
8) Kekuatan lelah (yield strength), sisa regangan, yaitu dimana bahan mengalami
perubahan bentuk atau deformasi yang tetap ketika pembebanan dipindahkan.
Perubahan bentuk biasanya diambil 0,0035. Modulus tangen, yaitu laju perubahan
tegangan terhadap perubahan regangan, dan merupakan bentuk modulus sesaat.
Koefisien ekspansi linier, yaitu perubahan panjang per unit panjang suatu batang
lurus karena perubahan suhu sebesar satu derajat.
1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA – TEKNIK SIPIL
7
MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN
1.6 Deformasi
Deformasi merupakan perubahan bentuk, dimensi dan posisi dari suatu materi baik dari
suatu materi baik merupakan bagian dari alam ataupun buatan manusia dalam skala waktu dan
ruang. Deformasi dapat terjadi jika suatu benda atau materi dikenai gaya(Force).
Deformasi terbagi menjadi dua jenis yaitu deformasi elastis dan deformasi plastis.
Deformasi elastis adalah deformasi atau perubahan bentuk yang disebabkan oleh pemberian
beban, dimana apabila beban dihilangkan maka bentuk dan ukuran akan kembali kebentuk
semula atau deformasi yang terjadi akan hilang. Daerah deformasi elastis berlaku hukum
hooke yaitu regangan akan sebanding dengan tegangan sesuai dengan modulus elastisitas.
Deformasi elastis terjadi pada tegangan yang rendah dan mempunyai tiga karakteristik
utama, yaitu:
Sedangkan Deformasi plastis adalah perubahan bentuk yang merupakan kelanjutan dari
deformasi elastis yang bersifat permanen meskipun beban dihilangkan.
Bila suatu benda kerja dikenai bebean sampai pada daerah plastis, maka perubahan
bentuk yang terjadi adalah gabungan anatara deformasi elastis dan deformasi plastis.
Penjumlahan dari kedua deformasi ini merupakan deformasi total. Bila beban yang bekerja
ditiadakan, maka deformasi elastis akan hilang juga, sehingga yang tertinggal adalah
deformasi plastis. Jadi deformasi plastis merupakan deformasi yang tertinggal setelah gaya
bekerja dilepas, atau setelah benda kerja menjadi produk baru. Sederhananya, produk akhir
dari sebuah proses deformasi merupakan produk yang memiliki deformasi plastis.
1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA – TEKNIK SIPIL
8
MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN
1
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA – TEKNIK SIPIL
9
MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami sebagai pembuat makalah ini mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas.
Dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan saya ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
2
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA – TEKNIK SIPIL
0
MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN
DAFTAR PUSTAKA
2
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA – TEKNIK SIPIL
1