Hukum Agraria
Dosen : Bpk. BAHDER DJOHAN RAZAK
Disusun Oleh :
Belum adanya jaminan kepastian hukum atas tanah seringkali memicu terjadinya
sengketa dan perseteruan atas lahan di berbagai wilayah di Indonesia. Selain di kalangan
masyarakat, baik antarkeluarga, tak jarang sengketa lahan juga terjadi antarpemangku
kepentingan (pengusaha, BUMN dan pemerintah). Hal itu membuktikan pentingnya
sertipikat tanah sebagai tanda bukti hukum atas tanah yang dimiliki.
Lambannya proses pembuatan sertipikat tanah selama ini menjadi pokok perhatian
pemerintah. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, pemerintah melalui
Kementerian ATR/BPN telah meluncurkan Program Prioritas Nasional berupa Percepatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
PTSL adalah proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, yang dilakukan secara
serentak dan meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftarkan di dalam
suatu wilayah desa atau kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu. Melalui
program ini, pemerintah memberikan jaminan kepastian hukum atau hak atas tanah yang
dimiliki masyarakat.
PTSL yang populer dengan istilah sertipikasi tanah ini merupakan wujud
pelaksanaan kewajiban pemerintah untuk menjamin kepastian dan perlindungan hukum
atas kepemilikan tanah masyarakat. Selain itu nantinya masyarakat yang telah
mendapatkan sertipkat dapat menjadikan sertipikat tesebut sebagai modal pendampingan
usaha yang berdaya dan berhasil guna bagi peningkatan kesejahteraan hidupnya.
Menteri ATR/ Kepala BPN Sofyan Djalil berharap program PTSL dapat
mewujudnyatakan pembangunan yang rata bagi Indonesia. “PTSL ini akan
mempermudahkan pemerintah daerah untuk melakukan penataan kota. Kami juga
memastikan penerima sertipikat tepat sasaran, yakni para nelayan dan petani serta
masyarakat lainnya agar mereka dapat memulai peningkatan kualitas hidup yang lebih
baik,” tutur Sofyan.
Saat ini dari 126 juta bidang tanah di Indonesia, sebanyak 51 juta bidang tanah telah
terdaftar. 79 juta bidang tanah sisanya menjadi target kegiatan pendaftaran tanah, sesuai
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Tahun 2018 ini, Pemerintahan Jokowi-JK melalui Kabinet Kerja akan fokus pada
peningkatan Sumber Daya Manusia. Untuk itu Kementerian ATR/BPN memastikan
penggunaan tenaga juru ukur, petugas PTSL yang berkualitas dan berkompeten untuk
melaksanakan Program PTSL, mulai dari penyuluhan, pendataan, pengukuran, Sidang
Panitia A, Pengumuman dan pengesahan, serta penerbitan sertipikat. Kementerian
ATR/BPN juga memastikan seluruh proses tersebut dilakukan secara mudah, transparan,
dan efisien.
Tujuan dari pendaftaran tanah adalah untuk memberikan kepastian hukum dan
perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah. Pendaftaran tanah
adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat
tanda bukti haknya bagi bidangbidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas
satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 Pasal 3 pendaftaran tanah bertujuan :
a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak
atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-haklain yang terdaftar agar dengan
mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan.
Tujuan memberikan jaminan kepastian hukum merupakan tujuan utama dalam pendaftaran
tanah sebagaimana yang ditetapkan oleh Pasal 19UUPA.Maka memperoleh sertipikat,
bukan sekedar fasilitas melainkan merupakan hak pemegang hak atas tanah yang dijamin
oleh Undang-undang.
c. Pemberian surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.
Pemerintah dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional dalam rangka mewujudkan
program Catur Tertib Pertanahan, adalah dengan mengeluarkan program PTSL
(Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) dengan menerbitkan Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang No 35 tahun 2016 dan disempurnakan dengan Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang No 1 Tahun 2017 tentang Pendaftaran tanah sistematis lengkap , dimana
menurut Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional No 1
Tahun 2017 Tentang Program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) adalah
kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang
meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam suatu wilayah
desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu. Sedangkan pendaftaran tanah
adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan pemerintah secara terus-menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk penyerahan alat bukti
haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya, dan hak milik atas satuan rumah
susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.
Menurut beberapa sumber yang penulis temukan program ini telah sukses di
beberapa daerah dalam mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam pembuatan sertifikat
tanah. Sumber dari sriwijaya post halaman 8 tanggal 23 Februari 2017, program PTSL
(Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)
berjalan dengan sangat baik dalam memenuhi kepentingan masyarakat dalam pembuatan
sertifikat tanah mereka.15 Dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No 1 Tahun
2017 Pendaftaran tanah sistematis lengkap dilaksanakan untuk seluruh obyek pendaftaran
tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia.
Dalam pelaksanaan program ini juga dibantu oleh pihak Kecamatan dan kelurahan di
lokasi target program yang ditentukan, dimana peran mereka adalah untuk membantu
mengkoordinasi masyarakat dalam proses penyuluhan program PTSL dan membantu
Kantor Pertanahan Kota Padang dalam mensosialisasikan program PTSL kepada
masyarakat.
2. Penyuluhan
5. Pemeriksaan Tanah
6. Pengumuman
7. Pengesahan
9. Pembukuan Hak
12. Pelaporan
Untuk Pelaksanaan program PTSL Kantor Pertanahan Kota Padang membentuk dan
menetapkan panitia ajudikasi, Panitia Ajudikasi dibentuk oleh Menteri Negara Agraria /
Kepala Badan Pertanahan Nasional atau pejabat yang ditunjuk. Ajudikasi adalah kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, meliputi
pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau
beberapa obyek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya.
1. Ketua Panitia merangkap anggota, yang dijabat oleh seorang pegawai Kantor
Pertanahan;
2. Wakil ketua yang membidangi infrastruktur agraria merangkap anggota, yang dijabat
oleh pegawai Kantor Pertanahan yang memahami urusan infrastruktur pertanahan;
5. Anggota dapat ditambah dari unsur Kantor Pertanahan sesuai dengan kebutuhan.
Anggota yang dimaksud merupakan satuan tugas yang melaksanakan program PTSL
iniPanitia Ajudikasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap sebagaimana dimaksud
dalam mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
a). Menyiapkan rencana kerja percepatan Pendaftaran Tanah; rencana kerja disiapkan
oleh unsur pimpinan dari Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Kantor
Badan Pertanahan Kota Padang, dalam hal ini yaitu Ketua Panitia, Wakil
Ketua/Ketua Lapangan dan Sekretaris Program PTSL.
b) Mengumpulkan Data Fisik dan dokumen asli Data Yuridis semua bidang tanah yang
ada di wilayah yang bersangkutan serta memberikan tanda penerimaan dokumen
kepada pemegang hak atau kuasanya;
d) Memeriksa kebenaran formal Data Fisik dan Data Yuridis alat bukti pemilikan atau
penguasaan tanah;
e) Mengumumkan Data Fisik dan Data Yuridis bidang tanah yang sudah dikumpulkan;
i) Melakukan supervisi pelaksanaan dan hasil pekerjaan Satuan Tugas Fisik (Satgas
Fisik) dan Satuan Tugas Yuridis (Satgas Yuridis).
Dalam melaksanakan tugas, panitia ajudikasi dibantu oleh Satgas Fisik dan Satgas
Yuridis, dimana Satgas Fisik memiliki tugas yaitu, penyediaan peta dasar pendaftaran baik
dalam bentuk peta dan/atau citra, pengukuran batas bidang tanah secara kadastral yang
dituangkan pada Gambar Ukur, atas penunjukan pemilik tanah atau kuasanya, lalu
melaksanakan pemetaan bidang tanah pada Peta Pendaftaran, membuat Peta Bidang
Tanah, Surat Ukur dan Peta lainnya, menjalankan prosedur dan memasukkan data dan
informasi yang berkaitan dengan Data Fisik bidang tanah pada aplikasi KKP dan
menandatangani Gambar Ukur, Surat Ukur dan seluruh peta hasil pengukuran dan
pemetaan bidang tanah.
Satgas Yuridis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai tugas yaitu
melaksanakan pengumpulan Data Yuridis bidang tanah, melakukan pemeriksaan bidang-
bidang tanah, melakukan pemeriksaan riwayat kepemilikan tanah, membuat daftar bidang-
bidang tanah, menyiapkan pengumuman mengenai Data Fisik dan Data Yuridis bidang
tanah, menginvetarisasi keberatan dan mengupayakan penyelesaiannya, menyiapkan
naskah surat keputusan pemberian hak dan/atau penegasan Hak atas Tanah, menjalankan
prosedur dan memasukkan informasi yang berkaitan dengan Data Yuridis pada aplikasi
KKP dan membuat laporan pelaksanaan pekerjaan setiap minggu.
Sumber daya yang mempengaruhi keefektifan pelaksanaan kebijakan, selain sumber
daya manusia adalah dana (anggaran) dan peralatan yang diperlukan untuk membiayai
operasional pelaksanan kebijakan.23Untuk Program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis
lengkap) ini sumber pembiayaannyaa adalah dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan Corporate Social
Responsbilty (CSR) dan dari BUMN/BUMD.
a.Peta foto udara (baik dari wahana pesawat udara atau Unmanned Aerial Vehicle
(UAV)/ drone),
c.Peta garis
Apabila foto udara atau CSRT yang akan digunakan sebagai peta dasar dan/atau peta
kerja masih berupa data mentah (raw data) maka perlu dikoreksi secara geometrikter
lebih dahulu. Apabila peta dasar belum tersedia, pembuatan peta dasar bisa dilakukan
bersamaan dengan kegiatan pengukuran dan/atau pemetaan bidang tanah.
2) Metode Pelaksanaan Pengukuran dan/atauPemetaan Bidang tanah
a.Metode Terestrial;
b.Metode Fotogrametris;
Obyek pengukurandan atau pemetaanadalah seluruh bidang tanah yang belum terdaftar
maupun telah terdaftar yang ada dalam satu atau bagian dari desa/Kelurahan secara
lengkap sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
b. Setiap bidang tanah yang dipetakan harus diberi Nomor Identifikasi Bidang(NIB).
Pemberian NIBdilakukan pada saat bidang-bidang tanah tersebut diplotdi atas Peta
Dasar Pendaftaran secara digital.
b. Pengumuman meliputi seluruh bidang tanah yang diukur dan/atau dipetakan untuk
digunakan bersama dengan data yuridis.
c. Apabila terdapat bidang tanah sertipikat yang tidak dapat dipetakan meskipun dalam
satu desa/kelurahan tersebut seluruh obyek bidang tanah telah dipetakan, maka
pengumumkan dilakukan agar pemilik sertipikat tanah melapor kepada Tim
Ajudikasi Percepatan guna melakukan verifikasi.
8) Kendali mutu Kegiatan pengukuran dan/atau pemetaan bidang tanah sistematis lengkap
a. Kendali mutu peta dasar pendaftaranKendali mutu peta dasar pendaftaran mengacu
kepada toleransi peta dasar:
9) Pelaporan
Kesimpulan
Saran
3. Memang terdapat insentif bagi para staff yang dapat, yakni berupa promosi jabatan dan
sebagainya namun tidak terdapat hukuman jika program tidak terlaksana dengan
maksimal, seharusnya punishment atau hukuman ini perlu diberikan untuk meningkatkan
motivasi para staff dalam melaksanakan program PTSL ini.