Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS


LENGKAP (PTSL)”

Hukum Agraria
Dosen : Bpk. BAHDER DJOHAN RAZAK

Ruang Kelas : 314 Reguler B

Disusun Oleh :

Andre Mahardika 171010200761


Astri Muliana Kurniasih 171010200862
Febrian Pranata 171010200877
Tri Hastuti 171010200881

PRODI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM


UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2019
BAB 1
PEMBAHASAN

Belum adanya jaminan kepastian hukum atas tanah seringkali memicu terjadinya
sengketa dan perseteruan atas lahan di berbagai wilayah di Indonesia. Selain di kalangan
masyarakat, baik antarkeluarga, tak jarang sengketa lahan juga terjadi antarpemangku
kepentingan (pengusaha, BUMN dan pemerintah). Hal itu membuktikan pentingnya
sertipikat tanah sebagai tanda bukti hukum atas tanah yang dimiliki.

Lambannya proses pembuatan sertipikat tanah selama ini menjadi pokok perhatian
pemerintah. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, pemerintah melalui
Kementerian ATR/BPN telah meluncurkan Program Prioritas Nasional berupa Percepatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

PTSL adalah proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, yang dilakukan secara
serentak dan meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftarkan di dalam
suatu wilayah desa atau kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu. Melalui
program ini, pemerintah memberikan jaminan kepastian hukum atau hak atas tanah yang
dimiliki masyarakat.

Metode PTSL ini merupakan inovasi pemerintah melalui Kementerian ATR/BPN


untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat: sandang, pangan, dan papan. Program
tersebut dituangkan dalam Peraturan Menteri No 12 tahun 2017 tentang PTSL dan
Instruksi Presiden No 2 tahun 2018.

PTSL yang populer dengan istilah sertipikasi tanah ini merupakan wujud
pelaksanaan kewajiban pemerintah untuk menjamin kepastian dan perlindungan hukum
atas kepemilikan tanah masyarakat. Selain itu nantinya masyarakat yang telah
mendapatkan sertipkat dapat menjadikan sertipikat tesebut sebagai modal pendampingan
usaha yang berdaya dan berhasil guna bagi peningkatan kesejahteraan hidupnya.

Menteri ATR/ Kepala BPN Sofyan Djalil berharap program PTSL dapat
mewujudnyatakan pembangunan yang rata bagi Indonesia. “PTSL ini akan
mempermudahkan pemerintah daerah untuk melakukan penataan kota. Kami juga
memastikan penerima sertipikat tepat sasaran, yakni para nelayan dan petani serta
masyarakat lainnya agar mereka dapat memulai peningkatan kualitas hidup yang lebih
baik,” tutur Sofyan.

Menilik kembali ke 2017, Kementerian ATR/BPN berhasil melakukan pengukuran


tanah masyarakat sebanyak 5.2 juta bidang tanah atau melebihi target 5 juta yang
diberikan. Pencapaian tersebut diraih berkat kerja sama yang baik antar Kementerian,
inovasi pelayanan dan teknologi, serta pelibatan dan partisipasi masif oleh masyarakat.

Saat ini dari 126 juta bidang tanah di Indonesia, sebanyak 51 juta bidang tanah telah
terdaftar. 79 juta bidang tanah sisanya menjadi target kegiatan pendaftaran tanah, sesuai
dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Tahun 2018 ini, Pemerintahan Jokowi-JK melalui Kabinet Kerja akan fokus pada
peningkatan Sumber Daya Manusia. Untuk itu Kementerian ATR/BPN memastikan
penggunaan tenaga juru ukur, petugas PTSL yang berkualitas dan berkompeten untuk
melaksanakan Program PTSL, mulai dari penyuluhan, pendataan, pengukuran, Sidang
Panitia A, Pengumuman dan pengesahan, serta penerbitan sertipikat. Kementerian
ATR/BPN juga memastikan seluruh proses tersebut dilakukan secara mudah, transparan,
dan efisien.

Sebagai gambaran, jika menggunakan metode pendaftaran tanah sporadis, maka


maksimum pencapaian target per tahun adalah hanya 1 juta bidang tanah, yang artinya
untuk menyelesaikan 79 juta bidang diperlukan waktu 79 tahun. Sementara melalui PTSL,
target pendaftaran 79 juta bidang tanah itu dapat diselesaikan pada tahun 2025.

Tujuan dari pendaftaran tanah adalah untuk memberikan kepastian hukum dan
perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah. Pendaftaran tanah
adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat
tanda bukti haknya bagi bidangbidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas
satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 Pasal 3 pendaftaran tanah bertujuan :

a. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak
atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-haklain yang terdaftar agar dengan
mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan.

b. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk


Pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam
mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah
susun yang sudah terdaftar.

c. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Tujuan memberikan jaminan kepastian hukum merupakan tujuan utama dalam pendaftaran
tanah sebagaimana yang ditetapkan oleh Pasal 19UUPA.Maka memperoleh sertipikat,
bukan sekedar fasilitas melainkan merupakan hak pemegang hak atas tanah yang dijamin
oleh Undang-undang.

Menurut Pasal 19 Ayat (2) UU No 5 tahun 1960, kegiatan pendaftaran tanah


yangdilakukan oleh pemerintah meliputi:

a. Pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah.

b. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut.

c. Pemberian surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat.

Menurut Peraturan Menteri Agraria/BPN No 1 tahun 2017 sertifikat adalah surat


tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf c UUPAtentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria untuk Hak atas Tanah, hak pengelolaan, tanah
wakaf, yang masing-masing sudah dibukukan dalam Buku Tanah yang bersangkutan. yang
disebut sertifikat adalah salinan buku tanah dan surat ukur yang dijahit menjadi satu
bersamaan dengan kertas sampul yang bentuknya ditetapkan oleh Menteri Agraria.
Adapun serifikat terdiri atas salinan buku tanah, salinan surat ukur, dan kertas sampul.

Pemerintah dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional dalam rangka mewujudkan
program Catur Tertib Pertanahan, adalah dengan mengeluarkan program PTSL
(Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) dengan menerbitkan Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang No 35 tahun 2016 dan disempurnakan dengan Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang No 1 Tahun 2017 tentang Pendaftaran tanah sistematis lengkap , dimana
menurut Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional No 1
Tahun 2017 Tentang Program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) adalah
kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang
meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam suatu wilayah
desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu. Sedangkan pendaftaran tanah
adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan pemerintah secara terus-menerus,
berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar,
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk penyerahan alat bukti
haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya, dan hak milik atas satuan rumah
susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk


pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua obyek pendaftaran tanah di
seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya
yang setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik
dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah untuk keperluan
pendaftarannya. Pemerintah dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional mempunyai
tanggungjawab penuh atas efektifitas program ini dalam mengatasi permasalahan
masyarakat dalam mendaftarkan tanah mereka serta mendapatkan hak-hak mereka atas
kepemilikan tanah. Selanjutnya pemerintah memberikan informasi kepada masyarakat
akan pentingnya surat tanda bukti kepemilikan tanah (sertifikat) dan proses penyelesaian
pendaftaran tanah dapat secara efektif, efisien dan cepat dapat dipertanggungjawabkan
(Acountable). Kegiatan Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap ditujukan kepada
masyarakat yang mempunyai permasalahan tanah yang belum memiliki sertifikat dengan
sasaran yang telah memiliki dasar-dasar penguasaan pemilikan tanah.

Menurut beberapa sumber yang penulis temukan program ini telah sukses di
beberapa daerah dalam mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam pembuatan sertifikat
tanah. Sumber dari sriwijaya post halaman 8 tanggal 23 Februari 2017, program PTSL
(Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)
berjalan dengan sangat baik dalam memenuhi kepentingan masyarakat dalam pembuatan
sertifikat tanah mereka.15 Dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No 1 Tahun
2017 Pendaftaran tanah sistematis lengkap dilaksanakan untuk seluruh obyek pendaftaran
tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia.

Tujuan percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap adalah untuk


percepatan pemberian kepastian hukum dan perlindungan hukum hak atas tanah rakyat
secara pasti, sederhana, cepat, lancar, aman, adil, merata dan terbuka serta akuntabel,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Program PTSL
ini memberikan fasilitas atau kemudahan yang diberikan oleh pemerintah kepada
pemegang hak atas tanah yaitu dalam pelaksanaan kegiatan PTSL untuk semua biaya,
meliputi biaya pendaftaran hak, biaya pengukuran, biaya pemeriksaan tanah adalah gratis
(pemohon tidak dipungut biaya) dalam hal pembiayaan dan proses penyelesaian sertifikat
hak tanahnya ditanggung oleh Negara. Pendaftaran tanah sistematis lengkap yang di
adakan oleh Kantor Pertanahan Nasional memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam
proses pembuatan sertifikat tanah sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
berpartisipasi dalam program tersebut.

Implementator dari program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) ini


adalah Kantor Pertanahan misalnya Kantor Pertanahan Kota Padang. Kantor Pertanahan
Kota Padang bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan program pendaftaran tanah
sistematis lengkap, mulai dari persiapan teknis, membentuk panitia pelaksana program,
monitoring kinerja staff pelaksana program dan memberikan pelaporan atas pelaksanaan
program PTSL. Untuk mengimplementasikan kebijakan pemerintah mengenai pendaftaran
tanah ini hendaknya implementator memiliki sumberdaya yang mumpuni untuk
menjalankan sebuah kebijakan, sumberdaya yang dimaksud meliputi sumberdaya manusia
hingga anggaran dalam pengimplementasian sebuah kebijakandalam program PTSL ini.

Di samping itu Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi juga


mempunyai peranan dalam pelaksanaan Program PTSL ini yakni Memimpin rapat
koordinasi persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap dengan seluruh pejabat di
lingkungan Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan, Memimpin rapat strategi pengelolaan
sumber daya manusia yang tersedia dan arahan lokasi yang akan ditetapkan untuk
pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, termasuk memobilisasi sumber daya
manusia yang ada di lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional,
Menandatangani kontrak kinerja dengan seluruh personil yang terlibat dalam kegiatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, Melaksanakan bimbingan dan pembinaan kepada
seluruh pelaksana kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, Memantau dan
mengevaluasi kemajuan pelaksanaan kegiatan secara berkala serta menyelesaikan
hambatan yang ada dan Melaporkan permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap dan langkah-langkah penyelesaiannya
kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional dengan
tembusan kepada Direktur Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan.

Dalam pelaksanaan program ini juga dibantu oleh pihak Kecamatan dan kelurahan di
lokasi target program yang ditentukan, dimana peran mereka adalah untuk membantu
mengkoordinasi masyarakat dalam proses penyuluhan program PTSL dan membantu
Kantor Pertanahan Kota Padang dalam mensosialisasikan program PTSL kepada
masyarakat.

Menurut Juknis Nomor 01/JUKNIS-400/XII/2016 Pelaksanaan pendaftaran tanah


sistematis lengkap tentang tahapan kegiatan proses percepatan pelaksanaan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap meliputi:

1.Persiapan (sosialisasi,penetapan lokasi,perencanaan tenaga,dan pembentukan panitia


ajudikasi percepatan,serta pelatihan)

2. Penyuluhan

3. Pengumpulan Data Yuridis

4. Pengolaan Data Yuridis dan Pembuktian Hak

5. Pemeriksaan Tanah

6. Pengumuman

7. Pengesahan

8. Penertiban Surat Keputusan Penetapan Hak dan Keputusan Penegasan/Pengakuan Hak

9. Pembukuan Hak

10. Penertiban dan Penyerahn Sertipikat

11. Pengolaan Warkah/Dokumen

12. Pelaporan
Untuk Pelaksanaan program PTSL Kantor Pertanahan Kota Padang membentuk dan
menetapkan panitia ajudikasi, Panitia Ajudikasi dibentuk oleh Menteri Negara Agraria /
Kepala Badan Pertanahan Nasional atau pejabat yang ditunjuk. Ajudikasi adalah kegiatan
yang dilaksanakan dalam rangka proses pendaftaran tanah untuk pertama kali, meliputi
pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai satu atau
beberapa obyek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya.

Dimana susunan Panitia Ajudikasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


sebagaimana dimaksud pada terdiri dari:

1. Ketua Panitia merangkap anggota, yang dijabat oleh seorang pegawai Kantor
Pertanahan;

2. Wakil ketua yang membidangi infrastruktur agraria merangkap anggota, yang dijabat
oleh pegawai Kantor Pertanahan yang memahami urusan infrastruktur pertanahan;

3. Sekretaris, yang dijabat oleh pegawai Kantor Pertanahan;

4. Kepala Desa/Kelurahan setempat atau seorang Pamong Desa/Kelurahan yang


ditunjuknya; dan

5. Anggota dapat ditambah dari unsur Kantor Pertanahan sesuai dengan kebutuhan.
Anggota yang dimaksud merupakan satuan tugas yang melaksanakan program PTSL
iniPanitia Ajudikasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap sebagaimana dimaksud
dalam mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:

a). Menyiapkan rencana kerja percepatan Pendaftaran Tanah; rencana kerja disiapkan
oleh unsur pimpinan dari Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Kantor
Badan Pertanahan Kota Padang, dalam hal ini yaitu Ketua Panitia, Wakil
Ketua/Ketua Lapangan dan Sekretaris Program PTSL.

b) Mengumpulkan Data Fisik dan dokumen asli Data Yuridis semua bidang tanah yang
ada di wilayah yang bersangkutan serta memberikan tanda penerimaan dokumen
kepada pemegang hak atau kuasanya;

c) Memberikan asistensi terhadap kelengkapan persyaratan bukti kepemilikan tanah


sesuai dengan aturan yang berlaku;

d) Memeriksa kebenaran formal Data Fisik dan Data Yuridis alat bukti pemilikan atau
penguasaan tanah;
e) Mengumumkan Data Fisik dan Data Yuridis bidang tanah yang sudah dikumpulkan;

f) Memfasilitasi penyelesaian sengketa antara pihak-pihak yang bersangkutan mengenai


data yang diumumkan;

g) Mengesahkan hasil pengumuman sebagaimana dimaksud dalam huruf e yang akan


digunakan sebagai dasar pembukuan hak atau pengusulan pemberian hak serta
pendaftaran hak;

h) Menyampaikan laporan secara periodik dan menyerahkan hasil kegiatan kepada


Kepala Kantor Pertanahan; dan

i) Melakukan supervisi pelaksanaan dan hasil pekerjaan Satuan Tugas Fisik (Satgas
Fisik) dan Satuan Tugas Yuridis (Satgas Yuridis).

Dalam melaksanakan tugas, panitia ajudikasi dibantu oleh Satgas Fisik dan Satgas
Yuridis, dimana Satgas Fisik memiliki tugas yaitu, penyediaan peta dasar pendaftaran baik
dalam bentuk peta dan/atau citra, pengukuran batas bidang tanah secara kadastral yang
dituangkan pada Gambar Ukur, atas penunjukan pemilik tanah atau kuasanya, lalu
melaksanakan pemetaan bidang tanah pada Peta Pendaftaran, membuat Peta Bidang
Tanah, Surat Ukur dan Peta lainnya, menjalankan prosedur dan memasukkan data dan
informasi yang berkaitan dengan Data Fisik bidang tanah pada aplikasi KKP dan
menandatangani Gambar Ukur, Surat Ukur dan seluruh peta hasil pengukuran dan
pemetaan bidang tanah.

Satgas Fisik melakukan pengumpulan data Yuridis yang dilaksanakan melalui


kegiatan pengumpulan dan pemeriksaan riwayat kepemilikan tanah, dimana Satgas Fisik
memiliki tugas sebagai berikut ini:

Satgas Yuridis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempunyai tugas yaitu
melaksanakan pengumpulan Data Yuridis bidang tanah, melakukan pemeriksaan bidang-
bidang tanah, melakukan pemeriksaan riwayat kepemilikan tanah, membuat daftar bidang-
bidang tanah, menyiapkan pengumuman mengenai Data Fisik dan Data Yuridis bidang
tanah, menginvetarisasi keberatan dan mengupayakan penyelesaiannya, menyiapkan
naskah surat keputusan pemberian hak dan/atau penegasan Hak atas Tanah, menjalankan
prosedur dan memasukkan informasi yang berkaitan dengan Data Yuridis pada aplikasi
KKP dan membuat laporan pelaksanaan pekerjaan setiap minggu.
Sumber daya yang mempengaruhi keefektifan pelaksanaan kebijakan, selain sumber
daya manusia adalah dana (anggaran) dan peralatan yang diperlukan untuk membiayai
operasional pelaksanan kebijakan.23Untuk Program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis
lengkap) ini sumber pembiayaannyaa adalah dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan Corporate Social
Responsbilty (CSR) dan dari BUMN/BUMD.

PELAKSANAAN PENGUKURAN DAN/ATAU PEMETAAN BIDANG TANAH


SISTEMATIS LENGKAP

Pengukuran dan/ataupemetaan bidang tanah sistematislengkap dilaksanakan


setelahdesa/kelurahan atau nama lain yang setingkat tersebut ditetapkan menjadi
lokasiPendaftaran Tanah SistematisLengkap.

Dalam menetapkan lokasi sebaiknyamempertimbangkan ketersediaan Peta Dasar


untuk menunjang kelancaran pelaksanaanpekerjaan. Selain itu, agar dapat dicapai
pemetaan lengkap desa demi desa, maka dalampenetapan lokasi wajib memperhatikan
seluruh bidang tanah dalam satuan wilayahdesa/kelurahan atau sebutan lain yang setingkat
tersebut dapat diukur dan dipetakansecara lengkap.

1) Ketersediaan Peta Dasar Pendaftaran

Pengukuran dan/atau pemetaan bidang tanah sistematis lengkap dalam rangka


pendaftaran tanah menggunakanpeta dasar sesuai dengan standar yang berlaku(sesuai
Peraturan Pemerintah No.24tahun 1997 dan Peraturan Menteri NegaraAgraria/Kepala
Badan Pertanahan Nasional No.3tahun 1997).Peta dasar dapat berupa:

a.Peta foto udara (baik dari wahana pesawat udara atau Unmanned Aerial Vehicle
(UAV)/ drone),

b.Peta Citrasatelit resolusi tinggi (CSRT)atau

c.Peta garis

Apabila foto udara atau CSRT yang akan digunakan sebagai peta dasar dan/atau peta
kerja masih berupa data mentah (raw data) maka perlu dikoreksi secara geometrikter
lebih dahulu. Apabila peta dasar belum tersedia, pembuatan peta dasar bisa dilakukan
bersamaan dengan kegiatan pengukuran dan/atau pemetaan bidang tanah.
2) Metode Pelaksanaan Pengukuran dan/atauPemetaan Bidang tanah

Metode Pelaksanaan Kegiatan Pengukuran dan/atau Pemetaan bidang tanah sistematis


lengkap yaitu:

a.Metode Terestrial;

b.Metode Fotogrametris;

c.Metode Pengamatan Satelit;

d.Metode Kombinasi terestrial, fotogrametris, dan/atau pengamatan satelit.

3) Petugas Pelaksana Pengukuran dan/atau Pemetaan Bidang Tanah

Petugas pelaksana kegiatan pengukuran dan/atau pemetaan bidang tanah sistematis


lengkap dilaksanakan oleh panitia ajudikasi percepatan dan satuan tugas (satgas) fisik.
Satgas fisik dapat dilakukan oleh:

a. Petugas UkurKementerian Agraria dan Tata Ruang/BadanPertanahan Nasional;

b. Kantor Jasa Surveyor Kadaster Berlisensi (KJSKB);

c. Surveyor Kadaster Berlisensi (SKB).

Petugas pelaksana dalam melaksanakan tugas pengukuran dan/atau pemetaan bidang


wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pelaksanaan kegiatan pengukuran dan/atau pemetaan harus terintegrasi dengan data


pertanahan pada aplikasi Komputerisasi Kegiatan Pertanahan (KKP).
b. Petugas pelaksana harus memiliki akses masuk dalam aplikasi KKP.Petugas
pelaksana wajib menjaga dan memelihara data pertanahan yang ada dalam aplikasi
KKP.
c. Petugas pelaksana wajib menjaga kerahasiaan akses masuk pribadi (log in
dan password) ke dalam aplikasi KKP. Apabila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan akibat penyalahgunaan akses masuk pribadi (log in dan password) ke
dalam aplikasi KKP akan menjadi tanggung jawab sepenuhnya petugas pelaksana.

4) Proses Pengukuran Bidang Tanah dan Pengumpulan Informasi Bidang Tanah

Prinsip dasar pengukuran bidang tanah dalam rangka penyelenggaraan


pendaftaran tanah harus memenuhi kaidah-kaidah teknis pengukuran dan/atau pemetaan
sehingga bidang tanah yang diukur dapat dipetakan dan dapat diketahui letak, batasdan
luas di atas peta serta dapat direkonstruksi batas-batasnya di lapangan.

Obyek pengukurandan atau pemetaanadalah seluruh bidang tanah yang belum terdaftar
maupun telah terdaftar yang ada dalam satu atau bagian dari desa/Kelurahan secara
lengkap sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

5) Pelaksanaan Pemetaan Bidang Tanah

a. Proses pemetaan bidang tanah dilakukan secara digital menggunakan aplikasi


Autodesk Map (AutoCAD) dan aplikasi Komputerisasi Kegiatan Pertanahan (KKP).

b. Setiap bidang tanah yang dipetakan harus diberi Nomor Identifikasi Bidang(NIB).
Pemberian NIBdilakukan pada saat bidang-bidang tanah tersebut diplotdi atas Peta
Dasar Pendaftaran secara digital.

Kegiatan Pemetaan Bidang-bidang Tanah meliputi:

a. Pembuatan Peta Bidang Tanah.


b. Pembuatan Peta Pendaftaran
c. Pembuatan Daftar Peta Pendaftaran
d. Pembuatan Surat Ukur
e. Pembuatan Daftar Tanah
f. Pembuatan Daftar Surat Ukur

6) Entri data dan Integrasi Pada KKP


a. Entri data dan informasi yang berkaitan dengan data fisik bidang tanah dilakukan
pada aplikasi KKP.
b. Entri data dan informasi yang berkaitan dengan data fisik pada aplikasi KKP
c. menghasilkan informasi tentang: Gambar ukur, Peta bidang tanah, Daftar tanah,
Peta Pendaftaran, Surat Ukur, serta informasi lainnya.Setiap bidang tanah yang
telah dipetakan pada peta pendaftaran dan terintegrasipada KKP akan
menghasilkan Nomor Identifikasi Bidang (NIB).
d. Setiap bidang tanah yang telah dipetakan pada peta pendaftaran dan terintegrasi
pada KKP merupakan bidang tanah yang harus sudah divalidasi dalam KKP.
7) Pengumuman

a. Pengumuman untuk memenuhi asas publisitas dan memberikan kesempatan kepada


warga masyarakat pemilik tanah atau pihak lain yang berkepentingan untuk
mengajukan sanggahan mengenai nama kepemilikan, luas, letak danbentuk bidang
tanah.

b. Pengumuman meliputi seluruh bidang tanah yang diukur dan/atau dipetakan untuk
digunakan bersama dengan data yuridis.

c. Apabila terdapat bidang tanah sertipikat yang tidak dapat dipetakan meskipun dalam
satu desa/kelurahan tersebut seluruh obyek bidang tanah telah dipetakan, maka
pengumumkan dilakukan agar pemilik sertipikat tanah melapor kepada Tim
Ajudikasi Percepatan guna melakukan verifikasi.

d.Apabila terdapat sanggahan pada saat pengumuman dan berdasarkan


penelitianPanitia Ajudikasi Percepatan terdapat kekeliruan mengenai hasil ukuran
bidangtanah yang tercantum pada Peta Bidang Tanah, maka dilakukan perubahan
padapeta bidang tanah dan peta pendaftaran.

8) Kendali mutu Kegiatan pengukuran dan/atau pemetaan bidang tanah sistematis lengkap

Kendali mutu kegiatan pengukuran dan/atau pemetaanbidang tanah sistematislengkap


meliputi;

a. Kendali mutu peta dasar pendaftaranKendali mutu peta dasar pendaftaran mengacu
kepada toleransi peta dasar:

1) Daerah pemukiman, komersial dan/atau industri, ketelitian yang digunakan adalah


0,3mm x skala peta;
2) Daerah non-pemukiman, non-komersial, non-industri, ketelitain yang digunakan
adalah 0,5mm x skala peta.

b. Kendali mutu pengelolaandata pada aplikasi KKP1)Validasi data spasial2)Validasi


data tekstual

9) Pelaporan

Tim secara periodic dan berkesinambungan menyampaikan laporan pelaksanaan


kegiatan pengukuran dan/atau pemetaan bidang tanah sistemati slengkap.Tim
pelaksanamelaporkan kemajuan pencapaian kegiatan tahap demi tahap dalam periode
waktu tertentu dalam prosentase (%) mengenai realisasi fisik bidang tanahyang telah
dilakukan pengukuran dan/atau pemetaanyang laporannya disampaikan kepada Kantor
Pertanahan.
BAB II

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) merupakan kegiatan


pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua
obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan atau
nama lainnya yang setingkat dengan itu. Jadi dengan pendaftaran tanah melalui program
PTSL ini, dalam hal ini pemerintah memberikan rangsangan kepada pemegang hak atas
tanah agar mau mendafrarkan tanahnya dan berusaha membantu menyelesaikan sebaik
baiknya sengketa-sengketa tanah yang sifatnya strategis, dengan jalan memberikan kepada
mereka (pemegang hak atas tanah) berbagai fasilitas atau kemudahan.

Saran

1. Perlu ditingkatkan komunikasi antar lini terutama dalam mengatasi kendala-kendala


yang dihadapi oleh implementor pada saat pelaksanaan program, sehingga kendala seperti
permasalahan tanah ulayat contohnya dapat diselesaikan dengan cepat meningat program
ini mempunyai target pencapaian dan terget waktu penyelesaian.

2. Ketika diketahui bahwa pada pelaksanaan program implementator kekurangan jumlah


sumber daya manusia, seharusnya dilakukan penambahan anggoita atau staff dengan cepat
mungkin bisa diambil dari tenaga honorer atau diperbantukan oleh instansi lainnya semisal
melibatkan lebih banyak dari pihak kecamatan atau kelurahan terutama dalam percepatan
penyelesaian kendala-kendala yang timbul dalam pelaksanaan program

3. Memang terdapat insentif bagi para staff yang dapat, yakni berupa promosi jabatan dan
sebagainya namun tidak terdapat hukuman jika program tidak terlaksana dengan
maksimal, seharusnya punishment atau hukuman ini perlu diberikan untuk meningkatkan
motivasi para staff dalam melaksanakan program PTSL ini.

Anda mungkin juga menyukai