Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bendungan adalah konstruksi yang dibangun sebagai tempat menampung
dan tangkapan air yang umumnya dibentuk dari sungai atau rawa dengan tujuan
tertentu. Bendungan dibangun dengan tujuan multi fungsi yaitu sebagai
pembangkit listrik tenaga air (PLTA), sumber air minum, kegiatan pertanian,
pengendali banjir, budidaya perairan, dan sebagai tempat wisata.
Kebutuhan akan ketersediaan air pada suatu daerah sangatlah perlu
diperhatikan dikarenakan air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupannya. Sehingga perlu dikembangkan
potensi-potensi sungai guna meningkatkan hasil produksi pertanian, salah
satunya dengan membangun bendungan. Bendung sebagai salah satu
contoh bangunan air mencakup hampir keseluruhan aspek bidang ketekniksipilan,
yaitu: struktur, air, tanah, geoteknik, dan manajemen konstruksi didalam
perencanaan teknis strukturnya. Untuk mendapatkan struktur bendung yang tepat
perlu dilakukan analisis dan perhitungan yang detail dan menyeluruh, hal ini
dikarenakan adanya hubungan saling ketergantungan dari banyak aspek dalam
pelaksanaannya.
Menurut standar tata cara perencanaan umum bendung, yang diartikan
dengan bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun
melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka
air atau untuk mendapatkan tinggi terjun, sehingga air sungai dapat disadap dan
dialirkan secara gravitasi ke tempat tertentu yang membutuhkannya dan atau
untuk mengendalikan dasar sungai, debit dan angkutan sedimen.
Adapun fungsi dari bendungan yaitu sebagai pembangkit listrik, untuk
menstabilkan aliran air/irigasi, untuk mencegah banjir, untuk bangunan
pengalihan, dan lain sebagainya.
Bendungan ini dibangun pada tempat-tempat yang memiliki jumlah air
yang lebih. Sehingga dengan adanya bendungan ini dapat mencegah berbagai

1
bencana alam terjadi. Konstruksi ini merupakan aset yang dibangun oleh
pemerintah dan pembangunannya memerlukan perencanaan yang efektif dan
efisien.

1.2 Rumusan Masalah


Mengingat pentingnya konstruksi ini perlu disadari bahwa air harus dikelola
sebaik mungkin demi terhindarnya dari masalah bencana alam seperti banjir,
rusaknya bendungan, tanggul rusak dan lain sebagainya. Maka dari itu,
pertanyaan mengenai ini antara lain:
- Apa saja bagian-bagian dari bendungan?
- Apa saja tipe-tipe bendungan?
- Apa metode pembuatan bendung?

1.3 Tujuan dan Ruang Lingkup


Tujuan dan ruang lingkup ini meliputi:
1. Menyebutkan bagian-bagian dari bendungan.
2. Menyebutkan tipe-tipe bendungan.
3. Menyebutkan metode pembuatan bendung.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca.
2. Meminimalisirkan jumlah air berlebih yang terdapat pada suatu daerah.

2
BAB II
BENDUNGAN SECARA STRUKTURAL

2.1 Pengertian Bendungan


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 37 Pasal 1 Tahun 2010 tentang
Bendungan, bahwa bendungan adalah bangunan yang berupa urukan tanah,
urukan batu, beton, dan atau pasangan batu yang dibangun selain untuk menahan
dan menampung air, dapat pula dibangun untuk menahan dan menampung limbah
tambang (tailing), atau menampung lumpur sehingga terbentuk waduk.
Bendungan atau waduk merupakan wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat
dibangunnya bendungan.

Menurut Peraturan Menteri Nomor 72/PRT/1997, bendungan adalah setiap


bangunan penahan air buatan, jenis urugan atau jenis lainnya yang menampung
air atau dapat menampung air, termasuk pondasi, bukit/tebing tumpuan, serta
bangunan pelengkap dan peralatannya, termasuk juga bendungan limbah galian,
tetapi tidak termasuk bendung dan tanggul.

Sebuah bendungan berfungsi sebagai penangkap air dan menyimpannya di


musim hujan waktu air sungai mengalir dalam jumlah besar dan yang melebihi
kebutuhan baik untuk keperluan, irigasi, air minum, industri atau yang lainnya.

Dengan memiliki daya tampung tersebut air sungai yang melebihi


kebutuhan dapat disimpan dalam waduk dan baru dilepas mengaalir ke dalam
sungai lagi di hilirnya sesuai dengan kebutuhan pada saat diperlukan. Sebuh
bendungan dapat dibuat dari bahan bangunan urugan tanah campur batu
berukuran kecil sampai besar atau dari beton.

Bila aliran sungai yang masuk ke dalam waduk tersebut melebihi air yang
dialirkan ke luar waduk sesuai dengan kebutuhan, maka isi waduk makin lama
makin penuh dan dapat melampaui batas daya tampung rencananya, sehingga
permukaan air dalam waduk akan naik terus dan akhirnya melimpas. Untuk
mencegah terjadinya limpasan air pada sebuah bendungan, limpasan air itu

3
dilokalisir pada bangunan pelimpah yang lokasinya dipilih menurut kondisi
topografi yang terbaik.

Panjang bangunan pelimpah dihitung menurut debit rencana sedemikian


rupa hingga tinggi muka air waduk tidak akan naik lebih tinggi dari pusat
bendungan dan bahkan biasanya direncanakan agar muka air waduk itu lebih
rendah dari puncak bendungan minimum 5 m. Beda tinggi bervariasi dari 5-20 m.
Tinggi bendungan bervariasi dari sekitar 15 m sampai ratusan meter. Disebut
dengan tinggi bendungan adalah perbedaan elevasi antara puncak bendungan
dengan dasar sungai lama.

2.2 Bagian-bagian bendungan


Bendungan terdiri dari beberapa komponen, yaitu :

A. Badan bendungan (body of dams)


Adalah tubuh bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air. Bendungan
umumnya memiliki tujuan untuk menahan air, sedangkan struktur lain seperti
pintu air atau tanggul digunakan untuk mengelola atau mencegah aliran air ke
dalam daerah tanah yang spesifik. Kekuatan air memberikan listrik yang disimpan
dalam pompa air dan ini dimanfaatkan untuk menyediakan listrik bagi jutaan
konsumen.

B. Pondasi (foundation)
Adalah bagian dari bendungan yang berfungsi untuk menjaga kokohnya
bendungan.

C. Pintu air (gates)


Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran baik yang
terbuka maupun tertutup. Bagian yang penting dari pintu air adalah :

 Daun pintu (gate leaf)

4
Adalah bagian dari pintu air yang menahan tekanan air dan dapat digerakkan
untuk membuka , mengatur dan menutup aliran air.

 Rangka pengatur arah gerakan (guide frame)


Adalah alur dari baja atau besi yang dipasang masuk ke dalam beton yang
digunakan untuk menjaga agar gerakan dari daun pintu sesuai dengan yang
direncanakan.

 Angker (anchorage)
Adalah baja atau besi yang ditanam di dalam beton dan digunakan untuk menahan
rangka pengatur arah gerakan agar dapat memindahkan muatan dari pintu air ke
dalam konstruksi beton.

 Hoist
Adalah alat untuk menggerakkan daun pintu air agar dapat dibuka dan ditutup
dengan mudah.

D. Bangunan pelimpah (spill way)


Adalah bangunan beserta intalasinya untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke
dalam waduk agar tidak membahayakan keamanan bendungan.
Bagian-bagian penting daribangunan pelimpah :

 Saluran pengarah dan pengatur aliran (controle structures)Digunakan


untuk mengarahkan dan mengatur aliran air agar kecepatan alirannya
kecil tetapi debit airnya besar.

 Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute, discharge


carrier, floodway). Makin tinggi bendungan, makin besar perbedaan
antara permukaan air tertinggi di dalam waduk dengan permukaan air

5
sungai di sebelah hilir bendungan. Apabila kemiringan saluran
pengangkut debit air dibuat kecil, maka ukurannya akan sangat
panjang dan berakibat bangunan menjadi mahal. Oleh karena itu,
kemiringannya terpaksa dibuat besar, dengan sendirinya disesuaikan
dengan keadaan topografi setempat.

 Bangunan peredam energy (energy dissipator)Digunakan untuk


menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi energi air agar tidak
merusak tebing, jembatan, jalan, bangunan dan instalasi lain di
sebelah hilir bangunan pelimpah.

E. Kanal (canal)
Digunakan untuk menampung limpahan air ketika curah hujan tinggi.

F. Reservoir
Digunakan untuk menampung/menerima limpahan air dari bendungan.

G. Stilling basin
Memiliki fungsi yang sama dengan energy dissipater.

H. Katup (kelep, valves)


Fungsinya sama dengan pintu air biasa, hanya dapat menahan tekanan yang lebih
tinggi (pipa air, pipa pesat dan terowongan tekan). Merupakan alat untuk
membuka, mengatur dan menutup aliran air dengan cara memutar, menggerakkan
kea rah melintang atau memenjang di dalam saluran airnya.

I. Drainage gallery
Digunakan sebagai alat pembangkit listrik pada bendungan.

6
2.3 Tipe Bendungan
Bendungan juga dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :
a. Berdasarkan ukuran
1. Bendungan besar (large dams)
Menurut ICOLD (The International Commossion on Large Dams) definisi dari
bendungan adalah :
- Bendungan yang tingginya lebih dari 15m, diukur dari bagian terbawah
pondasi sampai ke puncak bendungan.
- Bendungan yang tingginya antara 10m dan 15m dapat pula disebut dengan
bendungan besar asal memenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut
:
- Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m.
- Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m³.
- Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000 m³/detik.
- Bendungan menghadapi kesulitan-kesulitan khusus pada pondasinya (had
specially ifficult foundation problems).
- Bendungan di desain tidak seperti biasanya (unusual design).

2. Bendungan kecil (small dams, weir, bendung)


Semua bendungan yang tidak memenuhi syarat sebagai bendungan besar di sebut
bendungan kecil.

b. Berdasarkan tujuan pembangunannya


1. Bendungan dengan tujuan tunggal (single purpose dams)Adalah bendungan
yang dibangun untuk memenuhi satu tujuan saja.
2. Bendungan serbaguna (multipurpose dams)Adalah bendungan yang dibangun
untuk memenuhi beberapa tujuan.

c. Berdasarkan penggunaannya
1. Bendungan untuk membuat waduk (storage dams)

7
Adalah bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan
air pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktu diperlukan.

2. Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dams)


Adalah bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi
sehingga dapat mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan air.
3. Bendungan untuk memperlamabat jalannya air (detension dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memperlamabat aliran air sehingga
dapat mencegah terjadinya banjir besar. Masih dapat dibagi lagi menjadi 2,
yaitu :
- Untuk menyimpan air sementara dan dialirkan ke dalam saluran air bagian
hilir.
- Untuk menyimpan air selama mungkin agar dapat meresap di daerah
sekitarnya.

d. Berdasarkan konstruksinya
1. Bendungan urugan (fill dams, embankment dams)
Menurut ICOLD definisinya adalah bendungan yang dibangun dari hasil
penggalian bahan (material) tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran
secara kimia, jadi betul-betul bahan pembentuk bendungan asli. Bendungan ini
masih dapat dibagi menjadi :
- Bendungan urugan serbasama (homogeneous dams)Adalah bendungan
urugan yang lapisannya sama.
- Bendungan urugan berlapis-lapis (zone dams, rockfill dams)Adalah
bendungan urugan yang terdiri atas beberapa lapisan , yaitu lapisan kedap
air (water tight layer), lapisan batu (rock zones, shell), lapisan batu teratur
(rip-rap) dan lapisan pengering (filter zones).
- Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (impermeable
face rockfill dams, dekced rockfill dams)Adalah bendungan urugan batu
berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya diletakkan di sebelah hulu

8
bendungan. Lapisan kedap air yang biasa digunakan adalah aspal dan beton
bertulang.

2. Bendungan beton (concrete dams)


Adalah bendungan yang dibuat dari konstruksi beton baik dengan tulangan
maupun tidak. Ini masih dapat dibagi lagi menjadi :

- Bendungan beton berdasar berat sendiri (concrete gravity dams)Adalah


bendungan beton yang didesain untuk menahan beban dan gaya yang
bekerja padanya hanya dengan berat sendiri saja.
- Bendungan beton dengan penyangga (concerete butress dams)Adalah
bendungan beton yang mempunyai penyangga untuk menyalurkan gaya-
gaya yang bekerja padanya. Banyak dipakai apabila sungainya sangat lebar
sedangkan keadaan geologiya baik.
- Bendungan beton berbentuk lengkung (beton berbentuk busur atau
concerete arch dams)Adalah bendungan beton yang didesain untuk
menyalurkan gaya-gaya yang bekerja padaya lewat abutmen kiri dan
abutmen kanan bendungan.
- Bendungan beton kombinasi (combination concerete dams, mixed type
concerete dams) Adalah merupakan kombinasi anatara lebih dari satu tipe
bendungan.

3. Bendungan lainnya
Biasanya hanya untuk bendungan kecil misalnya : bendungan kayu (timber dams),
bendungan besi (steel dams), bendungan pasangan bata (brick dams), bendungan
pasangan batu (masonry dams).

e. Berdasarkan fungsinya
- Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)

9
Adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit
air rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang
memungkinkan pembangunannya secara teknis.
- Bendungan pengelak (cofferdam)
Adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak
pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi kering
yang memungkinkan pembangunannya secara teknis.
- Bendungan utama (main dam)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memenuhi satu atau lebih tujuan
tertentu.
- Bendungan sisi ( high level dam )
Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan sisi kanan
bendungan utama yang tinggi puncaknya juga sama. Ini dipakai untuk
membuat proyek seoptimal-optimalnya, artinya dengan menambah tinggi
pada bendungan utama diperoleh hasil yang sebesar-besarnya biarpun harus
menaikkan sebelah sisi kiri dan atau sisi kanan.
- Bendungan di tempat rendah (saddle dam)
Adalah bendungan yang terletak di tepi waduk yang jauh dari bendungan
utama yang dibangun untuk mencegah keluarnya air dari waduk sehingga
air waduk tidak mengalir ke daerah sekitarnya.
- Tanggul ( dyke, levee)
Adalah bendungan yang terletak di sebelah sisi kiri dan atau kanan
bendungan utama dan di tempat yang jauh dari bendungan utama yang
tinngi maksimalnya hanya 5 m dengan panjang puncaknya maksimal 5 kali
tingginya.
- Bendungan limbah industri (industrial waste dam)
Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk
menahan limbah yang berasal dari industri.
- Bendungan pertambangan (mine tailing dam, tailing dam)

10
Adalah bendungan yang terdiri atas timbunan secara bertahap untuk
menahan hasil galian pertambangan dan bahan pembuatnya pun berasal dari
hasil galian pertambangan juga.

f. Berdasarkan jalannya air


- Bendungan untuk dilewati air (overflow dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk untuk dilewati air misalnya pada
bangunan pelimpah (spillway).
- Bendungan untuk menahan air (non overflow dams)
Adalah bendungan yang sama sekali tidak boleh di lewati air.
Kedua tipe ini biasanya dibangun berbatasan dan dibuat dari beton,
pasangan batu atau pasangan bata.

2.4 Perencanaan Bendungan


Pra rencana bendungan meliputi :
 Pemilihan lokasi (beberapa alternatif)

 Pemilihan jenis bendungan

 Dimensi

 Perhitungan stabilitas

 Pembuatan spesifikasi teknik

 Jadwal pembuatan design detail

 Jadwal pelaksanaan konstruksi

 Rencana anggaran biaya

 Analisi ekonomi

2.5 Metode Pembuatan Bendungan

1. Pembuatan bendungan dimulai dengan pembuatan diversion channel (saluran


pengalihan) yang dibangun di sebelah kanan sungai

11
2. Pekerjaan dimulai dengan dengan mengerjakan diversion work dengan
menggali tanah dan pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai.
Setelah sungai dialihkan lokasi bendung dapat dikeringkan melalui proses
dewatering.

Gambar 2.5 pengalihan aliran sungai

3. Selanjutnya pekerjaan bendung dilanjutkan dengan pekerjaan galian tanah


dengan excavator dan hasil galian diangkut dengan dump truck untuk dibuang
ke disposal area atau disimpan sebagai stock untuk material timbunan sesuai
dengan jenis dan spesifikasitanah.

Gambar 2.5 pekerjaan galian tanah

4. Bila galian menemui lapisan tanah keras, dilakukan pekerjaan galian batu.

12
5. Dipilih metode drilling and blasting, yaitu pada permukaan batuan dibuat pola
blasting. Kemudian dibuat lubang dengan rock drill (cradler rock driller) atau
canal drilling untuk diisi sejumlah bahan peledak (dynamit) dan detonator
sebagai pemicunya.

Gambar 2.5 pekerjaan pada tanah keras

6. Setelah peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan excavator dan diangkut


dump truck ke disposal area
7. Galian batuan dengan blasting (peledakan)biasanya sulit untuk membentuk
dasar galian yang rapi sesuai rock line excavation yang ada dalam shop
drawing
8. Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada excavator untuk
membentuk dan merapikan galian batuan
9. Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekerjaan yang harus
dilakukan adalah finising permukaan batuan dengan membersihkan semua
loose material dan menutup permukaan dengan splash grouting.
10. Splash grouting adalah campuran semen pasir dan air yang disiramkan ke
permukaan batuan.

13
Gambar 2.5 pekerjaan splash grouting

11. Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete) untuk fondasi, tubuh
bendung, kolam olakan (stilling basin) dan piers serta column
12. Di permukaan bendung yang terjadi pergesekan dengan air sungai dimana
diasumsikan terdapat batuan lepas, ranting dan pohon, oleh karena itu perlu
dilapisi dengan steel fibre concrete
13. Pada bendung gerak dibuat bangunan hoist room yaitu tempat mesin
penggerak pintu, dipasang berupa katrol (hoist) elektrik untuk menaikkan dan
menurunkan pintu

Gambar 2.5 hoist room bendung gerak

14
14. Setelah bagian utama terlaksana, diikuti bangunan lantai apron dan lantai
stilling basin yang diikuti pekerjaan backfill dengan material terseleksi
(selected embankment).
15. Jembatan pelayanan dibuat terpisah di fabrikasi karena menggunakan precast
prestressed concrete, yang dilaunching dengan metode launching trus.
16. Pekerjaan sipil utama yang paling berat adalah pembuatan pier dan hoist deck,
karena perlu ketelitian dan akurasi yang tinggi agar interfacing dengan
pekerjaan pintu (hydro mechanical) tidak banyak menemui kesulitan.
17. Dalam penentuan penggunaan perancah bekisting di lantai hoist room perlu
penanganan khusus karena pada ketinggian 28 m, harus melakukan pekerjaan
beton dengan beban ratusan ton dan lendutan yang cukup besar.

Gambar 2.5 urutan pekerjaan tubuh bendung

15
Gambar 2.5 pemasangan pilar movable weir dan masangan king shore hoist
deck

18.Pelaksanaan bendung gerak dan bendung tetap merupakan lintasan kritis .


Sedangkan pekerjaan apron, stilling basin dan fishway merupakan pekerjaan
tidak kritis tetapi dapat dilaksanakan paralel dengan pekerjaan bendung sesuai
kapasitas penyediaan beton per hari
19.Untuk pembuatan pier dan kolom beton digunakan climbing formwork dengan
dua tipe, yaitu untuk lengkung dipakai bekisting baja dan untuk yang lurus
digunakan bekisting kayu dan plywood.

Gambar 2.5 pembuatan pier dan kolom beton

16
20.Pada tahap pelaksanaan pengecoranbeton untuk pier terdapat dua jenis beton
yang harus dilaksanaan bersama untuk menghindari sambungan dingin (cold
joint) yaitu antara beton biasa dan beton campuran berton campuran steel fibre
21.Agar kedua jenis beton tidak tercampur, digunakan kawat ayam yang ditahan
dengan besi beton atau wire mesh
22.Pengecorannya dilakukan secara bergantian dalam waktu yang relatif
bersamaan antara steel fibre concrete dan beton biasa
23.Dilanjutkan dengan pengecoran bagian-bagian pada dan elevasi di atasnya
sesuai dengan ketinggian climbing formwork

Gambar 2.5 pengecoran pier dan kolom beton bendung

24.Untuk dinding bangunan hoist room yang awalnya adalah beton biasa,
dilakukan inovasi menjadi kolom dan balok rangka baja dengan dinding
precast prestressed panel (hollow core wall) untuk dinding maupun plat atap.

17
2.6 Manfaat Bendungan Bagi Kehidupan

1. Menampung Air Dalam Volume Yang Besar


Prinsip awal dibangunnya bendungan yakni untuk membendung aliran
sungai hingga tertampung dalam volume yang besar. Penampungan air dalam
volume yang besar dapat digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas bagi
masyarakat sekitar bendungan. Adanya bendungan membuat air sungai tertahan
dan tidak terus menerus mengalir, sehingga air dapat tertampung dan
dimanfaatkan untuk berbagai hal dan mencukupi kebutuhan air masyarakat sekitar
bendungan.

2. Mencukupi Kebutuhan Air Bersih


Air sungai terkadang memiliki aliran yang keruh, terutama ketika musim
hujan. Aliran sungan yang airnya mengalir akan semakin keruh apabila terus
mengalir karena penyebab air keruh akan sulit untuk mengendap. Air sungai yang
keruh sulit dimanfaatkan untuk keperluan masak dan minum. Dengan adanya
bendungan, alian air sungai yang keruh dapat ditampung terlebih dahulu agar
kotoran pada air sungai dapat mengendap. Dengan air yang lebih tenang pada
bendungan, air sungai yang keruh dapat mengendap karena tidak terjadi aliran
air. Sehinga air yang sudah dibendung terlebih dahulu berwarna lebih bersih
dibandingkan air sungai yang terus mengalir.

3. Pengendalian Banjir
Ketika musim hujan tiba, volume air pada aliran sungai juga meningkat.
Peningkatan debit air sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir apabila sungai
sudah tidak dapat menampung lagi jumlah air yang melalui sungai. Untuk
mengatasi banjir bagi masyarakat di sekitar sungai, bendungan menjadi salah satu
pilihan yang dapat digunakan untuk mengatasi banjir. Dengan adanya bendungan,
debit air berlebih pada sungai dapat ditampung terlebih dahulu sehingga debit
aliran air dapat diatur. Dengan debit air yang normal, maka akan terhindar dari
masalah banjir.

18
4. Sumber Irigasi
Ketika aliran sungai tidak melewati semua jalur pertanian, bendungan dapat
dijadikan salah satu alternatif untuk tetap menyediakan kebutuhan air untuk
wilayah pertanian. Dengan adanya bendungan, kemudian dapat dibuat semacam
sungai kecil untuk menyalurkan air ke tempat-tempat persawahan yang jauh dari
sungai. Aliran air juga dapat diatur, sehingga air tidak terus mengalir, tetapi dapat
ditampung dan digunakan saja seperlunya.

5. Tempat Konservasi Hewan Dan Tumbuhan


Adanya bendungan dapat menjadikan hewan air untuk hidup dan
berkembang biak dengan nyaman dibandingkan dengan di aliran sungai. Dengan
adanya bendungan, binatang air yang hidup di dalamnya menjadi lebih banyak
dan bervariasi. Selain ikan dan jenis hewan laut lainnya yang hidup di bendungan,
bendungan juga bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanaman di sekitarnya.
Tanaman yang tumbuh di sekitar bendungan dapat hidup lebih subur karena
kebutuhan airnya terpenuhi. Selain tumbuhan di sekitar bendungan, adanya
bendungan juga dapat dijadikan tempat budi daya tanaman air, yang nantinya
dapat dikembangbiakkan dan bermanfaat untuk dijual atau dijadikan kerajinan.

6. Mata Pencaharian Masyarakat Sekitar


Bendungan menciptakan suatu ekosistem baru dan kehidupan baru terlebih
untuk hewan air seperti ikan. Ikan akan lebih mudah berkembang biak dalam air
tenan seperti bendungan, dibandingkan dengan pada sungai yang mengalir. Ikan
yang berkembang biak secara liar di bendungan dapat dimanfaatkan baik untuk
dikonsumsi maupun untuk dijual kembali dan dapat memenuhi kebutuhan
perekonomian masyaraat sekitar.

7. Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air


Listrik merupakan kebutuhan manusia yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Sebagian besar listrik yang dialirkan kepada masyarakat
berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara. Akan tetapi, batu bara sebenarnya

19
dapat habis karena merupakan bahan tambang yang tidak dapat diperbaharui. Oleh
karena itu, perlu dicarikan solusi agar kebutuhan manusia akan listrik tetap
terpenuhi. Salah satunya dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga air.
Dengan bantuan bendungan, maka pembuatan pembangkit listrik tenaga air akan
lebih mudah, karena dengan adanya bendungan debit air untuk menggerakkan
turbin listrik untuk menghasilkan energi listrik.

8. Dijadikan Objek Wisata


Bendungan dapat dimanfaatkan sebagai tempat untuk berwisata. Bendungan
dibangun menjadi tempat untuk melepaskan lelah dengan beberapa wahana wisata
yang dapat digunakan di atas air, seperti perahu kecil, speedboot dan beberapa
wahana lainnya. Bagian tepi bendungan juga dapat dijadikan tempat berteduh
untuk sekedar melepas lelah dengan melihat pemandangan bendungan.

2.7 Dampak Pembangunan Bendung dan Bendungan


Pembangunan bendung dan bendungan selain bermanfaat untuk
menampung air dan menaikkan level air untuk saliran irigasi, perikanan maupun
tempat wisata, dan lain-lain, pembangunan bendung yang melintang di sungai jika
ditinjau dari segi restorasi sungai mempunyai dampak negatif bagi kehidupan
biotik dan abiotik disungai. Beberapa dampak tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Mengubah Keseimbangan Angkutan Sedimen


Dengan dibangunnya bendungan atau bendung di sungai, akan terjadi
perubahan keseimbangan angkutan sedimen (sediment balance) .Dengan bendung
atau bendungan maka proses degradasi dan agradasi di sepanjang sungai akan
terganggu. Di bagian hulu akan terjadi surplus sedimen sedangkan di bagian hilir
terjadi defisit sedimen. Defisit sedimen di bagian hilir akan berpengaruh pada
penggerusan di bagian hilir bendung atau bendungan.

Terganggunya keseimbangan sedimen akan dapat menginisasi terjadinya


erosi dan sedimentasi di berbagai tempat yang sulit diprediksi. Dengan bendung

20
atau bendungan permanen, maka akan terjadi pemutusan ekosistem alur sungai
secara drastis dari ekosistem yang bersifat terbuka dari hulu hingga hilir, menjadi
ekosistem yang terpisah. Sungai bukan lagi sebagai ekosistem terbuka tapi suatu
ekosistem yang semi terbuka atau tertutup.

Penanggulangan dampak negatif dari ketidakseimbangan angkutan sedimen


ini adalah dengan cara membangun bendung semi permanen atau bendung karet.
Untuk konstruksi bendungan sampai saat ini belum ada teknologi yang efektif
untuk dapat menjamin keseimbangan sedimen hulu - hilir. Teknologi pipa
pengurasan (culvert) juga belum bisa menanggulangi masalah ini.

2. Merubah Elevasi Muka Air Tanah


Dengan pembendungan maka akan terjadi perubahan muka air tanah.
Peningkatan muka air tanah ini tidak mesti berdampak positif bag vegetasi di
tempat yang bersangkutan. Karena banyak vegetasi yang tidak sesuai hidup pada
kondisi muka air tanah tinggi. Dengan demikian perlu diupayakan konservasi dan
kompresinya.

3. Pengurangan Debit Air Pada Sungai Utama


Pada pembangunan bendung, sering sungai utama akan menderita defisit
sungai. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar di bawah yang merupakan suatu
contoh pembangunan bendung untuk pembangit tenaga air dengan menggunakan
konstruksi kering. Dengan konstruksi tersebut, satu sisi mudah mengerjakannya
karena semua konstruksi di kerjakan ditempat yang kering. Setelah konstruksi
selesai, bagian akhir pembatas sungai dengan saluran dibuka. Namun jika jumlah
air yang dipakai untuk memutar turbin melebihi batas maksimal , sehingga jumlah
air yang masih mengalir ke sungai utama di bawah debit air minimum yang harus
ada untuk ekologi, maka ekosistem sungai utama akan rusak.

4. Peningkatan Luas Genangan

21
Pembangunan bendung atau bendungan di suatu sungai biasanya
menimbulkan perluasan area genangan. Perluasan area genangan ini selain
berdampak positif terhadap meningkatnya konservasi air, juga dapat berdampak
negatif terhadap ekosistem wilayah sungai yang tergenangi. Panjang daerah yang
terkena dampak negatif terhadap ekosistem sungai di bagian hulu pembendungan
adalah sepanjang back water effect.

Pada prinsipnya dengan penggenangan ini akan menyebabkan terjadinya


penurunan kecepatan air (mendekati tidak bergerak) dan kedalaman air
bertambah. Perubahan kecepatan dan kedalaman air ini jelas akan berdampak
pada flora dan fauna di bagian hulu bendung atau bendungan tersebut.
Penyelesaian masalah ini adalah dengan cara memperkecil areal genangan. Dalam
perencanaannya harus dipilih suatu tempat yang mempunyai head cukup dengan
areal genangan seminimal mungkin.

5. Penurunan Dinamika Alamiah Sungai


Sungai sebagai suatu sistem alamiah mempunyai derajat dinamika tinggi.
Dalam arti, dengan heterogenitas fisik sungai alamiah yang tinggi, mendorong
terjadinya dinamisasi sungai yang tinggi. Dinamisasi sungai tersebut akan
berkurang jika di sungai dibangun bendung misalnya untuk hydropower
plant. Dengan bendung dan saluran buatan, kondisi sungai menjadi homogen.
Misalnya kecepatan air akan menjadi nol, maka air akan relatif tetap (homogen),
profil melintang dan memanjang berbentuk trapesium atau segiempat (homogen).
Dengan kondisi homogen ini maka diversifikasi vegetasi dan fauna akan
menurun.

Penyelesaian masalah ini dapat dilakukan dengan membangun bendung


gerak. Jika hal ini tidak memungkinkan dapat dilakukan dengan cara kompensasi
lingkungan, yaitu mengganti kondisi heterogen sepanjang back water tile yang
ada di tempat lain.

22
6. Memutus Daur Hidup Jenis Ikan Tetentu
Dampak biotik dari pembangunan bendung dan bendungan adalah memutus
daur hidup jenis ikan tertentu. Pada umumnya suatu sungai memiliki berbagai
macam jenis ikan, sebagian dari ikan tersebut biasanya juga mempunyai perilaku
migrasi dari hulu ke hilir atau dari hilir ke hulu. Dengan dibangunnya bendung
atau bendungan melintang sungai maka kemungkinan terjadinya migrasi dalam
sungai sangat kecil atau tertutup. Ikan tidak dapat bermigrasi lagi, akhirnya ikan-
ikan dengan sifat migrasi ini akan punah.

23
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Bendungan (dam) dan bendung(weir) sebenarnya merupakan struktur yang
berbeda. Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah (lowhead
dam), yang berfungsi untuk menaikkan muka air, biasanya terdapat di sungai. Air
sungai yang permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu
bendung (overflow). Bendungan memiliki banyak fungsi diantaranya dan yang
paling utama yaitu untuk menahan laju air.

3.2 Saran
Hendaknya bendungan dibangun dengan memperthatikan banyak hal,
terutama dampak negatif pada pembangunan bendungan tersebut. Misalnya hal
yang harus diperhatikan adalah ekosistem yang ada di dalam air tersebut. Dengan
memperhatikan ekosistem tersebut, kita sebagai manusia berarti memiliki
kepedulian antar makhluk hidup.

24
DAFTAR PUSTAKA

Taufiqullah. (2017, 02 Januari). “Tipe Bendungan Berdasarkan Fungsinya”.


Tersedia: https://www.tneutron.net/blog/.

.............. (2017, 02 Januari) “Fungsi dan Jenis Bendungan”. Tersedia:


https://www.tneutron.net/blog/.

Berbagi ilmu Teknik Sipil (2012, 27 November) “Metode Pelaksanaan Bendung”.


Tersedia : www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/.

“Tinjauan Pustaka”. Tersedia : http://diglib.unila.ac.id/1070/16/BAB%20II.pdf

Cullens Edwin. (2015, 30 Juni). “Makalah Bendungan atau Dam”. Tersedia:


http://edwincullens.blogspot.co.id.

Galery Pustaka. (2013, 30 Maret). “ Dampak Pembangunan Bendung dan


Bendungan”. Tersedia : www.galeripustaka.com .

25

Anda mungkin juga menyukai