PENDAHULUAN
Nasional dan setrategi Nasional adalah 80% sesuai dengan program Milenium
nyatakan dalam tujuan Healthy people 2010 yang di jelaskan dengan lengkap dalam
apendis R. Meningkatkan durasi dan eksklusivitas pemberian ASI yang baik pada ibu
dan Bayi. Menurut tinjauan sistematis (Kramer & kakuma,2004” bukti yang tersedia
umum pemberian ASI Eksklusif (penuh) selama 6 bualan pertama kehidupan pada
baik Negara maju maupun berkembang akan tetapi, dalam memenuhi tantangan untuk
mengenai alasan ibu berhenti memberi ASI Ekslusif atau menyerah untuk menyusui
kecerdasan anak (Depkes, 2007). Manfaat pemberian ASI Eksklusif sesuai dengan
salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) yaitu mengurangi
tingkat kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. World Health Organization
(WHO,2009) menyatakan sekitar 15% dari total kasus kematian anak di bawah usia
lima tahun di negara berkembang disebabkan oleh pemberian ASI tidak eksklusif.
Berbagai masalah gizi kurang maupun gizi lebih juga timbul akibat dari pemberian
pemberian ASI eksklusif sebagai perilaku pola asuh bayi, meski mereka bekerja tetapi
hal ini tidak menghambat keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Namun, persentase
ibu yang memberikan ASI eksklusif sangat rendah dibeberapa Negara seperti di
Pakistan, Thailand, dan Indonesia. Di Indonesia 86% yang tidak berhasil memberikan
ASI eksklusif karena para ibu lebih memilih memberikan susu formula kepada
bayinya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan susu formula lebih dari
3X lipat selama 5 tahun dari 10,8% pada tahun 1997 menjadi 32,5% tahun 2002
(Permatasari,2010).
Cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–6 bulan di Indonesia
berfluktuasi dalam tiga tahun terakhir, menurun dari 62,2% tahun 2007 menjadi
56,2% pada tahun 2008 dan sedikit meningkat pada tahun 2009 menjadi 61,3%.
Demikian juga cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi sampai 6 bulan menurun
dari 28,6% tahun 2007 menjadi 24,3% pada tahun 2008 dan meningkat menjadi
sementara itu cakupan pemberian ASI Eksklusif (0-6 bulan) menurut Provinsi di
Indonesia Tahun 2010 untuk Provinsi DKI Jakarta sebesar 62,1 % (Susenas, 2010).
Cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan menurut Provinsi di Indonesia Tahun
2011 untuk provinsi DKI Jakarta sebesar 38,6 % cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-
6 bulan untuk wilayah Jakarta Timur sebesar 53,9 % (Dinas Kesehatan Provinsi, 2011
(Nirwan,2010).
pemberian ASI pada bayi mencapai 96,5% tetapi hanya 26,67% bayi yang mendapat
ASI Eksklusif. Sedangkan berdasarkan data pada tahun 2012 di Puskesmas Bandar
Durian, bahwa dari jumlah kelahiran 179 bayi, yang diberi ASI eksklusif hanya 30
masih sangat banyak ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, dan
meskipun ada bayi yang sudah diberi ASI Eksklusif, tetapi sayang tidak dilanjut
Menurut penelitan Arifin Siregar 2004 dijelaskan alasan ibu tidak menyusui
bayinya, di aspek kehidupan kota kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang
manfaat ASI dan meyusui yang menyebabkan ibu terpengaruh kepada susu formula.
Kesehatan / status gizi bayi serta kelangsungan akan lebih baik pada ibu yang
berpendidikan rendah. Hal ini karena ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki
pengetahuan yang luas serta kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi
(Damanik2010).
mempunyai bayi 0-6 bulan yang telah diwawancarai secara langsung di Dusun VIII
Komplek Veteran Kecamatan Percut Sei Tuan, ternyata 2 orang yang melakukan
pemberian ASI secara Eksklusif dan 3 orang tidak memberikan ASI secara Eksklusif
karena ibu tidak mengetahui tentang ASI Eksklusif, 3 orang tidak memberikan ASI
secara Eksklusif karena produksi ASI yang kurang, dan 2 orang yang disebabkan
penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif di Dusun
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi ibu yang memiliki bayi dalam
1.4.2 Peneliti
yang nyata dalam melakukan suatu penelitihan dan serta aplikasi dari ilmu
1.4.3 Responden
bayinya.
Sebagai bahan masukan, tambahan dan data dasar bagi peneliti selanjutnya