Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cakupan ASI Ekslusif yang di targetkan dalm program pembangunan

Nasional dan setrategi Nasional adalah 80% sesuai dengan program Milenium

Development Goal (MDGs) membantu mengurangi kemiskinsn, kelaparan, dan

angka kematian bayi (Anik Maryunani,2012 ; 1).

Perlunya pemberian ASI Eksklusif merupakan prioritas kesehatan yang di

nyatakan dalam tujuan Healthy people 2010 yang di jelaskan dengan lengkap dalam

apendis R. Meningkatkan durasi dan eksklusivitas pemberian ASI yang baik pada ibu

dan Bayi. Menurut tinjauan sistematis (Kramer & kakuma,2004” bukti yang tersedia

menunjukan tidak terdapat resiko dalam memberikan rekomendasi, seperti kebijakan

umum pemberian ASI Eksklusif (penuh) selama 6 bualan pertama kehidupan pada

baik Negara maju maupun berkembang akan tetapi, dalam memenuhi tantangan untuk

meningkatkan durasi dan ekslusivitas pemberian ASI di perlukan pemahaman

mengenai alasan ibu berhenti memberi ASI Ekslusif atau menyerah untuk menyusui

lebih cepat dari yagn di harapkan (Dwi widiarti,2012 ; 1).

Pemberian ASI eksklusif merupakan investasi terbaik bagi kesehatan dan

kecerdasan anak (Depkes, 2007). Manfaat pemberian ASI Eksklusif sesuai dengan

salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) yaitu mengurangi
tingkat kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. World Health Organization

(WHO,2009) menyatakan sekitar 15% dari total kasus kematian anak di bawah usia

lima tahun di negara berkembang disebabkan oleh pemberian ASI tidak eksklusif.

Berbagai masalah gizi kurang maupun gizi lebih juga timbul akibat dari pemberian

makanan sebelum bayi berusia 6 bulan (Baker, et al, 2004).

Di negara maju seperti di Eropa, Amerika, dan Australia menjadikan

pemberian ASI eksklusif sebagai perilaku pola asuh bayi, meski mereka bekerja tetapi

hal ini tidak menghambat keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Namun, persentase

ibu yang memberikan ASI eksklusif sangat rendah dibeberapa Negara seperti di

Pakistan, Thailand, dan Indonesia. Di Indonesia 86% yang tidak berhasil memberikan

ASI eksklusif karena para ibu lebih memilih memberikan susu formula kepada

bayinya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan susu formula lebih dari

3X lipat selama 5 tahun dari 10,8% pada tahun 1997 menjadi 32,5% tahun 2002

(Permatasari,2010).

Cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0–6 bulan di Indonesia

berfluktuasi dalam tiga tahun terakhir, menurun dari 62,2% tahun 2007 menjadi

56,2% pada tahun 2008 dan sedikit meningkat pada tahun 2009 menjadi 61,3%.

Demikian juga cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi sampai 6 bulan menurun

dari 28,6% tahun 2007 menjadi 24,3% pada tahun 2008 dan meningkat menjadi

34,3% pada tahun 2002 (Susana 2007 - 2009).

Berdasarkan hasil survey sosial ekonomi nasioanal (Susenas) Tahun 2009 di

Indonesia sebesar 61,3 % persentase meningkat di Tahun 2010 berdasarkan data


terakhir cakupan pemberian ASI Eksklusif (0-6 bulan) di Indonesia sebesar 61,5 %

sementara itu cakupan pemberian ASI Eksklusif (0-6 bulan) menurut Provinsi di

Indonesia Tahun 2010 untuk Provinsi DKI Jakarta sebesar 62,1 % (Susenas, 2010).

Cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-6 bulan menurut Provinsi di Indonesia Tahun

2011 untuk provinsi DKI Jakarta sebesar 38,6 % cakupan pemberian ASI Eksklusif 0-

6 bulan untuk wilayah Jakarta Timur sebesar 53,9 % (Dinas Kesehatan Provinsi, 2011

(Nirwan,2010).

Profil kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2011 menunjukkan bahwa

pemberian ASI pada bayi mencapai 96,5% tetapi hanya 26,67% bayi yang mendapat

ASI Eksklusif. Sedangkan berdasarkan data pada tahun 2012 di Puskesmas Bandar

Durian, bahwa dari jumlah kelahiran 179 bayi, yang diberi ASI eksklusif hanya 30

bayi (sekitar 16,8%),sedangkan cakupan ASI Eksklusif yang ditargetkan dalam

Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) adalah 80%. Ini membuktikan bahwa

masih sangat banyak ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya, dan

meskipun ada bayi yang sudah diberi ASI Eksklusif, tetapi sayang tidak dilanjut

sampai bayinya berusia 6 bulan (Damanik,2014).

Menurut penelitan Arifin Siregar 2004 dijelaskan alasan ibu tidak menyusui

bayinya, di aspek kehidupan kota kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang

manfaat ASI dan meyusui yang menyebabkan ibu terpengaruh kepada susu formula.

Kesehatan / status gizi bayi serta kelangsungan akan lebih baik pada ibu yang

berpendidikan rendah. Hal ini karena ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki
pengetahuan yang luas serta kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi

(Damanik2010).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan dari 10 ibu menyusui yang

mempunyai bayi 0-6 bulan yang telah diwawancarai secara langsung di Dusun VIII

Komplek Veteran Kecamatan Percut Sei Tuan, ternyata 2 orang yang melakukan

pemberian ASI secara Eksklusif dan 3 orang tidak memberikan ASI secara Eksklusif

karena ibu tidak mengetahui tentang ASI Eksklusif, 3 orang tidak memberikan ASI

secara Eksklusif karena produksi ASI yang kurang, dan 2 orang yang disebabkan

karena ibu tersebut bekerja.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif di Dusun

VIII Komplek Veteran Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014” .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalahnya sebagai

berikut, “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif DI Dusun

VIII Komplek Veteran Kecamatan Percut Sei Tuan Tahun 2014 ”.

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang ASI Ekslusif Di

Dusun VIII Veteran Kecamatan percut Sei Tuan Tahun 2014.


1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1.4.1 Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi ibu yang memiliki bayi dalam

meningkatkan pemberian ASI secara Eksklusif.

1.4.2 Peneliti

Untuk memperluas dan menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman

yang nyata dalam melakukan suatu penelitihan dan serta aplikasi dari ilmu

metodeologi penelitihan kesehatan dan ilmu asuh kebidanan yang dipelajari

penelitih selama penelitihan.

1.4.3 Responden

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan informasi tentang pemberian ASI

secara Eksklusif sehingga meningkatnya ibu memberikan ASI Eksklusif kepada

bayinya.

1.4.4 Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan, tambahan dan data dasar bagi peneliti selanjutnya

dalam mengembangkan penelitian selanjutnya dengan memperbaiki kesalahan-

kesalahan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai