HAKIKAT PENDIDIKAN
OLEH KELOMPOK :
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Hakikat
Pendidikan” dengan baik.
Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas kelompok Mata kuliah
Manejemen semester II, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan yang harus di benahi, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna membangun dalam penyusunan
makalah yang kami buat dikemudian hari sehingga makalah yang kami buat akan
lebuh naik lagi. Semoga makalah iini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang ingin dicapai sebagai
berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui definisi hakikat pendidikan
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan pendidikan
1.3.3 Untuk mengetahui jenjang dan satuan pendidikan
1.3.4 Untuk mengetahui jalur pendidikan
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang kami dapatkan sebagai berikut :
1.4.1 Teoritis :
Agar dapat mengetahui dan memahami tentang hakikat pendidikan.
1.4.2 Manfaat Praktis :
Untuk menyelesaikan tugas membuat makalah tentang hakikat pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
2
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,keagamaan,pengendalian
diri,kepribadian,keceerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
pendidikan berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan
memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan,dancara mendidik.Ki Hajar
Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti,
pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Menurut jejen musfah (2014), pendidikan mencakup usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.
Pendidikan harus disiapkan dengan matang mulai dari mutu guru,
kelas,media,metode,hingga sarana dan prasarana yang mendukung keberhasilan
pendidikan. Persiapan yang matang ini akan menentukan keberhasilan pencapaian
tujuan pendidikan di semua level. Makna pendidikan secara sederhana dapat
diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan
nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dengan demikian,
bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, didalamnya terjadi atau
berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan
telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya
merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu
menuntun anak, orang Romawi memandangpendidikan sebagai “educare”, yaitu
mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa
dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai “Erzichung” yang
setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan terpendam atau
mengaktifkan kekuatan/potensi anak. Dalam bahasa Jawa pendidikan berarti
panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah, kejiwaan, mematangkan
perasaan, pikiran dan watak, mengubah kepribadian sang anak.Sedangkan
menurut Herbart pendidikan merupakan pembentukan peserta didik kepada yang
diinginkan sipendidik yang diistilahkan dengan Educere.(M.R. Kurniadi,STh;1)
3
Hal di atas menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya yang
terencana, yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
peserta didik. Potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik tentu berbeda–beda,
yang nantinya adalah tugasseorang pendidik untuk mampu melihat dan mengasah
potensi–potensi yang dimiliki peserta didiknya sehingga mampu
berkembangmenjadi manusia berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan generasi yang baik,
manusia–manusia yang lebih berbudaya, manusia sebagai individu yang memiliki
kepribadian yang lebih baik. Tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda
dengan tujuan pendidikan di negara lainnya, sesuai dengan dasar negara, falsafah
hidup bangsa, dan ideologi negara tersebut.
4
didik. Kesadaran orang tua makin meningkat mengenai pentingnya pendidikan
sebagai persiapan awal untuk membantu pencapaian keberhasilan pendidikan
selanjutnya. Persiapan awal tersebut menyangkut pencapaian perkembangan sehat
secara mental, emosi, dan sosial. Namun orang tua juga tidak sama.
Tujuan adalah batas cita-cita yang diinginkan dalam satu usaha. Semua
usaha mempunyai dan diikat oleh tujuan tertentu, termasuk usaha
pendidikan.Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,
luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan
memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan
dan merupkan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi
penting diantara komponen-komponen pendidikan lainnya, dapat dikatakan bahwa
segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata
terarah kepada atau ditujukan untuk mencapai tujuan tersebut.Dengan demikian
maka kegiatan-kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut dianggap
menyimpang, tidak fungsional, bahkan salah, sehingga harus dicegah terjadinya.
Disini terlihat bahwa tujuan pendidikan itu bersifat normative, yaitu mengandung
unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat
perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai
hidup yang baik.
Sehubungan dengan fungsi tujuan yang demikian penting itu, maka menjadi
keharusan bagi pendidikan untuk memahaminya. Kekurang pahaman pendidik
terhadap tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan didalam
melaksanakan pendidikan.
Bangsa Indonesia terdapat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu
UU No. 20 Tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tersebut,
dikatakan pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
5
Jenjang dan satuan pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga yaitu pendidikan
informal, pendidikan form Jenjang Pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
diterapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai dan kemampuan yang akan dikembangkan. Menurut UU No. 20 tahun
2003 pasal 14, jenjang pendidikan formal terdiri atas:
a. Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang paling
dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu
6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6
6
perguruan tinggi disebut dosen. Di Indonesia ada beberapa jenis perguruan tinggi,
antara lain :
Dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan
terdiri dari pendidikan formal, non-formal dan informal.
7
yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini
(TK/RA), pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah (SMP/MTs dan
SMA/MA), dan pendidikan tinggi (Universitas). Pendidikan formal terdiri dari
pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.
c. Kurikulumnya jelas.
8
untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki
lintasan perolehan (prosesp sikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui
aktivitas“ menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas“ mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas“
mengamati, menanya, mencoba, menalar,menyaji, dan mencipta”.
3. Pendidikan Informal
c. Tidak berjenjang.
9
Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Seperti
Lembaga Kursus dan Pelatihan, Kelompok Belajar, Sanggar, dll.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangakan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual,keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,keceerdasan, ahlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan generasi yang
10
baik, manusia–manusia yang lebih berbudaya, manusia sebagai individu
yang memiliki kepribadian yang lebih baik. Tujuan pendidikan di suatu
negara akan berbeda dengan tujuan pendidikan di negara lainnya, sesuai
dengan dasar negara, falsafah hidup bangsa, dan ideologi negara tersebut.
Tujuan pendidikan itu juga ditanamkan sejak manusia masih dalam
kandungan, lahir, hingga dewasa yang sesuai dengan perkembangan dirinya.
Ketika masih kecil pun pendidikan sudah dituangkan dalam UU 20
Sisdiknas 2003, yaitu disebutkan bahwa pada pendidikan anak usia dini
bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan
tahap perkembangan peserta didik (Depdiknas 2003: 11).
Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki
posisi penting diantara komponen-komponen pendidikan lainnya, dapat
dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan
dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk mencapai tujuan
tersebut.Dengan demikian maka kegiatan-kegiatan yang tidak relevan
dengan tujuan tersebut dianggap menyimpang, tidak fungsional, bahkan
salah, sehingga harus dicegah terjadinya. Disini terlihat bahwa tujuan
pendidikan itu bersifat normative, yaitu mengandung unsur norma yang
bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan
peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang
baik. Sehubungan dengan fungsi tujuan yang demikian penting itu, maka
menjadi keharusan bagi pendidikan untuk memahaminya. Kekurang
pahaman pendidik terhadap tujuan pendidikan dapat mengakibatkan
kesalahan didalam melaksanakan pendidikan.
Bangsa Indonesia terdapat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu
UU No. 20 Tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tersebut,
dikatakan pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
11
3.2 Saran
Pendidikan hendaknya terus ditingkatkan untuk menuju kepada
kesempurnaan, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan
digunakan sebaik-baiknya. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini,
tim penulis mohon maaf. Jika ada kritik dan saran yang membangun kami terima
agar memperbaiki makalah-makalah berikutnya.yang baik serta bertanggung
jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Musfah,jejen.2014.Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan dan Praktik,Jakarta:
Prenamedia Group.
12
HakekatPendidikanhttp://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6509/2/ART_Wasito
hadi_Hakekat%20Pendidikan%20Dalam_fulltext.pdf
Jenjang Pendidikanhttp://eprints.ums.ac.id/32846/2/BAB%20I%20.pdf
13