Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HAKIKAT PENDIDIKAN

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Prof. Dr.A.A. Gede Agung,M.Pd.

OLEH KELOMPOK :

1. I Gede Yudistira Putra Perbawa NIM. 1711021025


2. Dwi Ayu Tantri NIM. 1811021018
3. Dina Athala NIM. 1811021018

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEDIDIKAN


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN,PSIKOLOGI,DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Hakikat
Pendidikan” dengan baik.
Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas kelompok Mata kuliah
Manejemen semester II, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan yang harus di benahi, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna membangun dalam penyusunan
makalah yang kami buat dikemudian hari sehingga makalah yang kami buat akan
lebuh naik lagi. Semoga makalah iini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Singaraja, 13 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................................2
1.4 Manfaat .....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................3
2.1 Pengertian Hakikat Pendidikan..................................................................3
2.2 Tujuan Pendidikan.....................................................................................4
2.3 Jenjang dan Satuan Pendidikan.................................................................6
2.4 Jalur Pendidikan........................................................................................8
BAB III PENUTUP .............................................................................................8
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................12
3.2 Saran .........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kita sepakat bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi
kita, terlebih lagi karena kita bergerak di bidang pendidikan.Pendidikan
merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir,
bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup
dalam hidup, dan penghidupan manusia yang mengembang tugas bahwa untuk
mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses
pembelajaran dan pendidikan itu tidak dapat luntur atau tidak dapat dilupakan
sampai akhir hayat.
Juga pasti kita sepakat bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang.
Bahkan dapat dikatakan bahwa pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari
semua golongan. Tetapi seringkali orang melupakan makna dan hakikat
pendidikan itu sendiri.Layaknya hal lain yang sudah menjadi rutinitas, cenderung
terlupakan makna dasar dan Karena itu benarlah kalau dikatakan bahwa setiap
orang yang terlihat dalam dunia pendidikan sepatutnyalah selalu merenungkan
makna dan hakikat pendidikan, merefleksikannya di tengah-tengah tindakan/aksi
sebagai buah Makalah singkat ini mencoba mengungkap makna hakikat
pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1.2.1 Apa saja definisi hakikat pendidikan?
1.2.2 Apa saja tujuan pendidikan?
1.2.3 Apa saja jenjang dan satuan pendidikan?
1.2.4 Apa saja jalur pendidikan?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan yang ingin dicapai sebagai
berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui definisi hakikat pendidikan
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan pendidikan
1.3.3 Untuk mengetahui jenjang dan satuan pendidikan
1.3.4 Untuk mengetahui jalur pendidikan

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang kami dapatkan sebagai berikut :
1.4.1 Teoritis :
Agar dapat mengetahui dan memahami tentang hakikat pendidikan.
1.4.2 Manfaat Praktis :
Untuk menyelesaikan tugas membuat makalah tentang hakikat pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hakikat Pendidikan


Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi

2
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,keagamaan,pengendalian
diri,kepribadian,keceerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
pendidikan berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan
memberi latihan (ajaran pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan,dancara mendidik.Ki Hajar
Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti,
pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Menurut jejen musfah (2014), pendidikan mencakup usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.
Pendidikan harus disiapkan dengan matang mulai dari mutu guru,
kelas,media,metode,hingga sarana dan prasarana yang mendukung keberhasilan
pendidikan. Persiapan yang matang ini akan menentukan keberhasilan pencapaian
tujuan pendidikan di semua level. Makna pendidikan secara sederhana dapat
diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan
nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dengan demikian,
bagaimanapun sederhananya peradaban suatu masyarakat, didalamnya terjadi atau
berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan
telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya
merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya.
Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah “pedagogik” yaitu ilmu
menuntun anak, orang Romawi memandangpendidikan sebagai “educare”, yaitu
mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa
dilahirkan di dunia. Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai “Erzichung” yang
setara dengan educare, yakni membangkitkan kekuatan terpendam atau
mengaktifkan kekuatan/potensi anak. Dalam bahasa Jawa pendidikan berarti
panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah, kejiwaan, mematangkan
perasaan, pikiran dan watak, mengubah kepribadian sang anak.Sedangkan
menurut Herbart pendidikan merupakan pembentukan peserta didik kepada yang
diinginkan sipendidik yang diistilahkan dengan Educere.(M.R. Kurniadi,STh;1)

3
Hal di atas menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya yang
terencana, yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
peserta didik. Potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik tentu berbeda–beda,
yang nantinya adalah tugasseorang pendidik untuk mampu melihat dan mengasah
potensi–potensi yang dimiliki peserta didiknya sehingga mampu
berkembangmenjadi manusia berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan generasi yang baik,
manusia–manusia yang lebih berbudaya, manusia sebagai individu yang memiliki
kepribadian yang lebih baik. Tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda
dengan tujuan pendidikan di negara lainnya, sesuai dengan dasar negara, falsafah
hidup bangsa, dan ideologi negara tersebut.

2.2 Tujuan Pendidikan


Tujuan pendidikan itu juga ditanamkan sejak manusia masih dalam
kandungan, lahir, hingga dewasa yang sesuai dengan perkembangan dirinya.
Ketika masih kecil pun pendidikan sudah dituangkan dalam UU 20 Sisdiknas
2003, yaitu disebutkan bahwa pada pendidikan anak usia dini bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan
peserta didik (Depdiknas 2003: 11).
Dengan demikian tujuan pendidikan juga mengalami perubahan
menyesuaikan dengan perkembangan manusia. Oleh karena pendidikan dialami
sejak manusia lahir hingga dewasa, maka tujuan pendidikan juga merupaka suatu
proses. Proses “memanusiakan dirinya sebagai manusia” merupakan makna yang
hakiki di dalam pendidikan.
Keberhasilan pendidikan merupakan “cita-cita pendidikan hidup di dunia”
(Dalam agama ditegaskan juga bahwa cita-cita “hidup” manusia adalah di
akherat). Akan tetapi tidak selamanya manusia menuai hasil dari proses yang
diupayakan tersebut. Oleh karena itu, kadang proses itu berhasil atau kadang pun
tidak. Jadi dengan demikian dapat dikatakan bahwa “keberhasilan” dari proses
pendidikan secara makro tersebut merupakan tujuan.
Keberhasilan itu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal ini mengingat
bahwa pendidikan itu ada tiga pilar yaitu pendidikan keluarga, pendidikan
sekolah, dan pendidikan masyarakat. Dalam pembentukan dan tujuan pendidikan
yang berkaitan dengan pembentukan watak, maka faktor keluarga sangat penting.
Faktor orang tua sangat berpengaruh pada pendidikan manusia sebagai peserta

4
didik. Kesadaran orang tua makin meningkat mengenai pentingnya pendidikan
sebagai persiapan awal untuk membantu pencapaian keberhasilan pendidikan
selanjutnya. Persiapan awal tersebut menyangkut pencapaian perkembangan sehat
secara mental, emosi, dan sosial. Namun orang tua juga tidak sama.
Tujuan adalah batas cita-cita yang diinginkan dalam satu usaha. Semua
usaha mempunyai dan diikat oleh tujuan tertentu, termasuk usaha
pendidikan.Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik,
luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan
memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan
dan merupkan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi
penting diantara komponen-komponen pendidikan lainnya, dapat dikatakan bahwa
segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-mata
terarah kepada atau ditujukan untuk mencapai tujuan tersebut.Dengan demikian
maka kegiatan-kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut dianggap
menyimpang, tidak fungsional, bahkan salah, sehingga harus dicegah terjadinya.
Disini terlihat bahwa tujuan pendidikan itu bersifat normative, yaitu mengandung
unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat
perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai
hidup yang baik.
Sehubungan dengan fungsi tujuan yang demikian penting itu, maka menjadi
keharusan bagi pendidikan untuk memahaminya. Kekurang pahaman pendidik
terhadap tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan didalam
melaksanakan pendidikan.
Bangsa Indonesia terdapat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu
UU No. 20 Tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tersebut,
dikatakan pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2.3 Jenjang dan Satuan Pendidikan

5
Jenjang dan satuan pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga yaitu pendidikan
informal, pendidikan form Jenjang Pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
diterapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai dan kemampuan yang akan dikembangkan. Menurut UU No. 20 tahun
2003 pasal 14, jenjang pendidikan formal terdiri atas:

a. Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang paling
dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu
6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6

b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTS)


adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus
sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu
3 tahun

c. Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) adalah


jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus
Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh
dalam waktu 3 tahun,

d. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan


pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang
sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs. SMK
sering disebut juga STM (Sekolah Teknik Menengah). Di SMK,terdapat banyak
sekali Program Keahlian.

e. Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) adalah salah satu bentuk satuan


pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan
pendidikan kejuruan dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan
menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau
lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi.


Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik

6
perguruan tinggi disebut dosen. Di Indonesia ada beberapa jenis perguruan tinggi,
antara lain :

a. Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan


vokasi dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni tertentu.

b. Politeknik atau sering disamakan dengan institut teknologi adalah


penamaan yang digunakan dalam berbagai institusi pendidikan yang memberikan
berbagai jenis gelar dan sering beroperasi pada tingkat yang berbeda-beda dalam
sistem pendidikan. Politeknik dapat merupakan institusi pendidikan tinggi dan
teknik lanjutan serta penelitian ilmiah ternama dunia atau pendidikan vokasi
profesional, yang memiliki spesialiasi dalam bidang ilmu pengetahuan, teknik,
dan teknologi atau jurusan-jurusan teknis yang berbeda jenis.

c. Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan


akademik dan/atau vokasi dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan
pendidikan profesi.

d. Universitas adalah suatu institusi pendidikan tinggi dan penelitian, yang


memberikan gelar akademik dalam berbagai bidang. Sebuah universitas
menyediakan pendidikan sarjana dan pascasarjana.

e. Sekolah tinggi dalam pendidikan di Indonesia adalah perguruan tinggi


yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam lingkup satu
disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat
dapat menyelenggarakan pendidikan profesi, dan pendidikan nonformal

2.4 Jalur Pendidikan

Dalam UU No. 20 tahun 2003 Pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur pendidikan
terdiri dari pendidikan formal, non-formal dan informal.

1. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang dilakukan di dalam suatu


institusi resmi yang disebut sekolah. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan

7
yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini
(TK/RA), pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah (SMP/MTs dan
SMA/MA), dan pendidikan tinggi (Universitas). Pendidikan formal terdiri dari
pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta.

2. Ciri-ciri Pendidikan Formal antara lain :

a. Tempat pembelajaran di gedung sekolah.

b. Ada persyaratan khusus untuk menjadi peserta didik.

c. Kurikulumnya jelas.

d. Materi pembelajaran bersifat akademis.

e. Proses pendidikannya memakan waktu yang lama.

f. Ada ujian formal.

g. Penyelenggara pendidikan adalah pemerintah atau swasta.

h. Tenaga pengajar memiliki klasifikasi tertentu.

i. Diselenggarakan dengan administrasi yang seragam

Pendidikan di sekolah terlaksana dalam suatu proses pembelajaran yang di


dalamnya terdiri dari beberapa komponen seperti: guru, siswa , dan materi
pembelajaran. Knirk dan Gustaf son (1986:18) mengemukakan teknologi
pembelajaran melibatkan tiga komponen utama yang saling berinteraksi yaitu
guru (pendidik), siswa (siswa ), dan kurikulum (Syaiful Sagala, 2006:64). Hal ini
menggambarkan bahwa interaksi pendidik dengan siswa merupakan inti dari suatu
proses pembelajaran. Guru dalam proses pembelajaran berperan sebagai subjek
pembelajar, dan siswa sebagai peserta ajar. Pengait antara guru dan siswa adalah
materi pembelajaran, dalam pelaksanaannya akan terjadi hubungan timbal balik
antara komponen-komponen pembentuk pembelajaran. Dalam pembelajaran
kurikulum 2013 khususnya dalam Permendikbud nomor 65 tahun 2013, telah
ditentukan sasaran dari setiap pembelajaran. Sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi

8
untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki
lintasan perolehan (prosesp sikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui
aktivitas“ menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”.
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas“ mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas“
mengamati, menanya, mencoba, menalar,menyaji, dan mencipta”.

3. Pendidikan Informal

Pendidikan informal digambarkan sebagai pendidikan yang berasal dari


lingkungan keluarga sebelum seorang anak memulai pendidikan di sekolah. Hasil
pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal
setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.
Seperti : Pendidikan Agama, Budi Pekerti, Etika, Sopan Santun, Moral dan
Sosialisasi.

Ciri-ciri Pendidikan Informal antara lain :

a. Tempat pembelajaran bisa di mana saja.

b. Tidak ada persyaratan.

c. Tidak berjenjang.

d. Tidak ada program yang direncanakan secara formal.

e. Tidak ada materi tertentu yang harus tersaji secara formal.

f. Tidak ada ujian.

g. Tidak ada lembaga sebagai penyelenggara.

4. Pendidikan Non formal

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang


dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal
dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui
proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau

9
Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Seperti
Lembaga Kursus dan Pelatihan, Kelompok Belajar, Sanggar, dll.

Ciri-ciri Pendidikan Non-Formal antara lain :

a. Tempat pembelajarannya bisa di luar gedung.

b. Kadang tidak ada persyaratan khusus.

c. Umumnya tidak memiliki jenjang yang jelas.

d. Adanya program tertentu yang khusus hendak ditangani.

e. Bersifat praktis dan khusus.

f. Pendidikannya berlangsung singkat.

g. Terkadang ada ujian.

h. Dapat dilakukan oleh pemerintah atau swasta

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangakan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual,keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,keceerdasan, ahlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan generasi yang

10
baik, manusia–manusia yang lebih berbudaya, manusia sebagai individu
yang memiliki kepribadian yang lebih baik. Tujuan pendidikan di suatu
negara akan berbeda dengan tujuan pendidikan di negara lainnya, sesuai
dengan dasar negara, falsafah hidup bangsa, dan ideologi negara tersebut.
Tujuan pendidikan itu juga ditanamkan sejak manusia masih dalam
kandungan, lahir, hingga dewasa yang sesuai dengan perkembangan dirinya.
Ketika masih kecil pun pendidikan sudah dituangkan dalam UU 20
Sisdiknas 2003, yaitu disebutkan bahwa pada pendidikan anak usia dini
bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan
tahap perkembangan peserta didik (Depdiknas 2003: 11).
Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki
posisi penting diantara komponen-komponen pendidikan lainnya, dapat
dikatakan bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan
dilakukan semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk mencapai tujuan
tersebut.Dengan demikian maka kegiatan-kegiatan yang tidak relevan
dengan tujuan tersebut dianggap menyimpang, tidak fungsional, bahkan
salah, sehingga harus dicegah terjadinya. Disini terlihat bahwa tujuan
pendidikan itu bersifat normative, yaitu mengandung unsur norma yang
bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan
peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang
baik. Sehubungan dengan fungsi tujuan yang demikian penting itu, maka
menjadi keharusan bagi pendidikan untuk memahaminya. Kekurang
pahaman pendidik terhadap tujuan pendidikan dapat mengakibatkan
kesalahan didalam melaksanakan pendidikan.
Bangsa Indonesia terdapat dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, yaitu
UU No. 20 Tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 tersebut,
dikatakan pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

11
3.2 Saran
Pendidikan hendaknya terus ditingkatkan untuk menuju kepada
kesempurnaan, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan
digunakan sebaik-baiknya. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini,
tim penulis mohon maaf. Jika ada kritik dan saran yang membangun kami terima
agar memperbaiki makalah-makalah berikutnya.yang baik serta bertanggung
jawab.

DAFTAR PUSTAKA
Musfah,jejen.2014.Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan dan Praktik,Jakarta:
Prenamedia Group.

Marthan,Lay Kekeh. 2007. Manajemen Pendidikan Inkslusif, Jakarta: Pjs Ketenagaan.

Hakikat Pendidikan Karakter http://digilib.iainkendari.ac.id/887/3/BAB%20II.pdf

Hakikat Pendidik dan Peserta Didik


http://idr.uin-antasari.ac.id/4626/1/M%20Ramli_Hakikat%20Pendidik.pdf

12
HakekatPendidikanhttp://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/6509/2/ART_Wasito
hadi_Hakekat%20Pendidikan%20Dalam_fulltext.pdf

Jenjang Pendidikanhttp://eprints.ums.ac.id/32846/2/BAB%20I%20.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai