kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh karenanya penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan, maka bisa dikatakan bahwa pendidikan adalah salah satu hadiah
terindah yang menyertai pendeklarasian kemerdekaan tersebut. Sebagaimana yang
disebutkan selanjutnya, masih di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD)
1945, Indonesia sebagai negara yang berhasil memproklamasikan kemerdekaannya
itu telah menetapkan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu
dari empat cita-cta besarnya. Artinya, sejak berdirinya bangsa dan negara ini,
menjadikan bangsa ini bangsa yang cerdas, dengan mengupayakan berbagai usaha
pengoptimalan pendidikan, telah menjadi harapan besar terencana untuk
pembangunan selanjutnya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan bangsa tak terlepas dari unsur
pembangunan pendidikannya. Suatu bangsa yang tangguh akan dan harus memiliki
sistem pendidikan yang adekuat, optimal, efisien, dan menyeluruh bagi setiap warga
negaranya. Pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang diharapkan mampu
menjadi motor penggerak perubahan bangsa dan negara ke arah yang benar. Oleh
karena itu, banyak sekali elemen pendukung yang diharapkan mampu mengkatalis
pembangunan bangsa dan negara di bidang pendidikan. Elemen tersebut antara lain
sistem pendidikan, ketersediaan tenaga pendidik, kecukupan sumber belajar dan ilmu,
serta karakter peserta didik yang asertif.
Tenaga pendidik, atau yang sering disebut dengan istilah guru, memegang
peran sentral dalam sebuah proses pendidikan. Sebagaimana topik yang sering
diangkat di dunia pendidikan bahwa proses adalah unsur penting yang nantinya akan
menentukan hasil, guru merupakan penggerak proses tersebut yang mampu
memberikan navigasi ke arah mana pendidikan bangsa dan negara ini akan dibawa.
Guru adalah lakon-lakon yang langsung berkontribusi di lapangan pendidikan.
Gurulah orang pertama yang akan dan seharusnya tahu bagaimana pendidikan di
Indonesia ini akan berjalan, dengan observasi setiap harinya di dalam kelas. Guru,
adalah orang pertama yang seharusnya peka terhadap lingkungan peserta didik,
memahami kebutuhannya, mengerti kekurangan dan kelebihannya, memberikan
arahan yang benar untuk murid-muridnya. Maka, sistem pendidikan sebaik apapun
tidak akan ada artinya bila tidak diimbangi dengan kualitas guru yang mumpuni.
Oleh sebab penjabaran di atas, sudah menjadi hal mutlak bahwa seorang guru
harus menjadi pribadi yang mumpuni. Seorang guru harus mampu memberikan ilmu
dengan memperhatikan berbagai aspek seperti aspek kognitif, karakter, dan
psikomotorik. Seorang guru harus mampu tidak hanya mengajar namun harus juga
dapat mendidik murid-muridnya. Sehingga, pendidikan tidak hanya tersentralisasi
pada ilmu secara tekstual dan kontekstual, namun ilmu harus dapat diaplikasikan
dalam bentuk terapan. Selain itu, guru juga harus mampu mendidik anak didiknya
pendidikan karakter yang kuat, pembentukan attitude yang berkualitas, serta
penanaman akhlak yang mulia.
Sampai saat ini, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) masih tetap
berdiri memperjuangkan pendidikan di Indonesia. Saat ini, tujuan Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) telah diperluas dan diperlengkap serta sebagai jawaban
atas perkembangan zaman. Tujuan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
tersebut adalah
Dari berbagai penjelasan di atas, kita dapat menarik garis menuju suatu
kesimpulan. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) memiliki tujuan mulia dan
senantiasa mengupayakannya. Dalam upaya mewujudkan hal tersebutlah peranan
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai organisasi yang menghimpun
para guru diperlukan. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dituntut dinamis,
melahirkan program-program baru sesuai dengan masa kini, dan gebrakan globalisasi
dengan segala dinamikanya. Merupakan tugas penting Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI) sebagai organisasi guru dalam menyiapkan guru-guru masa depan,
yang mampu menjadi tumpuan dalam proses pembelajaran. Sehingga, pendidikan
dapat diupayakan untuk mampu berkembang semakin bermutu dan berkualitas.