Anda di halaman 1dari 15

1

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 5
A. Definsi ........................................................................................................................................ 5
B. Tujuan Penerapan Kesehatan Keselamatan Kerja ............................................................... 6
C. Kecelakaan Kerja...................................................................................................................... 7
D. Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja ................................................................ 10
E. Syarat – Syarat K3 .................................................................................................................. 11
F. Usaha Mencapai Keselamatan Kerja .................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15

1
2

2
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju
masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor
kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal yang
negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit
yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan
terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini
kesehatan pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja
perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau
situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu
keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam
menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan
lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun
rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka
produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu masalah
yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu
sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun
kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) itu?
2. Apa fokus dan tujuan dari program kesehatan dan keselamatan kerja?
3. Apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan?
4. Apa yang menjadi dasar pelaksanaan kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) ?
5. Apa saja syarat-syarat (K3)?
6. Apa saja usaha untuk mencapai keselamatan kerja?

3
4

C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
2. Mahasisa mampu memahami apa yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan
keselamatan Kerja (K3).
3. Mahasiswa mampu memahami fokus dan tujuan dari program kesehatan dan
keselamatan kerja.
4. Mahasiswa mengetahui penyebab kecelakaan.
5. Mahasiswa mengertahui usaha-usaha untuk mencapai keselamatan kerja.
6. Mahasiswa mengetahui apa saja yang menjadi masalah kesehatan karyawan.

4
5

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definsi .
Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja menurut Keputusan Menteri Tenaga
Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993 adalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah
upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja
/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi
dapat digunakan secara aman dan efisien.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:
Secara keilmuan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja
Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya
dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup
tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja.
Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan
stabilitas emosi secara umum.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat
dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang
diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

5
6

Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena


kecelakaan. Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara
material, selain itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih nyaman, sehingga
secara keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara lebih produktif

B. Tujuan Penerapan Kesehatan Keselamatan Kerja


Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim
yang kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan
penyakit kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak
yang bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut Rizky Argama
(2006), tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk
mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja. Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah:
1. Mencegah kerugian fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan
2. Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas perusahaan
3. Menghemat biaya premi asuransi
4. Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada
karyawannya
Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat keselamatan
kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,
debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

6
7

10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.


11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahayakecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

C. Kecelakaan Kerja
Menurut Sumamur (1967), bahaya adalah sesuatu yang berpotensi menyebabkan
cedera atau luka, sedangkan risiko adalah kemungkinan kecelakaan akan terjadi dan
dapat mengakibatkan kerusakan.
Kecelakaan merupakan sebuah kejadian tak terduga yang dapat menyebabkan
cedera atau kerusakan. Kecelakaan dapat terjadi akibat kelalaian dari perusahaan,
pekerja, maupun keduanya, dan akibat yang ditimbulkan dapat memunculkan trauma
bagi kedua pihak. Bagi pekerja, cedera akibat kecelakaan dapat berpengaruh terhadap
kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, dan kualitas hidup pekerjatersebut.
Bagi perusahaan, terjadi kerugian produksi akibat waktu yang terbuang pada saat
melakukan penyelidikan atas kecelakaan tersebut serta biaya untuk melakukan proses
hukum atas kecelakaan kerja. (Ridley, 2008)
Sumamur berpendapat bahwa kecelakaan tidak mungkin terjadi secara kebtulan
sehingga pasti ada sebab dibalik setiap kecelakaan. Penting sekali agar suatu kecelakaan
diteliti dan ditemukan penyebabnya sehingga dapat dilakukan usaha untuk mencegah
terjadinya kecelakaan tersebut terulang kembali. Pencegahan kecelakaan bertujuanuntuk
mengurangi peluang terjadinya kecelakaan hingga mutlak minimum, mengurangi
bahaya,serta risiko yang dihasilkan dalam suatu kegiatan pekerjaan.
Kecelakaan dapat dibagi menjadi 2 jenis, kecelakaan langsung dan kecelakaan
tidak langsung. Kecelakaan langsung dapat dibedakan menjadi kejadian kecelakaan

7
8

sesungguhnya dan juga kejadian nyaris celaka/hampir celaka. Nyaris celaka adalah
sebuah kejadian yang hampir menyebabkan terjadinya cedera atau kerusakan dan hanya
memiliki selang perbedaan waktu yang sangat singkat.
Nyaris celaka tidak mengakibatkan kerusakan,sedangkan kecelakaan pasti
mengakibatkan kerusakan (Ridley, 2008).
Setiap kecelakaan bukan peristiwa tunggal, namun terjadi karena penyebab yang
saling berkaitan yaitu kesalahan dari sisi perusahaan, sisi pekerja, atau keduanya. Akibat
yang ditimbulkan yakni trauma bagi keduanya, bagi pekerja yaitu cedera yang dapat
memengaruhi terhadap pribadi, keluarga,dan kualitas hidup,sedangkan bagi perusahaan
berupa kerugian produksi, waktu yang terbuang untuk penyelidikan dan biaya untuk
proses hukum. Tindakan pencegahan kecelakaan bertujuan untuk mengurangi peluang
terjadinya kecelakaan hingga mutlak minimum.
Hal ini sesuai dengan teori domino yang menggambarkan rangkaian penyebab
kecelakaan sehingga menimbulkan cedera atau kerusakan.
Teori Domino Heinrich menyebutkan suatu kecelakaan bukanlah suatu peristiwa
tunggal, melainkan merupakan hasil dari serangkaian penyebab yang saling berkaitan
(Ridley,2008).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Heinrich, 98 persen kecelakaan
disebabkan oleh tindakan tidak aman. Maka dari itu, Heinrich menyatakan, kunci untuk
mencegah kecelakaan adalah dengan menghilangkan tindakan tidak aman sebagai
penyebab kecelakaan.
Dalam Teori Domino Heinrich terdapat lima penyebab kecelakaan, di antaranya:
1. Hereditas
Hereditas mencakup latar belakang seseorang, seperti pengetahuan yang kurang
atau mencakup sifat seseorang, seperti keras kepala.
2. Kesalahan manusia
Kelalaian manusia meliputi, motivasi rendah, stres, konflik, masalah yang
berkaitan dengan fisik pekerja, keahlian yang tidak sesuai, dan lain-lain.
3. Sikap dan kondisi tidak aman
Sikap/ tindakan tidak aman, seperti kecerobohan, tidak mematuhi prosedur kerja,
tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), tidak mematuhi rambu-rambu di
tempat kerja, tidak mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan
dengan risiko tinggi, dan sebagainya.

8
9

Sedangkan, kondisi tidak aman, meliputi pencahayaan yang kurang, alat kerja
layak pakai, tidak ada rambu-rambu keselamatan kerja, atau tidak tersedianya APD
yang lengkap.
4. Kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja, seperti terpeleset, luka bakar, tertimpa benda di tempat kerja
terjadi karena adanya kontak dengan sumber bahaya.
5. Dampak kerugian
Dampak kerugian bisa berupa:
a. Pekerja: cedera, cacat, atau meninggal dunia.
b. Pengusaha: biaya langsung dan tidak langsung.
c. Konsumen: ketersediaan produk.

Kelima faktor penyebab kecelakaan ini tersusun layaknya kartu domino yang di
berdirikan. Hal ini berarti, jika satu kartu jatuh, maka akan menimpa kartu lainnya.

Jika satu domino jatuh maka domino tersebut akan menimpa domino-domino
lainnya hingga pada akhirnya akan terjadi kecelakaan pada saat domino yang terakhir
jatuh. Jika salah satu faktor penyebab kecelakaan dalam domino tersebut dapat
dihilangkan maka tidak akan terjadi kecelakaan. Menurut Heinrich, kunci untuk
mencegah kecelakaan kerja adalah menghilangkan sikap dan kondisi tidak aman (kartu
ketiga). Domino yang pertama adalah sistem kerja. Sistem kerja yang dikelola dengan
baik seperti pengendalian manajemen dan standar kerja yang sesuai akan membuat
domino tersebut terkendali dan tidak akan menimpa yang lainnya seperti kesalahan orang

9
10

dan seterusnya. Oleh karena domino-domino tersebut tetap terjaga maka kecelakaan
yang mengakibatkan cedera tidak akan terjadi.

D. Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

Di era golbalisasi menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


di setiap tempat kerja termasuk di sektor kesehatan. Untuk itu kita perlu
mengembangkan dan meningkatkan K3 disektor kesehatan dalam rangka menekan
serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja,
serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi.
Dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari karyawan/pekerja di sektor kesehatan
tidak terkecuali di Rumah Sakit maupun perkantoran, akan terpajan dengan resiko
bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai
yang paling berat tergantung jenis pekerjaannya.
Dari hasil penelitian di sarana kesehatan Rumah Sakit, sekitar 1.505 tenaga kerja
wanita di Rumah Sakit Paris mengalami gangguan muskuloskeletal (16%) di mana 47%
dari gangguan tersebut berupa nyeri di daerah tulang punggung dan pinggang. Dan
dilaporkan juga pada 5.057 perawat wanita di 18 Rumah Sakit didapatkan 566 perawat
wanita adanya hubungan kausal antara pemajanan gas anestesi dengan gejala
neoropsikologi antara lain berupa mual, kelelahan, kesemutan, keram pada lengan dan
tangan.
Di perkantoran, sebuah studi mengenai bangunan kantor modern di Singapura
dilaporkan bahwa 312 responden ditemukan 33% mengalami gejala Sick Building
Syndrome (SBS). Keluhan mereka umumnya cepat lelah 45%, hidung mampat 40%,
sakit kepala 46%, kulit kemerahan 16%, tenggorokan kering 43%, iritasi mata 37%,
lemah 31%.
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23
mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diseleng-
garakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko
bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh
produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.

Sebenarnya, penerapan K3 yang baik dan benar itu mudah, yakni :

10
11

1. Memelihara sebagian perlengkapan kerja


Perusahaan harus senantiasa memelihara kondisi perlengkapan agar senantiasa
dalam kondisi yang baik. Karena jika ada yang salah dalam sebagian perlengkapan
kerja karyawan, dapat memberi dampak yang buruk pada karyawan itu.
2. Melakukan pengontrolan pada perlatan-peralatan kerja dengan berkala
Hal semacam ini bermanfaat untuk mengetahui mana sebagian perlengkapan yang
mengalami kerusakan agar dapat diperbaiki dan tidak memberi bahaya pada
karyawannya.
3. Mempekerjakan petugas kebersihan untuk selalu melindungi kebersihan
lingkungan perusahaan
Kebersihan lingkungan perusahaan pasti akan melindungi kesehatan para
karyawannya. Karena lingkungan yang kotor akan membawa penyakit.
4. Sediakan sarana yang memadai
Fasilitas-fasilitas di sini seperti kantin, karena setiap karyawan pasti memerlukan
makan saat jam istirahat mereka hingga mereka memerlukan kantin untuk tempat
mereka beristirahat setelah bekerja.
5. Rencana program K3 yang terkoordinasi
Biasanya, hampir banyak dari perusahaan yang program K3 nya kurang
terkoordinasi di semua bagian-bagian perusahaan hingga penerapan program K3
tidak terwujud dengan baik.
6. Bertindak dan menilai proses keselamatan kerja
Jika ada yang mengalami kecelakaan, pasti perusahaan harus meninjak lanjuti
tentang hal itu. Baik dari sisi tanggung jawab pada karyawan itu, juga mencari tahu
apa penyebab kecelakaan itu terjadi agar tidak terulang pada karyawannya yang lain.

E. Syarat – Syarat K3
Menurut UU NO.1 TAHUN 1970 PASAL 3, syarat-syarat k3 antara lain :
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

11
12

7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban,


debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran;
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya;
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau
barang;
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang;
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

F. Usaha Mencapai Keselamatan Kerja

Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja dan
menghindari kecelakaan kerja antara lain:
1. Analisis Bahaya Pekerjaan (Job Hazard Analysis)
Job Hazard Analysis adalah suatu proses untuk mempelajari dan menganalisa
suatu jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan tersebut ke dalam langkah
langkah menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi.
Dalam melakukan Job Hazard Analysis, ada beberapa lagkah yang perlu dilakukan:
1) Melibatkan Karyawan.
Hal ini sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam proses job hazard
analysis. Mereka memiliki pemahaman yang unik atas pekerjaannya, dan hal
tersebut merupakan informasi yang tak ternilai untuk menemukan suatu bahaya.
2) Mengulas Sejarah Kecelakaan Sebelumnya.

12
13

Mengulas dengan karyawan mengenai sejarah kecelakaan dan cedera yang


pernah terjadi, serta kerugian yang ditimbulkan, bersifat penting. Hal ini
merupakan indikator utama dalam menganalisis bahaya yang mungkin akan
terjadi di lingkungan kerja
3) Melakukan Tinjauan Ulang Persiapan Pekerjaan.
Berdiskusi dengan karyawan mengenai bahaya yang ada dan mereka ketahui
di lingkungan kerja. Lakukan brainstorm dengan pekerja untuk menemukan ide
atau gagasan yang bertujuan untuk mengeliminasi atau mengontrol bahaya yang
ada.
4) Membuat Daftar, Peringkat, dan Menetapkan Prioritas untuk Pekerjaan
Berbahaya.
Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang tidak dapat
diterima atau tinggi, berdasarkan yang paling mungkin terjadi dan yang paling
tinggi tingkat risikonya. Hal ini merupakan prioritas utama dalam melakukan job
hazard analysis

5) Membuat Outline Langkah-langkah Suatu Pekerjaan.


Tujuan dari hal ini adalah agar karyawan mengetahui langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, sehingga kecelakaan kerja
dapat diminimalisir.

2. Risk Management
Risk Management dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan
kerugian/kehilangan (waktu, produktivitas, dan lain-lain) yang berkaitan dengan
program keselamatan dan penanganan hukum
3. Safety Engineer
Memberikan pelatihan, memberdayakan supervisor/manager agar mampu
mengantisipasi/melihat adanya situasi kurang ‘aman’ dan menghilangkannya
4. Ergonomika
Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia dengan
pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas
yang digunakan, serta lingkungan kerjanya.
Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah:
1) Job Rotation

13
14

2) Personal protective equipment


3) Penggunaan poster/propaganda
4) Perilaku yang berhati-hati

14
15

BAB III
PENUTUP

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa


kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi
kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja,
tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-
undangan yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Meskipun banyak ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja,
tetapi masih banyak faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
kerja yang disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula
perusahaan yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga
banyak terjadi kecelakaan kerja.

15

Anda mungkin juga menyukai