Anda di halaman 1dari 1

Assessing contribution of research in business to practice

Publikasi dari sebuah penulisan di dalam jurnal adalah hasil dari kegiatan akademis, sebuah
capaian terbesar dari aplikasi, kontribusi, pengetahuan, dan kemampuan. Sebuah aplikasi
penelitian yang diterima selalu ditandai dengan aspek etimologi dan epistemologi yang teratur
dan jelas, serta memiliki paradigma yang produktif dan bertujuan untuk kebaikan.
Hasil evaluasi dari pentingya kontribusi jurnal dan penulis adalah cukup banyak karena
sebagian besar jurnal tergantung dari besarnya tingkat terbacanya dan dukungan dari
lingkungan akademisi. Pengukuran dari sistem sitasi dalam hasil sebuah jurnal dikombinasikan
dengan ranking jurnal tersebut menjadi sebuah tolak ukur dari kualitas kerja penulis. Evaluasi
dari sebuah jurnal atau penilitian adalah harus terkemas secara informatif, objektif, dan terlihat,
serta memiliki dampak, manfaat, dan nilai guna.
Sekolah bisnis memberikan begitu banyak bukti yang bersifat esensial dan fundamental bagi
kosakata yang terpersepsikan ekselen. Kata-kata seperti ‘leading’, ‘successful, ‘international’,
‘challenging’, ‘rigorous’, ‘relevant’, dan ‘high quality’. Kata-kata tersebut merepresentasikan
bagaimana institusi ingin diterima dan dianggap memiliki posisi fundamental dalam edukasi
dan penelitian bisnis.
Pernyataan dari institusi tersebut seringkali dihubungkan dengan kontribusi autobigrafi
penulis. Pembaca luas, umumnya mempercayai bahwa penulis bisni juga memiliki karir yang
sukses di dunia bisnis. Begitu juga beberapa akademis memiliki karir yang bagus di dunia
bisnis. Gambaran diri seperti itu tentunya berarti bahwa ada hubungan timbal balik yang saling
menguatkan di antara penulis ataupun akademisi. Yang terpenting dan perlu digarisbawahi
adalah bagaimana mereka mampu menciptakan dampak yang bermakna, memilki pengaruh
dan berguna.
Persepsi diri dari pendidikan bisnis ini memiliki kelemahan yang terletak pada kurangnya
konteks yang lebih menyuluruh dari aspek sosial maupun pendidikan. Akademisi seringkali
kekurang sisi pengalaman praktisi dan kemampuan dalam memahami suatu kebutuhan bisnis,
dikotomi dari praktik bisnis dan kebeneran ilmiah dari penelitian bisnis, dan kelemahan
relevansi antara sisi praktis bisnis dengan teori bisnis. Dari titik ini, problema muncul, siapa
yang akan mengajar atau memberikan praktik bisnis jika praktisi lebih memilih menggeluti
bisnisnya dan para akademisi mengajar atau meneliti. Bagaimana pengalaman bisnis dapat
didapat oleh mereka yang memiliki kebutuhan praktik bisnis lebih tinggi? Apa bentuk
pengukuran yang paling sesuai untuk praktik bisnis?

Anda mungkin juga menyukai