Anis Nurwidayati1
1
Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Donggala
Jl. Masitudju No 58 Labuan Panimba, Labuan 94352, Donggala, Sulawesi Tengah, Indonesia
Abstract
Schistosomiasis is snails intermediated disease that infects humans and other mammals.
Schistosomiasis distributed in various parts of Asia, Africa and America. Schistosomiasis in
Indonesia is only found in the highlands of Napu, Lindu and Bada, Central Sulawesi.
Intermediate snail of schistosomiasis in Indonesia is Oncomelania hupensis lindoensis.
Schistosomiasis control strategies in many countries are generally conducted by controlling
intermediate snail using mechanic ways, molluscicide, and biological control. Development of
vaccines and better diagnostic techniques are expected to help reduce infection in humans.
Some basic research about molecular aspect of schistosomiasis have been conducted to
understand the interactions between snails and parasites, as well as the identification of genes
that are expected to lead the snail resistant to infection.
Naskah masuk: tanggal 23 Maret 2015; Review I: tanggal 23 Maret 2015; Review II: tanggal 3 Desember 2015;
Layak terbit: tanggal 31 Desember 2015
Alamat korespondensi: anisnurw21@gmail.com
38
SPIRAKEL, Vol.7 No.2, Desember 2015: 38-45 Strategi Pengendalian Hospes …(Anis Nurwidayati)
DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6128.38-45
39
SPIRAKEL, Vol.7 No.2, Desember 2015: 38-45 Strategi Pengendalian Hospes …(Anis Nurwidayati)
DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6128.38-45
40
SPIRAKEL, Vol.7 No.2, Desember 2015: 38-45 Strategi Pengendalian Hospes …(Anis Nurwidayati)
DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6128.38-45
penderita, kemudian dalam air menetas sehingga tidak menjadi masalah lagi dalam
menjadi mirasidium yang akan menembus penularan schistosomiasis di Indonesia.5
tubuh keong Oncomelania hupensis
Untuk melakukan pengendalian keong
lindoensis. Dalam tubuh keong mirasidium
schistosomiasis harus mempertimbangkan
akan mengalami perkembangan menjadi
sifat keong yang amfibious dan jenis daerah
sporokista, kemudian menjadi serkaria yang
tempat hidup keong. Pada umumnya
akan keluar dari tubuh keong. Infeksi
daerah tersebut berupa daerah yang selalu
terjadi melalui serkaria yang menembus
basah sepanjang tahun, becek, dibawah
kulit manusia dan atau mamalia.
pohon besar atau dibawah semak-semak,
S.japonicum dewasa hidup di vena hepatika
padang rumput bekas sawah yang selalu
dan vena mesenterika.4
basah. Cara pengendalian keong perantara
Prevalensi kasus schistosomiasis di schistosomiasis di Indonesia dapat
Lindu tahun 2008-2013 yaitu 1,4%, 2,32%, dilakukan secara kimiawi dan mekanik.
3,21%, 2,67%, 0,76%, 0,71%. Proporsi Pengendalian secara kimiawi menggunakan
kasus schistosomiasis di Napu tahun 2008 zat kimia untuk membunuh keong.
– 2013 yaitu 2,44%, 3,8%, 4,78%, 2,15%, Pengendalian secara mekanis dimaksudkan
1,44%, 2,24%. Survei keong tahun 2012 untuk merubah habitat yang
menunjukkan infection rate masih tinggi menguntungkan bagi kehidupan keong
yaitu 1,79% di Napu dan 2,53% di Lindu.6 perantara menjadi daerah yang tidak
menguntungkannya dan akhirnya keong
Hospes perantara schistosomiasis
itupun mati. Pengendalian secara mekanik
adalah keong O.h.lindoensis yangbersifat
dapat dilakukan antara lain dengan
amfibious. Keong perantara ini hidup
penimbunan habitat keong perantara,
tersebar luas di daerah endemis tetapi tidak
pengeringan/pembakaran habitat keong
merata, terbatas pada tempat-tempat
perantara. Pengendalian juga dapat
tertentu yang disebut daerah fokus. Hospes
dilakukan dengan mengubah cara
definitif schistosomiasis adalah manusia
mengolah sawah, misalnya dengan
dan hewan mamalia. Terdapat 13 mamalia
intensifikasi pertanian, memakai bibit
yang diketahui terinfeksi oleh
unggul, pengolahan sawah sepanjang
schistosomiasis antara lain : sapi (Bos
tahun, perbaikan irigasi, mekanisasi
sundaicus), kerbau (Bubalusbubalis), kuda
pertanian.5
(Equus cabalus), anjing (Canis familiaris),
babi (Sus sp), musang (Vivera tangalunga), Pengendalian keong O.h. lindoensis
rusa (Cervus timorensis), berbagai jenis di Sulawesi Tengah secara kimiawi saat ini
tikus (Rattus exulans, R. marmosurus, R. digunakan zat kimia Niclosamide
norvegicus, R. palellae).7 (Bayluscide). Zat kimia ini bersifat racun
terhadap keong, telur dan anak keong
perantara schistosomiasis maupun
BAHASAN terhadap telur dan serkaria cacing
S.japonicum. Penyemprotan moluskisida
Pengendalian Keong Perantara dilakukan di habitat keong secara periodik
Schistosomiasis di Indonesia dan rutin. Dosis yang dianggap efektif saat
Pengendalian keong perantara ini adalah 0,2 gram/m2.5
schistosomiasis Oncomelania hupensis
lindoensis, merupakan salah satu usaha
pemutusan mata rantai penularan Pengendalian Keong Perantara
schistosomiasis. Mengingat pentingnya Schistosomiasis di Negara Lain
peran keong O.h.lindoensis dalam rantai Pengendalian dengan Pengelolaan
penularan schistosomiasis, maka Lingkungan
pengendalian keong perantara ini harus Faktor lingkungan yang
dilakukan. Pengendalian terhadap keong mempengaruhi penyebaran keong yang
perantara ini dimaksudkan untuk menekan diperkirakan dapat dimodifikasi untuk
serendah-rendahnya populasi keong O. h pengendalian keong dapat dikelompokkan
lindoensis dan menekan angka infection- menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
rate pada keong perantara menjadi 0%
41
SPIRAKEL, Vol.7 No.2, Desember 2015: 38-45 Strategi Pengendalian Hospes …(Anis Nurwidayati)
DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6128.38-45
42
SPIRAKEL, Vol.7 No.2, Desember 2015: 38-45 Strategi Pengendalian Hospes …(Anis Nurwidayati)
DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6128.38-45
43
SPIRAKEL, Vol.7 No.2, Desember 2015: 38-45 Strategi Pengendalian Hospes …(Anis Nurwidayati)
DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6128.38-45
11. Coelho JR and Bezerra FS. The effect 19. Devappa RK, Rajesh SK, Kumar V,
of temperature change on the infection Makkar HPS, Becker K. Activities of
rate of Biomphalaria glabrata with Jatropha curcas phorbol esters in
Schistosoma mansoni. Mem. Inst. various bioassays. Ecotoxicol. Environ.
Oswaldo Cruz. 2006; 101: 223-4. Saf. 2011; 11(02):68-73. Doi:
10.1016/j.ecoenv.2011.11.002.
12. Yang GJ, Utzinger J, Sun LP, Hong
QB, Vounatsou P, Tanner M and Zhou 20. Rug M, Ruppei A. Toxic activities of the
XN. Effect of temperature on the plant Jatropha curcas against
development of Schistosoma japonicum intermediate snail hosts and larvae of
within Oncomelania hupensis, and schistosomes. Trop. Med. Intern. Hlth.
hibernation of O.hupensis. Parasitol. 2000; 5: 423-30.
Res. 2007; 100: 695-700.
44
SPIRAKEL, Vol.7 No.2, Desember 2015: 38-45 Strategi Pengendalian Hospes …(Anis Nurwidayati)
DOI : 10.22435/spirakel.v7i2.6128.38-45
45