Anda di halaman 1dari 3

13.

1 KEGAGALAN SISTEM INFORMASI

Kegagalan sistem infomasi perusahaan mencakup proyek yang ditinggalkan sebelum


penerapan atau diterapkan begitu gagal sehingga organisasi kembali ke sistem infomasi yang
dahulu. Hal ini merupakan biaya yang buruk karena organisasi umumnya telah menginvestasikan
banyak uang dan jam kerja dalam proyek sistem informasi perusahaan tersebut. Namun kegagalan
sistem informasi perusahaan tidak berarti bahwa organisasi menyerah sepenuhnya. Organisasi
tersebut dapat mencoba lagi.

Menurut Stonehill dan Moffet (2004), Organisasi dapat meminimalkan kemungkinan


kegagalan dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut.

1. Orang-orang yang bertangung jawab atas penerapan sistem harus mengerti akan
kerumitan organisasi itu. Karena sistem informasi perusahaan mencangkup berbagai
fungsi bisnis, para anggota harus memahami berbagai proses bisnis yang berinteraksi
dengan mereka selain memahami proses mereka sendiri.
2. Manajemen puncak harus menyadari bahwa spesialisasi di dalam perusahaan yang
memberi nilai tambah yang besar mungkin bukan kandidat untuk disertakan dalam
sistem informasi perusahaan. Contohnya, jika organisasi mengunakan insentif yang
inovatif untuk mempekerjakan dan mempertahankan staf penjualan, maka organisasi
itu mungkin tidak mau menggunakan segmen sumber daya manusia dari suatu sistem
informasi perusahaan. Jika pegawai penjualan merupakan komponen unik untuk
mencapai keunggulan kompetitif, membelengu mereka dengan aplikasi sumber daya
manusia ERP yang terstandarisasi bisa membuat aset penting itu pergi dari
organisasi.
3. Manajemen puncak harus mencapai konsensus untuk sistem informasi perusahaan
jauh sebelum penerapan dimulai, dukungan ini penting bagi penerapan yang
berhasil.

13.2 MASALAH POKOK SISTEM INFORMASI


Masalah-masalah yang menyebabkan kegagalan sistem informasi bukan hanya karena faktor
teknikal dari sistem informasi tetapi juga disebabkan oleh fator yang bersifat non teknikal yang
kebanyakan berasal dari faktor-faktor organisasi. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Desain
Sistem informasi dikatakan gagal jika desainnya tidak cocok dengan struktur, budaya, dan
tujuan organisasi secara keseluruhan. Para teorisi manajemen dan organisasi memandang
bahwa teknologi sistem informasi sangat berhubungan erat dengan komponen organisasi
seperti tugas-tugas, struktur, orang-orang, dan budaya. Ketika seluruh komponen ini saling
tergantung, perubahan yang terjadi pada satu elemen akan mempengaruhi elemen lain.
Dengan demikian maka tugas-tugas organisasi, partisipan, struktur, dan budaya
digabungkan dan terpengaruh ketika sistem informasi berubah, dengan demikian, berarti
mendesain sebuah sistem berarti mendesain kembali organisasi.
2. Data
Data dalam sistem informasi mempunyai tingkat ketidakakurasian dan konsistensi yang
tinggi. Informasi dalam bidang tertentu bahkan membingungkan, atau tidak ditujukan
secara tepat untuk tujuan-tujuan bisnis. Informasi yang dipersyaratkan dalam fungsi bisnis
yang spesifik mungkin tidak dapat diakses karena datanya tidak cocok.
3. Biaya
Beberapa sistem arahannya bagus, tetapi dalam implementasi dan pengoperasiannya
memerlukan biaya diatas anggaran. Sementara itu, dalam sistem yang lain memerlukan
biaya yang mahal untuk berfungsinya sistem tersebut. Dalam kasus semacam ini,
pengeluaran yang demikian besar tidak dapat dipertimbangkan semata-mata dari nilai
bisnis yang ditampilkan oleh sistem informasi tersebut tetapi juga harus diperhatikan
manfaat secara keseluruhan.
4. Operasi
Sistem tidak akan berjalan dengan baik jika informasi tidak disediakan secara tepat waktu
dan efisien karena operasi komputer yang mengendalikan pemrosesan informasi tidak
berjalan semestinya. Pekerjaan-pekerjaan yang gagal sering mengakibatkan pengulangan-
pengulangan atau penundaan dan tidak dapat memenuhi jadwal penyampaian informasi.
Sebuah sistem yang on-line secara operasional dikatakan tidak cukup jika waktu responnya
demikian lama.
13.3. MENGUKUR KESUKSESAN SISTEM

Banyak faktor yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan penerapan suatu sistem, akan
tetapi ukuran kesuksesan sistem yang paling penting menurut Laudon (2012) meliputi:

1. Penggunaan Sistem Level Tinggi


Sistem tersebut tingkat penggunaannya relatif tinggi yang diukur melalui polling terhadap
pengguna, pemanfaatan kuisioner, atau memonitor parameter seperti volume transaksi
online.
2. Kepuasaan Pengguna pada Sistem
Kepuasan para pengguna terhadap sistem yang diukur melalui kuisioner atau interview.
Dalam konteks ini dapat dimasukkan opini dari para pengguna tentang akurasi, ketepatan
waktu, relevansi informasi, kualitas pelayanan yang diberikan, dan jadwal operasi sangat
menjadi penting. Hal lain yang tidak kalah penting adalah sikap manajer terhadap
bagaimana informasi yang diperlukan bisa memuaskan serta opini para pengguna tentang
bagaimana sistem dapat mencapai peningkatan terhadap performance pekerjaan mereka.
3. Perilaku Menguntungkan dari Fungsi Sistem
Sikap yang menguntungkan para pengguna terhadap sistem informasi dan staff dari sistem
informasi.
4. Tercapainya Tujuan Sistem
Tujuan yang dicapai.tingkat di mana sistem dapat mencapai tujuan tertentu, sebagaimana
ditunjukkan dengan peningkatan kinerja organisasi dan pengambilan keputusan yang
dihasilkan oleh sistem.
5. Pembayaran Finansial
Imbal balik keuangan untuk organisasi, baik melalui pengurangan biaya atau peningkatan
sales dan profit.

Kelima ukuran tersebut dipertimbangkan menjadi limited value walaupun telah diambil
keputusan untuk mengembangkan sistem tertentu. Keuntungan dari sebuah sistem informasi
mungkin tidak secara keseluruhan dapat diperhitungkan, terlebih lagi keuntungan nyata tidak dapat
dengan mudah ditunjukkan untuk aplikasi sistem pendukung keputusan tingkat lanjut.

Anda mungkin juga menyukai