Silase
Silase
KATA PENGANTAR……………………..………..………..….i
DAFTAR ISI……………………………..….…………………..ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang……….………………….………………...1
1.2.Tujuan….………………………………………………….1
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………12
BAB I
A. PENDAHULUAN
Kekurangan hijauan segar sebagai pakan ternak sudah lama dirasakan oleh
peternak di Indonesia. Seringkali peternak menanggulinya dengan cara memberikan
pakan seadanya yang diperoleh dengan mudah dari lingkungan di sekitarnya. Pemberian
pakan ternak yang seadanya sangat mempengaruhi produktivitas ternak, terlihat dari
lambatnya pertumbuhan atau minimnya peningkatan berat badan bahkan sampai
mengalami sakit. Pembuatan silase dan amoniasi merupakan salah satu car yang sangat
berguna untuk tetap menggunakan materi tanaman dengan kualitas nutrisi yang tinggi
sebagai pakan ternak di sepanjang waktu, tidak hanya untuk musim kemarau (ohmomo
etal., 2002a). pengawetan hijauan seperti amoniasi dan silase di harapkan dapat
mengatasi permasalahan kekurangan hijauan segar terutama pada musim kemarau yang
selanjutnya dapat memperbaiki produktivitas ternak.
B. TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. SILASE
1. Pengertian Silase
Silase adalah pakan yang telah diawetkan yang diproses dari bahan baku yang
berupa tanaman hijauan, limbah industry pertanian, serta bahan pakan alami
lainnya, dengan jumlah kadar atau kandungan air pada tingkat tertentu kemudian
di masukan dalam sebuah tempat yang tertutup rapat kedap udara, yang biasa
disebutdengan silo, selama sekitar tiga minggu.
Respirasi
Sebelum sel-sel dalam tumbuhan mati atau tidak mendapatkan oksigen,
maka mereka melakukan respirasi untuk membentuk energy yang
dibutuhkan dalam aktifitas normalnya. Respires ini merupakan konversi
karbohidrat menjadi energi.
Respirasi ini di bermanfaat untuk menghabiskan oksigen yang terkandung,
beberapa saat setelah bahan dimasukan dalam silo. Namun respirasi ini
mengkonsumsi karbohidrat dan menimbulkan panas, sehingga waktunya
harus sangat dibatasi. Respirasi yang berkelamaan di dalam bahan baku
silase dapat mengurangi kadar karbohidrat yang pada akhirnya bias
menggagalkan proses fermentasi. Pengurangan kadar oksigen yang berada
di dalam bahan baku silase, saat berada pada ruang yang kedap udara yang
disebut dengan silo, adalah cara terbaik meminimumkan masa respirasi
ini.
Fermentasi
Setelah kadar oksigen habis, maka proses fermentasi dimulai. Fermentas
adalah menurunkan kadar pH dimana tidak ada lagi organisme yang dapat
hidup dan berfungsi di dalam silo. Penurunan kadar pH ini dilakukan oleh
lactic acid yang dihasilkan oleh bakteri Lactobacillus. Lactobacillus ini
sendiri sudah berada di dalam bahan baku silase, dan dia akan tumbuh dan
berkembang dengan cepat sampai bahan baku terfermentasi. Bakteri ini
akan mengonsumsi karbohidrat untuk kebutuhan energinya dan
menhgeluarkan lactic acid. Bakteri ini akan terus memproduksi lactic acid
dan menurunkan kadar pH didalam bahan baku silase. Sampai pada tahap
kadar pH yang rendah, dimana tidak lagi memungkinkan bakteri ini
beraktivitas. Sehingga silo berada pada keadaan stagnant, atau tidak ada
lagi perubahan yang terjadi, keadaan ini lah yang di sebut keadaan
berfermentasi, di mana bahaqn baku berada dalam keadaan tetap, yang
disebut dengan menjadi awet. Pada keadaan ini maka silase dapat di
simpan bertahun tahun selama tidak ada oksigen yang menyentuhnya.
Bakteri closetridia
Bqkteri ini juga sudah beredar pada hijauan atau bahan baku silase
lainnya, saat mereka dimasukan kedalam silo. bakteri ini mengonsumsi
karbohidrat, protein, dan lactic acid sebagai sumber energi mereka
kemudian mengeluarkan butyric acid, dimana butyric acid bias
dasosiasikan dengan pembusukan silase keadaan yang menyuburkan
tumbuhnya bakteri clousetridia adalah kurangnya kadar karbohidrat untuk
proses fermentasi. Yang biasanya disebabkan oleh : kehujanan pada saat
pemecahan bahan baku silase, peruses respirasi yang terlalu
lama,terlalubanyak nya kadar air diladal bahan baku,dan juga kekurahan
jumblah bakteri lactobacillus. Itulah sebabnya kadang diperlukan
penggunakan bahan tambahan atau aditive.
Syarat hijauan
Segala jenis tumbuhan dan hijauan serta biji-bijian yang di sukai oleh
ternak, terutama yang mengandung karbohidrat.
Bahan tambahan
Pemberian bahan tambahan tidak langsung ialah dengan memberikan
tambhan bahan bahan yang mengandung karbohidrat yang siap di absorpsi
oleh mikroba, antara lain mikroba dengan dedek halus.
Praktikum pembuatan silase 1 dilaksanakan pada tanggal 11 juli 2018, praktikum ini
dilaksanakan di kebun fakultas peternakan UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
Purwokerto.
Dalam pembuatan silase ini, bahan tanaman yang digunakan adalah rumput setaria.
Rumput setaria ini merupakan tanaman yang mempunyai kualitas yang baik untuk hijauan
pakan, yang bernutrisi tinggi, yang disukai ternak, mengandung banyak karbohidrat sedhingga
bias dikatakan bahwa rumput yang digunakian cocok untuk pembuatan silase seperti yang
disebutkan pada literature, bahwa syarat hijauan yang dibuat silase adalah segala jenis tumbuhan
untuk hijauan yang disukai oleh ternak, terutama yang mengandung banyak mengandung
karbohidratnya. Selain hijauan, diberikan bahan tambahan berupa dedak halus 10% dari jumlah
rumput.
Praktikum ini dilakukan untuk memperoleh data suhu dan pH. Jumlah rumput yang
digunakan yaitu masing-masing 1,5kg. untuk memperoleh pH yang akurat, dibuat kemasan silase
kecil-kecil sebanyak yang dibutuhkan. Sehingga untuk satu kassli pengamatan silase diambil satu
kemasan dan begitu seterusnya sampai hari berikutnya. pH dan suhu ini diukur setiap hari selama
yang dibutuhkan. Yang biasanya kami lakukan pada siang hari atau pada waktu istirahat atau
pulang perkuliahan yaitu sekitar jam 13.00.
Parameter yang diukur sebagai kualitas silase yang baik adalah suhu, pH, dan
karakteristik silase yang dihasilkan. Suhu diukur menggunakan thermometer pada kemasan
silase kemudian diikat. Sedangkan pH diukur dengan menggunakan pH meter. Pembuatan silase
ini, dilakukan sesuai dengaan aturan dosen.
Langkah kerjanya sebagai berikut :
A. Hasil
Tabel hasil pengamatan silase :
HARI SUHU PH
5 27 6
8 27,5 5
11 28 5
15 27 5
Rumput Setaria :
Produksi musim hujan bulan Desember 3 kuadran = 1,5kg/m²
Produksi musim kemarau bulan Juli 1 kuadran = 0,5 kg/m²
Bulan musim hujan =7
Bulan musim kemarau =5
Umur defoliasi musim hujan = 30
Umur defoliasi musim kemarau = 50
produksi MH × BMH × 30 produksi MK ×BMK ×30
Produksi =( )+( )
umur defoliasi umur defoliasi
315 75
= ( 30 ) + (50)
= 10,5 + 1,5
= 12 kg/m²/thn
1 Ha = 120.000 kg/Ha/thn
= 120 ton/Ha/thn
1 UT = 40kg/hari
= 360× 40
= 14.400kg/thn
= 14,4 ton/thn
120
Untuk menampung 1 UT = 14,4
= 8 ekor
2. Dedak = 10%
10
= 100 × 1,5
= 0,15 % kg
B. Pembahasan
1. Silase
Pemeriksaat suhu dari grafik diatas terlihat jelas bahwa terjadi peringatan suhu
sampai hari ke-6 atau suhu 27˚c. hal ini disebabkan karena adanya proses respirasi
tanaman didalam silo kaleng. Akhtifias sel tanaman tidak segera terhenti setelah
dipanen, sel meneruskan respirasi selama masih cukup tersedia hidrat dan
oksigen.
Panas yang dihasilkan selama proses respirasi tidak dapat segera hilang,
sehingga temperature silase dapat menigkat. Peningkatan temperature dapat
mempengaruhi kecepatan reaksi dan merusak enzim (Mc Donald dkk. 1999).
Enzim merupakan perotein yang akan mengalami denaturasi pada temparatur
tinggi.
Peningkatan temperatur juga dapat mempengaruhi struktur silase misalnya
perubahan warna silase menjadi gelap (Vansoest, 1994). Peningkatan temparatur
silase dapat di batasi dengan pemanenan tanaman dengan kadar air yang tepat dan
meningkatkan kepadatan silase. Sedangkan pada hari ke-7 dan seterusnya
menunjukan bahwa aktifitas bakteri menurun yang di tunjukan dengan terjadi nya
penurunan suhu.
Lactobacillus itu sendiri sudah berada di dalam bahan baku silase, dan dia akan
tumbuh berkembang dengan sangat cepat sampai
A. Kesimpulan
Perinsip pembuatan silase adalah menjaga suasana anaerob, dan asam waktu
singkat.
B. Saran
Didalam membuat silase perlu memperhatikan prinsip pembuatan supaya menghasilkan
silase yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://tonysapi.multiply.com/journal/item/18,
http://peternakan.litbang.deptan.go.id/publikasi/jitv/jtv123-5pdf
http://jajo66.files.wordpress.com/2008/06/prinsip-pembuatan-silase.pdf
http://library.usu.ac.id/download/fp/ternak-Nevy.pdf