Anda di halaman 1dari 18

Siti Nunung Nuraeni

1601420

PTE-TTE-2016

UTS Proteksi Sistem Tenaga Elektrik.

1. Uraikan persyaratan untuk satu sistem proteksi yang handal ?


Jawab :
Ada beberapa persyaratan yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu perencanaan
sistem proteksi yang efektif, yaitu:
a). Selektivitas dan Diskriminasi
Efektivitas suatu sistem proteksi dapat dilihat dari kesanggupan sistem dalam mengisolir
bagian yang mengalami gangguan saja.
b). Stabilitas
Sifat yang tetap inoperatif apabila gangguan-gangguan terjadi diluar zona yang
melindungi (gangguan luar).
c). Kecepatan Operasi
Sifat ini lebih jelas, semakin lama arus gangguan terus mengalir, semakin besar
kemungkinan kerusakan pada peralatan. Hal yang paling penting adalah perlunya
membuka bagian-bagian yang terganggu sebelum generator-generator yang dihubungkan
sinkron kehilangan sinkronisasi dengan sistem. Waktu pembebasan gangguan yang
tipikal dalam sistem-sistem tegangan tinggi adalah 140 ms. Dimana dimasa mendatang
waktu ini hendak dipersingkat menjadi 80 ms sehingga memerlukan relay dengan
kecepatan yang sangat tinggi (very high speed relaying).
d). Sensitivitas (kepekaan)
Yaitu besarnya arus gangguan agar alat bekerja. Harga ini dapat dinyatakan dengan
besarnya arus dalam jaringan aktual (arus primer) atau sebagai prosentase dari arus
sekunder (trafo arus).
e). Pertimbangan ekonomis
Dalam sistem distribusi aspek ekonomis hampir mengatasi aspek teknis, oleh karena
jumlah feeder, trafo dan sebagainya yang begitu banyak, asal saja persyaratan keamanan
yang pokok dipenuhi. Dalam suatu sistem transmisi justru aspek teknis yang penting.
Proteksi relatif mahal, namun demikian pula sistem atau peralatan yang dilindungi dan
jaminan terhadap kelangsungan peralatan sistem adalah vital.
Biasanya digunakan dua sistem proteksi yang terpisah, yaitu proteksi primer atau
proteksi utama dan proteksi pendukung (back up).
f). Realiabilitas (keandalan)
Sifat ini jelas, penyebab utama dari “outage” rangkaian adalah tidak bekerjanya proteksi
sebagaimana mestinya (mal operation).
g) Proteksi Pendukung
Proteksi pendukung (back up) merupakan susunan yang sepenuhnya terpisah dan yang
bekerja untuk mengeluarkan bagian yang terganggu apabila proteksi utama tidak bekerja
(fail). Sistem pendukung ini sedapat mungkin indenpenden seperti halnya proteksi
utama, memiliki trafo-trafo dan rele-rele tersendiri. Seringkali hanya triping CB dan trafo
-trafo tegangan yang dimiliki bersama oleh keduanya. Tiap-tiap sistem proteksi utama
melindungi suatu area atau zona sistem daya tertentu. Ada kemungkinan suatu daerah
kecil diantara zo na -zona yang berdekatan misalnya antara trafo-trafo arus dan circuit
breaker-circuit breaker tidak dilindungi. Dalam keadaan seperti ini sistem back up (yang
dinamakan, remote back up) akan memberikan perlindungan karena berlapis dengan
zona-zona utama.

Referensi : https://deviahrianiamri.wordpress.com/2009/05/17/persyaratan-sistem-
proteksi/

2. Apa yang dimaksud dengan Relay Proteksi ?


Jawab : Relay proteksi adalah suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk mengatur
memasukan suatu rangkaian listrik (rangkaian trip atau alarm) akibat adanya perubahan
lain.

Referensi : https://rikikhomarudin09.wordpress.com/2018/02/08/rele-proteksi-pada-
saluran-transmisi-dan-gardu-induk/

3. Uraikan dan Jelaskan bagian-bagian / komponen utama dari :


a. Sistem Pembangkit Tenaga Listrik
b. Sistem Switch Yard
c. Sistem Transmisi Tenaga Listrik
d. Sistem Distribusi Tenaga Listrik
e. Sistem Instalasi Rumah Tinggal ( 1 lantai dan 2 lantai)
f. Sistem Instalasi Gedung Komersil (Mall, Hotel)
g. Sistem Instalasi Gedung Produksi /Industri Manufaktur (Pabrik Baja, Mobil
dll)

Jawab :

a.
 Pembangkit Tenaga Listrik adalah salah satu bagian dari sistem tenaga listrik,
pada Pembangkit Tenaga Listrik terdapat peralatan elektrikal, mekanikal, dan
bangunan kerja. Terdapat juga komponen-komponen utama pembangkitan yaitu
generator, turbin yang berfungsi untuk mengkonversi energi (potensi) mekanik
menjadi energi (potensi) listrik.
 Bagian-bagian pembangkit Tenaga Listrik
a) Penggerak utama (prime mover)
- Mesin diesel
- Turbin (air, gas, uap)
- Beserta komponen dan perlengkapan lainnya (kondenser, boiler, dll)
b) Komponen listrik
- Generator dan perlengkapannya
- Transformator
- Peralatan proteksi
- Saluran kabel, busbar, dll
c) Komponen sipil
- Bendungan, pipa pesat, prasarana dan sarana penunjang (untuk PLTA)
- Prasarana dan sarana sipil (pondasi peralatan, jalan, cable dutch, dll)
- Gedung kontrol
d) komponen mekanis
- Peralatan bantu, peralatan pendingin, peralatan proteksi, dll

Referensi : http://insyaansori.blogspot.com/2013/09/pembangkit-tenaga-
listrik.html

b. switch yard adalah nama yang diperuntukkan bagi gardu konvensional.


Komponen-komponen yang ada pada switchyard :
 Transformator daya

Berfungsi mentranformasikan daya listrik, dengan merubah besaran


tegangannya, sedangkan frequensinya tetap.

Tranformator daya juga berfungsi untuk pengaturan tegangan.

Transformator daya dilengkapi dengan trafo pentanahan yang berfungsi


untuk mendapatkan titik neutral dari trafo daya. Peralatan ini disebut
Neutral Current Transformer (NCT).

Perlengkapan lainnya adalah pentanahan trafo, yang disebut Neutral


Grounding Resistance (NGR).
 Neutral Grounding Resistance (NGR)

Komponen yang dipasang antara titik neutral trafo dengan pentanahan.


Berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi.

Diperlukan proteksi yang praktis dan biasanya tidak terlalu mahal, karena
karakteristik relay dipengaruhi oleh sistem pentanahan neutral.

 Circuit Breaker(CB)
Adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian
listrik dalam keadaan berbeban (berarus).

CB dapat dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun


pada saat terjadi gangguan.

Karena pada saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya)


busur api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam busur api.

Pemadam busur api berupa :

 Minyak (OCB).
 Udara (ACB).
 Gas (GCB).

 Disconnecting Switch (DS)

Adalah peralatan pemisah, yang berfungsi untuk memisahkan rangkaian


listrik dalam keadaan tidak berbeban.

Dalam GI, DS terpasang di :

 Transformator Bay (TR Bay).


 Transmission Line Bay (TL Bay).
 Busbar.
 Bus Couple.

Karena DS hanya dapat dioperasikan pada kondisi jaringan tidak


berbeban, maka yang harus dioperasikan terlebih dahulu adalah CB.
Setelah rangkaian diputus oleh CB, baru DS dioperasikan.

 Lightning Arrester (LA)


Berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik di gardu induk
dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning surge) pada
kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching surge).

Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan), LA bersifat isolatif atau


tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dalam keadaan terjadi gangguan yang
menyebabkan LA bekerja, maka LA bersifat konduktif atau menyalurkan
arus listrik ke bumi.
 Current Transformer (CT)
Berfungsi merubah besaran arus dari arus yang besar ke arus yang kecil
atau memperkecil besaran arus listrik pada sistem tenaga listrik, menjadi
arus untuk sistem pengukuran dan proteksi.

Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, yaitu


memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.
 Potential Transformer (PT)
Berfungsi untuk merubah besaran tegangan dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau memperkecil besaran tegangan listrik pada sistem
tenaga listrik,menjadi besaran tegangan untuk pengukuran dan proteksi.

Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer, dengan


memisahkan instalasi pengukuran dan proteksi tegangan tinggi.
 Trafo Pemakaian Sendiri (TPS)

Berfungsi sebagai sumber tegangan AC 3 phasa 220/ 380 Volt. Digunakan


untuk kebutuhan intern gardu induk, antara lain untuk :

 Penerangan di swtich yard, gedung kontrol, halaman GI dan sekeliling


GI.
 Alat pendingin (AC).
 Rectifier.
 Pompa air dan motor-motor listrik.
 Peralatan lain yang memerlukan listrik tegangan rendah.
 Rel (Busbar)

Berfungsi sebagai titik pertemuan/ hubungan (connecting) antara


transformator daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada
pada switch yard.

Komponen rel (busbar) antara lain :

 Konduktor (AAAC, HAL, THAL, BC, HDCC).


 Insulator String & Fitting (Insulator,Tension Clamp,
Suspension Clamp, Socket Eye, Anchor Sackle, Spacer).

Referensi : https://scadaku.wordpress.com/2014/05/22/komponen-
komponen-peralatan-pada-switchyard-gardu-induk/
c. Transmisi adalah proses penyaluran listrik dari pembangkitan ke distribusi listrik.
Standar tegangan pada sistem transmisi di Indonesia diklasifikasikan sebagai
tegangan ekstra tinggi (TET) yaitu dengan nominal 500 kV dan tegangan tinggi
(TT) dengan nominal 70 kV dan 150 kV. Tujuan tegangan dinaikan agar dapat
meminimalisir rugi-rugi daya dan drop tegangan, karena penyaluran pasti melalui
jalur yang panjang, semakin panjang jalur maka akan semakin berpengaruh pada
rugi daya jika tegangan tidak dinaikan.

Kontruksi transmisi terdiri dari dua yaitu Saluran Udara dan Saluran Kabel yang
terdiri dari :

1. Saluran Udara (Overhead Lines) Tegangan Tinggi (SUTT) / Tegangan Ekstra


Tinggi (SUTET)
2. Saluran Kabel Tanah (Underground Line) Tegangan Tinggi (SKTT)
3. Saluran Kabel Laut (Submarine Line) Tegangan Tinggi (SKLTT)

Komponen-komponen pada transmisi saluran udara :


 Konduktor sebagai media penyaluran listrik, ada beberapa jenis
konduktor yaitu yang berbahan tembaga dan allumunium, namun
karena tembaga lebih mahal maka dipilihlah konduktor bahan
alumunium
 Tower/Tiang penyangga adalah komponen inti yang berfungsi untuk
menyangga fisik konduktor, menurut bentuk kontruksi ada 4 macam
jenis tower yaitu
- Lattice tower
- Tubular steel pole
- Concrete pole
- Wooden pole
 Isolator berfungsi sebagai isolasi untuk penahan konduktor terhadap
tower atau tiang agar tidak terjadi gangguan tanah karena tower
bersentuhan dengan tanah
 Kawat Tanah atau Kawat Grounding biasa disebut dengan GSW
(Ground Steel Wiring) karena terbuat dari bahan steel atau
baja. Terletak paling atas suatu tower atau tiang transmisi, yang
berfungsi sebagai penangkap petir agar tidak terkena kawat konduktor
dan langsung di tanahkan atau di groundkan untuk memproteksi
peralatan dari kerusakan akibat petir

Referensi : https://www.warriornux.com/transmisi-tenaga-listrik/

d. Sistem Distribusi Tenaga Listrik berfungsi sebagai pembagian atau penyaluran


tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan) dan merupakan sub sistem tenaga
listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada
pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.

Komponen-komponen sistem distribusi tenaga listrik :


1) Tiang
Tiang listrik merupakan salah satu komponen utama dari konstruksi
jaringan distribusi dengan saluran udara. Pada jaringan distribusi tiang
yang biasa digunakan adalah tiang beton dan juga tiang besi.
- Tiang Listrik Beton (concrete/Semen) adalah sebuah material tiang listrik
yang terbuat dari beton atau semen dengan kriteria panjang 9 meter untuk
tiang listrik tegangan rendah (TR) dan 12 meter untuk tiang listrik
tegangan menengah (TM).
- Tiang Listrik Besi adalah tiang listrik yang terbuat dari material besi yang
berbentuk pipa selanjutnya dimodifikasi khusus untuk penyangga listrik.
Tiang listrik harus kuat karena selain digunakan untuk menopang
hantaran listrik juga digunakan untuk meletakan peralatan-peralatan
pendukung jaringan distribusi tenaga listrik tegangan menengah.
Penggunaan tiang listrik disesuaikan dengan kondisi lapangan.
2) Isolator
isolator adalah suatu peralatan listrik yang berfunsi untuk mengisolasi
konduktor atau penghantar. Menurut fungsinya isolator dapat menahan
berat dari konduktor / kawat penghantar, mengatur jarak dan sudut antar
konduktor serta menahan adanya perubahan pada kawat penghantar akibat
temperatur dan angin.

Bahan yang digunakan untuk pembuatan isolator yang banyak digunakan


pada sistem distribusi tenaga listrik adalah isolator dari bahan porselin /
keramik dan isolator dari bahan gelas.

Ada beberapa jenis konstruksi isolator dalam sistem distribusi, antara lain:
a) Isolator gantung ( suspension type insulator )
b) Isolator jenis pasak ( pin type insulator )
3) Penghantar
Dalam penggunaan penghantar di sistem jaringan percabangan sutm
berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari suatu bagian keinstalasi
atau bagian yang lain. Dalam pemilihan kabel pengantar harus memiliki
beberapa sifat-sifat sebagai berikut :
a) Memiliki daya hantar yang tinggi
b) Memiliki kekuatan tarik yang tinngi
c) Memiliki berat jenis yang rendah
d) Memiliki fleksibilitas yang tinggi
e) Tidak cepat rapuh
f) Memiliki harga yang murah
Jenis-jenis bahan penghantar, antara lain :
a) Kawat logam biasa, cintohnya BCC (Bare Copper Conductor)
b) Kawat logam campuran, contohnya AAAC ( All Almunium
Conductor ).
4) Fuse cut out ( FCO )
Fuse cut out ( FCO ) adalah sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang
berbeban pada jaringan distribusi yang bekerja dengan cara meleburkan
bagian dari komponenya ( fuse link ) yang telah dirancang khusus dan
disesuaikan ukurannya. FCO ini terdiri dari ;
a) Rumah fuse ( fuse support )
b) Pemegang fuse(fuse holder)
c) Fuse link
Berdasarkan sifat pemutusnya fuse link terdiri dari 2 tipe yaitu ;
1) Tipe K (pemutus cepat)
2) Tipe T (pemutus lambat)
FCO pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman percabangan 1
phasa maupun sebagai pengaman peralatan listrik (trafo distribusi non
CSP, kapasitor).
5) Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk
mentransformasikan daya atau energy listrik dari tegangan tinggi ke
tegangan rendah atau sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan
berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Dengan alat yang bernama
trafo maka pilihan tegangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
tegangan pada pelanggan.
6) Peralatan penghubung
Yang termasuk dalam peralatan hubung antara lain, LBS, dan Recloser.

Referensi : http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/12/sistem-distribusi-tenaga-
listrik.html
http://adzoeng.blogspot.com/2015/03/komponen-sistem-distribusi-tenaga.html

e. Dalam pemasangan instalasi rumah tinggal atau instalasi listrik bangunan gedung
bertingkat, dibutuhkan sebuah perencanaan yang matang untuk dapat
melaksanakan pemasangan instalasi listrik yang baik dan benar.
Pemasangan instalasi listrik rumah 1 lantai baik 2 lantai harus mempunyai
perencanaan-perencanaan sebagai berikut :
1. Gambar situasi dari rumah yang akan dipasang instalasi listrik
Bertujuan agar instalatir mengetahui letak rumah yang akan dipasang
2. Gambar rancangan tata letak
Bertujuan agar instalatir mengetahui letak titik-titik peralatan listrik (lampu
dan kotak kontak) pada bangunan yang akan dipasang instalasi yang sesuai
pada pembagian kelompoknya.
3. Gambar rancangan hubungan perlengkapan listrik
Bertujuan agar instalatir mengetahui semua kendali antara rangkaian lampu
denga saklar pengendalinya pada bangunan yang dipasang instalasi listrik.
4. Diagram garis tunggal
Agar instalatir mengetahui jalur-jalur pemasangan kabel dan berapa jumlah
serta jenis kabel yang lewat pada jalur tersebut.
5. Tabel rekapitulasi daya
6. Diagram pengawatan
7. Tabel bahan instalasi

Referensi : http://egsean.com/perencanaan-instalasi-listrik-rumah/

f. Berdasarkan sumber energinya, sistem kelistrikan pada bangunan gedung dibagi


menjadi dua sumber yaitu Sumber Listrik dari PLN dan Sumber Listrik dari
Genset, di mana sumber listrik gedung ini memprioritaskan PLN sebagai sumber
utama dan genset sebagai cadangan (back up). Bagian-bagian dari sistem
kelistrikan pada bangunan gedung antara lain :
 Kubikal tegangan menengah
Kubikal (Panel) Tegangan Menengah atau Medium Voltage
Distribution Panel (MVDP) adalah panel yang berfungsi sebagai
pemutus (PMT) dan pemisah (PMS) daya listrik dari PLN. MVDP
pada umumnya terdiri dari circuit breaker (CB) dan disconnection
switch (DS) untuk tegangan menengah. Daya listrik yang telah melalui
MVDP kemudian didistribusikan ke Transformator Step Down.
 Transformator step down
Transformator (Trafo) Step Down berfungsi untuk menurunkan
tegangan, dalam hal ini menurunkan tegangan menengah menjadi
tegangan rendah. Trafo step down menurut lokasi pemasangannya
dibedakan menjadi dua, yaitu trafo tipe pasangan luar (outdoor) dan
trafo tipe pasangan dalam (indoor).
Trafo tipe outdoor pada umumnya dipasang di gardu tiang listrik, pada
jaringan distribusi listrik. Sedangkan trafo tipe indoor, dipasang /
dilokasikan di ruangan khusus infrastruktur listrik untuk bangunan
gedung tertentu (pabrik, hotel, rumah sakit, dan lain-lain). Trafo step
down langsung terhubung dengan kubikal tegangan menengah dan
panel utama tegangan rendah.
 Genset ( generator Set)
Sumber energi listrik selain PLN berasal dari unit Generator Set
(genset). Generator Set (genset) berfungsi sebagai pensuplai daya
listrik cadangan yang dapat bekerja apabila daya listrik utama dari
PLN terputus.
Genset terhubung dan dikontrol dengan Panel Kontrol Genset (PKG).
PKG terhubung dengan unit Panel Utama Tegangan Rendah
(LVMDP). PKG akan menghidupkan genset dan mensuplai tegangan
ke LVMDP bilamana terjadi gangguan pada sumber PLN, sehingga
akan memberikan pelayanan yang kontinyu terhadap ketersediaan
sumber tenaga listrik dan diharapkan dengan sistem tersebut
kehandalan sistem energi listrik akan terpenuhi.
 Panel utama tegangan rendah
Panel Utama Tegangan Rendah atau Low Voltage Main Distribution
Panel (LVMDP) berfungsi sebagai gerbang utama masuknya daya
listrik ke suatu bangunan gedung. Pada LVMDP, dipasang circuit
breaker utama untuk seluruh kebutuhan listrik bangunan gedung.
LVMDP menerima daya listrik dari trafo dan/atau genset untuk
selanjutnya didistribusikan ke panel-panel distribusi tegangan rendah.
Pada LVMDP, dipasang komponen-komponen proteksi listrik yang
berfungsi melindungi seluruh peralatan listrik maupun elektronik
dalam bangunan gedung terhadap gangguan-gangguan yang beresiko
merusak peralatan; seperti petir, hubung singkat dan lain-lain.
 Panel distribusi
Panel distribusi adalah panel yang tersambung langsung dengan beban
listrik, seperti lampu, kotak kontak, AC, dan lain-lain. Pada panel
distribusi, dipasang satu circuit breaker berkapasitas besar sebagai
pemutus utama, dan beberapa circuit breaker berkapasitas kecil
sebagai pemutus yang dihubungkan langsung ke beban listrik.
Pada panel-panel untuk kebutuhan tertentu seperti pompa transfer air
bersih dan motor-motor, dipasang komponen-komponen kontrol sesuai
dengan kebutuhan.

Referensi : https://amru1.wordpress.com/2015/03/21/distribusi-listrik-
bangunan-gedung-materi-pengenalan/

g. Berdasarkan sumber energinya, sistem kelistrikan pada bangunan gedung dibagi


menjadi dua sumber yaitu Sumber Listrik dari PLN dan Sumber Listrik dari
Genset, di mana sumber listrik gedung ini memprioritaskan PLN sebagai sumber
utama dan genset sebagai cadangan (back up). Bagian-bagian dari sistem
kelistrikan pada bangunan gedung antara lain :
 Kubikal tegangan menengah
Kubikal (Panel) Tegangan Menengah atau Medium Voltage
Distribution Panel (MVDP) adalah panel yang berfungsi sebagai
pemutus (PMT) dan pemisah (PMS) daya listrik dari PLN. MVDP
pada umumnya terdiri dari circuit breaker (CB) dan disconnection
switch (DS) untuk tegangan menengah. Daya listrik yang telah melalui
MVDP kemudian didistribusikan ke Transformator Step Down.
 Transformator step down
Transformator (Trafo) Step Down berfungsi untuk menurunkan
tegangan, dalam hal ini menurunkan tegangan menengah menjadi
tegangan rendah. Trafo step down menurut lokasi pemasangannya
dibedakan menjadi dua, yaitu trafo tipe pasangan luar (outdoor) dan
trafo tipe pasangan dalam (indoor).
Trafo tipe outdoor pada umumnya dipasang di gardu tiang listrik, pada
jaringan distribusi listrik. Sedangkan trafo tipe indoor, dipasang /
dilokasikan di ruangan khusus infrastruktur listrik untuk bangunan
gedung tertentu (pabrik, hotel, rumah sakit, dan lain-lain). Trafo step
down langsung terhubung dengan kubikal tegangan menengah dan
panel utama tegangan rendah.
 Genset ( generator Set)
Sumber energi listrik selain PLN berasal dari unit Generator Set
(genset). Generator Set (genset) berfungsi sebagai pensuplai daya
listrik cadangan yang dapat bekerja apabila daya listrik utama dari
PLN terputus.
Genset terhubung dan dikontrol dengan Panel Kontrol Genset (PKG).
PKG terhubung dengan unit Panel Utama Tegangan Rendah
(LVMDP). PKG akan menghidupkan genset dan mensuplai tegangan
ke LVMDP bilamana terjadi gangguan pada sumber PLN, sehingga
akan memberikan pelayanan yang kontinyu terhadap ketersediaan
sumber tenaga listrik dan diharapkan dengan sistem tersebut
kehandalan sistem energi listrik akan terpenuhi.
 Panel utama tegangan rendah
Panel Utama Tegangan Rendah atau Low Voltage Main Distribution
Panel (LVMDP) berfungsi sebagai gerbang utama masuknya daya
listrik ke suatu bangunan gedung. Pada LVMDP, dipasang circuit
breaker utama untuk seluruh kebutuhan listrik bangunan gedung.
LVMDP menerima daya listrik dari trafo dan/atau genset untuk
selanjutnya didistribusikan ke panel-panel distribusi tegangan rendah.
Pada LVMDP, dipasang komponen-komponen proteksi listrik yang
berfungsi melindungi seluruh peralatan listrik maupun elektronik
dalam bangunan gedung terhadap gangguan-gangguan yang beresiko
merusak peralatan; seperti petir, hubung singkat dan lain-lain.
 Panel distribusi
Panel distribusi adalah panel yang tersambung langsung dengan beban
listrik, seperti lampu, kotak kontak, AC, dan lain-lain. Pada panel
distribusi, dipasang satu circuit breaker berkapasitas besar sebagai
pemutus utama, dan beberapa circuit breaker berkapasitas kecil
sebagai pemutus yang dihubungkan langsung ke beban listrik.
Pada panel-panel untuk kebutuhan tertentu seperti pompa transfer air
bersih dan motor-motor, dipasang komponen-komponen kontrol sesuai
dengan kebutuhan.

Referensi : https://amru1.wordpress.com/2015/03/21/distribusi-listrik-
bangunan-gedung-materi-pengenalan/
4. Uraikan peralatan-perlengkapan sistem proteksi pada :

a. Sistem Pembangkit Listrik

b. Sistem Transmisi Tenaga Listrik

c. Sistem Distribusi Tenaga Listrik

d. sistem instalasi rumah tinggal

e. Instalasi gedung komersil

f. Instalasi gedung produksi / industri manufaktur

Jawab :
a. Komponen proteksi yang digunakan pada pembangkit yaitu :
-Pemutus Tenaga / Circuit Breaker ( PMT/CB)Pemutus Daya
(PMT) atau Circuit breaker (CB) adalah peralatan pada sistem
tenaga listrik yang berfungsi untuk memutuskan hubungan
antara sisi sumber tenaga listrik dan sisi beban yang dapat
bekerja secara otomatis ketika terjadi gangguan atau secara
manual ketika dilakukan perawatan atau perbaikan.
- Relay Proteksi Penggunaan pengaman pemutus daya untuk
kerja otomatis perlu dilengkapi dengan peralatan tambahan
yang dapat mendeteksi perubahan keadaan yang terjadi pada
rangkaian. Peralatan tersebut berupa gulungan yang diberi
daya dari sumber DC melalui saklar yang dioperasikan dengan
peralatan khusus yang disebut relai (relay). Relai merupakan
suatu peralatan yang dilengkapi dengan kontak-kontak yang
mampu merubah rangkaian lain. Oleh karena itu pemutus
tenaga yang dilengkapi dengan relai digunakan sebagai
peralatan perlindungan suatu sistem tenaga dari kemungkinan
kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan.
b. Komponen pengaman pada transmisi yaitu :
- Kawat Tanah Atau Grounding.
- Zeus L.E.C Lightning Event Counter.Dipasang di sepanjang
jalur SUTT yang berfungsi untuk mengetanahkan arus listrik
saat terjadinya gangguan (sambaran) petir secara langsung.
Pentanahan tiang untuk menyalurkan arus listrik dari kawat
tanah (ground wire) akibat terjadinya sambaran petir. Terdiri
dari kawat tembaga atau kawat baja yang di klem pada pipa
pentanahan dan ditanam di dekat pondasi tower (tiang) SUTT.
c. Komponen proteksi pada distribusi yaitu :
- Fuse Cut Out (FCO)Cut out biasanya digunakan pada jaringan
distribusi 20 kV untuk proteksi trafo distribusi dari arus lebih
akibat hubung singkat, dan juga diletakkan pada percabangan
untuk proteksi jaringan. Prinsip kerjanya adalah ketika terjadi
gangguan arus maka fuse pada cut out akan putus, seperti yang
ada pada SPLN 64 tabung ini akan lepas dari pegangan atas,
dan menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang
mengalir ke Trafo.
- Sekring Gardu / Pelebur TR biasanya digunakan pada jaringan
distribusi 20 kV untuk proteksi jaringan tegangan rendah (JTR)
dari arus lebih akibat hubung singkat. Prinsip kerjanya adalah
ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada sekring akan
putus, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke jaringan
tegangan rendah (JTR).
d. Komponen proteksi pada instalasi rumah tinggal yaitu :
Miniature Circuit Breaker (MCB)Miniature circuite breaker atau MCB
merupakan komponen listrik yang bekerja dengan sistem thermal atau
panas. Didalamnya terdapat bimetal, dimana bila arus listrik yang
mengalir melebihi ukuran tertentu (karena kelebihan beban atau terjadi
hubung singkat) dari MCB ini, maka bimetal ini secara mekanis akan
memutus aliran listrik dan menggerakkan tuas ke posisi “OFF”. Secara
umum fungsi MCB antara lain :
- Membatasi Penggunaan daya Listrik.
- Mematikan listrik secara otomatis apabila terjadi hubungan
singkat.
- Membagi daya pada instalasi rumah menjadi beberapa bagian,
sehingga lebih mudah untuk mendeteksi kerusakan instalasi
listrik.
e. Komponen proteksi pada instalasi gedung komersial yaitu :
- Miniature Circuit Breaker (MCB)Miniature circuite breaker
atau MCB merupakan komponen listrik yang bekerja dengan
sistem thermal atau panas. Didalamnya terdapat bimetal,
dimana bila arus listrik yang mengalir melebihi ukuran tertentu
(karena kelebihan beban atau terjadi hubung singkat) dari MCB
ini, maka bimetal ini secara mekanis akan memutus aliran
listrik dan menggerakkan tuas ke posisi “OFF”
- Pentanahan tiang, Untuk menyalurkan arus listrik dari kawat
tanah (ground wire) akibat terjadinya sambaran petir. Terdiri
dari kawat tembaga atau kawat baja yang di klem pada pipa
pentanahan dan ditanam di dekat pondasi tower (tiang) SUTT.
f. Komponen proteksi pada instalasi gedung industri yaitu :
- Miniature Circuit Breaker (MCB)Miniature circuite breaker
atau MCB merupakan komponen listrik yang bekerja dengan
sistem thermal atau panas. Didalamnya terdapat bimetal,
dimana bila arus listrik yang mengalir melebihi ukuran tertentu
(karena kelebihan beban atau terjadi hubung singkat) dari MCB
ini, maka bimetal ini secara mekanis akan memutus aliran
listrik dan menggerakkan tuas ke posisi “OFF”
- Pentanahan tiang, Untuk menyalurkan arus listrik dari kawat
tanah (ground wire) akibat terjadinya sambaran petir. Terdiri
dari kawat tembaga atau kawat baja yang di klem pada pipa
pentanahan dan ditanam di dekat pondasi tower (tiang) SUTT.

Referensi : http://anak-elektro-ustj.blogspot.com/2013/03/sistem-
proteksi-tenaga-listrik.html
http://aguspurbaproteksi.blogspot.com/2012/06/v-
behaviorurldefaultvmlo.html
5. Kembangkan materi yang telah disajikan didepan kelas bersama kelompoknya
sesuai dengan materi yang telah disampaikan masing2 sesuai dengan babnya
yang telah dibagi. Lengkapi dengan materi tambahan, gambar visual/foto,
video (soft copy) untuk hard copy hanya alamat situs you tubenya dll. dan
tulis buku referensi pada bagian kutipan.
Jawab :
Kelompok 1 membahas tentang definisi Gardu Induk.

Gardu Induk

1 Pengertian Umum

Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga
listrik, atau merupakan satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi).
Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik.
Sebagai sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk
mempunyai peranan penting, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan
dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.

2 Fungsi Gardu Induk

Mentransformasikan daya listrik :

 Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV).


 Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV).
 Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV).
 Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz).

Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem tenaga


listrik. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui
tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui proses
penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder- feeder) tegangan
menengah yang ada di gardu induk. Untuk sarana telekomunikasi (pada
umumnya untuk internal PLN), yang kita kenal dengan istilah SCADA.

3 Jenis Gardu Induk

Jenis Gardu Induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :

 Berdasarkan besaran tegangannya.


 Berdasarkan pemasangan peralatan
 Berdasarkan fungsinya.
 Berdasarkan isolasi yang digunakan.
 Bedasarkan sistem (busbar).

Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara GITET
dengan GI mempunyai banyak kesamaan. Perbedaan mendasar adalah :
 Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah tranformator
daya masing – masing 1 phasa (bank tranformer) dan dilengkapi peralatan
rekator yang berfungsi mengkompensasikan daya rekatif jaringan.

 Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan Transformator daya 3


phasa dan tidak ada peralatan reaktor.

Berdasarkan besaran tegangannya, terdiri dari :

 Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.

 Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.

1.1 Berdasarkan Pemasangan Peralatan

a. Gardu Induk Pasangan Luar :

 Adalah gardu induk yang sebagian besar komponennya di tempatkan di luar


gedung, kecuali komponen kontrol, sistem proteksi dan sistem kendali serta
komponen bantu lainnya, ada di dalam gedung.

 Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional.

 Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional.

 Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di Pulau


Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang disebut Gas
Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).

b. Gardu Induk Pasangan Dalam :

 Adalah gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear, busbar,


isolator, komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain)
dipasang di dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada umumnya
dipasang di luar gedung.

 Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS).

 GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya


dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk
mendapatkan lahan.

Beberapa keuanggulan GIS dibanding GI konvensional :

1. Hanya membutuhkan lahan seluas ± 3.000 meter persegi atau ± 6 % dari luas
lahan GI konvensional.
2. Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity) sebesar 3 x 60 MVA
bahkan bisa ditingkatkan sampai dengan 3 x 100 MVA.
3. Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang (feeder)
dengan tegangan kerja masing-masing 20 KV.
4. Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman.
5. Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa didesain
sesuai kondisi disekitarnya.

c. Gardu Induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam :

 Adalah gardu induk yang komponen switchgear-nya ditempatkan di dalam


gedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar gedung,
misalnya gantry (tie line) dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) sebelum
masuk ke dalam switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luar
gedung.

Referensi : https://www.google.com/search?q=gardu+induk&safe=strict&client=firefox-b-
ab&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved=2ahUKEwi7vdORwLjeAhXEMI8KHSxcD
mkQsAR6BAgDEAE&biw=675&bih=647#imgrc=RLm1_W8ultYJvM:
https://bielisme.wordpress.com/2016/06/17/pengertian-gardu-induk-dan-jenis-gardu-induk/

Video : https://www.youtube.com/watch?v=KbOV6LNpNIk

https://www.youtube.com/watch?v=6IaLFgqpCsg

Anda mungkin juga menyukai