Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Teknik elektro
DISUSUN OLEH
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
BANTEN
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul
Induktansi.
Dalam pengerjaan karya tulis, penulis mengerjakannya dengan harapan
dapat membagi ilmu yang dituliskan dalam karya tulis ini juga memenuhi
tuntutan akademisi. Walaupun isi dari karya tulis hanya sebatas kemampuan
penulis dalam menyajikan suatu materi, penulis berharap bahwasannya dapat
bermanfaat bagi orang banyak.
Selanjutnya tanpa mengurangi rasa hormat penulis mengucapkan
terimakasih atas dukungan dan bantuan dalam berbagai bentuk kepada:
1. Bapak Matsuani, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing dalam mata
kuliah Fisika Dasar II atas perhatian dan arahannya kepada penulis dalam
mengerjakan karya tulis.
2. Rekan-rekan prodi Teknik Elektro angkatan 2018 yang sudah membantu
sedikit banyaknya dari pengerjaan karya tulis ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................. 4
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini diantaranya :
1. Agar mahasiswa mempunya bekal dalam pemahaman keahlian di
bidang teknik elektro.
4
2. Agar mahasiswa mengerti dasar dari induktansi yang terjadi sekitar
bidang elektro.
3. Agar mahasiswa dapat memahami hukum-hukum fisika yang
berhubungan dengan induktansi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
fluks magnet akan menginduksi gaya gerak listrik dengan arah arus yang
berlawanan dan cenderung untuk memperlambat kenaikan arus tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa ggl induksi ε sebanding dengan laju perubahan
arus yang dirumuskan :
L=
Dimana:
L = Induksi diri kumparan (H)
I = Arus (A)
N = Jumlah lilitan
= Fluks magnetic kumparan
Contoh Soal 1 :
Sebuah kumparan mempunyai induktansi diri 2,5 H. Kumparan
tersebut dialiri arus searah yang besarnya 50 mA. Berapakah besar ggl
induksi diri kumparan apabila dalam selang waktu 0,4 sekon kuat arus
menjadi nol?
7
Diketahui:
L = 2,5 H Δt = 0,4 s
I1 = 50 mA = 5 × 10-2 A I2 = 0
Ditanya: ε = ... ?
Penyelesaian:
Dimana :
L = Induksi diri kumparan (H)
N = Jumlah lilitan
L = Panjang solenoida ( )
N = Jumlah lilitan
= Permeabilitas Vakum (Wb/Am)
Contoh Soal 2 :
Solenoida memiliki panjang 5π cm dan lilitan 3000. Luas penampang
4 cm2. Solenoida dialiri arus yang berubah dari 12 A menjadi 8 A
dalam waktu 0,05 detik maka tentukan beda potensial yang timbul
pada ujung-ujung solenoida ?
Diketahui:
L = 5πcm = 5π. 10−2m
N = 3000
A = 4cm2 = 4.10-4m2
Δi1 = 8 – 12 = 6 A
8
Δt = 0,05 detik
L = 0,26 H
Ditanya ε ?
Penyelesaian :
ε = −L
ε = − 0,26
ε = 31,2 volt
9
yang berbeda, jika perubahan arus kumparan 2 menginduksi ggl pada
kumparan 1, maka konstanta pembanding akan bernilai sama, yaitu:
10
Dalam percobaan faraday atau sering dikenal dengan istilah
eksperimen faraday ini, Michael Faraday mengambil sebuah magnet dan
sebuah kumparan yang terhubungkan ke galvometer. Pada awalnya,
magnet diletakkan agak berjauhan dengan kumparan sehingga tidak ada
defleksi dari galvometer. Jarum pada galvometer tetap menunjukan angka
0, ketika magnet bergerak masuk ke dalam kumparan maka jarum pada
galvometer juga bergerak menyimpang ke satu arah tertentu (ke kanan).
Pada saat magnet didiamkan pada posisi tersebut, jarum pada
galvometer bergerak kembali ke posisi 0. Namun ketika magnet digerakan
atau ditarik menjauhi kumparan terjadi defleksi pada galvometer, jarum
pada galvometer bergerak menyimpang berlawanan dengan arah
sebelumnya (ke kiri). Pada saat magnet didiamkan lagi, jarum pada
galvometer kembali ke posisi 0.
Demikian juga apabila yang bergerak adalah kumparan tetapi
magnet pada posisi tetap, galvometer akan menunjukan defleksi dengan
cara yang sama. Dari percobaan faraday tersebut juga ditemukan bahwa
semakin cepat perubahan medan magnet semakin besar pula gaya gerak
listrik yang diinduksi oleh kumparan tersebut.
Catatan : Galvometer adalah alat uji yang digunakan untuk mengetahui
ada tidaknya arus listrik yang mengalir.
Jadi berdasarkan percobaan yang dilakukannya tersebut, Michael
Faraday menyimpulkannya dengan dua pernyataan seperti berikut ini yang
juga sering disebut dengan hukum induksi elektromagnetik faraday 1 dan
hukum induksi elektromagnetik faraday 2.
Hukum Faraday 1
Adapun yang dimaksud dengan hokum fatraday 1 adalah setiap
perubahan medan magnet pada kumparan akan menyebabkan gaya gerak
listrik yang diinduksi oleh kumparan tersebut.
11
Hukum Faraday 2
Sedangkan hukum faraday 2 adalah tegangan gaya gerak listrik
induksi di dalam rangkaian tertutup sebanding dengan kecepatan
perubahan fluks terhadap waktu.
Namun beberapa teorimengabungkan kedua hukum Faraday tersebut
menjadi satu pernyataan, yaitu :
“Setiap perubahan medan magnet pada kumparan akan menyebabkan gaya
gerak listrik induksi yang sebanding dengan laju perubahan fluks”.
Hukum faraday tersebut dapat dinyatakan dengan rumus dibawah ini :
ɛ = -N (ΔΦ/Δt)
Keterangan :
ɛ = Gaya gerak listrik induksi (volt)
N = Jumlah lilitan kumparan
ΔΦ = Perubahan fluks magnetik (weber)
∆t = Selang waktu (s)
- = Arah gaya gerak listrik induksi
Tanda negatif menandakan arah gaya gerak listrik induksi.
12
Contoh Soal 3 :
Sebuah kumparan terdiri dari 50 lilitan, fluks magnet dalam kumparan
berubah sebesar 5 x 10-3 weber dalam selang waktu 10ms (milidetik).
Hitunglah Gaya Gerak Listrik atau GGL induksi pada kumparan
tersebut.
Diketahui:
Jumlah Lilitan (N) = 50
Ditanya fɛ ?
Penyelesaian:
ɛ = -N (ΔΦ/∆t)
ɛ = -50 (5 x 10-3 wb / 10 x 10-3)
ɛ = -50 (0,5)
fɛ = -25V
Jadi Gaya Gerak Listrik Induksinya adalah -25V.
Keterangan:
= Gaya gerak listrik induksi diri (volt)
L = Induktansi diri
dI/dt = Besarnya perubahan arus /satuan waktu (Amper/sekon)
13
Keterangan:
N = merupakan jumlah lilitan kumparan
= merupakan fluks magnet (Weber)
I = merupakan kuat arus (Ampere)
Gambar 4. Generator
14
2. Transformator
Transformator atau trafo adalah alat yang digunakan untuk
mengubah tegangan bolak-balik (AC) dari suatu nilai ke nilai tertentu.
Trafo terdiri dari pasangan kumparan primer dan sekunder yang
terpisah dan dililitkan pada inti besi lunak.
Hubungan antara tegangan dengan kuat arus pada kumparan
primer dan sekunder dirumuskan:
Keterangan:
Vp = tegangan primer (V)
Vs = tegangan sekunder (V)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
15
Ip = kuat arus primer (A)
Is = kuat arus sekunder (A)
Contoh Soal 4 :
Perbandingan lilitan primer dengan lilitan sekunder sebuah
transformator adalah 4:10. Jika kuat arus primer 5 ampere, berapakah
kuat arus sekunder?
Diketahui:
NP : NS = 4 : 10
IP = 5 A.
Ditanya: IS = ?
Penyelesaian:
IS = (NP / NS) x IP
IS = (4/10) x 5
IS = 2 A
Jadi kuat arus sekundernya 1 Amper.
16
Contoh Soal 5 :
Sebuah trafo digunakan untuk menaikkan tegangan AC dari 12
V menjadi 120 V. Hitunglah kuat arus primer, jika kuat arus sekunder
0,6 A dan hitunglah jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer
300.
Diketahui:
Vp = 12 V
Is = 0,6 A
Vs = 120 V
Np = 300
Ditanya: IP = ... ? dan Ns= ... ?
Penyelesaian:
Vp/Vs = Is/Ip
Ip = (Vs/Vp) x Is
Ip = (120 V/12 V) x 0,6 A
Ip =6A
Vp/Vs = Np/Ns
Ns = (Vs/Vp) x Ns
Ns = (120 V/12 V) x 300
Ns = 3000
Jadi, kuat arus primernya 0,6 A dan kumparan sekunder terdiri atas
3.000 lilitan.
17
terlalu cepat atau terlalu lambat sehingga menimbulkan beragam
gejala, seperti pingsan, pusing ringan, napas pendek dan mudah lelah.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Mahasiswa dapat mempelajarai dasar-dasar induktansi serta hukum-
hukum yang berkaitan dengan induktansi dan dapat menentukan hasil
perhitungan/pengukuran dengan menggunakan rumus di atas.
2. Mahasiswa dapat mempelajari hubungan antara induktansi dengan
ilmu elektronika, serta penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber atau referensi yang terpercaya.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Electronic_component_inductors.jpg tanggal
akses 25 Maret 2019.
http://fisikazone.com/induktansi/ tanggal akses 25 Maret 2019.
https://www.academia.edu/36623343/Makalah_Kalkulus_II_Bab_Fungsi_ tangal
akses 19 Maret 2019.
https://teknikelektronika.com/pengertian-hukum-faraday-bunyi-hukum-faraday/
tanggal akses 29 Maret 2019.
https://wibawairvan.blogspot.com/2013/12/penerapan-induksi-elektromagnetik-
dalam.html tanggal akses 29 Maret 2019.
https://www.docdoc.com/id/info/procedure/tanam-alat-pacu-jantung/ tanggal
akses 31 Maret 2019.
https://www.pinterpandai.com/fluks-magnetik-contoh-soal-jawaban/ akses 31
maret 2019.
Mikrajudin, Abdullah. 2017. Buku Fisika Dasar II. Bandung : Kampus Ganesa
Bandung.
Douglas C. Giancoli. 2001. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga
20