Retensi Energi
Retensi Energi
Oleh :
Nama : Rahmat Prakoso
NIM : B0A018038
Rombongan : II
Kelompok :3
Asisten : Nur Oktavianie
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk melihat seberapa besar energi pakan
yang dikonsumsi ikan dapat disimpan dalam tubuh (retensi energi) dan juga
mempelajari apakah perbedaan kualitas pakan juga menghasilkan perbedaan retensi
energi.
I. MATERI DAN CARA KERJA
A.Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan lele (Clarias
gariepinus) , pelet dan alumunium
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah akuarium, termometer,
timbangan teknikal, oven, mortar dan pestle, dan bomb calorimeter.
B.Cara Kerja
1. Dua buah akuarium disiapkan lalu diisi air setinggi 25 cm, heater
ditempatkan diantara dua akuarium.
2. Ikan ditimbang dan ditebarkan dengan kepadatan 3-4 ekor tiap akuarium.
3. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2.5% dari bobot total ikan pada hari
ketiga setelah ikan ditebar di masing-masing akuarium. Pemberian pakan
dilakukan selama 60 hari pemeliharaan.
4. Pada hari ke-60 pemeliharaan, ikan dipuasakan selama 24 jam.
5. 3-4 ekor ikan diambil (yang telah dipuasakan 24 jam) dan ditimbang
kemudian dikeringkan dalam oven (± 1 minggu). Setelah kering, ikan
ditimbang lagi untuk mengetahui bobot kering ikan dan ditumbuk hingga
berbentuk tepung.
6. Bobot kering awal dihitung dengan cara mengalikan bobot basah ikan awal
(pada langkah 2) dengan prosentase bobot ikan kering.
7. Pengukuran nilai kalori pakan dilakukan, sampel ikan awal, dan sampel ikan
akhir dengan menggunakan bomb calorimeter.
8. Retensi energi dikalkulasi dengan rumus menurut Shiau & Liang (1994):
ANER (Apparent Net Energy Retention) = [ (energi tubuh akhir (kkal) –
energi tubuh awal (kkal) / jumlah pakan yang dikonsumsi (kkal) ] x 100%.
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
I.1 Hasil
Diketahui :
• Bobot ikan awal = 9 gr
• Bobot ikan akhir = 283 gr
• Bobot kering ikan awal = 0,815 gr
• Bobot kering ikan akhir = 33,5 gr
• Lama pemeliharaan = 60 hari
• Pakan yang dikonsumsi = 2,5%
• Energi bom pakan = 4735,9654 kal/gram
• Energi bom ikan awal = 6759,0510 kal/gram
• Energi bom ikan akhir = 7318,4107 kal/gram
Jumlah energi ikan awal = bobot kering awal x energi bom ikan awal
= 0,815 x 6759,0510
= 5508,626565 kal
Jumlah energi ikan akhir = bobot kering akhir x energi bom ikan akhir
= 33,5 x 7318,4107
=245166,75845 kal
Jumlah pakan yang dikonsumsi = Pakan yang dikonsumsi x bobot basah awal
= 13,5 x 4735,9654
= 63935,5329 kal
Jumblah energi pakan = jumlah pakan yang dikonsumsi x energi bom pakan
= 0,7 x 3983,67
= 2788,569 kal
ANER = Jumlah energi ikan akhir – jumlah energi ikan awal x 100%
Jumlah energi pakan
= 245166,75845 – 5508,626565 x 100%
63935,5329
= 374,843410251766 %
B.Pembahasan
Cara mencari nilai retensi energi, pertama mencari jumlah energi ikan awal
dengan mengalikan bobot kering awal dengan energi bom ikan awal. Kedua, mencari
jumlah energi ikan akhir dengan mengalikan bobot kering ikan akhir dan energi bom
ikan akhir. Ketiga, mencari jumlah pakan yang dikonsumsi dengan mengalikan
persentase pakan dan jumlah hari dan bobot basah awal. Keempat, mencari jumlah
energi pakai dengan mengalikan pakan yang dikonsumsi dan energi bom pakan.
Kelima, mencari nilai ANER dengan mengalikan jumlah energi ikan akhir dikurangi
jumlah energi ikan awal dikali 100% dan semuanya dibagi jumlah energi pakan.
Semuanya dapat dirangkum menjadi rumus berikut:
∑energi ikan awal = bobot kering ikan awal × energi bom ikan awal
∑energi ikan akhir = bobot kering ikan akhir × energi bom ikan akhir
∑pakan yang dikonsumsi = bobot pakan × bobot basah ikan awal × lama
pemeliharaan.
∑energi yang dikonsumsi = ∑pakan yang dikonsumsi × energi bom pakan
∑energi ikan akhir−∑ energi ikan awal
Retensi Energi ( ANER ¿= × 100
∑energi yang dikonsumsi
Bom kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalori
(nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu
senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung
beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor (calorimeter), dan sampel
akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam terpasang dalam tabung. Bom
kalorimeter adalah alat untuk menentukan nilai kalor zat makanan karbohidrat,
protein atau lemak (Effendi, 1979). Bom kalorimeter, dimana bagian dari energi feses
diukur dengan pembakaran, hal tersebut merupakan metode standar untuk mengukur
kerugian energi. Pengukuran bom kalorimeter juga mungkin penting secara klinis
untuk penentuan dini terhadap pasien yang malabsorpsi (Wierdsma et.al, 2013).
Cui, Y., Hung, S. & Zhu, X., 1996. Effect of Ration and Body Size on the Energy
Budget of Juvenile White Sturgeon. Biol J. Fish, 9(1), pp. 451-459.
Effendi, M. I., 1979. Metode Biologi Perikanan. Bogor : Yayasan Dewi Sri.
Elliot, W. H. & Elliot, D. C., 1997. Biochemistry and Moleculer Biology. New York :
Oxford University Press. Inc.
Glenncross, B. & M., B., 2010. Effect of High Water Temperatures on the Utilisation
Efficiencies of Energy. Fisheries and Aquaculture Journal, Volume 2010, pp.
FAJ-14.