SKRIPSI
Oleh :
MOH SOFYAN H
NIM. 115080400111048
SKRIPSI
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh :
MOH SOFYAN H
NIM. 115080400111048
NIM : 115080400111048
PENGUJI PEMBIMBING
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan skripsi (Skripsi yang
saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
Mahasiswa
MOH SOFYAN H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Moh Sofyan H
NIM : 115080400111048
Tempat / Tgl Lahir : Pamekasan / 15 Januari 1993
No. Tes Masuk P.T. : 3115001735
Jurusan : Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan
Program Studi : Agrobisnis Perikanan
Status Mahasiswa : Biasa
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Jalan Gatot Koco Gang 7 Kolpajung, Pamekasan.
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun
No Jenis Pendidikan Keterangan
Masuk Lulus
1 S.D 1999 2005 Lulus
2 S.L.T.P 2005 2008 Lulus
3 S.L.T.A 2008 2011 Lulus
4 Perguruan Tinggi…….
4 Perguruan Tinggi (Fakultas 2011 2018 Lulus
Perikanan dan Ilmu Kelautan)
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan saya sanggup menanggung segala
akibatnya.
(Moh Sofyan H)
NIM.
115080400111048
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama saya mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas karunia
dan kesehatan yang diberikan selama ini sehingga laporan ini dapat
mendukung moril dan selalu memberikan do’a serta motivasi selama saya
Yang ketiga saya ucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Ir. Pudji Purwanti,
terselesaikannya laporan ini, Bapak Dr. Ir. Edi Susilo, MS sebagai Ketua
Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan dan Ilmu Kelautan yang telah membantu
MBA, MP sebagai Ketua Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan dan Ilmu
Moh Sofyan H
NIM. 115080400111048
RINGKASAN
Puji syukur panjatkan kepada Allah SWT, atas petunjuk, rahmat dan
hidayah-Nya dalam menyelesaikan penulisan penulisan Laporan Skripsi ini
dengan lancar dan menyusun Laporan Skripsi dengan judul “Studi Kelayakan
Usaha Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) Pada Kelompok
Budidaya Bina Usaha Di Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan” dengan
baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Ibu Dr. Ir. Pudji Purwanti, MP selaku Dosen Pembimbing pertama dan
Bapak Mochammad Fattah, Spi, M.Si selaku Dosen Pembimbing kedua atas
segala pelajaran, petunjuk, informasi serta waktu untuk membimbing saya
sehingga laporan ini dapat terselesaikan, Kedua orang tua yang selalu
memberikan dukungan baik secara moril maupun materil selama menjalankan
skripsi ini serta teman-teman SEPK 2011 yang telah membantu penyusunan
laporan Skripsi baik dukungan moril maupun semangatnya.
Latar belakang penulis memilih judul tentang studi kelayakan udang
vannamei tidak lain karena vannamei merupakan salah satu komoditi alternatif
yang banyak dipilih pembudidaya setelah udang windu. Hal ini disebabkan
karena ada anggapan bahwa udang vannamei tahan penyakit white spot. Dalam
budidaya usaha ini perlu adanya analisa usaha tidak lain agar usaha budidaya
terstruktur dan keuntungngan yang di dapat maksimal.
Penulis sangat mengharapkan penyajian ini dapat memberikan
pengetahuan tambahan bagi para pembaca namun penulis juga menyadari
laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan ketrbatasan pengetahuan
dan pengalaman penulis yang masih terbatas, maka dari titik kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk dijadikan pelajaran dalam
penulisan-penulisan selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
Tabel Halaman
11. Prasarana Tambak Kelompok Bina Usaha Desa Batah Barat Kecamatan
Kwanyar Kabupaten Bangkalan ………………………………………………43
13. Penerimaan, Biaya Investasi, Discount Faktor dan Net Present Value
Usaha Budidaya Udang Vannamei Kelompok Budidaya Bina Usaha
dengan Lahan 11 ha di Kecamatan Kwanyar Tahun 2016
…………………………………………………………………………………….60
14. Biaya, Benefit, Net Benefit, Discount Faktor dan PV, Net B/C Usaha
Budidaya Udang Vannamei Kelompok Budidaya Bina Usaha dengan Lahan
11 ha di Kecamatan Kwanyar Tahun 2016
…………………………………………………………………………………….61
Tabel Halaman
15. Biaya Investasi, Net Benefit, dan Payback Period Usaha Budidaya Udang
Vannamei Kelompok Budidaya Bina Usaha dengan Lahan 11 ha di
Kecamatan Kwanyar Tahun 2016……………………………………………..62
16. Investasi, Discount Factor, Net Benefit dan IRR Budidaya Udang Vaname
Kelompok Budidaya Bina Usaha dengan Lahan 11 ha di Kecamatan
Kwanyar………………………………………………………………………….63
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Anatomi Udang Vannamei ................................................................... 7
2. Kerangka Berpikir Penelitian .............................................................. 24
3. Struktur Organisasi Kelompok Pembudidaya Bina Usaha .................. 51
4. Udang Vannamei Kelompok Bina Usaha ........................................... 53
5. Saluran Pemasaran ........................................................................... 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Peta Kecamatan Kwanyar dan Batah Barat ........................................... 69
2. Modal Investasi Dan Biaya Tetap ........................................................... 70
3. Biaya Variabel ........................................................................................ 71
4. Tabel Analisis Jangka Panjang .............................................................. 72
1. PENDAHULUAN
garis pantai 81.000 km yang memiliki potensi sumber daya lahan pantai pasang
surut seluruhnya sekitar 7.000.000 ha. Dengan luas perairan tiga kali lebih luas
sekitar 65%. Salah satu jenis usaha perikanan yang saat ini sedang diminati oleh
permintaan udang di dalam dan luar negeri, menjadikan udang sebagai salah
satu andalan ekspor non migas. Hal itu dapat dilihat dalam nilai ekspor perikanan
Indonesia, udang berada pada posisi teratas menyumbang nilai ekspor sebesar
US$ 1,280 juta, disusul tuna US$ 606 juta (Sutardjo, 2014).
dengan komoditas perikannan lainnya.hal ini disebabkan oleh empat hal, yaitu :
produksi dapat relative tepat harga, tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat mutu, 4)
udang.
1
dibudidayakan, dari dominasi Udang Windu (Penaeus monodo) ke arah udang
putih khususnya Udang Vannamei. Hal ini disebabkan karena ada anggapan
bahwa Udang Vannamei bebas atau tahan penyakit white spot (Haliman dan
Adijaya, 2005).
berekembang. Usaha budidaya udang Vannamei saat ini sudah dilakukan oleh
sejumlah pembudidaya di daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Bali, Sulawesi Selatan dan beberapa daerah lainnya di Indonesia. Salah satu
Kabupaten di Jawa Timur yang mulai beralih pada usaha budidaya Udang
Kabupaten Sumenep. Data di atas menunjukkan jika dari tahun 2015 hingga
stabil, maka dari itu tidak menutup kemungkinan jika tahun berikutnya angka
Pamekasan). Dengan demikian Kabupaten ini tentunya turut andil juga dalam
2
hal menyumbang devisa negara. Salah satu lokasi industrialisasi sentra budidaya
jumlahnya lebih banyak dengan kapasitas luas lahan kecil. Maka dari itu perlu
dikembangkan lagi sumber daya yang ada sehingga nantinya dengan adanya
Sumber Daya Manusia yang ada dapat memanfaatkan lahan yang ada dengan
terbesar keempat yang memulai usaha budidaya Udang Vannamei. Salah satu
adalah Kelompok Pembudidaya Udang Bina Usaha yang diketuai oleh Moch.
Muchlis. Eksistensi Kelompok Pembudidaya Udang Bina Usaha ini sampai saat
3
ini masih berjalan dengan membudidayakan Udang Vannamei berbasis
pula. Ukuran tambak mini diketahui berukuran senilai mulai dari 200-300 m2
hingga kurang lebih 1.000 m2. Sementara budidaya udang di kolam terpal
berukuran sekitar 300 m2 dimana bisa menghasilkan sekitar 1 ton per siklus.
Tabel 3. Produksi, Harga, dan Nilai Produksi Budidaya Tambak Menurut Jenis
Ikan Kabupaten Bangkalan Tahun 2015 – 2016
Produksi (kg) Harga/kg (Rp) Nilai Produksi (Rp)
No. Jenis Ikan
2015 2016 2015 2016 2015 2016
1. Bandeng 131.260 141.361 13.000 13.000 1.706.380.000 1.837.693.000
2. Belanak 40.730 43.871 15.000 15.000 610.950.000 658.065.000
3. Kakap 31.680 34.122 40.000 40.000 1.267.200.000 1.364.880.000
4. Mujair 76.940 82.867 10.000 10.000 769.400.000 828.870.000
5. Udang Windu 13.500 14.624 80.000 80.000 1.080.000.000 1.169.920.000
6. Udang Putih 58.840 63.369 50.000 50.000 2.942.000.000 3.168.450.000
7. Udang Api-Api 9.050 9.749 30.000 30.000 271.500.000 292.470.000
8. Udang 35.000 123.000 75.000 75.000 2.625.000.000 9.225.000.000
Vannamei
9. Kepiting 250 250 70.000 70.000 17.500.000 17.500
Jumlah 397.250 513.213 11.289.930.000 18.562.648.000
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan, 2017
Dari data Tabel 3. dapat diketahui jika produksi Udang Vannamei dari
Melihat peluang pasar yang masih terbuka lebar, maka Kelompok Pembudidaya
relatif besar, sehingga perlu diketahui apakah usaha budidaya Udang Vannamei
penelitian ditinjau dari aspek finansial jangka pendek (modal, biaya, penerimaan,
4
RC Ratio, keuntungan, Break Event Point (BEP), Rentabilitas) dan analisa jangka
panjang (Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit
Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback Period (PP) serta Aspek Non Finansial
Vannamei;
Bangkalan
5
2. TINJAUAN PUSTAKA
berasal dari Pantai Barat Pasifik Amerika Latin, mulai dari Peru di Selatan hingg
Utara Meksiko. Udang vannamei mulai masuk ke Indonesia dan dirilis secara
resmi pada tahun 2001. Udang vannamei merupakan salah satu udang yang
mempunyai nilai ekonomis dan merupakan jenis udang alternatif yang dapat
dibudidayakan. Hal itu pula yang membuat para petambak udang di tanah air
makan yang tinggi, lebih tahan terhadap serangan penyakit dan kualitas
tinggi, padat tebar cukup tinggi dan waktu pemeliharaan yang relative singkat
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Anthropoda
Kelas : Crustacea
Ordo : Decapoda
Famili : Penaidae
Genus : Litopenaeus
6
( Gambar 1. Anatomi Udang Vannamei)
Bagian tubuh udang vannamei terdiri dari kepala yang bergabung dengan
dada (cephalothorax) dan perut (abdomen). Kepala udang vannamei terdiri dari
lima pasang kaki jalan (periopod) yang terdiri dari dua pasang maxillae dan tiga
pasang maxiliped. Bagian abdomen terdiri dari enam ruas dan terdapat enam
pasang kaki renang (pleopod) serta sepasang uropod (mirip ekor) yang
Sifat biologis udang vannamei yaitu aktif pada kondisi gelap (nocturnal)
dan dapat hidup pada kisaran salinitas yang luas (euryhaline) yaitu 2-40 ppt.
Udang vannamei akan mati jika terpapar suhu dibawah 15 0C atau diatas 330C
mencari makan lewat organ sensor dan tipe yang pemakan lambat, memiliki lima
stadia naupli, tiga stadia zoea, tiga stadia mysis sebelum menjadi post larva yang
merupakan siklus hidupnya. Stadia post larva berkembang menjadi juvenile dan
akhirnya menjadi dewasa. Post larva udang vannamei di perairan bebas aan
7
2.2 Perikanan
ekonomi dalam bidang penangkapan atau budidaya ikan, binatang air lainnya
atau tanaman air. Perikanan adalah suatu kegiatan mulai dari penangkapan,
yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Oleh karena itu, kegiatan budidaya
penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau
tidaknya suatu usaha dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara rutin dalam
ditentukan.
Jakfar (2006) menyatakan tujuan dari perlu adanya studi kelayakan usaha
b. Memudahkan Perencanaan
8
c. Mempermudah Pelaksanaan Pekerjaan
d. Memudahkan Pengawasan
kelayakan ada tahap-tahap penting yang perlu diperhatikan antara lain adalah:
akan dicapai.
pada anggaran.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), aspek teknis dikatakan juga sebagai
aspek produksi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek teknis adalah
masalah dalam penentuan produksi, tata letak (lay out), peralatan usaha dan
operasional sangat tergantung dari jenis usaha yang dijalankan karena setiap
jenis usaha memiliki prioritas sendiri. Ibrahim (1998) menyatakan aspek teknis
proyek yang direncanakan, baik dilihat dari faktor lokasi, luas produksi,
9
penggunaan teknologi (mesin/peralatan, maupun keadaan lingkungan yang
Faktor produksi terdiri dari Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia,
serta Sumber Daya Buatan. Fauzi (2006) menyatakan sumber daya alam adalah
suatu sumber daya hayati maupun non hayati yang dimanfaatkan oleh manusia
maupun makhluk hidup lainnya untuk bertahan hidup. Fungsi dari sumber daya
alam adalah sebagai sumber pangan, bahan baku dan sumber energy. Sumber
daya alam merupakan faktor produksi dari alam yang digunakan untuk
mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh suatu tenaga kerja yang
berkualitas (Umar, 2003). Sementara sumber daya buatan menurut Arifin (2007)
merupakan sumber daya dari hasil ciptaan manusia yang digunakan untuk
sumber daya buatan atau modal dapat berbentuk uang maupun bentuk fisik
(Mubyanto, 2012).
10
2. Perbaikan kontruksi tambak, menurut Edhy (2000), kondisi pematang harus
kuat dan tidak boleh terdapat kebocoran, perbaikan pintu air serta kemiringan
penyimpanan sisa pakan dan kotoran keluar tambak. Dasar tambak juga
dapat didesain model konikal (bagian tengah lebih rendah dari pada bagian
tambak.
vanamei. Untuk itu, hama harus diantisipasi sedini mungkin agar tingginya
sasaran.
air tersebut dibiarkan dalam tambak selama 2-3 minggu sampai kondisi air
11
betul-betul siap ditebari benih udang. Tinggi air di petak pembesaran
tubuh benih dan usus terlihat jelas, berenang melawan arus. Sebelum benur
membuka kantong dan diberi sedikit demi sedikit air tambak selama 15-20
minggu sekat dapat dibuka. Pada bulan pertama yang diperhatikan kualitas
hati karena udang masih rentan terhadap perubahan air yang drastic mulai
melalui pertambahan berat udang. Udang yang normal pada umur 30 hari
umur 60 hari ke atas, yang harus diperhatikan adalah manajemen kualitas air
pada pintu air, kemudian dilakukan dengan jarring tarik (jarring arad). Udang
12
yang masih tersisa dapat diambil menggunakan tangan. Pengeringan air
untuk panen total dilakukan dengan cepat untuk menghindari udang molting.
Waktu pemanenan maksimal 3 jam, lebih dari itu udang akan stress.
pada aspek inilah ide pengembangan usaha akan menjadi kenyataan di bawah
daya yang dimiliki organisasi atau perusahaan tidak akan optimal apabila fungsi-
menentukan apa yang harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab dan
mengapa hal itu harus dicapai. Perencanaan sangat diperlukan untuk mengikuti
yang matang maka suatu usaha tidak akan berjalan lancer. Perencanaan
13
Fungsi selanjutnya adalah pengorganisasian. Johan (2011) menyatakan
supaya tertata dengan jelas antara tugas, wewenang dan tanggung jawab serta
tujuan serta rencana tersusun, maka perlu dirancang dan dikembangkan suatu
sukses.
dan Istikharoh, 2006). Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan
a. Strategi Pemasaran
14
keunggulan bersaing dalam perusahaan. Stragtegi yang dimiliki perusahaan
harus bersifat distinctive artinya unik dan tidak mudah ditiru oleh pesaing dan
didukung oleh potensi yang dimiliki oleh perusahaan secara optimal (Rangkuti,
2006).
Dalam Kasmir dan Jakfar (2003) menyatakan agar investasi atau bisnis
yang akan dijalankan dapat berjalan dengan baik, maka sebelumnya perlu
adalah metode untuk melihat pasar dengan kreatif dan disebut sebagi strategi
berisi memilih suatu pasar tertentu untuk dimasuki perusahaan. Yang dimaksud
sumberdaya perusahaan secara berdaya guna oleh sebab itu targeting juga
tempat produk adalah menentukan tempat dimana produk ini dipasarkan agar
berbeda dan memiliki nilai lebih secara relative dibandingkan produk pesaing di
15
harus memastikan keberadaan diingatkan pelanggan dalam pasar sasaran.
b. Saluran Pemasaran
dengan melalui pemasar siapa saja barang tersebut dari produsen hingga ke
apa saja yang dibutuhkan dalam produksi. Selain itu juga untuk megetahui besar
16
Modal adalah nilai, daya beli, atau kekuasaan memakai atau
barang konkret yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat
di neraca sebelah debit maupun berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-
barang itu yang tercatat di sebelah kredit. Modal yang menunjukkan bentuknya
Biaya total (TC) diperoleh dari biaya tetap (TFC) ditambah biaya variabel
(TVC) atau biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang mempunyai nilai
yang stabil (tetap) tanpa dipengaruhi jumlah unit yang diproduksi, misalnya biaya
sewa gedung dan biaya peralatan. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya
yang nilainya tergantung pada banyak tidaknya jumlah barang yang diproduksi
misalnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku (Ibrahim, 2003)
produksi (Q) dan Harga jual per unit (P). Rumus perhitungannya sebagai berikut :
17
Keterangan : TR = Total Revenue (penerimaan total)
suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan
tersebut. Suatu usaha dikatakan layak bila R/C lebih dari 1 (R/C>1). Hal ini
menggambarkan semakin tinggi nilai R/C maka tingkat keuntungan suatu usaha
akan semakin tinggi (Effendi dan Oktariza, 2006 dalam Rahayu, 2010).
d. Keuntungan
18
2. Break Event Point (BEP)
dalam titik impas, dalam artian perusahaan tidak untung dan juga tidak rugi.
3. Rentabilitas
19
2.3.4.2 Analisa Jangka Panjang
terminal cash flow) di masa yang akan dating. Untuk menghitung nilai sekarang
tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat suku bunga yang dianggap
akan dating lebih besar daripada nilai sekarang investasi, maka proyek ini
Suwarsono, 1999).
Menurut Riyanto (2006), dalam metode ini pertama yang dihitung adalah
nilai sekarang (present value) dari Proceeds yang diharapkan atas dasar discout
rate tertentu. Kemudian jumlah present value dari keseluruhan proceeds selama
present value dari pengeluaran modal (capital outlays atau initial investment)
dinamakan nilai sekarang neto (net present value /NPV). Apabila jumlah present
value dari keseluruhan proceeds yang diharapkan lebih besar daripada present
value dari ivestasinya maka usul investasi tersebut dapat diterima. Sebaliknya
jika jumlah present value dari keseluruhan proceeds lebih kecil daripada present
value investasinya artinya NPV negative maka usul investasi tersebut harusnya
ditolak.
Benefit and Cost Ratio (Net B/C Ratio) adalah metode menghitung
di masa datang dengan nilai sekarang investasi (Husnan dan SUwarsono, 1999).
20
Menurut Kadariah (2001) analisis Net B/C Ratio dimaksudkan untuk
digunakan. Cara ini digunakan dikarenakan dengan menghitunf B/C ratio aka
diketahui dengan cepat berapa besar manfaat dari usaha tersebut. Apabila
nilainya lebih besar dari satu makan manfaat dari usaha tersebut lebih besar dari
dengan jumlah investasi dalam bentuk present value (Ibrahim, 2003).Pay Back
sebagai tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari
proceeds yang diharapkan akan diterima (pv of future proceeds) sama dengan
tingkat bunga yang dipakai untuk mendiskonto aliran kas bersih yang akan
laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata
lain apabila nilai rentabilitas sama dengan bunga bank pada saat itu maka lebih
21
baik modal yang digunakan untuk usaha ditabung di bank karena pendapatan
yang didapatkan oleh seorang pengusaha dari menabung di bank sama dengan
Kabupaten Indramayu cukup besar terutama dilihat dari faktor pendukung berupa
aspek teknis, keinginan masyarakat yang cukup besar, aspek finansial dan aspek
85.896.900,- dengan perhitungan R/C ratio > 1 yang menandakan bahwa usaha
Perhitungan analisis sensitifitas pada usaha udang windu dengan bandeng untuk
umur proyek 10 tahun diperole NPV sebesar Rp 93.664.893,- Net B/C sebesar
2,70 dan nilai IRR sebesar 33% yang menunjukkan bahwa usaha budidaya
polikultur udang windu dengan bandeng layak untuk diusahakan selama umur
pengembalian modal akan terjadi di tahun kedua juga nilai IRR lebih besar
untuk masa yang akan dating jika hasil perhitungan kelayakan investasi pada
22
tambak polikultur udang windu dan bandeng di Desa Simpang Tiga Abadi
menunjukkan bahwa nilai NPV > 0, Net B/C > 1 dan IRR >discount rate (Haryono
dkk., 2013).
lahan tanpa ada perbaikan teknis dan perluasan lahan yang disertai dengan
perbaikan teknis. Hasilnya diketahui jika skenario pertama yaitu perbaikan lahan
tanpa ada perbaikan teknis lebih sensitif dibandingkan skenario kedua dimana
secara intensif untuk memenuhi kebutuhan pasar dan salah satu upaya untuk
meningkatkan produksi dengan cara padat tebar tinggi. Purnamasari dkk. (2017)
dimana memiliki hasil pemeliharaan yang lebih baik dengan nilai padat tebar 170
dan 175 ekor/m2. Dengan adanya penelitian ini aka kelangsungan hidup udang
dengan lahan sempit dengan biaya usaha yang cukup besar. Oleh karena itu
23
perlu diadakannya penelitian mengenai kelayakan usaha apakah budidaya
udang vannamei layak atau tidak untuk dijalankan dengan menggunakan analisis
kelayakan usaha. Secara skematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat
24
3. METODOLOGI PENELITIAN
dan wawancara. Adapun rincian dari jenis kegiatan yang dilakukan antara lain :
dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya, mulai dari tahap
(Turindra, 2009).
dilakukan dalam praktek kerja lapang adalah berupa keikutsertaan secara aktif
dalam kegiatan proses produksi hingga proses pemasaran. Hal ini dilakukan
Dengan begini dapat diartikan, partisipasi aktif disini berarti ikut serta
25
3.1.2 Observasi
data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting,
namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak
terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data
penting karena :
a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal
karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka
dalam wawancara.
26
e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif
akanmenjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk
3.1.3 Wawancara
jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau
keterangan-keterangan.
3.1.4 Dokumentasi
gambar yang dapat memberikan penjelasan tentang kegiatan yang ada di lapang
27
meliputi kegiatan produksi, pengemasan, sarana dan prasarana yang ada di
Menurut Marzuki (2005), data primer adalah data yang diperoleh dari
sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data ini diperoleh secara
berguna untuk tujuan survey tertentu. Data ini mungkin tersedia dari dalam
teknis usaha pembesaran udang secara umum yang meliputi persiapan tambak
Bangkalan.
28
3.3.2 Aspek Manajemen
Usaha, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan. Dalam hal ini peneliti akan
Kabupaten Bangkalan.
a. Jangka Pendek
apa saja yang dibutuhkan dalam produksi. Selain itu juga untuk megetahui besar
29
a. Biaya Produksi
Biaya total (TC) diperoleh dari biaya tetap (TFC) ditambah biaya variabel
(TVC) atau biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang mempunyai nilai
yang stabil (tetap) tanpa dipengaruhi jumlah unit yang diproduksi, misalnya biaya
sewa gedung dan biaya peralatan. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya
yang nilainya tergantung pada banyak tidaknya jumlah barang yang diproduksi
misalnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku (Ibrahim, 2003)
produksi (Q) dan Harga jual per unit (P). Rumus perhitungannya sebagai berikut :
suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan
tersebut. Suatu usaha dikatakan layak bila R/C lebih dari 1 (R/C>1). Hal ini
menggambarkan semakin tinggi nilai R/C maka tingkat keuntungan suatu usaha
akan semakin tinggi (Effendi dan Oktariza, 2006 dalam Rahayu, 2010).
30
Rumus R/C ratio adalah sebagai berikut:
d. Keuntungan
Break Event Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana total revenue
o BEP Penerimaan :
variable lebih tinggi dari hasil perhitungan BEP (Break Event Point)
(Sunarjono, 2000).
31
3. Rentabilitas
Keterangan : R = Rentabilitas
b. Jangka Panjang
Net Present Value adalah niali kini dari keuntungan bersih yang akan
diperoleh pada masa mendatang dan merupakan selisih nilai kini dari benefit
dengan nilai kini dari biaya (Kadariah et al, 1978). Secara matematis dapat
NPV =
Keterangan :
32
NPV > 0 maka usaha menguntungkan dan dapat dilakukan
NPV < 0 maka usaha merugikan karena keuntungan lebih kecil daripada biaya
NPV = 0 maka usaha tidak menguntungkan tapi juga tidak rugi, jadi tergantung
Net B/C merupakan perbandingan antara NPV dari total benefit bersih
terhadap total biaya bersih (Gray et al, 1993). Net B/C digunakan untuk ukuran
berikut :
Net B/C = ,
Keterangan :
Net B/C > 1 maka usaha yang dijalankan akan memperoleh keuntungan
Net B/C < 1 maka usaha yang dijalankan akan mengalami kerugian dan
33
3. Payback Period (PB)
dirumuskan :
sesudah payback period tercapai, oleh karena itu criteria ini bukan alat
dana.
b. Metode ini juga mengabaikan time value of money (nilai waktu uang).
sekarang netto (NPV) sama dengan seluruh ongkos proyek atau NPV sama
dengan nol (Gray et al, 1993). Nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan
IRR = i’ + [ (i”-i’)]
Dimana :
34
Kriteria kelayakan pada metode IRR adalah :
35
4. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Kwanyar. Tercatat puncak musim hujan pada tahun 2015 terjadi pada
dimana tidak ada hari hujan pada bulan tersebut. Kecamatan Kwanyar
terletak di lintang 7º 8’ 33’’ dan 112º 52’ 35,8’’ bujur timur yang memiliki
luas wilayah 47,81 km2 atau 4.781,00 ha. Adapun batas-batas wilayah di
vannamei adalah Desa Batah Barat dimana berada pada di sebelah timur pusat
kecamatan Kwanyar dengan jarak tempuh 5 km. Hal ini disebabkan karena luas
wilayah tanah Desa Batah Barat merupakan tanah agraris sehingga sebagian
masyarakatnya merupakan petani dan nelayan. Luas wilayah desa Batah Barat
secara keseluruhan adalah 114,3 ha, dengan dihuni oleh 2.775 penduduk
(Kecamatan Kwanyar, 2015). Adapun batas-batas dari Desa Batah Barat adalah
36
berbatasan dengan Selat Madura, sebelah timur berbatasan dengan Desa Batah
4.2.1 Penduduk
Batah Barat lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Hal ini
tidak menutup kemungkinan bahwa kaum perempuan juga ikut berperan dalam
udang vannamei.
bekerja di sector pertanian sebanyak 1.489 orang, sector industri sebanyak 149
orang, sector perdagangan sebanyak 496 orang, sector jasa sebanyak 248
37
Dari data di atas diketahui jumlah mata pencaharian penduduk di
petambak udang. Hal ini dikarenakan kondisi Kecamatan Kwanyar yang terletak
di daerah pesisir.
4.3.1 Umur
Pada tabel di atas menunjukkan jika petambak di Desa Batah Barat rata-
rata berusia 51-60 tahun dengan persentase sebesar 40 %. Hal ini menunjukkan
bahwa petambak udang di Desa Batah Barat masih berada pada usia produktif
38
4.3.2 Pendidikan
serta wawasan yang dimiliki seseorang dalam menyerap pengetahuan yang baru
Barat.
hingga tamat SD saja, yaitu sebesar 43,33%. Kondisi ini jelas berbanding terbalik
lulus SMA. Hal ini berbuntut pada sulitnya petambak dalam menerapkan
banyaknya produksi yang dihasilkan. Semakin luas lahan yang dimiliki dan
digunakan, maka semakin banyak pula perolehan produksi yang akan dihasilkan.
39
Adapun sebaran luas lahan yang dimiliki petambak di Desa Batah Barat dapat
vannamei oleh petambak Kelompok Bina Usaha di Desa Batah Barat sebagian
Bangkalan.
Desa Batah Barat berkisar antara 41-60 ton/musim ditunjukkan adanya jumlah
40
petambak sebanyak 17 orang atau persentase sebesar 56, 67%. Hal tersebut
dikarenakan adanya luas lahan yang dimiliki rata-rata < 3 Ha sehingga produksi
Tabel 9.
Produksi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Sterilisasi
Sterilisasi
Sterilisasi
Produksi
Produksi
Produksi
Proses
Proses
Proses
Udang
Vannamei
normalnya berlangsung dari bulan Februari 2017 hingga Januari 2018, dimana
bulan sterilisasi petambak tetap melakukan transaksi jual-beli dari hasil produksi
41
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Budidaya Bina Usaha, dapat diketahui gambaran atau keadaan usaha yang
Kelompok Bina Usaha 4 hektar dengan 7 petak kolam dengan luas kolam
kolam untuk udang vannamei dan 2 kolam untuk penampungan air. Di lokasi
penelitian ini juga terdapat ruang sortir, ruang penyimpanan pakan, serta gubuk
Tabel 10. Sarana Tambak Kelompok Bina Usaha Desa Batah Barat Kecamatan
Kwanyar Kabupaten Bangkalan
42
No Alat Keterangan
mempermudah proses produksi udang vannamei antara lain mesin diesel yang
disediakan jika terdapat kendala pemadaman listrik, sumber air bersih dimana
43
Tabel 11. Prasarana Tambak Kelompok Bina Usaha Desa Batah Barat
Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan
No Alat Keterangan
1) Persiapan Kolam
pada kolam yang akan digunakan. Pengolahan tanah dasar kolam meliputi
44
pencangkulan tanah dasar kolam dengan cara membalikkan tanah, serta
tanah ini agar tanah menjadi kedap air sehingga dapat dapat menahan air,
organik, dan tanah menjadi higienis karena terbebas dari gas-gas beracun.
penyakit yang masih menempel pada permukaan tanah, juga untuk mengangkat
alkanitas dan ph air. Apabila pH air rendah, maka dosis yang digunakan adalah
0,1 kg/m2 sehingga pH akan meningkat dan kondisi stabil. Pada umumnya kapur
permukaan tanah dasar tambak kemudian dibiarkan selama + 2-3 hari untuk
ke dalam kolam. Dalam hal ini air disalurkan dengan menggunakan pipa dua
lapis dengan di bagian depan menggunakan waring (ukuran lubang 4-5 mm) dan
di belakang dengan kantong hapa (ukuran lubang 2-3 mm). kedalaman air dibuat
setinggi 20 cm dan didiamkan selama 5 hari hingga air tampak bewarna biru,
pompa air, kincir, pakan 100% pellet dan tingkat penebaran yang tinggi.
Kedalama kolam rata-rata 2,5 m dimana setiap kolam memiliki 1 center line yang
Benur yang digunakan oleh Kelompok Bina usaha berasal dari PT. prima
Surabaya yaitu jenis N1 dan F1. Harga benur jenis F1 sebesar Rp 50,-/ekor,
kali panen adalah berkisar 200-300 ribu benur. Sementara dalam satu
udang vannamei terhadap kondisi tambak yaitu dengan cara memasukkan benur
ke dalam plastik bening dan diberi air tambak lalu apungkan di atas air tambak
selama 30-60 menit, setelah itu benur bisa ditebar perlahan di atas tambak.
Penebaran benur dilakukan pada malam hari karena pada kondisi ini suhu air
tambak rendah, sehingga proses penyesuaian udang dengan kondisi air tambak
berlangsung cepat.
4) Pengelolaan Pakan
memberikan pakan berupa pellet tiga kali sehari. Untuk udang berumur kurang
dari 30 hari, pemberian pakan dilakukan sebanyak dua kali sehari hal ini
dikarenakan udang masih bisa memanfaatkan pakan alami yang berasal dari
dasar kolam. Sementara menginjak umur dua bulan, pemberian pakan dilakukan
46
sebanyak tiga kali dalam sehari karena nafsu makan dari udang vannamei
100.000 ekor akan diberikan pakan sebanyak 1 kg. jumlah pemberian pakan
bergantung pada umur udang jika udang berumur kurang dari 30 hari, makan
pemberian pakan diberikan sebanyak 0,5 kg, 1 kg jika udang berumur lebih dari
dari jaring selambu berbentuk kotak yang dikaitkan dengan menggunakan tali
dilakukan selama 2 jam. Apabila pakan pada anco habis menandakan jika
pada anco tidak habis dan bersisa, maka untuk pemberian pakan selanjutnya
jumlahnya dikurangi.
penambahan sebanyak 0,5 kg, menginjak 30 hari sebanyak 1 kg, dan ketika
5) Teknik Pemeliharaan
Salinitas air yang baik berkisar antara 10-25 ppt. Selain itu perlu dilakukan
pemeriksaan pH air dan tanah secara berkala. Bila kurang dari 7,5 maka perlu
juga diperiksa tinggi air dan dilakukan pengisian air sesuai salinitas bila air
kurang karena penguapan. Perlakuan sirkulasi air pada kolam dilakukan saat
47
usia udang menginjak 25 hari dan pada pagi hari saja ketika kondisi air terlalu
pekat. Hal ini dilakukan agar menjaga kualitas air yang ada pada kolam juga
vannamei dan memiliki peran vital karena akan menentukan kelangsungan hidup
udang yang akan dibudidayakan. Ada beberapa parameter yang selalu dijaga
Salinitas, merupakan total garam terlarut yang terukur ke dalam sampel air
air payau, yaitu campuran air laut dan tawar. Besar salinitas yang diketahui
Oksigen dissolved oksigen, merupakan kadar oksigen yang terlarut dalam air
dan dibutuhkan oleh biota perairan. Kuantitas oksigen dijaga dengan cara
pemberian kincir. Ukuran ini dijaga hingga di atas 4 ppm, karena di bawah
100 ekor.
Sebagian besar udang vannamei pada tambak Kelompok Bina Usaha sensitif
48
Kedalaman Air, pada umumnya kedalaman yang ideal untuk kolam budidaya
perubahan suhu yang terlalu besar. Pada tambak Kelompok Bina Usaha
pengukuran air dilakukan pagi dan sore hari dengan kedalaman air rata-rata
sebesar 90-110 cm yang disesuaikan dengan luas kolam dan jumlah padat
tebar udang.
perlu dilakukan. Penyakit menyerang udang vannamei tidak datang begitu saja
kondisi udang, juga adanya jasad pathogen. Untuk itu perlu dilakukan beberapa
Kendala yang dihadapi saat ini oleh petambak adalah adanya virus yang
udang dan kerusakan parah pada udang. Penyakit ini dapat menyerang pada
dengan dosis yang wajar seperti nikotin, rotenon, saponin, brestan, dan sekam
padi. Nikoton digunakan untuk memberantas ikan-ikan liar yang buas dan siput.
racun yang dapat ditemui pada akar tuba dan digunakan saat pegolahan dasar
ikan-ikan buas. Penggunaan saponin sangat kuat terhadap ikan-ikan dan sama
cara penguragan tinggi air kolam. Obat yang digunakan lainnya adalah brestan,
berfungsi untuk memberantas siput. Dan yang terakhir adalah sekam padi.
peralatan yang akan digunakan pada proses panen seperti kereta dorong, jala,
serta lahan yang akan digunakan sebagai tempat penyortiran udang. Selanjutnya
digiring menuju outlet tambak. Dengan begitu udang akan berenang dengan
sendirinya ke dalam jaring dan secara otomatis menuju outlet dimana di setiap
hal ini udang disortir berdasarkan kelengkapan anggota tubuh serta ukuran
tubuhnya. Udang yang telah disortir akan akan ditimbang dengan timbangan
elektrik dan dimasukkan ke dalam cold storage milik supplier sea food yang telah
a. Perencanaan
beroperasi pada dua tingkat strategis dan taktis. Strategic marketing plan
menjelaskan pasar sasaran dan proporsi nilai yang akan ditawaran perusahaan,
dalam proses produksi. Sumber dana yang digunakan pada kelompok ini berasal
dari modal pibadi, pinjaman dari perbankan, serta bantuan dari Dinas Kelautan
prasarana, jumlah tenaga kerja di luar anggota kelompok, tidak tertulis secara
terperinci sehingga terkadang bersifat reflex tersirat pada angan dan segera
diterapkan.
b. Pengorganisasian
yaitu membagi komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan
yaitu dengan cara membagi jumlah karyawan yang ada dan disesuaikan dengan
jumlah tambak. Adapun anggota pada kelompok Bina Usaha sebanyak 30 orang
dibagi sesuai jumlah petak pada tambak yang digunakan. Untuk jumlah tambak
Bina Usaha :
51
Ketua
Moh. Mukhlis
Sekretaris Bendahara
Imam Syafi’i Nur Cahyadi
Mukhlis selaku pendiri dan ketua menerapkan struktur organisasi seperti ini
adalah agar komando menjadi satu kesatuan dan mudah dilakukan sehingga
c. Pengarahan
dikeluarkan, jumlah benur yang akan ditebar, serta pakan yang akan digunakan
akan terjadi.
52
d. Pengawasan
pendiri sekaligus ketua kelompok bina usaha dengan cara control pada segala
aktivitas pra hingga pasca produksi udang vannamei secara keseluruhan. Dari
Mukhlis juga terjun ke lapang selama proses produksi dikarenakan agar menjalin
komunikasi dan interaksi yang baik dengan anggota di kelompok bina usaha
serta bisa mengetahui secara langsung kendala apapula yang ditemui selama di
lapang.
produk untuk usaha pembesaran udang vannamei pada Kelompok Bina Usaha
harga tertinggi.
Persaingan merupakan hal yang tidak asing lagi di dalam dunia usaha,
begitu pula di dalam usaha produksi udang vannamei. Melihat dari mayoritas
perikanan pada umumnya, ini membuat Klompok Bina Usaha tak gentar untuk
53
a. Product
udang yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik, kandungan bahan kimia yang
pemanenan.
b. Price
Harga merupakan salah satu hal yang penting dalam bauran pemasaran
karena salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan.
Salah dalam menentukan harga kan berakibat fatal pada produk yang ditawarkan
dan berakibat tidak lakunya produk di pasaran (Kashmir dan Jakfar, 2004).
menerapkan harga sesuai pasaran sehingga untuk harga yang dikeluarkan juga
54
mengalami kenaikan dikarenakan jumlah permintaan udang vannamei yang terus
c. Place
sangat penting. Dalam penentuan lokasi beberapa hal penting yang seharusnya
serta melihat segi dari sarana dan prasarana (Jakfar dan Kashmir (2004).
berada di pinggir jalan raya yang cukup ramai. Tentu hal ini cukup strategis
karena konsumen tidak perlu terlalu jauh pun untuk menemukan lokasi tambak
d. Promotion
menggunaka jasa smartphone, mereka juga bekerja sama dengan para supplier
seafood dengan cara melelang hasil produksi mereka. Bagi yang bisa menawar
dengan harga tertinggi, maka hasil produksi mereka akan didapat oleh supplier
Kelompok Bina Usaha terbagi dalam 1 jalur yang dapat dilihat pada gambar 5. di
bawah ini :
55
Tambak Supplier
Kelompok Sea Food Pabrik Konsumen
Bina Usaha
supplier sea food. Pada supplier sea food, produksi udang akan jatuh ke tangan
supplier sea food berdasarkan harga tawaran lelang yang paling tinggi. Hal ini
berada pada supplier sea food, akan diteruskan ke pabrik hingga terakhir jatuh
a. Investasi
umur proyek untuk memperoleh manfaat sampai secara ekonomis tidak dapat
Vannamei hanya meliputi rumah jaga, mesin pompa air, genset, pintu air, lampu,
kabel, steroform, ember, jala, dan jaring. Biaya investasi yang dikeluarkan dalam
usaha tambak udang di Kelompok Budidaya Udang Bina Usaha dengan luasan
lahan 11 ha adalah sebesar Rp. 55.765.000,-. Nilai ini merupakan hasil penilaian
ulang terhadap investasi yang telah ditanam pada awal usaha tahun 2016.
Keseluruhan modal tersebut berasal dari modal sendiri. Rincian investasi dapat
56
b. Biaya Produksi
budidaya Udang Vannamei di Kelompok Budidaya Bina Usaha terdiri atas biaya
Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tetap dan tidak tergantung
kepada volume produksi. Biaya tetap untuk usaha budidaya Udang Vannamei
meliputi biaya penyusutan, pajak dan sewa lahan. Biaya tetap usaha budidaya
Udang Vannamei adalah sebesar Rp. 24.953.000,-. Jumlah biaya tetap yang
adalah sewa lahan sebesar Rp. 20.000.000,-. Biaya sewa lahan merupakan
pengalokasian biaya investasi suatu proyek pada setiap tahun sepanjang umur
proyek. Hal ini dikarenakan 4 hektar lahan yang digunakan dalam budidaya
produksi yang dihasilkan. Biaya variable untuk usaha budidaya Udang Vaname
Vannamei yang dikeluarkan oleh Kelompok Budidaya Udang Bina Usaha selama
satu tahun adalah sebesar Rp. 168.420.000,-. Jumlah biaya variabel yang
memerlukan biaya yang besar yaitu Rp. 117.000.000,-. Hal ini terjadi karena
57
pakan merupakan komponen penting dalam budidaya dan menyerap 60 - 70%
Upah tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Kelompok Budidaya Bina Usaha
selama satu tahun adalah sebesar Rp. 13.220.000,-. Upah tersebut merupakan
upah keseluruhan tenaga kerja baik dari persiapan hingga panen. Biaya untuk
bensin yang dikeluarkan oleh Kelompok Budidaya Bina Usaha selama satu tahun
pompa.
c. Penerimaan
Budidaya Bina Usaha di Kecamatan Kwanyar dilakukan selama satu tahun yang
didasarkan pada data produksi tahun 2016. Penerimaan yang diperoleh berasal
dari nilai produksi udang yang merupakan perkalian antara produksi udang yang
dihasilkan dengan harga yang berlaku untuk udang yang memiliki size 30. Harga
udang untuk size 30 ekor per kg adalah sebesar Rp. 75.000,- per kg.
penerimaan total Udang Vannamei pada Kelompok Budidaya Bina Usaha dalam
usaha tersebut mendatangkan keuntungan pada periode tertentu. Nilai R-C Ratio
yang diperoleh dari usaha budidaya Udang Vannamei dengan luas lahan 11 ha
sebesar 2,8. Nilai ini menunjukkan bahwa untuk setiap Rp. 1,00 biaya yang
sebesar 2,8.
58
Nilai R-C Ratio lebih besar dari satu berarti usaha tambak udang tersebut
menguntungkan, karena penerimaan yang diperoleh lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan. Berdasarkan nilai R-C Ratio yang diperoleh pada usaha budidaya
udang vaname, maka dapat dikatakan bahwa usaha budidaya Udang Vannamei
e. Keuntungan
diperoleh dari usaha budidaya Udang Vannamei dengan luas lahan 11 ha per
tahun adalah Rp. 540.000.000,-, sedangkan biaya total yang dikeluarkan adalah
sebesar Rp. 193.373.000,-. Dari penerimaan dan biaya total tersebut diketahui
Kelompok Budidaya Bina Usaha akan mencapai laba. Nilai BEP Produksi
Kelompok Budidaya Bina Usaha akan mengalami titik impas saat harganya Rp.
107.429,- per kg dengan produksi 1.800 Kg. Sementara itu, berdasarkan titik
impas produksi, usaha tersebut akan mengalami titik impas saat produksinya
dengan modal yang telah dikelurkan untuk menghasilkan laba tersebut. Untuk
cukup dengan memperlihatkan besarnya laba yang diperoleh, karena laba yang
besar dapat diperoleh dari penyediaan korbanan yang besar pula. Tinggi
Bina Usaha sebesar Rp. 193.373.000. sedangkan laba yang diperoleh dari
jumlah biaya produksi tersebut adalah Rp. 346.627.000. Hasil analisis rentabilitas
budidaya udang Kelompok Budidaya Bina Usaha dapat dilihat pada Tabel 12.
sebagai berikut :
Tabel 12. Biaya Total, Keuntungan dan Rentabilitas Usaha Budidaya Udang
Vannamei Kelompok Budidaya Bina Usaha dengan Lahan 11 ha di
Kecamatan Kwanyar Tahun 2016
No Keterangan Nilai (Rp)
1 Biaya Total (TC) 193.373.000
a. Biaya Tetap (TFC) 24.953.000
b. Biaya Varibel (TVC) 168.420.000
2 Keuntungan 346.627.000
3 Rentabilitas 179,25
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
= 179,25
keuntungan sebesar 179,25 % dari modal yang digunakan selama satu tahun
60
poduksi. Angka rentabilitas sebesar 179,25 % mempunyai arti ekonomi yaitu
179,25 %. Ini menunjukkan bahwa besarnya modal yang digunakan selama satu
layak diusahakan.
pendapatan yang dihasilkan oleh sebuah usaha melebihi dari biaya yang
dikeluarkan.
sebesar Rp. 55.765.000 dengan discount faktor 12 %. Hasil analisis Net Present
Value budidaya udang Kelompok Budidaya Bina Usaha dapat dilihat pada Tabel
Tabel 13. Penerimaan, Biaya Investasi, Discount Faktor dan Net Present Value Usaha Budidaya
Udang Vannamei Kelompok Budidaya Bina Usaha dengan Lahan 11 ha di Kecamatan
Kwanyar Tahun 2016
No Keterangan Nilai
1 Penerimaan 540.000.000
2 Investasi 55.765.000
3 Discount Faktor 12 %
4 NPV 253.723.393
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
61
Berdasarkan hasil analisis Net Present Value di atas, diketahui nilai Net
Present Value sebesar Rp. 253.723.393,- lebih besar dari nol. Data tersebut
positif dengan jumlah PV net benefit yang negatif. Net B/C menunjukkan
gambaran berapa kali lipat benefit yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan.
dari tahun ke-0 sampai tahun ke-1. Hasil analisis Net Benefit Cost Ratio budidaya
udang Kelompok Budidaya Bina Usaha dapat dilihat pada Tabel 14. sebagai
berikut :
Tabel 14. Biaya, Benefit, Net Benefit, Discount Faktor dan PV, Net B/C Usaha
Budidaya Udang Vannamei Kelompok Budidaya Bina Usaha dengan
Lahan 11 ha di Kecamatan Kwanyar Tahun 2016
Tahun Biaya Benefit Net Benefit Df 12 % PV
Net B/C =
62
=
= 5,55
diketahui sebesar 5,55 lebih besar dari 1. Data tersebut menunjukkan usaha
waktu yang dibutuhkan suatu usaha untuk dapat menutup kembali investasi yang
periode waktu maksimum yang ditentukan dengan hasil hitungan (Arifin, 2007).
diperlukan untuk menutupi investasi. Payback Period dari usaha budidaya udang
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa semakin cepat masa pengembalian modal
maka semakin layak untuk dijalankan. Artinya, jangka waktu yang diperlukan
agar modal yang diinvestasikan dapat kembali adalah selama 0,16 tahun.
Tabel 15. Biaya Investasi, Net Benefit, dan Payback Period Usaha Budidaya Udang Vannamei
Kelompok Budidaya Bina Usaha dengan Lahan 11 ha di Kecamatan Kwanyar Tahun
2016
No Keterangan Nilai (Rp)
1 Investasi 55.765.000
2 Net Benefit 346.627.000
5 Payback Period (pp) 0,16
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
63
5.1.5.4 Internal Rate of Return (IRR)
guna menentukan apakah usaha layak atau tidak layak untuk dijalankan. Hasil
analisis Internal Rate of Return budidaya udang Kelompok Budidaya Bina Usaha
Tabel 16. Investasi, Discount Factor, Net Benefit dan IRR Budidaya Udang
Vaname Kelompok Budidaya Bina Usaha dengan Lahan 11 ha di
Kecamatan Kwanyar
Tahun Investasi DF 12 % Net Benefit
0 55.765.000 1 - 55.765.000
1 0 1,12 346.627.000
IRR 521,59 %
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Bina Usaha adalah 521,59 % nilainya lebih besar dari Discount Rate 12 persen,
hasil ini menyimpulkan bahwa investasi yang ditanamkan pada usaha tersebut
64
6. Kesimpulan Dan Saran
6.1 Kesimpulan
1. Aspek teknis usaha budidaya udang vannamei terdiri dari sarana (kolam,
gubuk, ember, tempat penyimpanan pakan, tangki air) dan prasarana (mesin
diesel, akses jalan, lampu dan handphone). Adapun proses produksi meliputi
panen.
3. Aspek pemasaran terdiri dari dua : strategi pemasaran (Product, Price, Place
konsumen)
346.627.000 , R/C sebesar 2,8 yang artinya usaha layak dijalankan karena
lebih dari satu. Nilai BEP Produksi Kelompok Budidaya Bina Usaha sebesar
2.587,307 Kg sedangkan nilai BEP Harga sebesar Rp. 107.429. terakhir nilai
rentabilitas sebesar 179,25 % dari modal yang digunakan selama satu tahun
poduksi
sebesar Rp. 253.723.393 , Net B/C diketahui sebesar 5,55 lebih besar dari 1 .
65
jangka waktu yang diperlukan agar modal yang diinvestasikan dapat kembali
adalah selama 0,16 tahun dan yang terakhir nilai IRR adalah 521,59 % nilainya
lebih besar dari Discount Rate 12 persen, hasil ini menyimpulkan bahwa
6.2 Saran
penyakit serta virus pada udang melihat virus selama ini masih belum ada
penemuan baru untuk mencegah dan mengobati penyakit dan virus pada
udang vannamei.
66
DAFTAR PUSTAKA
Amirna, O. R., Iba dan A. Rahman. 2013. Pemberian Silase Ikan Gabus pada
Pakan Buatan Bagi Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang
Vannamei (Litopenaeus Vannamei) pada Stadia Post Larva. Jurnal Minat
Indonesia Vol. 01 No. 01 hal. (93-103) ISSN : 2303-3959. Kendari :
Universitas Haluoleo Kampus Hijau Bumi Tridarma.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangkalan. 2017. Produksi, Harga dan Nilai
Produksi Budidaya Tambak Menurut Jenis Ikan Kabupaten Bangkalan
Tahun 2015-2016. Bangkalan : Badan Pusat Statistik.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangkalan. 2017. Jumlah Petani, Luas
Lahan, dan Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Bangkalan dalam
Angka 2016. Bangkalan: Dinas Kelautan dan Perikanan.
Haliman, R.W. dan Dian A.S. 2006. Udang Vannamei. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Husein, Umar. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada.
Husnan, Suad dan Suwarsono Mohammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Edisi
Keempat. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Ibrahim, Yacob. 1998. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Pertama. Jakarta : Rineka
Cipta.
67
Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Jakarta : Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
Nababan, E., Putra I., dan Rusliadi. 2015. Pemeliharaan Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei) dengan Presentase Pemberian Pakan Yang
Berbeda. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 3 No. 2. Lampung :
Universitas Lampung.
Subagyo, Ahmad. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo.
Umar, Husain. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
68