Paler L LLLLL
Paler L LLLLL
Tentang :
Dosen pembimbing :
Dr.RUDI WALUYO,ST.MT.
NIP.19780608 200501 1 003
Disusun oleh :
NAMA : LISA HESTER SERA
Akhir kata penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangannya, namun
penulis yakin adanya kritik yang bersipat membangun, kekurangan itu dapat diperbaiki demi
sempurnanya makalah ini.
BAB 1: PENDAHULUAN
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................. 5
3.2 Saran........................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 6
LAMPIRAN..................................................................................................................... 7
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Industri kontruksi adalah industri yang memberikan sumbangan yang signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Masalah yang terjadi pada industri ini hendaknya di minimalisasi. Proyek
konstruksi juga semakin hari menjadi semakin kompleks sehubungan dengan standar-standar baru yang
ditetapkan, teknologi yang canggih, dan keinginan owner untuk melakukan penambahan ataupun
perubahan lingkup pekerjaan. Suksesnya sebuah proyek tak lepas dari kerja sama antara pihak-pihak
yang terlibat didalamnya yaitu owner, enginer dan kontraktor. Pihak-pihak tersebut mempunyai
kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga konflik/perselisihan selalu timbul akibat perbedaan
pendapat pada saat perencanaan dan pembangunan proyek (Malak, Saadi, Zeid, 2002)
Kontraktor dengan kualitas baik membutuhkan tenaga kerja yang terampil. Para tukang ini mempunyai
kelas harga sendiri, yang artinya lebih tinggi bayarannya daripada tukang tanpa pengalaman. Sebuah
pekerjaan yang cepat, presisi, rapi, dan murah mungkin hanya teori. Kenyataannya kita harus memilih
satu atau dua keuntungan dengan kompromi pada faktor lain. Kontraktor bermanajemen buruk atau
bahkan tidak ada pengetahuan sama sekali pasti menghasilkan pekerjaan yang buruk. Belum lagi
manajemen keuangan kontraktor itu sendiri. Sering dijumpai, uang kita terbuang percuma atau tidak
digunakan semestinya oleh kontraktor.
STUDI KASUS
Di tengah maraknya pembangunan terkait dengan dunia konstruksi, yang seharusnya mengutamakan
kualitas, keamanan dan kenyamanan, masih ada kerjasama antara birokrasi pemilik (owner) dengan
stakeholder (kontraktor) yang mengakibatkan produk konstruksi tidak sesuai dengan spesifikasi teknis
sehingga tidak memenuhi standar dan tidak berkualitas.
Indikasi umum yang terlihat adalah adanya konflik kepentingan dari masing-masing pihak. Disatu sisi,
penyedia jasa konstruksi dalam pelaksanaan kegiatan konstruksinya berusaha untuk mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya, disisi lain pemilik modal juga berusaha untuk mendapatkan kualitas
dan mutu yang lebih baik dari apa yang telah mereka bayar.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah :
1. Bagaimana Peranan Tanggung Jawab dan Kewenangan Para Penyedia Jasa Konstruksi
TUJUAN PENULISAN
2. Mengetahui Peranan Tanggung Jawab dan Kewenangan Para Penyedia Jasa Konstruksi
BAB 2
PEMBAHASAN DAN KAJIAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
a) Perencanaan Konstruksi
Usaha Perencanaan Konstruksi adalah pemberian layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi
yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagianbagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan
sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi, yang dapat terdiri dari :
1) Survei.
2) Studi kelayakan proyek, industri dan produksi.
3) Perencanaan teknik, operasi dan pemeliharaan.
4) Penelitian.
Usaha ini dilaksanakan oleh perencana konstruksi yaitu Konsultan dan Designer yang wajib memiliki
sertifikat keahlian.
b) Pelaksanaan Konstruksi
Usaha Pelaksanaan Konstruksi adalah pemberian layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi
yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian - bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan
sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi. Usaha ini dilaksanakan oleh
pelaksana konstruksi (kontraktor) yang wajib memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja.
Konsultan pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara hukum untuk mengawasi/
meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan
pekerjaan dan syarat-syarat teknik yang ada. Konsultan pengawas konstruksi berfungsi melaksanakan
pengawasan pada tahap konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi mulai bertugas sejak ditetapkan
berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan penyerahan kedua pekerjan oleh
pemborong. Komsultan pengawas konstruksi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara
kontraktual kepada pemimpin proyek/bagian proyek.
Tinjauan Pustaka
Agustinus (2002) menadopsi model penelitian Jackson (1999) mengenai persepsi praktisi konstruksi
berkaitan penyimpangan etika dalam industi konstruksi di USA. Dalam studinya, yang dikumpulkan dari
40 responden, yang umumnya praktisi yang bekerja di perusahaan konstruksi nasional, Agustinus
mengungkapkan bahwa faktor dominan dalam pelanggaran etika pada industri konstruksi di Indonesia
adalah: 1) Pengawasan yang buruk atas kualitas pekerjaan, misalnya pokok masalah berkaitan dengan
pemotongan alokasi biaya (anggaran), spesifikasi tidak jelas, kualitas kerja di bawah standar, dan cara
kerja yang buruk. 2) Penyalahgunaan sumberdaya perusahaan, misalnya pemalsuan surat jalan,
pemalsuan kehadiran pada kartu presensi, penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan, telepon, dan
fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi.
Kolusi
Pemberian komisi supaya mendapatkan tender. pernah menjumpai kasus pemberian kompensasi untuk
mendkasus pemberian kompensasi untuk mendapatkan tender sering terjadi. kolusi terjadi di dalam
satu bidang industri di saat beberapa perusahaan saingan bekerja sama untuk kepentingan mereka
bersama. Kolusi paling sering terjadi dalam satu bentuk pasar oligopoli, di mana keputusan beberapa
perusahaan untuk bekerja sama, dapat secara signifikan memengaruhi pasar secara
keseluruhan. Kartel adalah kasus khusus dari kolusi berlebihan, yang juga dikenal sebagai kolusi
tersembunyi.
Penyuapan
Pemberian barang berharga / spesial.Hasil analisis persentase diketahui bahwa 100 % menyatakan pernah
menjumpai kasus pemberian barang berharga / spesial.Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa kasus pemberian barang berharga / spesial selalu terjadi.
Kecurangan
Bukti keuangan dan pembayaran material tidak pernah menerima. Hasil analisis persentase diketahui
menyatakan pernah menjumpai kasus bukti keuangan dan pembayaran material tidak pernah menerima,.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kasus bukti keuangan dan pembayaran material tidak
pernah menerima sering terjadi
Pihak-pihak Yang Melakukan Kolusi Untuk mengetahui pihak-pihak yang cenderung terlibat kolusi dalam
industri konstruksi dilakukan dengan mengunakan analisis persentase.Hasil analisis persentase adalah
seperti pada tampilan Tabel 5.