Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

“ASPEK HUKUM DALAM PELAKSANAAN PROYEK “

Tentang :

“PENYELEWENGAN TANGGUNG JAWAB DEMI MERAUP


KEUNTUNGAN LEBIH DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN“

Dosen pembimbing :

Dr.RUDI WALUYO,ST.MT.
NIP.19780608 200501 1 003

Disusun oleh :
NAMA : LISA HESTER SERA

NIM : DAB 117 067

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji dan sukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas Kasih dan
Karunianyalah telah memberi kesehatan kepada penulis, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan,walaupun dengan segala hambatan, rintangan dan dengan segala keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki.
Dalam rangka penulis makalah ini banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi , namun
berkat adanya bantuan dari semua pihak ,akhirnya kesulitan dan hambatan itu dapat penulis atasi.
Oleh karena itu sudah selayaknya disini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
kepada :
1. Bapak Dr.RUDI WALUYO,ST.MT selaku dosen pembimbing Mata kuliah ASPEK
HUKUM DALAM PELAKSANAAN PROYEK dan berkat adanya petunjuk karya tulis
ini dapat penulis selesaikan sebagaimana mestinya.
2. Bapak dan ibu dosen FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PALANGKA RAYA yang
membekali penulis ilmu pengetahuan atas segala bantuan yang telah diberikan, penulis
panjatkan doa semoga Tuhan yang maha esa Melimpahkan Rahmatnya.

Akhir kata penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangannya, namun
penulis yakin adanya kritik yang bersipat membangun, kekurangan itu dapat diperbaiki demi
sempurnanya makalah ini.

Palangka Raya, April 2019

Lisa Hester Sera


DAB 117 067
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. (i)

KATA PENGANTAR ........................................................................................... (ii)

DAFTAR ISI.......................................................................................................... (iii)

BAB 1: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1


1.2 Studikasus (permasalahan) ........................................................................... 1
1.3 Rumusan Masalah...................................................................................... .. 1
1.4 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1

BAB 2: PEMBAHASAN DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Jasa Penyedia Jasa Kontruksi......................................................2


2.2 Penyebab banyak kecelakaan pada pekerja konstruksi................................3
2.3 Penanganan menurut penulis mengenai Standar Keamanan dan Keselamatan Kerja
pada pekerja Kontruksi dari UU No. 2 Th. 2017..........................................3

BAB 3 : PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................. 5
3.2 Saran........................................................................................................... 5

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 6

LAMPIRAN..................................................................................................................... 7

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Industri kontruksi adalah industri yang memberikan sumbangan yang signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi suatu negara. Masalah yang terjadi pada industri ini hendaknya di minimalisasi. Proyek
konstruksi juga semakin hari menjadi semakin kompleks sehubungan dengan standar-standar baru yang
ditetapkan, teknologi yang canggih, dan keinginan owner untuk melakukan penambahan ataupun
perubahan lingkup pekerjaan. Suksesnya sebuah proyek tak lepas dari kerja sama antara pihak-pihak
yang terlibat didalamnya yaitu owner, enginer dan kontraktor. Pihak-pihak tersebut mempunyai
kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga konflik/perselisihan selalu timbul akibat perbedaan
pendapat pada saat perencanaan dan pembangunan proyek (Malak, Saadi, Zeid, 2002)

Kontraktor dengan kualitas baik membutuhkan tenaga kerja yang terampil. Para tukang ini mempunyai
kelas harga sendiri, yang artinya lebih tinggi bayarannya daripada tukang tanpa pengalaman. Sebuah
pekerjaan yang cepat, presisi, rapi, dan murah mungkin hanya teori. Kenyataannya kita harus memilih
satu atau dua keuntungan dengan kompromi pada faktor lain. Kontraktor bermanajemen buruk atau
bahkan tidak ada pengetahuan sama sekali pasti menghasilkan pekerjaan yang buruk. Belum lagi
manajemen keuangan kontraktor itu sendiri. Sering dijumpai, uang kita terbuang percuma atau tidak
digunakan semestinya oleh kontraktor.

STUDI KASUS

Di tengah maraknya pembangunan terkait dengan dunia konstruksi, yang seharusnya mengutamakan
kualitas, keamanan dan kenyamanan, masih ada kerjasama antara birokrasi pemilik (owner) dengan
stakeholder (kontraktor) yang mengakibatkan produk konstruksi tidak sesuai dengan spesifikasi teknis
sehingga tidak memenuhi standar dan tidak berkualitas.

Indikasi umum yang terlihat adalah adanya konflik kepentingan dari masing-masing pihak. Disatu sisi,
penyedia jasa konstruksi dalam pelaksanaan kegiatan konstruksinya berusaha untuk mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya, disisi lain pemilik modal juga berusaha untuk mendapatkan kualitas
dan mutu yang lebih baik dari apa yang telah mereka bayar.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah :

1. Bagaimana Peranan Tanggung Jawab dan Kewenangan Para Penyedia Jasa Konstruksi

TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

2. Mengetahui Peranan Tanggung Jawab dan Kewenangan Para Penyedia Jasa Konstruksi

BAB 2
PEMBAHASAN DAN KAJIAN PUSTAKA

PENDAHULUAN

 Pengertian Jasa Konstruksi


Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dijelaskan, Jasa Konstruksi
adalah layanan jasa konsultasi, perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Jasa konstruksi mempunyai
peranan yang penting dan strategis mengingat jasa konstruksi menghasilkan produk akhir berupa
bangunan atau bentuk fisik lainnya, baik yang berupa prasarana maupun sarana yang berfungsi
mendukung pertumbuhan dan perkembangan diberbagai bidang. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999
tentang Jasa Konstruksi membagi jenis usaha konstruksi menjadi 3 bagian yaitu:

a) Perencanaan Konstruksi
Usaha Perencanaan Konstruksi adalah pemberian layanan jasa perencanaan dalam pekerjaan konstruksi
yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagianbagian dari kegiatan mulai dari studi pengembangan
sampai dengan penyusunan dokumen kontrak kerja konstruksi, yang dapat terdiri dari :

1) Survei.
2) Studi kelayakan proyek, industri dan produksi.
3) Perencanaan teknik, operasi dan pemeliharaan.
4) Penelitian.

Usaha ini dilaksanakan oleh perencana konstruksi yaitu Konsultan dan Designer yang wajib memiliki
sertifikat keahlian.

b) Pelaksanaan Konstruksi
Usaha Pelaksanaan Konstruksi adalah pemberian layanan jasa pelaksanaan dalam pekerjaan konstruksi
yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian - bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan
sampai dengan penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi. Usaha ini dilaksanakan oleh
pelaksana konstruksi (kontraktor) yang wajib memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja.

c) Pengertian Konsultan Pengawas Proyek

Konsultan pengawas adalah orang perseorangan yang diberi kuasa secara hukum untuk mengawasi/
meliputi secara penuh atau terbatas, seluruh tahapan konstruksi sesuai dengan bestek. Pelaksanaan
pekerjaan dan syarat-syarat teknik yang ada. Konsultan pengawas konstruksi berfungsi melaksanakan
pengawasan pada tahap konstruksi. Konsultan pengawas konstruksi mulai bertugas sejak ditetapkan
berdasarkan surat perintah kerja pengawasan sampai dengan penyerahan kedua pekerjan oleh
pemborong. Komsultan pengawas konstruksi dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab secara
kontraktual kepada pemimpin proyek/bagian proyek.

Tinjauan Pustaka

Agustinus (2002) menadopsi model penelitian Jackson (1999) mengenai persepsi praktisi konstruksi
berkaitan penyimpangan etika dalam industi konstruksi di USA. Dalam studinya, yang dikumpulkan dari
40 responden, yang umumnya praktisi yang bekerja di perusahaan konstruksi nasional, Agustinus
mengungkapkan bahwa faktor dominan dalam pelanggaran etika pada industri konstruksi di Indonesia
adalah: 1) Pengawasan yang buruk atas kualitas pekerjaan, misalnya pokok masalah berkaitan dengan
pemotongan alokasi biaya (anggaran), spesifikasi tidak jelas, kualitas kerja di bawah standar, dan cara
kerja yang buruk. 2) Penyalahgunaan sumberdaya perusahaan, misalnya pemalsuan surat jalan,
pemalsuan kehadiran pada kartu presensi, penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan, telepon, dan
fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi.

Bentuk - Bentuk Penyimpangan Perilaku Dalam Industri Konstruksi

Untuk mengetahui bentuk–bentuk penyimpangan perilaku dalamindustri konstruksi digunakan analisis


deskriptif. Metode analisis deskriptifyang digunakan terdiri dari analisis persentase, mean aritmatik dan
standardeviasi.Ringkasan hasil analisis deskriptif yang telah dilakukan seperti berikut ini.

Kolusi

Pemberian komisi supaya mendapatkan tender. pernah menjumpai kasus pemberian kompensasi untuk
mendkasus pemberian kompensasi untuk mendapatkan tender sering terjadi. kolusi terjadi di dalam
satu bidang industri di saat beberapa perusahaan saingan bekerja sama untuk kepentingan mereka
bersama. Kolusi paling sering terjadi dalam satu bentuk pasar oligopoli, di mana keputusan beberapa
perusahaan untuk bekerja sama, dapat secara signifikan memengaruhi pasar secara
keseluruhan. Kartel adalah kasus khusus dari kolusi berlebihan, yang juga dikenal sebagai kolusi
tersembunyi.

Penyuapan

Pemberian barang berharga / spesial.Hasil analisis persentase diketahui bahwa 100 % menyatakan pernah
menjumpai kasus pemberian barang berharga / spesial.Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa kasus pemberian barang berharga / spesial selalu terjadi.

Kecurangan

Bukti keuangan dan pembayaran material tidak pernah menerima. Hasil analisis persentase diketahui
menyatakan pernah menjumpai kasus bukti keuangan dan pembayaran material tidak pernah menerima,.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kasus bukti keuangan dan pembayaran material tidak
pernah menerima sering terjadi

Pihak-pihak Yang Melakukan Kolusi Untuk mengetahui pihak-pihak yang cenderung terlibat kolusi dalam
industri konstruksi dilakukan dengan mengunakan analisis persentase.Hasil analisis persentase adalah
seperti pada tampilan Tabel 5.

A. Penanganan menurut penulis mengenai TANGGUNG JAWAB DAN


KEWENANGAN dari UU No. 2 Th. 2017
Sesuai dengan isi dari Undang Undang Jasa Konstruksi No. 2 Th. 2017 tentang Tanggung Jawab dan
Kewenangan, Pemerintah Pusat Bertanggung Jawab atas terselenggaranya Jasa Konstruksi yang sesuai
dengan Standar Keamanan Jasa Konstruksi, dengan mengembangkannya, menyelenggarakan pengawasan
sistem sertifikasi, pelatihan, dan standar remunerasi minimal bagi tenaga kerja konstruksi

Anda mungkin juga menyukai