Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
meyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain, kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
2. Masithoh Titania
4. Yasmin Julianti
2. 1606852140
3. 1606852235
4. 1606939886
Tandatangan :
Background Perusahaan
Western Chemical Corporation (WCC) merupakan salah satu dari 300 perusahaan
terbesar yang bergerak di bidang industry kimia, dengan produk unggulannya adalah
chemical program untuk penanganan air dan limbah. WCC memiliki 4.900 karyawan
dan mengoperasikan 35 pabrik di 19 negara.
WCC beroperasi di banyak negara dengan model kepemilikan yang berbeda-
beda. Saat ini, perusahaan menghadapi masalah dalam pengukuran kinerja divisinya,
yang akan berpengaruh pada kinerja perusahaan secara keseluruhan, yang
diakibatkan dari struktur kepemilikan yang berbeda-beda dan penggunaan
pembiayaan dari local. Untuk itu, ada 3 pabrik yang akan dijadikan ilustrasi dalam
pembahasan masalah ini.
1. Pabrik yang berlokasi di Praga, Republik Ceko merupakan salah satu bentuk joint
venture dengan investor local. Total investasi di pabrik ini antara $35 - $40 juta,
termasuk working capital. Investasi WCC di pabrik ini mencapai $5 juta
sedangkan sisanya berasal dari partner dan pinjaman.
2. Pabrik lainnya ada di Polandia. Dimiliki 100% oleh WCC dengan total
investasinya $40 - $45 juta termasuk working capital. Venture ini tidak memiliki
hutang ke pihak ketiga.
3. Pabrik ketiga berlokasi di Malaysia yang juta dimiliki 100% oleh WCC. Pabrik
ini dibangun untuk menambah kapasitas produksi di daerah Pasifik, namun
pabrik ini juga termasuk dalam bagian dari kapasitas produksi untuk melayani
pasar global. Investasi WCC di pabrik ini sekitar $35 juta.
Di bawah ini adalah gambaran lebih detail terkait permasalahan yang terjadi di ketiga
pabrik tersebut.
1. Pabrik di Praha. WCC, selain investasi di teknologi dan pengetahuan teknikal,
juga berinvestasi sebesar $5 juta secara cash. Laporan Laba Rugi periode Januari
– September 1995 menampilkan EBIT sebesar $869,000 yang akan
dikonsolidasi. Namun, pabrik ini harus membayar beban bunga dari hutangnya
sebesar $1,120,000 dan management fee sebesar $867,000 yang berdasarkan
technical agreement pada joint venture ini sebagai fee untuk WCC. Actual
income yang digunakan untuk pelaporan ke pihak eksternal WCC adalah setelah
dikurangkan dengan minority interest adalah sebesar $646,000. Investasi pada
pabrik ini, karena ada management fee tersebut di atas, mengakibatkan cash
return yang positif bagi WCC.
2. Pabrik di Polandia. Tidak ada biaya bunga maupun fee di pabrik ini. Total
investasi sebesar $40 - $45 juta termasuk working capital berasal sepenuhnya dari
WCC tanpa ada pinjaman dari luar. Biaya lainnya termasuk amortisasi dari bunga
pinjaman yang dikapitalisasi selama proses pembangunan pabrik. Selain itu,
termasuk di dalam HPP adalah keuntungan pembelian material dari pabrik lain.
Jika dibandingkan dengan harga pesaing, HPP perusahaan masih tergolong
reasonable. Permasalah di pabrik ini adalah, walaupun mereka mencatat adanya
keuntungan, namun mereka kesulitan dari sisi cash flow. Dibandingkan dengan
budget dan business plan awal, pada kenyataannya pabrik ini masih belum dapat
menghasilkan pendapatan sesuai prediksi dan biaya yang ternyata lebih mahal
dari budgetnya.
3. Pabrik di Malaysia. Awalnya dibangun untuk mendukung bisnis perusahaan di
produk dengan margin yang tinggi. Namun, karena volume penjualan untuk
produk ini tidak terlalu banyak dan memerlukan investasi yang besar di bidang
teknologi, maka perusahaan harus memproduksi juga unit lain yang volume
penjualannya lebih banyak untuk menanggung bersama biaya pembangunan
pabrik di Malaysia ini. Berdasarkan laporan “Region of Manufacture” penjualan
pabrik ini adalah $12 juta, dan tetap mengalami kerugian. Di pabrik ini
Perusahaan juga melakukan pendekatan Economic Value Added berupa charge
atas modal sebesar 12% dari total asset yang digunakan. Berdasarkan laporan ini,
pabrik di Malaysia mengalami kerugian sebesar $8,4 juta. Selain itu, perusahaan
juga membandingkan dengan total penjualan di regional Asia Tenggara.
Berdasarkan ini, EBIT mencapai $ 4juta, dan EVA yang dihasilkan adalah ($4
juta).
Deskripsi Masalah
Analisis Masalah
5. Beberapa hal yang perlu dijelaskan oleh Samantha Chu kepada analis adalah
sebagai berikut:
a. Perusahaan menghadapi masalah pengukuran kinerja pada setiap divisi yang
berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan. Perbedaan tersebut
terjadi karena perbedaan struktur kepemilikan dan struktur utang dan modal
pada setiap divisi.
b. Beberapa ownership arrangement menyebabkan terjadinya misleading
terkait profit WCC secara keseluruhan.
c. Alternatif metode penilaian kinerja yang dapat digunakan untuk menghindari
masalah ini yaitu pemakaian ratio secara simultan disertai dengan analisis
yang mendalam terkait Return on Investment (ROI), Return on Sales (ROS),
Economic Value Added (EVA), A/R Turnover, dan Asset Turnover dari
masing-masing pabrik. Rasio-rasio ini berguna untuk menilai kinerja masing-
masing divisi karena tidak memperhitungkan bunga pinjaman, fees dan pajak,
serta perbedaan struktur kepemilikan. Tolok ukur yang digunakan adalah
EBIT atau Operating Income.
d. Untuk Pabrik di Praha pabrik sudah beroperasi dengan cukup baik
sehingga dapat menghasilkan ROI dan ROA positif. Walaupun pada akhirnya
EVA untuk pabrik ini adalah negative, namun hal ini wajar untuk sebuah
pabrik di awal-awal tahun beroperasi dimana masih harus menanggung beban
bunga. Selain itu, pabrik di Praha juga memberikan cash return positif untuk
investasi WCC.
e. Pabrik di Poland walaupun pabrik ini sudah mampu memberikan return
yang positif bagi investasi dan operating assetnya, namun EVA pabrik ini
masih negatif. Hal ini berarti pendapatan dari pabrik masih perlu ditingkatkan
dengan beragam cara, seperti perubahan di strategi marketing atau strategi
pricing, sehingga diharapkan pendapatan dari pabrik ini dapat sesuai dengan
rencana bisnis awal. Selain itu, di Poland terdapat kendala di cash flow, yang
kami asumsikan, sebagai rendahnya AR Turnover pabrik ini. Masalah cash
flow ini akan juga menjadi perhatian khusus dalam menilai kinerja
operasional pabrik.
f. Pabrik di Malaysia saat ini pabrik di Malaysia masih belum dapat perform
sesuai dengan harapan. Besarnya beban bunga dari pinjaman yang digunakan
saat pembangunan pabrik ini, menyebabkan pendapatannya tidak mampu
menutupi HPP-nya. Namun, jika dilihat dari pangsa pasar di Asia Tenggara,
sebenarnya masih cukup menarik, sehingga WCC perlu untuk menggenjot
penjualan di Malaysia sehingga dapat menghasilkan income dan return yang
lebih baik pula.
Referensi
Don Hansen and Maryanne Mowen, 2015. Cornerstones of Cost Management, 3rd
edition, Southwestern-Cengage Learning, 351