Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL USAHA BUSINESS PLAN

‘GELIS’ (GEROBAK LELE UNIVERSAL)

Diusulkan Oleh :
Dina Septalia Lestari
B0A012003

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
D III PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
PURWOKERTO
2014
VISI

 Membuka peluang usaha serta lapangan pekerjaan.


 Memupuk jiwa kewirausahaan pada diri mahasiswa.
 Menghasilkan produk olahan berbahan dasar lele yang bermutu,
berkualitas dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

MISI

 Menciptakan lapangan pekerjaan sehingga mengurangi tingkat


pengangguran/ dapat memberdayakan masyarakat.
 Membentuk seorang pengusaha yang baik (tidak hanya memikirkan
keuntungan semata, namun juga lingkungannya).
 Membantu untuk memenuhi kebutuhan akan protein hewani yang
diperlukan tubuh bagi masyarakat ekonomi menengah maupun semua
kalangan.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Potensi Produk Olahan Lele


Ikan lele merupakan pangan yang lezat dan telah banyak dijual di rumah
makan dan pedagang kaki lima. Ikan Lele merupakan salah satu hewan yang kaya
gizi. Dilihat dari komposisinya kaya akan fosfor. Nilai fosfor pada ikan lele lebih
tinggi dari pada nilai fosfor pada telur. Komposisi nilai gizi pada ikan lele adalah
sebagai berikut:
o Protein= 17,37 %
o Lemak= 4,8 %
o Mineral= 1,2 %
o Air= 75,1 %
Dengan adanya nilai gizi yang tinggi ini, produk ikan leel masih diminati
oleh pasar. Oleh karena itu, peluang usaha pengembangan olahan ikan lele masih
besar. Lele tidak hanya dapat diolah menjadi pecel lele , namun dapat diolah
menjadi beberapa produk. Bobot daging sama dengan 22,70-24,3% bobot total
tubuhnya. Ikan lele sangkuriang merupakan salah satu jenis ikan air Tawar yang
sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di
Pulau Jawa. Budidaya jenis ini berkembang pesat dikarenakan 1) dapat
dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2)
teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, 3) pemasarannya
relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Kami memilih judul “Gelis” Gerobak Lele Universal alasannya karena
produksi lele di purwokerto melimpah tapi harga jualnya murah.Karena pemilihan
usaha produk berbahan baku lele Sangkuriang ini memiliki prospek yang baik di
masa depan. Ikan lele selain mengandung protein yang cukup tinggi dan lama
proses budidayanya yang cukup singkat mengakibatkan keberadaannya cukup
melimpah,dan harga panennya murah. Sehingga perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan nilai ekonomi dari ikan lele dengan cara membuat berbagai macam
olahan makanan.
B. Tujuan, Luaran dan Manfaat

1. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini yaitu ;
 Membentuk seorang pengusaha yang baik (tidak hanya memikirkan
keuntungan semata, namun juga lingkungannya).
 Menciptakan pendapatan, disamping sebagai mahasiswa.
 Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dengan
orang lain sebagai ciri seorang wirausahawan.
 Menciptakan produk olahan perikanan terbaru khususnya ikan lele.
 Mensosialisasikan produk pengolahan perikanan kepada masyarakat.
 Menciptakan lapangan pekerjaan.

2. Luaran
Menghasilkan produk olahan berbahan dasar lele yang bermutu,
berkualitas dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

3. Manfaat
Kegiatan ini memiliki banyak sekali manfaat,yang dapat di lihat dari
segi :
a. Ekonomis
- Membuka peluang usaha
- Memperoleh penghasilan
- Menciptakan lapangan pekerjaan
- Meningkatkan daya saing hasil olahan ikan lele.
b. Sosial
- Memupuk jiwa kewirausahaan pada diri mahasiswa
- Menciptakan kerjasama dengan petani ikan/ masyarakat.
- Menciptakan kerjasama dengan masyarakat sekitar.
- Mengurangi tingkat pengangguran/ dapat memberdayakan
masyarakat.
BAB II
PROSPEK PASAR

Sumber daya ikan lele di Daerah Purwokerto ini sangat melimpah,


sehingga harga panennya ini sangat murah .Dengan itu, kita harus bisa mengolah
ikan lele ini supaya nilai jualnya ini meningkat. Sulit sekali menemukan makanan
atau produk olahan berbahan dasar lele yang haraganya terjangkau, enak, dan
bervariasi karena kurangnya kreatifitas masyarakat pada umunya dan mahasiswa
khususnya, kurangnya kesadaran, minat pada nilai ekonomis dan kualitas daripada
ikan lele, serta persepsi atau pencitraan kurang baik terhadap pola makan ikan lele
yang cenderung rakus, pemakan kotoran (kurang higienis), pemakan bangkai, dsb.
Untuk itu, kami mencoba menanggulangi masalah-masalah tersebut sedini
mungkin sebelum dana keluar. Salah cara untuk menanggulangi masalah tersebut,
kami berusaha mempersiapkan informasi selengkap-lengkapnya mengenai produk
perikanan inovatif berbahan dasar lele.
Usaha penjualan produk lele yang akan kami laksanakan ini memiliki
prospek yang sangat menjanjikan, karena produk kami sangat bervariasi dalam
segi rasa, pengemasan, bentuk olahan, dan pemasaran yang tepat.
Dalam melakukan usaha ini kami menggunakan 2 buah gerobak yang
dipakai untuk penjualan di Jalan Gn. Muria Rt 03/Rw 08, Grendeng, Purwokerto
Utara. Dan rencananya akan membuka cabang di tempat yang strategis, yaitu
lingkugan lingkar sekitar kampus Biologi.

Produk kami rencananya akan dipasarkan kepada masyarakat purwokerto


pada umumnya, serta ke sesama mahasiswa dan sistem pemasaran dengan sistem
jemput bola dimana pembeli datang langsung ke tempat penjualan. Usaha gerobak
lele universal ini, akan segera dijalankan setelah dana usulan dari proposal ini
diberikan kepada kami.
BAB III
RENCANA KEGIATAN

A. Rencana pengembalian
Rencana pengembalian modal ini dilakukan secara berangsur-angsur
setelah produk olahan ikan lele habis terjual yaitu dua bulan sekali berkisar Rp
5.000.000,- jadi waktu pengembalian modal itu berjangka waktu 6 bulan.
B. Keberlanjutan usaha
Jika usaha ini berhasil, maka kami akan mengembangkan usaha ini dengan
:
1. Membuka cabang baru agar jumlah pendapatan semakin meningkat.
2. Menambah variasi makanan produk olahan lelel.
3. Membuka restoran sendiri.
C. Rencana kegiatan
Rencana kegiatan usaha ini dilakukan setelah mendapat modal dari
pengajuan proposal ini.
JADWAL KEGIATAN USAHA

No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3


Ket
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12
Persiapan Tempat dan
1. bahan baku

2. Pembuatan produk
Bakso setiap hari
Nugget setiap hari
Kerupuk seminggu tiga kali
Abon Sminggu dua kali
3. Pengemasan
Nugget
Kerupuk
Abon
4. Pemasaran setiap hari
BAB IV
PEMBIAYAAN

A. Analisis Kelayakan Usaha


a. Aspek pasar dan pemasaran
1. Wilayah Pemasaran
Wilayah sasaran pemasaran produk olahan lele di wilayah Purwokerto,
khususnya lingkungan kampus Unsoed. Serta memasarkan secara
langsung kepada masyarakat umum.
2. Kelompok Sasaran
Sasaran utama pemasaran yaitu mahasiswa di lingkungan sekitar
kampus Unsoed, dan masyarakat Purwokerto umumnya.
3. Pesaing dan Kompetitor
Menurut hasil survey kami, di wilayah Purwokerto dan sekitarnya,
ternyata usaha olahan produk lele belum banyak variasinya, namun
kebanyakan usaha olahan produk lele hanya sebatas pada lele goreng,
pecel lele. Jadi menurut kami tidak ada masalah dengan pesaing yang
berada di luar sana.
4. Strategi Pemasaran
Kami memasarkan produk olahan tersebut kepada mahasiswa atau
masyarakat di wilayah Purwokerto dan sekitarnya. Rencana pemasaran
kami adalah one on one atau secara langsung dengan cara membuka
angkringan di Jalan Gunung Muria, pamflet, jejaring sosial (twitter,
facebook, blog, web, yahoo massengers, google talk).

b. Aspek Teknik dan Teknologi


1. Sumber Bahan baku
Rencana sumber bahan baku kami membeli lele konsumsi dari
pengusaha lele di Purbalingga dengan harga Rp.13.000,- per kg. Untuk
pembelian bahan-bahan baku yang akan digunakan di beli di pasar
tradisional yang ada di Purwokerto dan Supermarket.
2. Alat/Mesin Produksi
Alat atau mesin yang di gunakan untuk produk olahan lele seperti
gerobak, blender, penggiling daging, ember, pisau, terpal, kursi, piring,
sendok, gelas, mangkuk, termos es,panci ,codet, wajan, kompor gas,
plastik,kertas nasi, stepless, cobek, termos air panas, telenan, pengocok
telur.

3. Proses Produksi
Proses produksi dimulai dari bagian dalam perut ikan lele dibuang dan
setelah itu dibersihkan dengan air.
A. Bakso Lele
Bahan -bahan bakso lele: 1000 gram daging lele (sebelumnya lele dikukus
terlebih dahulu, kemudian diambil dagingnya), 400 gram tepung kanji, Telur
ayam 2 butir, 4 sendok makan bawang putih goreng (menggorengnya diiris
tipis),2 sendok makan bawang merah goreng, merica bubuk 1 sendok teh (atau
sesuai selera), garam 1 sendok makan (atau sesuai selera).
Bahan-bahan untuk kuah bakso lele :
3 -4 siung bawang putih, merica bubuk dan garam secukupnya,penyedap rasa.
Cara membuat bakso lele:
1. Bahan-bahan bakso lele dicampur hingga merata.
2. Panaskan air dalam panci hingga mencapai suhu 80ºC , jangan sampai
mendidih
3. Kemudian siapkan air dingin dan es batu pada mangkok dan sendok untuk
mencetak.
4. Bakso lele dibentuk bulat dengan bantuan sendok dan dimasukkan
kedalam panci air panas, biarkan bakso matang (ditandai dengan bakso
tersebut mengapung keatas).
5. Angkat bakso dan letakkan dalam mangkok berisi es batu dan air dingin.
6. Kaldu bakso lele kemudian ditambah bumbu kuah.
7. Bakso lele yang sudah matang dapat dikemas dalam plastik dan disimpan
didalam freezer.
Cara membuat kuah bakso :
Bumbu kuah dihaluskan kemudian ditumis sampai harum kemudian
masukkan pada kaldu bakso lele tadi dan biarkan mendidih. Saat hendak
disajikan, taburi dengan bawang goreng.
B. Nugget lele
Berikut adalah bahan yang dibutuhkan dan cara pembuatan nugget lele :
a) Bahan-bahan
- Ikan lele 500 g
- Telur 2 butir
- Tepung roti 50 g
- Bawang putih 4 siung
- Keju 100 g
- Kecap 2 sendok makan
- Minyak goreng secukupnya
- Bahan pencelup sebelum digoreng
-Tepung roti 50 g
-Telur 2 butir

b) Peralatan
- Kompor
- Gilingan daging
- Penumbuk
- Dandang
- Baskom plastik
- Pisau
- Wajan

c) Cara membuat
Adapun proses pembuatan nugget ikan adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan ikan dari sirip, tulang dan bagian lain yang tidak diinginkan lalu
cuci hingga bersih
2. Haluskan daging dengan gilingan daging atau penumbuk atau blender.
3. Campur daging hasil gilingan dengan seluruh bahan, lalu uleni hingga
merata.
4. . Masukkan adonan ke dalam dandang dan kukus selama 25 menit, lalu
dinginkan
5. Potong-potong adonan sesuai dengan selera
6. Celupkan potongan adonan ke dalam telur, kemudian gulingkan ke tepung
roti beberapa kali.
7. Goreng potongan adonan sampai kering.
8. Nugget siap dikemas atau dimakan.

C. Kerupuk Lele
Untuk membuat kerupuk lele membutuhkan bahan baku dengan
komposisi sebagai berikut : tepung tapioka (9 kg), Daging lele (3,5 kg), air (3,3
liter), garam (300 gram), gula (250 gram), soda kue (10 gram), bahan pengasam
secukupnya, bawang putih (250 gram), telur (8 butir), susu kental (30 sendok
makan), keju parut (100 gram), dan minyak goreng secukupnya.
Peralatan yang diperlukan adalah : timbangan, gelas ukur, panci email,
saringan, blender, pisau dan talenan, kompor brander / kompor bertekanan,
pengukus adonan kerupuk, bak plastik, rak kayu, pengaduk kayu, dan cetakan
kerupuk.
Cara membuat kerupuk lele sebenarnya tidaklah terlalu sulit, bahkan sama
dengan pembuatan jenis kerupuk lainnya. Namun, bahan pengisi yang berbeda,
menyebabkan perlakuannya pun berbeda, terutama pada saat persiapan awal
bahan baku pengisi. Berikut tahapan pembuatan kerupuk lele :
1. Mempersiapkan lele sebagai bahan pengisi. Sebagai bahan pengisi
daging lele harus dijadikan bubur terlebih dahulu, tentunya setelah
dicuci dan isi perutnya dikeluarkan. Daging lele yang dihasilkan
kemudian diblender dengan penambahan air (2:1) sehingga menjadi
bubur daging lele.
2. Menghilangkan bau amis. Bau amis ini dapat dihilangkan dengan
penambahan bahan pengasam. Bubur daging lele ditempatkan pada
panic email lalu ditambahkan bahan pengasam sedikit-demi sedikit
sambil diaduk terus. Proses ini dilakukan sampai bau amisnya hilang.
Apabila bau amisnya masih ada, dapat ditambahkan bahan pengasamnya
dan kembali diaduk.
3. Membuat adonan cair. Adonan ini terdiri dari bubur lele, air, telur,
garam, gula, soda kue, susu kental, bawang putih, dan keju. Untuk
membuat adonan cair seluruh bahan (kecuali bubur lele) dimasukan ke
dalam blender, termasuk telur yang sudah dikocok, bawang putih yang
sudah dihaluskan, serta keju yang telah diparut. Seteleh itu kemudian
diblender. Bubur lele yang sudah disiapkan sebelumnya dituang sedikit
demi sedikit ke dalam wadah berisi adonan cair sambil diaduk hingga
merata.
4. Membuat adonan kerupuk. Adonan kerupuk ini merupakan campuran
dari adonan cair dengan tepung tapioka dengan cara ditabur sedikit demi
sedikit sambil diaduk dengan tangan (diuleni), hingga menjadi campuran
adonan yang cukup kental sehingga dapat dibentuk atau dicetak.
5. Mencetak adonan. Adonan kerupuk lele dapat dicetak dengan cetakan
yang telah dipersiapkan atau tanpa cetakan, misalnya dikepang.
6. Mengukus adonan. Pengukusan adonan yang telah dicetak pada
prinsipnya sama dengan pengukusan pada umumnya. Adonan kerupuk
yang telah dicetak pada ram kawat diletakan pada rak-rak dalam alat
pengukus yang telah disiapkan. Pengukusan dilakukan ± 1 jam atau
tergantung besar ukuran adonan dan besarnya nyala api.
7. Mendinginkan dan mengeraskan adonan. Adonan kerupuk yang baru
matang bersifat lentur, bila dipotong bentuknya akan berubah sehingga
perlu dikeraskan terlebih dahulu. Proses ini membutuhkan waktu 3
sampai 10 hari atau tergantung ukuran adonan. Caranya, adonan yang
sudah matang dijemur selama 2-3 hari, selanjutnya ditempatkan di rak
kawat dan diangin-anginkan selama 3 -4 hari lagi hingga adonan keras
dan siap untuk dipotong.
8. Tahapan terakhir adalah memotong adonan, mengeringkan hasil
pemotongan adonan, kemudian dijemur lagi (atau bisa dilakukan dengan
alat pengering), serta dikemas dalam kemasan yang telah dipersiapkan.
D. Abon Lele
Bahan-Bahan yang digunakan yaitu
1. 4 kg daging lele (lele dikukus terlebih dahulu, kemudian dagingnya
diambil)
2. 2 sendok makan ketumbar
3. 4 siung bawang putih
4. 1 potong lengkuas dimemarkan
5. 4 butir kelapa (ambil santan kentalnya kira-kira 1 gelas)
6. Gula merah dan garam secukupnya
Cara Membuat:
1. Bumbu dihaluskan : bawang putih, ketumbar, gula merah dan sedikit
garam
2. Santan kental dipanaskan, kemudian masukkan daging, lengkuas dan
bumbu yang sudah dihaluskan, aduk-aduk terus sampai santan habis dan
daging abon kering, pada waktu mengaduk setelah kering, harus di bolak-
balik agar abon tidak tidak gosong.
3. Abon ditekan sampai minyaknya keluar Membuat abon harus benar-benar
kering agar bisa tahan lama.
4. Apabila ingin membuat Abon dengan sedikit rasa pedas, dapat dibubuhi
sedikit bubuk cabai pada abon yang telah kering kemudian diaduk rata.

4. Pengawasan Mutu
Mutu lele sangkuriang yang kami dapatkan tidak diragukan lagi, sebab
merupakan bibit unggul, yang memiliki kandungan gizi yang baik untuk semua
kalangan, mempunyai rasa yang lezat, lebih tahan lama, dan kami berusaha
menjaga kualitasnya serta tidak mengurangi cita rasa produk itu sendiri.
D. Aspek Manajemen Usaha
1. Jumlah pengelola atau tenega kerja
Jumlah pengelola sebanyak 1 orang. Namun untuk tenaga kerja terdiri
dari 6 orang. Lima orang untuk pemsaran produk serta membantu dalam
proses produksi dan satu orang pengusul proposal.
2. Sistem pembagian atau waktu kerja
Waktu pembagian kerja telah disesuaikan dengan jadwal
perkuliahan masing-masing anggota. Untuk produk olahan lele, hal
tersebut dapat di lakukan oleh anggota dan waktu penjualan frekuensi
satu kali sehari, dimulai jam16.00-22.00 WIB.
3. System Gaji/Upah
Sistem gaji/upah diberikan kepada anggota setiap bulan apabila modal
telah kembali. dan dibagi secara merata.
E. Aspek Keuangan (Finansial)
1. Modal dan Sumber Modal
Sumber modal ini kami berharap di peroleh dari Pengajuan proposal
ini. Modal yang di perlukan ialah sebesar Rp8.778.000,- dan berikut
perincian modal tersebut :
2. Biaya Invest
Jumlah Harga
No Nama Barang Jumlah
Barang Satuan
1 Gerobak 2 Rp.600.00,- Rp 1.200.000,-
2 Blender 1 Rp.100.000,- Rp 100.000,-
3 Penggiling Daging 1 Rp100.000 Rp 100.000,-
4 Cobek 2 Rp 15.000,- Rp 30.000,-
5 Baskom 4 Rp 25.000,- Rp 100.000,-
6 Wajan 2 Rp100.000 Rp 200.000,-
Kompor gas lenkap
7 1 Rp 400.000,- Rp 400.000,-
dengan tabung
8 Pisau 2 Rp 12.000,- Rp 24.000,-
9 Terpal 1 Rp 145.000,- Rp 145.000,-
10 Ember 3 Rp 15.000,- Rp 45.000,-
11 Codet 4 Rp 5.000,- Rp 20.000,-
12 Piring 12 Rp 40.000,- Rp 40.000,-
13 Mangkuk 12 Rp 40.000,- Rp 40.000,-
14 Sendok dan Garpu 12 Rp 20.000,- Rp 20.000,-
15 Panci 2 Rp 50.000,- Rp 100.000,-
16 Kursi dan Bangku 2 Rp 25.000,- Rp 50.000,-
Total Rp 2.684.000,-
3.Biaya Produksi (operasional)
A. Biaya Tetap

No Tanggungan Biaya
1 Penyewaan Tempat Rp 200.000,-

2 Pembelian bumbu dan rempah-rempah Rp 200.000,-

Total Rp 400.000,-

B. Biaya Variabel
Jumlah
Nama Bahan Baku / Harga
No Bahan Jumlah
Kebutuhan /Satuan
baku/Satuan
1 Lele Sangkuriang 340 kg Rp.11.000,- Rp 3.740.000,-
2 Tepung Tapioka 200 kg Rp.70.000,- Rp 140.000,-
3 Telur 1300 Butir Rp1.000,- Rp 130.000,-
4 Minyak Goreng 6 kg Rp 10.000,- Rp 60.000,-
5 Gula pasir 4 kg Rp 10.000,- Rp 40.000,-
6 Gula merah 6 kg Rp8.000 Rp 48.000,-
Plastik kresek dan
7 3 pack Rp 6.000,- Rp 36.000,-
putih
8 Keju ½ kg Rp 40.000,- Rp 40.000,-
9 Kecap 5 Botol Rp 8.000,- Rp 40.000,-
10 Saos sambal 5 Botol Rp 10.000,- Rp 50.000,-
11 Kertas nasi 4 pack Rp 10.000,- Rp 40.000,-
12 Listrik - Rp 20.000,- Rp 60.000,-
13 Biaya tak terduga - - Rp 100.000,-
Total Rp 5.694.000,-

Total biaya produksi = Biaya tetap + Biaya Variabel


= Rp.400.000,-+ Rp 5.694.000 ,-
= Rp 6.094.000,-
Total biaya proposal = Biaya Invest + Biaya Produksi
= Rp 2.684.000,- + 5.694.000,-
= Rp 8.778.000,-

3. Rencana Pendapatan
Membuat produk olahan ikan lele sebanyak 340 kg
A. Baso lele
Di jual per mangkok Rp.4.500,,
Jadi, hasil penjualan selama 3 bulan kurang lebih terjual, 200 mangkuk
x Rp 4.500,- = Rp 900.000,- dengan modal Rp.700.000,-

Penghitungan Laba (keuntungan usaha)


Keuntungan rata-rata selama tiga bulan = Hasil penjualan – Biaya
Produksi
= Rp 900.000,- – Rp 700.000,-
= Rp 200.000,-
Keuntungan rata-rata per bulan
= Rp 200.000,- : 3 bulan
= Rp 70.000,-
B. Nugget
Di jual Rp.1.500,- / potong dalam 3 bulan nugget yang terjual
sekitar 5000 potong. Jadi hasil dari penjualan selama 3 bulan sebesar
Rp.7.500.00,- dari modal sebesar Rp.3.700.000,-
Keuntungan rata-rata selama tiga bulan = Hasil penjualan – Biaya
Produksi
= Rp 7.500.000,- – Rp 3.700.000,-
= Rp 3.800.000,-
Keuntungan rata-rata per bulan
= Rp 3.800.000,- : 3 bulan
= Rp 1.266.000,-
C. Kerupuk
Dijual seharga Rp.4000,- / bungkus dalam 3 bulan nugget terjual
1134 bungkus.
Jadi, hasil dari penjualan selama 3 bulan sebesar Rp.4.536.000,- dari
modal sebesar Rp.1.908.000,-
Keuntungan rata-rata selama tiga bulan = Hasil penjualan – Biaya
Produksi
= Rp 4.536.000,- – Rp 1.908.000,-
= Rp 2.628.000,-
Keuntungan rata-rata per bulan
= Rp 2.628.000,- : 3 bulan
= Rp 876.000,-
D. Abon
Dijual seharga Rp.10.000,-/ ons dalam 3 bulan abon terjual 35
bungkus. Jadi,hasil dari penjualan selama 3 bulan sebesar
Rp.3.500.000,- dari modal sebesar Rp.700.000,-
Keuntungan rata-rata selama tiga bulan = Hasil penjualan – Biaya
Produksi
= Rp 3.500.000,- – Rp.700.00,-
= Rp 2.800.000,-
Keuntungan rata-rata per bulan
= Rp 2.800.000,- : 3 bulan
= Rp 950.000,-
Total Pendapatan per 3 Bulan
= Rp.2.800.00,- + Rp.2.680.000,- + Rp. 3.800.000,- + Rp.900.000,-
= Rp.10.128.000,-

4. Analisis kelayakan ekonomi


a. Benefit Cost Ratio
B/C = Total pendapatan : Total biaya produksi
= Rp 10.128.000,- : Rp 5.694.000-
= Rp 1.77
Artinya, setiap penanaman modal Rp 1,- akan memperoleh
hasil sebesar Rp 1.77,-. Dengan demikian, olahan ikan lele,
keuntungannya cukup menjanjikan.
b. Break Event Point (BEP)
BEP Harga = Biaya Tetap : 1 – Biaya Variabel
Pendapatan
= Rp 216.000,- : 1 - Rp 5.694.000,- = Rp 490.100,-
Rp 10.128.000,-
Artinya usaha gerobak lele universal (gelis) tidak mengalami rugi/untung
jika pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 490.100,-
Net B/C = Total pendapatan/bulan
Total biaya produksi
= Rp 5.482.000,-
Rp 1.898.000,-
= 2,88
Nilai net B/C lebih dari 1, artinya usaha olahan ikan lele layak dijalankan.

B. Rancangan Biaya
Besarnya modal yang di butuhkan dalam kegiatan usaha produk olahan
lele sebesar Rp 8.778.000,- rancangan biayanya sebagai berikut :

A. Biaya Investasi
1. Pembelian 2 Buah gerobak Rp 1.200.000,-
2. 1 blender Rp 100.000,-
3. 1 penggiling daging Rp 100.000,-
4. 2 cobek @ Rp. 15.000,- Rp 30.000,-

6. 4 buah baskom @ Rp. 25.000,- Rp 100.000,-


7 2 wajan @ Rp.100.000,- Rp 200.000,-
8. 1 kompor gas lengkap dengan tabungnya @ RP 400.000,-
Rp.400.000,-
9. 2 buah pisau @ Rp.12.000,- Rp 24.000,-
10. 1 terpal uk.4x6 @ Rp.145.000,- Rp 145.000,-
11. 3 buah ember @ Rp.15.000,- Rp 45.000,-
12. 4 buah codet @ Rp.5.000,- Rp. 20.000,-
13. 1 lusin piring @ Rp.40.000,- Rp. 40.000
14. 1 lusin mangkuk @ Rp.40.000,- Rp. 40.000
15. 1 lusin sendok dan garpu @ Rp.20.000,- Rp. 20.000,-
16. 2 buah panci @ Rp.50.000,- Rp. 100.000,-
17. 2 buah kursi dan bangku @ Rp.25.000,- Rp. 50.000,-
TOTAL Rp Rp 2.684.000,-

B. Biaya Produksi
1. Penyewaan tempat Rp 200.000,-
2. Pembelian bumbu dan rempah-rempah Rp 200.000,-
3. 340 kg lele sangkuriang 3 bulan @ Rp.11.000,- Rp 3.740.000,-
4. 200 kg Tepung Tapioka 3 bulan @ Rp7000 Rp 1.400.000,-
5. 1300 butir telor 3 bulan @ Rp 1000,- Rp 1.300.000,-
6. 6 kg minyak goreng 3 bulan @ Rp 10.000 Rp 60.000,-
7. 4 kg gula pasir 3 bulan@ Rp 10.000,- Rp 40.0000,-
8. 6 kg gula merah 3 bulan @ Rp 8.000,- Rp 48.000,-
9 3 pack Plastik kresek dan putih 3 bulan @ Rp.6000,- Rp 18.000,-
10. ½ kg Keju 3 Bulan @ Rp 40.000,- Rp 40.000,-
11 5 Botol Kecap 3 Bulan @ Rp.8000,- Rp 40.000,-
12 5 Botol saos sambal 3 bulan @ Rp.10.000 Rp 50.000,-
13 Kertas nasi 3 bulan @ Rp.40.000,- Rp 120.000,-
14 Biaya listrik Rp 60.000,-
15 Biaya tak terduga Rp 100.000,-
Total Rp 5.694.000,-

Biaya total peminjaman = Biaya Invest + Biaya Produksi

= Rp 2.684.000,- + Rp 5.694.000 ,-
= Rp 8.778.000,-
DAFTAR RFERENSI

Bachtiar, Ir, Yusuf. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Lele Sangkuriang. Agro
Media Pustaka. Jakarta

Mahyudin, Kholis. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya.


Jakarta

Santoso, Budi. 1995. Petunjuk Praktis Budidaya Ikan Lele Sangkuriang dan
Lokal. Kanisius. Yokyakarta.

Suyanto. 1997. Pengolahan Hasil Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.
LAMPIRAN

A. Identitas Pengelola Usaha


Nama Lengkap : Dina Septalia Lestari
NIM : B0A012003
Jurusan/Fakultas : Peng. Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Alamat : Jl.Teuku Umar RT 06/02 Kec. Tanjungpandan
Agama : Islam
Status : Mahasiswa
Pendidikan Formal
2000-2006 : SD NEGERI 22 Tanjungpandan Belitung
2006-2009 : SMP Negeri 2 Tanjungpandan Belitung
2009-2012 : SMK Negeri 2 Tanjungpandan (Agribisnis Perikanan)
2012-Sekarang : Universitas Negeri Jenderal Soedirman-Purwokerto
(F.Biologi-Peng. Sumberdaya Perikanan dan Kelautan)
Organisasi : Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) D-
PSDPK Koordinator Kewirausahan.
Pengalaman : Praktek Kerja Lapangan di BBI Membalong
Belitung periode 17 Juli 2010-15 November 2010

Anda mungkin juga menyukai