Anda di halaman 1dari 21

PROGRAMA KEC.

TIRTOMOYO 2018

PENGESAHAN

PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN


BALAI PENYULUHAN KECAMATAN TIRTOMOYO
TAHUN 2018

Disahkan di : Tirtomoyo
Pada Tanggal : 30-10-2017

Mengetahui
Camat Tirtomoyo Koordinator Penyuluhan Pertanian
Kecamatan Tirtomoyo

KUSWARNO,STP.MM JOKO SANTOSO, SP


Pembina Pembina Tk.I
NIP. 19630702 198703 1 009 NIP. 19620321 198203 1 003

Menyetujui/Mengesahkan
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Wonogiri
Ir. SAFUAN
NIP. 19610408 198608 1 002
KATA PENGANTAR

Penyelenggaraan penyuluhan diharapkan tercapai sesuai dengan rencana,


programa penyuluhan pertanian adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis,
untuk memberikan arah, pedoman dan alat pengendali pencapaian tujuan.
Programa Penyuluhan Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri Tahun
2018 disusun dengan mempedomani sasaran-sasaran pembangunan pertanian
sebagaimanatertuang dalam RPJMD Kabupaten Wonogiri Tahun 2015-2020, Rencana
Strategis Dinas Pertaniandan Pangan Kabupaten Wonogiri dan Rencana Strategis
OPD (Organisasi Perangkat Daerah) lingkup sektor pertanian yang lain.
Programa Penyuluhan Kecamatan TirtomoyoKabupaten Wonogiri Tahun
2018 dapat menjadiacuan dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan dapat
dilaksanakan dengan baiksebagaimana mestinya.

Tirtomoyo, Oktober 2017


Koordinator Penyuluh Pertanian
Kecamatan Tirtomoyo

JOKO SANTOSO, SP
NIP. 19620321 198203 1 003
DAFTAR ISI

PENGESAHAN 1
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3
I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4
A. Latar belakang ................................................................................... 4
B. Dasar hukum .................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................. 5
D. Sasaran ............................................................................................. 5
II KEADAAN UMUM ................................................................................ 6
A. Wilayah Kerja ................................................................................... 6
B. Tanah dan Iklim ............................................................................... 6
1. Penggunaan Tanah ...................................................................... 6
2. Fisik Tanah ................................................................................. 6
3. Iklim ........................................................................................... 7
C. Penduduk ......................................................................................... 8
D. Usahatani ......................................................................................... 9
E. Kelembagaan ................................................................................... 12
III TUJUAN ................................................................................................ 15
A. Peningkatan Produksi ........................................................................ 15
B. Peningkatan Penerapan Teknologi Usahatani ..................................... 16
C. Peningkatan Fasilitasi Pendukung Pertanian....................................... 17
IV MASALAH ............................................................................................ 18
V PENUTUP................................................................................................ 20
TIM PENYUSUN..................................................................................... 21
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 22
I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Proyeksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai271,1 juta jiwa,
membutuhkan jumlah penyediaan pangan yang cukup besar dengankualitas yang lebih baik.
Selain itu, meskipun peningkatan pendapatan masyarakatmenyebabkan konsumsi beras per
kapita yang cenderung menurun, jumlah konsumsi berasagregat nasional masih akan
meningkat sebagai akibat dari peningkatan jumlah penduduktersebut. Di dalam kurun waktu
lima tahun ke depan (2015-2019), konsumsi beras per kapitadiproyeksikan akan menurun
rata-rata 0,87 persen per tahun, namun jumlah konsumsi berasnasional masih akan meningkat
rata-rata 0,35 persen per tahun. Selanjutnya, jumlahpermintaan pangan selain beras yaitu
buah-buahan dan sayuran segar, sumber proteinhewani (daging, telur, dan ikan), dan pangan
olahan juga meningkat. Selain itu, pada sisikonsumsi juga masih terjadi kerawanan pangan di
masa-masa tertentu dan masih banyakmasyarakat yang menderita kekurangan gizi/nutrisi.
Karena itu, di dalam kurun waktu lima tahun ke depan (2015-2019) perlu
menyiapkanlangkah-langkah strategis, nyata dan konsisten di dalam upaya menyediakan
pangan bagiseluruh penduduk Indonesia, baik dalam jumlah yang cukup maupun kualitas
gizi/nutrisiyang lebih baik. Salah satu upaya penyediaan pangan yang dimaksud adalah
peningkatankapasitas produksi di dalam negeri yang dapat memperkuat ketahanan pangan
untukmencapai kedaulatan pangan yang merupakan salah satu unsur strategis di dalam Visi
danMisi Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kala pada
RPJMN2015-2019.
Kedaulatan pangan tercermin pada kekuatan untuk mengatasi masalah danmencukupi
kebutuhan pangan secara mandiri, yang perlu didukung dengan: (1) Ketahananpangan,
terutama kemampuan mencukupi pangan dari produksi dalam negeri; (2)Pengaturan
kebijakan pangan yang dirumuskan dan ditentukan oleh bangsa sendiri; dan (3)Kemampuan
melindungi dan menyejahterakan produsen pangan, terutama petani dannelayan.
Programa penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk
memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.
Programa penyuluhan pertanian yang disusun setiap tahun memuat rencana penyuluhan tahun
berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan dengan
cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksanaan
penyuluhan.Penyuluhan Pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelakuutama serta pelaku
usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdayalainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas,efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya,
sertameningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkunganhidup.

B. Landasan Hukum
1. Undang-undang No 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan, Pasal 15 (1) Balai Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
ayat 2 huruf d mempunyai tugas menyusun programa penyuluhan pada tingkat
kecamatan sejalan dengan programa penyuluhan kabupaten/kota
2. Peraturan Presiden No 54 Tahun 2014 tentang pembiayaan penyuluhan pertanian,
perikanan dan kehutanan; bahwa Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan di tingkat Kecamatan mempunyai tugas diantaranya (1) Menyusun
Programa Penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan dengan programa penyuluhan
tingkat kabupaten, dan seterusnya
3. Peraturan Menteri PertanianNomor: 47/Permentan/SM.010/9/2016 tentang Pedoman
Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.
4. Surat Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri
5.
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan programa penyuluhan kecamatan adalah untuk:
a. Mensinergiskan programa penyuluhan tingkat kecamatan sejalan dengan programa
penyuluhan tingkat kabupaten/kota;
b. Melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan;
c. Menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan dan pasar;
d. Memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha;
e. Memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh swadaya dan swasta melalui
proses pembelajaran secara berkelanjutan; dan
f. Melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usahatani
bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
D. Sasaran
Yang menjadi sasaran dari disusunnya programa penyuluhan ini adalah :
1. Penyuluh Pertanian PNS, PPS dan THL-TBPP
2. Pelaku Utama
3. Pelaku Usaha

II. KEADAAN UMUM

A. Wilayah Kerja
KecamatanTirtomoyoadalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Wonogiri yang
keadaan alamnya dikelilingi oleh bukit dan wilayahnya terbagi menjadi 2 yang dilalui oleh
sebuah sungai Wiroko, sebelah selatan sungai terdiri dari 7 desa dan sebelah utara sungai
terdiri dari 5 desa 2 kelurahan, secara administratif terdiri dari 14 Desa/Kelurahan, 135
Dusun, 142 Rukun Warga (RW) dan 386 Rukun Tetangga (RT), dengan luas wilayah
9.301,2145Ha yang mempunyai batas-batas sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Jatiroto
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batuwarno
 Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur
 Sebelah Barat berbatasan dengan KecamatanNguntoronadi

B. Tanah dan Iklim


1. Penggunaan Tanah
Dari luas wilayah kerja BPK Kecamatan Tirtomoyo, penggunaan lahan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1. Luas lahan menurut penggunaannya
No. Persenta
Jenis Tanah Luas
se (%)
1 Tanah Sawah . 1.805,9474Ha 19,42
 Teknis 421,9235Ha -
 1/2 Teknis 769,6869Ha -
 Sederhana 504,7290Ha -
-2 Td Hujan . 109,6080Ha -
3 Tanah pekarangan Ha
/Bangunan 2.402,5525 25,83
4 Tanah Tegal . 3.293,3900Ha 35,41
5 Tanah Hutan Negara : 1.572,3895Ha 16,91
6 Tanah padang rumput : 56,2000Ha 0,60
7 Tanah lain-lain 170,7371Ha 1,84
Jumlah Total . 9.301,2145Ha 100,00
Sumber: Data Potensi Pertanian Kec.Tirtomoyo
2. Fisik Tanah
a. Topografi
Kecamatan Tirtomoyo memiliki wilayah daratan seluas 9.301,21 Ha, dengan topografi
bergelombang kemiringan <8 seluas 1451 ha, (15,51%) kemiringan 9 – 15% seluas 1450 ha
(15,49%) dan kemiringan 15 – 25 % seluas 3309,83 ha (35,58%) diatas 25 –45% seluas 3089
ha (33,22%)

Tabel 2. Topografi Wilayah


Kelas
No Luas (Ha) % Keterangan
Kemiringan
1 Kelas I = < 8 % 1451,56 15,6 Datar
Kelas II = 8 – 15
2 Landai
% 1450,01 15,6
Kelas III = 15 –
3 Agak curam
25 % 3309,83 35,6
Kelas IV = 25 –
4 Curam
45 % 3089,81 33,2
Kelas V = > 45
5 Sangat curam
% 0 0
Jumlah 9301,21 100,00

b. Jenis Tanah
Tanah merupakan sumber daya alam yang utama untuk kegiatan usaha tani khususnya
tanaman. Komponen tanah terdiri dari tekstur, struktur dan pH tanah. Berdasarkan hasil
pemetaan tanah WK BPK Kec. Tirtomoyo adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Jenis tanah yang ada di kecamatan Tirtomoyo
No Jenis Tanah Luas (%)
1 Jenis tanah grumosol 4872,02 52,4
2 Jenis tanah latosol 3482,72 37,4
3 Jenis tanah mediteran 946,46 10,2
4 Jenis tanah Laterit - -
9301,21 100
Sumber: (Peta Tanah Tinjau LPT Bogor, (1996):
Jenis tanah di Kecamatan Tirtomoyo didominasi oleh jenis tanah latosol merah kuning 37,4
%, mediteran10,2 %, dan grumosol 52,4% , dengan pH tanah berkisar 5,5 – 7,5.
3. Iklim
Kec. Tirtomoyo beriklim Tropis, mempunyai 2 musim yaitu penghujan dan kemarau dengan
type D3 (shmit &ferguson) mempunyai 5 bulan basah dan 4 bulan kering, dengan
temperature rata-rata 22º - 23ºC, Jumlah Curah hujan rata-rata per tahun 1835mm dengan hari
hujan 108 kali
Tabel 4. Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan Di Kecamatan Tirtomoyo Tahun
2016

No Bulan Hari Hujan Curah Hujan


1 Januari 17 257
2 Pebruari 17 375
3 Maret 20 287
4 April 16 228
5 Mei 12 119
6 Juni 8 106
7 Juli 11 161
8 Agustus 8 99
9 September 14 316
10 Oktober 13 381
11 Nopember 21 478
12 Desember 21 243
Sumber : Kecamatan Tirtomoyo Dalam Angka 2016
C. PENDUDUK
Penduduk adalah Sumber Daya Manusia (SDM)menurut Data Satatistik Kecamatan
Tirtomoyo Dalam angka Tahun 2016, sebagai berikut:
1) Jumlah penduduk
Berikut tabel jumlah penduduk di Kecamatan Tirtomoyo
Tabel 5. Jumlah Penduduk Kec. Tirtomoyo

No Jenis Kelamin Jumlah (%)


1 Laki – laki 24.955 48,79
2 Perempuan 25.886 51,21
Jumlah 50.841 100
Sumber : Kecamatan Tirtomoyo Dalam Angka 2015

Jumlah penduduk kecamatan Tirtomoyomencapai 49.501 jiwa dengan perincian laki laki
48,79%, perempuan 51,21%, dengan sex ratio laki laki dibanding perempuan sebesar
95,26%.
2) Penduduk berdasarkan kelompok umur
Pertambahan jumlah penduduk mengharuskan peningkatan tenaga kerja dan kinerja sektor
pertanian, agar ketersediaan pangan bagi seluruh penduduk tercukupi.
Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Umur Kec. Tirtomoyo

Kelompok
Perempua
No umur Laki-laki Jumlah (%)
n
Tahun
1 0 – 4 tahun 1856 1872 2923 5,9
2 5 – 9 tahun 1942 1776 3418 6,9
3 10 – 14 tahun 1957 1780 3637 7,3
4 15 – 19 tahun 1978 1676 3554 7,2
5 20 – 29 tahun 2568 2695 5263 10,6
6 30 – 49 tahun 6784 7471 14255 28,8
7 50 - 59 tahun 3592 3761 7323 14,8
8 60 tahun keatas 4278 4856 9128 18,4
Jumlah 24955 25886 50841 100,0
Sumber : Kecamatan Tirtomoyo Dalam Angka 2015

Dari jumlah penduduk yang ada rentang usia tertinggi berada pada usia 30-49 tahun yang
mencapai 14.255 jiwa (28,8%) dan jumlah penduduk terendah pada rentang usia Balita 0-4
tahun yaitu sebanyak 2.923 jiwa (5,9%) Ini menunjukkan bahwa sebagian besar sumber daya
manusia yang ada di Kecamatan Tirtomoyo berada dalam usia produktif dan sangat potensial
dalam pengembangan kinerja sektor pertanian.
3) Mata Pencaharian Penduduk
Sementara itu mata pencaharian penduduk dewasa di Kecamatan Tirtomoyo, yang bekerja di
sektor pertanian (Petani sendiri/buruh tani) mencapai 13.329 jiwa 32,6 persen penduduk
dewasa di Kecamatan Tirtomoyo berprofesi sebagai petani/pekebun, angka tersebut dapat
dilihat pada tabel 7, dibawah ini

Tabel 7. Jumlah Penduduk Dewasa Menurut Mata Pencaharian


No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase
1 Petani 13.329 32,6
2 Buruh tani 7.411 18,1
3 Pengusaha 974 2,4
4 Buruh industry 3607 8,8
5 Pedagang 1345 3,3
6 Angkutan 290 0,7
7 PNS/TNI/PoIri 557 1,4
8 Buruh Bangunan 2894 7,1
9 Lain-lain 10.503 25,7
Jumlah 40.910 100,0
Sumber: Data Potensi Dinamis Kec.Tirtomoyo

D. USAHATANI
Beragam usaha tani yang dilaksanakan di Kecamatan Tirtomoyo meliputisektor komoditas
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan sektor peternakan, berdasarkan data usaha tani
yang ada, kinerja usaha tani dari tahun berfluktuatif. Secara umum terlihat bahwa sektor
tanaman pangan dengan komoditas padi sawah memiliki kinerja kecenderungantetap, usaha
tani sektor tanaman pangan komoditas padi sawah merupakan hal yang mutlak untuk
dilaksanakan untuk mendukung ketersediaan bahan makanan sumber karbohidrat. Kondisi
usaha tani di Kecamatan Tirtomoyo 5 tahun selanjutnya akan disajikan dibawah ini
1. Padi Sawah
Pada tahun 2013, kegiatan usaha tani padi sawah di Kecamatan Tirtomoyo dilaksanakan di
wilayah 14 Desa/Kelurahan, dimulai pada Tahun 2014 terdapat peningkatan luas tanam, luas
panen dan produksi padi sawah ini disebabkan karena La-Ninayaitu Kemarau Basah. Berikut
data luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi padi sawah selama 5 tahun terakhir
tabel dibawah ini:

Tabel 8. Data luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi padi sawahdi Kecamatan
Tirtomoyo ( 5 Tahun terakhir)
PADI SAWAH
Tahun Tanam Panen Rata2 Produksi
(Ha) (Ha) Kw/Ha (Ton)
2016 4.259 4.259 73,42 31.520,80
2015 4.034 4.034 70,68 25.208,85
2014 4.026 4.026 68,47 29.190,35
2013 4.026 4.026 73.16 30.451,56
2012 4.026 4.026 69.96 28.462,53
Sumber data Statistik produksi Dinas PTPH Kab. Wonogiri
Dari data tersebut kinerja produksi padi sawah di Kecamatan Tirtomoyo ada peningkatan,
namun pada produktivitas rata-rata per hektar pada tahun 2015 menurun dibanding tahun
2014.

Tabel 9. Grafik produksi Padi sawah di Kecamatan Tirtomoyo ( 5 Tahun terakhir)


2. Jagung
Tidak sepertihalnya pada usahatani padi sawah, budidaya jagung di Kecamatan Tirtomoyo
mulai pada tahun 2011 mengalami penurunan luas tanam, dibandingkan Luas Tanam pada
tahun 2011 dari 2257 Ha tahun 2015 seluas 825 Ha. produksijagung juga mengalami
penurunan produksi 9192,77ton menjadi 5.850 tonpada tahun 2015. Dapat dilihat pada data
tabel dibawah ini.
Tabel 10. Data luas panen dan produksi JagungKec.Tirtomoyo ( 5 Tahun terakhir)
JAGUNG
Tanam Panen Rata2 Produksi
Tahun
(Ha) (Ha) Kw/Ha (Ton)
2016 1.414 1.414 90,89 12758,47
2015 995 995 86,13 6148,65
2014 799 799 85,96 6583,76
2013 823 823 85,90 7096,72
2012 846 846 86,15 7856,64

Tabel 11. Grafik produksi Jagung di Kecamatan Tirtomoyo ( 5 Tahun terakhir)

4. Ubi Kayu
Budidaya ubi kayu di Kecamatan Tirtomoyomerupakan komoditas yang paling banyak
diusahakan oleh para petani merata diseluruh kecamatan. luas tanam, luas panen dan
produksinya, relatif stabil, kinerja usaha tani ubi kayu di Kecamatan Tirtomoyo mulai pada
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015tidak mengalami perubahan yang signifikan,
mengalami peningkatan pada tahun 2015 produksi ubi kayu 66.821 ton dari 55.837 ton pada
tahun 2014, Luas tanam berkurang dari 3293 Ha menjadi 3093 Ha selanjutnya dapat dilihat
pada tabel dibawah
Tabel 12. Data luas panen dan produksi Ubi KayuKec.Tirtomoyo (5 Tahun terakhir)
UBI KAYU
Tanam Panen Rata2 Produksi
Tahun
(Ha) (Ha) Kw/Ha (Ton)
2016 3.293 3.293 275,85 90.841,82
2015 3.293 3.293 265,37 73.990,62
2014 3.293 3.293 277,61 77.324,94
2013 3.293 3.293 277,50 90.612,70
2012 3.293 3.293 274,46 90.379.67

4. Kedelai
Komoditas Kedelai diusahakan sebagian di wilayah Kecamatan Tirtomoyo, tanaman ini
dibudidayakan disebagian petani di Desa Tirtomoyo, mengingat produksi dan harga panen
yang relatif kecil petani banyak beralih ke budidaya tanaman padi, berikut tabel luas tanam,
panen, produktivitas dan produksi kedelai selama 5 tahun terakhir di kecamatan Tirtomoyo
Tabel 13. Data luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi Kedelaidi Kecamatan
Tirtomoyo ( 5 Tahun terakhir)
KEDELAI
Tanam Panen Rata2 Produksi
Tahun
(Ha) (Ha) Kw/Ha (Ton)
2016 680 680 16,86 1.146,48
2015 623 623 16,25 1.012,38
2014 536 536 16,52 885,47
2013 536 536 16,41 882,07
2012 528 551 16,67 918,52

Tabel 14. Grafik produksi Kedelai di Kecamatan Tirtomoyo ( 5 Tahun terakhir)

E. KELEMBAGAAN
1.Kelembagaan Petani Nelayan (Pelaku Utama)
Di Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Kecamatan Tirtomoyo terdapat kelembagaan petani yang
didalamnyaterhimpun dalam suatu wadah kelompok tani sebanyak 136 kelompok tani dengan
jumlah anggota sebanyak 10.773 orang. Secara rinci jumlah kelompok tani nelayan beserta
anggotanya dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 15. Jumlah dan Klasifikasi Kelompok Tani Dirinci dalam WKBP

Jml Jumlah Klasifikasi Kelompok Tani


No Desa Klp Anggot
Pemula Lanjut Madya Utama
Tani a
1 Hargosari 12 1094 3 9 - -
2 Dlepih 10 759 8 2 - -
3 Wiroko 9 602 3 6 - -
4 Sukoharjo 11 1032 6 5 -
5 Hargorejo 7 704 6 1 - -
6 Sidorejo 11 1039 10 - 1 -
Genengharj 546
7 9 6 3 -
o
8 Girirejo 10 609 4 2 4 -
9 Hargantoro 10 1202 9 - 1 -
10 Tirtomoyo 10 534 6 3 1 -
Banyakprod 556
11 9 2 7 - -
o
12 Ngarjosari 10 710 6 4 - -
Sendangmu 682
13 8 2 5 1 -
lyo
14 Tanjungsari 10 708 3 7 - -
TOTAL 136 10773 74 54 8 -
Dari data diatas klasifikasi kelompok pemula masih mendominasi 67,37%, sedangkan
klasifikasi kelompok Lanjut 24,21%,kelas madya baru 10 % dan kelas Utama 1,05%
Selain kelembagaan kelompok tani juga dibentuk Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)
dengan anggota kelompok tani pada masing – masing Desa;
Tabel 16. Daftar Nama Gapoktan di Kecamatan Tirtomoyo
Jumlah Kelompok
No Desa/Kel Nama Gapoktan
Tani Anggota
1 Hargosari Hargo Mulyo 12
2 Dlepih Rukun Tani 10
3 Wiroko Mukti Makmur 9
4 Sukoharjo Bakti Karya 11
5 Hargorejo Sido Mulyo 7
6 Sidorejo Ngudi Makmur 11
7 Genengharjo Guyub Rukun 9
8 Girirejo Makarti Tani 10
9 Hargantoro Makarti Mulyo 10
10 Tirtomoyo Tirtomoyo 10
11 Banyakprodo Subur Makmur 9
12 Ngarjosari Manunggal Tani 10
13 Sendangmulyo Dadi Makmur 8
14 Tanjungsari Mulyo Tani 10
TOTAL 136

2. Kelembagaan Ekonomi
Kelembagaan ekonomi merupakan wadah yang dapat memperlancar kegiatan usaha
pertanian. dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 17. Daftar kelembagaan ekonomi di Kecamatan Tirtomoyo
No. Jenis kelembagaan
1. BRI : 1 Unit
2. BPR/BKK : 1 Unit
3. KUD : 1 Unit
4. KSU : 4 Unit
5. BMT : 2 Unit
6. Pasar Kecamatan : 1 Unit
7. Pasar Hewan : 1 Unit
8. Pasar Desa : 6 Unit
9. Kios Saprodi : 11 Unit
3. Kelembagaan Jasa Alsintan
Tabel 18. Daftar kelembagaan Jasa Alsintan di Kecamatan Tirtomoyo
No. Jenis kelembagaan Alsintan
A.
1. Hand Traktor : 195 Unit
2. Hand Sprayer : 521 Unit
3. Power Treser : 17 Unit
4. Pedal Treser : 248 Unit
5. RMU : 55 Unit
6. Penepung : 2 Unit
4.Kelembagaan Pelayanan Penyuluhan Pertanian
Pelayanan Penyuluhan Pertanian di berbagai sub sektor yakni : Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Peternakan, dan Perkebunan. Pelaksanaan pelayanan penyuluhan di Wilayah
Kerja Balai Penyuluhan Kecamatan Tirtomoyo dilaksanakan oleh Tenaga Penyuluh Pertanian
Lapangan. Dan petugas teknis lainnya
Tabel 19. Jumlah Petugas Teknis dan Penyuluhan

No Nama Petugas Status Keterangan

1 Joko Santoso, SP PP-PNS Koordinator BPP


2 Sujono, SP PP-PNS PP Pembina Wilayah
3 AL. Sutrisno, SP PP-PNS PP Pembina Wilayah
Heru Widaryanto, THL-
4 Pembina Wilayah
SP TBPP
THL- Pembina Wilayah
5 Maryanto
TBPP
THL- Pembina Wilayah
6 Wuryanto
TBPP
THL- Pembina Wilayah
7 Agus Santoso
TBPP
8 Supardi, SST PNS Penyuluh Kehutanan
Rauf Nur As’ad
9 PNS Petugas Peternakan
SST
BAB III
TUJUAN
Didalam programa penyuluhan pertanian yang dimaksud tujuan yaitu pernyataan
penyelesaian masalah atau pennyataan apa yang diinginkan petani. Tujuan ditetapkan
berdasarkan masalah yang telah dirumuskan petani dan kelurganya. Tujuan dirumuskan
untuk menggambarkan perubahan prilaku petani dan keluargnaya dalam berusahatani.
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan penyuluhan pertanian Kecamatan Tirtomoyo
adalah sebagai berikut:
A. Peningkatan Produksi
Peningkatan produksi hanya dapat dicapai apabila diterapkan teknologi yang telah diuji
keuntungannya. Untuk menginovasi teknologi ke tingkat petani dan petani bersedia
menggunakannya, bukanlah suatu pekerjaan yang ringan, banyak faktor yang menjadi
penghambat, misalnya pendidikan, ekonomi, kebudayaan dan lain-lain.
Langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas usahatani adalah dengan
penerapan teknologi inovasimelalui intensifikasidengan memperhatikan 3 hal yaitu:
- penggunaan sarana produksi (seperti benih atau bibit unggul, pemupukan yang berimbang),
- perbaikan cara melakukan usahatani (pelaksanaan pengolahan tanah), pengendalian jasad
pengganggu, penyediaan dan pengaturan air, dan
- perlakuan pascapanen serta pemasaran hasil.
melalui intensifikasi pertanian bertujuan untuk:
- meningkatkan produktivitas lahan usaha tani,
- meningkatkan pendapatan petani dan
- meningkatkan kesempatan kerja.
Pelaksanaan intensifkasi dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu:
1. pendekatan komoditas,
Pendekatan komoditas, dikelola melalui bimbingan dan pendampingan intensifikasiseperti
budidaya padi sawah, jagung, kacangtanah, kedelai dan ubi kayu.
2. pendekatan wilayah, dan
Pendekatan wilayah, dilakukan untuk memanfaatkan secara optimal sumberdaya alam suatu
wilayah yang belum terjangkau program intensifikasi untuk mengembangkan usahatani yang
cocok.

3. pendekatan usahatani.
Pendekatan usahatani dilakukan dengan memanfaatkan secara optimal sumberdaya tenaga
dari keluarga tani dalam mengusahakan usaha tani terpadu.

Adapun tujuan peningkatan produksi telah ditetapkan target atau sasaran yang ingin dicapai
pada tabel dibawah ini

Tabel 20. Sasaran Luas tanam, luas panen dan produksi komoditas utama tahun 2016

Luas Luas
Produktivitas Produksi
No Komoditas Tanam Panen
(Ha) (Ha) (Kw/Ha) (Ton)
1 Padi Sawah 4.259 4.259 66,47 1887,74

2 Gogo 274 274 41,07 1064,05

3 Jagung 1.414 1.414 78,01 12758,47

4 Kedelai 680 680 17,44 1153,73

5 Kc. Tanah 144 144 12,67 270,75

6 Ubi Kayu 3.293 3.293 262,56 90.841,82


7 Ubi Jalar - - - -
8 Kc. Hijau - - - -
9 Sorghum - - - -
Sumber Dinas PTPH Kab. Wonogiri

B. Peningkatan Penerapan Teknologi Usahatani


Petani adalah Pelaku Utama agar sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai upaya yang
dilakukan adalah :
1. Meningkatkan penerapan metode penyuluhan kepada petani diantaranya adalah:
 Kunjungan lapangan atau anjangsana kelompok tani maupun perorangan
 Pertemuan Kelompok Tani dan Gapoktan
 Penyebaran materi informasi melalui media cetak maupun elektronik
 Percontohan dan demonstrasi cara
 Kursus tani
 Anjangsana / karyawisata kelompok tani
Ini bertujuan agar terjadi perubahan perilaku petani perubahan kondisi/kualitas usahatani
yang bersifat perubahan pengetahuan sikap dan ketrampilan pada petani/pelaku usaha dalam
pengelolaan usahataninya, adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
a) Meningkatnya penggunaan benih unggul dan bersertifikat (>65%)
b) Meningkatnya penerapan sistem tanam dengan jarak tanam jajar legowo menjadi (25%);
c) Meningkatkan penerapan pemupukan berimbang (65%);
d) Meningkatkan penerapan sistem pengendalian Hama Penyakit tanaman secara terpadu
(50%);
e) Meningkatkan penerapan pengelolaan pasca panen (70%);
2. Musyawarah pengaturan pola tanam, pengaturan jadwal tanam
Kegiatan musyawarah ini bertujuan untuk:
a) Meningkatkan sistem usahatani dengan berbasis pada pola agribisnis;
b) Meningkatkan pelaksanaan atau penerapan penyusunan rencana kerja/kegiatan kelompok
tani yang disusun setiap musim tanam dan setiap tahun;
3. Penetapan jadwal kebutuhan sarana produksi khususnya benih dan pupuk bersubsidi dengan
meningkatnya penyusunan RDK RDKK sesuai tepat waktu
4. Penyediaan tenaga kerja dan jasa Alsintan yang memadahi bertujuan untuk
 Meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok tani dan kerjasama antar kelompok tani;
C. Peningkatan Fasilitasi pendukung pertanian
Infrastruktur dan sarana pendukung lainnya merupakan bagian hal yang tidak kalah
pentingnya untuk diperhatikan sehingga dapat menjamin peningkatan produksi dan
pendapatan petani, adapun kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
1. Memfasilitasi peningkatan persentase sawah yang memiliki Jaringan Irigasi yang
memadahi25 %
2. Memfasilitasi peningkatan persentase sawah yang memiliki jalan usaha tani2 %
3. Memfasilitasi Kelompok tani dalam mengakses sumber-sumber permodalan pada lembaga
keuangan .....%
4. Meningkatkan hubungan kerjasama kelompok tani dangan pihak lain dalam sistem
kemitraan.
5. Memfasilitasi kelompok tani dalam meningkatkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana
pertanian.
6. Memfasilitasi peningkatan terbentuknya kelembagaan penyuluhan di tingkat desa
(POSLUHDES)
7. Meningkatkan kelas kemampuan Kelompok Tani dan Gapoktan
- Utama 5 %
- Madya 7 %
- Lanjut10%
- Pemula 10 %

BAB IV
MASALAH
Dari hasil sintesa pada tujuan programa penyuluhan, secara umum ada beberapa
faktorpenyebab yang bersifat perilaku dan non perilaku, adapun secara terperinci
permasalahan yang dihadapi untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut:
A. Faktor perilaku

Factor yang berkaitan dengan tingkat adopsi petani terhadap penerapan suatu teknologi
banyak faktor yang mempengaruhi perilaku petani antara lain:
- Tingkat pendidikan,
- Usia/umur
- Luas pemilikan lahan usahatani
- Pengalaman berusahtani
- Ekonomi,
- Budaya dan lain-lain
Dengan belum yakinnya, belum maunya, atau belum mampunya petani dalam menerapkan
inovasi teknologi dapat dilihat dari tingkat penerapan teknologi usahataninya yaitu :
1) Masih rendahnya penerapan benih/bibit unggul dalam usaha pertanian, tanaman padi dan
palawija;
2) Masih rendahnya pengetahuan pelaku utama tentang penerapan teknologi produksi yang
unggul dalam usaha pertanian.
3) Masih kurangnya kesadaran pelaku utama dalam penggunaan pupuk dan pestisida secara
bijaksana.
4) Masih kurangnya pengetahuan pelaku utama tentang pengelolaan usaha tani secara
berkelompok.
5) Masih kurangnya kesadaran dan pengetahuan pelaku utama dan pelaku usaha untuk
menerapkan pola kemitraan.
6) Masih kurangnya pengetahuan pelaku utama dalam mengelola dana untuk pembiayaan
Gapoktan.
7) Masih rendahnya kesadaran pelaku utama untuk mengembangkan sentra produksi ekonomi
pertanian.
B. Faktor Non Perilaku

Faktor non perilaku,yaitu faktor yang berkaitan dengan kondisi alam/agroekosistem tanaman,
kebijakan pemerintah pada ketersediaan dan kondisi sarana prasarana pendukung usaha
pelaku utama dan pelaku usaha ( misalnya ketersediaan pupuk, benih/bibit atau modal usaha),
adapun secara spesifik faktor penyebab tersebut adalah:
1) Perubahan iklim (El Nino dan La Nina) menyebabkan terjadinya pergeseran pola tanam yang
tidak sesuai rencana.
2) Masih terdapatnya jaringan irigasi yang belum permanen, sehingga sering terjadi kerusakan
pada saat musim hujan.
3) Masih terdapatnya lokasipersawah yang belum memiliki jalan usaha tani belum diperkeras.
4) Masih terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi saat musim tanam.
5) Terlambatnya bantuan benih/benih subsidi ke petani.
6) Masih rendahnya akses kelompok tani kepada lembaga keuangan.
7) Masih relatif rendahnya tingkat pengetahuan penyuluh pertanian.
8) Sebagian besar penyuluh pertanian tidak menetap di wilayah kerja binaannya.
9) Belum terbentuknya kelembagaan penyuluhan pertanian di tingkat desa, Kecamatan dan
Kabupaten.
BAB V
PENUTUP
Penyusunan programa penyuluhan pertanian adalah rencana tertulis yang disusunsecara
sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendalipencapaian tujuan
penyuluhan.
Programa Penyuluhan Kecamatan Tirtomoyo disusun atas dasar keadaan yang sebelumnya
belum sesuai dengan danRencana Strategis SKPD Lingkup Pertanian di Kabupaten
Wonogiri. Selanjutnya,Programa Penyuluhan Tingkat Kecamatan akan menjadi acuan bagi
kegiatan Penyuluhan TingkatDesa/Kelurahan.
Demikian Programa Penyuluhan Pertanian Kecamatan Tirtomoyo 2018 disusun atas masukan
dari pihak/dinas yang terkait di Kecamatan Tirtomoyo. Semoga bermanfaat bagi
penyelenggara penyuluhan pertanian di Kecamatan Tirtomoyo yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai