Artikel Penelitian
2
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Gadjah Mada
18 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 07, No. 01 Maret 2018
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI
pelayanan kesehatan dan gate keeper pada terbatasnya sumberdaya manusia tertentu,
pelayanan kesehatan formal dan penapisan kurangnya pemahaman tentang konsep akreditasi
rujukan, harus dapat memberikan pelayanan dan cara penerapan standar akreditasi ke dalam
bermutu sesuai dengan standar pelayanan organisasi, kurangnya tindaklanjut dari pihak
maupun standar kompetensi. Untuk mendukung berwenang, kurangnya perencanaan, budaya
hal tersebut, salah satu arah kebijakan dan strategi dan perilaku penyedia pelayanan kesehatan serta
Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019 inefisiensi waktu.
guna meningkatkan pemerataan akses dan mutu Oleh karena itu maka penting untuk memahami
pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas, proses pelaksanaannya tidak hanya mengenai
yaitu dengan pelaksanaan akreditasi (1). apa yang berhasil dan tidak berhasil, tetapi juga
Beberapa peraturan yang melandasi kebijakan memahami bagaimana dan mengapa implementasi
akreditasi Puskesmas seperti Peraturan Menteri berjalan dengan benar atau salah, dan menguji
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang pendekatan-pendekatan untuk memperbaikinya
Puskesmas (pasal 39) menyebutkan bahwa (3)
. Kerangka Konsolidasi Riset Implementasi
Puskesmas wajib akreditasi dan dilaksanakan (CFIR) digunakan untuk memandu penilaian
secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali, sistematis terhadap konteks implementasi pada
demikian juga Peraturan Menteri Kesehatan multi level untuk mengidentifikasi faktor-faktor
Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan dan
Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional efektifitas sebuah intervensi. Jika digunakan
(pasal 6) menyebutkan bahwa akreditasi untuk mengevaluasi tahap awal pelaksaaan
merupakan salah satu persyaratan kredensialing sebuah intervensi, hasil temuan dapat membantu
bagi fasilitas kesehatan tingkat pertama yang menginformasikan kepada para pemangku
akan bekerjasama dengan BPJS. kepentingan mengenai area perbaikan intervensi
Sebagai salah satu mekanismes regulasi dalam dan implementasinya (4).
pelayanan kesehatan, Akreditasi Puskesmas
adalah pengakuan yang diberikan oleh lembaga BAHAN DAN CARA PENELITIAN
independen penyelenggara akreditasi yang Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah dengan rancangan studi kasus tunggal terjalin
memenuhi standar akreditasi yang bertujuan untuk (embeded). Subyek penelitian sebanyak tiga
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan puluh enam orang terdiri dari pengelola program
pasien, meningkatkan perlindungan bagi sumber akreditasi di Dinas Kesehatan dan tim akreditasi
daya manusia kesehatan, masyarakat dan empat Puskesmas di Kabupaten Kubu Raya
lingkungan, serta Puskesmas sebagai sebuah diwawancarai tentang pengalaman mereka
institusi, serta meningkatkan kinerja Puskesmas mempersiapkan akreditasi. Kerangka Konsolidasi
dalam pelayanan kesehatan perseorangan dan/ Riset Implementasi (CFIR) meliputi empat domain
atau kesehatan masyarakat (2). utama di gunakan untuk memandu pengumpulan
Di Kabupaten Kubu Raya, berdasar roadmap dan analisis data kualitatif (4). Konstruksi
akreditasi Puskesmas yang disusun oleh yang paling kuat mempengaruhi efektivitas
Dinas Kesehatan, 4 Puskesmas terpilih dari 20 pelaksanaan kebijakan akreditasi Puskesmas
Puskesmas yang ada yaitu Puskesmas Sungai diidentifikasi melalui perbandingan lintas kasus
Kakap, Sungai Durian, Sungai Raya Dalam, dan dan dilakukan pemeringkatan menggunakan
Lingga telah ditunjuk untuk mengikuti persiapan metode kriteria penilaian CFIR seperti yang
akreditasi sejak april tahun 2015. Namun demikian, direkomendasikan oleh Damschroder dan Lowery
upaya untuk menerapkan kebijakan akreditasi (2013) (5). Variabel penelitian terdiri dari variabel
memiliki hambatan yang bervariasi di empat independen meliputi domain pengaturan luar,
Puskesmas tersebut seperti kurangnya komitmen pengaturan dalam, karakteristik individu dan
dan dukungan dari para pemangku kepentingan proses. Sedangkan variabel dependen adalah
dalam organisasi, terbatasnya sumberdaya hasil implementasi berdasarkan penerimaan,
keuangan untuk memenuhi standar akreditasi, adopsi, dan kesesuaian(6).
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 01 Maret 2018 • 19
Molyadi, Laksono Trisnantoro: Pelaksanaan Kebijakan Akreditasi Puskesmas
Penilaian Kriteria
-2 Konstruksi memiliki pengaruh negatif dalam organisasi, pengaruh menghambat dalam proses kerja, dan/atau pengaruh menghambat dalam upaya
implementasi
Mayoritas responden yang diwawancarai (minimal 2) menjelaskan contoh secara konkret bagaimana konstruksi tersebut mewujudkan dirinya dalam
cara yang negatif
-1 Konstruksi memiliki pengaruh negatif dalam organisasi, pengaruh menghambat dalam proses kerja, dan/atau pengaruh menghambat dalam upaya
implementasi
Diwawancarai membuat pernyataan umum tentang konstruksi yang mewujudkan dirinya dengan cara yang negatif tetapi tanpa contoh konkret
+1 Konstruksi memiliki pengaruh positif dalam organisasi, pengaruh memfasilitasi dalam proses kerja, dan/atau pengaruh memfasilitasi dalam upaya
implementasi
Diwawancarai membuat pernyataan umum tentang konstruksi yang mewujudkan dirinya dengan cara yang positif tetapi tanpa contoh konkret
+2 Konstruksi memiliki pengaruh positif dalam organisasi, pengaruh memfasilitasi dalam proses kerja, dan/atau pengaruh memfasilitasi dalam upaya
implementasi
Mayoritas responden yang diwawancarai (minimal 2) menjelaskan contoh secara konkret bagaimana konstruksi tersebut mewujudkan dirinya dalam
cara yang positif
20 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 07, No. 01 Maret 2018
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI
I. Pengaturan Luar
7. Budaya organisasi -1 0
Iklim implementasi
9. Kesesuaian +1 +1 +1 +1
IV. Proses
20. Perencanaan -1 -1 +1 +1 *
Keterlibatan
22. 0 0 +1 +1
23. +1 +1 +1 +1
** : Konstruksi kuat sangat membedakan efektivitas pelaksanaan antara unit pelaksana tinggi dan rendah
* : Konsruksi lemah membedakan efektivitas pelaksanaan antara unit pelaksana tinggi dan rendah
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 01 Maret 2018 • 21
Molyadi, Laksono Trisnantoro: Pelaksanaan Kebijakan Akreditasi Puskesmas
22 • Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI, Vol. 07, No. 01 Maret 2018
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI
Perencanaan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 7
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , Vol. 07, No. 01 Maret 2018 • 23