Anda di halaman 1dari 15

KARYA INOVATIF KU DALAM PELAYANAN DI PUSKESMAS

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN DAN GOLONGAN DARAH IBU HAMIL


DAN PERSIAPAN CALON PENDONORNYA PADA DESA SIAGA
DI WILAYAH PUSKESMAS KUAMANG KUNING I

Oleh:
Khairil Anwar,Am.Ak
NIP 19720928 199403 1 004

UPTD PUSKESMAS KUAMANG KUNING I


DINAS KESEHATAN KABUPATEN BUNGO
2016
DAFTAR ISI

JUDUL
DAFTAR ISI ....................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................... 1
1,2 Perumusan Masalah ...................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………. 3
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ...................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan ………………………………… .. 3
BAB II ISI …………………………………. 4
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .…………………………. 8
4.1 Kesimpulan …………………………………. 8
4.2 Saran ………………………….......... 9
BAB IV PENUTUP .................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ………………………………… 11
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kesehatan ibu dan bayi lahir di indonesia masih jauh dari yang diharapkan
karena begitu besarnya jumlah ibu dan bayi yang mati. Diperkirakan 5 juta
kehamilan per tahun berakhir sekitar 20.000 kehamilan dengan kematian ibu.
Demikian juga dengan bayi lahir mati dan bayi baru lahir yang mati, dengan
angka kematian bayi baru lahir sebesar 25 per 1000 kelahiran hidup. Indonesia
memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) tertinggi di ASEAN. Karena itu kesehatan
ibu dan bayi baru lahir menjadi prioritas dalam pelayanan kesehatan
(Anonim,Depkes 2014).
Penyebab langsung kematian ibu yang utama adalah perdarahan (40-50%),
infeksi, eklamsi, partus lama dan aborsi yang terkontaminasi. Komplikasi
kehamilan dan persalinan tersebut dialami oleh 15-20% dari seluruh kehamilan,
kebanyakan terjadi disekitar saat persalinan. Terjadinya komplikasi sulit
diperkirakan sehingga sering muncul secara mendadak dan pertolongannya
memerlukan tindakan yang tepat dan cepat (dalam waktu kurang dari 2 Jam) agar
nyawa ibu dan janinnya dapat diselamatkan (Anonim,Depkes 2014).
Derajat kesehatan ibu yang rendah saat kehamilan, bahkan sejak sebelum
hamil antara lain sekitar 50% ibu hamil menderita anemia, sekitar 30% beresiko
kurang energi kronis menjadi faktor utama yang mempengaruhi kematian ibu
hamil (Anonim,Depkes 2014).
Penyebab utama anemia pada ibu hamil adalah defisiensi besi. Adanya
defisiensi besi pada waktu hamil disebabkan peningkatan produksi Eritrosit yang
membutuhkan ekstra zat besi sehingga cadangan zat besi didalam tubuh
digunakan. Bila keadaan (kekurangan) ini berlanjut akan menyebabkan kadar
Hemoglobin (Hb) berkurang. Karena besi merupakan mineral yang digunakan
untuk sintesis Hb tersebut, yang terbentuk berasal dari pengikatan Protoporfirin
dengan besi (Widman.FK, 1995).
Kadar Hemoglobin menurun selama terjadinya kehamilan dari batas
bawah normalnya, dari penelitian yang berbeda-beda, sangat bervariasi antara 10
dan 12 g/dl. Konsentrasi Hemoglobin menurun selama kehamilan normal,
mencapai titik terendahnya pada saat usia kehamilan 32 minggu, rata-rata
konsentrasi Hemoglobin turun sebanyak 1,5 - 2 g/dl (Hughes,NC-
Jones,Wichkramasinghe,S.N.1995).
Defesiensi zat besi (anemia) ini tidak terlepas dari masalah gizi ibu yang
sedang hamil. Masalah gizi ini tidak saja dialami oleh ibu yang kurang mampu
tetapi juga dialami oleh ibu yang mampu. Bila keadaan gizi ibu yang sedang
hamil tidak baik dapat membahayakan jiwa ibu terutama waktu melahirkan dan
mengganggu pertumbuhan bayi dalam kandungan (Winarno.FG, 1993).
Puskesmas Kuamang Kuning I adalah salah satu Puskesmas yang berada
di Kabupaten Bungo. Sebagian besar penduduknya sebagai petani kelapa sawit,
dimana tingkat ekonomi dan status pendidikan masih relatif rendah. Begitu juga
dengan pengetahuan ibu hamil mengenai gizi dan resiko kehamilan belum begitu
dipahami, sehingga kemungkinan status gizi buruk dan penurunan kadar
Hemoglobin selama kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Kuamang Kuning I
masih tinggi.
Untuk mengantisipasi semua permasalah tersebut di Puskesmas Kuamang
Kuning I mulai tahun 2006 dicanangkan pembentukan desa siaga. Adapun
kegiatan desa siaga tersebut antaralain melakukan pengecekan hemoglobin Ibu
hamil secara rutin pada kunjungan pertama dan kunjungan keempat selama
kehamilan oleh bidan desa atau petugas laboratorium puskesmas pada saat
posyandu atau kegiatan lain yang sudah dijadwalkan, Menyiapkan sedikitnya 4
orang calon pendonor darah yang sama dengan ibu hamil untuk mengantisipasi
kemungkinan transfusi darah.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah “
Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dan Golongan darah ibu hamil dan Persiapan
calon pendonornya pada desa siaga diwilayah kerja Puskesmas Kuamang
Kuning I”
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan Pemeriksaan Hemoglobin dan Golongan Darah Ibu
Hamil serta mempersiapkan calon pendonor darah sebanyak mungkin pada
desa siaga diwilayah Puskesmas Kuamang Kuning I.
1.3.2 Tujuan Khusus
 Meningkatkan pemahaman Ibu Hamil tentang tujuan dam manfaat
pemeriksaan Hemoglobin dan Golongan Darah pada saat kehamilan.
 Mengubah paradigma Ibu Hamil tentang pentingnya Pemeriksaan
Laboratorium pada saat kehamilan.
 Mempersiapkan proses dan persiapan kehamilan seoptimal mungkin
untuk mengantisipasi kemungkinan yang terjadi dengan mempersiap
calon pendonor sebagai salah satu contohnya.
 Mengoptimalkan kualitas tenaga Laboratorium dan Bidan Desa untuk
menunjang mutu pemeriksaan kesehatan Ibu Hamil.
1.3.3 Manfaat Penulisan
Penulisan Makalah ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan penulis sebagai tenaga kesehatan di
fasilitas layanan kesehatan tingkat pertama tentang pentingnya
pemeriksaan Hemoglobin dan Golongan Darah pada Ibu Hamil.
2. Memberikan pertimbangan dan informasi ilmiah bagi tenaga
kesehatan khususnya Bidan desa dilapangan untuk menerapkan
strategi yang tepat dalam menghadapi permasalahan
dilapangan/didesa.
3. Sebagai bahan acuan bagi instansi terkait dalam upaya mengurangi
resiko kematian ibu hamil menuju masyarakat Indonesia yang sehat
dan sejahtera.
BAB II

ISI

Kehamilan merupakan kondisi dimana ibu memiliki resiko yang


berdampak pada kesehatan ibu dan janin, seperti resiko anemia. Anemia adalah
suatu keadaan di mana kadar hemoglobin dalam darah di bawah normal. Hal ini
bisa disebabkan oleh kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, seperti
kekurangan zat besi, asam folat ataupun vitamin B12. Anemia yang paling sering
terjadi terutama pada ibu hamil adalah anemia karena kekurangan zat besi (Fe).
Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi
selama kehamilan. Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang
berdampak buruk terhadap kehamilan maupun persalinan baik bagi ibu dan
bayinya serta memerlukan penanganan hati-hati, termasuk pemeriksaan untuk
mencari penyebab.
Standar pelayanan kebidanan keenam membahas tentang pengelolaan
anemia pada kehamilan yang bertujuan untuk menemukan anemia pada kehamilan
secara dini dan melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia
sebelum persalinan berlangsung. Selama proses bidan harus memeriksa kadar Hb
pada kunjungan pertama dan minggu ke-28, memberikan sedikitnya satu tablet zat
besi selama 90 hari, penyuluhan tentang gizi zat besi, memberikan ibu hamil
terduga anemia satu tablet zat besi 2-3 kali perhari rujuk ibu dengan anemia berat,
menyarankan ibu untuk konsumsi tablet zat besi 4-6 bulan postpartum.
Hemoglobin (Hb) adalah komponen sel darah merah yang berfungsi
menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang, jaringan tubuh
kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses
metabolisme. Menurut Manuaba (2001), haemoglobin adalah molekul protein
pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru-
paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah
berwarna merah.
Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil
mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat jaringan
tubuh janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk memproduksi energi
agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari-hari (Sin sin, 2010).
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah
merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/ dl darah dapat
digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah. Kandungan
hemoglobin yang rendah dengan demikian mengindikasikan anemia.
Pada pemeriksaan dan pengawasan haemoglobin dapat dilakukan dengan
mengunakan metode sahli yang dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu
trimester I (umur kehamilan sebelum 12 seminggu) dan trimester III (umur
kehamilan 28 sampai 36 minggu).
Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu hamil mengalami
hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume 30 % sampai 40 % yang
puncaknya pada kehamilan trimester kedua. Jumlah peningkatan sel darah 18 %
sampai 30 % dan hemoglobin sekitar 19 %. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil
sekitar 11 gr % maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia
kehamilan fisiologis, dan Hb ibu akan menjadi ± 10,5g %.
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah berdasarkan kehadiran
atau ketidakhadiran dari substansi antigen yang menempel pada permukaan sel
darah merah. Antigen ini boleh jadi protein, karbohidrat, glikoprotein, atau
glikopids, tergantung pada sistem penggolongan darah dan juga beberapa antigen
ini juga berada pada sel dari berbagai mcam otot (Blood Typing, Nobleprize).
Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut
antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Dengan kata lain, golongan darah ditentukan oleh jumlah zat
(kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.
Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua
kepada anaknya. Land-Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia
kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini
disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah).
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil ini penting dilakukan untuk
mengetahui golongan darah pada ibu. Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil
dilakukan pada awal kehamilan. Pemeriksaan golongan darah mempunyai
berbagai manfaat dan mempersingkat waktu dalam identifikasi. Golongan darah
penting untuk diketahui dalam hal kepentingan transfusi dan donor yang tepat
(Azmielvita , 2009),
Berikut data pemeriksaan Hemoglobin Ibu Hamil di Laboratorium
Puskesmas Kuamang Kuning I dua Tahun terakhir.
Tabel.3.1.Data Pemeriksaan Hb Bumil tahun 2014
N Jml Sasa Bulan
Desa %
o Bumil ran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Purwasari 154 308 21 23 26 28 20 23 22 29 20 22 25 29 94
2 Lb.Kuamang 75 150 6 7 14 8 9 10 8 9 11 7 8 12 70
3 Sb.Harapan 66 132 5 6 10 6 7 8 6 5 10 6 6 8 63
4 Daya Murni 62 124 6 5 7 4 5 8 3 4 7 6 6 9 56
5 Sb.Mulya 37 74 3 4 6 4 4 6 2 3 5 4 5 7 72
6 Maju Jaya 81 162 6 7 10 5 6 9 4 4 8 7 7 10 52
7 Tirta Mulya 71 142 4 8 8 7 6 10 7 8 9 6 8 10 64
8 Lg.Kuamang 74 148 6 7 9 8 8 10 7 7 8 6 7 8 61
Persetase Pemeriksaan Hb Bumil 67

Tabel.3.2.Data Pemeriksaan Hb Bumil tahun 2015


N Jml Sasa Bulan
Desa %
o Bumil ran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Purwasari 163 326 32 32 34 30 32 36 34 32 36 32 34 20 100
2 Lb.Kuamang 80 160 14 16 18 16 16 22 14 16 18 16 18 14 100
3 Sb.Harapan 72 144 12 14 14 14 16 16 16 14 18 14 16 20 100
4 Daya Murni 71 142 12 16 16 14 14 18 12 14 14 10 14 18 100
5 Sb.Mulya 42 84 8 8 12 12 16 16 10 12 16 6 8 16 100
6 Maju Jaya 52 162 10 10 12 12 14 16 14 14 14 10 8 16 100
7 Tirta Mulya 67 134 12 14 16 8 14 16 16 16 20 14 16 18 100
8 Lg.Kuamang 92 184 16 18 20 18 20 24 18 16 24 18 18 24 100
Persetase Pemeriksaan Hb Bumil 100
Berdasarkan data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi Peningkatan
pemeriksaan Hemoglobin Ibu Hamil yang cukup signifikan dari tahun 2014
sampai tahun 2015.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1 Kesimpulan

Puskesmas Kuamang Kuning I sebagai salah satu Pukesmas Rawat Inap di


Kabupaten bungo dalam memiliki Visi, Misi, dan Strategis Pelayanan Kesehatan
sangat mendukung agar angka kematian Ibu Hamil dapat diturunkan secara
optimal.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis sebagai Ahli teknologi
Laboratorium Medik (ATLM) sekaligus pegawai Puskesmas Kuamang Kuning I
tentunya secara individu memiliki peranan yang sangat signifikan sebagai
pelaksana tenaga yang dapat memonitor dan menjadi motifator dalam
meningkatkan derajat kesehatan Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kuamang
Kuning I.
Sebagai ATLM di Puskesmas Kuamang Kuning I, penulis memiliki strategi-
strategi dalam menghadapi dan mengantisipasi kemungkinan masalah dan kendala
yang mungkin terjadi di Lapangan. dan pada akhirnya dapat mendukung terhadap
peranan Puskesmas Kuamang Kuning I sebagai yang kasus kematian Ibu
hamilnya yang terendah di Kabupaten Bungo Khususnya dan di Propinsi Jambi
Umumnya.
Adapun strategi yang penulis laksanakan sebagai ATLM di Puskesmas
Kuamang Kuning I dalam meningkatkan pemeriksaan Hemoglobin Ibu Hamil di
Laboratorium Puskesmas Kuamang Kuning I adalah sebagai berikut :
1. Melakukan Penyuluhan dan sosialisasi mengenai manfaat pemeriksaan
Hemoglobin dan Golongan Darah Ibu Hamil untuk mewujudkan
kehamilan yang sehat baik untuk ibu maupun janinnya.
2. Melakukan Pemeriksaan dan Pelayanan Laboratorium yang secara
paripurna, terpadu dan bermutu.
3. Mencatat Hasil Pemeriksaan Hemoglobin Ibu Hamil dibuku Kesehatan Ibu
Hamil (KIA BUMIL) dan menganjurkan Ibu Hamil untuk melaporkan
hasilnya dan berkonsultasi kepada Bidan yang direncanakan membantu
proses kelahiran agar hasil laboratorium tersebut dapat dimonitor oleh
bidan tersebut dan dapat mengantisipasi kemungkingan yang terjadi
apabila hasil pemeriksaan Hemoglobinnya tidak memenuhi standar.
4. Melatih Bidan yang berada jauh dari jangkauan pelayanan laboratorium
untuk dapat melakukan pemeriksaan hemoglobin sendiri sehingga semua
ibu hamil yang berada di daerah binaannya mendapat pemeriksaan
hemoglobin minimal 2 kali selama kehamilan.
5. Melatih bidan desa untuk dapat melakukan pemeriksaan hemoglobin
sendiri dilapangan.
6. Menyiapkan sistim pelaporan dan peralatan yang dibutuhkan bidan desa.
1.2 Saran
Beberapa hal yang dapat penulis sarankan antara lain:
1. Mengubah fokus pelayanan yang tadinya hanya berada di Laboratorium
Puskesmas menjadi pelayanan yang dapat dilakukan di Posyandu dan
Polindes yang ada. Strategi yang dilakukan penulis adalah dengan cara
melatih bidan desa dan menyiapkan peralatan dan reagensia yang
dibutuhkan.
2. Menyelenggarakan pelayanan laboratorium paripurna, terpadu dan
bermutu dengan cara :
 Membuat perencanaan, melaksanakan program pelayanan,
mengawasi, mengendalikan, dan mengevaluasi hasil kegiatan
laboratorim di Puskesmas.
 Membuat Hasil pemeriksaan dan register kunjungan laboratorim di
puskesmas.
 Mengevaluasi hasil pencapai pemeriksaan laboratorium melalui
lokakarya mini bulanan.
 Mengatur dan membuat sistim pemeriksaan laboratorim lanjutan
melalui sistem rujukan apabila ditemukan kasus yang tidak bisa
ditangani di lapangan,
 Membuat jadwal turun petugas laboratorim ke lapangan untuk
memonitor dan mengejar target pemeriksaan yang belum tercapai.
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena keterbatasan pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan makalah ini
dikesempatan yang akan datang.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis khusus juga bagi pembaca yang
budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,2014,Kesehatan Reproduksi,Depkes R.I Jakarta
A.V.Hoffbrand,J.E.Pettit,1992,Kapita Selekta Hematologi,Edisi 2,EGC,Jakarta
Bakhri,S,AK,Kalma,1998,Hematologi,Depkes R.I,Ujung Pandang
Emma,S.W,2002,Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi,Trubus
Agriwidya,Jakarta
Gandasoebrata,1985,Penuntun Laboratorium Klinik,Pt.Dian Rakyat,Jakarta
Meriam Stoppard,2002, Panduan mempersiapkan Kehamilan dan Kelahiran
anak calon ibu dan ayah,Pt.Pustaka Pelajar,Yogyakarta
N.C.Hughes-Jones,S.N.Wichramaninghe,1994,Hematologi,EGC,Jakarta
Tjitra,N,1990,Pemeliharaan bayi dan balita,Pt.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta
Winarno,F.G,1995,Pangan,Gizi,Teknologi dan Konsumen,Pt.Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta
Widman,F.K,1995, Tinjauan Klinis atas hasil Pemeriksaan Laboratorium,edisi
IX,EGC,Jakarta.
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Photo Kegiatan Pemeriksaan Hb dan Golongan Darah di Desa

Anda mungkin juga menyukai