SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Kimia
Oleh Ummi
Hanifah NIM:
063711009
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERIWALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. DR. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Telp. (024) 7601295 Semarang
50185 '
Pembimbing I Tanggal
Pembimbing II
PENGESAHA
N a m a NIM
N : Ummi Hanifah :
Fakultas/J urusan
063711009
Judul Skripsi
: Tarbiyah / Tadris Kimia
: Penerapan Pendekatan Inquiry Sebagai Upaya Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam
Pembelajaran Kimia Pada Materi Pokok Tata Nama
Senyawa Organik Dan Anorganik Sederhana Kelas X MAN 1 Pati
Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:
17 Desember 2010
Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan
studi Program Sarjana Strata I (S.l) tahun akademik 2010/2011 guna memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
Semarang, 17 Desember 2010
Dewan Penguji
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Penguji I Penguji II
Pembimbing I Pembimbing II
Dengan penuh kerendahan hati dan iringan doa, sebuah karya sederhana ini
penulis persembahkan kepada:
1. Bapak Drs. H. Asjhari Umar (alm.) dan Ibu Hj. Muti’ah hatur nuwun atas
perhatian, ketulusan kasih sayang, nasehat dan tak henti- hentinya do’a untuk
keberhasilan saya, yang selalu membangkitkan semangat saya di saat saya
lemah.
2. Kakak-kakakku yang selalu memberikan semangat, do’a, dan
dukungannya.
3. Keponakan-keponakanku.
4. Teman-teman kimia ’06 terima kasih atas persahabatan dan persaudaraan
kita yang tak akan terlupakan
5. Keluarga kos tanjung sari, terima kasih karena telah menampung keluh dan
kesahku selama ini.
1
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Kudus: Mubarokatan Toyyibah, 2006), hlm.
63.
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian juga
skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain, kecuali informasi dalam referensi yang
penulis jadikan bahan rujukan.
Ummi Hanifah
NIM. 063711009
ABSTRAK
Ummi Hanifah (NIM: 063711009), Penerapan Pendekatan Inquiry Sebagai Upaya Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran Kimia Pada Materi Pokok
Tata Nama Senyawa Organik Dan Anorganik Sederhana Kelas X MAN 1 Pati.
Mata pelajaran kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau sains
(physical science) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis. Salah satu alternatif mengatasi permasalahannya dengan menggunakan
pendekatan inquiry. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran kimia menggunakan
pendekatan inquiry pada pokok bahasan tata nama senyawa organik dan anorganik
sederhana dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik dan hasil
belajar peserta didik mencapai ketuntasan belajar individual maupun klasikal.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT. Karena dengan
izin dan ridhanya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa
sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang
telah membawa kedamaian dan rahmat untuk semesta alam, yang kepada beliau
diturunkan wahyu illahi Al-Quran, dan ditugasi untuk menjelaskan serta menauladaninya.
Semoga tercurah pula kepada keluarga dan sahabat-sahabat beliau serta seluruh umatnya
yang setia.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi yang berjudul ”PENERAPAN
PENDEKATAN INQUIRY SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI
POKOK TATA NAMA SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK SEDERHANA
KELAS X MAN 1 PATI”, tidak mampu peneliti selesaikan dengan baik tanpa bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik
dari segi bahasa, isi, maupun analisisnya. Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN DEKLARASI................................................................................. iv
HALAMAN ABSTRAK..................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 60
B. Saran .................................................................................................. 61
C. Penutup .............................................................................................. 61
LAMPIRAN ........................................................................................................ 64
Tabel 2.1 : Contoh Rumus Molekul Dan Tata Nama Asam .................................... 23
Tabel 2.2 : Tata Nama Senyawa Basa ...................................................................... 23
Tabel 2.3 : Nama-nama Senyawa Alkana ................................................................ 24
Tabel 2.4 : Perbandingan Nama-nama Senyawa Organik Sederhana ............ 25
Tabel 3.1 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 29
Tabel 4.1 : Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum Pembelajaran Dengan
Pendekatan Inquiry ................................................................................ 39
Tabel 4.2 : Hasil Belajar Kognitif Siklus 1 ......................................................... 44
Tabel 4.3 : Hasil Belajar Kognitif Siklus II ......................................................... 48
Tabel 4.4 : Hasil Belajar Siklus 1 ........................................................................... 53
Tabel 4.5 : Hasil Belajar Siklus II ........................................................................... 55
Tabel 4.6 : Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik........................................... 59
DAFTAR GAMBAR
2
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.1.
3
Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: The University Of Wisconsin,
1961), hlm. 219.
4
Arief S. Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2007), hlm. 2.
5
hlm. 6. Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
Edisi Revisi, hlm.1.
6
Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1990),
Guru merupakan komponen pengajar yang memegang peranan penting dan
utama, karena keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh faktor
guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik melalui
interaksi komunikasi dalam proses belajar mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan
guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi
komunikasi antara guru dengan peserta didiknya. Ketidaklancaran komunikasi
membawa akibat terhadap pesan yang diberikan guru.7 Belajar merupakan usaha untuk
mengubah tingkah laku dalam berpikir, bersikap dan berbuat. Supaya tujuan belajar
dapat optimal, maka diperlukan penerapan strategi belajar mengajar yang tepat. Agar
proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal, maka guru perlu membuat strategi,
yaitu “strategi belajar mengajar”. Kata strategi sendiri dapat diartikan sebagai suatu
rencana kegiatan yang dirancang secara seksama untuk mencapai tujuan. Strategi belajar
mengajar atau strategi pembelajaran adalah suatu rencana kegiatan pembelajaran
yang dirancang secara seksama sesuai dengan tuntutan kurikulum sekolah untuk
mencapai hasil belajar peserta didik yang optimal.
Belajar mengajar adalah suatu istilah yang mengandung makna kegiatan
interaksi antara guru dan peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dikatakan belajar mengajar karena dalam interaksi tersebut akan terjadi pengaruh timbal
balik, artinya bukan hanya peserta didik yang belajar dari gurunya tetapi guru juga akan
banyak belajar dari kegiatan itu. Dengan kata lain guru dan peserta didik adalah dua
komponen yang menentukan dalam kegiatan belajar mengajar. Di dalam proses belajar
mengajar, guru harus memiliki strategi, agar peserta didik dapat belajar secara efektif
dan efisisen, mengena pada tujuan yang diharapkan. 8 Metode mengajar yang baik
adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar peserta didik.9
Mata pelajaran kimia merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam atau sains
(physical science) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis. Salah satu pendekatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan dapat
dilakukan dengan cara menyelidikinya sendiri. Pendekatan dengan cara penyelidikan
7
M. Basyiruddin Usman, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),
hlm.l.
8
Roestijah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm.1.
9
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2009), Cet.10, hlm.76.
dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama “Inquiry’. Pada pendekatan ini apa yang kita
peroleh sebagian besar didasarkan oleh hasil usaha kita sendiri atas dasar-dasar yang kita
miliki. Pengajaran melalui pendekatan inquiry seperti ini tentunya akan membawa
dampak besar bagi perkembangan mental yang positif bagi peserta didik. Sebab melalui
pengajaran ini peserta didik mempunyai kesempatan yang luas untuk mencari dan
menemukan sendiri apa yang dibutuhkan.
Pendekatan inquiry merupakan pendekatan mengajar yang berusaha
meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah. Pendekatan ini
menempatkan peserta didik lebih banyak belajar sendiri, mengemukakan kekreatifan
dalam memecahkan masalah. Peserta didik betul-betul ditempatkan sebagai subyek yang
belajar. Peran guru dalam pendekatan inquiry adalah pembimbing belajar dan fasilitator
belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas
untuk dipecahkan oleh peserta didik sendiri.
Dalam materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana, peserta
didik dapat mendiskusikan dan menamai antara senyawa organik dan anorganik
sederhana. Dengan pendekatan inqury peserta didiklah yang diberi kesempatan untuk
mencari dan menemukan sendiri konsep- konsep tentang penamaan tata nama senyawa
organik dan anorganik sederhana. Karena dengan pendekatan inquiry guru hanya
berperan sebagai fasilitator, motivator, dan menciptakan suasana kondusif.
Dengan mempertimbangkan latar belakang tersebut, maka peneliti merasa
terdorong melakukan penelitian dengan judul : PENERAPAN PENDEKATAN
INQUIRY SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN KIMIA PADA MATERI POKOK
TATA NAMA SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK SEDERHANA KELAS
X MAN 1 PATI.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagaimana upaya meningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
kimia dengan pendekatan Inquiry pada materi pokok tata nama senyawa organik dan
anorganik sederhana kelas X MAN 1 Pati tahun ajaran 2010/2011?
C. Penegasan Istilah
Untuk mengetahui perbedaan penafsiran istilah terhadap judul skripsi ini, maka
berikut ini akan penulis paparkan maksud dari judul skripsi ini:
1. Upaya
Upaya adalah sebagai usaha, akal, ihtiar (untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya.10
2. Peningkatan
Peningkatan adalah sebagai proses, cara perbuatan meningkatkan (usaha
kegiatan dan sebagainya). Meningkatkan adalah menaikkan, mempertinggi,
memperhebat (derajat, tarap dan sebagainya).11
3. Pendekatan Inquiry
10
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), hlm. 1250.
11
Ibid, hlm.1198.
Pendekatan Inquiry adalah pendekatan yang mempersiapkan peserta didik
pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar mencari
jawabannya sendiri. Pendekatan inquiry merupakan pendekatan mengajar yang
berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah. Pendekatan
ini menempatkan peserta didik lebih banyak belajar sendiri dan mengembangkan
kekreatifan peserta didik dalam memecahkan masalah. Peserta didik betul-betul
ditempatkan sebagai subjek belajar.12
4. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.13 Hasil belajar merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam
belajar adalah peserta didik. Hasil belajar juga merupakan hasil proses belajar, atau
proses pembelajaran. Pelaku aktif pembelajaran adalah guru.14 Hasil belajar yang
dinilai dalam penelitian ini adalah aspek kognitif.
5. Tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana
Materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana adalah
menentukan tata nama senyawa anorganik, penamaan senyawa biner, penamaan
senyawa poliatom, tata nama senyawa organik.
Jadi tegasnya dalam judul penelitian ini, peneliti akan meningkatkan hasil
belajar peserta didik dengan pendekatan inquiry pada materi pokok tata nama
senyawa organik dan anorganik sederhana kelas X MAN 1 Pati.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar peserta didik kelas X MAN 1 Pati dengan
12
Nana Sudjana, op. cit., hlm.154.
13
him.200. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik
a. Dapat meningkatkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran dengan
pendekatan Inquiry.
b. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik dalam menemukan
tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana serta menumbuhkan sikap
positif mereka terhadap bidang studi kimia
2. Bagi guru
a. Memberikan wacana tentang pendekatan Inquiry
b. Sebagai bahan pertimbangan guru dalam pembuatan program pembelajaran
c. Dapat memberikan gambaran proses pembelajaran sains sehingga dapat
merangsang dan mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan Inquiry
3. Bagi sekolah
a. Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijaksanaan yang akan diambil
guna meningkatkan mutu hasil belajar
b. Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan pembelajaran untuk
semua pelajaran
4. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan khususnya di bidang pendidikan, yaitu
penerapan pendekatan dalam pembelajaran dalam proses belajar
mengajar. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan pendekatan inquiry..
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori
1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan adalah suatu rencana tentang cara-cara pendayagunaan dan
penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi
(pengajaran). Dalam pendekatan terdapat metode belajar mengajar, yaitu cara atau
jalan untuk mencapai tujuan pengajaran.15 Antara metode dan pendekatan dibedakan,
pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode
lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur- unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran juga berarti
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan keterampilan peserta
didik. Dengan menghadapi sejumlah pembelajar, berbagai pesan yang terkandung
dalam bahan ajar, peningkatan kemampuan pembelajar, dan pemerolehan
pengalaman, maka setiap guru memerlukan pengetahuan tentang pendekatan
pembelajaran.16
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta
didik dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Penerapan
pendekatan dalam proses belajar mengajar diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan dasar dalam diri peserta didik supaya mampu
menemukan dan mengelola perolehannya.
15
Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam System Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Rineka Cipta,
1991), Cet.1, hlm.90.
16
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm.
159.
7
2. Pendekatan Inquiry
Inquiry berasal dari bahasa Inggris “inquiry”, yang secara harfiah berarti
penyelidikan. Carin dan Sund (1975) mengemukakan bahwa inquiry adalah the
process of investigating a problem11 Pendekatan inquiry merupakan pendekatan
mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah.
Pendekatan ini menempatkan peserta didik lebih banyak belajar sendiri dan
mengembangkan kekreatifan peserta didik dalam memecahkan masalah. Peserta
didik betul-betul ditempatkan sebagai subjek belajar.17 18
Peranan guru dalam
pendekatan inquiry adalah pembimbing belajar dan fasilitator belajar. Sehingga
tugas utama bagi guru adalah mempersiapkan strategi pembelajaran inquiry.
Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berfikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan peserta
didik. Sedangkan peranan guru dalam pendekatan inquiry adalah sebagai
pembimbing dan fasilitator. Sasaran utama kegiatan kegiatan pembelajaran Inquiry
adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.19
Pendekatan inquiry di dalam kelas dapat berhasil apabila guru memperhatikan
kriteria sebagai berikut:
a. Membentuk kelompok-kelompok dengan memperhatikan keseimbangan aspek
akademik dan aspek sosial
b. Menjelaskan tugas dan menyediakan umpan balik kepada kelompok dengan
cara yang responsif dan tepat waktu
c. Intervensi untuk meyakinkan terjadinya interaksi antara pribadi secara sehat
dan terdapat dalam kemajuan pelaksanaan tugas
d. Melakukan evaluasi dengan berbagai cara untuk menilai kemajuan berbagai
kelompok dan hasil yang dicapai20
17
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.108.
18
Nana Sudjana, Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2009), Cet.10, hlm.154.
19
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), hlm. 135.
20
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 2009), Cet.2, hlm.
Pendekatan inquiry dalam mengajar termasuk pendekatan modern yang
sangat didambakan untuk dilaksanakan disetiap sekolah. Adapun tuduhan bahwa
sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila pendekatan ini
digunakan. Hal ini dikarenakan:
a. Dengan diterapkannya pendekatan inquiry dalam proses belajar mengajar
seorang guru tidak lagi menjadi sumber informasi yang secara tradisional
bisa diberitahukan atau diceramahkan saja, tetapi peserta didik
diperkenankan untuk belajar sendiri sesuai dengan potensinya.21
b. Pembelajaran dengan pendekatan inquiry peserta didik melakukan suatu
proses mental intelektual dan sosial emosional yang tinggi dan kadar
kreatifan peserta didik dalam belajar akan cukup tinggi pula.22 Tujuan
diterapkannya pendekatan inquiry dalam pembelajaran
adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan
demikian, dalam pendekatan inquiry peserta didik memiliki keunggulan yang dapat
dikemukakan sebagai berikut:
a. Peserta didik tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru.
274.
21
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet.6, hlm. 75.
22
Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2002), Cet.12, hlm. 87.
c. Mendorong peserta didik untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
d. Situasi belajar lebih merangsang.23
Pendekatan inquiry menurut Sund and Trowbridge (1973) dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Inquiry terbimbing (guide inquiry); peserta didik memperoleh pedoman
sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini digunakan
terutama bagi para peserta didik yang belum berpengalaman belajar dengan
metode inquiry, dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan
yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan, dan
sedikit demi sedikit dikurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman
peserta didik. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh
guru. Peserta didik tidak merumuskan permasalahan. Petunjuk yang cukup
luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru.
b. Inquiry bebas (free inquiry); pada inquiry bebas peserta didik melakukan
penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuan. Pada pengajaran ini peserta didik
harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik
permasalahan yang hendak diselidiki. Metodenya adalah inquiry role
approach yang melibatkan pesrta didik dalam kelompok tertentu, setiap
anggota kelompok memiliki tugas sebagai koordinator kelompok,
pembimbing teknis, pencatat data, dan pengevaluasi proses.
c. Inquiry bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry); pada inquiry ini
guru memberikan permasalahan atau problem dan
2
3
Roestiyah N.K, op. cit., hlm. 77.
kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut
melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.24
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan inquiry terbimbing,
karena peserta didik di MAN 1 Pati belum berpengalaman melakukan
pembelajaran dengan pendekatan inquiry, sehingga peserta didik masih
memerlukan bimbingan dari guru selama dalam pembelajarannya. Dalam tahap
awal pembelajaran bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit
dikurangi. Hal ini dilakukan sesuai dengan kemampuan peserta didik.
3. Belajar
a. Pengertian Belajar
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud
dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi:
1) Skinner berpendapat bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat
orang belajar, maka responnya akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila
ia tak belajar maka responnya menurun.25
2) Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan
bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan
isi ingatan mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga
perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke
waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”26
3) Menurut Piaget, pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab individu
melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan.27
Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata,
proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. 28
Belajar juga merupakan suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas lagi dari itu, yakni
24
E Mulyasa, op. cit., hlm.109.
25
Dimyati dan Mudjiono, op. cit., hlm.9.
26
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 1997),
him.84.
27
Dimyati, Mudjiono, op. cit., hlm. 13.
28
Ngalim Purwanto, op. cit, hlm.85.
mengalami.29
Salah satu prinsip psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak begitu
saja memberikan pengetahuan kepada peserta didik, tetapi peserta didiklah yang
harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri. Belajar
menurut teori konstruktivisme adalah membangun pengetahuan sedikit demi
sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep-konsep, atau kaidah
yang siap untuk diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.30
Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam
kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan
pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih
dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.31
Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian
interaksi antara peserta didik dan guru dalam rangka mencapai tujuan.32
Peserta didik perlu dibiasakan untuk memcahkan masalah,
29
Oemar Hamalik, op. cit., hlm 27.
30
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Arruz Media,
2008), hlm 116.
31
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
1999), hlm.37-38.
32
Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002),
Cet.5, hlm.156.
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Guru tidak akan mampu
memberikan semua pengetahuan kepada peserta didik. Peserta didik harus
mengkostruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dan dalam
keagamaan pun (dalam hal ini Islam), belajar merupakan kewajiban bagi
setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat
kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam surat al Mujadilah ayat
11:
b. Hasil Belajar
Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia hasil belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
33
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Kudus: Mubarokatan Toyyibah, 2006),
hlm.543.
nilai tes atau angka yang diberikan guru.33 Berikut ini beberapa pengertian
tentang hasil belajar atau prestasi belajar, antara lain: Menurut Nana Syaodih
Sukmadinata, hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.34
Menurut Nana Sudjana, Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan
yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 35
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.36 37 Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan
puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak
guru, suatu pencapaian tujuan
38
pengajaran.
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku pada
peserta didik. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.38
Hasil belajar merupakan suatu parameter yang dapat digunakan dalam
menentukan berhasil atau tidaknya tujuan suatu pendidikan yang telah
dilaksanakan dalam satuan pendidikan. Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:
1) Ranah kognitif
33
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), hlm.895.
34
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), Cet. I, hlm. 102.
35
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991),
Cet. 6., hlm. 22.
36
Mulyono Abdurrahman, op. cit., hlm.37.
37
Dimyati, Mudjiono, op. cit., hlm.3-4.
38
Nana Sudjana, Penilaian, op. cit., hlm. 3.
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
2) Ranah afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Pada ranah afektif terdapat
beberapa jenis kategori, yaitu: penerimaan, jawaban atau reaksi,
penilaian, organisasi, dan internalisasi.
3) Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik ini merupakan ranah yang berkenaan dengan
hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek
ranak psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.39
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di
sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para peserta didik dalam
menguasai bahan pengajaran.
Jadi, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Tingkah laku sebagai
pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Perubahan sebagai hasil proses dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
perubahan pengertian, pemahaman, keterampilan, kecakapan serta aspek-aspek
lain yang ada pada individu yang belajar.
Hasil belajar yang dinilai dalam penelitian ini adalah ranah kognitif.
Hasil belajar kognitif diperoleh dari tes evaluasi tiap akhir siklus.
Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis perilaku
sebagai berikut:
1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.
39
Ibid, him 22-23
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna
tentang hal yang dipelajari.
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik.
5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.40
40
Dimyati, Mudjiono, op. cit., hlm.26-27.
dan sikap juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Motivasi sebagai
proses di dalam diri individu yang aktif, motivasilah yang mendorong peserta
didik ingin melakukan kegiatan belajar. Minat juga memberi pengaruh
terhadap hasil belajar, karena jika peserta didik tidak mempunyai minat, maka
tidak semangat belajar. Dalam proses belajar, sikap juga mempengaruhi hasil
belajar karena sikap gejala internal yang bereaksi relatif tetap terhadap objek
baik positif maupun negatif 2) Faktor-faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu: a) Lingkungan sosial
(1) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi, dan teman-
teman sekelas.
(2) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan sosial
masyarakat tempat tinggal peserta didik akan mempengaruhi
belajar peserta didik.
(3) Lingkungan sosial keluarga, hubungan antara anggota keluarga,
orang tua, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu peserta
didik melakukan aktivitas belajar dengan baik.
b) Lingkungan non sosial
(1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara disekitarnya.
(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam, pertama, hardware, seperti gedung
sekolah, alat-alat belajar. Kedua, software seperti kurikulum
sekolah, peraturan-peraturan sekolah.
(3) Faktor materi pelajaran, guru dapat memberikan kontribusi yang
positif terhadap aktivitas belajar peserta didik. 41 Faktor
lingkungan juga dapat mempengaruhi hasil belajar
peserta didik, karena pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya
sistem lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan sosial seperti sosial
sekolah, sosial masyarakat, dan juga keluarga dapat memberi dampak
terhadap aktivitas belajar. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat
41
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, op. cit., hlm.19-28.
menjadi motivasi bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di sekolah,
begitupun juga lingkungan nonsosial seperti kondisi lingkungan yang tidak
mendukung juga akan mempengaruhi proses belajar peserta didik.
Contoh :
NaCl = natrium klorida
KH = kalium hidrida
42
Ibid, hlm.76-77.
43
Muchtaridi, Sandri Justiana, Kimia 1, (Jakarta: Yudhistira, 2006), hlm.117.
kation disebut lebih dahulu, diikuti nama anion. Anion poliatom yang
mengandung oksigen sebagai atom pusatnya dan memiliki biloks besar,
diberi akhiran at. Adapun anion poliatom yang memiliki bilangan
oksidasi lebih kecil diberi akhiran it.
Contoh :
K2SO4 = kalium sulfat
K2SO3 = kalium sulfit
Na3PO4 = natrium fosfat
Na3PO3 = natrium fosfit
92.
44
Kristian H. Sugiyarto, Kimia Anorganik I, (Yogyakarta: UNY, edisi revisi, 2004), hlm.
45
James E. Brady, op. cit., hlm. 439-440.
HNO3, H2SO3, dan H2SO4). Senyawa asam memiliki penamaan
khusus, yaitu senyawa asam biner diberi nama dengan menyebut asam
sebagai pengganti hidrogen. Kemudian, menyebut nama atom
berikutnya dengan diakhiri kata ida.
Contoh: HF (asam fluorida), HCl (asam klorida), HBr (asam bromida),
HI (asam iodida), dan H2S (asam sulfida).
Adapun asam poliatom, terbentuk dari oksida nonlogam (oksida
asam) yang bereaksi dengan air.
Contoh:
N2O3 + H2O -
->■ 2HNO2 (bilangan oksidasi N =+3)
N2O5 + H2O -
->■ 2HNO3 (bilangan oksidasi N =+5)
SO3 + H2O ^
H2SO4 (bilangan oksidasi S = +6)
P2O3 + 3H2O
2H3PO3 (bilangan oksidasi P =+3)
P2O5 + 3H2O
2H3PO4 (bilangan oksidasi P =+5)
46
Ibid, hlm. 79-80.
Jumlah atom C Rumus Senyawa Nama
1 CH4 Metana
2 C2H6 Etana
3 C3H8 Propana
4 C4H10 Butana
5 C5H12 Pentana
6 C6H14 Heksana
7 C7H16 Heptana
8 C8H18 Oktana
9 C9H20 Nonana
10 C10H22 Dekana
Tata nama IUPAC untuk senyawa yang lain didasarkan pada tata
nama alkana dengan jumlah atom C yang bersesuaian dengan mengubah
akhiran sesuai dengan nama masing-masing senyawa. Perbandingan nama-
nama senyawa organik sederhana dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Perbandingan Nama-nama Senyawa Organik Sederhana
Jumlah Nama Nama Nama Nama
Atom Alkana Alkena Alkuna Alkohol
1 Metana - - Metanol
B. HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik.47
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti
yang dirumuskan atas dasar terkaan atau conjecture peneliti. Jawaban sementara ini
selanjutnya akan diuji dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian, dan hasil
pengujian itu adalah kesimpulan dan/atau generalisasi yang juga merupakan
temuan-temuan penelitian yang bersangkutan.48
Berdasarkan pada paparan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah: Melalui pembelajaran kimia dengan pendekatan Inquiry maka hasil belajar
peserta didik kelas X MAN 1 Pati pada materi pokok Tata nama senyawa organik
dan anorganik sederhana dapat ditingkatkan.
47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),
Cet.4, hlm.64.
48
Mohammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm.31.
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini di lakukan di MAN 1 Pati. Subjek pelaku tindakan adalah guru
kimia kelas X MAN 1 Pati dan peneliti menjadi pengamat. Sedangkan subjek penerima
tindakan adalah peserta didik kelas X 1 MAN 1 Pati yang berjumlah 26 peserta didik.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti adalah MAN 1 Pati yang berada
di kabupaten Pati.
C. Kolaborator
Salah satu ciri PTK adalah kolaborasi (kerja sama) antara praktisi dan peneliti
dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang
akhirnya melahirkan kesamaan tindakan. Dalam pelaksanan tindakan di dalam kelas,
maka kerjasama (kolaborasi) antara guru dengan peneliti menjadi hal yang sangat
penting. Melalui kerjasama, mereka secara bersama menggali dan mengkaji
permasalahan nyata yang dihadapi guru dan peserta didik di sekolah.53
Dalam pelaksanaannya peneliti akan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran
kimia. Guru mata pelajaran sebagai pelaku penelitian dan peneliti menjadi pengamat.
Pada pelaksanaannya terdapat beberapa kegiatan yang terangkum dalam beberapa
siklus.
5
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
3
him. 63
D. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober - 4
November 2010. Rancangan jac 2g laksanaan penelitian tindakan kelas tertera dalam
Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Waktu (Minggu) ke -
No Rencana Kegiatan
2 3 4 5 1 2 3 4
1 Observasi Awal X
2 Persiapan
a. Menyusun konsep pelaksanaan
X
pembelajaran
X
b. Menyusun instrument penelitian
c. Menyepakati jadwal dan tugas
X
penelitian
X X
d. Diskusi konsep pelaksaan penelitian
3 Pelaksanaan
a. Mempersiapkan bahan
X
pembelajaran
b. Pelaksanaan Siklus I X
X
c. Melakukan refleksi tindakan siklus I
X
d. Pelaksanaan Siklus II X X
e. Melakukan refleksi tidakan siklus II
X
4 Pembuatan Laporan
a. Menyusun konsep laporan
X
penelitian
b. Penyelesaian laporan X
E. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam
49
bahasa Inggris sering disebut Classroom Action Research, disingkat CAR
Penelitian tindakan kelas adalah riset tindakan (action research) yang dilakukan
dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK
merupakan proses pengkajian berdaur dari berbagai kegiatan pembelajaran. PTK
menawarkan peluang sebagai strategi pengembangan kinerja melalui pemecahan
masalah-masalah pembelajaran (teaching-learning problems solving), sebab
pendekatan penelitian ini menempatkan guru sebagai peneliti sekaligus sebagai
agen perubahan.50 Penelitian tindakan kelas ini didasarkan atas empat konsep
pokok yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),
dan refleksi (reflection).
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan yaitu merencanakan waktu penelitian dan menyusun
instrumen penelitian yang meliputi kisi-kisi dan butir soal. Rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) dan observasi
kerja peserta didik.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan yaitu melakukan penelitian tindakan kelas sesuai
dengan rencana yang sudah ditetapkan dan prosedur yang akan diterapkan.
Pada tahap ini dilaksanakan pendekatan inquiry dalam pembelajaran kimia
dengan langkah-langkah yang sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), dan para peserta didik mengikuti pembelajaran dengan
panduan lembar kerja siswa (LKS).
hlm. 649
Ibid, hlm. 58.
50
Masnur Muslih, Melaksanakan PTK itu Mudah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet.3,
3. Pengamatan
Pengamatan yaitu urutan tentang hasil pengamatan dan penafsiran
data mengenai proses dan hasil tindakan yang telah diperoleh. Pengamatan
dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tujuan
pengamatan ini adalah untuk mengamati dan menilai kinerja peserta didik
dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
4. Analisis dan refleksi
Tahap ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, dan
kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya.51
Dalam tahap ini diuraikan tentang hasil observasi dan evaluasi yang
berkaitan dengan proses pelaksanaan. Data yang berupa hasil belajar dan
kinerja peserta didik dalam mengikuti proses ini dianalisis. Hasil refleksi
kegiatan digunakan untuk mengkaji pencapaian tujuan penelitian, yakni
mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik.
Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian
terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah
dari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui
siklus berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang,
tindakan ulang dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
5
6
Suharsimi Arikunto, dkk, op. cit., hlm. 80.
Prosedur penelitian tersebut secara garis besar dapat dijelaskan dengan
Gambar 3.1 berikut.52
1
Tindakan I ----- Tindakan I
Refleksi I
Permasalahan
Rencana Pelaksanaa
Baru hasil
Tindakan n Tindakan
Refleksi
II II
Permasalahan ■q
Refleksi
Terselesaikan II Pengamatan
Pengumpulan Data
52
Ibid, hlm. 16.
3) Peneliti menyiapkan materi yang akan didiskusikan sebagai sumber belajar
dan LKS sebagai reverensi.
4) Peneliti menyiapkan instrument penelitian, pendokumentasian, dan
evaluasi.
b. Pelaksanaan (Action)
Tahap pelaksanaan dilaksanakan di dalam kelas dengan melakukan
kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Adapun
pembelajaran pada materi tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana
adalah sebagai berikut.
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tata nama senyawa organik dan
anorganik sederhana, memotivasi peserta didik terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah.
2) Guru mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut dan membagi LKS yang telah disediakan.
3) Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi tata nama
senyawa organik dan anorganik sederhana dari LKS yang telah disiapkan
untuk melaksanakan penemuan dan pemecahan masalahnya.
4) Guru membantu peserta didik merencanakan dan menyiapkan resume
tentang tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana.
5) Guru dan peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lakukan.
c. Pengamatan ( Observing)
Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan.
1) Selama proses pembelajaran untuk mengetahui keaktifan siswa dalam melakukan
kegiatan .
2) Pemahaman konsep dan hasil/ tes akhir.
3) Keberhasilan dan hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai
dengan harapan penelitian. d. Refleksi (Reflecting)
Dalam tahap ini merupakan kegiatan menganalisa, mensintesa dari
hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada siklus I berlangsung dan
diadakan ulangan harian yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar baik
secara individu maupun klasikal.
Bila ternyata pada tahap ini seluruh peserta didik belum mencapai
standar ketuntasan minimal, maka langsung dilanjutkan dengan siklus II.
7. Siklus II
Pada siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I dengan memperhatikan
hasil observasi, hasil diskusi dengan kolaborator, serta hasil belajar peserta didik juga
mengetahui ketuntasan belajar peserta didik secara individu maupun klasikal, maka
peneliti bersama kolaborator merencanakan proses pembelajaran selanjutnya.
Adapun langkah - langkah pada siklus II adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus
II dengan melakukan revisi sesuai dengan hasil refleksi siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan
Peserta didik melaksanakan kegiatan belajar sesuai dengan
perencanaan pembelajaran yang telah ditentukan. Pada siklus II pelaksanaan
pembelajaran perlu dimodifikasi, sehingga diharapkan akan lebih memberi
motivasi dan semangat peserta didik dalam belajar.
c. Pengamatan ( Observasi )
Guru dan kolaborator melakukan pengamatan yang sama pada siklus I.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus kedua ini dilakukan untuk melakukan
penyempurnaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inquiry
yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana kelas X
MAN 1 Pati tahun ajaran 2010/1011.
53
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Edisi Revisi, (Jakarta:
5
Rineka Cipta,
9 2006), Cet.13, hlm.223
Ibid. 158
6
0 Ibid. 156
pembelajaran yang digunakan dan kelengkapan sarana prasarana serta pengaturan
kelas dan hal-hal lain yang berkaitan dengan penelitian.
G. Analisis Data
Penelitian ini mengunakan metode deskriptif analitis dengan menggunakan
daftar nilai kognitif peserta didik. Selanjutnya, data tersebut diperoleh pada tiap siklus
dianalisis secara deskriptif dengan menghitung percentages correction. Menurut
Sugiyono deskriptif analitis adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi.56 Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik, digunakan daftar nilai
kognitif. Dalam menganalisis data digunakan rumus sebagai berikut:
Hasil belajar kognitif peserta didik dihitung sebagai berikut
Nilai
Rata-rata hasil belajar peserta didik dihitung sebagai berikut:
Keterangan:
56
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008),
hlm.147
57
Sudjana, Metoda Statistik, (Bandung: Tarsito, 2005), edisi ke-6, hlm.423
P = Prosentase ketuntasan belajar klasikal
£n1 = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar (nilai > 6,5)
£n = Jumlah seluruh peserta didik
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah:
1. Meningkatnya hasil belajar peserta didik kelas X MAN 1 Pati pada materi
pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana.
2. Tercapainya ketuntasan belajar klasikal yang menurut guru mata pelajaran
dapat dilihat pada nilai belajar peserta didik minimal 85% peserta didik mendapat
nilai lebih besar atau sama dengan 65.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
38
peserta didik sebelum pembelajaran dengan pendekatan Inquiry dapat dilihat
pada Tabel 4.1
Tabel 4.1. Hasil Belajar Peserta Didik Sebelum Pembelajaran
Dengan Pendekatan Inquiry
No. Nama Nilai
1 Achmad Ridwan Sanusi 70
2 Afinda Alfian Nisa 65
3 Aqif Muttaqin 50
4 Deviana Rachmawati 65
5 Dwi Budi Jumarno 65
6 Efrina Fitriyani 60
7 Galih Bintang Mulia 65
8 Harni 65
9 Lin Ardiana 60
10 Joko Sujatno 45
11 Kukuh Yogi Hermawan 40
12 Mar’atus Sholihah 60
13 Moh. Alamsyah 60
14 Moh. Ulin Nuha 65
15 Nensiana Lestari 60
16 Nur Halimah 50
17 Nur Sekha Ulya 55
18 Putri Novita Sari 65
19 Rina Wiji Astuti 60
20 Rudi Setiawan 55
21 Siti Afifatun Ni’mah 60
22 Sri Ayu Lestari 55
23 Tana Bagus Septiawan 65
24 Yuyun lutfiana 60
25 Zainal Arif 45
26 Zainal Mahasin 60
Jumlah 1525
Rata-rata 58,65
Berdasarkan hasil nilai ulangan harian materi kimia peserta didik kelas
X MAN 1 Pati sebelum penelitian diperoleh bahwa peserta didik yang
mencapai standar ketuntasan hanya 9 peserta didik yaitu dengan nilai 65.
Banyaknya peserta didik yang belum mencapai standar
ketuntasan menunjukkan rendahnya pemahaman peserta didik terhadap
materi kimia.
Mencermati masalah di atas, peserta didik memerlukan suatu
pendekatan yang dianggap cocok dengan materi tata nama senyawa organik dan
anorganik sederhana. Pendekatan yang dapat membantu peserta didik dalam
memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila peserta didik
mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya.
Pendekatan pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha
meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
peserta didik dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Penerapan pendekatan dalam proses belajar mengajar diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam diri peserta didik
supaya mampu menemukan dan mengelola perolehannya.
Berdasarkan kondisi peserta didik sebelum penelitian maka peneliti
tertarik meningkatkan keaktifan peserta didik, membuat pembelajaran menjadi
tidak membosankan dan meningkatkan hasil belajar yaitu ranah kognitif dengan
pendekatan inquiry.
Langkah yang diambil peneliti yaitu menerapkan pendekatan
pembelajaran yang efektif, yang dapat membantu para peserta didik untuk
mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar
yaitu dengan pendekatan inquiry. Strategi dalam pembelajaran inquiry adalah
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara
kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Proses berfikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui tanya jawab antara guru dan peserta didik. Sedangkan peranan guru dalam
pendekatan inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator.
Tujuan diterapkannya pendekatan inquiry dalam pembelajaran adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian
dari proses mental. Dengan demikian, dalam pendekatan inqury peserta didik
tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
3. Perlakuan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam
bahasa Inggris sering disebut Classroom Action Research, disingkat CAR.58
Penelitian tindakan kelas adalah riset tindakan (action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya.
Strategi pembelajaran dengan pendekatan inquiry bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, kritis atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Strategi pembelajaran dengan pendekatan inquiry tidak hanya menuntut peserta
didik agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat
menggunakan potensi yang dimilikinya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan inquiry
terbimbing, karena peserta didik di MAN 1 Pati belum berpengalaman melakukan
pembelajaran dengan pendekatan inquiry, sehingga peserta didik masih
memerlukan bimbingan dari guru selama dalam pembelajarannya. Dalam tahap
awal pembelajaran bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit
dikurangi.
Karena penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
bila setelah dilakukan perlakuan pada siklus I dan hasil belajar peserta didik
belum mencapai standar ketuntasan minimal, maka kegiatan pembelajaran
dapat dilanjutkan dengan siklus selanjutnya.
63
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 58.
B. Hasil Penelitian
Penelitian penerapan pembelajaran dengan pendekatan inquiry telah
dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X 1 materi pokok
tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana pada MAN 1 PATI semester
gasal tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan melalui model penelitian
tindakan kelas menggunakan dua siklus tindakan. Setiap siklus terdiri
atas tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
1. Siklus I
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan oleh peneliti dengan ibu
Herlina Susilowati sebagai guru mitra atau kolaborator peneliti sekaligus sebagai
pengampu mata pelajaran kimia di kelas X 1. Materi pembelajaran pada siklus I
meliputi tata cara penulisan nama senyawa biner dan senyawa poliatomik. Tahapan-
tahapan dari siklus I diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Daftar nilai, data keadaan kelas dan hasil pembelajaran sebelum
penelitian sudah tersusun.
2) Peneliti mempersiapkan Silabus dan RPP pembelajaran siklus I
3) Peneliti menyiapkan materi yang akan didiskusikan sebagai sumber
belajar dan LKS sebagai reverensi
4) Alat evaluasi (soal tes) untuk melihat keberhasilan peserta didik dalam
penguasaan kompetensi, Soal terdiri dari 10 soal esay
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran tata nama senyawa organik dan
anorganik sederhana, memotivasi peserta didik terlibat dalam aktivitas
pemecahan masalah
2) Guru mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut dan membagi LKS yang telah disediakan.
3) Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi tata nama
senyawa organik dan anorganik sederhana dari LKS yang telah disiapkan
untuk melaksanakan penemuan dan pemecahan masalahnya
4) Peserta didik mendiskusikan materi tata cara penulisan nama senyawa
biner dan senyawa poliatomik
5) Guru membantu peserta didik merencanakan dan menyiapkan resume
tentang tata cara penulisan nama senyawa biner dan senyawa poliatomik
6) Guru dan peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lakukan
7) Guru membagikan soal tes siklus I kepada peserta didik
8) Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk mengerjakan soal tes
siklus I
9) Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
c. Pengamatan (Observing)
Peneliti dan kolaborator melakukan pengamatan.
1) Selama proses pembelajaran masih banyak peserta didik yang malu-malu
bertanya pada kelompok lain
2) Dalam satu kelompok hanya satu peserta didik yang aktif mengemukakan
pendapatnya dan mengembangkan kemampuan- kemampuan dasar dalam
diri mereka
3) Peserta didik belum dapat mengkondisikan waktu dengan baik
4) Penjelasan dari guru masih kurang dalam memberikan bimbingan pada
peserta didik
d. Refleksi (Reflecting)
Setelah melakukan pengamatan terhadap semua tindakan pada
pembelajaran siklus I, diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
1) Kerjasama peserta didik dalam kelompok masih kurang, sehingga diskusi
belum berjalan sebagaimana mestinya.
2) Diskusi masih berjalan satu arah, yaitu hanya satu kelompok satu peserta
didik yang menguraikan pendapatnya.
3) Masih banyak peserta didik yang tidak mendengarkan pendapat
temannya.
4) Pengkondisian waktu belum tertata dengan baik, sehingga peserta didik
merasa batas waktu yang diberikan kurang.
5) Penjelasan yang diberikan oleh guru kepada peserta didik masih kurang,
sehingga peserta didik belum cukup paham dengan materi yang diberikan.
Adapun rincian hasil tes siklus I adalah:
Nilai
^ jawabanbenar x 100%
^ soal
Sesuai dengan cara perhitungan di atas didapatkan hasil belajar kognitif peserta
didik pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.2. Hasil Belajar Kognitif Siklus I
No. Nama Nilai
1 Achmad Ridwan Sanusi 80
2 Afinda Alfian Nisa 65
3 Aqif Muttaqin 60
4 Deviana Rachmawati 70
5 Dwi Budi Jumarno 65
6 Efrina Fitriyani 65
7 Galih Bintang Mulia 55
8 Harni 65
9 Lin Ardiana 60
10 Joko Sujatno 50
11 Kukuh Yogi Hermawan 65
12 Mar’atus Sholihah 65
13 Moh. Alamsyah 50
14 Moh. Ulin Nuha 70
15 Nensiana Lestari 65
16 Nur Halimah 55
17 Nur Sekha Ulya 65
18 Putri Novita Sari 70
\9 Rina Wiji Astuti 60
20 Rudi Setiawan 65
2\ Siti Afifatun 60
22 Sri Ayu Lestari 60
23 Tana Bagus 65
24 Yuyun lutfiana 65
25 Zainal Arif 50
26 Zainal Mahasin 65
Jumlah \630
Rata-rata 62,69
b. Rata-rata hasil belajar kognitif peserta didik
Rata-rata hasil belajar peserta didik dihitung
sebagai berikut:
Keterangan:
X = Nilai rata-rata hasil belajar
XX = Jumlah nilai seluruh
peserta didik N =
Banyaknya peserta didik
Sesuai dengan cara perhitungan di atas
didapatkan rata-rata hasil belajar kognitif
peserta didik didapatkan hasil:
X=
c 1630 26 62,
. Ketunta 69
san
belajar klasikal peserta didik
Ketuntasan belajar klasikal peserta didik
dihitung sebagai berikut: T n\
P = 4^— x \00%
Keterangan:
P = Prosentase ketuntasan belajar klasikal
Xn\ = Jumlah peserta didik yang tuntas
belajar (nilai > 6,5)
Xn = Jumlah seluruh peserta didik
Sesuai dengan cara perhitungan di atas
didapatkan ketuntasan belajar klasikal peserta
didik didapatkan hasil:
P = — x 100% = 61,53 %
26
Setelah melakukan pembelajaran pada siklus I didapatkan hasil bahwa jumlah
ketuntasan belajar klasikal peserta didik dengan nilai > 6,5 hanya 16 peserta didik.
Jumlah ini belum memenuhi indikator keberhasilan karena hanya mencapai
ketuntasan belajar klasikal sebesar 61,53%.
2. Siklus II
Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I, pembelajaran pada siklus II
masih mencakup materi pokok tata nama senyawa sederhana dengan pokok bahasan
menuliskan nama senyawa organik sederhana, tata nama senyawa asam dan tata nama
senyawa basa. Tahapan-tahapan siklus II diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
1) Peneliti mempersiapkan Silabus dan RPP pembelajaran siklus II
2) Peneliti menyiapkan materi yang akan didiskusikan sebagai sumber belajar
dan LKS sebagai reverensi
3) Alat evaluasi (soal tes) untuk melihat keberhasilan peserta didik dalam
penguasaan kompetensi. Soal terdiri dari 10 soal esay
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
1) Guru menjelaskan tujuan nama senyawa organik sederhana, tata nama
senyawa asam dan tata nama senyawa basa, memotivasi peserta didik terlibat
dalam aktivitas pemecahan masalah
2) Guru mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
tersebut dan membagi LKS yang telah disediakan.
3) Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi nama
senyawa organik sederhana, tata nama senyawa asam dan tata nama senyawa
basa dari LKS yang telah disiapkan untuk melaksanakan penemuan dan
pemecahan masalahnya
4) Peserta didik mendiskusikan nama senyawa organik sederhana, tata nama
senyawa asam dan tata nama senyawa basa
5) Guru membantu peserta didik merencanakan dan menyiapkan resume tentang
nama senyawa organik sederhana, tata nama senyawa asam dan tata nama
senyawa basa
6) Guru dan peserta didik melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lakukan
7) Guru membagikan soal tes siklus II kepada peserta didik
8) Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk mengerjakan soal tes
siklus II
9) Peserta didik mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
c. Pengamatan (Observing)
Hasil dari pengamatan selama pembelajaran pada Siklus II:
1) Peran serta peserta didik dalam kelompoknya lebih aktif, kerjasama peserta
didik dalam kelompoknya meningkat sehingga banyak ide-ide yang
diungkapkan untuk menyelesaikan permasalahan
2) Proses tanya jawab yang dalam kegiatan pembelajaran berlangsung lebih baik
3) Hasil presentasi yang dilakukan peserta didik dianalisis dengan baik oleh
guru sehingga peserta didik mampu menyimpulkan materi dengan baik dan
benar
d. Refleksi (Reflecting)
Setelah melakukan pengamatan terhadap semua tindakan pada
pembelajaran siklus II, diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
1) Kerjasama peserta didik dalam kelompok sudah baik, sehingga diskusi bisa
berjalan sebagaimana mestinya.
2) Tidak ada peserta didik yang ramai sendiri dan sudah banyak peserta didik
yang berani berpendapat dan bertanya pada guru.
3) Pengkondisian waktu sudah tertata dengan baik.
4)Hasil belajar peserta didik sudah mencapai
indikator keberhasilan yang ditetapkan
yaitu ketuntasan belajar klasikal peserta
didik minimal 85% peserta didik
mendapat nilai > 65.
Adapun rincian dari hasil pembelajaran
pada siklus II adalah:
a. Hasil belajar kognitif peserta didik
Hasil belajar kognitif peserta didik
dihitung sebagai berikut
V jawabanbenar
Nilai = ^-------- x 100%
V soal
Sesuai dengan cara perhitungan di atas
didapatkan hasil belajar kognitif peserta
didik pada siklus I dapat dilihat pada Tabel
4.2.
Tabel 4.3. Hasil Belajar Kognitif Siklus II
No Nama Nila
1 Achmad Ridwan 90
2 Afinda Alfian 75
3 Aqif Muttaqin 65
4 Deviana 75
5 Dwi Budi 70
6 Efrina Fitriyani 65
7 Galih Bintang 75
8 Harni 85
9 Lin Ardiana 60
10 Joko Sujatno 80
11 Kukuh Yogi 75
12 Mar’atus 75
13 Moh. Alamsyah 65
14 Moh. Ulin Nuha 80
15 Nensiana Lestari 75
16 Nur Halimah 80
17 Nur Sekha Ulya 85
18 Putri Novita Sari 75
19 Rina Wiji Astuti 60
20 Rudi Setiawan 65
21 Siti Afifatun 65
22 Sri Ayu Lestari 70
23 Tana Bagus 65
24 Yuyun lutfiana 60
25 Zainal Arif 65
26 Zainal Mahasin 65
Jumlah 1865
Rata-rata 71,73
-T x
X=
N
Keterangan:
X = Nilai rata-rata hasil belajar
XX = Jumlah nilai seluruh peserta didik N =
Keterangan:
P = Prosentase ketuntasan belajar klasikal
Xn1 = Jumlah peserta didik yang tuntas belajar (nilai > 6,5)
Xn = Jumlah seluruh peserta didik
Sesuai dengan cara perhitungan di atas didapatkan ketuntasan belajar
klasikal peserta didik didapatkan hasil:
— x 100% = 88,46 % 26
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan yang diperoleh dari
penelitian menunjukkan bahwa pada siklus II pembelajaran sudah cukup baik dari siklus
sebelumnya. Meningkatnya hasil belajar peserta didik yang ditandai dengan rata-rata
hasil belajar peserta didik dan
ketuntasan belajar klasikal peserta didik
sudah mencapai indikator keberhasilan yang
dicapai yaitu mendapatkan nilai > 6,5.
Sehingga peneliti dan guru memutuskan
tidak perlu diadakan siklus berikutnya.
C. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas, dengan subjek satu kelas yang
berjumlah 26 peserta didik. Penelitian
dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I dan
siklus II. Sebelum penelitian, terlebih dahulu
diadakan observasi untuk mengetahui kondisi
awal peserta didik sebelum memperoleh
penerapan pembelajaran dengan pendekatan
inquiry. Pada observasi tersebut didapati peserta
didik kurang antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran kimia karena guru
masih menggunakan metode ceramah yang
membosankan dan hasil belajar kimia peserta
didik belum mencapai KKM. Hasil
pengamatan pada tiap siklusnya didapatkan
hasil sebagai berikut:
1. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I
merupakan pembelajaran dengan materi
pokok tata nama senyawa organik dan
anorganik sederhana yang meliputi tata cara
penulisan nama senyawa biner dan nama
senyawa poliatomik. Pendekatan Inquiry mulai
diperkenalkan pada peserta didik dalam
pembelajaran ini.
Penerapan pendekatan inquiry pada
kegiatan pembelajaran siklus I kurang
optimal. Kegiatan pembelajaran hanya
didominasi oleh beberapa peserta didik.
Keaktifan peserta didik dalam
mengungkapkan pendapat belum merata.
Hanya sebagian peserta didik saja yang mau
mengembangkan kemampuan-kemampuan
dasar dalam diri mereka.
Dalam kegiatan pembelajaran pada
siklus I, peserta didik mempraktikkan
pembelajaran dengan pendekatan inquiry pada
materi pokok tata nama senyawa organik dan
anorganik sederhana yang meliputi tata cara
penulisan nama senyawa biner dan nama
senyawa poliatomik. Akan tetapi keaktifan
peserta didik dalam mengungkapkan
pendapat- pendapatnya belum terlihat dalam kegiatan pembelajaran
dengan pendekatan inquiry.
Karena ini adalah pengalaman pertama peserta didik dalam menggunakan
pendekatan inquiry, sehingga guru lebih banyak memberikan bimbingan dan
pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan,
dan sedikit demi sedikit dikurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman
peserta didik. Pembelajaran dalam siklus I, pelaksanaannya sebagian besar
perencanaan dibuat oleh guru. Peserta didik tidak merumuskan permasalahan.
Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data
diberikan oleh guru.
Selain memberikan bimbingan pengarahan yang cukup luas, dalam
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inquiry pada siklus I ini, guru juga
memperhatikan kriteria sebagai berikut:
e. Membentuk kelompok-kelompok dengan memperhatikan keseimbangan
aspek akademik dan aspek sosial.
f. Menjelaskan tugas dan menyediakan umpan balik kepada kelompok dengan
cara yang responsif dan tepat waktu.
g. Intervensi untuk meyakinkan terjadinya interaksi antara pribadi secara sehat
dan terdapat dalam kemajuan pelaksanaan tugas.
h. Melakukan evaluasi dengan berbagai cara untuk menilai kemajuan berbagai
kelompok dan hasil yang dicapai.59
Walaupun guru sudah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi
kegiatan pembelajaran dengan penerapan pendekatan inquiry pada siklus I
dengan materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana yang
meliputi tata cara penulisan nama senyawa biner dan nama senyawa poliatomik
berjalan kurang lancar, hal ini dikarenakan dalam proses diskusi dengan pendekatan
inquiry dalam satu kelompok hanya satu peserta didik yang aktif mengemukakan
pendapatnya dan mengembangkan kemampuan-kemampuan dasar dalam diri
mereka.
Proses tanya jawab antara peserta didik dengan guru dan peserta didik dengan
peserta didik lainnya juga masih kurang. Sebagian peserta didik masih malu-malu
untuk bertanya pada kelompok lain dan mengutarakan hasil diskusinya didepan
kelas. Pada pembelajaran siklus I peserta didik belum dapat mengkondisikan
waktu dengan baik, sehingga peserta didik merasa batas waktu yang diberikan
oleh guru dalam kegiatan pembelajaran masih kurang.
Dalam pembelajaran siklus I ada beberapa faktor dari dalam guru dan
peserta didik yang mempengaruhi proses pembelajaran ini berlangsung, yaitu:
a. Faktor Guru
Kinerja guru selama pembelajaran berlangsung sangat membantu
peserta didik memecahkan masalah dalam diskusi. Catatan kekurangan guru
dalam pembelajaran siklus I adalah kurang menguasai rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan maksimal. Guru juga kurang bisa mengkondisikan peserta
didik sehingga peserta didik merasa waktu yang diberikan kurang.
59
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 2009), Cet.2, hlm.274
b. Faktor Pesera Didik
Hasil pengamatan pada peserta didik siklus I menunjukkan kurang
kerjasama peserta didik dalam diskusi. Masih banyak peserta didik yang tidak
mau menguraikan pendapatnya, yaitu hanya satu kelompok satu orang peserta
didik yang menguraikan pendapatnya.
Hasil belajar peserta didik siklus I diperoleh dari tes akhir siklus I. Hasil
pengamatan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan
materi pokok tata nama senyawa organik dan anorganik sederhana yang meliputi
tata cara penulisan nama senyawa biner dan nama senyawa poliatomik menunjukkan
keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan inquiry, hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya hasil belajar peserta didik. Namun peningkatan
hasil belajar ini belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti inginkan
peserta didik pada siklus I
karena ketuntasan belajar
hanya mencapai 61,53%. Hasil belajar dari
siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.4. Hasil Belajar Siklus I
N Pencapaian Hasil
1 Jumlah nilai 1630
2 Rata-rata skor 62,69
3 Nilai minimum 50
4 Nilai maksimum 80
5 Jumlah peserta didik 16
6 Jumlah peserta didik 10
7 Ketuntasan belajar 61,53%
Hasil belajar peserta didik pada siklus I
diperoleh nilai rata-rata 62,69. Peserta didik
yang tuntas belajar sebanyak 16 peserta didik
dan tidak tuntas belajar sebanyak 10 peserta
didik. Sesuai dengan indikator keberhasilan
yang diharapkan nilai rata-rata yang
diperoleh belum memenuhi nilai rata-rata
yang diharapkan yaitu > 65. Sedangkan
ketuntasan belajar secara klasikal juga belum
terpenuhi. Suatu kelas dikatakan tuntas
belajar bila kelas tersebut telah terdapat >23
dari 26 peserta didik yang memperoleh nilai
> 65. Sehingga perlu perbaikan- perbaikan
dalam pembelajaran berikutnya (Siklus II)
agar indikator keberhasilan peserta didik
tercapai.
Dari proses pembelajaran yang terjadi,
hasil belajar peserta didik pada siklus I
belum berhasil, masih banyak yang harus
dibenahi. Setelah melakukan pengamatan
terhadap semua tindakan pada pembelajaran
siklus I, diperoleh hasil refleksi sebagai
berikut :
a. Kerjasama peserta didik dalam kelompok
masih kurang, sehingga diskusi belum
berjalan sebagaimana mestinya.
b. Diskusi masih berjalan satu arah, yaitu
hanya satu kelompok satu peserta didik
yang menguraikan pendapatnya.
c. Masih banyak peserta didik yang tidak
mendengarkan pendapat temannya.
d. Pengkondisian waktu belum tertata dengan
baik, sehingga peserta didik merasa batas
waktu yang diberikan kurang.
e. Penjelasan yang diberikan oleh guru
kepada peserta didik masih kurang,
sehingga peserta didik belum cukup
paham dengan materi yang diberikan.
Dari hasil evaluasi pembelajaran
tersebut, ada suatu tindakan yang dilakukan
pada tahap berikutnya yaitu siklus II. Upaya
untuk meningkatkan hasil belajar peserta
didik agar pembelajaran berhasil adalah
dengan meningkatkan motivasi peserta didik
sehingga dapat meningkatkan partisipasi
anggota kelompok presentasi.
2. Siklus II
Proses pembelajaran pada siklus II
merupakan kelanjutan dari siklus I. Dalam
pembelajaran pada siklus II, guru berusaha
semaksimal mungkin membantu peserta
didik dalam diskusi dengan memberikan
pengarahan yang maksimal. Dalam kegiatan
pembelajaran siklus II peserta didik sudah
dapat memanfaatkan waktu dengan lebih
baik, sehingga diskusi dapat berjalan dengan
lancar. Peserta didik juga sudah berani
mengungkapkan pendapat dan pertanyaan
sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik.
Dalam kegiatan pembelajaran pada
siklus II, peserta didik mempraktikkan
pembelajaran dengan pendekatan inquiry pada
materi pokok tata nama senyawa organik dan
anorganik sederhana yang meliputi tata nama
senyawa organik, tata nama Asam dan Basa.
Materi ini merupakan kelanjutan dari materi
pembelajran pada siklus I. Kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan inquiry pada
siklus II peserta didik mulai aktif
mengungkapkan pendapat-pendapatnya dan
mau mengembangkan kemampuan-
kemampuan dasar dalam diri mereka.
Karena ini adalah kelanjutan dari
kegiatan pembelajaran pada siklus I, dalam
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan
inquiry pada siklus II ini bimbingan dan
pengarahan yang guru berikan sedikit demi
sedikit dikurangi, sesuai dengan
perkembangan pengalaman peserta didik.
Namun dalam pelaksanaannya sebagian
besar perencanaan dibuat oleh guru. Peserta
didik tidak merumuskan permasalahan.
Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana
menyusun dan mencatat data masih
diberikan oleh guru.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan
penerapan pendekatan inquiry pada siklus II
dengan materi pokok tata nama senyawa
organik dan anorganik sederhana yang
meliputi tata nama senyawa organik, tata
nama Asam dan Basa berjalan dengan lancar.
Hal ini dikarenakan pada proses diskusi
dengan pendekatan inquiry dalam satu
kelompok peserta didik sudah lebih aktif
mengemukakan pendapatnya. Proses tanya
jawab antara peserta didik dengan guru dan
peserta didik dengan peserta didik lainnya
sudah berjalan dengan lancar. Sebagian
peserta didik tidak lagi malu-malu untuk
bertanya pada kelompok lain dan
mengutarakan hasil diskusinya di depan
kelas. Pada pembelajaran siklus II peserta
didik sudah dapat mengkondisikan waktu
dengan baik, sehingga peserta didik dapat
memanfaatkan waktu yang diberikan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran dengan
baik.
Hasil belajar peserta didik siklus II
diperoleh dari tes akhir siklus II. Hasil
belajar dari siklus II dapat dilihat pada Tabel
4.4.
Tabel 4.5. Hasil Belajar Siklus II
N Pencapaian Hasil
1 Jumlah nilai 1865
2 Rata-rata skor 71,73
3 Nilai minimum 60
4 Nilai maksimum 90
5 Jumlah peserta didik tuntas belajar 23
Hasil tes akhir peserta didik pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 71,73.
Peserta didik yang tuntas belajar sebanyak 23 peserta didik dan tidak tuntas
belajar sebanyak 3 peserta didik. Sesuai dengan indikator keberhasilan yang
diharapkan nilai rata - rata yang diperoleh sudah terpenuhi. Dari Tabel 4.4
menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar siklus II mencapai 71,73 menunjukan
peningkatan dari siklus I yaitu 62,69. ketuntasan hasil belajar pada siklus II
mencapai 88,46% menunjukan peningkatan sebesar 26,93% dari siklus I yaitu
61,53%. Pada tes akhir siklus II telah tercapai ketuntasan belajar klasikal sebesar
88%.
Sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan nilai rata- rata
yang diperoleh sudah terpenuhi. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal juga
sudah terpenuhi.
Hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II menunjukkan
keberhasilan penerapan pembelajaran dengan pendekatan inquiry. Keberhasilan
pembelajaran ditentukan oleh peserta didik dan guru. Ada beberapa faktor dari
dalam peserta didik dan guru yang mempengaruhi proses pembelajaran ini. Yaitu:
a. Faktor Guru
Faktor guru yang dimaksud yaitu kinerja guru pada saat proses belajar
mengajar menggunakan pendekatan inquiry. Kinerja guru selama
pembelajaran berlangsung sangat membantu peserta didik dalam memecahkan
permasalahan dalam diskusi.
Catatan kekurangan guru pada saat pembelajaran siklus I didiskusikan
agar pada siklus II lebih baik dari siklus I dengan menguasai rencana
pelaksanaan pembelajaran dengan maksimal. Hasil pelaksanaan pembelajaran
pada siklus II menunjukkan
kekurangan yang dilakukan pada siklus I
sudah dapat diatasi dengan baik.
b. Faktor Peserta Didik
Faktor peserta didik dalam
pembelajaran yang dimaksud yaitu
keberhasilan peserta didik terhadap
pembelajaran kimia dengan pendekatan
inquiry sehingga membantu peserta didik
dalam meningkatkan hasil belajarnya.
Hasil pengamatan pada peserta didik
siklus I menunjukkan kurangnya
kerjasama peserta didik dalam kelompok
diskusi. Hal ini mengakibatkan tidak
semua anggota kelompok diskusi yang
aktif mengutarakan pendapat dan
pertanyaannya. Selain itu banyak peserta
didik yang kurang antusias mengikuti
pelajaran kimia. Keberhasilan proses
pembelajaran pada siklus I yang dilihat
dari hasil belajar peserta didik memperoleh
persentase 61% sehingga pembelajaran
belum berhasil.
Hasil diskusi peserta didik pada siklus
I direfleksikan pada siklus II. Kekurangan
pada siklus I dijadikan masalah untuk
perbaikan pada siklus II . Hasil
pengamatan diskusi peserta didik pada
siklus II menunjukkan peran serta peserta
didik dalam kelompoknya lebih aktif,
kerjasama peserta didik dalam
kelompoknya meningkat sehingga banyak
ide-ide yang diungkapkan untuk
menyelesaikan permasalahan, hal ini
ditunjang dengan baiknya proses tanya
jawab yang berlangsung dalam kegiatan
pembelajaran, banyak peserta didik yang
berani bertanya dan mengungkapkan
pendapat pada kelompok presentasi. Hasil
presentasi yang dilakukan peserta didik
dianalisis dengan baik oleh guru sehingga
peserta didik mampu menyimpulkan
materi dengan baik dan benar.
Keberhasilan proses pembelajaran pada
siklus II yang dilihat dari hasil belajar
peserta didik memperoleh prosentase
keberhasilan sebesar 88% sehingga hasil
belajar peserta didik meningkat dengan
nilai yang memuaskan.
Setelah melakukan pengamatan terhadap
semua tindakan pembelajaran pada siklus II
diperoleh hasil refleksi sebagai berikut.
1)Kerjasama peserta didik dalam kelompok
sudah baik, sehingga diskusi bisa berjalan
sebagaimana mestinya.
2)Tidak ada peserta didik yang ramai sendiri
dan sudah banyak peserta didik yang
berani berpendapat dan bertanya pada
guru.
3)Pengkondisian waktu sudah tertata dengan
baik.
4)Hasil belajar peserta didik sudah mencapai
indikator keberhasilan yang ditetapkan.
Proses pembelajaran pada materi pokok
tata nama senyawa organik dan anorganik
sederhana berjalan dengan lancar. Meski materi
ini sulit untuk dikaitkan dengan kehidupan
sekitar dan harus mendapatkan penjelasan yang
jelas dari guru. Guru harus pintar menarik
perhatian peserta didik, sehingga peserta didik
aktif dalam melaksanakan diskusi dan mau
mengungkapkan ketidaktahuannya mengenai
materi tersebut. Karena didukung dengan peran
aktif peserta didik yang baik sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan lancar.
Meskipun penelitian ini sudah dikatakan
seoptimal mungkin, akan tetapi peneliti
menyadari bahwa penelitian ini tidak terlepas
dari adanya kesalahan dan kekurangan, hal itu
karena keterbatasan -keterbatasan di bawah ini:
1. Keterbatasan Waktu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti
terpancang oleh waktu, karena waktu yang
digunakan sangat terbatas. Dalam penelitian
ini masih terdapat kekurangan waktu diskusi
kelompok karena peserta didik
membutuhkan waktu yang lebih lama,
sehingga mengakibatkan pelaksanaan
skenario pembelajaran tidak sesuai dengan
waktu yang sudah ditentukan.
2. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak lepas dari teori, oleh
karena itu peneliti menyadari sebagai
manusia biasa masih mempunyai banyak
kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini,
baik keterbatasan tenaga dan kemampuan
berfikir, khususnya pengetahuan ilmiah.
Tetapi peneliti sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk menjalankan penelitian
sesuai dengan kemampuan keilmuan serta
bimbingan dari dosen pembimbing.
3. Keterbatasan Tempat
Penelitian yang penulis lakukan hanya
terbatas pada satu tempat, yaitu MAN 1 Pati
untuk dijadikan tempat penelitian. Apabila
ada hasil penelitian di tempat lain yang
berbeda, tetapi kemungkinannya tidak jauh
menyimpang dari hasil penelitian yang
penulis lakukan.
4. Keterbatasan dalam Objek Penelitian
Dalam penelitian ini penulis hanya
meneliti tentang pembelajaran dengan
pendekatan inquiry pada materi pokok tata
nama senyawa organik dan anorganik
sederhana.
Dari berbagai keterbatasan yang penulis
paparkan di atas maka dapat dikatakan bahwa
inilah kekurangan dari penelitian ini yang
penulis lakukan di MAN 1 Pati. Meskipun
banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi
dalam melakukan penelitian ini, penulis
bersyukur bahwa penelitian ini dapat
terselesaikan dengan baik. Hal ini dapat dilihat
pada meningkatnya hasil belajar peserta didik
yang dapat dilihat pada Tabel.4.5.
Tabel 4.6 Tabel Peningkatan Hasil
Belajar Peserta Didik
Indikator Ketunta Rata-rata
Ketunta san
Data 85% 34,61% 58,65
Siklus I 85% 61,53% 62,69
Siklus II 85% 88,46% 71,73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
60
B. Saran
C. Penutup
Ummi Hanifah
063711009
Lampiran 1
Daftar nama peserta didik
No. Nama
1 Achmad Ridwan
2 Afinda Alfian Nisa
3 Aqif Muttaqin
4 Deviana Rachmawati
5 Dwi Budi Jumarno
6 Efrina Fitriyani
7 Galih Bintang Mulia
8 Harni
9 Lin Ardiana
10 Joko Sujatno
11 Kukuh Yogi
12 Mar’atus Sholihah
13 Moh. Alamsyah
14 Moh. Ulin Nuha
15 Nensiana Lestari
16 Nur Halimah
17 Nur Sekha Ulya
18 Putri Novita Sari
19 Rina Wiji Astuti
20 Rudi Setiawan
21 Siti Afifatun Ni’mah
22 Sri Ayu Lestari
23 Tana Bagus Septiawan
24 Yuyun lutfiana
25 Zainal Arif
26 Zainal Mahasin
65
SILABUS
Lampiran 3
(RPP)
SIKLUS I
A. Standar Kompetensi
Memahami hukum-hukum dasar kimia dan
penerapannya dalam perhitungan kimia
(stoikiometri)
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan tata nama senyawa
anorganik dan organik sederhana serta
persamaan reaksinya
C. Indikator
1. Menuliskan nama senyawa biner
2. Menuliskan nama senyawa poliatomik
3. Dapat membedakan antara penulisan senyawa
biner dan senyawa poliatomik
D. Tujuan Pelajaran
Peserta didik dapat mendeskripsikan tata
nama senyawa anorganik dan organik sederhana
E. Materi Pembelajaran
Tata nama senyawa
F. Metode Pembelajaran
Diskusi, Informasi, Tanya jawab
66
G. Strategi Pembelajaran
No Proses Pembelajaran Waktu
1 2 3
1 Pertemuan Ke-1
3
1
b. Kegiatan Inti:
1) Guru menjelaskan tentang sub materi yang akan
disampaikan antara lain: menuliskan nama 10 menit
senyawa biner, senyawa poliatomik, dan senyawa
organik sederhana
2) Guru membagi kelompok diskusi
3) Guru membimbing peserta didik untuk diskusi
4) Peserta didik diberi kesempatan untuk belajar
sendiri sesuai dengan potensinya
5) Peserta didik dibimbing untuk mengembangkan 45 menit
kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan
kritis atau mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental
Kegiatan Akhir:
1)Tanya jawab
2)Penugasan untuk minggu depan
3)Penutup 15 menit
c.
10 menit
2 Pertemuan ke-2
a. Kegiatan Awal:
1)Salam, mengabsen peserta didik 5 menit
2)Menanyakan tentang materi yang sudah diajarkan
minggu yang lalu
Kegiatan Inti:
1 2 3
c Kegiatan Akhir:
1)Guru menyampaikan bahwa
minggu depan akan diadakan tes 5 menit
evaluasi
3 Pertemuan ke-3
I. Penilaian
1)Teknik = Penugasan individu
2) Bentuk Instrumen = Tes
3) Instrumen = Terlampir
Pati, 5 Oktober
2010
69
Prakt
Guru Mata ikan
Pelajaran
Kimia
(RPP)
SIKLUS II
A. Standar Kompetensi
Memahami hukum-hukum dasar kimia dan
penerapannya dalam perhitungan kimia
(stoikiometri)
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan tata nama senyawa
anorganik dan organik sederhana serta
persamaan reaksinya
C. Indikator
1) Menuliskan nama senyawa organik
sederhana
2) Menuliskan tata nama senyawa asam
70
3) Menuliskan tata nama senyawa basa
D. Tujuan Pelajaran
Peserta didik dapat mendeskripsikan tata
nama senyawa anorganik dan organik sederhana
E. Materi Pembelajaran
1 2 3
1 Pertemuan Ke-1
a. Kegiatan Awal:
1)Salam, Mengabsen peserta didik 10 menit
2) Membangun semangat peserta
didik
3) Guru menyampaikan tujuan
1 3
b. Kegiatan Inti:
1)Guru menjelaskan tentang sub 5 menit
materi yang akan disampaikan
antara lain: menuliskan senyawa
organik sederhana, tata nama
senyawa asam dan basa
2)Guru membagi kelompok
diskusi
3) Guru membimbing peserta didik
untuk diskusi
4) Peserta didik diberi kesempatan 45 menit
untuk belajar sendiri sesuai
dengan potensinya
5) Peserta didik dibimbing untuk
mengembangkan kemampuan
berfikir secara sistematis, logis,
1)Tanya jawab
2) Penugasan untuk minggu depan
3) Penutup
20 menit
10 menit
2 Pertemuan ke-2
a. Kegiatan Awal:
1) Salam, mengabsen siswa
72
2) Menanyakan tentang materi 5 menit
yang sudah diajarkan minggu
yang lalu
Keg1i)aGtaunruInm
tie:minta siwa untuk
menyampaikan materi diskusi
minggu yang lalu
b. 2) Guru memberikan pekerjaan
rumah pada siswa
3) Evaluasi 35 menit
1)Guru menyampaikan bahwa
minggu depan akan diadakan tes
evaluasi
2) Penutup
c.
5 menit
1 2 3
3 Pertemuan ke-3
I. Penilaian
3) Instrumen = Terlampir
Herlina Ummi
NIP: 19630927 NIM:06371100
65
Lampiran 5
KISI-KISI SOAL
SIKLUS I
Mata : Kimia
pelajaran : Tata nama
Materi
pokok
Kelas/seme senyawa
sterS:taXn/d1 Ko:m2pxe 45Km elenitM(1at Indik Jen So
Alokasi x pertemuan) :
atr
wak u Jenis U ten siraian as/ eri ator ja al
eskompe
2. 2.1dasar X se/me Tata 1. Cn 1 Jelaskan tentang pengertian senyawa
hukum-
tensi Mendes 1ster nama senya
menulis 2
kan g .2 biner, serta berikan 3 contohnya!
Jelaskan tata cara penamaan
dasar kan tata wa senyawa C senyawa biner yang terbentuk dari
dan nama .
dalam organik . Lengkapilah tabel berikut ini:
perhitun anorgan 2 Rumus Nama Jumlah
kimia sederha C NaCl
(stoikio serta Natrium
persam 3 SO 6 atom (1
aan Fosfor(v) atom P dan 5
C 4 Tentukan r wa dari
umus senya
1 . nama-nama berikut ini:
a. Tembaga(I) klorida
b. Kalium hidrida
c. Dinitrogen oksida
2. C 5. Jelasdk.aBnepleernagnegrttirainoktseindtang senyawa
Menuli 2 poliatomik, serta berikan 3
skan contohnya!
nama
senyaw
a
66
poliatomi
k
C1 6. Tuliskan nama dari senyawa berikut
ini:
a. K SO
2 4
b. Na PO
3 4
C4 c. KCN
d. CN -
Lampiran 6
KISI-KISI SOAL SIKLUS II
Mata Kimia
pelajaran Tata nama senyawa
Materi
pokok 2 x 45 menit (1 x pertemuan)
Kelas/seme
Alokasi
waktu Jen
Standatr isKomp Kel Mat Indik Jen So
tes
kompete dasar
1 2 as/ eri ator ja al
2. 2.1
hukum- Mendes 1seme senyanama menulis
kan
n sederhana serta rumus senyawanya!
1 2. Tuliskan rumus senyawa dari alkana,
dan nama a C 3. Lengkapilah tabel b erikut ini:
penerapa senyawa organik 1 Jumlah Rumus Nama
perhitung anorgan na C CH
kimia sederha Butena
(stoikiom serta 3 CH
persama Heptuna
an C 4. Identifikasi apakah rumus
a alkuna:
Rumus Senyawa Nama
CH
H
C H
C H
7 12
68
69
Lampiran 7
a. K SO
2 4
b. Na PO3 4
c. KCN
d. CN -
a. Na+2+dan Cl"
b. Mg3+ dan Br"2
c. Al dan SO43 "
d. H+ dan PO4 "
18. Jelaskan perbedaan antara penulisan rumus senyawa biner dan
senyawa poliatomik!
19. Berikan lambang unsur atau rumus molekul materi berikut:
emas, perak, air, natrium fosfat, oksigen dan garam dapur!
20. Berikan nama untuk senyawa berikut: HClO, HClO2, HClO3,
HClO4
Lampiran 8
CH
C HH
C
5 10
C HH
C
7 12
15. Berikan rumus senyawa
dari nama-nama senyawa
berikut
Nama Rumus
Propuna
Butuna
Pentuna
Heksuna
Heptuna
16. Tetapkan nama kimia dari senyawa-senyawa asam poliatomik
berikut:
a. HNO3
b. H2CO3
c. H2SO3
d. H SO
2 4
17. Berikan rumus senyawa dan
nama senyawa berdasarkan unsur-
73
unsur berikut:
unsu unsu Rumus Nama
Na OH
Ca (OH)
Al (OH)
K OH
18. Klasifikasikan senyawa- at asam dan basanya:
senyawa berikut berdasarkan si
Rumus Asam Basa
HCl
Ba(OH)
HClO
NH OH 19. Tuliskan rumus senyawa dari
nama-nama berikut ini:
e. Asam sulfat
f. Magnesium hidroksida
g. Litium hidroksida
h. Asam nitrit
20. Lengkapilah tabel di bawah
ini:
Lampiran 9
Jawaban soal siklus I
1. Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri dari dua jenis unsur.
Contoh: NaO, BaO,HCl
2. Tata cara penamaan senyawa biner yang terbentuk dari unsur logam dan nonlogam
(biner ionik) adalah
a. senyawa yang unsur logamnya memiliki satu bilangan oksidasi (yaitu atom
unsur golongan IA, IIA, IIIA) nama logam ditulis terlebih dahulu diikuti
dengan nama nonlogam dan diberi akhiran ida.
b. Senyawa yang unsur logamnya mamiliki bilangan oksidasi lebih dari satu,
muatan logamnya dituliskan menggunakan angka romawi dalam tanda kurung
Lengkapil berikut ini:
Rumus Nama senyawa Jumlah atom
NaCl Natrium 2 atom (1 atom Na
Na S Natrium sulfida 3 atom (2 atom Na
SO Belerang(VI) 4 atom (1 atom S dan
PCl Fosfor(v) 6 atom (1 atom P 5
4. Rumus senyawa dari :
a. Tembaga(I) klorida : CuCl
b. Kalium hidrida : KH
c. Dinitrogen oksida : N O
2
b. Na3 : Natrium
PO4 phospat :
c. KC Kalium
sianida :
N
d. CN- Sianida
7. Senyawa yang
a.Natrium :
b.Magnesium :
c.Aluminium
d.Asam Phospat :
Perak : Ag
Air H O
Natrium fosfat
Oksig : O
Gara r :
10. Asam
HClO Asam
HClO Asam
HClO Asam
78
Lampiran 10
4. Mengidentifikasi:
Rumus Senyawa Nama
CH Alkana Propana
C
C HH Alkuna Butuna
5 10 Alkena Pentena
C
C H
H Alkana Heksana
7 12 Alkuna Heptuna
80
5. Menentukan rumus
senyawa dari:
Nama Rumus
Propuna CH
Butuna CH
Pentuna CH
Heksuna CCHH
Heptuna 7 12
6. Nama
> HNO : Asam
>H2C : Asam
>H2S : Asam
>H2S : Asam
8. Klasifikasi berdasarkan
asam dan basa:
Rumus Asam Basa
HCl v
Ba(OH) v
HClO v
NH OH v
82
N Nama Nilai
1 Achmad Ridwan 80
2 Afinda Alfian 65
3 Aqif Muttaqin 60
4 Deviana 70
5 Dwi Budi 65
6 Efrina Fitriyani 65
7 Galih Bintang 55
8 Harni 65
9 Lin Ardiana 60
10 Joko Sujatno 50
11 Kukuh Yogi 65
12 Mar'atus Sholihah 65
13 Moh. Alamsyah 50
14 Moh. Ulin Nuha 70
15 Nensiana Lestari 65
16 Nur Halimah 55
17 Nur Sekha Ulya 65
18 Putri Novita Sari 70
19 Rina Wiji Astuti 60
20 Rudi Setiawan 65
21 Siti Afifatun 60
22 Sri Ayu Lestari 60
23 Tana Bagus 65
24 Yuyun lutfiana 65
25 Zainal Arif 50
26 Zainal Mahasin
Lampiran 12
65
Daftar nilai hasil ulangan
84
siklus II
N Nama Nilai
1 Achmad Ridwan 90
2 Afinda Alfian 75
3 Aqif Muttaqin 65
4 Deviana 75
5 Dwi Budi 70
6 Efrina Fitriyani 65
7 Galih Bintang 75
8 Harni 85
9 Lin Ardiana 60
10 Joko Sujatno 80
11 Kukuh Yogi 75
12 Mar'atus Sholihah 75
13 Moh. Alamsyah 65
14 Moh. Ulin Nuha 80
15 Nensiana Lestari 75
16 Nur Halimah 80
17 Nur Sekha Ulya 85
18 Putri Novita Sari 75
19 Rina Wiji Astuti 60
20 Rudi Setiawan 65
21 Siti Afifatun 65
22 Sri Ayu Lestari 70
23 Tana Bagus 65
24 Yuyun lutfiana 60
25 Zainal Arif 65
26 Zainal Mahasin 65
85
Lampiran 13
Daftar Ketuntasan Belajar
Peserta Didik Siklus I
No. Nama Nilai Ketuntasa
1 Achmad Ridwan 80 Tuntas
2 Afinda Alfian 65 Tuntas
3 Aqif Muttaqin 60 Belum
4 Deviana 70 Tuntas
5 Dwi Budi 65 Tuntas
6 Efrina Fitriyani 65 Tuntas
7 Galih Bintang 55 Belum
8 Harni 65 Tuntas
9 Lin Ardiana 60 Belum
10 Joko Sujatno 50 Belum
11 Kukuh Yogi 65 Tuntas
12 Mar'atus 65 Tuntas
13 Moh. Alamsyah 50 Belum
14 Moh. Ulin Nuha 70 Tuntas
15 Nensiana Lestari 65 Tuntas
16 Nur Halimah 55 Belum
17 Nur Sekha Ulya 65 Tuntas
18 Putri Novita Sari 70 Tuntas
19 Rina Wiji Astuti 60 Tuntas
20 Rudi Setiawan 65 Tuntas
21 Siti Afifatun 60 Belum
22 Sri Ayu Lestari 60 Belum
23 Tana Bagus 65 Tuntas
24 Yuyun lutfiana 65 Tuntas
25 Zainal Arif 50 Belum
26 Zainal Mahasin 65 Tuntas
86
Lampiran 14
Daftar Ketuntasan Belajar
Peserta Didik Siklus II
No. Nama Nilai Ketuntas
1 Achmad Ridwan 90 Tuntas
2 Afinda Alfian 75 Tuntas
3 Aqif Muttaqin 65 Tuntas
4 Deviana 75 Tuntas
5 Dwi Budi 70 Tuntas
6 Efrina Fitriyani 65 Tuntas
7 Galih Bintang 75 Tuntas
8 Harni 85 Tuntas
9 Lin Ardiana 60 Belum
10 Joko Sujatno 80 Tuntas
11 Kukuh Yogi 75 Tuntas
12 Mar'atus 75 Tuntas
13 Moh. Alamsyah 65 Tuntas
14 Moh. Ulin Nuha 80 Tuntas
15 Nensiana Lestari 75 Tuntas
16 Nur Halimah 80 Tuntas
17 Nur Sekha Ulya 85 Tuntas
18 Putri Novita Sari 75 Tuntas
19 Rina Wiji Astuti 60 Tuntas
20 Rudi Setiawan 65 Tuntas
21 Siti Afifatun 65 Tuntas
22 Sri Ayu Lestari 70 Tuntas
23 Tana Bagus 65 Tuntas
24 Yuyun lutfiana 60 Tuntas
25 Zainal Arif 65 Tuntas
26 Zainal Mahasin 65 Tuntas
87
Lampiran 15
CO32- Na2CO3
PO43- Na PO
3 4
CH3CO NaCH3CO
C O 2-
2 4 CaC O 2 4
Cr2O72- K2Cr2O7
SO32- K2SO3
68
Lampiran 17
Kunci Jawaban Pada Pembelajaran Siklus I
Ion Poliatom Contoh Senyawa
Rumus Nama Ion Rumus Nama
NH2+ Amonium NH4Cl Amonium
NO2- Nitrit NaNO2 Natrium
NO3- Nitrat NaNO3 Natrium
SO4- Sulfat Na SO
2 Natrium
4