PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batas teoritis antara kehamilan muda dengan kehamilan tua adalah 22 minggu
tapi tidak jarang terjadi pula pada usia kandungan kurang dari 22 minggu
minggu . Oleh karena itu perlu penanganan yang cukup berbeda . Perdarahan
kelainan plasenta yang secara klinis biasanya tidak terlampau sukar untuk
1
dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta previa , solusio plasenta dan
lebih dari 22 minggu yang lebih banyak pada permulaan persalinan biasanya
penderita harus segera dibawah ke rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk
yang adekuat dan cepat dari segi medisnya maupun dari aspek
janinnya.
B. Perumusan Masalah
sebagai berikut ;
2
5. Apa saja klasifikasi dari plasenta previa?
C. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
(Mansjoer, 2001).
B. Etiologi
4
1. Umur penderita
subur.
2. Paritas
polip endometrium.
d. Gestasi ganda.
e. Endometriosis puerperal.
4. Hipoplasia endometrium
1. Perdarahan (hemorrhaging).
3. Multiparitas.
4. Pengobatan infertilitas.
5. Multiple gestation.
5
6. Erythroblastosis.
8. Keguguran berulang.
11. Merokok
misalnya bekas operasi rahim (bekas cesar atau operasi mioma), sering
previa, tidak selalu benar. Memang apabila aliran darah ke plasenta tidak
cukup seperti pada kehamilan kembar maka plasenta yang letaknya normal
6
C. Faktor Predisposisi dan Presipitasi
3. Terlambat implantasi :
D. Patofisologi
kadang bagian atau seluruh organ dapat melekat pada segmen bawah uterus,
dimana hal ini dapat diketahui sebagai plasenta previa. Karena segmen bawah
mencapai dilatasi serviks dan kelahiran anak, pemisahan plasenta dari dinding
7
pendarahan. Plasenta previa adalah implantasi plasenta bawah rahim sehingga
uteri, akan membentuk plasenta yang pada awal mulanya sangat berdekatan
yang di atas atau dekat ostium akan terlepas dari dinding uterus. Segmen
(Doengoes, 2000).
E. Klasifikasi
melalui pembukaan jalan lahir pada waktu atau derajat abnormalitas tertentu
jalan lahir. Pada posisi ini, jelas tidak mungkin bayi dilahirkan per-
8
2. Placenta previa partialis
pembukaan jalan lahir. Pada posisi inipun risiko perdarahan masih besar,
Bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir. Bisa
9
4. Low-lying placenta
jalan lahir sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir. Risiko
perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan per-
adalah:
1. Pendarahan tanpa sebab dan tanpa rasa nyeri dari biasanya serta
berulang.
10
3. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas.
janin.
1. Gejala Utama :
2. Gejala Klinik :
terjadi pertama kali biasanya tidak banyak dan tidak berakibat fatal.
dan tidak jarang terjadi letak janin lintang atau letak sungsang
11
Perdarahan adalah gejala primer dari placenta previa dan terjadi pada
dalam vagina namun jauh dari mulut serviks) mungkin dilakukan, tergantung
(yang keluar melalui vagina) tanpa nyeri yang pada umumnya terjadi pada
Biasanya perdarahan tersebut tidak terlalu banyak dan berwarna merah segar.
latihan fisik dan hubungan seksual dapat menjadi faktor pencetus. Perdarahan
12
perlekatan dari plasenta dengan dinding rahim. Koagulapati jarang terjadi
vagina) oleh dokter tidak boleh dilakukan kecuali di meja operasi mengingat
G. Komplikasi
c. Plasentitis
a. Persalinan premature.
b. Asfiksia berat.
13
H. Prognosis
menyebabkan kesakitan atau kematian baik pada ibu maupun pada janinnya.
Faktor resiko yang juga penting dalam terjadinya plasenta previa adalah
memiliki berat yang kurang dibandingkan dengan bayi yang lahir dari ibu
karena hal ini berkaitan dengan teknik operasi yang akan dilakukan.
14
c. Laboratorium : darah perifer lengkap. Bila akan dilakukan PDMO
yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf dan alat untuk
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
rumah pasien, dan biasanya tidak berat. Pasien harus dirawat di rumah
15
sakit dan tidak dilakukan pemeriksaan vagina, karena akan mencetuskan
dinilai jumlah darah yang keluar, dan dilakukan close match. Kehilangan
dengan seksio seksarae pada waktu yang ditentukan oleh pasien atau
16
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan
previanya yaitu:
d. Mengobservasi perdarahan.
h. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature.
b. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas
normal).
a. Istirahat.
17
c. Memberikan antibiotik bila ada indikasii.
3) Anak mati.
operasi (double set up) yakni dalam keadaan siap operasi. Bila
18
(sesuai dengan protap terminasi kehamilan). Bila terjadi
c. Penanganan (pasif) :
1) Tiap perdarahan triwulan III yang lebih dari show harus segera
previa dan janin prematur tetapi tanpa perdarahan aktif, terdiri atas
19
Pada penundaan persalinan, salah satu keuntungan yang kadang
adalah migrasi plasenta yang cukup jauh dari serviks, sehingga plasenta
hasil-hasil yang luar biasa pada cerclage serviks yang dilakukan antara
c. Penatalaksanaan keperawatan
sulit buang air besar). Pasang infus NaCl fisiologis. Bila tidak
adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan. Pantau pula BJJ dan
20
pergerakan janin. Bila terjadi renjatan, segera lakukan resusitasi
2500g, maka :
pervaginam.
21
b. Tujuan SC antara lain :
sehingga cervik uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis dan
ibu.
c. Melahirkan pervaginam
berikut:
22
Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah akselerasi
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Umur penderita
2. Paritas
4. Hipoplasia endometrium
4. Low-lying placenta
adalah:
1. Pendarahan tanpa sebab dan tanpa rasa nyeri dari biasanya serta
berulang.
24
4. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak
janin.
B. Saran
Oleh karena itu, sangat diperlukan kritik dan saran yang membangun agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi. Selain itu, makalah ini
makalah selanjutnya.
25