Anda di halaman 1dari 8

Peran keluarga tersebut diantaranya:

1. Memberikan:

a. ASI eksklusif dan MP-ASI


ASI Eksklusif (menyusui dengan ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan)
merupakan nutrisi bagi bayi berupa air susu ibu tanpa memberikan makanan
tambahan, cairan, ataupun makanan lainnya, hingga berumur 6 bulan.
Manfaat ASI:
1) Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama
pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh
gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya
2) Komposisi ASI ideal untuk bayi
3) Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit,
dan alergi
4) Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika
si ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau
polio), antibodi sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi
melalui ASI
5) Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam
darah bayi banyak berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan
mengatasi kekuningan, asalkan bayi tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa
pengganti ASI.
6) ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan
steril dan suhu susu yang pas
7) Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan
kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan
ini mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan.
8) Beberapa penyakit lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS
(kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis.
9) IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut
penelitian pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2
tahun mencapai 12,9 poin lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu
formula.[4]
10) Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil
menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat
menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi
dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan manusia menuju
sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi orang lain.
Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi,
karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua
kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
yang disesuaikan dengan umur balita.

b. Gizi seimbang
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik,
kebersihan, dan berat badan ideal. Seorang ibu sebagai pengelola atau
penyelenggara makanan dalam keluarga mempunyai peranan yang besar dalam
peningkatan status gizi anggota keluarga. Oleh karena itu semestinya seorang ibu
dibekali pengetahuan yang cukup tentang perilaku gizi yang baik dan benar bagi
setiap anggota keluarganya, serta mampu menyiapkan hidangan sebagai
penerapan pesan utama gizi seimbang

c. Pola asuh
1) Pola asuh ibu
Agar pola hidup anak bisa sesuai dengan standar kesehatan, disamping harus
mengatur pola makan yang benar juga tak kalah pentingnya mengatur pola asuh yang
benar pula. Pola asuh yang benar bisa ditempuh dengan memberikan perhatian yang
penuh serta kasih sayang pada anak, memberinya waktu yang cukup untuk menikmati
kebersamaan dengan seluruh anggota keluarga.
Dalam masa pengasuhan, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak
adalah orang tuanya. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan dan perawatan
orang tua oleh karena itu orang tua merupakan dasar pertama bagi pembentukan
pribadi anak. Melalui orang tua, anak beradaptasi dengan lingkungannya untuk
mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang berlaku dilingkungannya.
Dengan demikian dasar pengembangan dari seorang individu telah diletakkan oleh
orang tua melalui praktek pengasuhan anak sejak ia masih bayi (Supanto, 1990).
2) Perhatian / Dukungan Ibu terhadap Anak dalam Praktek Pemberian Makanan
Semua orangtua harus memberikan hak anak untuk tumbuh. Semua anak
harus memperoleh yang terbaik agar dapat tumbuh sesuai dengan apa yang mungkin
dicapainya dan sesuai dengan kemampuan tubuhnya. Untuk itu perlu
perhatian/dukungan orangtua. Untuk tumbuh dengan baik tidak cukup dengan
memberinya makan, asal memilih menu makanan dan asal menyuapi anak nasi. Akan
tetapi anak membutuhkan sikap orangtuanya dalam memberi makan. Semasa bayi,
anak hanya menelan apa saja yang diberikan ibunya. Sekalipun yang ditelannya itu
tidak cukup dan kurang bergizi. Demikian pula sampai anak sudah mulai disapih.
Anak tidak tahu mana makanan terbaik dan mana makanan yang boleh dimakan.
Anak masih membutuhkan bimbingan seorang ibu dalam memilih makanan agar
pertumbuhan tidak terganggu. Bentuk perhatian/dukungan ibu terhadap anak meliputi
perhatian ketika makan, mandi dan sakit (Nadesul, 1995).
Wanita yang berstatus sebagai ibu rumah tangga memiliki peran ganda dalam
keluarga, terutama jika memiliki aktivitas di luar rumah seperti bekerja ataupun
melakukan aktivitas lain dalam kegiatan sosial. Wanita yang bekerja di luar rumah
biasanya dalam hal menyusun menu tidak terlalu memperhatikan keadaan gizinya,
tetapi cenderung menekankan dalam jumlah atau banyaknya makanan. Sedangkan
gizi mempunyai pengaruh yang cukup atau sangat berperan bagi pertumbuhan dan
perkembangan mental maupun fisik anak. Selama bekerja ibu cenderung
mempercayakan anak mereka diawasi oleh anggota keluarga lainnya yang biasanya
adalah nenek, saudara perempuan atau anak yang sudah besar bahkan orang lain yang
diberi tugas untuk mengasuh anaknya (Sunarti, 1989).
3) Rangsangan Psikososial
Rangsangan psikososial adalah rangsangan berupa perilaku seseorang
terhadap orang lain yang ada di sekitar lingkungannya seperti orang tua, saudara
kandung dan teman bermain (Atkinson dkk, 1991).
Fahmida (2003) yang mengutip pendapat Myers mengemukakan konsep
bahwa kesehatan dan status gizi tidak saja menentukan tapi juga ditentukan oleh
kondisi psikososial.
Konsep ini selaras dengan penelitian sebelumnya oleh Zeitlin dkk (1990)
yang meniliti anak-anak yang tetap tumbuh dan berkembang dengan baik dalam
keterbatasan lingkungan dimana sebagian besar anak lainnya mengalami kekurangan
gizi. Dalam penelitian tersebut terungkap bahwa kondisi dan asuhan psikososial
seperti keterikatan antara ibu dan anak merupakan salah satu faktor penting yang
menjelaskan mengapa anak-anak tersebut tumbuh dan berkembang dengan baik.
Diperkirakan bahwa kondisi psikososial yang buruk dapat berpengaruh negatif
terhadap penggunaan zat gizi didalam tubuh, sebaliknya kondisi psikososial yang
baik akan merangsang hormon pertumbuhan sekaligus merangsang anak untuk
melatih organ-organ perkembangannya. Selain itu, asuhan psikososial yang baik
berkaitan erat dengan asuhan gizi dan kesehatan yang baik pula sehingga secara tidak
langsung berpengaruh positif terhadap status gizi, pertumbuhan dan perkembangan
(Engle,1997).
Menurut Soetjiningsih (1995), ada beberapa faktor psikososial antara lain :
a) Stimulasi : anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi.
b) Motivasi belajar : dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar
misalnya tersedianya buku-buku, suasana yang tenang dan sarana lainnya.
c) Ganjaran ataupun hukuman yang wajar : hukuman yang diberikan harus yang
objektif bukan hukuman untuk melampiaskan kebencian terhadap anak.
d) Kelompok sebaya : untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan
teman sebaya.
e) Stress : stress dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak misalnya terlambat bicara,
nafsu makan menurun dan sebagainya.
f) Cinta dan kasih sayang : salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi
sehingga anak memerlukan kasih sayang dan perlakukan yang adil dari orangtuanya.
g) Kualitas interaksi anak dan orang tua : interaksi timbal balik antara anak dan orang
tua akan menimbulkan keakraban dalam keluarga.
Beberapa informasi mutakhir menunjukkan bahwa intervensi psikososial
meningkatkan perkembangan kognitif anak. Program untuk memperbaiki dorongan
psikososial melalui pendidikan orang tua tentang interaksi orang tua dan anak melalui
kegiatan kunjungan rumah telah dapat menurunkan angka kurang gizi pada anak
balita. Penelitian lainnya membuktikan bahwa perubahan pola asuh psikososial telah
meningkatkan derajat pertumbuhan anak. Penelitian di Bogota, Columbia
membuktikan bahwa anak-anak yang menderita kurang gizi, dikunjungi rumahnya
setiap minggu selama 6 bulan oleh kader desa, ternyata pertumbuhan pada umur 3
tahun lebih tinggi daripada yang tidak dikunjungi. Dengan dikunjungi rumahnya, ibu-
ibu menjadi lebih memahami kebutuhan anak dan memberi makan pada saat anak
sedang lapar. Didapatkan juga bahwa ibu-ibu yang memahami tentang kebutuhan
untuk perkembangan kognitif anak, anak-anaknya lebih pintar daripada ibu yang lalai
dalam pengasuhan anaknya (Anwar, 2008).

Penerapan kepada masyarakat oleh tenaga kesehatan

Pemantauan pertumbuhan anak

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dari waktu kewaktu.


Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh seperti
pendengaran, penglihatan, kecerdasan, tanggung jawab dan lain-lain. Setiap anak
memiliki garis pertumbuhan yang berbeda-bedah, anak tersebut akan tumbuh
mengikuti pola pertumbuhan normalnya. Demikian pula dengan perkembangan
fungsi tubuh, setiap anak memiliki tahapan perkembangan menujuh ke fungsi
yang lebih baik. Cirinya adalah dapat diukur secara kuantitatif, mengikuti
perjalanan waktu dan dalam keadaan normalsetiap anak memiliki jalur
pertumbuhan tertentu.
Pemantauan perkembangan status gizi bayi secara berkala setiap bulan
dengan cara menimbang berat badan bayi dan mengukur panjang badannya.
Idealnya, berat badan bayi berada di garis normal pada grafik pertumbuhan. Ini
artinya, pertambahan berat badannya seimbang dengan pertambahan tinggi badan
dan usia. Pemantauan pertumbuhan anak sejak lahir sangat penting. Selain dapat
menentukan pola normal pertumbuhan pada anak, juga dapat menentukan
permasalahan dan faktor yang mempengaruhi dan mengganggu pertumbuhan pada
anak sejak dini. Bila diketahui gangguan pertumbuhan sejk dini maka pencegahan
dan penanganan gangguan pertumbuhan tersebut dapat diatasi sejak dini
Sayangnya, hampir 85% lebih buku kesehatan anak yang berobat ke dokter
anak atau ke dokter justru tidak pernah digambarkan grafik pertumbuhan berat
badan. Justru grafik pertumbuhan berat badan sering digambar oleh kader
posyandu bagi bayi yang menimbang di posyandu. Sehingga banyak kelainan dan
gangguan kesehatan sering terjadi keterlambatan deteksi dan penanganannya.
Sebanyak 50% bayi mengalami gangguan kenaikkan sejak usia 6 bulan
yang tidak pernah terdeteksi oleh orangtua dan dokter hanya karena dalam buku
kesehatannya tidak pernah tergambar grafik kenaikan berat badan. Gangguan
kenaikkan berat badan sejak usia 6 bulan seringkali terjadi hanya karena
timbulnya reaksi simpang makanan (alergi makanan, intoleransi makanan dan
seliak) pada bayi yang dapat mengganggu saluran cerna dan mengganggu nafsu
makan dan berat badan bayi. Karena, saat usia 6 bula mulai diberi makanan
tambahan baru.
Bagaimana mengetahui pertumbuhan normal anak balita:
 Ukur berat badan dan tinggi badannya.
 Pertumbuhan fisik anak, diukur antara lain dengan Berat Badan (BB), Tinggi
Badan (TB) dan Lingkar Kepala (LK). Salah satu cara untuk memantau
pengukuran ke 3 parameter tsb, adalah dengan menggunakan grafik pertumbuhan
(growth chart).
 Tentukan berat badan ideal anak, anda juga bisa melihat apakah anak anda tinggi
atau pendek, gemuk atau kurus..
 Isi berat badam balita anda tentunya sesuai umur dan tarik garis grafik
pertumbuhan pada KMS.

Penggunaan garam beryodium

GAKY atau gangguan akibat kekurangan yodium merupakan salah satu


masalah gizi yang banyak terjadi. Peran keluarga sangat penting dalam
pencegahan dan penanggulangan masalah GAKY. Penggunaan garam beryodium
di keluarga diketahui dapat mencegah dan menanggulangi masalah tersebut.

Pemanfaatan pekarangan

Komoditi yang diusahakan dipekarangan sebaiknya disesuaikan dengan


kesesuaian komoditi dengan daerah yang bersangkutan, peluang pasar, dan nilai
guna meliputi:
a) Tanaman pangan: umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan,
bumbu-bumbuan, obat
b) Tanaman bernilai ekonomi tinggi: buah, sayuran, hias (bunga potong, tanaman
pot, tanaman taman, anggrek)
c) Ternak: ternak unggas hias, ternak petelur, ternak pedaging
d) Ikan: ikan hias, ikan produksi daging, pembenihan dan lain-lain.

Peningkatan daya beli keluarga miskin

Daya beli masyarakat dan kondisi ekonomi terkait dengan kemampuan


keluarga untuk menyediakan pangan dan memenuhi kebutuhan gizi anak.
Peningkatan jumlah balita gizi buruk yang meninggal dunia setiap tahun adalah
buah kemiskinan. Minimnya lapangan kerja membuat masyarakat tak sanggup
membeli makanan bergizi. Meski telur dan susu tersedia di pasar, sebagian besar
warga tidak mampu mengakses karena terpuruknya daya beli. Peraih Nobel
Ekonomi Amartya Sen menyimpulkan, kelaparan terjadi bukan karena tak ada
makanan di pasar, tetapi warga terlalu miskin, tidak mampu membelinya.
Oleh karena itu harus ada peningkatan daya beli masyarakat dengan
memanfaatkan sumber daya keluarga yang dimiliki. Misalnya dengan usaha
berkebun, bertani dan yang lainnya.

Bantuan pangan darurat: PMT balita

Pemberian makanan pada bayi merupakan salah satu upaya pemenuhan kebutuhan
gizi bayi sehingga bayi dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal (Sulastri,
2004). Pemberian makanan tambahan pada bayi adalah pemberian makanan atau
minuman mengandung zat gizi pada bayi atau anak usia 6-24 bulan untuk
memenuhi kebutuhan gizi setelah pemberian ASI ekslusif (Depkes RI, 2007).
Pemberian makanan tambahan pada bayi harus diberikan secara bertahap untuk
mengembangkan kemampuan bayi mengunyah, menelan dan mampu menerima
bermacam-macam bentuk makanan yaitu dari bentuk bubur cair ke bentuk bubur
kental, sari buah, buah segar, makanan lunak, makanan lembek dan akhirnya
makanan padat (Sulistijani, 2001).

Anda mungkin juga menyukai