Anda di halaman 1dari 11

Pemerintah Provinsi Lampung

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung


Jl. Raya Gedongtataan KM. 13 Pesawaran, Pesawaran Lampung
Telp. 0721-271170, 271171, Web. www. rsjdprovlampung.com
BAB I
DEFINISI

Pemberian informasi adalah kegiatan yang dilakukan dalam interaksi pasien


dengan tenaga kesehatan atau yang bukan tenaga kesehatan / non kesehatan berupa penjelasan
tentang rencana / asuhan medis, keperawatan, non medis, yang akan dilakukan selama pasien
dirumah sakit.
Edukasi pada pasien dan keluarga adalah usaha atau kegiatan untuk membantu
individu dan keluarga dalam meningkatkan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara
optimal dan bersedia berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dalam proses pelayanan.
Assesmen kebutuhan edukasi pada pasien dan keluarga adalah proses menentukan
kebutuhan pasien dan keluarga akan pembelajaran tentang kondisi dan atau penyakit yang
berhubungan dengan pasien serta bagaimana pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik.
Verifikasi pemahaman pasien dan keluarga terhadap pemberian edukasi adalah suatu
tindakan yang dilakukan untuk menilai ketercapaian pemberian informasi edukasi yang
diberikan kepada pasien dan keluarga.
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya
untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung di rumah sakit.
Keluarga pasien adalah suami/ istri, orang tua yang sah atau anak kandungdan saudara
kandung. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan dibidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 KEGIATAN
Pemberian informasi dan edukasi di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung dilaksanakan
di dalam gedung dan di luar gedung. Didalam gedung meliputi instalasi rawat jalan dan rawat
inap.Sedangkan diluar gedung meliputi pemberian informasi diarea parkir, disudut – sudut
lapangan parkir, ditempat – tempat umum seperti : perumahan, sekolah dan pusat perbelanjaan.

2.2 RINCIAN KEGIATAN


2.2.1 Kegiatan didalam gedung Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
Pemberian informasi edukasi dilakukan di rawat jalan dan rawat inap.
1. Bagi pasien rawat jalan :
a. Front office :
1) Pemberian informasi tentang jadwal dokter praktek.
2) Informasi tentang tarif konsultasi dan tindakan di poliklinik.
3) Informasi tentang alur rawat jalan.
4) Informasi tentang fasilitas rawat jalan.
b. Poliklinik :
- Dokter :
Edukasi tentang penyakit dan tatalaksana pengobatan.
- Perawat
1) Informasi tentang jadwal control.
2) Informasi tentang alur rawat jalan.
3) Khusus poliklinik kebidanan PMO memberikan edukasi seputar
kehamilan.
c. Laboratorium :
1) Informasi tentang prosedur pengambilan sampel dan perkiraan lamanya
pemeriksaan.
2) Informasi tentang biaya pemeriksaan laboratorium.
d. Radiologi :
1. Informasi tentang prosedur pemeriksaan dan pemeriksaan.
2. Informasi tentang biaya pemeriksaan radiologi.
e. Farmasi :
1. Informasi tentang obat – obatan yang diberikan.
2. Informasi tentang aturan pake dan cara penyimpanan.
f. Fisioterapi dan KTK:
1 Informasi tentang tindakan yang dilakukan.
2 Informasi tentang jadwal control.
3 Informasi tentang latihan yang bisa dilakukan dirumah.

2. Bagi pasien rawat inap


a. Front office :
1. Informasi tentang hak pasien.
2. Informasi tentang fasilitas dan tarif rumah sakit.
3. Informasi tentang tata tertib rumah sakit.
4. Informasi tentang pelayanan kerohanian .
5. Informasi tentang kerahasiaan medis pasien.
b. UGD / VK / OK
1. Dokter :
a. Edukasi tentang penyakit, tatalaksana pengobatan dan indikasi rawat.
b. Informasi tentang kemungkinan adanya penyulit saat tindakan.
c. Informasi tentang perkiraan lama rawat.
d. Informasi tentang rencana perawatan.
2. Perawat :
a. Informasi tentang alur rawat inap.
b. Informasi tentang perlindungan privacy dan nilai – nilai kepercayaaan.
c. Informasi tentang adanya pelayanan kerohanian bagi pasien yang
membutuhkan.
c. Rawat Inap
1. Dokter :
a. Edukasi tentang penyakit dan tatalaksana pengobatan.
b. Informasi tentang lama perawatan
c. Informasi tentang perkembangan penyakit
d. Informasi tentang rencana pemulangan.
2. Perawat :
a. Informasi tentang Perawat / bidan yang merawat pasien / PN
b. Informasi tentang fasilitas ruangan, jam berkunjung.
c. Informasi tentang hak pasien dan keluarga.
d. Informasi perlindungan privacy dan nilai – nilai kepercayaan.
e. Informasi tentang adanya pelayanan kerohanian bagi pasien yang
membutuhkan.
f. Edukasi tentang tindakan keperawatan sesuai dengan kebutuhan pasien
e. Laboratorium :
1. Informasi tentang prosedur pengambilan sampel dan perkiraan lamanya
pemeriksaan.
2. Informasi tentang biaya pemeriksaan laboratorium.
f. Farmasi :
1. Informasi tentang obat – obatan yang diberikan.
2. Informasi tentang aturan pake dan cara penyimpanan.
g. Fisioterapi dan KTK:
1. Informasi tentang tindakan yang dilakukan.
2. Informasi tentang jadwal control.
3. Edukasi tentang latihan- latihan yang dapat dilakukan di rumah.

2.2.2 Kegiatan di luar gedung Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung
1. Pemasangan spanduk di halaman depan rumah sakit.
2. Pemasangan billboard di jalan – jalan strategis sebagai petunjuk arah rumah
sakit.
3. Pemasangan banner di area – area umum : parkir, kantin, mushollah.
4. Penyuluhan di perumahan, sekolah, dan perusahan – perusahan.
BAB III
TATA LAKSANA

Pengelolaan kegiatan pemberian informasi dan edukasi pasien dan keluarga di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung dilaksanakan di dalam dan di luar gedung rumah sakit.

3.1 DALAM GEDUNG


Informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga dilakukan sejak pertama kali pasien
datang ke rumah sakit dan bertemu dengan petugas mulai dari petugas fronf office , perawat,
/bidan, dokter/ apoteker, analis, ahli gizi, radiographer dan terapis. petugas .Ada tiga tahapan
dalam memberikan informasi dan edukasi pada pasien dan keluarga yaitu yang pertama
melakukan asessmen/ identifikasi tentang kebutuhan edukasi yang akan dilakukan, yang kedua
pelaksanaan kegiatan pemberian informasi dan edukasi dan yang ketiga adalah verifikasi
pemahaman pasien terhadap materi informasi dan edukasi yang diberikan.

1. Asessment/ identifikasi kebutuhan promosi kesehatan


a. Semua pasien yang masuk ke rumah sakit dilakukan assesment/ identifikasi
tentang kebutuhan informasi dan edukasi yang dibutuhkan.
b. Assesment/ identifikasi dilakukan pada saat pertamakali pasien datang ke rumah sakit dan
bertemu dengan petugas kesehatan baik di rawat jalan maupun rawat inap.
c. Pasien dilakukan assment tentang keyakinan dan nilai – nilai kepercayaan,
kemampuan membaca, tingkat pendidikan, bahasa yang digunakan, hambatan emosional
dan motivasi, keterbatasan fisik dan koognitif, kesediaan untuk menerima
informasi dan kebutuhan informasi/ edukasinya.
d. Hasil assesment/ identifikasi tentang kebutuhan edukasi pasien dicatat dalam berkas
rekam medis(lembar identifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan), untuk hasil
assessment tentang kebutuhan informasi tentang pelayanan kesehatan tidak perlu
dicatat.

2. Pelaksanaan
a. Peralatan yang dibutuhkan: materi edukasi, formulir assessment, formulir
informasidan edukasi, alat tulis, leptop, LCD dan banner.
b. Petugas pemberi informasi edukasi petugas front office, dokter spesialis, dokter
umum, perawat, bidan, therapis, apoteker, ahli gizi, radiographer dan analis.
c. Pemberian informasi/edukasi promosi sesuai dengan materi yang butuhkan dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.
d. Informasi /edukasi yang diberikan mencakup: informasi/edukasi tentang kondisi
kesehatan dan diagnosa pasti, tentang pemenuhan kebutuhan kesehatan berkelanjutan,
penggunaan obat-obatan yang aman dan pencegahan terhadap potensi interaksi obat,
keamanan dan efektivitas penggunaan alat medis, diet dan nutrisi, manajemen nyeri serta
tehnik rehabilitasi
e. Bila ada materi edukasi berupa prosedur tindakan (seperti perawatan payudara,
perawatan luka sederhana, dll) pemberian edukasi dilakukan dengan metode
demonstrasi.

3. Verifikasi tentang pemahaman pasien terhadap materi informasi dan edukasi yang
diberikan
a. Verifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa informasi atau edukasi yang
diberikan dimengerti oleh pasien dan keluarga
b. Verifikasi dilakukan setelah pasien diberikan informasi atau edukasi, jika saat
dilakukan verifikasi pasien belum mengerti tentang informasi atau edukasi yang
diberikan maka berikan ulang informasi /edukasi tersebut sampai pasien dan keluarga
mengerti
c. Setelah pasien/keluarga pasien mengerti tentang informasi/edukasi yang
diberikan dokumentasikan di dalam formulir informasi edukasi dan minta pasien
untuk menandatangani formulir tersebut Pemberian informasi edukasi yang
dilakukan didalam gedung rumah sakit adalah sebagai berikut :

A. Pemberian informasi edukasi Bagi Pasien Rawat jalan


Pemberian informasi edukasi bagi pasien rawat jalan berpegang kepada strategi dasar
promosi kesehatan, yaitu pemberdayaan yang didukung oleh bina suasana dan advokasi
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan dilakukan terhadap seluruh pasien, yaitu di mana setiap petugas rumah
sakit yang melayani pasien meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan pasien berkenaan dengan penyakitnya atau obat yang harus ditelannya, maka
dapat disediakan satu ruang khusus bagi para pasien rawat jalan yang memerlukan
konsultasi atau ingin mendapatkan informasi.

2. Bina Suasana
Sebagaimana disebutkan di muka, pihak yang paling berpengaruh terhadap pasien rawat
jalan adalah orang yang mengantarkannya ke rumah sakit. Mereka ini tidak dalam
keadaan sakit, sehingga memungkinkan untuk mendapatkan informasi dari berbagai
media komunikasi yang tersedia dipoiklinik, khususnya diruang tunggu, perlu dipasang
poster-poster, disediakan selebaran(leaflet), touch screen atau dipasang televise
dan VCD/DVD player yang dirancang untuk secara terus menerus menayangkan
informasi kesehatan/penyakit. Dengan mendapatkan informasi yang benar mengenai
penyakit yang diderita pasien yang diantarannya, si pengantar diharapkan dapat
membantu rumah sakit memberikan juga penyuluhan kepada pasien. Bahkan jika
pasien yang bersangkutan juga dapat ikut memperhatikan leaflet, poster atau tayangan
yang disajikan, maka seolah-olah ia berada dalam suatu lingkungan yang mendorongnya
untuk berprilaku sesuai yang dikehendaki agar penyakit atau masalah kesehatan
yang dideritanya dapat segera diatasi.

3. Advokasi
Advokasi bagi kepentingan pasien rawat jalan umumnya diperlukan juka pasien tersebut
miskin. Biaya pengobatan dengan rawat jalan bagi pasien miskin memang sudah dibayar
melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

B. Pemberian informasi edukasi Kesehatan Bagi Pasien Rawat Inap


Dimulai saat pasien dinyatakan akan dirawat di UGDatau Medical Center, dokter
memberikan edukasi tentang penyakit dan indikasi rawat, kemudian ke Front office
untuk registrasi dan pasien / keluarga pasien diberikan informasi mengenai fasilitas dan
tarif rawat inap, tata tertib dan penjelasan tentang hak pasien.
Pada saat pasien sudah memasuki masa penyembuhan, umumnya pasein sangat
ingin mengetahui seluk-beluk tentang penyakitnya.Walaupun ada juga pasien yang acuh tak
acuh.Terhadap mereka yang antusias, pemberian informasi dapat segera dilakukan.Tetapi
bagi mereka yang acuh tak acuh, proses pemberdayaan harus dimulai dari awal, yaitu dari
fase meyakinkan adanya masalah.Sementara itu, pasien yang dengan penyakit kronis dapat
menunjukan reaksi yang berbeda-beda, seperti misalnya apatis, agresif, atau menarik diri.
Hal ini dikarenakan penyakit kronis umumnya memberikan pengaruh fisik dan kejiwaan
serta dampak social kepada penderitanya. Kepada pasien yang seperti ini kesabaran dari
petugas rumah sakit sungguh sangat diharapkan, khususnya dalam pelaksanaan
pemberdayaan.
1. Pemberdayaan
Sebagaimana disebutkan di atas, pemberdayaan dilakukan terhadap pasien rawat inap
pada saat mereka sudah dalam fase penyembuhan dan terhadap pasien rawat inap
penyakit kronis(kanker, tuberkolusis, dan lain-lain). Terdapat beberapa cara
pemberdayaan atau konseling yang dapat dilakukan dalam hal ini.

a. Konseling di Tempat Tidur


Konseling di tempat tidur(bedside conseling) dilakukan terhadap pasien rawat inap
yang belum dapat atau masih sulit meninggalkan tempat tidurnya dan harus terus
berbaring. Dalam hal ini perawat mahir yang menjadi konselor harus mendatangi
pasien demi pasien, duduk di samping tempat tidur pasien tersebut, melakukan
pelayanan konseling.

b. Biblioterapi
Bibliografi adalah penggunaan bahan-bahan bacaan sebagai sarana untuk membantu
proses penyembuhan penyakit yang diderita pasien rumah sakit.

c. Konseling berkelompok
Terhadap pasien yang dapat meninggalkan tempat tidurnya barang sejenak, dapat
dilakukan konseling secara berkelompok(3-6orang). Untuk itu maka di bangsal
keperawatan yang bersangkutan harus disediakan suatu tempat atau ruangan
berkumpul.Konseling berkelompok ini digunakan untuk meningkatan pengetahuan
pasien, mengubah sikap dan perilaku pasien serta merupakan sarana bersosialisasi para
pasien. Untuk konseling berkelompok sebaiknya digunakan alat peraga atau media
komunikasi untuk kelompok.

2. Bina suasana
Lingkungan yang besar pengaruhnya terhadap pasien rawat inap adalah para
penjenguk (pembesuk).
Biasanya para pembesuk ini sudah berdatangan beberapa saat sebelum jam besuk di
mulai.

a. Pemanfaatan Ruang Tunggu


Agar para penjenguk tertib saat menunggu jam bezuk, sebaiknya rumah sakit
menyediakan ruang tunggu bagi mereka. Jika demikian, maka ruang tunggu ini
dapat digunakan sebagai sarana untuk bina suasana.Pada dinding ruang tunggu
dapat dipasang berbagai poster, juga dapat disediakan selebaran/leaflet.

b. Pendekatan Keagamanaan Suasana yang mendukung terciptanya perilaku untuk


mempercepat penyembuhan penyakit juga dapat dilakukan dengan pendekatan
keagamaan. Dalam hal ini para petugas rumah sakit, baik dengan upaya
sendiri atau pun dengan dibantu pemuka agama, mengajak pasien untuk
melakukan pembacaan doa-doa yang disambung dengan tausiah/nasihat
tentang pentingnya melaksanakan perilaku tertentu.

c. Advokasi
Untuk promosi kesehatan pasien rawat inap advokasi juga diperlukan,
khususnya dalam rangka menciptakan kebijakan atau peraturan perundang
undangan sebagai rambu-rambu perilaku dan menghimpun dukungan sumber
daya, khususnya untuk membantu pasien miskin.

d. Promosi Kesehatan di Tempat Pembayaran


Sebelum pulang pasien rawat inap yang sudah sembuh atau kerabatnya singgah
dulu di tempat pembayaran. Di ruang inipasien/keluarga tidak berada dalam
waktu yang lama namun hendaknya promosi kesehatan tetap harus dilakukan
seperti pemasangan poster-poster atau leaflet-leaflet

3.2 KEGIATAN DI LUAR GEDUNG


Sebelum dilaksanakan pemberian informasi dan edukasi diluar gedung rumah sakit terlebih
dahulu diidentifikasi akan kebutuhan informasi dan edukasi pasien/masyarakat sesuai
populasi pendukuk yang ada di wilayah Tangerang. Setelah didapatkan data tentang
kebutuhan informasi dan edukasinya maka dilakukan pemberian informasi dan edukasi
sesuai kebutuhan.
Kegiatan pemberian informasi dan edukasi diluar gedung Rumah sakit adalah sebagai berikut
1. Pemberian informasi dan edukasi di tempat parkir dan dinding luar Rumah Sakit.
Pemanfaatan ruang yang ada, dengan melakukan pemasangan spanduk dan billboard yang
berisikan :
 Spanduk untuk menginformasikan pelayanan, fasilitas, dan edukasi serta cara
mengakses pelayanan
 Bilboard sebagai petunjuk arah dan menginformasikan lokasi rumah sakit.

2. Pemberian informasi dan edukasi di populasi/masyarakat


 Hospital visite/ hospital tour ke sekolah-sekolah oleh dokter umum/spesialis
 Bekerjasama dengan perusahaan untuk penyuluhan oleh doktern
Umum/spesialis.
 Penyuluhan ke perumahan( misalnya ke ibu-ibu PKK, arisan)oleh dokter
umum/spesialis.
 Siaran Radio oleh dokter spesialis
 Siaran Televisi oleh dokter spesialis
 Pembahasan topik kesehatan dimedia cetak dengan dokter spesialis sebagai
narasumber.
 Website Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung: menginformasikan
fasilitas pelayanan, foto fasilitas rawat jalan, rawat inap, penunjang, nama dokter,
keahlian atau spesialisasi, jam praktek dokter, lokasi rumah sakit dan cara
menghubungi rumah sakit
BAB IV
DOKUMENTASI

Kegiatan pemberian informasi dan edukasi dilakukan pendokumentasian sebagai bahan laporan
dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan dokumentasi yang dibuat adalah:

1. Dokumentasi terhadap pelaksanaan assessment kebutuhan informasi dan edukasi


pasien yang dicatat dalam berkas rekam medis pasien
2. Dokumentasi terhadap pelaksanaan dan verifikasi terhadap pemberian informasi dan
edukasi pada pasien dan keluarga yang dicatat dalam berkas rekam medis pasien
3. Dilakukan pencatatan dan pelaporan dari setiap kegiatan pemberian informasi
atau edukasi, baik kegiatan didalam gedung(dialam Rumah Sakit) maupun kegiatan di luar
gedung(dilaur Rumah Sakit)
4. Setiap tiga bulan dibuat rekapitulasi terhadap keberhasilan pelaksanaan pemberian
informasi atau edukasi
5. Hasil rekapitulasi dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Lampung.

Anda mungkin juga menyukai