Identifikasi Masalah
A. Kerangka Teori
Setiap orang yang datang ke rumah sakit tentunya ingin mendapatkan suatu
pelayanan yang terbaik. Pelayanan tersebut dapat berupa keramahan petugas, ketanggapan
petugas, konsistensi jadwal praktek dokter dan lain sebagainya.
Pasien akan sangat terbantu dengan adanya media informasi tersebut, terutama
bagi pasien yang baru pertama kali berkunjung ke rumah sakit. Hal ini membantu pasien
memahami rumah sakit dan membantu petugas dalam menjalankan tugasnya.
1. Pengertian Masalah
Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terjadi. Sedangkan
pengertian masalah menurut para ahli, masalah adalah deviasi atau penyimpangan yang
terjadi antara kinerja yang diharapkan (target) dan kinerja aktual (hasil aktual). Masalah mutu
adalah kesenjangan antara penampilan pelayanan kesehatan (what is) dengan standar yang
telah ditetapkan (what should be). Penilaian terhadap masalah adalah penilaian yang relatif,
yaitu tergantung dari subjek itu melihat masalah tersebut. Menurut Stonner, bahwa sumber–
sumber masalah dalam bidang manajemen adalah sebagai berikut:
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang direncanakan dengan kenyataan.
c. Ada pengaduan.
d. Ada kompetisi.
Kesenjangan atau penyimpangan yang ada dapat dikatakan menjadi suatu masalah
apabila:
a. Masalah yang ada sering ditemui dan sering terjadi.
b. Adanya penyimpangan antara apa yang direncanakan dengan kenyataan yang ada.
c. Kesenjangan dapat dikembangkan menjadi pertanyaan, mengapa kesenjangan itu
terjadi.
d. Kesenjangan tersebut dapat diselesaikan dan memiliki alternatif pemecahan masalah.
e. Pertanyaan itu memungkinkan untuk dijawab dan jawabannya kemungkinan lebih
dari satu.
f. Kesenjangan tersebut dapat dikembangkan menjadi pertanyaan 5W dan 1H (What,
Who, When, Where, Why, How).
a. Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Unsur masukan terdiri dari
tenaga (man), dana (money), sarana dan prasarana (material), cara (methode) dan alat
(machine).
b. Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
berfungsi mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Proses tersebut
meliputi planning, organizing, actuating, dan controlling (POAC) yaitu:
1) Perencanaan (planning) adalah penetapan apa yang harus dilakukan oleh anggota
organisasi untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagaimana pekerjaan itu
dilakukan.
2) Pengorganisasian (organizing) adalah pengalokasian tugas-tugas kepada para
anggota kelompok, mendelegasikan kekuasaan dan menetapkan hubungan kerja
antar anggota.
3) Pelaksaan (actuating) adalah kegiatan yang menyebabkan organisasi menjadi
bergerak dan berjalan.
4) Pengendalian (controlling) adalah pengawasan atau pengendalian agar gerakan
atau jalannya organisasi benar-benar sesuai dengan rencana.
c. Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
d. Umpan balik (feedback) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
e. Dampak (outcome) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sitem.
f. Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
Keenam unsur tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain,
sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:
Lingkungan
Dari
Umpan Balik
gambar diatas dapat terlihat bahwa dalam sistem terdapat bagian yang saling berhubungan
yang membentuk satu kesatuan. Semuanya berfungsi dalam mencapai tujuan yang sama
dengan mengubah unsur masukan menjadi keluaran, dan sekalipun sistem tersebut
merupakan satu kesatuan namun tidak terlepas dari unsur lingkungan yang dapat
mempengaruhi keseluruhan sistem.
3. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah upaya memperjelas masalah, apakah menguraikan atau
mencari rantai masalah lain yang berkaitan, dengan penentuan masalah yang jelas akan
menimbulkan keadaan yang tepat tanpa bias. Hal ini penting dilakukan untuk
memperjelas apa sebab akibat dari masalah yang ada. Dengan adanya kejelasan, maka
masalah akan mudah dipecahkan. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk identifikasi
masalah adalah:
a. Observasi
Observasi adalah suatu pengamatan yang dilakukan dengan sengaja melalui sistem
mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala yang kemudian dilakukan melalui
pencatatan.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi
secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan kepada responden.
Wawancara dapat dilakukan dengan beberapa cara:
Wawancara bebas
Wawancara yang dilakukan tanpa bantuan apapun kecuali percakapan antara
pewawancara dengan responden dan jawaban responden diingat dan dicatat
seperlunya.
Wawancara terpimpin
Wawancara yang dilakukan dengan pertolongan daftar pertanyaan yang telah
disiapkan sebelumnya. Jawaban responden dapat direkam atau dicatat
seluruhnya.
c. Studi Kepustakaan
Data-data yang berasal dari buku-buku, jurnal ilmiah, makalah ilmiah, (laporan
magang, skripsi, tesis, disertasi dan lain-lain), media massa (koran dan majalah),
media elektronik (internet) dan lain sebagainya
4. Penentuan Prioritas Masalah
Untuk dapat menentukan bagaimana masalah tersebut layak untuk diselesaikan, maka
terlebih dahulu dilakukan identifikasi masalah. Ada beberapa cara untuk mengidentifikasi
masalah yaitu:
a. Scoring Technique
Merupakan cara menentukan prioritas masalah dengan memberikan penilaian
(score) untuk parameter atau kriteria yang telah ditentukan. Teknik scoring dapat
digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat terukur dan dapat
dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap. Secara umum teknik ini dibedakan
atas tiga macam:
1) Pentingnya masalah (Importancy)
Cara ini akan mengelompokkan masalah dari yang tidak penting sampai yang
penting. Skala kepentingan masalah sebagai berikut:
Besarnya masalah (Prevalency)
Yaitu seberapa seringnya masalah ditemukan, apabila masalah tersebut
sering ditemukan maka selayaknya dijadikan priotitas. Skala yang
digunakan yaitu:
Nilai 1 = masalah tidak pernah terjadi
Nilai 2 = masalah sangat jarang terjadi
Nilai 3 = masalah jarang terjadi
Nilai 4 = masalah sering terjadi
Nilai 5 = masalah sangat sering terjadi
1. Metode Observasi
Observasi adalah suatu cara pengambilan data dengan mengamati dan mencatat
secara aktif dan sistematis suatu fenomena sosial dan gejala psikis yang terjadi di
lapangan. Dalam hal ini penulis mencatat fakta yang ditemukan di lapangan dan
mengindentifikasinya sebagai masalah.
Pengamatan dilakukan selama penulis berada di Sub Bagian Umum dan
Pemasaran. Observasi dilakukan pada saat kegiatan rutin dilakukan yaitu dari hari senin
hingga kamis, pada pukul 08.00-16.00 WIB terhitung sejak Februari hingga Maret 2012.
Berdasarkan hasil observasi, berikut masalah yang ditemukan penulis di Sub
Bagian Umum dan Pemasaran:
Narasumber : “Bukannya bingung ya, cuma pasien sering ngeluhnya gini, ‘kok
ribet sih mbak, ga sekalian bayar jadi satu?’, secara kan kita
tujuannya biar takutnya pasien ga kabur, kaya misalnya ke lab,
mau periksa lab pasiennya ribet kan mesti bolak balik, mungkin
mereka rada ribet karena bolak balik itu, coba seandainya dijadiin
satu-satu, di farmasi itu ada kasir jadi bisa langsung bayar ga
bolak balik, hargain dulu obatnya sama orang kasir. Pengennya
pasien mah semua jadi satu gitu terakhir, biar ga ribet bolak balik,
dimana tujuan kita kaya gitu kan karena kelolosannya itu”.
Narasumber : “Kalo menyulitkan enggak ya, paling ya itu pasien complain aja
rada terhambat itu mesti dengerin dulu mesti ngasih penjelasan,
paling ya kaya gitu”.
Penulis : “Kan tadi mbak sudah bilang kurang nyaman gitu ya, menurut
mbak, apa efek dari ketidaknyamanan area kerja tersebut?”
Narasumber : “Kadang ada pasien yang nanya kotak saran tapi ga tersedia
kertasnya, pulpennya”
3. Studi Kepustakaan
Dalam hal ini, penulis membaca bahan-bahan dari buku ajar, diktat kuliah
maupun sumber-sumber kepustakaan lainnya yang berkaitan dengan masalah di Sub
Bagian Umum dan Pemasaran sebagai bahan acuan dan pembanding.
C. Daftar Masalah
Setelah melakukan kegiatan menemukan masalah dengan metode observasi,
wawancara serta studi kepustakaan , maka penulis menemukan beberapa masalah yang ada di
Sub Bagian Umum dan Pemasaran yaitu:
1. Belum tersedianya media informasi alur berobat pasien rawat jalan
Pelayanan rumah sakit merupakan hal yang dibutuhkan oleh pelanggannya. Tidak
hanya pelayanan, dalam melakukan pelayanan rumah sakit tersebut juga didukung oleh
beberapa komponen. Salah satunya adalah media informasi.
Media informasi merupakan hal penunjang pelayanan rumah sakit. Media
informasi yang dapat diberikan rumah sakit dapat berupa spanduk, brosur. pamflet,
jadwal praktek dokter dan lain sebagainya.
Penulis melihat bahwa pemanfaatan media informasi seperti alur berobat pasien
pada instalasi rawat jalan tidak ada. Dapat dilihat masih terdapatnya pasien yang belum
mengerti dan salah prosedur dalam berobat rawat jalan. Padahal jika ada media
informasi alur berobat pasien rawat jalan maka petugas front office akan lebih mudah
dalam memberikan pelayanan rumah sakit.
Nilai
Nilai
No Uraian Masalah I T R Prioritas
(IxTxR)
P S RI
Belum tersedianya media
informasi alur berobat pasien
1 4 4 4 3 3 108 1
rawat jalan
Kurangnya keergonomisan
2 tempat kerja 3 3 3 2 3 54 2
Responden kedua
Nilai
Nilai
No Uraian Masalah I T R Prioritas
(IxTxR)
P S RI
Belum tersedianya media
informasi alur berobat pasien
1 4 4 3 2 3 66 1
rawat jalan
Kurangnya keergonomisan
2 tempat kerja 4 3 2 2 3 54 2
Nilai
No Uraian Masalah Responden Responden Total Rank
1 2
Belum tersedianya media
informasi alur berobat pasien
1 108 66 174 1
rawat jalan
Kurangnya keergonomisan
2 54 54 108 2
tempat kerja
Berdasarkan hasil scoring, maka didapatkan prioritas masalah yaitu “Belum tersedianya
media informasi alur berobat pasien rawat jalan”. Tahapan selanjutnya menguraikan masalah
lebih rinci dengan penjabaran 5W+1H .
Belum
tersedianya media
informasi alur
Kurangnya petugas pada Sub Bagian berobat pasien
Umum dan Pemasaran yang bertugas rawat jalan
khusus menangani pemasaran rumah sakit
Man Methode
2. Material
Fasilitas tempat untuk meletakkan media informasipun juga terbatas, dikarenakan
bangunan rumah sakit yang tidak terlalu besar dan butuh tempat yang strategis untuk
meletakkan media informasi agar pengunjung dapat melihat dengan jelas tanpa harus
bertanya lagi kepada petugas.
3. Methode
Media informasi membutuhkan sistem yang mengatur agar media informasi
tersebut dapat terjangkau oleh pengunjung. Mulai dari tata letak, jenis media informasi
yang dipergunakan maupun prioritas media informasi apa yang akan ditampilkan kepada
pengunjung demi kelangsungan pelayanan rumah sakit.
Berikut adalah hasil scoring dari faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut:
Tabel 9. Prioritas Faktor Penyebab Masalah Kriteria Matriks
Responden pertama
Nilai
Nilai
No Uraian Masalah I T R Prioritas
(IxTxR)
P S RI
Belum tersedianya fasilitas
tempat untuk meletakkan
1 media informasi alur berobat 3 2 2 4 3 84 1
pasien
Nilai
Nilai
No Uraian Masalah I T R Prioritas
(IxTxR)
P S RI
Belum tersedianya fasilitas
tempat untuk meletakkan
1 media informasi alur berobat 3 2 2 3 3 63 2
pasien
Setelah melakukan scoring faktor penyebab masalah yang telah diisi oleh dua responden,
penulis melakukan rekapitulasi dari kedua responden tersebut. Berikut adalah hasilnya:
Tabel 11. Rekapitulasi Prioritas Faktor Penyebab Masalah Kriteia Matriks
Nilai
No Uraian Masalah Responden Responden Total Rank
1 2
Belum tersedianya fasilitas
1 tempat untuk meletakkan media 84 63 147 1
informasi alur berobat pasien