CLUSTER HEADACHE
Oleh:
Faiza Ruby Azzahra Harahap
140100181
Pembimbing:
dr. M. Yusuf, Sp.S
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Cluster Headache” ini dengan baik sebagai
salah satu syarat Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter di
Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa hasil makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengarapkan kritik dan saran
yang membangun demi menyempurnakan makalah selanjutnya.
Penulis
i5
DAFTAR ISI
5ii
BAB I
PENDAHULUAN
Rasa sakit yang dirasakan biasanya terpusat pada daerah orbital. Terasa
seperti terikat ataupun tertekan, sangat intens, dan tidak berdenyut. Seringkali
menjalar ke dahi, pelipis dan pipi. Nyeri kepala yang dirasakan juga disertai dengan
gejala sekunder ipsilateral seperti injeksi konjungtiva, lakrimasi, nasal kongesti,
dan rinore.4
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nyeri kepala kluster (cluster headache) adalah nyeri kepala unilateral hebat
di bagian orbital, supraorbital, temporal ataupun kombinasi dari ketiganya, yang
bertahan selama 15-180 menit disertai dengan gejala sekunder ipsilateral dan terjadi
setidaknya satu sampai delapan kali sehari.
Nyeri kepala tipe kluster dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe utama,
yakni:
a. Tipe episodik, dimana terdapat setidaknya dua fase kluster yang berlangsung
selama 7 hari hingga 1 tahun, yang diantarai oleh periode bebas nyeri selama 1
bulan atau lebih lama.
b. Tipe kronis, dimana fase cluster terjadi lebih dari sekali dalam setahun, tanpa
disertai remisi, atau dengan priode bebas nyeri yang kurang dari 1 bulan.2
2.2 Epidemiologi
Prevalensi dari nyeri kepala tipe kluster di Amerika Serikat tidak diketahui;
Kudrow memperkirakan nilai sebesar 0.4% pada pria dan 0.08% pada wanita.
Apabila dibandingkan dengan nyeri kepala migrain klasik, nyeri kepala tipe kluster
relatif lebih jarang ditemukan, dengan angka insidensi hanya sekitar 2- 9% dari
jumlah kasus migrain. Angka prevalensi pada pria adalah 0.4-1%. Pada sebuah
penelitian ekstensif yang melibatkan 100,000 penduduk San Marino, didapatkan
angka prevalensi sebesar 0.07%.5
25
2.3 Manifestasi Klinis
2.4 Patofisiologi
Menurut teori Horton, nyeri kepala kluster timbul karena vasodilatasi pada
salah satu cabang arteri karotis eksterna yang diperantarai oleh histamine intrinsic.
35
Sedangkan menurut teori Lee Kudrow, Serangan nyeri kepala kluster
merupakan suatu gangguan kondisi fisiologis otak dan struktur yang berkaitan
dengannya, yang ditandai oleh disfungsi hipotalamus yang menyebabkan kelainan
kronobiologis dan fungsi otonom. Hal ini menimbulkan defisiensi autoregulasi dari
vasomotor dan gangguan respon kemoreseptor pada korpus karotikus terhadap
kadar oksigen yang turun. Pada kondisi ini, serangan dapat dipicu oleh kadar
oksigen yang terus menurun. Batang otak yang terlibat adalah setinggi pons dan
medulla oblongata serta nerbus V,VII,IX, dan X. Hal ini dapat menjelaskan
mengapa sleep apnea merupakan salah satu pencetus cluster headache.7
2.5 Diagnosis
B. Nyeri hebat atau sangat hebat di orbita, supraorbita dan temporal, unilateral,
durasi 15-180 menit
45
Sedangkan menurut anamnesis, nyeri kepala kluster digambarkan sebagai
berikut:
c. Distribusi : Nyeri pada divisi pertama dan kedua dari nervus trigeminus;
sekitar 18-20% pasien mengeluhkan nyeri pada area
trigeminus
Selama periode serangan nyeri kepala tipe kluster, sebanyak 90% dari
pasien menjadi gelisah dan tidak dapat beristirahat. Mereka tidak dapat berbaring
untuk istirahat; sebaliknya, pasien memilih untuk berjalan dan bergerak kesana
kemari.1,2,3
5
2.6 Diagnosis Banding
Kriteriteria diagnosis:
Lokasi bilateral
d. Tidak ada:
2. Migrain
Unilateral
Berdenyut
Intensitas : sedang-berat
Diperberat dengan aktivitas fisik
65
Fotofobia dan fonofobia
Mual muntah
2.7 Penatalaksanaan
75
85
intranasal intramuscular.
59
neurosurgical mungkin dibutuhkan untuk pasien dengan cluster headache kronik
yang resisten terhadap semua terapi medis.6,8
10
5
2.9 Prognosis
Secara umum nyeri kepala tipe kluster akan berlangsung seumur hidup.
Beberapa prognosis meliputi serangan rekuren, remisi yang memanjang, dan
kemungkinan transformasi tipe episodik menjadi tipe kronis dan begitupula
sebaliknya. Sebanyak 80% pasien-pasien dengan nyeri kepala tipe kluster tipe
episodik tetap berada dalam periode episodiknya. Pada 4-13% kasus, tipe episodik
berubah menjadi tipe kronis. Remisi spontan terjadi pada 12% dari pasien,
khususnya mereka dengan tipe episodik. Tipe kronis menetap pada 55% dari kasus.
Meskipun jarang, nyeri kepala tipe kluster tipe kronis dapat berubah menjadi tipe
episodik.2
11
5
BAB III
KESIMPULAN
12
5
DAFTAR PUSTAKA
8. Gaul, C., Diener, H.C., Muller, O.M. 2011. Cluster Headache. Jurnal Online
http://www.sna.org.ar/web/admin/art_doc/131/Cluster.pdf
13
5