Anda di halaman 1dari 9

JURNAL TEKNOSAINS

ISSN 2089-6131 (Print)


ISSN 2443-1311 (Online)
DOI 10.22146/teknosains.11385
https://jurnal.ugm.ac.id/teknosains

VOLUME 6 No. 1, 22 Desember 2016 Halaman 1-58

PREPARASI DAN PENENTUAN JENIS OKSIDA BESI PADA


MATERIAL MAGNETIK PASIR BESI LANSILOWO

Ricka Prasdiantika
Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang, Indonesia
Email: ricka.prasdiantika@yahoo.co.id

Susanto
Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang, Indonesia
Email: susanto.chem@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to preparation, identify the content, and determine the type of iron oxide on the magnetic material from
Iron Sand Lansilowo. Magnetic material is separated from iron sand using an external magnet. Magnetic material
washes by using aquadest and dried at 80 °C. Materials were characterized by X-Ray fluorescence (XRF), Fourier
Transform Infrared (FT-IR) spectrophotometer, X-ray diffractometer (XRD) and Transmission electron microscope
(TEM). The results show that the magnetic material of iron sand Lansilowo contains elements of Fe (46.13%), the
element Cr (28.08%), Mg (10,11%), Si (8.20%) and other minor elements. Iron oxide contained in iron sand Lansilowo
is dominated by magnetite iron oxide (Fe3O4). The results of characterization show that the magnetic material of iron
sand still contain oxide impurities such as silica oxide and chromium oxide.

Keywords: Magnetite; Magnetic material; Iron oxide; Iron sand; Preparation

ABSTRAK
Tulisan ini bertujuan untuk mempreparasi, mengidentifikasi kandungan, dan menentukan jenis oksida besi
pada material magnetik dari Pasir Besi Lansilowo. Material magnetik dipisahkan dari pasir besi dengan
menggunakan magnet eksternal. Material magnetik pasir besi yang diperoleh dicuci dengan menggunakan
akuades dan dikeringkan pada temperatur 80 °C. Karakterisasi material dilakukan dengan X-Ray Fluoresence
(XRF), Fourier Transform Infrared (FT-IR) Spectrophotometer, X-Ray Difraktometer (XRD) dan Transmission
Electron microscope (TEM). Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa material magnetik pasir besi Lansilowo
mengandung unsur Fe (46,13%), unsur Cr (28,08%), Mg (10,11%), Si (8,20%) dan unsur minor lainnya.
Oksida besi yang terkandung pada pasir besi Lansilowo didominasi oleh oksida besi magnetit (Fe3O4). Hasil
karakterisasi menunjukkan bahwa material magnetik pasir besi masih mengandung oksida pengotor seperti
oksida silika dan oksida krom.

Kata kunci: Magnetit; Material magnetik; Oksida besi; Pasir besi; Preparasi.

7
JURNAL SAINS | VOL 6, NO. 1, DESEMBER 2016; 7-15

PENGANTAR seperti pesisir pantai Masang Sumatera Barat


Seiring dengan berkembangnya teknologi, [16], pesisir pantai selatan Kebumen Kutoarjo
saat ini magnet tidak hanya digunakan sebagai [17], dan pesisir pantai Utara Pulau Jawa [18].
bahan baku pembuatan baja saja, tetapi juga di­ Pulau Sulawesi memiliki beberapa
gunakan pada berbagai bidang seperti elektro­ wilayah dengan potensi bahan galian dan
kimia [1] elektronika [2] katalitik [3] dan ilmu mineral ikutan yang sangat baik, seperti Desa
kedokteran [4] Pengembangan industri magnet Tetewatu, Desa Sonai, Desa Tawangga yang
memiliki peranan yang sangat penting karena terletak di Kabupaten Konawe [19] dan Pulau
teknologi tersebut memiliki ketergantungan Luwu Timur Sulawesi Selatan [20]. Potensi
terhadap penggunaan magnet sebagai salah bahan galian yang terdapat di daerah tersebut
satu komponen di dalamnya [5]. antara lain laterit-nikel, magnesit, kromit, besi,
Material yang memiliki sifat magnet di­ kuarsa, batu gamping, batu pasir dan batu
antaranya material-material oksida besi seperti lempung [19]. Namun, penelitian tersebut
hematit (α-Fe2O3), maghemit (γ-Fe2O3), ilmenit hanya mengoptimalkan potensi bahan galian
(FeTiO3), dan magnetit (Fe3O4), material sulfida dan mineral lainnya di wilayah daratan,
besi seperti pirhotit (Fe7S8), dan greigit (Fe3S4) belum mengoptimalkan potensi bahan alam di
[6]. Penelitian penggunaan material oksida- wilayah pesisir pantai. Oleh karena itu, perlu
oksida besi sudah banyak dilakukan dalam dilakukan penelitian untuk mengoptimalkan
berbagai bidang [7]. potensi bahan alam di wilayah pesisir pantai
Oksida besi maghemit digunakan sebagai yang dimungkinkan memiliki kandungan bijih
bahan superkapasitor suatu elektroda [8]. besi yang lebih banyak.
Magnetit banyak digunakan sebagai agen drug Bijih besi dalam endapan pasir besi
delivery untuk membawa obat ke bagian ter­ memiliki komposisi dengan kadar yang
tentu tubuh manusia dan agen kontras pada bervariasi di setiap wilayah. Bijih besi yang
magnetic resonance imaging (MRI) [7]. Material berasal dari Sukabumi Jawa Barat memiliki
magnetik nanopartikel yang di­modi­fikasi komposisi kimia yaitu Fe 76,93%, Ti 21,02%,
dengan polimer digunakan untuk meng­ Mn 0,91%, Zn 0,08%, Nb 0,03%, V 0,36%, Sn
adsoprsi ion logam seperti Cd(II), Zn(II), Pb(II), 0,07% dan Sb 0,14% [21]. Oleh karena itu, perlu
dan Cu(II) [9]. dilakukan identifikasi material pasir besi untuk
Ketiga material magnetik tersebut mengetahui kandungan dan kadar komposisi
biasa­nya disintesis di laboratorium dengan pasir besi dari suatu wilayah.
menggunakan metode co-presipitasi [10]. Bijih besi yang diperoleh dari pasir besi
Sumber material magnetik yang digunakan biasanya bercampur dengan tanah, sehingga
biasanya berasal dari prekursor FeCl3·6H2O dibutuhkan suatu cara untuk memurnikan
dan FeCl2·4H2O [11], FeSO4·7H2O [12] atau pasir besi. Pada skala laboratorium material
Fe(NO3)3·9H2O [13]. Namun, prekursor tersebut magnetik pasir besi dipreparasi secara
relatif mahal dan menghasilkan limbah baru. manual menggunakan magnet eksternal
Oleh karena itu, diperlukan sumber material [22]. Material magnetik yang dipreparasi
magnetik yang lebih efektif, efisien, dan ramah dengan menggunakan magnet eksternal
bagi lingkungan untuk mengganti prekursor masih mengandung beberapa pengotor [23].
tersebut. Sumber material magnetik tersebut Oleh karena itu, material magnetik perlu di­
dapat diganti dengan material magnetik yang murnikan dengan mencuci material magnetik
berasal dari pasir besi alam. menggunakan air untuk menghilangkan
Pasir besi pada umumnya mempunyai pengotor-pengotor yang tidak dapat ditarik
komposisi utama oksida besi yaitu magnetit oleh magnet eksternal.
(Fe3O4), hematit (α-Fe2O3), dan maghemit Dalam penelitian ini dilaporkan pe­misah­
(γ-Fe2O3) [14], beberapa senyawa oksida lain an material magnetik dari pasir besi meng­
seperti Al2O3, MgO, dan SiO2 [15]. Pasir besi di gunakan magnet eksternal, preparasi material
Indonesia banyak ditemukan di pesisir pantai magnetik dengan pencucian menggunakan

8
Ricka Prasdiantika dan Susanto e PREPARASI DAN PENENTUAN JENIS OKSIDA BESI
PADA MATERIAL MAGNETIK PASIR BESI LANSILOWO

akuades, karakterisasi material magnetik, Utara Kabupaten Konawe Kepulauan Propinsi


identifikasi kandungan material magnetik, Sulawesi Tenggara. Pasir besi dipisahkan
dan penentuan jenis oksida besi pada material dengan menggunakan magnet eksternal
magnetik pasir besi Lansilowo. Penelitian ini untuk memisahkan material magnetik dari
dapat memberikan alternatif penggunaan pengotor-pengotornya yang tidak dapat
pasir besi sebagai sumber material magnetik. tertarik oleh magnet eksternal. Pemisahan
material magnetik dari 60 gram sampel pasir
Bahan dan Metode besi dilakukan sebanyak tiga kali. Pemisahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk material magnetik tersebut menghasilkan
preparasi material magnetik pasir besi yaitu massa rata-rata sebanyak 8,15 gram. Hasil
pasir besi yang berasal dari pesisir pantai tersebut menunjukkan bahwa rendemen
Desa Lansilowo Kecamatan Wawonii Utara material magnetik yang diperoleh sekitar
Kabupaten Konawe Kepulauan Propinsi 13,58%. Hasil pemisahan pasir besi ditunjukkan
Sulawesi Tenggara dan akuades. pada Gambar 1.
Peralatan yang digunakan meliputi
peralatan preparasi dan peralatan analisis.
Peralatan preparasi terdiri dari gelas ukur
berbagai ukuran, gelas Beaker berbagai
ukuran, lumpang, mortar porselen, neraca
analitik (Meter AE 160), dan magnet eksternal
(Niobium).
Peralatan analisis yang digunakan yaitu
X-Ray Fluoresence (XRF) PAnalytical Minipal
4 untuk identifikasi unsur-unsur yang terkan­ (a) (b)
dung dalam material, Fourier Transform Gambar 1.
Infrared Spectrophotometer (FT-IR) Shimadzu Pasir Besi (a) Sebelum, dan (B) Sesudah
Dipisahkan Dengan Magnet Eksternal
FTIR-PRESTIGE 21 untuk identifikasi gugus
fungsional material, X-Ray Difraktometer
Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat
(XRD) Shimadzu 6000 untuk identifikasi jenis
bahwa pasir besi Lansilowo sebelum dipisahkan
material, kristalinitas, dan ukuran kristal
dengan magnet ekstenal berwarna hitam
material, dan Transmission Electron microscopy
keabu-abuan. Setelah dilakukan pemisahan
(TEM) JEOL JEM-1400 untuk mengamati
dengan menggunakan magnet eksternal,
morfologi material.
diperoleh material magnetik pasir besi yang
berwarna hitam seperti yang ditunjukkan
Prosedur Kerja oleh Gambar 1 (b). Warna hitam tersebut
Sebanyak 60 gram pasir besi dipisahkan mengindikasikan bahwa secara visual oksida
dengan menggunakan magnet eksternal. besi yang terkandung pada material magnetik
Padatan yang tertarik oleh magnet eksternal tersebut didominasi oleh oksida besi magnetit
dikeringkan pada oven dengan temperatur [14,24]. Namun, diperlukan karakterisasi lebih
80°C selama 24 jam, kemudian digerus dan lanjut untuk mendukung identifikasi jenis
ditimbang. Serbuk pasir besi yang diperoleh oksida besi [22] dan kandungan dari material
dikarakterisasi dengan XRF, spektrofotometer magnetik pasir besi tersebut.
FT-IR, XRD, dan TEM. Pekerjaan diulangi Material magnetik yang telah dipisahkan
dengan mencuci material magnetik dengan menggunakan magnet eksternal
menggunakan akuades sebanyak tiga kali. dikarakterisasi menggunakan X-Ray Fluoresence
(XRF) untuk menentukan kandungan dari
HASIL DAN PEMBAHASAN material magnetik pasir besi dan unsur-unsur
Sampel pasir besi diperoleh dari pesisir pengotor yang tidak dapat dipisahkan dengan
pantai Desa Lansilowo Kecamatan Wawonii magnet eksternal. Hasil karakterisasi material

9
JURNAL SAINS | VOL 6, NO. 1, DESEMBER 2016; 7-15

magnetik pasir besi menggunakan XRF terlihat magnet eksternal, unsur Cr juga tertarik magnet
pada Tabel 1. eksternal. Selain itu, daerah diperolehnya
sampel juga merupakan daerah penghasil
Tabel 1. Hasil Karakterisasi XRF Material sumber daya mineral krom. Sehingga material
Magnetik Pasir Besi Lansilowo magnetik yang diperoleh masih mengandung
Unsur Kadar Komposisi (%) unsur Cr dalam jumlah yang cukup banyak.
Fe 46,13 Unsur-unsur penyusun material magnetik
Cr 28,08 yang diketahui dari hasil identifikasi dengan
Mg 10,11 XRF ini keberadaannya bukan dalam keadaan
Si 8,20
unsur murni, tetapi cenderung dalam bentuk
oksida. Oleh karena itu, material magnetik
Al 4,24
perlu dikarakterisasi lebih lanjut untuk
Pr 0,45
mengetahui oksida-oksida yang ada dalam
Mn 0,43
material magnetik.
Ti 0,42 Material magnetik dikarakterisasi
K 0,36 menggunakan spektrofotometer FT-IR untuk
Cl 0,29 mengetahui gugus fungsional yang ada dalam
Ca 0,23 material, dan mengidentifikasi jenis oksida
P 0,22 besi berdasarkan jenis ikatan Fe dengan atom
Zn 0,22 lain. Hasil karakterisasai material magnetik
Ni 0,19 pasir besi menggunakan spektrofotometer FT-
S 0,14 IR terlihat pada Gambar 2.
Co 0,13
Ce 0,13
Sn 0,02

Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa


material magnetik pasir besi Lansilowo
mengandung unsur-unsur mayor seperti
unsur Fe dengan kadar sekitar 46,13%, unsur
Cr dengan kadar sekitar 28,08%, Mg dengan
kadar sekitar 10,11%, Si dengan kadar sekitar
8,20%, Al dengan kadar sekitar 4,24%, dan
unsur minor lainnya.
Berdasarkan hasil karakterisasi XRF
tersebut, terlihat bahwa unsur Fe memiliki
kadar yang paling tinggi dan mendominasi Gambar 2.
komposisi material magnetik dari pasir besi Spektra FT-IR a) Material magnetik pasir besi, b)
Lansilowo. Kadar Fe yang cukup tinggi Material magnetik pasir besi cuci H2O
tersebut disebabkan oleh faktor preparasi
sampel yang dilakukan dengan menggunakan Berdasarkan Gambar 2, teridentifikasi
magnet eksternal dan faktor kondisi geografis beberapa pita serapan dari hasil preparasi
daerah diperolehnya sampel. material magnetik, di antaranya terdapat pita
Pada hasil XRF tersebut terlihat bahwa serapan pada bilangan gelombang 1628 cm-1
kadar unsur Cr pada material magnetik ini yang mengindikasikan vibrasi tekuk dari
cukup besar. Kadar unsur Cr yang cukup gugus hidroksida (O-H) pada permukaan
besar dikarenakan unsur Cr juga merupakan oksida besi (Fe-OH) atau silanol (Si-OH)
unsur yang bersifat magnetik. Oleh karena itu, [26]. Pada bilangan gelombang 3425 cm-1
ketika material magnetik pasir besi ditarik oleh merupakan vibrasi ulur O-H dari Fe-OH atau

10
Ricka Prasdiantika dan Susanto e PREPARASI DAN PENENTUAN JENIS OKSIDA BESI
PADA MATERIAL MAGNETIK PASIR BESI LANSILOWO

Si-OH [27]. Munculnya vibrasi gugus O-H dari tersebut, maka dilakukan karakterisasi XRD.
Si-OH pada bilangan gelombang 1628 cm-1 dan Hasil karakterisasi XRD material magnetik
3425 cm-1 yang tumpang tindih dengan vibrasi pasir besi ditunjukkan pada Gambar 3.
gugus O-H dari Fe-OH mengindikasikan Karakterisasi XRD dilakukan untuk
bahwa pada material magnetik ini terdapat mendapatkan pola difraksi sinar-X dari
silika [28]. material magnetik pasir besi dan mengetahui
Keberadaan silika pada material magnetik jenis oksida besi yang terkandung didalamnya.
ini juga ditunjukkan dengan munculnya Proses identifikasi jenis oksida besi didasarkan
bilangan gelombang pada puncak 1080 cm-1 pada pencocokan data dengan menggunakan
yang merupakan serapan karakteristik untuk metode searchmatch. Pengukuran XRD dilaku­
vibrasi ulur asimetri Si-O dari gugus siloksan kan pada rentang 2θ=0-80o. Hasil karakterisasi
Si-O-Si, bilangan gelombang 957 cm-1 yang material magnetik dengan menggunakan
mengindikasikan vibrasi ulur Si-O dari silanol XRD menghasilkan oksida besi yang dominan
Si-OH [29], dan pada bilangan gelombang 301- berupa magnetit yang sesuai dengan database
309 cm-1 dan 447 cm-1 yang merupakan vibrasi JCPDS 01-075-0449.
tekuk Si-O dari Si-O-Si [30].
Berdasarkan Gambar 2, terlihat muncul
bilangan gelombang 610-617 cm-1 yang
merupakan vibrasi ulur dari Fe-O [25]. Vibrasi
ulur tersebut mengindikasikan vibrasi ulur
Fe-O dari magnetit. Hal ini didukung oleh
analisis spektra FT-IR dari magnetit dicirikan
oleh pita serapan yang lebar disekitar bilangan
gelombang 636 cm-1 [31], dan kurang dari 700
cm-1 yang menunjukkan vibrasi ikatan Fe-O
dari Fe3O4 [32]. Hal ini menunjukkan bahwa
material magnetik pasir besi mengandung
oksida besi magnetit.
Pada Gambar 2 juga terlihat spektra FT-
IR dari material magnetik setelah dilakukan
Gambar 3.
pencucian menggunakan H2O. Hasil spektro­ Pola Difraksi Sinar-X: A) JCPDS 01-075-0449,
fotometer FT-IR tersebut menunjukkan adanya B) Material Magnetik Pasir Besi, C) Material
sedikit pergeseran bilangan gelombang untuk Magnetik Pasir Besi Cuci H2O, dan D) Magnetit
beberapa puncak serapan pada gugus-gugus Komersial
fungsi utama dari senyawa magnetit. Namun,
puncak-puncak tersebut masih dalam range Berdasarkan difraktogram tersebut
spesiasi vibrasi gugus yang sama. Puncak- terlihat puncak-puncak karakteristik dari
puncak serapan karakteristik dari oksida besi material magnetik pasir besi muncul pada 2θ =
magnetit masih terlihat pada spektra FT-IR 18,74o; 30,87o; 36,13o; 43,78o; 53,89o; 57,89o; dan
setelah proses pencucian. Sehingga masih 63,55o. Puncak-puncak tersebut bersesuaian
tetap dapat diindentifikasi sebagai serapan dengan difraktogram dari magnetit komersial
gugus fungsi dari material magnetit. [33] dengan puncak karakteristik pada 2θ =
Berdasarkan karakterisasi tersebut, 18,29o; 30,13o; 35,48o; 43,13o; 53,52o; 57,02o; dan
dapat dikatakan bahwa pencucian material 62,62o. Kandungan oksida besi yang cukup
magnetik dengan menggunakan H2O tidak tinggi pada material magnetik pasir besi dapat
mempengaruhi pergeseran puncak spektra terlihat dari tingginya intensitas relatif dan
secara signifikan. Oksida besi dari material kesesuaian sudut hamburan sinar-X yang
magnetik pasir besi Lansilowo tetap berupa dihasilkan.
oksida besi magnetit. Untuk memastikan hal

11
JURNAL SAINS | VOL 6, NO. 1, DESEMBER 2016; 7-15

Berdasarkan Gambar 3, terlihat bahwa 33,81% dan material magnetik yang dilakukan
puncak dari material magnetik pasir besi dan pencucian menggunakan H2O menghasilkan
material magnetik pasir besi cuci air memiliki kristalinitas sebesar 47,84%,. Hal ini menunjuk­
kecocokan dengan JCDPS 01-075-0449 dan kan bahwa kristalinitas material magnetik
magnetit komersial. meng­ alami peningkatan setelah dilakukan
Berdasarkan hasil karakterisasi meng­ pen­cucian dengan H2O. Hal ini dimungkinkan
gunakan difraktometer sinar-X masih terlihat H2O mampu menghilangkan beberapa pe­
puncak residu, yang menunjukkan bahwa ngotor pada material magnetik yang tidak
terdapat oksida lain yang menyusun material dapat ditarik oleh magnet eksternal. Oleh
magnetik pasir besi. Oksida tersebut yaitu karena itu, kristalinitas dari material magnetik
donatit (Fe,Mg) (Cr,Fe)2O4 yang sesuai dengan meng­alami peningkatan.
JCPDS 00-022-0349, oksida magnesium besi Setelah dilakukan perhitungan, didapat­
krom (MgFe2Cr1,8O4) yang sesuai dengan JCPDS kan ukuran kristal dari material magnetik
no 01-071-1257, oksida besi silika (Fe2,08O4Si0,92) sebelum dan setelah pencucian. Penentuan
yang sesuai dengan JCPDS 01-089-6230, oksida ukuran kristal tersebut menggunakan per­
besi alumina (AlFe2O4) yang sesuai dengan samaan Deybe-Scherrer sebagaimana dike­
JCPDS 01-089-7408, oksida besi magnesium muka­kan oleh [34]. Hasil perhitungan ukuran
alumina (MgFeAlO4) sesuai dengan JCPDS 00- kristal tersebut tersaji pada Tabel 2. Pada tabel
011-0009, dan titanomagnetit (Fe4,42 Fe5,245 Ti4,72 tersebut terlihat bahwa material magnetik
Al0,7 Mg0,4 Cr0,3 V0,15) (Fe7,82 Mn0,114 Si0,06) O32 yang tanpa pencucian memiliki ukuran kristal sekitar
sesuai dengan JCPDS 01-074-2034. 40,98 ± 4,16 nm, dan material magnetik setelah
Pada Gambar 3 juga terlihat bahwa pencucian memiliki ukuran kristal sekitar
material magnetik yang dicuci dengan H2O 23,06 ± 4,60 nm. Hal ini menunjukkan bahwa
meng­hasilkan intensitas yang lebih tajam di­ material magnetik tanpa pencucian memiliki
banding­kan sebelum pencucian. Material mag­ ukuran kristal yang lebih besar dibandingkan
netik setelah pencucian dengan H2O me­miliki material magnetik setelah pencucian. Hal ini
FWHM yang lebih kecil daripada se­ belum dimungkinkan pada material magnetik tanpa
pen­ cucian. Hal ini terlihat dari XRD pada pencucian partikelnya cenderung lebih ber­
material magnetik mengalami penyempitan agregat, sehingga menyebabkan ukuran kristal
puncak setelah pencucian. Sehingga material dari material magnetik tanpa pencucian lebih
magnetik yang telah dicuci dengan larutan besar dari material magnetik cuci H2O.
H2O memiliki kristalinitas yang lebih tinggi Pada material magnetik dilakukan per­
dari pada sebelum pencucian. Kristalinitas hitung­an jarak antar bidang kristal dan par­
dari material magnetik sebelum dan setelah ameter kisinya. Jarak antarbidang kristal dan
pencucian dengan H2O dapat dilihat pada parameter kisinya ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 2. Perbandingan Jarak antar Bidang Kristal
Perbandingan Ukuran dan Kristalinitas Dan Parameter Kisi Material Magnetik
Material Magnetik Material dhkl (nm) a (nm)
Kristalinitas Magnetit Komersial 0,246 0,838 ± 0,002
Material Dxrd (nm)
(%)
Material Magnetik 0,242 0,825 ± 0,022
Material Magnetik 40,98 ± 4,16 33,81
Material Magnetik
Material Magnetik 23,06 ± 4,60 47,84 0,244 0,831 ± 0,016
+ H 2O
+ H2O
Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui mag­
netit komersial, material magnetik, dan
bahwa material magnetik yang tidak dilakukan material magnetik cuci H2O memiliki para­
pencucian menghasilkan kristalinitas sebesar

12
Ricka Prasdiantika dan Susanto e PREPARASI DAN PENENTUAN JENIS OKSIDA BESI
PADA MATERIAL MAGNETIK PASIR BESI LANSILOWO

meter kisi dan jarak antar bidang kristal yang nunjukkan adanya oksida lain dalam material
relatif hampir sama. magnetik. Sehingga perlu dilakukan lanjutan
Material magnetik dikarakterisasi penelitian terkait preparasi material magnetik
meng­­gunakan TEM untuk melihat citra dari dari pasir besi dengan meminimalisir kan­
material magnetik sehingga dapat teramati dungan oksida lain untuk meningkatkan kadar
mor­fologinya. Hasil karakterisasi material oksida besi.
magnetik menggunakan TEM ditunjukkan
pada Gambar 4. SIMPULAN
Material magnetik dari pasir besi
Lansilowo mengandung unsur Fe dengan
kadar 46,13%, Cr 28,08%, Mg 10,11%, Si 8,20%,
dan unsur minor lainnya. Oksida besi penyusun
material magnetik pasir besi Lansilowo
didominasi oleh magnetit. Pencucian material
magnetik pasir besi dengan H2O mampu
meningkatkan kristalinitas material magnetik.
Material magnetik yang dicuci dengan H2O
menghasilkan kristalinitas 47,84%.
(a) (b)
Gambar 4.
UCAPAN TERIMAKASIH
Citra TEM dari (A) Material Magnetik, (B)
Material Magnetik Cuci H2O Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Prof. Dr. Nuryono, M.S. dan Fahmiati
Gambar 4 (a) merupakan hasil citra TEM atas bantuan Material penelitian yang
material magnetik pasir besi sebelum pen­ diberikan.
cucian dengan H2O, dan Gambar 4 (b) adalah
citra material magnetik setelah pencucian DAFTAR PUSTAKA
dengan H2O. Baik pada Gambar 4(a) maupun Ansori, C. 2013. Mengoptimalkan Perolehan
4(b) masih terdapat penumpukan partikel Mineral Magnetik pada Proses
magnetik yang membentuk agregat. Pada Separasi Magnetik Pasir Besi Pantai
kedua gambar tersebut masih belum terlihat Selatan Kabupaten Kebumen Jawa
dengan jelas butiran-butiran partikel magnetik. Tengah. Jurnal Teknologi Mineral dan
Berdasarkan gambar TEM tersebut, Batubara 9(3): 145-156.
dapat dilihat pada material magnetik setelah Anwar, N. 2011. Pembuatan Magnet
pencucian dengan H2O terdapat partikel- Permanen Nd2Fe14B Melalui Metode
partkel yang berbentuk runcing dan berwarna Mechanical Alloying. Skripsi. Pro­
abu-abu. Partikel yang berbentuk runcing dan gram Studi Fisika Universitas Islam
berwarna abu-abu menunjukkan bahwa pada Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.
material magnetik tersebut masih terdapat
Bruce, I.J., J. Taylor, M. Todd, M.J. Davies,
oksida-oksida lain seperti oksida silika dan
E. Borioni, C. Sangregorio, and T.
oksida krom.
Sen. 2004. Synthesis, Characteri­
Berdasarkan data dari karakterisasi
zation and Application of Silica-
XRF, spektra FT-IR, pola XRD, dan gambar
Magnetite Nanocomposites. Journal
TEM menunjukkan bahwa material magnetik
of Magnetism and Magnetic Materials
pasir besi Lansilowo berhasil dipreparasi
284: 145-160.
dan diperoleh oksida besi magnetit. Hasil
karakterisasi menunjukkan bahwa preparasi Chougale, U.M. and V.J. Fulari. 2014. Facile
material magnetik menggunakan magnet Synthesis of Maghemite Nanoflakes
eksternal dan pencucian dengan H2O masih Arrays for Supercapasitor Appli­
belum efektif. Data-data tersebut masih me­

13
JURNAL SAINS | VOL 6, NO. 1, DESEMBER 2016; 7-15

cation. Materials Science in Semi­ Jal, P.K., M. Sudarshan, A. Saha, S. Patel,


conductor Processing 27: 682-688. B.K. Mishra. 2004. Synthesis and
Chung, J., J. Chun, J. Lee, S.H Lee, Y.J Lee, Characterization of Nanosilica
and S.W. Hong. 2012. Sorption Prepared by Precipitation Method.
of Pb(II) and Cu(II) Onto Multi- Colloids and Surfaces A: Physicochemical
amine Grafted Mesoporous Silica Engineering Aspects 240: 173-178.
Embedded with Nano-Magnetite: Jiang, F., X. Wang, and D. Wu. 2016.
Effects of Steric Factors. Journal of Magnetic Microencapsulated Phase
Hazardous Materials 239-240: 183-191. Change Materials With An Organo-
Cohen, S., A. Deodhar, A. Kavanaugh, E. Silica Shell: Design, Synthesis and
Ruderman, R.H. Shmerling, B.N. Application For Electromagnetic
Weissman, M. Weisman, and C. Shielding and Thermal Regulating
Winalski. 2006. Extremity Magnetic Polymide Films. Energy 98: 225-239
Resonance Imaging in Rheumatoid Komatina, M., W. Heinrich, and Gudenau.
Arthritis. Arthritis & Rheumatism 2004. The Sticking Problem During
54(4): 1034-1047. Direct Reduction of Fine Iron Ore in
Cornell, R.M. and U. Shwertmann. 2003. The Fluidized Bed. Journal Metallurgy
The Iron Oxide: Scructure, Properties, 3:309.
Reaction, Occurences and Use. 2nd ed. Lakay, E. M.. 2009. Superparamagnetic Iron-
WILEY-VOH GmbH & Co. KGaA. Oxide Based Nanoparticles for The
Farimani, N.S., N.G. Roknabadi, and A. Separation and Recovery of Precious
Kazemi. 2013. Study of Structural Metals from Solution. Thesis.
and Magnetic Properties of Super­ University of Stellenbosch.
paramagnetic Fe3O4/SiO2 Core-Shell Legodi, M.A. and D.de Waal. 2007. The
Nanocomposites Synthe-sized with Preparation of Magnetite, Geothite,
Hydrophilic Citrate-Modified Fe3O4 Hematite and Maghemite of Pigment
Seeds Via A Sol-Gel Approach. Quality from Mill Scale Iron Waste.
Physica E 53: 207-216. Dyes and Pigments 74: 161-168.
Ge, F., L. Meng-Meng, Y. Hui, and Z. Bao- Mahdavi, M., M.B. Ahmad, M.J. Haron, F.
Xiang. 2012. Effective Removal Namvar, B. Nadi, M.ZA. Rahman,
of Heavy Metal Ions Cd2+, Zn2+, and J. Amin. 2013. Synthesis, Surface
Pb2+, Cu2+ from Aqueous Solution Modification and Characterization
by Polymer-Modified Magnetic of Biocompatible Magnetic Iron
Nanoparticles. Journal of Hazardous Oxide Nanoparticles for Biomedical
Materials 211-212: 366-372. Application. Molecules 18: 7533-7548.
Hunt, C.P., B.M. Moskowitz, and S.K. Montagne, F., O. Mondain-Monval, C. Pichot,
Banerjee. 1995. Magnetic Properties H. Mozzanega, and Elaissari. 2002.
of Rocks and American Minerals. Preparation and Characterization
Rock Physics & Phase Relations: A of Narrow Sized (O/W) Magnetic
Handbook of Physical Constants. Geo­ Emulsion. Journal of Magnetism and
physical Union: 189-204. Magnetic Materials 250: 302-312.
Iida H., K. Takayanagi, T. Nakanishi, and Mufit, F., H. Amir, Fadhilah, dan S. Bijaksana.
T. Osaka. 2007. Synthesis of Fe3O4 2013. Kaitan Sifat Magnetik dengan
Nanoparticles with Various Size and Tingkat Kehiataman (Darkness)
Magnetic Properties by Controlled Pasir Besi di Pantai Masang Sumatera
Hydrolysis. Journal of Colloid and Barat. Eksakta 2: 70-75.
Interface Science 314: 274-280.

14
Ricka Prasdiantika dan Susanto e PREPARASI DAN PENENTUAN JENIS OKSIDA BESI
PADA MATERIAL MAGNETIK PASIR BESI LANSILOWO

Pang, Y.L., S. Lim, H.C. Ong, and W.T. Sulistyorini, L. 2014. Pelapisan Magnetit
Chong. 2016. Research Progress dengan Silika Termodifikasi Amino,
on Iron Oxide-based Magnetic Skripsi. Jurusan Kimia Universitas
Materails: Synthesis Techniques and Gadjah Mada. Yogyakarta.
Photocatalytic Applications (Review Wu, S., A. Sun, F. Zhai, J. Wang, W. Xu, Q.
Article). Ceramics International Part A Zhang, and A.A. Volinsky. 2011.
42(1): 9-34. Fe3O4 Magnetic Nanoparticles
Petcharoen, K. and A. Sirivat. 2012. Synthesis Synthesis from Tailings by Ultrasonic
and Characterization of Magnetite Chemical Co-Precipitation. Materials
Nanoparticles Via The Chemical Letters 65: 1882-1884.
Co-Precipitation Method. Materials Yamaura, M., R. L. Camilo, L.C. Sampaio,
Science Engineering B 177: 421– 427. M.A. Macedo, N. Nakamura, and
Rahmawati, R. dan N. Handayani. 2013. Toma, H.E. 2004. Preparation and
Fabrikasi Ferrogel Berbahan Dasar Characterization of (3-aminopropyl)
Nanopartikel Magnetit (Fe3O4) triethoxysilane-coated Magnetite
dari Hasil Sintesis Pasir Besi Pantai Nanoparticles. Journal of Magnetism
Utara Jawa dan Sifat Magneto- and Magnetic Materials 279: 210-217.
Elastisitasnya. Kaunia IX(1): 70-82. Yang, L., G. Xi, T. Lou, X. Wang, J. Wang,
Saman, N., K.. Johari, and H. Mat. 2013. and Y. He. 2016. Preparation and
Adsorption Characteristics of Sulfur- Magnetic Performance of Co0.8 Fe2.2O4
Functionalized Silica Microspheres by A Sol-gel Method Using Cathode
with Respect to the Removal of Materials of Spent Li-ion Batteries.
Hg(II) from Aqueous Solutions. Ceramics International Part B 42(1):
Industrial and Engineering Chemistry 1897-1902.
Research 53: 1225-1233. Yulianto, A. 2007. Fasa Oksida Besi untuk
Setiawati, L.D., T.P. Rahman, D.W. Nugroho, Sintesis Serbuk Magnet Ferit.
Nofrizal, R. Ikono, Suryandaru, Indonesian Journal Material Science 8:
Yuswono, Siswanto, dan N.T 39-41.
Rochman. 2013. Ekstraksi Titanium Zhang, Y., Q. Xu, S. Zhang, J. Liu, J. Zhou,
Dioksida (TiO2) dari Pasir Besi H. Xu, H. Xiao, and J. Li. 2013.
dengan Metode Hidrometalurgi. Preparation of Thiol-modified
Prosiding Semirata FMIPA Fe3O4@SiO2 Nanoparticles and Their
Universitas Lampung: 465-468. Application for Gold Recovery
Sufriadin, S. Widodo, dan R. Biatong. 2013. from Dilute Solution. Separation
Karakterisasi Mineralogi Bijih Besi Purification Technology 116: 391–397.
Laterit dan Potensinya Sebagai Bahan Zulfalina, dan A. Manaf. 2004. Identifikasi
Baku Industri Besi Baja di Indonesia. Senyawa Mineral dan Ekstraksi
Prosiding Hasil Penelitian Fakultas Titanium Dioksida dari Pasir
Teknik. Universitas Hasanuddin: 1-4. Mineral. Indonesian Journal Material
Suhandi, H. Susanto, dan R. Hutamadi. Science 5: 46-50.
2011. Penelitian Bahan Galian Lain Zulkifli, N.S.C., I.A. Rahman, D. Mohamad,
dan Mineral Ikutan pada Wilayah and A. Husein. 2013. A Green
Pertambangan Kabupaten Konawe, Sol-Gel Route For The Synthesis
Provinsi Sulawesi Tenggara. of Structurally Controled Silica
Prosiding Hasil Kegiatan Pusat Sumber Particles From Rice Husk for
Daya Geologi: II.9. Dental Composie Filler. Ceramics
International 39: 4559-4567.

15

Anda mungkin juga menyukai