Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL DESAIN INOVATIF

Penatalaksanaan Hipnoterapi Terhadap Nyeri

Disusun oleh:
Bertolomeus Seda
NIM. P07220318011

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal desain inovatif tentang penatalaksanaan hipnoterapi untuk nyeri.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen pembimbing dan
Preceptor ruang cempaka yang telah membimbing dalam penyusunan proposal
desain inovatif ini. Serta kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Dalam pembuatan proposal ini, penulis menyadari masih banyak ada
kekurangan baik dari isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian,
perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk
menyempurnakan proposal desain inovatif sangat penulis harapkan.
Akhirnya penulis menyampaika terimakasih kepada pembaca dan teman-
teman sekalia yang telah membaca dan mempelajari makalah ini.

Samarinda, Februari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakan ............................................................................................... 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 5
A. Pengertian Hipnoterapi................................................................................. 5
B. Mekanisme ................................................................................................... 7
C. Teknik /Cara Hypnosis ................................................................................. 8
BAB III STRATEGI PEMECAHAN MASALAH .......................................... 15
A. Jenis Intervensi ........................................................................................... 15
B. Tujuan ........................................................................................................ 15
C. Waktu ......................................................................................................... 15
D. Setting ........................................................................................................ 15
E. Media / Alat Yang Digunakan ................................................................... 15
F. Prosedur Operasional Hipnoterapi ............................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakan
Bebas dari rasa nyeri merupakan hak asasi manusia. Hal ini
dicanangkan oleh WHO pada peringatan “Global Day Against Pain” tanggal
11 Oktober 2004. Peringatan “Global Day Against Pain” bertema Pain Relief
Should Be A Human Right mempunyai tujuan : Meningkatkan kepedulian
terhadap nyeri akut maupun nyeri kronis dan pengobatannya, publikasi yang
luas tentang hasil penelitian nyeri dan terapinya, menekankan bahwa hak
setiap orang untuk mendapatkan pengobatan nyeri, meningkatkan kepedulian
terhadap masalah nyeri di negara berkembang dengan tujuan memperbaiki
sumber daya dalam bidang nyeri (Miller, 2004).
Berdasarkan komitmen tersebut, maka berbagai negara termasuk
Indonesia mulai memberikan perhatian terhadap nyeri dan pengelolaannya.
Penatalaksanaan nyeri dilakukan dengan dua metode, yaitu strategi
farmakologi dan non farmakologi. Salah satu jenis metode non farmakologi
adalah terapi komplementer yang merupakan area keperawatan murni
sebagaimana disebutkan pada PERMENKES No 148 tahun 2010. Menurut
Kementrian Kesehatan (2007), pengobatan komplementer tradisional –
alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan berkualitas, memiliki keamanan dan efektivitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik, meskipun belum diterima
sepenuhnya dalam kedokteran konvensional.
Dengan demikian hipnoterapi memanfaatkan kondisi psikologis pasien
untuk mengubah persepsi rasa sakit termasuk nyeri menjadi perasaan yang
lebih nyaman (Cawthorn & Mackereth, 2010). Indonesian Nursing Center
(INC) adalah lembaga yang bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan
kesehatan yang diselenggarakan dalam upaya meningkatkan pengetahuan

1
peserta baik secara intelektual dan teknikal serta intrapersonal maupun
interpersonal. INC adalah lembaga kepelatihan dan pendidikan khusus
kesehatan di Jakarta dengan bertempat di Pusat ibu kota Indonesia, oleh
karena itu INC mempunyai impian menjadi center/pusat pelatihan kesehatan
pilihan dan satu-satunya yang terbaik dalam memberikan pelayanan
peningkatan pengetahuan di bidang kesehatan. Produk unggulan dari INC
antara lain adalah Nursepreneur Indonesia, Woundcare with Caring,
MotivatioNers-TraiNers, Clinic INC dan Hypnotouch Nursing. Lembaga ini
turut mendukung
WHO dalam mengupayakan hak individu untuk terbebas dari rasa
nyeri. INC bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan skill bagi
tenaga kesehatan terutama perawat, bidan dan dokter sehingga tenaga
kesehatan di Indonesia bisa mendapatkan ilmu-ilmu terbaru khususnya
dibidang kesehatan. Hypnotouch Nursing suatu intervensi keperawatan
dengan sentuhan hypnosis. Konsep ini adalah konsep yang hanya dimiliki dan
dikembangkan hanya oleh INC dengan program Hypnotouch Nursingnya.
Hypnotouch Nursing adalah suatu bentuk konsep ilmu sentuhan hipnosis
dalam dunia keperawatan. Penting diterapkan para perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Hypnotouch Nursing
merupakan alternatif intervensi keperawatan dari diagnosis keperawatan
NANDA, berdasarkan NIC (Nursing Intervention Classification/klasifikasi
intervensi keperawatan) dan menggunakan konsep teori "comfort" Kolcaba.
Saat ini, beberapa diagnosis keperawatan (NANDA) yang dapat diaplikasikan
hipnosis sebagai intervensinya adalah sebagai berikut :
1. Nyeri : Pain control with Hypnotouch
2. Inefektif breastfeeding : Hypnotouch Breastfeeding
3. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh : Hypnotouch
Slimming
4. Perubahan proses keluarga : Hypnotouch Parenting
5. Fear, anxietas, harga diri rendah, berduka disfungsional,
Chronic Sorrow : Hypnotouch Motivation
6. Persalinan rilex tanpa nyeri : Hypnotouch For Birthing

2
7. Gangguan citra tubuh : Hypnotouch Beauty
Dimana kita sebagai tenaga kesehatan ataupun perawat diharuskan
untuk bisa mengenal, menggunakan, dan memanfaatkan ilmu hipnoterapi
sebagai salah satu bentuk intervensi keperawatan. Ini sesuai dengan visi
Indonesian Nursing Center bahwa kami mempunyai visi "Thn 2020 semua
perawat bisa hipnoterapi, semua pasien bebas nyeri." Untuk mewujudkan visi
itu, maka INC berencana untuk membudayakan “pain control with
Hypnosis”, agar sejawat tenaga kesehatan khususnya perawat di Indonesia
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk membebaskan
pasien dari rasa nyeri dan memenuhi kebutuhan pasien akan rasa nyaman
sebagaimana metaparadigma yang dikemukakan Kolcaba (Tomey &
Alligood, 2010).
Disamping pain control with hypnosis yang merupakan intervensi dari
diagnosis “nyeri”, Hypnotouch Nursing juga mendukung gerakan “Say yes to
ASI” dengan Hypnotouch Breastfeeding yang merupakan alternatif intervensi
diagnosis inefektif breastfeeding, gerakan “say no to child abuse” dengan
hypnotouch Parenting, Stress Management with Hypnotouch, dan
Hypnotouch Motivation. Hypnotouch Beauty dapat digunakan untuk intevensi
gangguan citra tubuh, dan Hypnotouch Slimming untuk diagnosis
ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh (aktual/risiko). Kenapa
Hypnotouch Nursing ? Hypnotouch Nursing adalah satu-satunya konsep
dan ilmu yang menggabungkan teori keperawatan "comfort" kolcaba dengan
diagnosa keperawatan & ilmu hipnosis secara umum yang dipelajari di setiap
pelatihan hipnosis. Konsep keilmuan Hypnotouch Nursing adalah satu-
satunya konsep ilmu yang menggunakan acuan GBPP sebagai bahan
pengajaran langsung dari PPNI Pusat. Karena kita adalah NURSE, yang
memiliki ilmu dan kiat, memberikan asuhan keperawatan pada klien dan
berfokus pada respon individu dengan sentuhan hipnosis yang
memberdayakan alam bawah sadar manusia yang 88% mempengaruhi pikiran
manusia. Berdasarkan hal ini, INC berencana mengadakan pelatihan
Hypnotouch Nursing, yang akan memberikan materi tentang konsep nyeri,

3
diagnosis keperawatan, teori comfort Kolcaba dan teknik-teknik hipnoterapi,
dengan distribusi 50% teori, 50% praktek. INC menawarkan kerja sama
kepada institusi, lembaga Event Organizer, maupun organisasi yang peduli
akan peningkatan pengetahuan petugas kesehatan umumnya, khususnya para
perawat dalam membebaskan klien terhadap nyeri dengan Hypnosis, yang
merupakan teknik tata laksana nonfarmakologi sehingga menjadi intervensi
mandiri keperawatan (NIC), ditambah dengan para Pembicara, Trainer,
Fasilisator yang sudah bersertifikasi dari badan IBH (The Indonesia Board Of
Hypnotherapy ).

B. Tujuan
Tujuan dari desain inovatif ini adalah melakukan penatalaksanaan hipnoterapi
untuk nyeri.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari
manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan perilaku.
Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran dan
penyembuhan yang menggunakan metode hipnotis untuk memberi sugesti
atau perintah positif kepada pikiran bawah sadar untuk penyembuhan suatu
gangguan psikologis atau untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku
menjadi lebih baik. Orang yang ahli dalam menggunakan hipnotis untuk
terapi disebut "hypnotherapist". Hipnoterapi menggunakan pengaruh kata -
kata yang disampaikan dengan teknik - teknik tertentu. Satu - satunya
kekuatan dalam hipnoterapi adalah komunikasi. (Kahija YF., 2007)
Dalam ruang lingkup psikoterapi, hipnosis digunakan bukan saja dalam
psikoterapi penunjang tetapi lebih dari itu hipnosis merupakan alat yang
ampuh dalam psikoterapi penghayatan dengan tujuan membangun kembali
(rekonstruktif) sehingga perlu pengkajian yang lebih mendalam agar tercapai
suatu pendekatan yang holistic eklektik, yaitu pendekatan secara terinci dan
secara menyeluruh; juga mengetrapkan prinsip-prinsip ilmu kedokteran, ilmu
kedokteran jiwa (psikiatri), ilmu perilaku (psikologi) dan ilmu sosial
(sosiologi). (IBH, 2002).
Tujuan Hipnoterapi adalah menyelesaikan masalah atau meningkatkan
kemampuan diri, yang mana hasil dari hipnoterapi diharapkan bisa bertahan
untuk selamanya. Dalam hipnoterapi, klien dan hypnotherapist bekerja sama
untuk meraih tujuan. Pasien tidak akan dibuat tidak sadar atau tidak berdaya,
melainkan akan dibimbing supaya bisa menyadari kekuatan diri sendiri
sehingga dengan menggunakan kebijaksanaan dan kekuatan Pikiran Bawah
Sadar masalah yang dialami bisa diatasi sendiri. Metode hipnoterapi modern
dengan orientasi kepada pasien lebih banyak berperan untuk ‘membuka’
kesadaran pasien untuk mengetahui masalah utamanya dan membantu pasien

5
untuk menyembuhkan atau menyelesaikan masalahnya oleh dia sendiri.
Pasien menjadi lebih merasa nyaman dengan kondisinya dan dapat menerima
kondisinya, sehingga tidak mengganggu aktivitasnya atau kegiatannya sehari-
hari. Jadi hipnoterapi adalah aplikasi hipnotis untuk terapi pengobatan.
(Syaputra MD ., 2008)
Kata "hypnosis" pertama kali diperkenalkan oleh James Braid,
seorang dokter ternama di inggris yang hidup antara tahun 1795 - 1860.
Sebelum masa James Braid, hypnosis dikenal dengan nama Mesmerism /
Magnetism. Hipnosis berasal dari kata "hypnos" yang merupakan nama dewa
tidur orang yunani. Namun perlu dipahami bahwa kondisi hypnosis tidaklah
sama dengan tidur. Orang yang sedang tidur tidak menyadari dan tidak bisa
mendengar suara-suara disekitarnya. Sedangkan orang dalam kondisi
hipnosis, meskipun tubuhnya beristirahat (seperti tidur), ia masih bisa
mendengar dengan jelas dan merespon informasi yang diterimanya.
Hipnosis merupakan satu keadaan setengah sadar yang jika dilihat
penampakannya mirip dengan tidur, disebabkan oleh suatu sugesti relaksasi
dan perhatian yang terkonsentrasi pada sebuah objek tunggal. Individu
tersebut menjadi tersugesti dan responsif terhadap pengaruh orang yang
menghipnosis dan dapat mengingat kembali kejadian-kejadian yang telah
dilupakan serta dapat meredakan gejala psikologis (WHO, 1994). Martin
Orne mendefinisikan hipnosis sebagai keadaan atau kondisi dimana
orang mampu berespon terhadap sugesti yang sesuai dengan mengalami
perubahan persepsi daya ingat atau mood. Ciri penting dari hipnosis adalah
perubahan pengalaman subyektif. (Kaplan, Sadock, 2002).
Hipnosis juga didefinisikan sebagai suatu interaksi sosial seseorang
yang disebut subjek, bertindak untuk mengalami pengalaman imajinatif yang
melibatkan perubahan kognisi tindakan yang diasadari berdasarkan sugesti
dari seseorang yang disebut juru hipnosis (Kilhistrom, 1997).
Saat ini, definisi yang paling banyak digunakan dan diterima berbagai
lembaga / asosiasi hipnosis dan hipnoterapi di dunia adalah definisi yang
dikeluarkan oleh U.S. Dept. of Education, Human Services Division:

6
"hypnosis is the by-pass of the critical factor of the conscious mind followed
by the establishment acceptable selective thinking" atau "hipnosis adalah
penembusan faktor kiritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu
pemikiran selektif (sugesti)." (Kahija YF.,2007).
Hipnotis kedokteran kini terbagi atas hipnopromosi (meningkatkan
kesehatan dengan hipnotis bagi orang sehat), hipnoprevensi (mencegah
gangguan kesehatan dengan hipnotis bagi orang sehat), hipnoterapi
(penyehatan dengan hinotis bagi orang sakit), serta masih ada hipnotis untuk
rehabilitasi bagi orang cacat. (Syaputra MD.,2008).

B. Mekanisme
Adalah proses untuk merubah kondisi normal state ke kondisi hipnotic
state. Hipnotic State adalah suatu kondisi dimana seseorang cenderung lebih
sugestif sehingga dapat menerima saran-saran yang dapat berubah menjadi
nilai-nilai baru. Dengan mengistirahatkan pikiran sadar (conscious mind)
melalui hipnosis, seseorang dapat diberikan memori, saran, atau sugesti yang
dapat memprogram ulang pikiran bawah sadarnya untuk berbagai tujuan
positif. Hipnotic State bervariasi untuk setiap situasi dan kondisi dari mulai
tingkatan sugestif ringan sampai dengan sugestif ekstrim. Proses hipnosis
dilakukan dengan cara merubah konsentrasi dari fokus eksternal ke fokus
internal yang dapat dilakukan sendiri (Self Hipnosis) atau dengan bantuan
orang lain. Mereka yang memiliki kondisi kejiwaan yang relatif tenang atau
terbiasa berkonsentrasi ke internal (meditasi, doa, dsb) cenderung untuk lebih
mudah memasuki Hipnotic State (IBH, 2002).
Termination adalah suatu tahapan untuk mengakhiri proses hipnosis
dengan konsep dasar memberikan sugesti agar subjek tidak mengalami
kejutan psikologis ketika terbangun dari tidur hypnosis, biasanya dengan
membangun sugesti yang positif yang akan membuat tubuh subjek lebih segar
dan rileks kemudian diikuti beberapa regresi selama beberapa detik untuk
membawa subjek ke keadaan normal kembali. (IBH, 2002). Saat proses
hypnosis yang terjadi adalah pengaktifkan sistem saraf parasimpatik sehingga

7
subjek menjadi sangat rileks dan nyaman. Hal ini sangat bermanfaat dalam
melakukan terapi karena subjek akan tetap rileks, meskipun fobia atau trauma
sedang ditangani. (IBH, 2002).
Terdapat dua sistem saraf, yaitu sistem saraf otonom dan sistem saraf
pusat. Sistem saraf otonom mengatur sistem internal, yang biasanya
merupakan gerak yang di luar kendali pikiran sadar. Yang termasuk dalam
kendali sistem saraf otonom, antara lain adalah detak jantung, sistem
pencernaan, dan aktivitas kelenjar. Sistem saraf pusat mengatur respons
motorik hingga impresi sensori melalui otak dan saraf pada tulang belakang.
(IBH, 2002). Sistem saraf otonom terbagi menjadi dua bagian, yang cara
kerjanya saling bertolak belakang.
1. Sistem saraf simpatik, yang bertanggung jawab terhadap mobilisasi energi
tubuh untuk kebutuhan yang bersifat darurat. misalnya, jantung berdetak
lebih cepat dan lebih kuat, tekanan darah meningkat, atau pernapasan
menjadi lebih cepat. Saat mengalami ketakutan secara fisik yang terjadi
adalah: lutut dan tangan gemetar, telapak tangan dan wajah berkeringat,
jantung berdebar lebih kencang dan keras, tarikan napas lebih cepat, dan
perut terasa tidak enak atau mungkin mual. Semua itu disebabkan karena
sistem saraf simpatik sedang in-action sebagai respons dari perasaan takut
dan tegang.
2. Sistem saraf parasimpatik mengakibatkan detak jantung melambat,
tekanan darah turun, dan respons insting dari kondisi istirahat dan
relaksasi. Respons parasimpatik mengakibatkan seseorang menjadi lebih
tenang dan nyaman. Semua itu bertujuan untuk menghemat energi tubuh.
Kedua sistem saraf, simpatik dan parasimpatik, tidak bisa aktif bersamaan.
(IBH, 2002)

C. Teknik /Cara Hypnosis


1. Aktivitas pikiran manusia
Jaringan otak manusia hidup menghasilkan gelombang listrik yang
berfluktuasi yang disebut brainwave atau gelombang otak. Dalam satu

8
waktu, otak manusia menghasilkan berbagai gelombang otak secara
bersamaan. Empat gelombang otak yang diproduksi oleh umumnya otak
manusia yaitu beta, alpha, tetha, delta. Akan tetapi selalu ada jenis
gelombang otak yang paling dominan, yang menandakan aktivitas otak
saat itu. Gelombang otak menandakan aktifitas pikiran seseorang. (Rusli
SI, Wijaya JA.,2009). Studi ini dikembangkan oleh Ned Herrmann yang
mempelajari aktifitas otak manusia sehari hari. Otak adalah organ tubuh
bersifat elektrokimia yang dispekulasi dapat menghasilkan energi listrik
sebesar 10 watt. Sejumlah peneliti terdahulu pernah mengkalkulasi jika
seluruh 10 milyar sel syaraf manusia bisa disambung menjadi satu, maka
elektroda pengukur akan mencatat angka seperlimajuta hingga
seperlimapuluhjuta volt. Atas dasar penelitian-penelitian tersebutlah
didapatkan informasi bahwa gelombang listrik pada otak manusia juga
memiliki pembagian kategori fungsi.(Gunawan AW.,2008). Gelombang
otak diukur dengan alat yang dinamakan Electro Encephalograph (EEG)
yang ditemukan pada tahun 1929 oleh psikiater Jerman, Hans Berger.
Sampai saat ini EEG adalah alat yang sering diandalkan para peneliti
yang ingin mengetahui aktivitas pikiran seseorang.
a. Beta adalah kondisi pikiran pada saat seseorang sangat aktif dan
waspada. Kondisi ini adalah kondisi umum ketika seseorang tengah
beraktivitas normal. Beta digunakan untuk berpikir, proses
kreatif, berinteraksi dan menjalani kehidupan sehari-hari. Frekwensi
pikiran pada kondisi ini sekitar 14–24 Cps (diukur dengan perangkat
EEG) .(Gunawan AW.,2008)
b. Alpha adalah kondisi pikiran yang rileks dan santai, ketika seseorang
tengah fokus pada suatu hal (belajar, mengerjakan suatu kegiatan
teknis, menonton televisi), berdoa, meditasi, atau pada saat
seseorang dalam kondisi relaksasi. Manfaat utama alfa adalah
sebagai jembatan penghubung pikiran sadar dan pikiran bawah
sadar. Memungkinkan seseorang mengingat mimpi saat terbangun.

9
Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 7–14 Cps. .(Gunawan
AW.,2008)
c. Theta adalah kondisi relaksasi yang sangat ekstrim, sehingga seakan-
akan yang bersangkutan merasa “tertidur”, kondisi ini seperti halnya
pada saat seseorang melakukan meditasi yang sangat dalam. Theta
muncul saat kita bermimpi, atau kondisi REM (Rapid Eye
Movement). Semua pengalaman meditasi seperti keheningan,
puncak kebahagiaan dapat dirasakan. Saat ingin mengobati dan
menyembuhkan tubuh atau pikiran, harus masuk ke theta. Frekwensi
pikiran pada kondisi ini sekitar 3.5 – 7 Cps. (Gunawan AW.,2008)
d. Delta adalah kondisi tidur normal (tanpa mimpi). Frekwensi pikiran
pada kondisi ini sekitar 0,5 – 3,5 Cps. .(Gunawan AW.,2008)
Cara kerja hipnosis. Kondisi hipnosis sebenarnya identik dengan
gelombang otak alfa dan theta. Saat seseorang berada dalam kondisi
trance maka kisaran gelombang otaknya pasti berada di antara alfa dan
theta. Yang sangat menarik, bahwa kondisi Beta, Alpha, dan Theta,
merupakan kondisi umum yang berlangsung secara bergantian dalam diri
kita. Suatu saat kita di kondisi Beta, kemudian sekian detik kita
berpindah ke Alpha, sekian detik berpindah ke Theta, dan kembali lagi ke
Beta, dan seterusnya. (Ellias.,2009). Pada saat setiap orang menuju
proses tidur alami, maka yang terjadi adalah gelombang pikiran ini secara
perlahan-lahan akan menurun mulai dari Beta, Alpha, Theta, kemudian
Delta dimana kita benar-benar mulai tertidur. Perpindahan wilayah ini
tidak berlangsung dengan cepat, sehingga sebetulnya walaupun seakan-
akan seseorang sudah tampak tertidur, mungkin saja ia masih berada di
wilayah Theta. Pada wilayah Theta seseorang akan merasa tertidur,
suara-suara luar tidak dapat didengarkan dengan baik, tetapi justru suara-
suara ini didengar dengan sangat baik oleh pikiran bawah sadarnya, dan
cenderung menjadi nilai yang permanen, karena tidak disadari oleh
“pikiran sadar” yang bersangkuta (Ellias.,2009).

10
2. Sistim pikiran manusia
Sekalipun otak manusia adalah organ fisik yang sangat kompleks, para
ilmuan bisa menemukan setidaknya ada tiga jenis system yang bekerja
dan saling bekerja sama di dalamnya.
a. Conscious Mind (CM, alam sadar)
Adalah bagian yang bersifat logika dan analitis. Ia berfungsi untuk
mencari alasan-alasan mengapa ingin melakukan sesuatu, serta
berurusan dengan fungsi memori sementara. Secara singkat, CM
adalah sistem yang dipakai jika sedang berpikir apapun, misalnya
ketika memilih menu makan siang, mencari solusi ujian, mengatur
jadwal penyelesaian tugas kantor, dsb. Karena CM sifatnya terfokus
dan memiliki kapasitas yang terbatas, maka umumnya hanya bisa
berpikir satu dua hal saja secara sekaligus, dan maksimumnya adalah
tujuh buah ide bersamaan. . (Kahija YF, 2007)
b. Subconscious Mind (SM, alam bawah sadar)
Bertanggung jawab terhadap penyimpanan memori jangka panjang
dan pengekspresian emosi. Sistem SM sama sekali tidak memiliki
keterbatasan kapasitas. Ia menyimpan segala sesuatu dengan baik,
tanpa memilah-milah arti maupun nilai moralnya. Bagian ini tidak
akan berpikir atau menganalisa, melainkan sekedar bereaksi sesuai
apa yang sudah diprogramkan. Program-program tersebut bisa
berbentuk pengalaman, kepercayaan, dan ide-ide apapun
yang dipelajari di sepanjang hidup ini. Dalam hipnosis, bagian
inilah yang diakses dan diajak untuk berdialog. SM adalah pusat
database dari seluruh kehidupan. Jika pintu SM telah dibuka lewat
proses hipnosis, maka orang tersebut dapat memperbaiki bagian
memori yang terluka, membuang memori buruk, dan menanam
sugesti baru yang lebih berguna bagi hidup. Misalnya, ketika
seseorang yang pernah dilukai secara emosional ketika usia kecil,
ada kemungkinan SM akan berusaha melindunginya agar tidak
terluka lagi. Caranya adalah dengan membuat orang itu sulit untuk

11
merasakan sayang kepada orang lain, atau bisa juga malah menjadi
sangat paranoid. Untuk bisa menyembuhkan hal tersebut, tidak bisa
sekedar diberi nasihat saja (alias menggunakan logika CM). Orang
tersebut harus mengunjungi SM-nya dan melakukan perawatan yang
diperlukan di sana, barulah secara otomatis ia bisa mulai menikmati
rasa sayang ataupun kehilangan kebiasaan paranoidnya tanpa perlu
dinasihati. (Kahija YF, 2007).
c. Unconscious Mind (UM, alam tidak sadar)
Merupakan sistem yang mengontrol fungsi tubuh yang sama sekali
berada diluar kendali kita, seperti pernafasan, kekebalan tubuh,
kedipan mata, detak jantung, pencernaan lambung, dsb. (Kahija YF,
2007).
3. Cara kerja pikiran manusia
Ada dua jenis pikiran yang merupakan satu kesatuan yaitu pikiran
sadar dan pikiran bawah sadar yang saling berkomunikasi dan bekerja
sama dalam waktu bersamaan secara paralel. (Gunawan AW., 2005)
Pikiran sadar mempunyai empat fungsi utama :
a. Identifikasi : Mengidentifikasi informasi yang diterima melalui
panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman pengecap, dan
sentuhan atau perasaan
b. Membandingkan : Informasi yang masuk dibandingkan dengan data
base (referensi, pengalaman, dll) yang tersimpan di dalam
pikiran bawah sadar.
c. Analisa : Memeriksa informasi yang masuk dengan membagi
informasi itu menjadi komponen yang lebih kecil agar dapat
diperiksa dengan seksama
d. Memutuskan : Memutuskan respon atau tindakan yang akan diambil
terhadap informasi yang telah masuk.
Pikiran sadar terletak dibagian kortek otak yang mulai aktif pada
usia 3 tahun. Fungsinya untuk berpikir atau logika sekitar 12% dari
kemampuan otak manusia. Ketika pikiran sadar terbentuk dan

12
berkembang, terciptalah suatu pintu pembatas antara pikiran sadar dan
pikiran bawah sadar. Pintu pembatas ini terbuka bila pikiran sadar dibuat
sibuk, fokus memperhatikan sesuatu, larut dalam suatu cerita, atau
menggunakan hipnosis. (Prihatanto, 2009)
Pikiran bawah sadar sekitar 88% terletak di medulla oblongata
yang terbentuk sejak dalam kandungan. Sejak lahir hingga usia 3 tahun,
apapun yang terjadi di sekitar kita positif, negatif, gambar, tindakan,
kata-kata, nada, frekwensi suara akan langsung diserap dan masuk ke
pikiran bawah sadar. Pengalaman yang paling berkesan yang mempunyai
komponen emosi tinggi atau intens akan menjadi informasi yang terekam
sangat kuat dalam pikiran bawah sadar. Kebanyakan orang terprogram
dengan kombinasi emosi positif dan negatif. Emosi negatif membawa
akibat buruk saat dewasa karena emosi ini akan selalu menghantui dan
mempengaruhi perilakunya. Misalnya trauma masa kecil dengan
perceraian orang tua, perasaan sebagai orang yang gagal, merasa tidak
berharga. Emosi negatif dapat dihilangkan dengan bantuan hipnoterapi
atau prosedur terapi bawah sadar. Emosi positif, jika terprogram di
pikiran bawah sadar akan membuat orang lebih menikmati hidup,
percaya diri, mudah mencapai sukses. (Gunawan AW ., 2005)
Pikiran bawah sadar menyimpan hal-hal berikut :
a. Kebiasaan (baik, buruk, reflek)
b. Emosi. Bagaimana perasaan kita terhadap hal-hal tertentu, terhadap
orang lain.
c. Memori jangka panjang. Tempat menyimpan informasi yang bersifat
permanen. Ada memori yang tidak dapat diingat dalam kondisi
sadar, namun dapat dimunculkan dengan bantuan hipnosis.
d. Kepribadian
e. Intuisi. Perasaan mengetahui sesuatu secara instingtif, berhubungan
dengan spiritual
f. Kreativitas. Kemampuan mengubah visi, pemikiran, impian menjadi
kenyataan.

13
g. Persepsi. Bagaimana kita melihat dunia menurut kaca mata kita
h. Belief dan value. Belief adalah segala sesuatu yang kita yakini
sebagai hal yang benar. Value atau nilai adalah segala sesuatu yang
kita pandang sebagai hal yang penting.
Pikiran sadar dan bawah sadar berkomunikasi satu dengan yang
lain dengan atau tanpa kita sadari. Pikiran sadar mengirimkan berita ke
pikiran bawah sadar untuk melakukan sesuatu, begitu pikiran sadar
berpikir maka otot-otot yang sesuai segera bergerak menjalankan
perintah tersebut yang dikendalikan pikiran bawah sadar, hal tersebut
terjadi oleh karena hasil latihan sejak kecil. (IBH.,2002). Pikiran bawah
sadar tidak selalu sejalan dengan pikiran sadar. Kadang kadang pikiran
bawah sadar sudah memiliki program sendiri , emosi, kebiasaan,
kepercayaan, yang sudah tertanam sebelumnya. Ternyata pikiran bawah
sadar mempengaruhi sikap dan perilaku manusia dibandingkan pikiran
sadar. (IBH.,2002)
Pikiran manusia terdiri dari program-program yang diinstall ke
dalamnya, dimana pemrograman ini dimulai sejak masa kanak-kanak
khususnya lima tahun pertama sehingga cukup berpengaruh dalam
kehidupan seseorang di masa-masa berikutnya. Oleh karena itu bisa
ditebak bagaimana pengaruh program positif atau negatif yang sudah
terinstall dalam pikiran. Menariknya program-program tersebut mirip
komputer bisa diganti atau diubah dengan program baru. Salah satunya
dengan mengakses bawah sadar melalui hipnosis. Oleh sebab itu hipnosis
bisa digunakan untuk terapi yaitu memrogram ulang pikiran dengan cara
mengganti program negatif menjadi program positif. (Fachry HA., 2008).

14
BAB III
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

A. Jenis Intervensi
Penatalaksanaan hipnoterapi untuk nyeri
B. Tujuan
Meredakan nyeri pasien
C. Waktu
1. Tanggal :
2. Jam :
D. Setting
Ruangan Cempaka RSUD AWS Samarinda
E. Media / Alat Yang Digunakan
Kertas, pulpen
F. Prosedur Operasional Hipnoterapi

HIPNOTERAPI
(EXTENDED PROGRESSIVE RELAXATION)
PROSEDUR TETAP
1. PENGERTIAN Extended progressive relaxation adalah
teknik induksi hipnosis yang dibawakan
dengan cara relaksasi. Artinya secara
bertahap tapi pasti, hipnoterapis membimbing
klien masuk ke dalam kondisi hipnosis yang
jauh lebih dalam. Progressive Relaxation
adalah salah satu teknik relaksasi yang
menggunakan induksi otot syaraf.
2. TUJUAN 1. Memperdalam kondisi hipnosis klien
yang bersugestivitas mudah, sedang
sampai yang sulit.
2. Meningkatkan relaksasi.

15
3. Mengurangi stress psikis dan fisik
3. INDIKASI 1. klien yang mengalami kesulitan untuk
memasuki relaksasi
2. klien yang mengalami ketegangan psikis
3. klien yang mengalami ketegangan fisik
fisik.
4. KONTRAINDIKASI 1. tidak diperbolehkan untuk pasien
penderita penyakit syaraf
2. klien tidak mengalami gangguan jiwa
5. PERSIAPAN PASIEN 1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien
3. Beritahu dan jelaskan pada
klien/keluarganya tindakan yang
dilakukan
4. Posisikan klien senyaman mungkin
6. PERSIAPAN ALAT 1. Kursi
2. Bantal (jika diperlukan)
7. CARA KERJA
1. Klien dan penghipnotis memperkenalkan diri
2. Menganjurkan klien untuk menceritakan keluhan yang sedang
dialami
3. Memberikan berbagai pemecahan masalah yang dapat diambil
4. Menjelaskan tentang Extended Progressive Relaxation (EPR)
secara singkat, jelas, dan mudah dipahami
5. Meminta persetujuan klien dan memberikan inform consent pada
klien untuk dilakukan Extended Progressive Relaxation
6. Anjurkan klien dalam posisi yang nyaman
7. Mengajarkan klien teknik tarik napas dalam agar klien lebih
rileks
8. Menganjurkan klien untuk menutup mata, melemaskan bagian

16
kelopak mata, dahi, kening, dan seluruh wajah menjadi rileks,
malas dan sangat lemas. Berikan penjelasan kepada klien bahwa:
a. Dikarenakan oleh kondisi yang rileks, ketika klien mencoba
untuk menggerakkan kelopak mata, bahkan mata anda
benar-benar tidak mau bergerak karena malas dan lemasnya.
Semakin klien mencoba untuk membuka mata, maka mata
klien justru akan tertarik memasuki relaksasi yang lebih
dalam dan lebih sempurna.
9. Bagi petugas kesehatan: Pada tahapan ini, amati apakah mata
klien sudah benar-benar lemas ? Jika klien masih dapat
membuka matanya dengan mudah, maka segeralah minta klien
untuk menutup kembali, dan ulangi mulai langkah no. 8 yang
memandu klien untuk menutup mata.
10. Anjurkan pada klien mempertahankan matanya tertutup dan
melemaskan kelopak matanya, memberikan pernyataan pada
klien bahwa klien dapat mengendalikan bagian tubuh klien.
11. Menganjurkan klien untuk merasakan adanya getaran relaksasi
yang turun secara halus dan perlahan ke daerah leher dan
membuat bagian leher menjadi benar-benar nyama
12. Menganjurkan klien untuk memusatkan perhatiannya ke daerah
leher dan menganjurkan klien untuk memerintahkan bagian
lehernya memasuki relaksasi sempurna sehingga leher akan
menjadi sangat lemas dan malas.
13. Menganjurkan klien untuk memerintahkan leher dengan
mengatakan : “wahai leher.. aku perintahkan saat ini juga engkau
memasuki relaksasi sempurna, sehingga saat ini juga engkau
menjadi sangat malas, sangat lemas, dan benar-benar engkau
beristirahat secara sempurna, benar-benar malas dan sangat
malas”
14. Berikan pernyataan pada klien bahwa saat ini leher klien benar-
benar lemas dan sangat lunglai seakan-akan tulang-tulangnya

17
menghilang sehingga tidak mampu untuk menyangga kepala.
15. Berikan pernyataan pada klien bahwa semakin klien ingin
menggerakkan lehernya maka klien semakin tertarik memasuki
relaksasi yang lebih dalam lagi, lebih sempurna, lebih sempurna,
lebih nyaman dan lelap
16. Perintahkan pada klien untuk menoba menggerakkan lehernya.
Pada tahap ini, petugas kesehatan amati apakah leher klien
benar-benar lemas. Jika klien masih dapat menggerakkan
lehernya dengan mudah, maka ulang bagian script yang
memandu klien untuk memerintahkan lehernya agar menjadi
benar-benarlemas tanpa daya.
17. Anjurkan klien untuk tetap merilekskan lehernya dan
perintahkan klien untuk merasakan getaran relaksasi turun secara
halus dan perlahan ke daerah bahu, punggung belakang,
kemudian dada dan tentu saja membuat bagian-bagian yang
terlewati getaran tersebut menjadi benar-benar nyaman dan
sangat rileks.
18. Perintahkan klien untuk merasakan relaksasi melewati kedua
belah tangan mulai dari lengan atas, siku, pergelangan dan
akhirnya mengalir ke jari-jemari. Perintahkan klien untuk
merasakan seluruh bagian tangan benar-benar menjadi sangat
rileks, nyaman dan santai
19. Anjurkan klien untuk memerintahkan kedua tangannya dan
kesepuluh jari-jemarinya untuk memasuki relaksasi, anjurkan
klien untuk memerintahkan tangan dan jari jemarinya : “wahai
tangan dan jari jemari, aku perintahkan saat ini engkau
memasuki relaksasi sempurna, sehingga saat ini juga engkau
menjadi sangat malas, sangat lemas, dan benar-benar engaku
beristirahat secara sempurna, benar-benar malas dan sangat
lemas”
20. Berikan pernyataan pada klien bahwa saat ini tangan klien benar-

18
benar merasakan relaksasi yang sangat dalam di kedua
tangannya sehingga kedua tangannya tidak berminat untuk
bergerak, semakin klien menggerakkan tangannya maka klien
semakin memasuki rileksasi sempurna.
21. Perintahkan klien untuk mencoba menggerakkan tanggannya
22. Pada tahap ini, petugas kesehatan mengamati apakah tangan
klien benar-benar lemas, jika klien masih dapat menggerakkan
tangannya dengan mudah, maka segera ulangi bagian sript yang
memandu client untuk memerintahkan tangan dan jari jemarinya
agar menjadi benar-benar lemas dan tanpa daya.
23. Anjurkan kepada klien untuk melemaskan kedua tangan dan jari-
jemari
24. Anjurkan klien merasakan getaran relaksasi turun secara halus ke
daerah pinggang kemudian perut, turun ke paha, lutut, betis dan
kemudian menjalar ke telapak kaki
25. Anjurkan klien untuk memerintahkan kedua kaki memasuki
relaksasi dengan mengatakan “Wahai kaki …. aku perintahkan
saat ini juga engkau memasuki relaksasi sempurna, sehingga
saat ini juga engkau menjadi sangat malas, sangat lemas, dan
benar-benar engkau beristirahat secara sempurna, benar-
benar malas dan sangat lemas”.
26. Berikan pernyataan pada klien bahwa saat ini kedua kaki klien
benar-benar lemas dan sangat lunglai seakan-akan tulang-
tulangnya menghilang sehingga tidak mampu untuk
menggerakkan kedua kakinya.
27. Berikan pernyataan pada klien bahwa semakin klien ingin
menggerakkan kedua kakinya maka klien semakin tertarik
memasuki relaksasi yang lebih dalam lagi, lebih sempurna, lebih
sempurna, lebih nyaman dan lelap
28. Perintahkan pada klien untuk mencoba menggerakkan kedua
kakinya. Pada tahap ini, petugas kesehatan amati apakah kedua

19
kaki klien benar-benar lemas. Jika klien masih dapat
menggerakkan kedua kakinya dengan mudah, maka ulang bagian
script yang memandu klien untuk memerintahkan kedua kakinya
agar menjadi benar-benarlemas tanpa daya.
29. Anjurkan kepada klien untuk melemaskan seluruh tubuhnya
30. Anjurkan klien untuk memerintahkan tubuhnya memasuki
relaksasi dengan mengatakan “Wahai tubuh …. dari ujung
kepala sampai dengan ujung kaki …. aku perintahkan saat ini
juga engkau memasuki relaksasi sempurna, sehingga saat ini
juga engkau menjadi sangat malas, sangat lemas, dan benar-
benar engkau beristirahat secara sempurna, benar-benar
malas dan sangat lemas”.
31. Berikan pernyataan pada klien bahwa saat ini tubuh klien benar-
benar lemas dan sangat lunglai seakan-akan tulang-tulangnya
menghilang sehingga tidak mampu untuk menggerakkan bagian
dari tubuhnya
32. Berikan pernyataan pada klien bahwa semakin klien ingin
menggerakkantubuhnya maka klien semakin tertarik memasuki
relaksasi yang lebih dalam lagi, lebih sempurna, lebih sempurna,
lebih nyaman dan lelap
33. Perintahkan pada klien untuk menoba menggerakkan tubuhnya.
Pada tahap ini, petugas kesehatan amati apakah tubuh klien
benar-benar lemas. Jika klien masih dapat menggerakkan
tubuhnya dengan mudah, maka ulang bagian script yang
memandu klien untuk memerintahkan tubuhnya agar menjadi
benar-benarlemas tanpa daya
34. Sampaikan pada klien untuk merilekskan seluruh tubuhnya
hingga sangat rileks dan nyaman.
35. Minta klien untuk benar-benar beristirahat dengan melemaskan
seluruh tubuh hingga terasa ringan
36. Minta klien untuk merasakan setiap hembusan nafasnya. Setiap

20
hembusan nafas akan menarik klien memasuki relaksasi yang
lebih dalam sehingga semakin merasa tenang, damai, dan
nyaman sekali
37. Sugestikan pada klien untuk memerintahkan pikiran dan otaknya
untuk beristirahat
38. Berikan aba-aba kepada klien untuk mengatakan dalam hati
kepada pikiran dan otak untuk memasuki alam relaksasi yang
sempurna
39. Beri reinforcemen positif pada klien dan dukung klien untuk
semakin rileks dan mulai memasuki penghayatan rasa
1. Dalam suasana yang semakin nyaman, sugestikan pada klien
agar memerintahkan agar tubuh fisik dan juga otaknya benar-
benar memasuki istirahat yang sangat total, bahkan hingga
tertidur
2. Beritahukan pada klien bahwa yang tidur hanya tubuh fisik dan
pikiran, sedangkan alam bawah asadr akan tetap terjaga
3. Tuntun klien memerintahkan tubuh dan pikirannya untuk
beristirahat lebih dalam
4. Beri aba-aba pada klien bahwa tindakan akan segera dilakukan.
5. Mulailah menuntun klien hingga beristirahat total dengan 5
hitungan mundur
a. Hitungan Lima, perintahkan klien untuk relaksasi dalam,
tenang, dan lelap
b. Hitungan Empat, minta klien membayangkan sedang berada
di suatu tempat yang tenang
c. Hitungan Tiga, Minta klien untuk merasakan tubuhnya
mulai ringan
d. Hitungan Dua, Perintahkan klien untuk memasuki tidur yang
semakin lelap dan merasakan suasana yang hening
e. Hitungan Satu, Biarkan klien menikmati relaksasi yang
sangat luar biasa, tertidur dengan nyaman dan indah

21
6. Untuk mengakhiri katakan pada klien bahwa dalam hitungan 1-5
pada hitungan ke 5 klien akan bangun membuka mata dalam
keadaan segar, sehat, dan positif
8. HASIL
Dokumentasikan tindakan:
1. Respon responden selama Hypnosis (respon subyektif dan
obyektif).
2. Tanggal dan waktu pelaksaan tindakan.
3. Nama dan paraf peneliti.
9. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Klien bersedia untuk dilakukan hypnosis
2. Pastikan klien benar-benar focus saat dilakukannya hypnosis

22
DAFTAR PUSTAKA

Ellias., 2009. Hipnosis & Hipnoterapi, Transpersonal / NLP, Pustaka Pelajar,


Jogjakarta
Fachry HA., 2008. The Real Art of Hipnosis : Kolaborasi Seni Hipnosis Timur-
Barat, Gagas Media, Jakarta.
Goldmann B. Easing the Ouch: Relieving Short-Term Pain. [on line]. 2003 [cited
2008 February 11] : available from
URL:http://www.stacommunications.com/journals/diagnosis/2003/10
_October/drgoldmanpain.pdf
Gunawan AW., 2005. Hipnosis : Meraih Sukses dengan Kekuatan Pikiran,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Gunawan AW., 2008. The Secret of Mindset, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
IBH (Indonesian Board of Hipnotherapi).,2002. Buku Panduan Resmi Pelatihan
Hipnosis, IBH ver.1.00
Kahija., 2007. Hipnotherapi : Prinsip-prinsip Dasar Praktek Psikotherapi,
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kaplan dan Sadock., 2004. Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis, Edisi ketujuh, jilid satu, hal 430.
Kaplan, H.I., Saddock, B.J., Hipnosis, in Comprehenssif Textbook of Psychiatry,
8 th Ed., 2004.
Kroger, 2008. Clinical & Eksperimental Hypnosis, Revised Second Edition.
Lippincott Williams & Wilkins.
Meliala L, Pinzon R. Breakthrough in Management of Acute Pain. [serial on line].
December 2007 [cited 2008 February 11] : Volume 20
Number 4. Available from :
URL:http://www.dexamedica.com/images/publication_upload071203
937713001196646105okt- nov2007%20new.pdf
Mulyata Stephanus, 2005. Paket Penyuluhan dan Senam Hamil Mengurangi Stres
dan Nyeri Serta Mempercepat Penyembuhan lika persalinan, Pidato
Pengukuhan Guru Besar; Universitas sebelas Maret, surakarta.

23
Prihantanto., 2008, Lebih dekat & sehat dengan hypnotherapy
Rusli SI, Wijaya JA.,2009. The Secret of Hypnosis, penebar Plus, Jakarta
Spiegel D, 1985.The Use Of Hypnosis In Controlling Cancer Pain. CA-A Cancer
Journal for Clinician vol 35 : 4, pp 221 – 30
Syaputra, 2008, Mengatasi insomnia dengan relaksasi zikir

24

Anda mungkin juga menyukai