Anda di halaman 1dari 5

Geologi jawa tengah

BAGI masyarakat umum, sebutan Karangsambung tidak lebih dari nama sebuah
daerah yang berjarak sekitar 19 km arah utara dari Kota KebumenJawa Tengah.
Sesuai dengan namanya, Karangsambung memiliki makna karang raksasa yang
bersambung.

Sebutan ini sekilas seperti sesuatu yang dikait-kaitkan. Namun, jika kita mencoba
melihat lokasinya secara langsung, maka lokasi ini diyakini ahligeologi sebagai lantai
samudra purba yang muncul ke permukaan akibat adanya proses dinamika bumi.

Dari sisi geologi, Karangsambung adalah wilayah yang memberikan cerita panjang
tentang jejak sejarah pulau Jawa. Hal ini terlihat pada beberapa singkapan batuan
yang campur aduk muncul ke permukaan.

Singkapan batuan tersebut menggambarkan evolusi lempeng tektonik dengan


rentang usianya lebih dari 120 juta tahun lalu.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjadikan kawasan ini sebagai


Laboratorium Geologi dan dijadikan kampus LIPI Karangsambung.

Sekarang ini kampus LIPI Karangsambung dalam pengelolaan Unit Pelaksana Teknis
Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (UPT BIKK). Setiap tahunnya ratusan
mahasiswa geologi dan geofisika melakukan kuliah lapangan di kampus ini.

Sejak 2006, Situs Karangsambung dijadikan sebagai cagar alam geologi yang
dilindungi oleh negara. Cagar Alam Geologi Karangsambung ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor
2817-K/40/MEM tahun 2006.

Beberapa lokasi situs batuan ditempatkan papan pemberitahan kepemilikan tanah


(gambar 1). Tujuannya adalah untuk melindungi situs singkapan batuan dari aktivitas
penambangan.
Dok Zulfakriza Z Gambar 1. Pemberitahuan kepemilikan tanah dengan tujuan untuk
melindungi situs singkapan batuan di Karangsambung.

Karangsambung bisa diibaratkan sebagai miniatur geologi Indonesia. Himpunan


batuan beraneka ragam jenis dan ukurannya ditemukan di lokasi situs
Karangsambung.

Ukuran batuannya mulai dari yang berukuran kecil (kerikil) sampai batuan yang
berukuran sebesar bukit tersebar pada beberapa lokasi situs Karangsambung. Setiap
himpunan bantuan itu memiliki umur dan sejarah pembentukannya juga berbeda-
beda.

Aneka ragam singkapan batuan

Singkapan adalah salah satu istilah dalam geologi yang memiliki arti bagian yang
terlihat dari bukaan batuan dasar atau deposit superfisial purba pada permukaan
bumi.

Setiap singkapan batuan menyimpan cerita panjang tentang proses terbentuknya


batuan. Mulai dari mekanisme pembentukan, umur dan jenis batuannya dan mineral
yang tersimpan di dalamnya.
Situs Karangsambung menjadi sangat menarik dipelajari, khususnya oleh para ahli
geologi. Setiap tahunnya, ratusan mahasiswa Teknik Geologi dan Teknik Geofisika
melakukan kuliah lapangan di komplek Karangsambung.

Salah satunya adalah Teknik Geofisika ITB yang melakukan kuliah lapangan dan
ekskursi Karangsambung pada tanggal 10 - 22 April 2018. Selama lebih kurang 12
hari, sejumlah 88 mahasiswa S1 dan S2 Teknik Geofisika ITB melakukan identifikasi
batuan dan pemetaan geologi.

Setelah itu melakukan beberapa aplikasi metoda geofisika untuk memahami struktur
dibawah permukaan.

Situs Karangsambung menyimpan rekaman jejak-jejak proses paleosubduksi yang


dibuktikan dengan singkapan-singkapan batuan tua dari lantai dasar samudera.
Batuan-batuan tua yang tersingkap dapat memberikan informasi untuk
merekonstruksi sejarah pembentukan Pulau Jawa.

Secara geomorfologi, Karangsambung tersusun dari perbukitan struktural yang


disebut sebagai kompleks melange. Kata melange berasal dari bahasa Perancis yang
artinya campur aduk.

Secara istilah geologi, melange didefinisikan sebagai batuan yang terbentuk dengan
cara tercampur seluruhnya akibat adanya aktivitas pergerakan dua kerak bumi. Bahan
pembentuk melange merupakan batuan yang basal yang terdapat di dasar laut dan
batuan sedimen. Melange yang terbentuk di situs Karangsambung diistilahkan
dengan sebutan Melange Luk Ulo.

Asikin (1974) dalam disertasinya mendefinisikan Melange Luk Ulo sebagai


percampuran tektonik dari batuan yang mempunyai lingkungan berbeda.
Percampuran terjadi akibat adanya proses subduksi antara lempeng benua Eurasia
dan lempeng samudera Hindia.

Dalam perkiraan umur geologi, percampuran tersebut terjadi pada jaman Kapur Atas-
Paleosen atau antara 65,5 ± 0,3 hingga 55,8 ± 0,2 juta tahun yang lalu.

Penemuan beberapa singkapan batuan Rijang dan batuan Gamping Merah di wilayah
situs Karangsambung memberikan bukti tentang evolusi jejak pembentukan pulau
Jawa. Batuan Rijang berlapis Gamping Merah yang tersingkap di Karangsambung
merupakan batuan yang berasal dari dasar laut dalam dengan kedalaman 5000 meter
(Gambar 2).

Pengangkatan lantai dalam samudera terjadi akibat adanya aktivitas tektonik lempeng
pada bagian zona subduksi antara lempeng benua Eurasia dan lempeng samudera
Hindia. Diperkirakan proses ini terjadi pada 80 juta tahun hingga 140 juta tahun yang
lalu.
Dok Zulfakriza Z Gambar 2. Singkapan
batuan Rijang dan Gamping Merah di situs Karangsambung.
Gambar 2. Singkapan batuan Rijang dan Gamping Merah di situs Karangsambung

Selain batuan Rijang dan Gamping Merah, situs Karangsambung juga dijumpai
singkapan batuan Basalt. Batuan Basalt merupakan batuan beku dari hasil intrusi
gunung api di dasar laut dalam.

Batuan ini diperkirakan terbentuk akibat adanya pemekaran tengah samudera


sehingga memunculkan gunung api yang memuntahkan lava. Lava hasil muntahan
gunung api membenku akibat terkena air laut. Karena bentuknya yang bulat lonjong,
batuan beku ini disebut dengan lava bantal (pillow lava). Dinding lava bantal
tersingkap dengan jelas di Kali Muncar, Kecamatan Sadang.

Di kali Brengkok tersingkap batuan yang mengandung mineral mika. Batuan ini
dikenal dengan sebutan Batuan Sekis Mika, penamaan batuan sesuai dengan mineral
utama yang menjadi komposisi utama batuan.

Ahli geologi meyakini bahwa Batuan Sekis Mika merupakan “tanah dasar Pulau
Jawa”. Oleh karena itu, lokasi Kali Brengkok menjadi salah satu lokasi yang dikunjungi
oleh mahasiswa Geologi dan Geofisika. Kunjungan para mahasiswa tersebut tentunya
untuk memahami proses terbentuk batuan.

Kali Brengkok menjadi salah satu lokasi kunjungan mahasiswa Teknik Geofisika ITB
untuk memahami proses terbentuk Batuan Sekis Mika yang diyakini sebagai “Tanah
Dasar Pulau Jawa”.
Keberadaan situs Karangsambung menjadi penting bagi pengembangan ilmu geologi
dan geofisika di Indonesia. Selain pengembangan geowisata yang bisa berdampak
bagi peningkatan perekonomian masyarakat.

Beberapa singkapan batuan yang ada di Karangsambung unik dan tidak dijumpai
didaerah bahkan di negara lain. Kelestarian situs Karangsambung adalah hal serius
untuk terus dijaga (Zulfakriza Z, Kelompok Keahlian Geofisika Global, FTTM-ITB)

Referensi:
Asikin, S., 1974, Evolusi Geologi Jawa Tengah dan Sekitarnya Ditinjau dari Segi Teori
Tektonik Dunia yang Baru, Disertasi Doktor, Departemen Teknik Geologi ITB, Tidak
Dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai