Anda di halaman 1dari 32

Keeping Love Again

♪Naneun jichyeoga na honjaseoman kkumeul kkugo innabwa

Sege heundeureo nareul kkaewojugenni kkaewojugenni im trapped im trapped

Nan nareul irheoga neo eobsin naui ireum jocha gieogi an na

Ijen ne aneseo nareul nohajugenni nohajugenni im trapped im trapped

Im trapped oh~ im trapped ~

(Henry-Trap)

Henry,henry,henry.~ terdengar suara teriakkan fans menyebutkan nama sang Idola yang tampil
membawakan lagu andalannya.

Sekarang aku sedang berada disebuah konser musik disalah satu studio MBC yang terkenal di
Korea.Jihyun bisa merasakan betapa antusiasnya fans saat menyaksikannya,terbayar sudah lelah
yang dirasakan fans dari pagi saat mengantri tiket masuk dengan penampilan sang idola yang
sangat memukau.Dan meskipun Jihyun hanya bisa mendengarkan,merasakan apa yang mereka
lakukan, Tapi Jihyun sangat menikmatinya.

===

Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam,Jihyun dan sahabatnya Minyoung baru saja
keluar dari studio MBC. Concert itu baru saja selesai dan terdengar suara fans yang berbicara
dengan fans lainnya tentang concert hari ini yang sangat spektakuler menurut mereka, tapi tidak
menurut Jihyun.

Minyoung menggandeng tangan Jihyun dan menuntunnya berjalan menuju pintu utama
studio MBC. Sesampainya didepan pintu Minyoung melepaskan tangannya.

“Jihyun-na,kau tunggu disini sebentar aku mau ke toilet,kau jangan kemana-mana”.

Jihyun hanya mengangguk tanpa menatap sahabatnya dan matanya lurus menerawang
kedepan.

“Kyaaaaaaaaaaaaaa Henry, itu Henry Oppa” Teriak seorang Fans setelah melihat sang Idola
keluar dari studio MBC. Sentak semua fans yang masih berada di studio berlari menuju pintu
utama. Mendengar teriakan itu Jihyun yang dari tadi berada di depan pintu utama kaget, Jihyun
mencengkram tongkatnya.
Teriakkan para fans semakin dekat dan terdengar suara Bodyguard yang menyuruh para fans
untuk menjauh dari sang Idola. Jihyun mencoba beralih dari tempatnya sekarang saat Ia hendak
mengambil langkah, Ia ditabrak oleh seseorang,Jihyun jatuh dan tongkatnya terlempar entah
kemana. Jihyun meraba-raba dilantai sekitarnya tapi tak menemukannya.

“Apa ini yang kau cari” Ucap Seorang pria setelah berhasil menarik tangan Jihyun dan
menyerahkan tongkat yang sedari tadi Jihyun cari.

Pria itu merangkul Jihyun dan membantunya berdiri. “Go-gomawo” Ucap Jihyun dengan nada
bergetar tanpa menatap Pria yang berada disampingnya.

Pria itu hanya tersenyum, meskipun gadis yang dibantunya itu tidak akan pernah melihat
senyumannya.“lain kali hati-hati,jangan sampai kau kehilangannya”.

Mendengar itu Jihyun hanya menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Setelah itu terdengar
suara kaki melangkah, dan suara itu semakin jauh.

“Mungkin pria itu sudah pergi” Gumam Jihyun.

“Jihyun-na “ Panggil Minyoung yang baru saja kembali dari Toilet. “Apa terjadi sesuatu”
Tambahnya setelah melihat Jihyun dengan wajah yang tak biasa.

“Anniyo, Minyoung-ah sebaiknya kita pulang”

Minyoung melihat jam tangan yang menunjukkan malam semakin larut. “Ah, baiklah”.

Minyoung menggandeng lagi tangan Jihyun dan menuntunnya berjalan menuruni anak tangga,
dan membantu Jihyun membuka pintu mobil yang dari tadi sudah menunggu. “Ahju-ssi kita
antarkan Jihyun dulu” Ucap Minyoung kepada supir pribadinya.

Hanya butuh beberapa menit mobil sedan hitam berhenti di salah satu rumah bertekstur
tradisional modern. Jihyun turun dari mobil dan dibantu Minyoung.

“Gomawo Minyoung-ah,kau tak perlu mengantar aku sampai kedalam, aku bisa sendiri”

Minyoung menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan. “Baiklah, aku pulang”.
Ucapnya

Kemudian terdengar suara pintu mobil tertutup dan Jihyun menunggu sampai mobil Minyoung
menghilang disudut tikungan. Jihyun masuk dengan tongkat yang menjadi penuntun jalannya.

Ia masuk rumah tanpa kata sedikitpun sampai akhirnya ada suara seorang perempuan yang
sangat ia kenal,suara Ibunya.

“Jihyun-na, sampai kapan kau melakukkan ini semua?”


Mendengar itu Jihyun menghentikan langkahnya. Dan Ia berbalik menghadap ibunya.

Jihyun hanya tersenyum simpul. “Sampai aku berhasil bertemu dengannya dan mengatakan maaf
kepadanya”.

“Siapa? Apa itu Mochi?”.

Jihyun hanya diam dan menundukkan kepalanya.

“Jihyun-na, kau tak perlu melakukkan ini, itu semua murni kecelakan dan itu bukan sepenuhnya
salah mu?”

“Tapi aku yang sudah menyebabkan Mochi buta” Ungkap Jihyun lirih dengan masih menunduk.

Ibu Jihyun meraih kedua pundak anaknya. “Angkat kepalamu Jihyun,Angkat kepalamu!”.

Dengan berat Jihyun mengangkat kepalanya dan menatap Ibunya, meskipun yang ditatapnya
hanya kegelapan.

“Omma tahu kau merasa bersalah, tapi omma mohon kau jangan menyiksa dirimu sendiri dengan
melakukkan hal seperti ini, kau sudah melakukkannya selama bertahun-tahun”

Mendengar pernyataan dari Ibunya.Sebutir air mata keluar dari pelipis Jihyun.

“Jihyuna-na,tolong hentikan semua ini Omma tak kuat melihat kau seperti ini.jaebal Jihyun-na”

Jihyun menepis tangan Ibunya. “Shireo, Omma!”

kemudian masuk kekamar meninggalkan Ibunya yang mukanya sudah penuh dengan derai air
mata.

Didalam kamar Jihyun duduk di tepi ranjang sambil memegang sebuah bingkai Photo.Photo
seorang anak laki-laki merangkul seorang anak perempuan berkepang disampingnya.

“Mochi-ya jeongmal Mianhae,Jeongmal Mianhae(maafkan aku)”.

===

“Henry Kau mau kemana pagi-pagi begini” Ucap seorang perempuan tak lain adalah
managernya yang sedang duduk diruang tamu sambil mengesap secangkir teh.

Henry memalingkan wajahnya menghadap sumber suara.“Ah kebetulan Nuna Hyejin sudah
datang”.Ia melangkah cepat menuju sang manager, lalu duduk disampingnya.

“Hyejin Nuna, Aku hari ini tidak ada jadwal kan?Aku ingin pergi kesuatu tempat.”
Perempuan yang di panggil Hyejin Nuna itu terdiam dan nampak sedang berpikir,
kemudian Ia mengabil sebuah buku memo dari dalam tasnya.

“Henry kau beruntung hari ini, kau tak ada jadwal” Ucap Hyejin lalu menutup Buku
memonya.

Seulas senyum mengembang dibibir Henry.

“Kau bebas hari ini seharian, Tapi kau ingat besok kau ada jadwal mengisi acara disebuah
festival disebuah universitas sahabatmu.” Lanjut Hyejin.

“Ne, Gomapseupnida Nuna” jawab Henry lalu beranjak dari tempat duduknya dan
bergegas menuju mobilnya yang sudah dipersiapkan.

===

Dalam perjalanan ketempat yang dituju. Henry tidak dapat menyembunyikan rasa
senangnya,betapa Ia ingin sekali bertemu dengan gadis temannya sewaktu kecil dulu.Semenjak
insident itu Henry tahu kalau gadis kecil itu tidak bersalah, tapi Orang tuanya menyalahkan gadis
kecil itu yang menyebabkan insident itu terjadi.

Sekarang mobil sport merah Henry berhenti disalah satu rumah didaerah Busan,sebuah
senyuman mengembang dibibirnya Henry bergegas keluar dari mobilnya. Tapi senyuman itu
seketika hilang begitu saja setelah melihat rumah yang Ia tuju penuh dengan dedaunan kering
yang berguguran memenuhi halaman rumah dan sekitarnya. Warna rumah yang mulai kusam
menandakan bahwa rumah ini sudah lama tidak berpenghuni.

Melihat keadaan rumah itu ada seurat kekecewaan di muka Henry.

“Jihyun-na ...” Ucapnya lirih.

“Permisi, Apa kau mencari seseorang?” Ucap seorang Pria yang sudah berada dibelakang Henry.

Henry membalikkan badannya dengan lemas.

“Omo! Apa kau Mochi?”

Henry tidak menjawab, Ia mengerutkan keningnya dan kemudian berjalan mendekati pria itu.

“Apa kau mengingatku? Aku Jinhoo teman Jihyun” Jelasnya.

Henry nampak sedang berpikir, dan kemudian dia tersenyum.

“Ahh kau yang waktu dulu di festival malam? Mianhae aku tak langsung mengingatmu”
Jinhoo tersenyum kecil.”Ne gweanchana,Lama tidak bertemu Mochi-ya sekarang kau sudah bisa
melihat.”

Senyuman mengembang diwajah mereka berdua mengingat pertemuan yang tak terduga. Dan
pada akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan obrolan dirumah Jinhoo.

Rumah Jinhoo tidak terlalu besar,hanya saja setiap orang yang datang kerumahnya pasti akan
merasa nyaman. Karena keindahan dan keasrian tempat mereka tinggal masih terjaga dengan
baik. Sehingga udara yang berada di tempat itu sangat menyejukkan.

“Bagaimana kabarmu? Kapan kau pulang dari Canada?.”

“Baik.. Aku pulang baru 2 tahun yang lalu.”

“Aku dengar kau menjadi seorang idola yang sedang naik daun saat ini bernama Henry.” Tanya
Jinhoo penuh dengan antusias.

Henry tidak langsung menjawab, Ia hanya tersenyum dan kemudian mengesap secangkir
Cupucinno hangatnya.

“Apa kau tahu dimana Jihyun tinggal sekarang?.” Ucap Henry setelah meletakkan Secangkir
Cupucinno.

Jinhoo menarik nafas berat. “Jihyun-nie, Aku tidak tahu pasti dimana dia tinggal, karena waktu
mereka pindah aku sedang tidak ada disini.”

Mendengar itu Henry merasa Ia datang ketempat ini hanya sia-sia, dan Ia sudah tidak punya
harapan untuk bisa bertemu dengan gadis kecilnya.

“Perlu kau tahu Mochi-ya.semenjak insident yang menimpa kau dulu.Jihyun merasa sangat
bersalah apa lagi setelah orang tuamu datang dan menyalahkannya atas insident itu dan
semenjak itu pula Ia lebih suka mengurung dirinya dikamar,menangis,bahkan Jihyun tidak mau
menyentuh makanan yang dibawakan Ibunya sedikitpun.melihat anaknya seperti itu Ibunya
merasa Iba apalagi pada waktu itu Jihyun masih kecil,maka dari itu Ibunya lebih memilih pindah
dari sini.”

Jinhoo menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. “Dan kabar terakhir yang aku dengar
setelah beberapa tahun Jihyun Pindah, Jihyun melakukkan hal yang semestinya tak perlu Ia
lakukan.”

Setelah mendengar penjelasan Jinhoo, Henry merasa Ia lah yang bersalah bukan Jihyun.

Deg!

Jihyun,Apa yang kau lakukkan ?


Love I’m Ready 2 Love

Everything is perfect, it’s like a dream

Come into my heart, I’m ready 2 love

(Henry-I’m Ready 2 Love eng.ver)

Poncel Henry berdering, Ia merogoh kantong celananya. “Chakkamanyeo”. Ucapnya.

“Yabboseo.”

“Oppa, kau dimana?.”

“Aku lagi ada urusan disuatu tempat, Wae?.”

“Bogoshipeo Oppa. Cepat pulang.”

“Tapi Aku masih ada urusan yang belum selesai disini.”

“Pokoknya Oppa cepat pulang, Palliwa!!!.”

“Hyorin-ah, Aku...”

Tut.Tut.Tut...

Hubungan telponnya terputus. “Aishhhh kebiasaan buruknya tidak pernah hilang,memutuskan


hubangan telpon sebelum orang lain selesai bicara” Gerutunya.

“Nugu?yeojachingu neun?.” Tanya Jinhoo setelah Henry kembali ketempat duduknya.

Henry tersenyum simpul. “Aniya, dia sahabatku dari Canada.”

“Gomawo Jinhoo.” Lanjutnya.

“Ne,Kau berhak tahu tentang semuanya.”


Henry tersenyum, lalu Ia beranjak dari tempat duduknya dan berjabat tangan dengan Jinhoo
sebagai tanda akhir pertemuan mereka.

===

Hari ini dilapangan kampus sangat ramai,banyak mahasiswa ataupun mahasiswi yang
tergabung dalam kepanitian festival pada sibuk menyiapkan keperluan,dari menyiapkan beberapa
bebarapa properti panggung,sampai keperluan konsumsi untuk bintang tamu dan untuk yang
lainnya.

Jihyun duduk dibangku taman samping kampus sambil memegang sebuah kotak musik
hadiah dari teman kecilnya yang selalu dibawanya kemanapun Jihyun pergi.

“Bagaimana kabarmu, apa kau baik-baik saja?kau tau aku lagi sendirian,hari ini Minyoung
begitu sibuk karna ia harus membantu Namjachigunya.” Katanya sambil membuka kotak
musiknya.

“Aku baik-baik saja, dan kau tak akan sendirian karna aku akan menemanimu.” Suara
seseorang mengagetkan Jihyun.

Jihyun memalingkan kepalanya kekanan kemudian kekiri memastikan sumber suara itu
berasal dari mana.Melihat itu pria yang dari tadi berada dibelakang Jihyun terkekeh pelan lalu Ia
berjalan dan duduk disamping Jihyun.

Ia menepuk pelan pundak Jihyun.”Aku berada disamping kirimu.”

Jihyun memalingkan wajahnya menghadap pria itu.“Kau siapa?.”

Saat Jihyun memalingkan wajahnya,Pria itu sedikit kaget. “Ohh!! Kau gadis yang dulu
kehilangan tongkatmu didepan studio concert kan?Apa kau mengingatku?.” Ucapnya.

Jihyun mengerutkan keningnya sesaat,lalu Ia tersenyum.”Ahh kau pria itu.”

“Apa yang kau lakukkan disini sendirian.”tanyanya.

“Aku hanya mencari udara segar,Aku bosan disana semua orang pada sibuk.” Jawabnya
sambil memainkan kotak musiknya lalu memasukkan kedalam tasnya.

Pria itu melihat sekilas kotak musik Jihyun sebelum gadis itu memasukkannya kedalam
tas. Ia merasa sangat familiar dengan kotak musik itu, kotak musik crystal berbentuk piano yang
dulu pernah diberikannya sebagai hadiah kepada teman kecilnya dulu sewaktu Ia berulang
tahun.Sesaat Pria itu berpikir kemungkinan hanya sama karena bentuk kotak musik seperti itu
sangat banyak.

“Kau sendiri sedang apa disini.”


Pria itu tersadar lalu ia tersenyum.”Sama sepertimu mencari udara segar.”

“Dan sekalian Aku mengunjungi sahabatku di kampus Ini.” Lanjutnya,

“Emm Nugundeh.?”

“Lee Taemin.”

“Taemin Oppa!!.” Ucap Jihyun kaget.

Pria Itu megerutkan keningnya.”Ne Taemin-ah, Wae? Apa kau mengenalnya.”

Jihyun terkekeh pelan.”Tentu, bahkan aku kenal baik dengannya.Dia Namjachingu


sahabatku Minyoung.”

“Jinjaro.?Aku baru tahu dia sudah mempunyai Yeojachingu”. Ucapnya kaget.

Jihyun memiringkan kepalanya.“Waeyo?Apa Taemin Oppa tidak pernah bercerita tentang


ini semua.”

“Anni.Awass kau Taemin-ah.” Geramnya.

Mendengar itu Jihyun tertawa kecil.

“Wae? kenapa kau tertawa?.”

“Emm ngak Apa-apa.” Ucap Jihyun dengan masih menahan tawanya.

Melihat muka Jihyun yang lagi menahan tawanya Pria itu terkekeh pelan.”Mukamu lucu saat
menahan tawa begitu.”

Mereka berdua tertawa bersama dengan lepasnya. Hingga tanpa mereka sadari ada sepasang
mata yang sedang memperhatikan mereka berdua dari kejauhan. Ia lalu mengepalkan tangannya.

“Ahh!kita belum saling mengenal Na jeo neun Hen..”

Love I’m Ready 2 Love

Everything is perfect, it’s like a dream

Come into my heart, I’m ready 2 love


(Henry-I’m Ready 2 Love)

Seketika itu poncel Pria itu berdering. Ia merogoh kantong jaket kulit
hitamnya.”Gidaryeo.” Ucapnya sambil berdiri dan menjauh dari Jihyun.

“Yabboseo Nuna Hyojin.?”

“Yaaa. Henry-ah. Kau dimana?” teriaknya

Seketika itu Ia menjauhkan poncelnya dari telinga. “Yaa Nuna,bisakah kau tidak berteriak
seperti itu, Aku tidak tuli.”Omelnya.

“Acara festival sudah mau dimulai,kau cepat kesini.”

“Ne Nuna Arraseo!.”

Henry menarik nafas panjang dan dihembuskannya setelah memutuskan hubungan


telepon. Tapi saat Ia berbalik Ia mendapati gadis itu sudah tidak berada ditempat. Henry
menghembuskan nafas berat.

===

“Jihyun-ah...” teriak Minyoung dari jauh. Ia berlari kecil mendekat ke tempat Jihyun.
“Disini kau rupanya, kau tahu aku mencarimu kemana-mana.” Ucapnya setelah sampai dan
duduk disebalah Jihyun.

“Wae,Minyoung-ah ada apa?.” Tanya Jihyun.

“Acara festifal sudah mau dimulai, kau tak mau melihatnya?, Kau tahu artis yang mengisi
acara festival ini.” Ungkap Minyoung dengan antusias.

Jihyun menggelengkan kepalanya. “ Anindae.”

“Henry! Jihyun-ah Henry!, kau tahukan aku sangat megidolakannya.” Ucapnya dengan
semangat. “Ohh Jihyun-ah, ternyata Taemin oppa bersahabat dengan Henry, Ahh aku senang
banget Taemin oppa mengundang dia, karena aku sangat-sangat menyukainya.

“Menyukainya?,lalu Taemin oppa gimana.” Goda Jihyun.

Minyoung menarik tangan Jihyun lalu meletakkannya didadanya.“Taemin oppa akan


selalu ada disini.”

“Kajja, kita kelapangan sekarang acara sudah mau dimulai.”

“Ne..” jawab Jihyun.


Minyoung beranjak dari tempat duduk terlebih dahulu,kemudian Ia membantu Jihyun
berdiri dan dengan merangkul tangan Jihyun,lalu menuntunnya berjalan.

“Minyoung-ah katanya kau tadi pergi mencari sesuatu. Apa yang kau cari?.”

“Ne aku tadi pergi sebentar, Mian aku meninggalkanmu sendirian.”

“Gweanchana. Apa yang kau cari” tanya Jihyun sekali lagi.

Ekspresi muka Jinyun berubah sangat penasaran. Melihat ekspresi itu Minyoung
tersenyum kecil.

“Nanti kau akan tahu sendiri.”

===

Henry!..Henry!..Henry! terdengar sorak para fans yang kebayakan para gadis-gadis remaja
dan tidak ketinggalan Minyoung sahabatku.

Minyoung juga ikut bersorak tak kalah hebohnya memanggil nama sang Idol. Emm
maklum dia sangat ngefans berat dengan Henry,apalagi setelah dia tahu bahwa namjachingunya
Taemin Oppa bersahabat baik dengan Henry.

Kini terdengar teriakkan fans semakin heboh, rupanya Henry sang Idola sudah berada
diatas panggung.terdengar suaranya waktu menyapa seluruh fansnya. Dan sorak fans tambah
semakin heboh. Tak lama setelah itu terdengar suara yang begitu lembut ditelinga.sekarang
Henry menyayikan sebuah lagu dengan di iringi petikan gitar.

Ne ane ne gyeote modeun ge doego sipdeon geon

Nega nae imi nae modeun ge dwae beoryeotgie

Hey girl you’re my everything

I’mma give you everything nan neol bichugo

Hey girl you’re my everything

I’mma give you everything nan neol kkumkkujyo

(Henry-My Everything)
Dan seketika itu juga semua Fans ikut bernyanyi bersama Henry. Permainan gitarnya yang
lembut membuat semua orang yang menonton ikut larut dalam nyanyiannya.

“Minyoung-ah.. Minyoung-ah..” Ucap Jihyun. Tapi suaranya terdengar samar-samar


karena sekeliling mereka penuh keramaian.

“Yaa! Kang Minyoung!.” suara Jihyun satu oktaf lebih tinggi.

Minyoung menoleh kesamping. “Ne Jihyun, Wae..?.”

“Aku mau pulang saja,percuma saja aku disini,aku hanya bisa mendengarkannya saja.”

“Emm baiklah, Apa mau aku an..”

“Tidak usah Minyoung-ah,aku bisa sendiri.” Potong Jihyun.

“Baiklah, kau hati-hati.”

Jihyun tidak menjawab ia hanya tersenyum.

Jihyun berbalik kearah belakang,Ia mulai menggerakkan tongkatnya untuk menuntunnya


berjalan keluar dari kerumbunan mahasiswa ataupun mahasiswi yang memadati lapangan
kampus.

Meskipun Jihyun tidak bisa melihat tapi Jihyun sudah hapal selak beluk kampusnya. Ia
berjalan dikoridor kampus tiba-tiba ada seseorang yang menabraknya,Jihyun kehilangan
keseimbangan dan Ia pun terjatuh.

“Ahh Minhae,Aku tidak sengaja.” Ucap Seorang gadis lalu membantu Jihyun berdiri.

“Apa kau terluka.?” Tambahnya.

“Anni, Aku tidak apa-apa. Gomawo”

“Sekali lagi Mianhae.”

“Ne,gwenchanayo.” Ucap Jihyun, kemuadian ia kembali melangkah dengan tongkatnya.

Gadis melihat Jihyun dengan tatapan tajam,kemudian seulas senyuman sinis mengembang
dibibir gadis itu.

Dia hanya gadis buta,tapi kenapa Henry Oppa bisa ketawa begitu lepasnya saat berdua
dengannya, bahkan Oppa terlalu cuek saat denganku dan Oppa tidak pernah melakukkan itu
dihadapanku.Batin Hyorin.
“Aku tidak akan membiarkan Gadis buta itu suatu saat nanti merebut Henry Oppa.”
Geramnya.

===

Tok.tok.tok..

“Annyeong hasseyeo Ahjumma.” Ucap Minyoung seraya membukukkan badannya sedikit


setelah seorang perempuan paruh baya membukakan pintu.

“Ne, Anyeong hasseyeo, silahkan masuk.”

“Ahjumma, apa Jihyun sudah tidur?.” Tanya Minyoung setelah duduk dikursi diruang
tamu.

“Baru saja dia tidur, tunggu sebentar ahjumma akan bagunkan dia.” Ucap ahjumma lalu
berjalan menuju kamar Jihyun.

“Ahjumma Chakkaman.”

Ahjumma menghentikan langkahnya.”Wae Minyoung-ah?.”

“Nanti saja ahjumma membagunkan Jihyun,tunggu sampai jam 12 malam.”

“Jam 12 malam.” Ucap ahjumma bingung.

Minyoung tersenyum kecil lalu ia mengeluarkan sebuah kue tar dari dalam kotak yang
dibawanya kemudian dipasangkannya sebuah lilin berbentuk angka 20.Melihat itu ahjumma Ibu
Jihyun kaget lalu ia berjalan dan duduk disamping Minyoung.

“Ahjumma lupa kalau besok adalah ulang tahun Jihyun.” Ucap Ahjumma lirih,kemudian
Ahjumma tersenyum.

“Gomawo Minyoung-ah kau mengingatkan.” Lanjutnya.

“Ne ahjumma.” Ucap Minyoung dengan senyuman manisnya.

Malam sudah semakin larut, jam sudah menunjukkan pukul 12 Ahjumma dan Minyoung
sudah siap didepan pintu untuk memberikan kejutan.Ahjumma dan Minyoung masuk kekamar
Jihyun.Ahjumma sudah siap untuk menyalakan lampu kamarnya dan Minyoung memberikan
aba-aba.

“Hana..deul..set..”
Seketika seluruh ruang kamar Jihyun terang.Jihyun tersentak dari tidurnya karna ia tidak
bisa tidur dengan lampu yang masih menyala. Dan terdengar sebuah nyanyian yang membuat
sebuah senyuman mengembang dibibirnya.

Saengil chukka hamnida

Saengil chukka hamnida

Saranghaneun uri Jihyun-ni .. saengil chukka hamnida..

“Saengil Chukkae Jihyun-na..” Ucap Minyoung lalu duduk disudut ranjang Jihyun.

“Saengil Chukkae Jihyun-ni. Maafkan Omma hampir saja lupa dengan ulang tahunmu.”
Ucap Ahjumma sembari membelai rambut Jihyun.

“Gomawo..” Ucap Jihyun lalu Ia tersenyum.

“Sekarang kau tiup Lilinnya, ahh make a wish dulu.”

Jihyun menganggukkan kepalanya, Ia lalu memejamkan matanya dan menyatukan


tangannya dan membuat sebuah genggaman tangan.

Aku ingin Omma dan Appa yang lagi di Indonesia selalu diberi kesehatan,untuk Minyoung yang
selalu sabar menuntunku selalu berada disisiku. Dan untuk yang terakhir..Mochi-ya apa kau
baik-baik saja? Aku berharap bertemu denganmu. Karna aku merindukanmu.

Jihyun membuka matanya dan melepaskan genggaman tangannya. Kemudian Jihyun meniup
lilinnya yang di iringi suara tepuk tangan Ibunya dan Minyoung setelahnya.

“Omma akan memotongkan kuenya.” Ucap ahjumma sembari mengambil kue tar yang berada
ditangan Minyoung.

“Minyoung-ah apa kue itu yang kau cari.” Ucap Jihyun setelah Ibunya keluar dari kamarnya.

“Ne.. ahh Apa ada sesuatu yang kau pinta dari aku.”

Jihyun terlihat berpikir.”Minyoung-ah apa kau bisa menemaniku kesuatu tempat minggu depan.”

“Oediga..?”

“Busan.Aku ingin mencari informasi tentang Mochi apa dia pernah mencariku.”
Jihyun meraba-raba mencari tangan Minyoung, setelah ia menemukannya. Ia memohon agar
Minyoung mau menemaninya. Mengingat bahwa Minyoung tidak pernah suka Ia menyebut
nama itu.

Minyoung langsung berdiri dari tempat tidur Jihyun.“Mochi lagi! Apa kau tidak pernah bosan
mencari info tentangnya.kau ingat waktu dia mengirimkan hadiah ulang tahunmu sebuah kotak
musik dan didalam nya ada sebuah memo dia menyuruhmu mengirimkan surat kepadanya setiap
kau ulang tahun,tapi apa tidak ada satupun surat darimu yang dibalasnya.”

Jihyun menundukkan kepalanya tanpa terasa sebutir air mata keluar di pelipis matanya.

“Jihyun-ah Dia tidak menepati janjinya akan membalas suratmu, kau bahkan mengirimnya surat
bukan pada saat ulang tahunmu saja tapi setiap minggu dan setiap hari kau menunggu
balasannya,tapi apa semuanya cuma sia-sia.” Lanjut Minyoung.

Mendengar pernyataan sahabatnya Minyoung air mata Jihyun semakain deras keluar,sebuah
suara isakan tangis keluar dari mulut Jihyun.Minyoung kembali duduk disamping Jihyun Ia
menghapus air mata Jihyun dan memeluknya erat.

“Aku Mohon Minyoung-ah..” Ucap Jihyun ditengah isakan tangisnya.

Minyoung melepaskan pelukannya dilihatnya muka Jihyun yang sudah basah dengan air
mata.melihat itu Minyoung merasa kasihan sama Jihyun,hingga akhirnya Ia setuju untuk
menemani Jihyun ke Busan.

“Ne .. aku akan menemanimu.” Ucap Minyoung pasrah.

“Benarkah, kau mau menemaniku.”

“Ne Jihyun.”

Jihyun memeluk Minyoung.”Gomawo.” Ucap Jihyun kemudian melepaskan pelukkannya.

===

Henry terlihat memainkan pianonya,kemudian setiap kunci nadanya Henry tulis disebuah
kertas.

“Oppa! Apa yang kau lakukkan?.” Ucap Hyorin lalu mengambil kertas yang berada diatas
Piano.

“Wahh Oppa kau bikin sebuah lirik lagu.” tanya Hyorin.

“Kau lama sekali,aku sudah menunggumu dari tadi.” Ucap Henry lalu mengambil kertas
dari tangan Hyorin dan melanjutkan menuliskan kunci nadanya.
Hyorin hanya diam lalu Ia membuat sebuah gaya Aegyo.”Mianhae Oppa.”

Henry terkekeh kecil melihat gaya Hyorin.”Kau seperti anak kecil saja.” Ucapnya.

Mendengar itu Hyorin sentak menghentikan Aegyo-nya.”Aku sudah besar Oppa.”

“Tapi bagi Aku kau masih anak kecil yang selalu mengengek meminta sebuah permen.”
Ucap Henry lalu berdiri dari tempat duduknya.

Hyorin membelalakkan matanya dan kemudian terdiam sejenak.

“Yaa! Hyorin-ah palliwa..apa kau tak mau menemaniku.” Teriak Henry dari depan pintu.

Hyorin yang dari tadi terdiam tersadar mendengar teriakkan Henry. Hyorin berjalan
menghampiri Henry yang sudah menunggunya.

Sampai kapan Oppa kau akan melihatku,sebagai seorang gadis yang terlepas dari
sahabatmu.batin Hyorin.

===

“Oppa sebenarnya kita mau kemana.?” Tanya Hyorin setelah Mobil spot merah melewati
jalanan yang belum pernah Hyorin lewati. Hyorin membuka kaca mobil dan mengeluarkan
kepalanya sedikit untuk melihat palang arah jalan. “Busan.” Ucap Hyorin pelan.

“Oppa untuk apa kita ke Busan.?” Tanyanya lagi.

Henry yang dari tadi sibuk mengemudikan mobil spotnya memalingkan wajah menghadap
Hyorin. “Nanti kau akan tahu sendiri.” Ucap Henry lalu memalingkan wajahnya kembali
mengahadap jalanan.

“Aishhh ...” Geram Hyorin.

Hyorin menumpu dagunya dilengan tangan kanan yang bertumpu di kerangka jendela
mobil.”Woahhhh .. Yeppeoda ..” Ucap Hyorin kagum setelah mobil yang mereka tumpangi
melewati sebuah pantai.Hyorin lalu mengulurkan tangan kanan,lalu dipejamkan matanya sejenak
untuk merasakan hembusan angin.

Sesampainya di Busan mobil sport merah milik Henry terparkir rapi didepan sebuah rumah
modern tapi masih mempertahankan arsitekur tradisional terlihat dari pintu gerbang rumahnya
yang masih menggunakan pintu tradisional Korea dan terlihat juga dari sisi dan sudut setiap
rumahnya.

Tok.tok.tok..
“Anyeong hasseyeo Ahjumma.” Ucap Henry setelah seorang Ibu berbaju casual dengan
rambut hitam yang disanggulnyarapi menyembul didepan pintu.”Ne Anyeong hasseyeo.”
Balasnya menyapa.Henry bisa melihat Ibu itu beberapa kali mengerutkan keningnya bingung dan
terlihat sedang berpikir.

“Ahh .. kau teman Jinhoo yang datang berkunjung beberapa minggu lalu.”

“Ne Ahjumma.”

Ibu Jinhoo terseyum lalu mempersilahkan Henry dan Hyorin masuk.tapi Hyorin memilih
menunggunya diluar karna ingin menikmati pemandangan yang ada disekitar rumah Jinhoo.

Henry duduk di ruang tamu ditemani secangkir cappucino dan Ibu Jinhoo.”Apa kau mencari
Jinhoo?.”

Henry menganggukkan kepalanya.

“Sayang sekali Jinhoo baru saja keluar,ada sebuah pekerjaan.” lanjutnya

“Benarkah.” Ucap Henry kecewa.

Henry menrogoh kantong celana panjangnya dan mengeluarkan sebuah kado kecil berpita
warna pink.“Ahjumma? Apa kau mau membantu ku menyerahkan ini kepada Jinhoo.”

Ibu Jinhoo tersenyum kecil.“Hmm baiklah,Ahjumma akan membantumu.”

“Katakan saja itu dari Henry dan Jinhoo akan tahu kado itu untuk siapa.”

“Oppa .. Ahjussii ...” Hyorin tiba-tiba berada didepan pintu dengan nafas ngos-
ngosan.sontak Ibu Jinhoo dan Henry memalingkan wajah mereka, Henry beranjak dari duduknya
dan mendekati Hyorin. “ Wae, Hyorin-ah.?”

“Ah-jus-ssi, Ah-jus-ssi masuk rumah sakit di Canada.?” Ucap Hyorin dengan terbata-bata.

“Mwo !!”

Henry dan Hyorin bergegas keluar menuju Mobil setelah berpamitan dengan Ahjumma
Ibu Jinhoo. Mobil Sport merah melaju dengan cepat membelah kabut yang masih menyelimuti
jalanan. Mereka langsung kebandara Incheon, sesampainya dibandara Henry langsung memesan
tiket untuk ke Canada.

“Hyorin-na,kau pulang bawa mobil dan kasih tahu Nuna Hyejin kalau aku balik ke
Canada.” Henry memegang kedua pundak Hyorin.

“Ne Oppa, Semoga Ahju-ssi cepat sembuh.”


“Emm Gomawo.”

Hyorin melambaikan tangannya saat Henry hendak memasuki ruang tunggu


keberangkatan. Hati-hati Oppa ,aku tahu kau pasti sangat mencemaskannya.

Seakan merasakan dan mendengar apa yang dikatakan hati Hyorin,Henry membalikkan
badannya dan tersenyum kearahnya sambil melambai-lambaikan tangan.

===

“Wahh..ini sangat-sangat hebat,Aku ada di depan rumah Henry


kyaaaaaaaaaaaaaaa....”.Minyoung benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya
sampai Ia teriak histeris.siapa yang menyangka kejadiannya akan seperti ini.Teman masa
kecilnya Jihyun adalah Henry sang superstar yang lagi digandrungi sama anak-anak remaja
termasuk sahabat Jihyun yang satu ini.

Mendengar teriakan itu,Jihyun yang dari tadi masih duduk rapi didalam mobil membuka
jendela mobil dan mengeluarkan kepalanya.

“YAA!! KANG MINYOUNG bisakah kau pelankan suaramu.”

Minyoung memalingkan wajahnya,dan berjalan Mendekati Jihyun.”Ahh.. Ayolahh Jihyun


aku benar-benar tidak bisa menahan,ini semua terasa seperti mimpi.”

Ya ini semua memang terasa seperti mimpi,tidak ada yang bisa membanyangkannya
termasuk Minyoung.baru seminggu yang lalu Ia mengetahui kalau namjachingunya bersahabat
dengan Henry, dan sekarang Ia tahu kalau teman masa kecil Jihyun adalah Henry teman yang
merupakan alasan Jihyun melakukan perbuatan yang di luar akal sehat ini.Minyoung sangat
senang Sahabat dan Namjachigunya memiliki hubungan dengan Sang Idolanya.

Minyoung memegang kedua pipinya dan sedikit ditepuk-tepukkannya ke pipi.

“Apakah semua ini Mimpi? Jihyun-na jaebal bangunkan aku.” Minyoung meletakkan
tangan Jihyun di pipinya.dan tanpa disuruh Jihyun tahu apa yang harus dilakukkannya,Jihyun
mencubit pipi Minyoung dengan sangat kuat.

“Ya!Ya! Jihyun-na...Sakittttttttttttt..” keluh Minyoung sambil mengusap-usap pipinya.


”Ahh ternyata ini sungguhan,bukan mimpi.” Lanjutnya.

“keunde..Apakah kita boleh masuk Jihyun-na?”

“Waeyo..?”
Minyoung melihat kearah gerbang rumah besar bearsektur modern clasicc dengan penjaga
didepannya.

“Aku lihat ada penjaganya, apa kita diperbolehkan masuk.?” Lirih Minyoung.

Tidak beberapa lama, ada sebuah mobil sport merah memasuki rumah tersebut,Minyoung
melihatnya dengan seksama, tapi Ia hanya memperhatikannya sebentar dan masuk kedalam
mobil,karena seorang dari penjaga itu,melihat kearahnya.mungkin perkiraan penjaga itu
Minyoung dan Jihyun adalah para paparazzi.

“Ahh benar .. Minyoung-ah,kau bilang waktu itu Taemin Oppa berteman dengan baik
dengan Henry,kenapa kita tidak minta bantuan dia saja,Taemin Oppa pasti pernah
kerumahanya.?”

Minyoung sedikit kaget mendengar pernyataan dari Jihyun,tanpa babibu lagi Minyoung
langsung mengeluarkan hanphonenya dan menekan tombol-tombolnya.

“Yabeoseo,,Oppa Apa kau bisa membantu kami?.”

===

Hanya selang beberapa menit setelah Minyoung menghubunginya.Taemin sudah datang


dan langsung betukar tempat kemudi dengannya.

Minyoung menjelaskan semua tentang Jihyun dan Henry yang merupakan teman semasa
kecil.mendengar itu Taemin sedikit kaget Ia benar-benar tak menyangka teman semasa kecil
Henry yang selalu diceritakannya adalah Jihyun sahabat pacarnya sendiri.Taemin melirik sekilas
kearah Jihyun yang lagi menggenggam erat liotin kalungnya,lalu Ia beralih menatap Minyoung.

“Apa yang bisa aku bantu?” Tanya Taemin.

“Oppa bisa membawa kami masuk kerumah Henry,Aku dan Jihyun takut masuk
kesana.” Jelas Minyoung.

“Iya kami takut masuk kesana,karena para penjaga itu pasti tidak memberikan izin,dan
kami pasti disangka paparazzi.” Tambah Jihyun.

“Emm baiklah Aku akan membawa kalian kerumah itu.”

“Benarkah, Oppa sungguh-sungguh, Oppa serius.?” Ucap Minyoung dengan mata yang
sudah berbinar-binar.

Taemin tak menjawab Ia hanya berdehem dan menganggukan sedikit kepalanya.

“Gomawo Oppa.” Ucap Minyoung dan Jihyun bersamaan.


Mobil sedan hitam milik Minyoung berjalan menuju rumah Henry .sesampainya didepan
gerbang Taemin menghentikan mobilnya dan membuka kaca jendelanya,seorang penjaga yang
berpostur besar berbaju warna hitam dengan sebuah pistol dikantong yang Ia kaitkan diikat
pinggangnya .penjaga rumah yang Taemin tahu bernama Choi Jin Hyuk itu membunggkukkan
badannya memberikan salam.Taemin hanya membalas dengan anggukan kepalanya.

“Lama tak bertemu Tuan Taemin.” Ucap penjaga itu setelah membangunkan badannya.

“Ne, lama tak bertemu denganmu Jinhyuk-ssi.”

“Boleh saya masuk.?” Tanya Taemin.

“Iya Tuan silahkan.”

Taemin tersenyum kearah Jinhyuk-ssi dan kembali menutup kaca jendela mobilnya.
Sekarang mereka bertiga sudah sampai didepan pintu rumah Henry.

Tok.Tok.Tok

Taemin mengetuk pintu, tetapi tidak ada respon dari dalam rumah.Ia mencoba lagi
menegetuk pintu, Klekkkk terdengar suara kunci pintu yang diputar.

“Anyeong Hass..” belum selesai Taemin mengucapkan salam seorang gadis langsung
memeluknya dengan erat.Taemin sedikit kaget atas tindakan gadis itu.diliriknya sekilas kearah
Minyoung yang berada disampingnya.

“Oppa Bogoshiposeo(kakak, Aku merindukanmu).”

“YAA!! Hyorin-na lepaskan,Jaebal(ku mohon).”

Gadis blasteran Kanada-Korea itu bukannya melepaskan, Ia malah makin mempererat


pelukkannya.

“Aishhh Jinjaaa..!!” Minyoung melepaskan genggamannya dari Jihyun, dan langsung


melepaskan paksa Hyorin dari Taemin. Hyorin kaget atas perlakuan seseorang gadis yang
menurutnya hanya gadis biasa-biasa saja. Hyorin melirik sinis ke Minyoung.

“Oppa siapa dia?”

“Ahh, Dia..yeo..” Ucapan Taemin terpotong karna pada saat itu Minyoung langsung
menggandeng tangannya dengan mesra dan melanjutkan ucapannya.

“Naa Yeojachingu(pacar) Taemin Oppa.” Ucap Minyoung.

“Dia..Yeojachingu Oppa.? Aishhh ..”


Hyorin memeperhatikan Minyoung dari atas sampai bawah,Ia bingung kenapa Sahabatnya
yang satu ini bisa menyukai gadis yang seperti Minyoung, berpenampilan aneh,tomboy dengan
rambut kuncir kudanya jauh sekali kalau dibandingkan dengan Hyorin yang sangat peminim dan
selalu menomor satukan penampilan.

“Kenapa liat-liat..” ketus Minyoung.

Tanpa menghiraukan omongan Minyoung pandangan Hyorin beralih kesamping dimana


ada seorang gadis yang sedang memperhatikan mereka bertiga,Hyorin ingat gadis itu adalah
gadis yang sama dengan gadis yang bersama Henry waktu itu di salah satu kampus saat Henry
tampil disana.gadis itu mengerutkan keningnya menampakkan ia sedang bingung dengan apa
yang terjadi.

“Oppa gadis buta itu siapa.?”

“Ohh Dia Jihyun,Shin Jihyun teman Henry sewaktu kecil di Busan.”

“SHIN JIHYUN!!.” Hyorin tersentak kaget.

“Ne Shin Jihyun, Wae(kenapa)?.”

“Oppa!! Gadis itu yang telah membuat Henry oppa buta,dia yang membuat Henry oppa
dijauhi oleh semua orang.”

Tanpa ancang-ancang lagi Hyorin langsung mendekati Jihyun.Ia menatap sinis Jihyun
yang sedari tadi kaget dengan apa yang dinyatakan Hyorin. Ia langsung menendang tongkat
Jihyun sehingga Jihyun langsung jatuh tersungkur.

Taemin dan Minyoung kaget setelah melihat perlakuan Hyorin terhadap Jihyun.

“Yaa!! HYORIN-na, apa yang kau lakukkan.” Ucap Taemin.

Hyorin berjongkok dihadapan Jihyun dan langsung menarik paksa kalung yang dikenakan
Jihyun.

“Kau tidak pantas memakainya.” Ucapnya ketus.

Minyoung membantu Jihyun berdiri.”Dasar gadis kurang ajar.” Ucap Minyoung dengan
ancangan ingin menyerang Hyorin,tapi niat itu diurungkannya karena Taemin menahannya.

“Ada apa ini ribut-ribut.” Tiba-tiba seseorang, menyembul keluar dari balik pintu.

“Hyejin Nuna.” Taemin menundukkan sedikit kepalanya.


Wanita dengan rambut almond terurai,berkulit putih itu menghampiri mereka
berempat.Wanita bernama Hyejin itu terlihat bingung setelah melihat Hyorin yang mengatur
nafasnya,dan melihat ada seorang gadis yang sedang menangis.

“Taemin,Hyorin sebenarnya ini ada apa, dan kenapa gadis itu menangis.?” Hyejin bertanya
sekali lagi.

Hyorin tak menghiraukan pertanyaan Hyejin.Ia langsung masuk dalam dan terdengar suara
pintu kamar yang ditutup secara paksa.

Melihat itu Hyejin semakin bingung, tidak biasanya Hyorin bersifat dingin seperti
itu.Hyejin mengalihkan pandangannya menghadap Taemin,Minyoung dan Jihyun.

Didalam kamar Hyorin menangis sejadi-jadinya.”Henry Oppa Jahat!!.” Ucapnya disela


tangisnya.ditatapnya sebuah kalung berliontinkan kunci music G clef.

“Kenapa Oppa,kenapa....” Hyorin setengah berteriak.

“Oppa kan tahu kalau aku sangat menginginkan kalung ini,kenapa Oppa memberikan
kepada Gadis buta itu.” Lanjutnya.

Semetara diluar Taemin,Minyoung dan Jihyun sudah berjalan menuju mobil,setelah


mengetahui kalau Henry sedang pulang ke kanada dan menjelaskan tentang semuanya yang
terjadi kepada Hyejin sang Manager Henry.

===

Sudah hampir satu minggu sehabis kejadian itu, jihyun selalu mengurung dirinya
dikamar,dia keluar kamar kalau mau kuliah saja.dan ditempat kuliah pun Jihyun hanya
diam.Minyoung sahabatnya tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi Jihyun seperti ini.

Terdengar suara knop pintu dibuka,Ibu Jihyun masuk membawakan makanan disebuah
mapan untuk makan malam dan diletakkannya dimeja belajar Jihyun.Ibu Jihyun menatap
anaknya miris dengan keadaan Jihyun yang selalu murung dan selalu duduk disudut ranjang
dengan kedua kaki ditekukkan,ibu Jihyun tahu kalau Jihyun menekukkan kakinya seperti itu
dengan tangan sebagai menopang kepalanya yang menunduk pasti Jihyun sedang menangis.Ibu
Jihyun semakin miris dan tak terasa Sebutir air mata menetes dari pelupuk matanya dimana ia
meliahat bahwa makanan yang dibawanya untuk makan siang Jihyun hanya disentuh Jihyun
Sedikit.

Tidak tega melihat anaknya seperti itu Ibu Jihyun lalu menghubungi Minyoung sahabat Jihyun
dan menceritakan tentang kondisi Jihyun yang semakin hari semkin murung Ibunya sangat
mengkhawatirkannya takut kalau terjadi sesuatu terhadap Jihyun.

Hanya selang beberapa menit setelah Ibu Jihyun menghubungi Minyoung. Ia sudah sampai
dirumah Jihyun.
“Jihyun-na..” Ucap Minyoung lirih.

Jihyun hanya diam tidak menghiraukan panggilannya.tapi Minyoung bisa mendengar


isakkan tangis Jihyun.air mata mulai jatuh memebasahi pipinya tapi dengan sigap Ia hapus
dengan punggung tangannya.

“Jihyun-na..” Panggilnya lagi. Tapi tetap tidak ada respon.

“Jihyun-na..” kali ini Minyoung terisak dengan air mata yang mulai keluar.

Mendengar isakan Minyoung,Jihyun mengangkat kepalanya dan menatap nanar


Minyoung.Ia lalu mengusap jejak air mata Minyoung.

“Kenapa kau juga menangis,Uljima(jangan menangis) Minyoung-ah,Aku baik-baik saja.”


Minyoung langsung memeluk Jihyun dengan erat dan menangis sejadi-jadinya. “Aku dan
Ahjumma mengkhawatirkanmu,aku takut terjadi sesuatu.” Ucapnya disela-sela tangisannya.

Minyoung melepaskan pelukkannya, Ia kaget melihat muka Jihyun yang muram dengan
mata sembab akibat menangis seharian.

“Jihyun hentikan,semua ini bukan kesalahanmu.”

“Tapi,Mochi menjadi buta gara-gara aku.”

“Dia sendiri yang berlari ke arah mu dan melindungimu dari percikan kembang api yang
hampir saja mengenaimu.”

Jihyun menundukkan kepalanya sebutir air mata keluar dari ujung pelipis matanya.

“Kau tidak kasihan sama Ibumu,Dia begitu mengkhawatirkanmu, kau menjadi


pendiam,selalu mengurung dirimu dikamar dan bahkan kau tidak mau makan,Jihyun-na kau
janagn menyiksa dirimu sendri.” Minyoung menggenggam tangan Jihyun.

“Mianhae(maafkan aku)Minyoung,Mianhae.” Ucapnya lirih. Minyoung memeluk Jihyun


dan dapat Ia rasakan tubuh Jihyun bergetar.

===

Pagi hari yang cerah,angin berhembus dengan kencang membuat tirai jendela kamar
Jihyun berayun-ayun seirama,dan siulan-siulan burung yang bersahutan seakan menyambut
datangnya pagi dimusim semi.

Jihyun duduk didepan cermin dan menatap dirinya sendiri,diraihnya sepasang softlens
yang biasa Jihyun pakai untuk menutupi matanya agar tidak bisa melihat seperti orang buta,lalu
Jihyun membuang Softlensnya ke bak sampah di sudut meja riasnya.Jihyun menatap nanar
dirinya sendiri dicermin meliahat wajah yang sudah lama tak Ia lihat,dan sekarang Jihyun telah
memotong rambut panjangnya yang berwarna kecoklatan menjadi sebahu,dengan penampilan
rambutnya yang baru Jihyun berharap bisa melupakan apa yang sudah terjadi selama ini.

Aroma tajam bumbu-bumbu masakan sudah tercium saat Jihyun keluar kamar.didapatinya
Ibunya yang lagi sibuk didapur.

Jihyun tersenyum simpul. “Omma..” panggilnya.

Ibu Jihyun yang lagi sibuk menyiapkan makanan menatap sekilas Jihyun yang sudah
duduk di kursi meja makan dengan koper besar disampingnya.

“Wae Jihyun-nie.” Ucap Ibunya dengan masih menata makanan.

“Omma,Aku ingin ke Indonesia.”

Seketika kesibukkan Ibu Jihyun berhenti.”Kenapa kau tiba-tiba ingin ke Indonesia.”

“Aku merindukan Appa.” Ucap Jihyun,lalu mengambil sepotong roti dan memakannya.

“Jihyun-ni apa kau melepaskannya.?” Kata Ibunya kaget setelah melihat cara Jihyun
mengambil roti tidak seperti orang buta.

“Mworago? (Apa?).”

“Softlens kau, dan kau juga memotong rambutmu.?”

“Ahh, Ne Omma,Aku sudah melepaskannya dan memotong rambutku,aku berharap


dengan perubahanku menjadi Jihyun yang baru.”

“Syukurlah, kau sudah berhenti melakukkannya.”

“Ne Omma, akau tidak akan pernah melakukkannya dan Aku senang bisa melihat muka
Ibu lagi.”

Mendengar pernyataan anaknya yang tidak akan melakukkannya lagi sebulir ait mata
mengalir dipipi Ibu Jihyun, tapi dengan cepat disapu Ibu Jihyun dengan punggung tangannya.

Ibu Jihyun duduk menghadap Jihyun.“Lalu bagaimana dengan kuliahmu disini.”

“Aku sudah mengurusnya,aku akan melanjutkan kuliahku di Indonesia.” Jihyun meraih


secangkir susu lalu meminumnya.

“Kapan kau akan ke Indonesia.?”

“Hari Ini.” Jihyun menunjukkan koper besar yang berada disampingnya.


“Omma akan kesepian kalau kau tidak ada Jihyun.” Isakan tangis mulai keluar dari mulut
Ibunya. Jihnyun berdiri lalu memeluk ibunya dari belakang.

“Omma tidak akan pernah kesepian, karna nanti aku akan meminta Minyoung untuk sering
bermain kesini.”

Ibu Jihyun membelai tangan Jihyun,dan setetes air mata jatuh tepat dilengan Jihyun.
“Omma Aku menyayangimu.” Ucap Jihyun lalu mengecup singkat pipi Ibunya.

===

Minyoung berjalan dengan lemas di taman Yeouido Sungai Han sambil memegang sebuah
kotak music Crystal milik Jihyun.

#Flashback

“Mwo! Jihyun pergi.”

Mata Minyoung hampir saja keluar dari tempatnya,setelah mendengar apa yang dikatakan
Ahjumma kalau Jihyun hari ini bakal pergi ke Indonesia.

“Dia tidak memberi tahumu.”

Minyoung menggeleng pelan.”Aniyo Ahjumma ,dia tdak memberi tahu aku..” Ahjumma
masuk kedalam kamarnya dan mengambil sebuah kotak music yang selalu dibawa Jihyun saat
pergi kemana saja.

“Jihyun menitipkan ini untuk mu.”

Minyoung mengambil kotak musik crystal berbentuk piano itu dan memegangnya dengan
erat.

#End Flashback

“Minyoung-ah.” Panggil seseorang berambut coklat almond.Minyoung tersentak dari


lamunannya.dan dilihatnya Taemin melambai-lambaikan tanganya.dan Taemin tidak sendirian
ada seoarang pria disampingnya berambut coklat almond seperti Taemin tersenyum simpul,Ya
itu Henry sang Idol Kpop.

Biasanya Minyoung sangat senang kalau meliaht Henry sang Idolanya,tapi untuk kali ini ia
sangat merasa tidak senang saat melihatnya.

Minyoung berjalan mendekati meraka berdua yang lagi duduk di bangku panjang dibawah
pohon sakura.
Pada awalnya Minyoung dan Taemin Ingin mempertemukan Henry yang baru saja datang
dari Canada dengan Jihyun setelah Taemin memberi tahu Henry kalau Ia tahu dimana Jihyun-
nya berada.Ia Ingin Jihyun meluruskan semua permasalahan ini.tapi semua itu gagal sekarang
Jihyun telah pergi.

Sesampainya Minyoung langsung menyerahkan kotak music itu,Minyoung memutuskan


lebih baik kotak music itu dikembalikan kepadanya.

“Minyoung-ah,Jihyun mana,?” Tanya Taemin.

“Jihyun pergi. Ia pergi Ke Indonesia.”

Taemin Kaget. “ Mwo!!.”

“Kenapa kau tidak pernah menepati janjimu.” Tanya Minyoung langsung kepada Henry.

Henry menatap Minyoung Bingung. “Janji Apa.?”

“Janji apa, kau berjanji waktu dulu kau akan selalu mengirim surat dan mengasih kabar
tentang keadaanmu,apa kau tidak ingat.?”

Henry terlihat mengerutkan keningnya.

“Kau tahu disuratmu yang petama itu kau meminta Jihyun selalu membalas suratmu, tapi
sehabis suratmu yang kedua,Jihyun tidak pernah mendapatkan balsan darimu,Jihyun selalu
menunggu.menunggu dan menunggu,tapi apa hasilnya hanya sia-sia saja.”

“Tidak mungkin surat yang lain itu tidak sampai,aku selalu mengirimnya bahkan aku
selalu menyertakan hadiah buat Jihyun.” Bela Henry.

“Dan perlu kau tahu,Jihyun sempat sangat perpukul gara-gara wanita Iblis itu.”

“Wanita iblis. Nugu.?”

“Hyorin.” Ucap Minyoung ketus.

“Dan dia juga mengambil kalung pemberianmu.”

“Hyorin..” Ucap Henry seraya mengetuk-ngetukkan telunjuknya didagunya,

“Ahh benar! Aku baru ingat dulu waktu aku mengirim surat,aku selalu meminta
bantuannya untuk menulisakan karana waktu itu aku masih mengalami kebuataan dan aku juga
memintanya untuk mengirimkannya,Apa jangan-jangan Hyorin yang melakukkan ini semua.”

“Hyorin-na.. yaa Kim Hyorin.” Henry setengah berteriak di runag tengah rumah Hyorin.
Hyorin yang baru saja bangun tidur langsung keluar mendengar teriakan Henry,tanpa
babibu lagi Henry langsung masuk kekamar Hyorin membongkar lemari dan laci-lacinya
mencari surat-suratnya dan barang-barang buat Jihyun.

“Oppa apa yang kau lakukkan.” Bentak Hyorin.

“Dimana kau menyimpan surat-suratku.?”

“Surat apa Oppa aku tidak mengerti maksudmu.”

Tanpa menghiraukan Hyorin lagi Henry melanjutkan membongkar semua isi dalam
lemari.

“Aissshh....” Ucapnya kesal,karena tidak menemukan apa-apa didalamnya.tapi pada saat


Henry melihat keatas lemari Henry menemukan sebuah kardus besar.Henry curuga dengan
isinya, ia langsung mengambil sebuah kursi dan langsung mengambil kardus itu, dan betapa
terkejutnya Henry setelah melihat Isi kardus itu, yaitu kumpulan surat-surat Henry dan hadiah-
hadiah untuk Jihyun darinya tersusun rapi didalam kardus.

“Ini apa,masih menyangkal kalau kau tidak mengeri apa-apa.”

“Oppa itu...”

“Itu apa.?” Bentak Henry.

“Kau tega Hyorin-ah,Kau membohongiku selama ini,kau tidak mengirimkannya dan kau
bilang Jihyun tidak pernah membalas suratku”

“Oppa maafkan aku,itu semua aku lakukan karna aku...” Hyorin menggantung kalimatnya.

“Karna Apa.? Huhh karna Apa” Nada bicara Henry 1 oktaf lebih tinggi.

Hyorin diam beberapa detik dan menunddukkan kepalanya.”Karna aku menyukai


Oppa,dan aku sayang sama Oppa.” Ucap Hyorin lirih dengan masih menundukkan kepalanya.

Deg!!

Jantung Henry seakan berhenti,Ia kaget atas pengakuan Hyorin bagaimana tidak seorang
Hyorin yang sudah dianggapnya sahabat bahkan dianggap seperti adiknya sendiri mempunyai
rasa kepadanya.

Henry memandang Hyorin yang masih menunduk lalu Ia merangkul dan


memeluknya.”Hyorin-na Mianhae,aku tidak bisa menganggap mu lebih.” Henry melepaskan
pelukkannya dan dilihatnya pipi Hyorin sudah basah dengan air mata.

“Sekali lagi aku minta maaf Hyorin-na.”


Love I’m Ready 2 Love

Everything is perfect, it’s like a dream

Come into my heart, I’m ready 2 love

(Henry-I’m Ready 2 Love)

Poncel Henry berdering,Ia lalau merogoh kantong jaket coklatnya,dilihatnya dilayar tertera
nama Minyoung. Henry dengan cepat menjawab.

“Iya aku segera kesana.” Ucapnya lalu pergi,tanpa menghiraukan Hyorin lagi.

===

Henry berlari saat memasuki Bandara Incheon,bandar udara terbesar di Korea Selatan dan
juga merupakan salah satu bandar udara terbesar di Asia.

“Taemin,Minyoung.” Panggil Henry. Ia kembali berlari menghampiri mereka yang sedang


duduk diruang tunggu.

“Jihyun mana?” tanya Henry dengan masih mengatur nafasnya.

“Kita terlambat,pesawat Jihyun sudah berangkat 5 menit yang lalu setelah Minyoung
menghubungimu.”

Henry terduduk lemas disamping Minyoung yang lagi menyandarkan kepalanya ke bahu
Taemin,terlihat mata Minyoung sembab dan mukanya yang sangat letih.tidak banyak yang bisa
mereka lakukkan hanya bisa ikhlas merelakan Jihyun pergi.

===

2 tahun kemudiaan.

“Ahh akhirnya aku bisa kembali ke Korea.” Ucap Jihyun setelah keluar dari Bandara
incheon.

Jihyun menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan.Udara yang segar tanpa
pulusi sangat dirindukan Jihyun waktu Ia di Indonesia.tiba-tiba poncel Jihyun berdering.

“Ohh Omma.”
“Ne Omma aku sudah sampai di Korea,tapi aku tidak langsung kerumah aku mau ke
festival musim semi di Yeuido.”

“Ne Omma aku akan berhati-hati,Gomapta Omma.”

“Wahh Yeouido Spring Flower Festival.” Ucap Jihyun kagum setelah ia sampai di
Yeouido.festival yang diadakan setiap tahun pada bulan april itu sangat menakjubkan dengan
bunga sakura yang bermekaran di sepanjang jalan Yeuido,Seoul.

Jihyun mengeluarkan kamera dan memotretnya karena Jihyun ingin mengabadikannya


karena setiap detik setiap menit adalah moment buat Jihyun.

Waktu sudah menunjukkan pukul 6.30 sore, Jihyun masih betah berjalan mengelilingi
Yeouido karena sakura tidak hanya bisa dinikmati pada siang hari namun pada saat hari sudah
mulai gelap pun sakura yang bermekaran menjadi semakin Indah karena disetiap sudut jalanan
favorit saat bunga sakura bermekaran dipasang penerangan.malam dimusim semi semakin
semarak dengan lampu-lampu tersebut memberikan nuansa romantis bagi siapapun termasuk
Jihyun.saat Jihyun mengarahkan kameranya kesuatu sudut jalanan,Ia kaget karena ada seseorang
yang berdiri disudut tersebut.

“Kang Minyoung.” Ucapnya lalu Ia menurunkan kameranya,dilihatnya Minyoung sudah


melambai-lambaikan tangannya,dan Jihyun pun membalasnya.

Minyoung berjalan mendekat dimana tempat Jihyun berdiri sekarang,Minyoung tidak


sendirian Ia ditemanai seseorang gadis,berparas cantik dengan syall abu-abu dilehernya.

“Bogoshipeo Jihyun-na.” Ucap Minyoung dan langsung memeluk Jihyun.

“Nado bogoshipeoso Minyoung-ah.”

“Darimana kau tahu aku ada di Yeouido?”

“Ibumu yang memberi tahu pagi tadi saat kau baru saja sampai di Seoul.”

“Siapa Dia?.” Tunjuk Jihyun kepada gadis yang dari tadi berada dibelakang Minyoung dan
hanya menundukkan kepalanya.Minyoung melepaskan pelukkannya.

“Hyorin,Kim Hyorin.”

Jihyun sedikit kaget saat Minyoung menyebutkan namanya,Jihyun sangat ingat dulu gadis
inilah yang selalu menyalahkan dirinya sebagai orang yang membuat Henry Buta.

“Ada yang Ingin Hyorin bicarakan sama kau Jihyun.” Lanjut Minyoung.

===
Jihyun mengesap segelas Hot Cappucino.”Hyorin-ssi apa yang mau kau katakan.?” Tanya
Jihyun seraya meletakkan gelasnya. Sekarang mereka bertiga lagi ada disalah satu cafe disudut
jalan Yeouido.

“Mianhae Jihyun-na,maafkan atas semua perbuatanku, aku salah aku hanya mementingkan
diriku sendiri tanpa memeikirkan orang lain.” Ucap Hyorin yang dengan langsung memegang
tangan Jihyun.

“Aku benar-benar minta maaf Jihyun-na.” Mata Hyorin sudah mulai mengeluarkan air
mata.

“Ne Hyorin-sii Kejadian 2 tahun yang lalu,tidak usah kau ungkit lagi,dan aku sudah
memaafkanmu,sudah jagan menangis Uljimma Hyorin-ssi”.

Hyorin menyapu air matanya dengan punggung tangannya.”Gomawo Jihyun-na kau


sungguh baik.”

Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki membawakan setangkai bunga mawar putih dan
memberikannya kepada Jihyun.

“Nuna(kakak) ini buat Nuna.”

“Ini dari siapa?.” Tanya Jihyun kepada anak kecil yang berkisaran berumur 5 tahun,tapi
anak kecil itu tidak menjawabnya,anak kecil itu hanya diam dan langsung pergi begitu saja.

Melihat muka Jihyun yang bingung dan penuh tanda tanya, Minyoung dan Hyorin tertawa
kecil.

“Dari siapa Jihyun?” Tanya Minyoung.

Jihyun menegrutkan keningnya.“Molla (Aku juga tidak tahu).”

“Jihyun-na itu ada memo ditangkai bunganya,coba kau baca kali aja ada tanda
pengenalnya.” Tambah Hyorin.

“Ikuti jejak bunganya!!.” Baca Jihyun.

“Apa maksudnya ini.?” Jihyun bertambah bingung.

“Ya sudah kita ikuti saja jejak bunganya.” Ajak Minyoung disertai dengan anggukkan
Hyorin untuk menyakinkan Jihyun.sebenarnya ini adalah sebagian rencana dari Minyoung dan
Taemin untuk mempertemuan Jihyun dengan Henry.mereka berdua langsung menarik tangan
Jihyun untuk mengikutinya.

Didalam perjalanan mereka banyak menemukan bunga mawar putih itu ada yang ditempel
dikaca dinding toko,ada yang diletakkan dijalan,dikursi,bahkan diranting pohon sakura pun ada
sehingga mereka harus berloncat untuk mendapatkan bunga itu,karena disetiap bunga selalu ada
pesan yang disampaikan pemberi bunga itu.

“Kayaknya ini bunga terakhir.”Ucap Jihyun setelah melihat sekelilingnya sudah tidak ada
lagi bunga mawar putih.Jihyun membuka memo yang terakhir hanya satu kata yang tertulis.
“Saranghae.”

“Wahh itu ada apa disana?.” Tunjuk Minyoung kepada segerombolan orang yang berada
ditengah jalan itu.Minyoung pura-pura tidak tahu dihadapan Jihyun.

“Kayaknya ada suatu pertunjukkan,ayo kita kesana.” Tambah Hyorin.

Minyoung dan Hyorin duluan kesana dan disusul Jihyun dibelakang.

”Permisi-permisi.” Ucap Minyoung kepada beberapa orang agar memberikan mereka


jalan.sekarang mereka berdiri paling depan.

“Siapa sih dia?” ucap Jihyun menunjuk kepada seseoraang Pria yang sedang bersandar
disebuah piano berwarna putih.

Minyoung dan Hyorin tertawa disamping Jihyun.”Yaa!! kalian berdua ini kenapa dari tadi
kalian hanya tertawa.tiba-tiba terdengar suara seseoarang menggunakan mic.

“Lagu ini aku persembahkan buat seseorang yang sangat aku rindukan dan yang sangat
aku cintai.”

Perhatian Jihyun berpaling kearah sumber suara dan tak beberapa lama terdangar suara
detingan tuts Piano ditekan.dan pria itu menyanyikan sebauh lagu yang mampu menghanyutkan
semua orang dengan suara emasnya.

♪Nothing has ever broken me like you did

No one I ever wanted more than you

Nobody else can make a man so weak

Make him fall in love so deep Baby

No one has ever known me like you did

There’s just no other girl to see me through

And every single memory I know

Reminds me that I’m all alone, all alone


If I could just get over you I would

Don’t wanna love you anymore

And missing you is like fighting a war

It’s a battle I’m losing

And I’d give up girl if I could

If I could walk away as easily as you I Would

(Henry – I Would)

Semua orang serempak bertepuk tangan setelah Pria itu berhenti bernyanyi.Pria itu beranjak dari
tempat duduknya dan berjalan mendekati Jihyun dengan sebuket bunga mawar ditangannya.

Jihyun mengerutkan keningnya Ia semakin bingung sebenarnya siapa Pria ini dan apa sebenarnya
maunya. Sesampainya Pria itu didepan Jihyun Pria itu langsung memeluknya dengan erat setelah
menyerahkan sebuket mawar itu kepada Jihyun.Jihyun sangat kaget dengan apa yang dilakukkan
pria itu.Sedangkan Minyoung dan Hyorin tersenyum bahagia.

“Aku merindukanmu.” Ucap Pria itu didepan telinga Jihyun.

“Sangat merindukanmu Shin Jihyun.”

Jihyun melepaskan pelukkannya dan menatap Pria itu dengan seksama” Apa kau ..Mochi. aniyo
apakau Henry?”

Pria itu terdiam sejenak lalu Pria itu mengangguk pelan.”Ne, kau benar.”

Sekarang giliran Jihyun yang langsung memeluk Henry.mereka berdua saling berpelukkan
erat.

“Cieeeeeeee.cieeeeeeeee“.Ledek Minyoung dan Hyorin berbarengan.serta diiringi dengan


tepuk tangan para penonton.Mendengar itu Jihyun dan Henry seketika melepaskan pelukkannya.

Muka Jihyun dan Henry seketika terlihat menjadi merah padam.

Henry merogoh kantong celana dan mengeluarkan sebuah kotak kecil,ternyata kotak itu
berisi sebuah kalung. Kalung pemberian Henry waktu dulu sebelum direbut Oleh Hyorin.Henry
memasangkan kalung itu kembali karena itu memang seharusnya berada dileher Jihyun.

“Gomawo.” Ucap Jihyun setelah Henry selesai memakaikannya. Henry sekarang terlihat
sedang megoroh kantong celananya lagi dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna
merah,Henry lalu membukanya dan Ia langsung berlutut dihadapan Jihyun sambil menyerahkan
kotak kecil itu yang ternyata berisikan sebuah cincin.

“Jihyun-na. Will You Merry Me.?”

Seketika semua penonton heboh termasuk Sahabatnya Minyoung dan Hyorin setelah
mendengar apa yang dikatakan Henry.”Henry melamarku” batin Jihyun.

Terima,terima,terima, semua penonton bersorak termasuk Minyung dan Hyorin agar


Jihyun menerima lamaran Henry.Jihyun meneteskan Air matanya,sebuah air mata kebahagian,
dan dengan perlahan Jihyun menganggukkan kepalanya tanda setuju.melihat itu Henry bangkit
dan langsung memasangkan cincin dijari manis Jihyun dan langsung mencium
keningnya.seketika itu kelopak-kelopak bunga mawar putih dan merah berguguran,menambah
suasana romantis dimalam Yeouido.

“Wahh Oppa idemu untuk menggugurkan kelopak bunga itu sungguh hebat.” Ucap
Minyoung kepada Taemin yang dari tadi berada diatas gedung untuk menerbangkan kelopak
bunga mawar itu,sekarang Ia sudah berada disamping Minyoung.Taemin hanya diam dan tetap
menatap kesatu arah yaitu Jihyun dan Henry.seketika Taemin merangkul Minyoung dan seketika
itu juga seulas senyuman mengembang di bibir mereka.

The End

Anda mungkin juga menyukai