Disusun Oleh
IRFAN RISMAYUDA
NIM. 4201.0415.A.042
Disusun Oleh
IRFAN RISMAYUDA
NIM. 4201.0415.A.042
i
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 4201.0415.A.042
Cirebon, 2017
Pembimbing I Pembimbing II
…………………. ………………….
Menyetujui:
Ketua,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 4201.0415.A.042
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Diploma III
Keperawatan, pada
Hari :
Tanggal :
Penguji I Penguji II
…………………. ………………….
Menyetujui:
Ketua,
Program Studi D III Keperawatan
iii
MOTTO
Ayah.......... Ibu........
Tiada cinta yang paling suci selain kasih sayang ayahanda dan ibundaku
Setulus hatimu bunda, searif arahanmu ayah. Do’amu hadirkan
keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan jalanku. Pelukmu berkahi
;hidupku, diantara perjuangan dan tetesan do’a malammu.
Dan sebait do’a telah merangkul diriku, menuju hari depan yang cerah,
Kini diriku telah selesai dalam studi ku. Dengan rasa hormat dan
segenap cinta diiringi do’a yang tulus kupersembahkan karya tulis ini
dengan sejuta untaian kasih. Ayahanda dan ibunda tercinta
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Post Operasi Hernia Inguinalis Pada
Tn. W Di Ruang Prabu Siliwangi RSUD Gunung Jati Kota Cirebon Tahun 2018”.
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini untuk memenuhi salah satu syarat
Cirebon. Dalam kesempatan ini perkenankan kami mengucapkan rasa terima kasih
Kesehatan Cirebon
Keperawatan Cirebon
4. Dr. Bunadi, MKM, MMRS Sebagai Kepala Direktur Rumah Sakit Daerah
Gunung Jati.
yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama pembuatan skripsi ini.
7. Seluruh dosen dan staf Program Studi DIII Keperawatan STIKes Cirebon.
v
8. Orang tua serta saudara yang telah memberikan dorongan baik secara moral,
material maupun spiritual selama proses pembuatan karya tulis ilmiah ini.
10. Untuk teman- teman seperjuangan yang telah membantu semangat dan
Ilmiah ini.
Semoga segala bimbingan dan bantuan yang bapak/ibu dan saudara berikan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
Penulis
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.1.3 Etiologi.............................................................. 14
vii
2.1.4 Klasifikasi Hernia ............................................. 16
viii
BAB IV PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ix
DAFTAR BAGAN
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
tersebut. (1)
Secara umum hernia lebih sering terjadi pada orang yang sudah lanjut
usia, karena pada usia lanjut dinding otot sudah lemah, sehingga sangat
berpeluang terjadinya hernia. Dan umumnya terjadi pada laki-laki dari pada
perempuan dan lebih sering pada sisi kanan dari pada kiri. Dan adapun
Tanda dan gejala lebih dini/ awal biasanya tidak mereka sadari, namun
keadaan tersebut akan baru mereka sadari apabila sudah menimbulkan rasa
sakit. Seperti juga tanda dan gejala dari penyakit hernia inguinalis yang pada
1
2
waktu umumnya ada benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu berdiri,
menimbulkan sakit, bila terasa sakit baru mereka berorat ke dokter atau
Insiden hernia inguinalis pada bayi dan anak –anak antara 1 dan 2%.
Kemungkinan terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan
bilateral 15%. Insiden hernia inguinalis pada orang dewasa kira-kira 2%.
sering dijumpai pada pria. Angka kejadian pria adalah 12 kali lebih sering
Sampai saat ini terjadinya hernia pada orang dewasa, diketahui oleh
karena penyebab sekunder atau didapat yang adekuat. Misal suatu penyakit
3
anestesi. (3)
meliputi terjadinya infeksi luka operasi, oedema skrotum dan hematom serta
didapatkan dengan persiapan serta seleksi pasien yang baik lebih dari 90%
meningkatkan resiko infeksi dan apabila terjadi infeksi mesh tidak perlu
diangkat. (3)
lateralis dapat terjadi pada semua umur, namun tersering pada usia antara
belum ada atau belum pernah dipublikasikan. Hal ini penting untuk
4
hernia dan 4,5 persen setelah 2 tahun. Pada HIL jumlah proliferasi dari
kejadian Hernia Inguinalis di RSD Gunung Jati Kota Cirebon secara umum
tidak menjadi prioritas dalam 10 besar kasus di Rekam Medik. Data di RSD
Gunung Jati Kota Cirebon tercatat dari bulan Oktober sampai dengan
di Ruang Perabu Siliwangi RSD Gunung Jati Kota Cirebon Tahun 2018.
Siliwangi RSUD Gunung Jati Kota Cirebon Tahun 2018 dengan membuat
Hernia Inguinalis Pada Tn. W di Ruang Prabu 3 Siliwangi RSD Gunung Jati
1.3. Tujuan
dilaksanakan.
Hari ke-1 Pada Tn. W di Ruang Prabu 3 Siliwangi RSD Gunung Jati dari
1.5. Manfaat
1.5.1. Teoritis
dalam hal asuhan keperawatan pasien yang mengalami Post Operasi Hernia
Inguinalis Hari ke-1 Pada Tn. W di Ruang Prabu 3 Siliwangi RSD Gunung
1. Bagi Mahasiswa
hernia inguinalis.
7
hernia inguinalis.
2. Bagi Institusi
mutu pelayanan yang baik khususnya pada pasien dengan post oprasi
hernia inguinalis.
pada Tn. W dengan post operasi hernia inguinalis hari ke-1 dari pengkajian
sampai evaluasi.
8
1. Observasi partisipatif
2. Wawancara
3. Pemeriksaan Fisik
BAB II : Tinjauan Pustaka yang terdiri dari konsep medis sinusitis dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hernia
hernia merupakan sebuah tonjolan atau benjolan yang terjadi disalah satu
abnormal jaringan, organ atau bagian organ melalui struktur yang secara
normal berisi.
makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan
10
11
jalan proses pencernaan dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai
1. Mulut
pembuluh darah dan memuat ujung akhir saraf sensoris didalam rongga
mulut. (3)
2. Faring
3. Esofagus/Kerongkongan
tekak dengan lambung, 25cm, mulai dari faring sampai pintu masuk
4. Gaster/Lambung
5. Usus halus
absorbsi hasil pencernaan. (4) Usus halus dibagi tiga bagian, yaitu:
bagian usus besar yaitu kolon asenden panjangnya 13cm, apendik (usus
1) Kantong hernia
2) Isi hernia
(omentum).
3) Pintu hernia
kantong hernia.
4) Leher hernia
2.1.3 Etiologi
Hernia dapat terjadi karena lubang embrional yang tidak menutup atau
(8)
melebar, atau akibat tekanan rongga perut yang meninggi. Adapun
sebagai berikut:
1. Kongenital
Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat
d) Pekerja keras(4)
defek bawaan tetapi disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia
yang sering mengejan yang baik saat BAB maupun BAK. (4)
abdominal. (4)
pusat, hernia jenis ini terjadi pada bayi yang baru lahir yang
a) Hernia usus halus adalah hernia yang terjadi bila yang melewati
b) Henia Omentum
e) Adalah jenis hernia yang terjadi apabila, system syaraf pusat atau
a) Hernia Reponibel
Isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika mengejan dan
nyeri/gejala.
b) Hernia Ireponibel
1) Kantong hernia
2) Isi hernia
(omentum).
19
3) Pintu hernia
kantong hernia.
4) Leher hernia
hernia. (6)
2.1.5 Patofisiologi
kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke – 8
peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi,
sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam
beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih
dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering
terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada
Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal
terbuka terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia
terjadi karena usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut
20
menutup. (7)
batuk – batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang – barang
berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan
tubuh dan keluar melalui defek tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga
obesitas dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua. Pria lebih
dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.
penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obtruksi usus yang
Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar. Bila isi
perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses. (7)
usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis.
melewati defek faskia pada dinding abdominal. Hernia yang sering terjadi
ini dikelilingi oleh muskulus kremater dan dibentuk oleh pleksus venosus
Hernia inguinalis dan scrotalis sering timbul pada pria dan lebih sering
pada sisi kanan dibandingkan sisi kiri. Peningkatan tekanan intra abdomen
badan yang terlalu aktif, obesitas, batuk menahun, asites, mengejan pada
22
waktu buang air besar, kehamilan dan adanya massa abdomen yang besar,
usus dan lambung ke dalam kanalis ini, atau bahkan kedalam scrotum.
yang terbuka, dan kelemahan otot dinding perut karena usia. Proses
90% prosesus vaginalis tetap terbuka sedangkan pada bayi umur satu tahun
sekiar 30% prosesus vaginalis belum tertutup. Tetapi kejadian hernia pada
umur ini hanya beberapa persen. Tidak sampai 10% anak dengan prosesus
vaginalis paten menderita hernia. Pada anak dengan hernia unilateral dapat
terjadinya hernia tetapi diperlukan faktor lain seperti anulus ingunalis yang
ingunalis. (7)
kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain terjadi akibat
hernia skrotalis. Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut
dua pintu dan saluran yaitu anulus dan kanalis inguinalis; berbeda dengan
lonjong sedangkan hernia medial berbentuk tonjolan bulat. Pada bayi dan
testis ke skrotum. Hernia geser dapat terjadi disebelah kanan atau kiri.
Sebelah kanan isi hernia biasanya terdiri dari sekum dan sebagian kolon
Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat paha
yang timbul pada waktu mengedan, batuk, atau mengangkat beban berat,
dan menghilang waktu istirahat baring. Pada bayi dan anak-anak adanya
benjolan yang hilang timbul di lipat paha biasanya diketahui oleh orang tua.
24
Jika hernia mengganggu dan anak atau bayi sering gelisah, banyak
lebih lanjut membuat defek semakin lemah dan menyebabkan beberapa isi
inkarserasi). (7)
hernia ini mendatarkan garis-garis kulit di lipatan paha dan 10 kali lebih
sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. 50% kasus merupakan kasus
kasus ini membutuhkan reseksi usus halts. Hernia femoralis tidak dapat
pada bagian atas dan medial terhadap tuberkulum pubikum namun dapat
2.1.6 Pathway
Pada kebanyakan kasus hernia, tanda dan gejala yang sering muncul
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi.
dan pada waktu batuk dan defekasi penonjolan semakin menonjol. Juga
pada waktu meningkat sesuatu atau kegiatan fisik lainnya. Pada beberapa
kadang sampai ke daerah skrotum. Pada bayi dan wanita adanya masa
itu satu-satunya tanda yang ada. Hernia kecil yang tak memperlihatkan
2. Pada anak laki yang lebih besar dan pria, maka harus dilakukan
langsung atau dari sisi lateral. Annulus eksterna yang membesar bukan
itu dan hernia harus dicari dengan cermat kalau annulus cukup besar
3. Indirek versus direk. Hernia indirek merupakan suatu massa elips yang
masuk ke dalam skrotum. Massa ini menekan sisi lateral jari yang
dengan satu tangan maka dapat dicegah jangan sampai hernia masuk ke
4. Hernia direk adalah suatu massa sferis, yang jarang turun sampai ke
skrotum. Massa itu menekan jari yang memeriksa langsung dari sebelah
depan. Dengan menekan annulus interna dengan tangan kita tak dapat
inguinalis profundus. Yang terakhir dibuat terasa lebih menonjol bila pasien
batuk. Salah satu tanda pertama adalah adanya massa dalam daerah
28
Pasien hernia sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah ini,
peritonealis. Tetapi dengan berdiri atau terutama dengan gerak badan, maka
bisa mengecil atau menghilang pada waktu tidur, dan bila menangis,
mengejan, atau mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat
berdiri. Bila ada hernia maka akan tampak benjolan. Bila memang sudah
normal jari tangan tidak dapat masuk. Pasien diminta mengejan dan
29
merasakan apakah ada massa yang menyentuh jari tangan. Bila massa
tersebut menyentuh ujung jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis,
inguinalis medialis.(5)
eksterna yang mudah mengecil bila pasien tidur. Karena besarnya defek
pada dinding posterior maka hernia ini jarang sekali menjadi irreponibilis.
berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke
skrotum, maka hanya akan sampai ke bagian atas skrotum, sedangkan testis
terasa tekanan dan ujung jari dengan mudah dapat meraba ligamentum
Benjolan itu bisa mengecil atau menghilang, dan bila menangis mengejan
pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual bila
bayi dan anak adanya benjolan yang hilang timbul dilipatan paha, dan hal
ini biasanya diketahui oleh orang tuanya. Pada inspeksi, diperhatikan pada
keadaan osimetris pada kedua sisi, lipatan paha, posisi berdiri dan berbaring.
Pada saat batuk dan mengedan biasanya akan timbul benjolan. Pada palpasi,
atau sebagian daripadanya, melalui lubang normal atau abnormal, 90% dari
hernia. Jika terlihat benjolan mendadak, mintalah pasien untuk batuk lagi
dan bandingkan impuls ini dengan impuls pada sisi lainnya. Jika pasien
dalam skrotum di atas testis kiri dan menekan kulit skrotum ke dalam. Harus
ada kulit skrotum yang cukup banyak untuk mencapai cincin inguinal
eksterna. Jari harus diletakkan dengan kuku menghadap ke luar dan bantal
31
jari ke dalam. Tangan kiri pemeriksa dapat diletakkan pada pinggul kanan
pasien untuk sokongan yang lebih baik. Telunjuk kanan pemeriksa harus
pubikum. Cincin eksterna dapat diperlebar dan dimasuki oleh jari tangan. (9)
dan batuk atau mengejan. Seandainya ada hernia, akan terasa impuls tiba-
tiba yang menyentuh ujung atau bantal jari penderita. Jika ada hernia, suruh
direduksi dengan tekanan yang lembut dan terus-menerus pada massa itu.
Setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini diulangi dengan memakai jari
telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan. Sebagian pemeriksa lebih suka
memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan pasien, dan jari
telunjuk kiri untuk memeriksa sisi kiri pasien. Cobalah kedua teknik ini dan
Jika ada massa skrotum berukuran besar yang tidak tembus cahaya,
massa itu dapat dipakai untuk menentukan apakah ada bunyi usus di dalam
pada sisi pembesaran skrotum. Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia dan
mulut dalam keadaan berdiri bila ada hernia maka akan tampak
benjolan.(17)
2. Bila sudah ada benjolan dapat diperiksa dengan cara meminta pasien
sesisi.(9)
yang masuk dan massa yang berisi udara jika lambung adalah usus
yang masuk.
pemeriksaan SGOT.
2.1.9 Penatalaksanaan
Pasien istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diit halus. Dilakukan
tekanan yang kontinyu pada benjolan misalnya dengan bantal pasir. Baik
Tindakan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan
herniorafi (menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi
perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus dan anastomois end to end. (17)
1. Konservatif
2. Operatif
3. Herniotomi
4. Hernioplasti
cooper pada metode Mac Vay. Bila defek cukup besar atau terjadi
35
dengan hernia maka yang hal-hal yang harus diperhatikan antara lain
air kecil.
jadwal.
e) Perhatikan drainase.
g) Mobilisasi diri secara dini terutama pada hari pertama dan hari
kedua.
36
minum sedikit-sedikit
4. Gangguan aktivitas
5. Nyeri kronis.
1. Sistem Gastrointestinal
2. Sistem Neurologi
3. Sistem Pernapasan
operasi, hal ini merangsang sinyal dari sum-sum tulang belakang yang
dalam. (8)
4. Sistem Kardiovaskuler
denyut nadi, hal ini disebabkan dari rasa nyeri akibat luka operasi
denyut nadi.
5. Sistem Integumen
lateral. (8)
39
6. Sistem Muskuloskeletal
7. Sistem Perkemihan
kemih.(17)
2.2.1 Pengkajian
menunjukan benjolan pada lipat paha atau area umbilikal. Keluhan tentang
40
1. Aktivitas/Istirahat
berjalan.
41
2. Eliminasi
3. Integritas Ego
4. Neuro Sensori
5. Nyeri/Kenyamanan
membungkuk kedepan.
gerak dan ketakutan bergerak akibat dari respon nyeri dan prosedur
infasive.
post operasi
7. Resiko tinggi retensi urine yang berhubungan dengan nyeri, trauma dan
Tujuan :
Kriteria hasil :
berkurang
Intevensi
pasien.
Rasional :
Tujuan :
keperawatan
Kriteria hasil :
Intervensi
aktifitas.
c. Bantu klien dalam memilih posisi yang nyaman untuk istirahat dan
tidur.
individual.
latihan gerak.
Rasional:
kemampuan klien.
kebutuhan sehari-hari
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi
a. Kaji dan observasi adanya kesulitan BAB dan masalah dalam BAB
pasien
Rasional:
melakukan BAB
Tujuan :
terjadi.
Kriteria hasil :
hemoglobin normal.
Intervensi
Rasional:
operasi.
Tujuan :
keperawatan.
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rasional:
mobilitas fisik
dalam beraktivitas.
injury
dekubitus.
51
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
a. Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau
drainage.
Rasional:
keparahan.
kesehatan klien
d. Menghindari dekubitus
52
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
a. Kaji dan catat distensi suprapubik atau keluhan pasien tidak dapat
berkemih.
Rasional :
klien
53
Tujuan:
Kriteria hasil:
Intervensi:
Rasional :
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. (11) Jenis tindakan:
pasien.
aktifitas.
6. Mengkaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi atau
drainage. (11)
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
a. Klien
Nama : Tn. W
Umur : 60 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan ; Wiraswasta
Agama : Islam
Ruangan : PS.3
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. F
Usia : 26 Tahun
56
57
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Klien mengeluh nyeri pada luka post operasi, dengan skala nyeri 7-10,
nyeri setempat, nyeri timbul pada saat ganti pembalut ditekan, klien
Klien tampak gelisah dan tidak tenang karena takut tidak akan sembuh dan
Klien beragama islam dan klien menjalankan ibadah shalat dalam 5 waktu.
3.1.7 Genogram
59
Keterangan :
: Klien
: Perempuan (Istri)
: Anak perempuan
tempe
60
2 - Minum
3 Eliminasi
- BAB
- Konsistensi Lembek -
Warna Kuning -
- BAK
4 Personal Hygiene
1. Keadaan Umum
Nadi : 80 x/ detik
BB/ TB : 55 Kg / 156 Cm
2. Head to Toe
a. Pemeriksaan Kepala
b. Pemeriksaan Mata
c. Pemeriksaan Hidung
d. Pemeriksaan Telinga
e. Pemeriksaan Mulut
Bentuk simetris tidak terjadi lobi akusis yaitu bibir sumbing, tidak
f. Pemeriksaan Leher
nyeri tekan.
g. Pemeriksaan Dada
dada ikut nafas. Ekspansi data seimbang kiri dan kanan tidak
ateraba adanya masa, tidak ada nyeri tekan. Tidak terdengat adanya
apx jantung
h. Pemeriksaan Abdomen
Tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan terdapat luka post op pada
i. Pemeriksaan Ekstremitas
1) Ekstrimitas Atas
- Refleksi
rangsangan
2) Ekstrimitas Bawah
- Refleks
- Sensorik
j. Pemeriksaan Genetalia
Terpasang Kateler
Hemoglobin 14,4 12 – 15 g/ dl
Hematokrit 43,6 37 – 54 %
McH 29,6 27 – 34 Pg
64
McHc 33,2 32 – 36 G / dL
KOLU CV 35 – 56 %
KOLU SD
KIMIA KLINIK
Sgot 31 0 – 50 u/L
SGPT 25 0 – 50 u/L
2 Ranitidin 3 m/ gr IV
panas
mengungkapkan nyerinya
DO :
pergerakan.
simpul sebanyak 10
S: 370 C
N : 72x/mnt
RR : 34x/ Menit
TD : 120/ 90 mmHg
67
DO : Malaise infasive.
tangan kanan.
DO : dengan trauma
kemerahan.
c. Pemeriksaan leukosit:
10.200/ul.
d. Suhu : 370 C
69
gerak dan ketakutan bergerak akibat dari respon nyeri dan prosedur
infasive.
post operasi
medis dalam
dalam menyelesaikan
masalah nyeri.
dengan adanya
71
mandiri. individual.
bantuan keluarga/orang
gerak.
f. Berikan lingkungan
tenang dan
mempertahankan tirah
baring.
dengan kebutuhan
oedem. lainnya.
normalLaboratorium f. Memanajemen
Hari ke -1
Diagnosa
No Tanggal Tindakan Keperawatan Hasil Paraf
Keperawatan
.
1. 8 Januari Gangguan rasa a. Mengkaji tanda– a. Tanda vital
operasi bertahan
muncul mengurangi
tidur. apabila
bergerak dan
belajar
beraktivitas
misalnya mau
mengambil
minum sendiri
prosedur
76
c. Luka tampak
terdapat pus
Hari ke -2
No
Diagnosa Tindakan
Tanggal Hasil Paraf
. Keperawatan Keperawatan
sokong/tinggikan mulai
dengan berkurang,
operasi
TD : 120/ 90
mmHg
b. Luka tampak
bersih dan
tidak terdapat
pus
Hari ke -3
Diagnosa
No Tanggal Tindakan Keperawatan Hasil Paraf
Keperawatan
.
1. 10 Januari Gangguan a. Mengkaji tanda– a. Tanda vital
sokong/tinggikan berkurang,
operasi memegang
bagian perut
infasive. lagi.
81
tindakan Menit
adanya mmHg
tidak terdapat
oedem dan
kemerahan
tidak terdapat
pus, jahitan
luka bersih
tertutup kassa
steril
Hari ke -1
terasa menusuk
pergerakan.
jadwal
nyeri pasien.
nyaman dengan
sokong/tinggikan dengan
adanya aktifitas.
beraktivitas
A: Intoleransi aktivitas
infasive.
1. Menganjurkan klien
individual
aktifitas.
post operasi
bersih/ steril
Hari ke -2
7)
jadwal
88
nyeri pasien.
nyaman dengan
sokong/tinggikan dengan
adanya aktifitas.
infasive.
89
mulai berkurang
S: 370 C
N : 72x/mnt
RR : 34x/ Menit
TD : 120/ 90 mmHg
A: Intoleransi aktivitas
infasive.
1. Menganjurkan klien
individual
terdapat pus
post operasi
bersih/ steril
Hari ke -3
nyeri 1
S: 370 C
N : 72x/mnt
RR : 34x/ Menit
TD : 120/ 90 mmHg
bagian perut
P : Intervensi diberhentikan
A: Intoleransi aktivitas
infasive.
P: Intervensi diberhentikan
1. Menganjurkan klien
individual
post operasi
P : Intervensi diberhentikan
96
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini akan diungkapkan antara kesenjangan antara teori
Ruang Perabu 3 Siliwangi RSD Gunung Jati Kota Cirebon. Untuk mendapatkan
gambaran yang jelas makan kesenjangan yang terjadi akan diuraikan dalam setiap
kasus tidak muncul tetapi terdapat pada teori yaitu pada proses keperawatan
4.1 Pengkajian
akibat protrusi abnormal jaringan, organ atau bagian organ melalui struktur
95
97
jaringan, organ atau bagian organ melalui struktur yang secara normal
diselangkangan kanan.
gerak dan ketakutan bergerak akibat dari respon nyeri dan prosedur
infasive.
post operasi.
7. Resiko tinggi retensi urine yang berhubungan dengan nyeri, trauma dan
kurangnya informasi.(11)
gerak dan ketakutan bergerak akibat dari respon nyeri dan prosedur
infasive.
post operasi.
post operasi.
kurangnya informasi.
- S: 370 C
- N : 72x/mnt
- RR : 34x/ Menit
- TD : 120/ 90 mmHg
100
gerak dan ketakutan bergerak akibat dari respon nyeri dan prosedur
aktivitas klien seperti makan, minum dan kebersihan diri dibantu oleh
orang tua.
Tujuan :
Kriteria hasil:
berkurang
Intervensi
pasien.
gerak dan ketakutan bergerak akibat dari respon nyeri dan prosedur
infasive.
Tujuan :
keperawatan
Kriteria hasil:
Intervensi :
aktifitas.
c. Bantu klien dalam memilih posisi yang nyaman untuk istirahat dan
tidur.
individual.
latihan gerak.
103
post operasi
Tujuan :
post operasi
Kriteria Hasil :
hemoglobin normal.
Intervensi :
kasus adalah :
pasien.
gerak dan ketakutan bergerak akibat dari respon nyeri dan prosedur
infasive.
kemampuan individual
105
post operasi
S: 370 C
N : 72x/mnt
RR : 34x/ Menit
TD : 120/ 90 mmHg
P: Intervensi diberhentikan
dengan ganjal pada posisi anatomi ekstremitas yang sakit dan kurangi
gerak dan ketakutan bergerak akibat dari respon nyeri dan prosedur
infasive.
P: Intervensi diberhentikan
kemampuan individual
post operasi
S : Klien mengatakan luka sudah tidak begitu nyeri dan kaku Tanda
vital
S: 370 C
N : 86x/mnt
107
RR : 20x/ Menit
TD : 100/ 80 mmHg
O: Luka tampak bersih dan tidak ada infeksi seperti tidak terdapat
oedem dan kemerahan pada luka dan tidak terdapat pus, jahitan
P : Intervensi diberhentikan
BAB V
ke-1 pada Tn. W di Ruang Perabu 3 Siliwangi RSD Gunung Jati Kota Cirebon dari
tanggal 07 Januari 2018 , maka penulis dapat menentukan simpulan dan serta
memberikan saran.
5.1 Simpulan
nyeri 7 (0-10).
rentang gerak dan ketakutan bergerak akibat dari respon nyeri dan
prosedur infasive.
107
109
inguinalis :
kemampuan individual.
5.2 Saran
disimpan di ruang-ruangan.
barang berat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume
2. Jakarta EGC. 2013
12. Wilkison M J.. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC. 2007
C. Pokok Materi
1. Pengertian perawatan luka
2. Penyebab infeksi pada luka
3. Tanda dan gejala infeksi pada luka
4. Cara perawatan luka dirumah
F. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Jenis Test : Pertanyaan secara lisan
Butir Soal :4 soal
1. Sebutkan pengertian perawatan luka
2. Sebutkan penyebab infeksi pada luka
3. Sebutkantanda dan gejala infeksi pada luka
MATERI PENYULUHAN
PENGERTIAN
Perawatan luka adalah merawat luka dengan memasang pembalut atau penutup
pada luka agar luka tidak terbuka
Perawatan luka adalah upaya atau tindakan yang dilakukan untuk mencegah
infeksi yang dilakukan dengan langkah-langkah tertentu.
TUJUAN
a. Agar terhindar dari infeksi.
b. Agar luka tetap bersih.
c. Mempercepat penyembuhan.
d. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
e. Mencegah terjadinya pencemaran oleh cairan dan kuman yang berasal dari
luka ke daerah sekitarnya
f. Mencegah terjadinya infeksi silang
g. Mengistirahatkan bagian yang luka atau sakit
h. Sebagai penahan pada bagian yang luka atau sakit
i. Memberikan rasa aman dan nyaman
C. Pokok Materi
1. Pengertian Nyeri
2. Fakto-faktor yang mempengaruhi nyeri.
3. Teknik mengatasi nyeri
4. Tekhnik napas dalam.
F. Evaluasi
1. Sebutkan pengertian Nyeri
2. Sebutkan 2 dari 4 faktor-faktor yang mempengarui nyeri.
3. Sebutkan 1 dari 3 tekhnik mengatasi nyeri
4. Coba Demontrsikan tekhnik napas dalam
G. Lampiran materi dan Media
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Nyeri adalah suatu perasan tidak menyenangkan yang bersipat individu serta
tidak dapat dibagi keorang lain, sering kali merupakan tanda bahwa ada suatu
yang secara fisiologis terganggu