Proposal Temennya Mba Norma
Proposal Temennya Mba Norma
PENDAHULUAN
negara. Bagi perusahaan, pajak merupakan hal yang ingin dihindari karena
mengurangi laba bersih dari suatu perusahaan. Untuk mendorong perusahaan agar
tidak merasa pajak merupakan beban yang harus dihindari dan mendorong mereka
untuk lebih giat lagi berusaha, pemerintah memberikan insentif penurunan pajak
penyerdehanaan pajak.
kena pajak serendah mungkin, sehingga beban pajak yang ditanggung perusahaan
1
Sabli dan Noor (2012) dalam Putri dan Lautania (2016:101) menjelaskan
bahwa perusahaan akan terlibat dalam strategi perencanaan pajak yang agresif
ini menyiratkan bahwa sesungguhnya ada rasa tidak senang perusahaan untuk
membayar pajak karena dirasa tidak mendapatkan imbalan langsung yang dapat
beban pajak terutang. Sebagai contoh, penghasilan kena pajak pada perusahaan
mayoritas lewat penerbitan saham. Hal ini disebabkan karena biaya bunga dari
sehingga laba sebelum pajak juga menjadi lebih rendah dibandingkan dengan
tunggal untuk PPh badan sebesar 28% pada tahun 2009 dan 25% pada tahun 2010
perusahaan seharusnya membayar pajak dengan tarif pajak efektif yang lebih
tinggi/rendah dari tarif tersebut. Hal ini dimungkinkan karena adanya perbedaan
2
perlakuan antara pencatatan akuntansi dan perpajakan serta adanya perbedaan
Indonesia (BEI).
Tarif pajak efektif atau ETR (Effective Tax Rate) digunakan untuk
(Ardyansah dan Zulaikha, 2014). Tarif pajak yang ada di dalam undang-undang
perpajakan merupakan tarif pajak statuori (tetap). Sedangkan tarif pajak efektif
merupakan jumlah pajak yang dibayar perusahaan relatif terhadap laba kotor
(Noor et al., 2010 dalam Putri dan Lautania 2016:102). Dengan teridentifikasinya
faktor-faktor yang mempengaruhi tarif pajak efektif, maka Ditjen Pajak dapat
mempengaruhi tarif pajak efektif, dalam penghindaran pajak atau fiskal adanya
3
cara memperkecil penghasilan kena pajak dan mentransfer pendapatan ke tempat
oleh pihak pemilik. Pengurangan beban pajak perusahaan dapat dilakukan melalui
Perusahaan dengan jumlah aset yang besar akan memiliki beban pajak yang lebih
rendah dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki jumlah aset yang lebih
perusahaan (Noor dan Sabli, 2012 dalam Putri dan Lautania 2016:102).
Tingkat persediaan yang tinggi juga dapat mengurangi jumlah pajak yang
dibayar perusahaan. Hal ini karena timbulnya beban-beban bagi perusahaan akibat
dari adanya persediaan (Herjanto, 2007:248 dalam Putri dan Lautania 2016:102).
biaya tambahan yang terpaksa ditanggung untuk menekan beban pajak yang
4
Intensitas Modal dan Intensitas Persediaan terhadap Tarif Pajak Efektif
efektif
3. Untuk menganalisis pengaruh intensitas persediaan mempengaruhi tarif
pajak efektif
4. Untuk menganalisis pengaruh afiliasi, intensitas modal dan intensitas
5
1.4.1 Manfaat Praktis
1. Peneliti
dan akuntansi yang diperoleh di bangku kuliah dalam praktik perpajakan dan
3. Investor
6
1. Menambah wawasan dan pemahaman mengenai pengaruh transaksi
gambaran umum objek penelitian, hasil analisis data dan hasil analisis
7
Berisi penjelasan mengenai kesimpulan dari hasil analisis yang diperoleh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
agensi adalah kontrak antara satu atau beberapa principal yang menyewa orang
lain untuk melakukan beberapa jasa atas nama mereka yang meliputi
pemilik.
8
Teori keagenan juga mengimplikasi adanya asimetri informasi antara
manajer sebagai pihak agen dan pemilik sebagai principal. Manajemen sebagai
nilai kontrak. Dengan demikian terdapat dua kepentingan yang berbeda di dalam
berbagai hal yang menyangkut kinerja perusahaan, salah satunya adalah kebijakan
self assessment system yaitu wewenang yang diberikan oleh pemerintah untuk
2.2 Pajak
Salah satu cara Negara melakukan pembiayaan pembangunan adalah
dengan cara menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri yang berupa
9
pajak. Serta menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi
wajib kepada Negara yang terutang oleh wajib pajak pribadi atau badan yang
umum.
Pengertian pajak yang dikemukakan para ahli diantaranya (Amelia,
2015:18-19):
1. Prof. Prof. Edwin R.A, Seligmen, Pajak imerupakan suatu kontribusi
efektif adalah perbandingan antara pajak rill yang kita bayar dengan laba
komersial sebelum pajak. Tarif pajak efektif digunakan untuk mengukur dampak
menggunakan tarif pajak efektif kita bisa mengetahui seberapa besar persentase
diperoleh oleh perusahaan. Serta dari tarif pajak efektif ini perusahaan bisa
melihat berapa riilnya perusahaan membayar pajak apakah lebih besar atau lebih
kecil dari tarif yang ditetapkan berdasarkan laba komersial sebelum pajak
dari beban pajak bagi para pembuat kebijakan untuk jenis usaha tertentu dan
pajak efektif yang lebih tinggi dari tarif yang ditetapkan maka perusahaan kurang
dapat memperkecil persentase pembayaran pajak dari laba komersial. Serta tarif
pajak efektif ini juga sering digunakan oleh para pembuat keputusan dan pihak
11
yang berkepentingan sebagai alat dalam membuat kesimpulan mengenai sistem
dibayarkan pada tahun berjalan (Handayani dan Arfan, 2014). Dari definisi
tersebut effective tax rate (ETR) mempunyai tujuan untuk mengetahui seberapa
yang diperoleh perusahaan. Dan dari tarif pajak efektif ini perusahaan bisa melihat
berapa pajak yang sebenarnya dibayar apakah lebih besar atau lebih kecil dari tarif
Tarif pajak efektif perusahaan merupakan ukuran penting dari beban pajak bagi
para pembuat kebijakan untuk jenis usaha tertentu dan dalam pemberian insentif
kepada wajib pajak. Sedangkan di pihak pemerintah tarif pajak efektif ini dapat
membuat peraturan perpajakan tentang insentif yang akan diberikan kepada wajib
pajak tertentu serta dalam penetapan tarif pajak yang berlaku. Sehingga tarif pajak
(Haryadi, 2012).
Beberapa alasan mendasar terkait dengan penetapan effective tax rate
(ETR) perusahaan. Alasan pertama adalah adanya pengaruh politik yang terjadi
12
dalam proses perpajakan. Pengaruh perubahan politik terkadang dapat
yang dilakukan oleh pihak- pihak yang mempunyai kepentingan. Alasan kedua
adalah kandungan informasi laporan pajak perusahaan yang ditimbulkan oleh para
investor Dengan laporan pajak maka para investor dapat melihat sejauh mana
ini dikaitkan dengan investor yang cenderung memilih berada pada jalur aman
dalam setiap investasinya (Kevin dan Thomas 1985 dalam Amelia, 2015: 23).
dilakukan perusahaan yang dikaitkan dengan investasi dalam bentuk aset tetap
Hampir semua aset tetap mengalami penyusutan dan biaya penyusutan dapat
mengurangi jumlah pajak yang dibayar perusahaan (Hanum, 2013 dalam Roifah,
2015:4).
Capital intensity ratio dapat didefinisikan sebagai perusahaan
menginvestasikan asetnya pada aset tetap dan persediaan. Dalam penelitian ini
13
aset tetap adalah seberapa besar proporsi aset tetap perusahaan dalam total aset
pajaknya akibat dari penyusutan yang muncul dari aset tetap setiap tahunnya. Hal
ini karena beban penyusutan aset tetap ini secara langsung akan mengurangi laba
bahwa ada tiga intensitas untuk mengukur komposisi aktiva, yaitu intensitas
dikurangkan dari penghasilan dalam menghitung pajak, maka semakin besar aset
sehingga mengakibatkan jumlah penghasilan kena pajak dan ETR nya berkurang.
ongkos angkut, biaya gudang, dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan
masih dapat digolongkan ke dalam bahan baku langsung dan bahan pembantu.
dalam produk, misalnya bahan kayu untuk pembuatan lemari. Bahan baku
14
pelengkap adalah bahan yang tidak dapat diidentifikasi dalam produk, seperti
minyak pelumas dan kertas amplas. Bahan tersebut secara fisik tidak terlihat
dalam produk
2. Barang dalam pengolahan
Barang dalam pengolahan (work in process) adalah barang yang masih dalam
untuk dijual. Semua biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya tidak
ada dalam perusahaan, dalam perjalanan atau yang dititipkan kepada pihak
lain. Barang-barang yang tidak dapat lagi dijual atau digunakan untuk
atas dasar FOB Shipping Point yang masih berada dalam perjalanan pada
akhir periode akan menjadi milik pembeli dan harus diperhitungkan pada
usaha akan terlalu rendah dicatat dalam neraca serta pembelian dan persediaan
15
Barang konsinyasi (consigned goods) adalah barang yang telah diserahkan
rasio perbandingan antara jumlah persediaan dengan total aset. Rasio ini dapat
sesuai dengan kebutuhan atau malah terjadi pemborosan. Beberapa fungsi dari
diperlukan perusahaan
2. Menghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikembalikan
3. Menghilangkan risiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi
4. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga
persediaan tidak akan kesulitan jika bahan baku tidak tersedia di pasaran
5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon kuantitas.
diperlukan
Perusahaan yang memiliki jumlah persediaan yang besar membutuhkan
biaya yang besar untuk mengatur persediaan yang ada. Herjanto (2007:237) dalam
16
mengakibatkan timbulnya dana menganggur yang besar, meningkatnya biaya
(i) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa; (ii) dalam proses produksi
untuk penjualan tersebut; (iii) dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Investasi persediaan yang
dilakukan oleh perusahaan dapat diukur dengan rasio perbandingan antara jumlah
persediaan dengan total aset (Richardson dan Lanis, 2007 dalam Amelia 2015:32).
timbul akibat investasi perusahaan pada persediaan harus dikeluarkan dari biaya
persediaan dan diakui sebagai biaya dalam periode terjadinya biaya. Dengan
dikeluarkannya biaya tambahan dari persediaan dan diakui sebagai beban pada
maka perusahaan akan membayar pajak lebih rendah sesuai dengan laba yang
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
17
1 Vicky Amelia Pengaruh Ukuran Perusahaan, Hasil
(2015) Leverage, Intensitas Aset Tetap, menunjukkan
Intensitas Persediaan dan ukuran
Komisaris Independen Terhadap perusahaan dan
Effektive Tax Rate profitabilitas yang
berpengaruh
terhadap effective
tax rate
sedangkan
leverage intensitas
asset tetap,
intensitas
persediaan dan
komisaris
independen tidak
berpengaruh
terhadap effective
tax rate
2 Citra Lestari Putri Pengaruh Capital Intensity Hasil
dan Maya Febrianty Ratio, Inventory Intensity Ratio, menunjukkan
Lautania (2016) Ownership Strucutre dan capital intensity
Profitability Terhadap Effective ratio, inventory
Tax Rate intensity ratio,
profitability
berpengaruh
terhadap effective
tax rate
sedangkan
managerial
ownership,
institutional
ownership tidak
berpengaruh
terhadap effective
tax rate
18
3 Kartika Pertiwi, Pengaruh Intensitas Modal, Hasil
Tumpal Manik dan Leverage, Intensitas Persediaan, menunjukkan
Asmaul Husna Transaksi Perusahaan Afiliasi intensitas modal,
(2017) dan Transfer Pricing Terhadap leverage,
Tarif Pajak Efektif intensitas
persediaan,
transaksi
perusahaan afiliasi
bepengaruh
signifikan
terhadap tarif
pajak efektif
sedangkan
transfer pricing
tidak berpengaruh
signifikan
terhadap tarif
pajak efektif
Sumber: Data diolah (2018)
Transaksi Afiliasi H1
H3
Intensitas Persediaan
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
19
2.8 Pengembangan Hipotesis
menurut PSAK No. 7 Revisi 2010. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani
tarif pajak efektif. Semakin tinggi transaksi afiliasi maka tariff pajak efektif akan
semakin kecil.
keuntungan yang besar. Salah satu modal yang terbesar dalam perusahaan adalah
menghapuskan biaya depresiasi asset selam periode yang lebih pendek dari pada
menurut pajak lebih besar dari laba komersial, serta dapat meningkatkan tarif
pajak efektif. Dalam penelitian yang dilakukan Darmadi dan Zulaikha (2013) dan
20
Putri (2016) menyatakan bahwa adanya pengaruh antara intensitas modal dan tarif
pajak efektif.
dapat menimbulkan biaya tambahan antara lain adanya biaya penyimpanan dan
biaya yang timbul akibat adanya kerusakan barang. PSAK No. 14 mengatur biaya
yang timbul atas kepemilikan persediaan yang besar harus dikeluarkan dari dari
biaya persediaan dan diakui sebagai beban dalam periode terjadinya biaya. Biaya
tambahan atas adanya persediaan yang besar akan menyebabkan penurunan laba
perusahaan.
ditanggung untuk menekan beban pajak. Cara yang akan digunakan manajer
21
memiliki pengaruh yang positif terhadap tarif pajak efektif.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang berasal dari laporan keuangan. Data sekunder merupakan data penelitian
yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber asli. Metode dalam penelitian
transaksi afiliasi, intensitas modal dan intensitas persediaan terhadap tarif pajak
kesimpulan.
22
Dipilihnya lokasi penelitian pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tarif pajak efektif. Tarif
pajak efektif adalah besarnya beban pajak penghasilan yang terutang dibagi
penghasilan terutang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah pajak
terutang atas penghasilan kena pajak pada satu periode disebut juga beban pajak
kini (PSAK 46, 2012). Wibowo (2012) menggunakan beban pajak kini dibagi
dengan laba sebelum bunga dan pajak untuk menghitung tarif pajak efektif.
23
terhadap laba-rugi dan posisi keuangan perusahaan. Pihak berelasi dapat
diinvestasikan dalam bentuk asset tetap yang dirumuskan dengan (Pertiwi, Manik
berinvestasi terhadap persediaan yang ada dalam perusahaan (Halim, 2016 dalam
Pertiwi, Manik dan Husna, 2017). Intensitas persediaan menggunakan proksi rasio
nilai persediaan yang ada dalam perusahaan dengan total asset perusahaan, seperti
Persediaan
Intensitas Persediaan =
Total Aset
24
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala
Piutang Hubungan Istimewa
RHI =
Transaksi Afiliasi Total Aset Akhir Tahun Rasio
Persediaan
IP =
Total Aset
Intensitas Persediaan Rasio
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu.
Kualitas dan karakteristik ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel
25
itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik, maka sampel yang dipilih
sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan penelusuran dan pencatatan
informasi yang diperlukan pada data sekunder berupa laporan keuangan auditan
perusahaan sampel.
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
26
2. Jurnal-jurnal, tesis dan bahan dari internet yang berhubungan dengan tarif
pajak efektif
3. Data yang dipublikasikan di BEI (www.idx.co.id) dari tahun 2012-2016
program SPSS versi 24, dengan menggunakan analisis linier berganda. Analisis
linier berganda merupakan analisis regresi yang menggunakan dua atau lebih
variabel independen.
data. Sekumpulan data yang didalamnya mencakup nilai tengah (median), nilai
rata-rata (mean), nilai standar deviasi, nilai minimum dan maksimum dari setiap
tersebut dapat disimpulkan secara mudah dan cepat. Hasil analisis tersebut dapat
melakukan analisa statistik deskriptif ini akan dapat diketahui apabila terdapat
Uji asumsi klasik adalah analisis yang dilakukan untuk menilai apakah
tidak bias dan konsisten. Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumber dari grafik (normal
probability) plot. Jika titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal maka data
Smirnov. Jika nilai signifikan uji Kolmogorov-Smirnov < 0,5 maka data
28
Menurut Ghozali (2013:105), Uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
yang nilai kolerasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk
sebagai berikut:
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka
dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel
independen.
c. Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (1) nilai toleransi dan lawannya (2)
Variance Inflation Factor (VIF). Sebuah model dinyatakan bebas dari masalah
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
29
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
disebut heteroskedastisitas. Jika p value > 0,05 tidak signifikan berarti tidak
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
ini adalah data time series. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Hal ini sering ditemukan pada data runtut time (time series). Masalah ini timbul
observasi lainnya. Uji autokorelasi pada penelitian ini menggunakan Run Test.
Autokorelasi tidak terjadi apabila probabilitas signifikan lebih besar dari α = 0,05
(Ghozali, 2013).
30
Uji hipotesis dalam penelitian ini teknik analisis data yang dipakai adalah
hipotesis yang telah dipilih. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara
dan untuk memprediksi nilai variabel dependen apabila nilai variabel independen
berikut:
Dimana:
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang
31
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
adalah apakah suatu parameter sama dengan dengan nol (0). Salah satu cara
melakukan uji t adalah dengan membandingkan nilai statistik t dengan baik kritis
apakah mempunyai pengaruh yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikat.
signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan α = 0,05. Maka cara
32
a) Bila (P-Value) < 0,05 artinya variabel independen secara parsial mempengaruhi
variabel dependen.
b) Bila (P-Value) > 0,05 artinya variabel independen secara parsial tidak
secara simultan koefisien variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak
terhadap variabel terikat. Atau untuk menguji apakah model regresi yang dibuat
baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Jika model signifikan maka model
maka model regresi tidak bisa dignakan untuk peramalan. Uji F secara serentak
Bila (P-Value) > 0,05 artinya variabel independen secara simultan tidak
33