TENTANG
TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN
PEMBERHENTIAN KEPALA DESA
BUPATI GRESIK,
1
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4587);
5. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 Tahun
2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik
Tahun 2010 Nomor 2);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 3 Tahun
2010 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Gresik Tahun 2010 Nomor 3);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 5 Tahun
2010 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan
Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik
Tahun 2010 Nomor 5);
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
2
4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam Sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
7. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat
BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan
demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa
sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.
8. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
merupakan mitra Pemerintah Desa dalam pemberdayaan
masyarakat.
9. Tim Fasilitasi tingkat Kabupaten adalah Tim yang
dibentuk oleh Bupati dengan tugas melakukan fasilitasi
dan pemantauan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa di
Kabupaten Gresik.
10. Tim Fasilitasi tingkat Kecamatan adalah Tim yang
dibentuk oleh Camat dengan tugas melakukan fasilitasi,
pengawasan dan pemantauan pelaksanaan pemilihan
Kepala Desa di wilayah kerja Kecamatan yang
bersangkutan.
11. Panitia Pelaksana Pemilihan Kepala Desa yang
selanjutnya disebut Panitia Pemilihan adalah Panitia yang
dibentuk oleh BPD untuk menyelenggarakan proses
Pemilihan Kepala Desa.
12. Bakal Calon Kepala Desa adalah warga desa setempat yang
melamar atau mendaftar sebagai Calon Kepala Desa.
3
13. Calon Kepala Desa adalah Bakal Calon Kepala Desa yang
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mengikuti
Pemilihan Kepala Desa.
14. Calon Kepala Desa Terpilih adalah Calon Kepala Desa
yang memperoleh suara terbanyak dalam Pemilihan
Kepala Desa.
15. Penjaringan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
Panitia Pemilihan untuk mendapatkan Bakal Calon
kepala desa.
16. Penyaringan adalah seleksi administrasi yang dilakukan
oleh Panitia Pemilihan terhadap Bakal Calon Kepala
Desa.
17. Pemilih adalah penduduk desa yang memenuhi syarat
sebagai pemilih dan terdaftar dalam daftar pemilih.
18. Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disebut DPS
adalah daftar pemilih yang disusun berdasarkan data
Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum terakhir yang telah
diperbaharui dan dicek kembali atas kebenarannya serta
ditambah dengan pemilih baru.
19. Daftar Pemilih Tambahan yang selanjutnya disebut
DPTambahan adalah daftar pemilih yang disusun
berdasarkan usulan dari pemilih karena yang
bersangkutan belum terdaftar dalam DPS.
20. Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disebut DPT
adalah daftar pemilih yang telah ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan sebagai dasar penentuan identitas pemilih dan
jumlah pemilih dalam pemilihan Kepala Desa.
21. Kampanye adalah kegiatan dalam rangka meyakinkan
pemilih dengan menawarkan visi, misi dan program Calon
Kepala Desa.
22. Pendukung adalah orang perseorangan atau sekelompok
orang penduduk desa setempat yang secara aktif
mengajak pemilih untuk memberikan suaranya bagi
Calon Kepala Desa yang didukungnya yang dibentuk oleh
Bakal Calon/Calon Kepala Desa dan dilaporkan kepada
Panitia Pemilihan.
4
23. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS
adalah tempat Panitia Pemilihan penyelenggaraan
pemungutan suara dan penghitungan perolehan suara
Calon Kepala Desa yang dihadiri oleh para saksi masing-
masing Calon Kepala Desa.
24. 1 (satu) hari adalah waktu yang lamanya 24 jam.
BAB II
AZAS DAN RUANG LINGKUP PEMILIHAN KEPALA DESA
Pasal 2
Pasal 3
BAB III
HAK MEMILIH DAN DIPILIH
Pasal 4
5
d. tidak pernah terlibat baik langsung maupun tidak
langsung dalam suatu kegiatan yang mengkhianati
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945.
Pasal 5
Pasal 6
6
j. mengenal desanya dan dikenal oleh masyarakat desa
setempat;
k. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;
l. terdaftar secara sah sebagai penduduk dan bertempat
tinggal tetap di Desa yang bersangkutan sekurang-
kurangnya 2 tahun terakhir dengan tidak terputus-
putus, kecuali Putra Desa yang berada di luar desa
tersebut;
m. belum pernah menjabat kepala desa paling lama 10
(sepuluh) tahun atau 2 (dua) kali masa jabatan;
n. rekomendasi / ijin dari instansi induknya bagi yang
berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil atau anggota
TNI/POLRI;
o. Surat bukti pengunduran diri bagi anggota BPD yang
mencalonkan sebagai kepala desa;
p. Surat bukti/pernyataan cuti dari jabatannya selama
proses pemilihan kepala desa, bagi perangkat desa
lainnya yang mencalonkan sebagai kepala desa;
q. Surat bukti pengunduran diri bagi penjabat kepala
desa yang mencalonkan sebagai kepala desa.
BAB IV
PERSIAPAN PEMILIHAN
Pasal 7
(1) Dalam hal masa jabatan kepala desa akan berakhir, BPD
memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan
berakhirnya masa jabatan Kepala Desa secara tertulis 6
(enam) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan dengan
tembusan kepada Camat.
(2) Selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sebelum
berakhirnya masa jabatan Kepala Desa, BPD memproses
pemilihan Kepala Desa.
Pasal 8
7
BAB V
PANITIA PEMILIHAN KEPALA DESA
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
8
(1) Tim Fasilitasi Pemilihan Kepala Desa tingkat Kecamatan
dibentuk oleh camat.
(2) Tim Fasilitasi Pemilihan Kepala Desa tingkat Kecamatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), mempunyai tugas :
a. memfasilitasi penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa
di Kecamatan masing-masing agar berjalan dengan
lancar, tertib dan aman;
b. memfasilitasi pengamanan dan mengambil langkah-
langkah yang diperlukan apabila terjadi gangguan
keamanan sejak persiapan sampai dengan selesainya
kegiatan Pemilihan Kepala Desa;
c. memfasilitasi pembentukan Panitia Pelaksana
Pemilihan Kepala Desa tingkat Desa;
d. memfasilitasi penyusunan tata tertib pemilihan
Kepala Desa;
e. memberikan saran dan bimbingan kepada Panitia
Pelaksana Pemilihan Kepala Desa tingkat Desa;
f. memberikan saran dan pertimbangan dibidang
keamanan kepada Bupati;
g. melaporkan kepada Camat atas pelaksanaan
tugasnya yang selanjutnya Camat meneruskan
laporan tersebut kepada Bupati.
Pasal 12
9
b. sekretaris merangkap anggota;
c. bendahara merangkap anggota;
d. beberapa anggota yang jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan.
(4) Penentuan kedudukan dalam Panitia pemilihan Kepala
Desa ditentukan dengan musyawarah atau melalui
mekanisme pemilihan.
(5) Panitia Pemilihan Kepala Desa dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada BPD.
Pasal 13
10
m. melaporkan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
kepada BPD.
(2) Panitia Pelaksana Pemilihan Kepala Desa mempunyai
wewenang dan tanggung jawab :
a. melakukan pemeriksaan identitas Bakal Calon Kepala
Desa berdasarkan persyaratan yang ditentukan;
b. mengajukan Bakal Calon Kepala Desa yang
memenuhi syarat kepada BPD untuk ditetapkan
sebagai Calon Kepala Desa;
c. mengundi dan menetapkan nomor urut Calon Kepala
Desa;
d. mengesahkan hasil penghitungan suara.
(3) Panitia Pemilihan Kepala Desa berkewajiban :
a. memperlakukan Calon Kepala Desa secara adil;
b. menyampaikan laporan kepada BPD untuk setiap
tahapan pelaksanaan Pemilihan dan menyampaikan
informasi kepada masyarakat;
c. melaksanakan tahapan Pemilihan tepat waktu;
d. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran
kepada masyarakat melalui BPD.
Pasal 14
11
(2) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), BPD mempunyai kewenangan
melalui panitia pelaksana pemilihan kepala desa :
a. memperingatkan Calon Kepala Desa dan/atau
pendukungnya yang melanggar tata tertib kampanye
Pemilihan Kepala Desa;
b. menghentikan kampanye calon Kepala Desa dan/atau
pendukungnya yang melanggar tata tertib kampanye
Pemilihan Kepala Desa;
c. menyita, melepas, dan mengamankan alat kampanye
Calon Kepala Desa yang melanggar tata tertib
Kampanye Pemilihan Kepala Desa;
d. menerima laporan pelanggaran peraturan perundang-
undangan dan tata tertib Pemilihan Kepala Desa;
e. menfasilitasi penyelesaian masalah yang terjadi dalam
penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa antara
Panitia Pemilihan dan Calon Kepala Desa.
(3) Dalam melaksanakan Pengawasan sebagaimana
dimaksud ayat (2), BPD wajib :
a. memperlakukan Calon Kepala Desa secara adil dan
setara;
b. melakukan pengawasan pelaksanaan pemilihan
secara aktif;
c. menyelesaikan sengketa proses pemilihan Kepala
Desa baik antara Panitia Pemilihan dengan Para
Calon Kepala Desa maupun antar Calon Kepala Desa;
d. meneruskan temuan dan laporan yang merupakan
pelanggaran Peraturan Perundang-undangan;
e. menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada
Bupati.
Pasal 15
12
Kemasyarakatan Desa dan Tokoh Masyarakat yang lain,
berdasarkan ketetapan BPD.
BAB VI
DAFTAR PEMILIH
Pasal 16
13
ayat (3) tidak dapat diterima dan tidak akan
mempengaruhi sahnya pemilihan.
BAB VII
PENJARINGAN
Pasal 17
BAB VIII
PENDAFTARAN BAKAL CALON KEPALA DESA
Pasal 18
14
kertas bermeterai cukup dilengkapi berkas persyaratan
dan dibuat rangkap 4 (empat).
(4) berkas Persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) meliputi:
a. Surat Pernyataan bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa;
b. Surat Pernyataan Setia dan Taat kepada Pancasila
dan UUD 1945;
c. Surat Pernyataan tidak pernah terlibat langsung
atau tidak langsung dalam kegiatan yang
menghianati Pancasila dan UUD 1945, seperti
G30SPKI dan/atau kegiatan organisasi terlarang
lainnya;
d. Foto kopi ijazah mulai dari pendidikan dasar,
sampai ijazah terakhir yang dilegalisir oleh pejabat
yang berwenang;
e. Surat pernyataan usia dengan dilampiri foto kopi
akta kelahiran atau surat kenal lahir yang dilegalisir
oleh pejabat yang berwenang;
f. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani dari
dokter puskesmas atau rumah sakit pemerintah;
g. Surat Keterangan Catatan Kepolisian dari Polres
Gresik;
h. Surat Pernyataan mengenal desanya dan dikenal di
desanya dengan disertai tanda tangan pengenalan
dari 10 orang warga desa;
i. Surat keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap;
j. Surat Pernyataan bersedia dicalonkan untuk
menjadi Kepala Desa;
k. Surat Pernyataan terdaftar sebagai penduduk desa
dengan dilampiri dengan fotoki KTP;
l. Pas Foto 4X6 cm.
BAB IX
PENYARINGAN
Pasal 19
15
(1) Penyaringan Bakal Calon dilakukan melalui seleksi
administratif atas kelengkapan dan kebenaran data atas
semua berkas lamaran dan persyaratan yang
disampaikan oleh Bakal Calon.
(2) Hasil seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh
Ketua dan Sekretaris Panitia Pemilihan.
(3) Seleksi administratif dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. Panitia Pemilihan mengadakan penelitian terhadap
semua berkas lamaran/ persyaratan Bakal Calon
yang diterima;
b. Apabila setelah diadakan penelitian ternyata terdapat
kekurangan dan/atau keragu-raguan tentang
persyaratan yang telah ditetapkan, maka yang
bersangkutan diberi kesempatan untuk melengkapi
persyaratan dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak di
kembalikannya berkas/persyaratan kepada bakal
calon yang bersangkutan;
c. Pengembalian berkas lamaran/persyaratan yang
belum lengkap/diragukan disertai dengan catatan
tentang berkas lamaran/persyaratan yang belum
lengkap/diragukan, apabila dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari yang bersangkutan tidak
melengkapi/membetulkan dan mengembalikan
kepada Panitia Pemilihan dianggap mengundurkan
diri dan dinyatakan gugur sebagai Bakal Calon.
BAB X
PENETAPAN CALON KEPALA DESA
YANG BERHAK DIPILIH
Pasal 20
16
(2) Daftar Calon yang berhak dipilih diumumkan kepada
masyarakat dengan cara menempelkan foto, nomor
undian dan tanda gambar di Balai Desa dan tempat yang
strategis lainnya di wilayah Desa paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sejak penutupan pendaftaran bakal calon.
Pasal 21
BAB XI
KAMPANYE
Pasal 22
Pasal 23
(1) Dalam melaksanakan kampanye, Calon memaparkan
kepada masyarakat tentang visi, misi dan program
kerja yang akan dilaksanakan selama masa jabatan
17
tahun apabila yang bersangkutan terpilih sebagai
Kepala Desa.
(2) Calon menyerahkan naskah tertulis visi, misi dan
program kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepada Panitia Pemilihan.
(3) Visi, misi dan program kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) oleh Panitia Pemilihan ditempelkan di
tempat umum setelah undian tanda gambar selesai
dilakukan.
BAB XII
PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA
Pasal 24
Pasal 25
18
(2) Pemilihan dilaksanakan dengan mempertimbangkan
terjaminnya kebebasan, kerahasiaan pemberian
suara, ketertiban, keamanan, dan dapat diselesaikan
dalam 1 (satu) hari.
BAB XIII
KEBERATAN
Pasal 26
(1) Saksi dan/atau Calon Kepala Desa dapat mengajukan
keberatan terhadap jalannya penghitungan suara apabila
ternyata terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan.
(2) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan sebelum Ketua Panitia Pelaksana
Pemilihan mengumumkan dan mengesahkan hasil
penghitungan suara, keberatan yang diajukan setelah
disahkannya hasil penghitungan suara, tidak akan
dilayani dan tidak mempengaruhi hasil pemilihan.
(3) Dalam hal keberatan yang diajukan oleh saksi dan/atau
Calon Kepala Desa dapat diterima, Panitia Pemilihan
seketika itu juga mengadakan pembetulan.
(4) Dalam hal tidak ada keberatan dari saksi dan/atau Calon
Kepala Desa, Ketua Panitia Pelaksana Pemilihan
mengumumkan dan mengesahkan hasil penghitungan suara.
Pasal 27
(1) Setelah selesai penghitungan suara, segera dibuat Berita
Acara penghitungan suara beserta lampirannya yang
berisi laporan kegiatan pemungutan dan penghitungan
suara.
(2) Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditandatangani oleh Ketua Panitia Pelaksana Pemilihan
dan Calon Kepala Desa.
(3) Dalam hal terdapat Calon Kepala Desa yang tidak mau
menandatangani Berita Acara penghitungan suara,
dibuatkan Berita Acara yang ditandatangani oleh Ketua
Panitia Pelaksana Pemilihan dan Ketua BPD yang
19
menyebutkan salah satu atau lebih Calon Kepala Desa
tidak mau menandatangani Berita Acara Penghitungan
Suara dengan disertai alasan-alasannya.
(4) Berita Acara Penghitungan Suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) tetap dinyatakan sah dan tidak
mempengaruhi hasil pemilihan.
Pasal 28
BAB XIV
CALON TERPILIH
20
Pasal 29
BAB XV
PENGESAHAN
Pasal 30
(1) Paling lambat 3 (tiga) hari sejak ditetapkannya Calon
Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal
29, BPD mengajukannya pengesahannya kepada Bupati
melalui Camat.
(2) Bupati mengesahkan pengangkatan Kepala Desa Terpilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 15
(lima belas) hari terhitung sejak tanggal diterimanya
Keputusan BPD tentang Penetapan Calon Kepala Desa
Terpilih.
BAB XVI
PELANTIKAN
Pasal 31
21
(2) Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desa
mengucapkan Sumpah/ Janji dan dilantik oleh Bupati
atau Pejabat yang ditunjuk.
Pasal 32
Pelantikan Calon Kepala Desa Terpilih sebagai Kepala Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 dilaksanakan pada
tanggal berakhirnya masa jabatan Kepala Desa periode
sebelumnya, sekaligus dilaksanakan serah terima jabatan
bertempat di wilayah Desa yang bersangkutan atau di tempat
lain yang ditunjuk oleh Bupati.
BAB XVII
PEMILIHAN ULANG DAN PENGULANGAN
PROSES PEMILIHAN
Pasal 33
22
Pasal 34
Pasal 35
BAB XVIII
PENGAWASAN PEMILIHAN KEPALA DESA
Pasal 36
23
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39
24
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada Ayat (2),
disampaikan kepada BPD paling lambat 1 hari sejak
terjadinya pelanggaran.
(4) Tata cara pelaporan diatur lebih lanjut oleh BPD.
Pasal 40
Pasal 41
25
a. mempertemukan pihak yang bersengketa melakukan
musyawarah untuk mencapai kesepakatan;
b. dalam hal tidak tercapai kesepakatan tersebut pada
huruf a, BPD sebagai pengawas pemilihan membuat
keputusan;
c. keputusan tersebut pada huruf b, bersifat final dan
mengikat.
(2) Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada Ayat
(1), paling lambat 1 hari sejak pihak yang bersengketa
dipertemukan.
Pasal 42
Pasal 43
(1) Sasaran pengawasan terhadap kegiatan pendaftaran
pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 huruf a,
adalah :
a. Penyusunan DPS;
b. Pengumuman DPS;
c. Penyusunan dan pengesahan DPTambahan;
d. Pengumuman DPTambahan;
e. pengesahan DPT; dan
f. Penerimaan undangan oleh Pemilih.
(2) Sasaran pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
penyusunan DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dan huruf b adalah :
a. Penyusunan DPS menggunakan formulir Daftar
Pemilih Sementara;
b. Persyaratan Pemilih;
c. Seorang pemilih hanya didaftar satu kali dalam daftar
pemilih;
d. Berita Acara Penetapan DPS;
26
e. DPS diumumkan selama 7 (tujuh) hari; dan
f. DPS ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan.
(3) Sasaran pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
penyusunan DPTambahan dan DPT sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c adalah :
a. penyusunan DPTambahan dan DPT menggunakan
formulir DPTambahan dan DPT;
b. daftar nama pemilih yang mendaftarkan diri untuk
dicatat sebagai pemilih melalui seksi pendaftaran
pemilih;
c. alasan perubahan telah sesuai dengan ketentuan
Pasal 16 ayat (2) dan ayat (3);
d. DPTambahan diumumkan selama 7 (tujuh) hari dan
DPT diumumkan selama 3 (tiga) hari;
e. berita Acara Penetapan DPTambahan dan DPT; dan
f. DPTambahan dan DPT ditandatangani oleh Ketua
Panitia Pemilihan.
Pasal 44
Pasal 45
27
b. pemilih memberikan suara di dalam bilik pemberian
suara dengan cara mencoblos salah satu tanda gambar
yang terdapat dalam surat suara.
Pasal 46
Sasaran pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
penghitungan suara di TPS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 huruf d adalah :
a. dilaksanakan paling lama 30 (tiga puluh) menit setelah
selesai pemungutan suara;
b. dilakukan dengan cara menghitung satu demi satu surat
suara yang telah dicoblos oleh pemilih;
c. disaksikan oleh saksi dari masing-masing Calon Kepala
Desa;
d. petugas Penghitung surat suara membuka selembar demi
selembar surat suara dan mengumumkan sah atau
tidaknya suara yang diberikan oleh pemilih, dengan
menunjukkan kepada saksi dan pemilih yang hadir;
e. hasil penghitungan suara dibuat Berita Acara
Rekapitulasi penghitungan suara di TPS yang
ditandatangani oleh Petugas Penghitung Suara dan Saksi
Para Calon Kepala Desa.
Pasal 47
BAB XIX
LARANGAN DAN SANKSI
Pasal 48
28
(1) Bagi bakal atau Calon Kepala Desa yang memalsukan
keterangan mengenai dirinya dan/atau melakukan
kecurangan yang dibuktikan dan/atau dikuatkan oleh
Lembaga yang berkompeten dan hal tersebut diketahui
sebelum diadakan pemilihan, maka Panitia Pemilihan
berhak menyatakan bakal calon atau calon Kepala Desa
tersebut gugur.
Pasal 49
Pasal 50
29
(3) Dalam hal terdapat pemilih yang menggunakan hak pilih
orang lain dan hal tersebut diketahui setelah hak pilihnya
dipergunakan, maka hak pilihnya tetap dianggap sah dan
yang bersangkutan dikenakan tindakan sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 51
BAB XX
MASA JABATAN
Pasal 52
BAB XXI
BIAYA PEMILIHAN
Pasal 53
30
(5) Bantuan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dipergunakan sekurang-kurangnya untuk :
a. surat suara;
b. alat coblos;
c. bilik suara;
d. kotak suara; dan
e. sosialisasi.
BAB XXII
PEMBERHENTIAN DAN PEMBERHENTIAN SEMENTARA
Bagian Kesatu
Pemberhentian
Pasal 54
Pasal 55
Pasal 56
31
Pimpinan BPD kepada Bupati melalui Camat,
berdasarkan keputusan musyawarah BPD.
(2) Usul pemberhentian kepala desa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 55 huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f
berdasarkan putusan musyawarah BPD yang dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah
anggota BPD.
Pasal 57
Pasal 58
Pasal 59
Pasal 60
32
Kepala Desa paling lambat 6 (enam) bulan terhitung sejak
pengangkatannya sebagai Penjabat Kepala Desa.
(3) Pengangkatan Penjabat Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati
berdasarkan usulan Camat.
(4) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dijabat oleh Sekretaris Desa.
Bagian Kedua
Pemberhentian Sementara
Pasal 61
Pasal 62
33
Pejabat yang ditunjuk setelah menerima Laporan tertulis
dari BPD melalui Camat.
(2) Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan sejak diberikannya
sanksi teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Kepala Desa tetap tidak menyampaikan LPPD
dan/atau LKPJ kepada BPD dan/atau Informasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dapat dikenai
sanksi pemberhentian sementara oleh Bupati
berdasarkan usulan BPD melalui Camat.
Pasal 63
34
jabatannya, Kepala Desa yang bersangkutan
diberhentikan dari jabatannya sesuai dengan saat
berakhirnya masa jabatannya.
Pasal 64
Pasal 65
Pasal 66
BAB XXV
PENJABAT KEPALA DESA
Pasal 67
35
Pasal 68
BAB XXVI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 69
BAB XXVII
PENUTUP
Pasal 70
36
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah
ini sepanjang mengenai teknis pelaksanannya diatur lebih
lanjut dalam Peraturan Bupati.
Pasal 71
Pasal 72
Ditetapkan di Gresik
pada tanggal
BUPATI GRESIK,
Diundangkan di Gresik
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN GRESIK,
37
Ir. MOCH. NADJIB, MM
Pembina Utama Madya
NIP. 19551017 198303 1 005
38
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK
NOMOR 12 TAHUN 2012
TENTANG
I. UMUM
39
harus mengetahui semua hajat hidup orang banyak, sekalipun hanya
selembar daun yang jatuh dari pohon. Karena itu kepala Desa selalu sensitif
terhadap legitimasi di mata rakyatnya. Legitimasi berarti pengakuan rakyat
terhadap kekuasaan dan kewenangan kepala Desa untuk bertindak mengatur
dan mengarahkan rakyat.
Kepala Desa yang terpilih secara demokratis belum tentu memperoleh
legitimasi terus-menerus ketika menjadi pemimpin di Desanya. Legitimasi
mempunyai asal-usul dan sumbernya. Legitimasi kepala Desa bersumber
pada ucapan yang disampaikan, nilai-nilai yang diakui, serta tindakan yang
diperbuat. Umumnya kepala Desa yakin bahwa pengakuan rakyat sangat
dibutuhkan untuk membangun eksistensi dan menopang kelancaran
kebijakan maupun tugas-tugas yang diemban, meski setiap kepala Desa
mempunyai ukuran dan gaya yang berbeda-beda dalam membangun
legitimasi. Tetapi, kepala Desa umumnya membangun legitimasi dengan cara-
cara yang sangat personal ketimbang institusional. Kepala Desa dengan
gampang diterima secara baik oleh warga bila ringan tangan membantu dan
menghadiri acara-acara privat warga, sembada dan pemurah hati, ramah
terhadap warganya, dan lain-lain.
Di sisi lain, pemerintahan Desa mempunyai organisasi dan birokrasi
yang sederhana. Para Birokrat Desa (sekretaris Desa hingga kepala-kepala
urusan) disebut sebagai perangkat Desa yang bertugas membantu kepala
Desa dalam menjalankan urusan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan, termasuk pelayanan administratif di dalamnya. Di Jawa,
perangkat Desa sering disebut sebagai “Pamong Desa”, yang karena posisinya
sebagai pemuka masyarakat, dan memperoleh mandat untuk mengayomi dan
membimbing rakyat Desa. Mereka juga mempunyai atribut mentereng (abdi
negara dan abdi masyarakat) yang menjadi kebanggaannya. Sebagai abdi
negara, perangkat Desa menyandang atribut dan simbol-simbol yang
diberikan oleh negara, sekaligus menjalankan tugas-tugas negara, seperti
menarik pajak, mengurus administrasi, surat-surat resmi, pendataan
penduduk dan lain-lain. Sebagai abdi masyarakat, perangkat Desa bertugas
melayani masyarakat 24 jam, mulai pelayanan administratif hingga pelayanan
sosial (mengurus kematian, hajatan, orang sakit, pasangan suami isteri yang
mau cerai, konflik antarwarga, dan sebagainya).
40
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Yang dimaksud dengan “putra desa” dalam pasal ini adalah
seseorang yang dilahirkan atau orang tuanya asli dari desa dan
masih tinggal di desa dimaksud.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
41
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
42
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Cukup jelas.
Pasal 52
Cukup jelas.
Pasal 53
Cukup jelas.
Pasal 54
Cukup jelas.
Pasal 55
Cukup jelas.
43
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
Pasal 65
Cukup jelas.
Pasal 66
Cukup jelas.
Pasal 67
Cukup jelas.
Pasal 68
Cukup jelas.
Pasal 69
Cukup jelas.
Pasal 70
Cukup jelas.
Pasal 71
Cukup jelas.
Pasal 72
Cukup jelas.
44