201604030200
E-mail : ypramadica99@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel Kurs (nilai tukar Rupiah
terhadap US Dollar), produk domestik bruto dan tingkat suku bunga terhadap jumlah uang
beredar (JUB) di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang bersumber dari website Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik dan World Bank, dimulai
pada tahun 1985 sampai dengan tahun 2015. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif
dan regresi linear berganda. Hasil penelitian yang diperoleh variable Kurs, produk domestic
bruto, dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap perubahan jumlah uang beredar di
Indonesia.
Kata kunci : Jumlah Uang Beredar, Kurs, Produk Domestik Bruto, Suku Bunga.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Jumlah uang beredar merupakan salah satu variabel sektor moneter yang
dianggap penting dalam menggerakkan perekonomian. Dalam suatu penelitian, jumlah
uang beredar dinyatakan sebagai indikator yang memberikan sinyal positif terhadap
adanya pertumbuhan ekonomi. Secara umum, uang merupakan alat untuk pembayaran
yang ada di suatu negara dan telah disahkan oleh negara tersebut sebagai media
bertransaksi. Uang yang disahkan negara untuk transaksi dapat berupa logam atau
kertas, hal ini guna memudahkan kegiatan ekonomi. Beberapa ahli mengatakan bahwa
uang juga berfungsi untuk pertukaran/jual-beli barang atau jasa, penyimpan kekayaan,
serta untuk pembayaran hutang piutang. Uang dapat digunakan selama masyarakat
menerima dan percaya bahwa uang adalah ukuran dalam bertransaksi. Jadi dapat
disimpulkan bahwa, uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh seluruh
lapisan masyarakat di suatu negara untuk mengukur nilai, menukar atau membayar atas
pembelian barang/jasa, dan dapat bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.
Tercatat dalam sejarah, pada tahun 1980-an kondisi perekonomian Indonesia
mengalami kemunduran akibat dari resesi global. Karena resesi global sangat
mempengaruhi perekonomian Indonesia, pada tahun 1983 pemerintah mengambil
kebijakan untuk menderegulasi perbankan sebagai langkah mempertahankan
perekonomian Indonesia. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mempertinggi efisiensi
dan mobilisasi dana dalam mengatasi permasalahan saat itu. Setiap gerak kebijakan
diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, namun
memerlukan cukup waktu untuk mencapai keberhasilan dari suatu kebijakan. Selaku
otoritas moneter, Bank Sentral perlu menyesuaikan kebijakan-kebijakannya dalam
pengendalian jumlah uang beredar di masyarakat agar uang berkembang secara wajar
(tidak over supply maupun over demand).
2
tahun 2015 telah mencapai 4548800 miliar rupiah. Peningkatan uang beredar tersebut,
terjadi seiring pertumbuhan ekonomi masyarakat dan meningkatnya pendapatan
domestik bruto di Indonesia. Selain itu, setiap perubahan yang terjadi akan sangat
berpengaruh dalam perekonomian di Indonesia baik terhadap kurs maupun suku bunga.
Besar dan kecilnya jumlah uang yang diedarkan di masyarakat akan sangat berpengaruh
terhadap daya beli masyarakat dan ketersediaan komoditas yang dibutuhkan
masyarakat. Jumlah permintaan uang di suatu negara dipengaruhi berbagai macam
faktor diantaranya adalah kebijakan pemerintah, politik, dan keamanan. Faktor yang
paling mempengaruhi terhadap perkembangan jumlah uang antara lain pendapatan
nasional, nilai tukar dan tingkat suku bunga.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan pokok yang akan diteliti
adalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar pengaruh Kurs terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia periode
1985-2015 ?
2. Seberapa besar pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) terhadap Jumlah Uang
Beredar di Indonesia periode 1985-2015 ?
3. Seberapa besar pengaruh Suku Bunga terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia
periode 1985-2015 ?
Dari latar belakang yang diuraikan di atas, maka batasan masalah atau variabel
yang digunakan sebagai berikut:
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah :
3
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Kurs terhadap Jumlah Uang Beredar
di Indonesia periode 1985-2015.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB)
terhadap Jumlah Uang Beredar di Indonesia periode 1985-2015.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Suku Bunga terhadap Jumlah Uang
Beredar di Indonesia periode 1985-2015.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2) Jumlah uang beredar (JUB) dalam arti sempit (M1) atau narrow money
Jumlah uang beredar dalam arti sempit terdiri atas uang kartal dan uang
giral. Secara umum, uang kartal yaitu uang berupa kertas dan logam yang
dikeluarkan oleh otoritas moneter berdasarkan Undang-Undang yang berlaku di
suatu negara, sedangkan uang giral yaitu simpanan atau saldo rekening pada
bank-bank pencipta uang giral yang setiap saat dapat ditarik oleh pemiliknya
tanpa dikenakan denda. Uang giral terdiri atas rekening koran dalam bentuk
5
rupiah milik penduduk Indonesia, pengiriman uang serta deposito berjangka dan
tabungan yang telah jatuh tempo.
3) Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money
Julah uang beredar dalam arti luas (M2) terdiri atas uang giral (M1)
ditambah dengan uang kuasi. Uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta
domestik yang dapat memenuhi sebagai fungsi uang. Ini berarti uang kuasi
merupakan uang yang likuid. Uang kuasi sebenarnya berfungsi sebagai aset atau
kekayaan moneter masyarakat yang disimpan dalam bentuk tabungan finansial
yang besarnya ditentukan oleh tingkat pengembaliannya (suku bunga deposito)
dan tingkat pendapatan masyarakat.
a. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam, tidak termasuk uang
kas pada kantor perbendaharaan dan kas negara (KPKN) dan bank
umum.
b. Uang Giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka,
dan tabungan dalam rupiah yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya
merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.
6
2) Pendekatan Likuiditas (liquidity approach)
Pendekatan likuiditas merupakan jumlah uang untuk kebutuhan
transaksi ditambah uang kuasi (quasy money). Hal ini dilandasi
pertimbangan atas sekalipun kurang liquidnya uang kuasi dibandingkan
dengan uang kertas, uang logam dan uang rekening giro, akan tetapi uang
kuasi sangat mudah diubah menjadi uang yang dapat dipergunakan untuk
keperluan transaksi. Dalam prakteknya, pendekatan ini menghitung jumlah
uang bererdar dalam arti luas (broad money) yang dikenal dengan M2 yang
terdiri dari M1 ditambah uang kuasi (di Indonesia uang kuasi adalah
deposito berjangka).
2.1.2. Kurs
a) Definisi Kurs
Nilai tukar mata uang atau yang disebut kurs adalah harga satu unit mata
uang asing dalam bentuk mata uang domestik atau dapat juga dikatakan harga
mata uang domestik terhadap mata uang asing (Simorangkir dan Suseno, 2004),
Perdagangan antar negara di mana masing–masing negara mempunyai alat
tukarnya sendiri mengharuskan adanya angka perbandingan nilai suatu mata
uang dengan mata uang lainnya yang kemudian disebut kurs (Boediono, 1993 :
43). Jadi kurs atau nilai tukar valuta asing adalah perbandingan nilai atau harga
mata uang uang nasional tertentu denagn mata uang asing nasional lain
(Salvatore, 1997).
b) Macam-Macam Kurs
Adapun macam-macam dari kurs, diantaranya :
7
1) Kurs Beli
Kurs beli yaitu kurs yang digunakan bank atau pedagang valas dalam
menjual valuta asing atau jika kita ingin menukarkan mata uang negara kita
dengan mata uang asing. Kurs beli juga dapat di simpulkan sebagai kurs yang
ditetapkan oleh pedagang valas saat menjual valas kepada pembeli.
2) Kurs Jual
Kurs jual yaitu kurs yang digunakan bank atau pedagang valas dalam
menjual valuta asing atau jika kita ingin menukarkan valuta asing dengan mata
uang negara kita. Kurs jual juga dapat di simpulkan sebagai kurs yang
ditetapkan pedagang valas saat membeli mata uang asing
3) Kurs Tengah
Kurs tengah adalah kurs antara kurs jual dan kurs beli atau penjumlahan
antara kurs jual dan kurs beli lalu dibagi dua (kurs rata-rata).
8
di dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga
negara tersebut dan warga negara asingdalam satu tahun tertentu (Sukirno, 1999:
33).
Teori yang digunakan yang terkait dengan variabel produk domestik bruto
ini adalah teori ini kuatitas dari marshall yang memperhatikan hubungan antara
jumlah uang beredar dengan pendapatan.
Keterangan:
Y : Pendapatan
9
atau pengukur kesejahteraan yang memuaskan, meskipun demikian perlu
memasukan variabel pendapatan dalam analisis jumlah uang beredar, karena
memiliki prinsip dasar yang sama yaitu tindakan memilih dari individu sebagai
pemilik kekayaan. Masyarakat yang pendapatanya tinggi akan mendorong
bank-bank umum untuk meningkatkan pemberian jaminan kredit pinjaman
kepada masyarakat, sehingga jumlah uang beredar meningkat. Dalam jangka
panjang Produk Domestik Bruto dapat mempengaruhi jumlah uang beredar
untuk dapat menghitung kenaikan tersebut dari tahun ke tahun, barang dan jasa
yang dihasilkan haruslah dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga barang
barang yang berlaku pada satu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk
menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun ke tahun berikutnya.
10
dikemukakan oleh Sadono Sukirno (1991:377) bahwa “Suku bunga adalah
pembayaran keatas modal yang dipinjamkan dari pihak lain, yang biasanya
dinyatakan sebagai persentase dari modal yang dipinjamkan”. Dari pendapat
para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa suku bunga merupakan balas
jasa dari modal yang dipinjamkan atau ditanamkan yang biasanya dalam bentuk
persentase.
1) Bunga Simpanan
2) Bunga Pinjaman
Bunga pinjaman adalah bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau
harga yang harus dibayarkan oleh nasabah kepada bank atas pinjaman modal
yang dinikmati oleh nasabah tersebut.
11
diskonto”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) adalah surat berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan sistem diskonto.
4) BI Rate
12
yang bervariatif. Variabel tersebut diantaranya: inflasi, investasi pemerintah,
pengeluaran pemerintah, cadangan devisa, angka pengganda uang. Walaupun dasar
teori yang digunakan relatif sama, namun sebagian besar kesimpulan tidak
menunjukkan hasil yang sama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel 1
Review Penelitian terdahulu (Theoritical Mapping)
Nama Variabel yang Hasil yang
Tahun Judul
Peneliti digunakan diperoleh
Lily 2002 Faktor-Faktor Variabel dependen: Pengeluaran
Prayitno Yang Jumlah Uang pemerintah dan
Heny Berpengaruh Beredar cadangan devisa
Sandjaya Terhadap Jumlah Variabel berpengaruh secara
Uang Beredar di independen: signifikan dan
Indonesia Pengeluran positif terhadap
Sebelum dan Pemerintah, jumlah uang
Sesudah Krisis: Cadangan Devisa, beredar sedang
Sebuah Analisis dan Angka angka pengganda
Ekonometrika Pengganda Uang uang tidak
signifikan.
Ahmad 2012 Faktor – Faktor Variabel dependen: Secara parsial
Farid yang Jumlah Uang variabel Cadangan
Dimyati Mempengaruhi Beredar devisa, Kurs, dan
Jumlah Uang Variabel PDB berpengaruh
Beredar di independen: positif dan
Indonesia Periode Cadangan Devisa, signifikan terhadap
2000.Q1-2010.Q4 Kurs dan PDB Jumlah Uang
Beredar di
Indonesia.
2.3. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang dapat di bentuk dari penelitian ini adalah :
13
PDB
Suku Bunga
2.4. Hipotesis
Hipotesis atau dugaan sementara yang digunakan dalam melakukan penelitian
ini antara lain :
1. Diduga Kurs (nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika) berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
2. Diduga Produk Domestik Bruto berpengaruh secara positif dan tidak signifikan
terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
3. Diduga tingkat Suku Bunga akan berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan
terhadap jumlah uang beredar di Indonesia.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali2005:110). Normal atau
tidaknya berdasarkan patokan distribusi normal dari data dengan mean dan standar
deviasi yang sama. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikan atau
probabilitas > 0,05 maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai
signifikansi < 0,05 maka residual tidak memiliki distribusi normal.
b. Uji Multikoleniaritas
Uji multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variable independen (Ghozali2005:110).
Multikoleniaritas dapat di deteksi dengan tolerance dan variance inflation factor (VIF).
Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah
nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 0,10.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidak samaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
15
(Ghozali2005:110). Jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika variance tidak konstan atau berubah-
ubah disebut dengan Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pendeteksian
heteroskedastisitas yang penulis gunakan adalah melalui uji white. Dengan Hipotesis:
Bila probabilitas Obs* 2 > 0,05 artinya tidak signifikan
Bila probabilitas Obs* 2 < 0,05 artinya signifikan.
Maka dengan kata lain bahwasanya apabila probabilitas Obs* 2 lebih besar dari
0,05 maka model tersebut tidak terdapat heteroskedastisitas. Apabila probabilitas Obs*
2 lebih kecil dari 0,05 maka model tersebut dipastikan terdapat Heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam regresi linear ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya) (Ghozali2005:110). Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit
autokorelasi dalam suatu model, dapat dilihat dari nilai statistic Durbin-Watson atau
dengan uji Breusch-Godfrey. Untuk melihat ada tidaknya penyakit autokorelasi dapat
juga digunakan uji Langrange Multiplier (LM test) atau yang disebut uji Breusch-
Godfrey dengan membandingkan nilai probabilitas Rsquared dengan α = 5% (0,05).
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
Hipotesis:
Bila probabilitas Obs* 2 > 0,05 artinya tidak signifikan.
Bila probabilitas Obs* 2 < 0,05 artinya signifikan.
Maka dengan kata lain bahwasanya apabila probabilitas Obs* 2 lebih besar dari
0,05 maka model tersebut tidak terdapat autokorelasi. Sedangkan apabila probabilitas
Obs* 2 lebih kecil dari 0,05 maka model tersebut terdapat autokorelasi.
16
variable X. Sementara bila 2 = 1 artinya variasi dari variable Y secara keseluruhan dapat
dijelaskan oleh variable X. Dengan kata lain jika Adjusted 2 mendekati 1,maka variable
independen mampu menjelaskan perubahan variable dependen, tetapi jika Adjusted 2
mendekati 0, maka variable independen tidak mampu menjelaskan variable dependen.
Dan jika Adjusted 2 = 1, maka semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi.
Dengan demikian, baik atau buruknya persamaan regresi ditentukan oleh Adjusted 2
nya.
b. Uji F
Uji f digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variable bebas (variable
independen) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variable terikat (variable
dependen) pada tingkat signifikansi 0,05 (5%). Pengujian semua koefisien regresi
secara bersama-sama dilakukan dengan uji f dengan pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
Bila probabilitas βi > 0,05 artinya tidak signifikan.
Bila probabilitas βi < 0,05 artinya signifikan.
c. Uji T
Uji t statistik adalah uji parsial (individu) dimana uji ini digunakan untuk menguji
seberapa baik variable bebas (variable independen) dapat menjelaskan variable terikat
(variable dependen) secara individu. Pada tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan
menganggap variable bebas bernilai konstan. Langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk uji t dengan pengujian sebagai berikut:
Hipotesis:
Bila probabilitas βi > 0,05 artinya tidak signifikan.
Bila probabilitas βi < 0,05 artinya signifikan.
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
Series: Residuals
6 Sample 1985 2015
Observations 31
5
Mean 4.52e-15
Median -0.004306
4 Maximum 0.136000
Minimum -0.183468
3 Std. Dev. 0.075389
Skewness -0.147394
2 Kurtosis 2.876239
Jarque-Bera 0.132031
1
Probability 0.936116
0
-0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15
b) Uji Multikoleniaritas
18
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan (korelasi) yang signifikan di antara dua atau lebih variabel
independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinieritas
dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel
independen, kemudian dapat diputuskan apakah data terkena
multikolinieritas atau tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar
variabel independen. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi
multikolinieritas antar variabel independen dengan variabel dependen
(Gujarati, 2007:67). Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 7.0, maka
terlihat hasil sebagai berikut :
- Persamaan 1
- Persamaan 2
jjkj
19
asdasd
Date: 06/03/18 Time: 17:20
Sample: 1985 2015
Included observations: 31
- Persamaan 3
20
Log likelihood 0.426748 Hannan-Quinn criter. 0.211253
F-statistic 150.1041 Durbin-Watson stat 0.518314
Prob(F-statistic) 0.000000
- Persamaan 4
Dependent Variable: SB
Method: Least Squares
Date: 06/03/18 Time: 17:21
Sample: 1985 2015
Included observations: 31
21
c) Uji Autokorelitas
22
Heteroskedasticity Test: White
23
Koefesien Determinasi (R2)
Uji-F
Uji-T
24
H0 diterima dan H1 ditolak sehingga variabel kurs berpengaruh signifikan
terhadap jumlah uang beredar.
25
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
Agus Tri Basuki dan Nano Prawoto, 2016, Analisis Regresi dalam Penelitian Ekonomi dan
Bisnis (dilengkpi Aplikasi SPSS dan Eviews), Cetakan pertama, edisi pertama, PT Rajawali
Pers Jakarta.
Noor, Z.Z. 2011.Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Jumlah Uang Beredar terhadap Nilai
Tukar. Trikonomika.Vol.10(2). Pp. 139- 147, Desember.
27
Wijono, W.W. 2005. Mengungkap sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam
lima tahun terakhir. Jurnal manajemen dan fiskal, 5(2), Jakarta.
Lampiran
Uji Statistik
Uji Normalitas
7
Series: Residuals
6 Sample 1985 2015
Observations 31
5
Mean 4.52e-15
Median -0.004306
4 Maximum 0.136000
Minimum -0.183468
3 Std. Dev. 0.075389
Skewness -0.147394
2 Kurtosis 2.876239
Jarque-Bera 0.132031
1
Probability 0.936116
0
-0.20 -0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15
Uji Autokorelasi
28
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 06/03/18 Time: 17:16
Sample: 1985 2015
Included observations: 31
Presample missing value lagged residuals set to zero.
Uji Heterokedeksititas
Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 06/03/18 Time: 17:17
Sample: 1985 2015
Included observations: 31
29
SB^2 2.30E-05 4.17E-05 0.550949 0.5875
Uji Multikorelitas
Persamaaan 1
Persamaan 2
30
Persamaan 3
Persamaan 4
Dependent Variable: SB
Method: Least Squares
Date: 06/03/18 Time: 17:21
Sample: 1985 2015
Included observations: 31
Data Jumlah Uang Beredar, Produk Domestik Bruto, Kurs dan Suku Bunga Indonesia Tahun
1985-2015
31
Kurs
Produk Domestik Suku
Jumlah Uang Beredar (Rupiah
Tahun Bruto Bunga
(Miliar Rupiah) terhadap
(Miliar Rupiah) (%)
USD)
1985 10104 96996,8 1131 18,7
1986 11677 102682,6 1655 17,8
1987 12241 124816,9 1652 15,2
1988 14392 142020,3 1729 16,99
1989 20114 166329,5 1805 17,76
1990 23819 195597,2 1901 18,12
1991 24609 227450,2 1992 18,12
1992 28779 259884,5 2062 14,46
1993 37036 302017,8 2110 8,26
1994 45374 382219,7 2200 11,2
1995 52677 454514,1 2308 15,21
1996 64089 535630,8 2383 14,4
1997 78343 624337,1 4650 19,74
1998 101197 955753,5 7300 41,24
1999 124633 1109979,5 7100 12,52
2000 162186 1290684,2 9595 12,05
2001 177731 1684280,5 10400 16,59
2002 191939 1863274,7 8940 12,84
2003 223799 2045853,5 8447 6,61
2004 253818 2303031,5 9290 6,17
2005 281905 2729708,2 9830 11,84
2006 313451 3339216,8 9020 8,71
2007 385825 3950893,2 9419 8
2008 458199 4951356,7 10950 9,25
2009 515824 5613441,7 9400 6,5
2010 605411 6864133,1 8991 6,5
2011 722991 7831726 9068 6
2012 841652 8615704,5 12189 5,75
2013 887064 9524736,5 12440 7,5
2014 942221 10542693,5 13212 7,75
2015 1055440 11540789,8 13788 7,5
32