Anda di halaman 1dari 10

PERILAKU KEORGANISASIAN

RMK SAP 4

MOTIVASI

KELOMPOK 2 :

1. Anak Agung Ngurah Krisnadeva 1607532055


2. Ida Bagus Made Bayu Indrawan 1607532060
3. Gede Rudi Harta Pratama Giri 1607532064
4. Ni Luh Putu Indah Anggreni 1607532066
5. I Gusti Ngurah Gede Bali Sakya Prawira 1607532073
6. Putu Trisna Paramitha Liana Dewi 1607532078

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perilaku seseorang itu ditentukan oleh keinginan dan kemauannya untuk mencapai
beberapa tujuan. Keinginan itu berupa motivasi. Dengan demikian motivasi merupakan suatu
pendorong agar seseorang itu melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuannya.
Memotivasi para pekerja merupakan salah satu aspek terpenting dan yang paling menantang
dari aspek manajemen. Motivasi bukan hanya mengenai bekerja keras – motivasi juga
mencerminkan sudut pandang Anda mengenai kemampuan diri Anda sendiri.
Dalam perilaku organisasi dibutuhkan motivasi pada setiap individu agar mampu
meningkatkan kinerjanya dalam organisasi yang ia geluti. Selain itu keberhasilan
pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Dari
sini kita sadari, perlu adanya teknik-teknik untuk dapat memelihara prestasi sumber daya
manusia. Salah satunya dengan “memberikan dorongan (motivasi)”, agar mereka dapat
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan uraian dan pengarahan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian dan pentingnya motivasi ?
1.2.2 Bagaimana proses timbulnya motivasi ?
1.2.3 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi ?
1.2.4 Apa saja teori-teori motivasi ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dan pentingnya motivasi
1.3.2 Untuk mengetahui proses timbulnya motivasi
1.3.3 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
1.3.4 Untuk mengetahui teori-teori motivasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Arti Penting Motivasi


2.1.1 Pengertian Motivasi

Secara umum Motivasi didefinisikan sebagai proses yang menjelaskan mengenai kekuatan,
arah, dan ketekunan seseorang dalam upaya untuk mencapai tujuan. Kekuatan (intensity)
menggambarkan seberapa kerasnya seseorang dalam berusaha. Kekuatan yang besar tidak
mungkin memberikan hasil kinerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut disalurkan dalam
suatu arahan (direction) yang memberikan keuntungan bagi organisasi. Dimensi Keteunan
(persistence) mengukur berapa lama seseorang dapat mempertahankan upayanya. Para individu
yang termotivasi akan bertahan cukup lama dengan tugasnya untuk mencapau tujuan mereka.

Pengertian motivasi berdasarkan pendapat-pendapat oleh para ahli :

1) Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (1997) memberikan pengertian motivasi


merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakan, mengarahkan
perilakunya untuk memenuhi tugas tertentu.
2) Robbins dan Coulter (2004), motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat
upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
untuk memenuhi beberapa kebutuhan individu tertentu.

Dapat diartikan bahwa motivasi merupakan suatu kebutuhan yang mendorong seseorang
atau individu untuk berbuat “sesuatu”. Adanya kebutuhan ini menyebabkan orang bertingkah
laku tertentu dalam usahnya untuk mencapai suatu tujuan.

2.1.2 Arti Penting Motivasi

Orang yang berada dalam organisasi biasanya akan terikat pada “kontrak kerja” yang
mengatur secara rinci apa yang harus dilakukan, berapa lama bekerja dalam sehari, serta berapa
gaji yang akan diperoleh atau haknya. Namun dalam suatu kontrak tidak dijelaskan secara
eksplisit seberapa keras atau bersungguh-sungguh seorang pegawai harus bekerja, seberapa upah
yang harus diberikan, dan seberapa positifkan tindakan pegawai kepada pekerjaan yang
dilakukan. Hal ini secara keseluruhan menunjukan bahwa dalam awal seseorang masuk dalam
sebuah organisasi tidak ditunjukan bagaimana motivasi pegawai atau seseorang tersebut akan
bekerja dalam organisasi.

Setiap manajer dalam level apapun harus mampu melakukan sesuatu yang dapat
mempengaruhi orang-orang yang dipimpinya agar termotivasi, sehingga para anggota organisasi
melakukannya dengan perasaan senang, tidak tertekan dan dalam suasana kegairahan yang
tinggi. Sebaliknya para anggota dapat terpenuhi kebutuhannya. Secara umum dapat dikatakan
bahwa semakin terpenuhi kebutuhan seseorang dalam organisasi, semakin termotivasilah ia
dalam meningkatkan tugas-tugasnya. Pendapat ini sejalan dengan Robin yang mengemukakan
bahwa motivasi organisasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
untuk tujuan organisasi yang di kondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi
beberapa kebutuhan individual. Motivasi ini dapat pula dikatakan sebagai energi untuk
membangkitkan dorongan dalam diri.

2.2. Proses Timbulnya Motivasi


Motivasi seseorang bisa tumbuh karena ada beberapa hal yang mendasari, antara lain :
a. Kebutuhan yang belum terpenuhi.
b. Mencari dan memilih berbagai cara untuk memuaskan kebutuhan.
c. Perilaku yang diarahkan pada tujuan.
d. Evaluasi perilaku.
e. Imbalan atau hukuman.
f. Kepuasan.
g. Menilai kembali kebutuhan yang belum terpenuhi.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi


Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang. Faktor ini dapat diklasifikasikan
menjadi :
a. Faktor internal yang merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu. Terdiri atas :
a) Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk
melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi.
b) Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi)
untuk berusaha agar menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan
serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong
individu untuk berprestasi.
c) Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi
objektif dari lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang.
Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
d) Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang
berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total
e) Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul dalam diri
individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
b. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu. Terdiri atas:

a) Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu
sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk
menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni.
b) Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat
dimana individu bergabung dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam
mencapai suatu tujuan perilaku tertentu.
c) Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk berhubungan dengan
rasa mampunya dalam melakukan interaksi secara efektif dengan lingkungannya.
d) Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau kualitas dari objek
pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat
mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan
yang lebih besar.
Selain itu pengklasifikasian faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi juga dapat dilihat
dari :
a) Karakteristik individu terdiri dari minat, sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, situasi
pekerjaan, kebutuhan individual, kemampuan atas kompetensi, pengetahuan tentang
pekerjaan, emosi, suasana hati, perasaan keyakinan dan nilai-nilai. Bila faktor-faktor
dalam pekerjaan cocok dengan karakteristik individu, orang cenderung untuk termotivasi
menjalankan tugasnya.
b) Pekerjaan terdapat factor dalam pekerjan dan factor lingkungan pekerjaan. Factor dalam
pekerjaan seperti sifat pekerjaan, rancangan tugas/pekerjaan, pemberian pengakuan
terhadap prestasi, tingkat tanggungjawab yang diberikan, adanya perkembangan atau
kemajuan dalam pekerjaan dan adanya kepuasan dari pekerjaan. Faktor lingkungan
pekerjaan seperti gaji, kebijakan-kebijakan perusahaan, supervisi, hubungan antar
manusia, kondisi pekerjaan dan budaya organisasi.

2.4 Teori - Teori Motivasi


Teori motivasi muncul sebagai upaya pemimpin organisasi yang mendambakan suatu
situasi di mana seluruh anggota mempunyai gairah kerja dan produktivitas yang tinggi. Robbins
(2001) mengklasifikasikan teori motivasi menjadi dua bagian, yaitu teori dini tentang motivasi
dan teori kontemporer tentang motivasi:
1) Teori Dini tentang Motivasi
a. Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Maslow. Teori ini memiliki implikasi praktis
bagi manajer karena mampu menawarkan suatu pola yang mudah dipahami dalam
menangani persoalan motivasi di tempat kerja.
b. Teori X dan Teori Y. Douglas Mc. Gregor mengemukakan dua pandangan berbeda
tentang manusia, yaitu :
Teori X (Negatif) Teori Y (Positif)
 Tidak suka pekerjaan  Suka pekerjaan
 Malas  Kreatif
 Tidak suka tanggungjawab  Bertanggungjawab
 Mengedepankan kemanan  Inovatif
Karyawan harus dipaksa agar berprestasi. Pemimpin sebaiknya demokratis, dapat
Manajer dapat menggunakan pendekatan menawarkan sikap membantu,
langsung, mengendalikan dan mengawasi mendukung, dan mempermudah orang-
bawahan secara ketat. orang dalam mengembangkan kreativitas.

c. Teori Motivasi – Higiene atau Teori Dua Faktor oleh Fredrick Herzberg yaitu faktor
hegiene merupakan faktor yang dapat menyebabkan ataupun mencegah ketidakpuasan
dan faktor motivator merupakan faktor intrinsik yang membawa pengembangan sikap
positif dan pendorong pribadi.
2) Teori Kontempor tentang Motivasi
a. Teori ERG oleh Clayton Aldefer.
Teori ini merupakan modifikasi pengelompokkan kembali teori kebutuhan Maslow. Hal
tersebut karena Aldefer berdalih mungkin saja seorang individu suatu ketika akan
memenuhi beberapa kebutuhannya secara simultan atau serentak.
b. Teori Kebutuhan David McClallend
Terdiri dari kebutuhan akan prestasi atau Need for Achievement (nAch), kebutuhan akan
kekuasaan atau Need for Power (nPow), dan kebutuhan akan afiliasi atau Need for
Affiliation (nAff).
c. Teori Penetapan Tujuan
Teori ini menguraikan hubungan antara tujuan dengan prestasi kerja yang mana karyawan
yang memahami tujuan organisasi dapat berpengaruh terhadap perilaku kerjanya. Dengan
menetapkan tujuan yang lebih menantang akan meningkatkan prestasi dengan asumsi para
karyawan berkomitmen terhadap tujuan, percaya diri atau mempunyai keefektifan diri dan
kinerja yang dianggap penting.
d. Teori Penguatan
Terdapat tiga jenis penguatan yang dapat digunakan manajer untuk memodifikasi motivasi
karyawan, yaitu: Penguatan positif, Penguatan negative/penghindaran, dan Hukuman. Teori
penguatan yang dijelaskan B. F. Skinner dalam Robbins dan Coulter (2004) bahwa orang
kemungkinan besar berperilaku seperti yang dikehendaki apabila ia mendapat imbalan
untuk berbuat hal itu.
e. Teori Keadilan/Kesetaraan
Teori ini dikembangkan oleh J. Stacey Adam yang menyatakan bahwa setiap individu
menurut teori ini akan membandingkan masukan dan keluaran pekerjaan mereka dengan
masukan/keluaran orang lain, dan ia akan berespon untuk menghilangkan setiap
ketidakadilan yang dirasakan.
f. Teori Harapan (Ekspektasi)
Victor Vroom mengatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang untuk melakukan
suatu tindakan tertentu bergantung pada kekuatan yang berupa harapan, bahwal hasil
tindakannya tersebut akan diikuti oleh suatu output tertentu dan daya tarik output tersebut.
Teori ini berdalih bahwa motivasi ditentukan oleh pemahaman seorang individu terhadap
hubungan antara usaha dengan kinerja, dan oleh keinginan atau dambaan terhadap hasil
yang dikaitkan dengan berbagai tingkat kinerja. Teori ini memfokuskan pada tiga
hubungan, yaitu sebagai berikut: hubungan upaya-kinerja, hubungan kinerja-ganjaran dan
hubungan ganjaran-tujuan pribadi. Jadi, untuk menerapkan teori ini seorang pemimpin
wajib memahami tiga hal, yaitu: harapan (Expectancy), instrumentalitas (insterumentaly)
dan valensi, (valence).
BAB III

KESIMPULAN

Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau
tidak pada hakekatnya secara internal dan eksternal yang dapat positif atau negatif untuk
mengarahkannya sangat bergantung kepada motivator. Sedangkan motif adalah dorongan / daya
dorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi seseorang bisa tumbuh karena ada
beberapa hal yang mendasari, antara lain : kebutuhan yang belum terpenuhi, mencari dan
memilih berbagai cara untuk memuaskan kebutuhan, perilaku yang diarahkan pada tujuan,
evaluasi perilaku, imbalan atau hukuman, kepuasan dan menilai kembali kebutuhan yang belum
terpenuhi.

Adapun factor-faktor yang dapat mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal yang
merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor eksternal merupakan faktor
yang berasal dari luar diri individu. Selain itu pengklasifikasian faktor-faktor yang
mempengaruhi motivasi juga dapat dilihat dari karakeristik individu dan pekerjaan. Teori
motivasi muncul sebagai upaya pemimpin organisasi yang mendambakan suatu situasi di mana
seluruh anggota mempunyai gairah kerja dan produktivitas yang tinggi. Teri motivasi terdiri dari
teori dini tentang motivasi dan teori kontempor tentang motivasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ardana, Komang, dkk. 2009. Perilaku Keorganisasian Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu

Steppen P. Robins-Timothy A Judge. 2008, Organizational Behavior 12th edition.Pearson


Education Icn Salemba Empat.

Winardi, 1992. Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Kahdar W, Edih. Kompensasi Sebagai Motivasi Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan.


http://www.situsriau.com/read-2001-14157-2013-08-27-bupati-rohul-tambah-tunjangan-pns-dan-
honorer--.html

Anda mungkin juga menyukai