Anda di halaman 1dari 119

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH


(PNT 1201)

Disusun oleh :
1. Ady Bayu Prakoso (13286)
2. Annisa Mega Rachmadina (13098)
3. Chailendriani Pradaneira A. (13390)
4. Felisitas Syntia Herliandy (13224)
5. Rifqi Sulthan (13391)
6. Riya Fatma Sari (13284)

Golongan/Kelompok : A1/2
Nama Asisten : Ricky Christo Ajiputro

LABORATORIUM TANAH UMUM


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

0
LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH (PNT 1201A1)


ACARA I
KADAR LENGAS TANAH

Disusun oleh :
1. Ady Bayu Prakoso (13286)
2. Annisa Mega Rachmadina (13098)
3. Chailendriani Pradaneira A. (13390)
4. Felisitas Syntia Herliandy (13224)
5. Rifqi Sulthan (13391)
6. Riya Fatma Sari (13284)
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 3 Maret 2014
Golongan/Kelompok : A1/2
Nama Asisten : Ricky Christo Ajiputro

LABORATORIUM TANAH UMUM


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

1
ACARA I
KADAR LENGAS TANAH

ABSTRAK
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah dengan judul “Kadar Lengas Tanah” dilakukan
pada hari Senin, 3 Maret 2014 di Laboratorium Ilmu Tanah Umum, Jurusan Ilmu Tanah,
Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan dari praktikum ini
adalah untuk mengetahui kadar lengas kering angin (udara) pada beberapa jenis tanah,
serta faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, untuk mengetahui kadar lengas
suatu tanah dilakukan melalui perhitungan Kadar Lengas (KL). Kadar lengas (KL)
sering disebutkan sebagai kandungan air (moisture) yang terdapat dalam tanah. Alat dan
bahan yang digunakan selama percobaan berlangsung yaitu 6 buah botol timbang, contoh
tanah Ø 2,0 mm; Ø 0,5 mm; tanah bongkah (agregat utuh), timbangan dan oven. Metode
yang digunakan adalah metode gravimetri yaitu metode dengan menghitung selisih berat
lengas tanah antara sebelum dan sesudah dikeringkan. Hasil yang diperoleh dari
percobaan kadar lengas yaitu pada tanah Entisol dengan diameter 2 mm memiliki kadar
lengas 5,61%, Ø 0,5 mm memiliki kadar lengas 5,15% dan bongkah 1,93%. Tanah Alfisol
Ø 2mm kadar lengasnya 14,708%, pada diameter 0,5 mm kadar lengas yang dihasilkan
sebesar 11,449% dan tanah bongkah 7,566%. Untuk tanah Vertisol, Ø 2 mm memiliki
kadar lengas 13,741%, Ø 0,5 mm kadar lengasnya 13,332% dan bongkah kadar
lengasnya 12,858%. Pada tanah Ultisol Ø 2 mm kadar lengas yang dihasilkan adalah
13,547%, diameter 0,5 mm memiliki kadar lengas 8,544% dan tanah bongkah kadar
lengasnya sebesar 8,77%. Sedangkan tanah yang terakhir yaitu tanah Molisol, kadar
lengas 17,69% dimiliki oleh tanah dengan Ø 2mm, kadar lengas Ø 0,5 mm sebesar
16,005% serta pada tanah bongkah kadar lengasnya 15,48%.
Kata Kunci : Kadar lengas, contoh tanah, metode gravimetri.

I. PENGANTAR Adapun hal-hal yang mempengaruhi proses


pembentukan tanah yaitu bahan induk,
Tanah merupakan lapisan
topografi, iklim dan organisme yang
permukaan bumi yang sangat penting
bekerja pada waktu tertentu. Pengaruh
keberadaannya. Selain sebagai tempat
tersebut mengakibatkan kenampakan dan
berpijaknya manusia dan hewan, tanah juga
sifat-sifat tanah di daerah yang satu dengan
menjadi tempat tumbuhnya akar-akar
daerah yang lain berbeda. Dengan kata lain,
tanaman serta berbagai organisme yang
karena intensitas tanah tiap daerah berbeda,
hidup di dalam tanah. Tanah mengandung
maka tanah yang terbentuk pun juga akan
berbagai macam komponen penyusun tanah
berbeda.
yang berpengaruh terhadap pembentukan
tanah dan menjadi satu kesatuan yang utuh Keberadaan kadar lengas sangat
yang akan membentuk bagian baru. Bahan penting di dalam bidang pertanian, karena
mineral, bahan organik, air serta udara melalui proses pengaturan lengas akan
merupakan bahan utama penyusun tanah. dikontrol, begitu pula dengan serapan hara

2
dan pernapasan akar-akar tanaman yang dengan peningkatan permukaan jenis zarah
dapat berpengaruh pada pertumbuhan dan dan kerapatan muatan elektrostatik zarah
produksi tanah. Kandungan lengas dalam tanah. Tegangan lengas tanah juga
tanah juga berbeda-beda, baik itu pada menentukan berapa banyak air yang dapat
setiap lapisan maupun pada tiap jenis tanah. diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah
Berdasarkan uraian tersebut, perlu yang mampu diserap oleh tumbuhan
dilakukan percobaan untuk mengetahui dinamakan air ketersediaan
kadar lengas suatu tanah yang tersedia di (Notohadiprabowo, 2006).
laboratorium (entisol, alfisol, ultisol, Kandungan air tanah memiliki peran
vertisol dan molisol). penting terhadap lingkungan dan iklim.
Tanah memiliki kualitas yang Kandungan air tanah mempengaruhi
berbeda di setiap wilayah. Pada tahun 1994, hidrologi dan proses pertanian dan berbagai
Soil Science Society of America (SSSA) proses lainnya. Demikian juga berdampak
telah mendefinisikan kualitas tanah sebagai pada sistem iklim melalui umpan balik
kemampuan tanah untuk menampilkan atmosfer (Anonim, 2010). Dalam kaitannya
fungsi-fungsinya dalam penggunaan lahan dengan daya penyimpanan air, tanah
atau ekosistem untuk menopang pasiran mempunyai daya pengikat terhadap
produktivitas biologis, mempertahankan lengas tanah pasiran yang didominasi oleh
kualitas lingkungan dan meningkatkan pori-pori mikro satu. Oleh karena itu, air
kesehatan manusia, hewan, serta tumbuhan yang jatuh ke tanah pasiran akan segera
(Agehara and Warncke, 2005). mengalami perkolasi dan air kapiler akan
mudah lepas karena adanya proses
Keberadaan air dalam tanah
evaporasi (Mukhid, 2010).
mempunyai tingkat tegangan yang berbeda-
beda (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1991). II. METODOLOGI
Kemampuan tanah menahan air antara lain Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
dipengaruhi oleh tekstur tanah. Tanah-tanah dengan judul “Kadar Lengas” ini
yang bertekstur kasar mempunyai daya dilaksanakan pada hari Senin, 3 Maret 2014
menahan air lebih kecil dibandingkan tanah di Laboratorium Ilmu Tanah Umum,
bertekstur halus. Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
Lengas tanah merupakan air yang Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
terdapat dalam tanah yang terikat oleh Bahan-bahan yang digunakan selama
berbagai kakas (matrik, osmosis dan percobaan dilakukan yaitu contoh tanah
kapiler). Kakas ini meningkat sejalan Entisol, Alfisol, Vertisol, Ultisol dan

3
Molisol yang masing-masing berdiameter 2 dengan tutupnya dan dimisalkan b gram,
mm dan diameter 0,5 mm. Selain itu, lalu ditulis pada label yang telah ditempel
digunakan juga contoh tanah bongkah pada masing-masing botol. Ke-enam botol
(agregat utuh). Adapun alat yang digunakan timbangtersebut dimasukkan ke dalam oven
yaitu 6 buah botol timbang, timbangan serta dengan tutup sedikit terbuka pada suhu
oven. 105°-110° C selama satu malam. Setelah
dioven, botol dikeluarkan dari oven lalu
Cara kerja pada praktikum “Kadar
ditutup rapat dan dibiarkan dingin di dalam
Lengas” ini adalah mula-mula enam buah
desikator kira-kira selama 15-30 menit.
botol timbang kosong diberi label, lalu
Langkah akhir yaitu botol ditimbang dalam
masing-masing botol dengan tutupnya
keadaan ditutup rapat dan hasil timbangan
ditimbang dan dimisalkan sebagai a gram.
dimisalkan sebagai c gram, kemudian
Kemudian, diisi dua per tiga volume botol
dihitung kadar lengasnya dengan rumus:
dengan contoh tanah Ø 2 mm, Ø 0,5 mm
dan tanah bongkah yang masing-masing ( 𝑏−𝑐 )
Kadar Lengas (KL) = ( 𝑐−𝑎 )x 100%
dibuat dua kali ulangan (duplo). Setelah
diisi dengan tanah, botol ditimbang kembali
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Kadar Lengas Tanah

KELOMPOK CONTOH TANAH KL (%)

Ø 2 mm (1)

Ø 2mm (2) 14,708

1. Alfisol Ø 0,5 mm (1)

Ø 0,5 mm (2) 11,4495

Bongkah (1)

Bongkah (2) 7,566

Ø 2 mm (1)

Ø 2mm (2) 5,61

Ø 0,5 mm (1)

2. Entisol Ø 0,5 mm (2) 5,15

4
Bongkah (1)

Bongkah (2) 1,93

Ø 2 mm (1)

Ø 2mm (2) 13,7415

3. Vertisol Ø 0,5 mm (1)

Ø 0,5 mm (2) 13,3325

Bongkah (1)

Bongkah (2) 12,8586

Ø 2 mm (1)

Ø 2mm (2) 13,547

4. Ultisol Ø 0,5 mm (1)

Ø 0,5 mm (2) 8,544

Bongkah (1)

Bongkah (2) 8,779

Ø 2 mm (1)

Ø 2mm (2) 17,65

5. Mollisol Ø 0,5 mm (1)

Ø 0,5 mm (2) 16,005

Bongkah (1)

Bongkah (2) 15,48

Pada praktikum kali ini, dilakukan %, Ø 0,5 mm sebesar 11,4495 % dan kadar
percobaan kadar lengas suatu tanah dari lengas pada tanah bongkah yaitu 7,566 %.
contoh tanah yang tersedia seperti pada Pada tanah entisol Ø 2 mm kadar lengasnya
tabel di atas. Dari data hasil percobaan di adalah 5,61 %, Ø 0,5 mm kadar lengasnya
atas, dapat diketahui bahwa kadar lengas 5,15 % dan pada tanah bongkah sebesar
pada tanah alfisol Ø 2 mm sebesar 14,708 1,93 %. Tanah vertisol Ø 2mm memiliki

5
kadar lengas sebesar 13,7415 %, Ø 0,5 mm tekstur lempung debuan jenis tanah ini pada
sebesar 13,3325 % dan tanah bongkah diameter 0.5 mm dan 2 mm memiliki kadar
kadar lengasnya sebesar Ø 12,8586 %. lengas tertinggi, dan pada bongkahan pada
Tanah ultisol Ø 2 mm kadar lengasnya urutan kedua. Ultisol bersifat lembab serta
sebesar 13,547 %, Ø 0,5 mm kadar terjadi pembentukan plinthite dan fragipan
lengasnya 8,544 % dan tanah bongkah yang mengakibatkan gerakan air dalam
memiliki kadar lengas 8,779 %. Sedangkan tanah sehingga memungkinkan tanah jenis
kadar lengas tanah mollisol dengan Ø 0,5 ini untuk bisa menyimpan air cukup baik.
mm adalah 16,005 %, Ø 2 mm adalah 17,65 Lengas tanah adalah air yang terikat
% dan pada tanah bongkah memiliki lengas di dalam pori tanah bersama-sama dengan
sebesar 15,48 %. Jika data tersebut garam yang larut di dalamnya membentuk
diurutkan dari yang terendah hingga ke data larutan tanah yang penting sebagai
yang tertinggi, maka diperoleh hasil bahwa perantara untuk memberikan unsur-unsur
untuk tanah dengan Ø 0,5 mm Entisol < hara tanah. Berdasarkan ketersediaannya,
Ultisol < Alfisol < Vertisol < Mollisol. Pada lengas dibagi menjadi : 1) air kelebihan, 2)
tanah Ø 2 mm, Entisol < Ultisol < Vertisol air tersedia dan 3) air tidak tersedia. Air
< Alfisol < Mollisol. Sedangkan untuk kelebihan merupakan air yang terikat di atas
tanah bongkah diperoleh data bahwa tanah kapasitas lapang dan tidak menguntungkan
Entisol < Alfisol < Ultisol < Vertisol < bagi tanaman tingkat tinggi. Air tersedia
Mollisol. merupakan air yang terikat di atas kapasitas
Entisol memliki kadar lengas tanah lapang dan titik layu permanen, serta air
terendah dibanding jenis tanah lainnya baik tidak tersedia merupakan air yang terikat
pada diameter 0.5 mm, 2 mm, maupun dalam tanah pada titik layu permanen.
bongkah. Hal tersebut terjadi karena tekstur Tanah Alfisol adalah tanah yang
entisol berupa pasiran dengan tekstur berkembang di daerah hutan humid, di
tersebut meabilitasnya rendah sehingga mana perpindahan lempung menghasilkan
kurang menangkap air, oleh karena itu horizon Bt, yang mengandung 20% atau
tanah entisol perlu banyak membutuhkan lebih daripada horizon A, dan tanahnya
air, karena air yang hilang akibat infiltrasi cukup mengalami pencucian dalam
sangat besar. Tanah mollisol merupakan pelapukan. Akumulasi liat dalam horizon
tanah yang memliki bahan organik yang organic b (Bt) dapat menyebabkan
cukup tinggi sehingga tanahnya pun subur kapasitas tukar kation horizon B maksimum
dengan hanya sedikit pencucian, dengan pada sejumlah tanah. Reaksi tanah

6
bervariasi antara masam hingga netral Tanah entisol cenderung memiliki
(Foth, 1998). Menurut Purwanto (2009) tekstur yang kasar dengan kadar organik
dalam Anggrahini (2009),tanah Alfisols dan nitrogen rendah, tanah ini mudah
mempunyai kandungan C-Organik tanah teroksidasi dengan udara, untuk tanah
tinggi sebesar 3.89, tingginya kandungan entisol, kelembapan dan pH nya selalu
C-Organik dikarenakan adanya berubah, hal ini karena tanah entisol selalu
pengelolaan dengan penambahan bahan basah dan terendam dalam cekungan. Dan
organik sehingga kandungan C-Organik tanah yang memiliki kadar asam yang
ditanah Alfisols tinggi. Sedangkan menurut kurang baik untuk ditanami, karena
Munir, (1992) pada umumnya tanah Alfisol memiliki kadar asam yang sangat tinggi
mempunyai kandungan C-Organik sedang atau sangat rendah.Berdasarkan hasil
hingga rendah. Tanah Alfisols mempunyai penelitian Dahlan, dkk (2008) diperoleh
pH 5.2 (masam), tanah pada pH dibawah data bahwa kadar lengas tanah entisol
5,0 proses nitrifikasi menurun, namun sebesar 5,10 %, kandungan C-organiknya
seringkali masih dijumpai bakteri nitrifikasi 1,26 %, pH H2O tanah sebesar 5,80 dan
dan NO3- pada pH 4,5. Hal tersebut C/Nnya 11,50. Kadar lengas dari data
kemungkinan karena adanya bakteri percobaan kami sesuai dengan hasil data
nitrifikasi asidofilik, nitrifier heterotrop dan penelitian orang lain.
atau terdapat situs mikro (niche)Alfisol Ultisol bervariasi dalam warna dari
dicirikan oleh horizon elluviasi dan illuviasi ungu-merah, orange kemerahan dengan
yang jelas. yang alkalin (Myrold cit terang-menyilaukan, untuk oranye pucat
Purwanto, 2009). Kadar lengas tanah kekuningan-dan bahkan beberapa nada
Alfisols 4,86 %, sedangkan proses kekuningan-coklat tenang. Mereka
nitrifikasi berlangsung optimal pada tanah- biasanya cukup asam, sering memiliki pH
tanah dengan kadar lengas kapasitas kurang dari 5. Hasil warna merah dan
lapangan 60 % dari ruang pori yang terisi kuning dari akumulasi oksida besi (karat)
air. Jika dibandingkan dengan data
yang sangat tidak larut dalam air. Banyak
percobaan kami, kadar lengas yang didapat nutrisi, seperti kalsium dan potasium.
dari hasil praktikum kami dengan hasil Menurut M. Dahlan, Mulyati dan Ni Wayan
penelitian orang lain sangat berbeda. Hal Dwiani Dulur dalam Jurnal Agroteksos
tersebut terjadi karena pengaruh Vol. 18 No. 1-3 bulan Desember 2008
lingkungan. halaman: 20-26, menerangkan bahwa kadar
lengas untuk tanah Ultisol adalah sebesar

7
kurang lebih 5,6%. Ultisol memiliki tekstur lempung yang tinggi, bertekstur halus, dan
lempung dan berasal dari bahan induk daya permeabilitas rendah sehingga
lempung. Hal ini menyebabkan daya kemampuan menahanairnya besar.
permeabilitasnya rendah sehingga mampu Tanah yang termasuk ordo Vertisol
menahan air. merupakan tanah dengan kandungan liat
Mollisols adalah bagian tanah di tinggi (lebih dari 30%) di seluruh horizon,
taksonomi tanah USDA. Mollisols ada di mempunyai sifat mengembang dan
daerah semi-kering untuk wilayah semi- mengkerut. Kalau kering tanah mengkerut
lembab, biasanya di bawah penutup padang sehingga tanah pecah-pecah dan keras.
rumput. Dengan beberapa daerah padang Vertisols sangat cocok untuk padi karena
pasir adalah area bercurah hujan tinggi yang mereka hampir kedap saat jenuh. Pertanian
mendukung rumput cenderung menutupi tadah hujan sangat sulit karena vertisols
tanah dengan sempurna dan menghasilkan dapat bekerja hanya dalam jarak yang
bahan organik. Mollisols telah mendalam, sangat sempit kondisi kelembaban: mereka
bahan organik tinggi, diperkaya gizi- sangat keras ketika kering dan sangat
permukaan tanah (horizon A), biasanya lengket bila basah. Menurut penelitian
antara 60-80 cm. Permukaan horison ini Novrizal dan Suwardji dalam Prospek
subur, dikenal sebagai epipedon mollic, Pengembangan Tanaman Jarak Pagar
adalah fitur diagnostik mendefinisikan (Jatropa curcas) pada Berbagai Order
Mollisols. Sangat dipengaruhi oleh Tanah di Pulau Lombok disebutkan bahwa
kebakaran dan pedoturbation berlimpah Vertisol memiliki kadar lengas kapasitas
dari organisme seperti semut dan cacing lapang sebesar 29,36 persen dan tekstur
bumi. epipedons Mollic hasil dari tanah liat berpasir. Tanah Vertisol memiliki
penambahan jangka panjang dari bahan pasir yang lebih dominan yaitu sebesar
organik berasal dari akar tanaman, dan 57%, liat sebesar 38%, dan debu sebesar
biasanya memilikI lembut, butiran, struktur 5%. Dari jumlah persen pasir, liat, dan debu,
tanah. Berdasarkan penelitian Novrizal dan Vertisol yang digunakan memiliki kelas
Suwardji dalam Prospek Pengembangan tekstur liat berpasir (Suwardji dkk., 2006).
Tanaman Jarak Pagar (Jatropacurcas) pada Yasin (2004) menyebutkan tanah Vertisol
Berbagai Order Tanah di Pulau memiliki kadar liat yang tinggi ( > 35%).
Lombok dalam Jurnal Pertanian, Vertisol dapat menyimpan air dalam jumlah
Rendzina memiliki kadar lengas sebesar yang lebih besar dan pengikatan antar
35,18%. Rendzina memiliki kadar partikel tanah yang kuat.

8
Kadar lengas merupakan kandungan menjaga suhu tanah agar tidak terlalu panas
air yang terdapat dalam pori tanah. Faktor- maupun terlalu dingin. Sedangkan fungsi
faktor yang mempengaruhi kadar lengas lengas tanah bagi pertumbuhan tanaman
yaitu, anasir iklim, kandungan bahan yaitu mengantar unsur hara ke tanaman,
organik dan fraksi lempung tanah, topografi mengisi bagian sel-sel tanah dan
dan adanya bahan penutup tanah (bahan menetralkan suhu tubuh tanaman. Fungsi
organik maupun anorganik). Iklim mengetahui kadar lengas tanah dalam
berpengaruh pada sedikit banyaknya air pertanian yaitu untuk mengetahui serapan
pada tanah. Metode ini dilakukan berdasar hara serta pernafasan akar tanaman yang
selisih antara curah hujan dan penguapan selanjutnya akan berpengaruh pada
atau evaporasi. Bahan organik dan lempung pertumbuhan dan produksi tanaman. Kadar
berguna sebagai penyimpan air. Bahan lengas dapat digunakan untuk menduga
organik dan lempung berbentuk koloid dan kebutuhan air dalam persawahan, proses
mempunyai luas permukaan yang besar irigasi, mengetahui suatu jenis tanah
sehingga dapat menyimpan air dalam terhadap daya penyimpanan air dan
jumlah banyak. Topografi atau relief digunakan dalam
berpengaruh pada kecepatan infiltrasi air perhitungan nilai perbandingan dispersi
dan mempercepat bekurangnya kadar (NPD)serta untuk mengetahui daya tahan
lengas melalui permukaan tanah. Relief terhadap erosi yang semuanya ditu berguna
datar dan cekung akan mengalami infiltrasi dalam menentukan jenis tanaman serta
yang besar, sedangkan relief curam akan lokasi yang tepat untuk bertanam.
megalami kehilangan air yang besar. Kadar lengas dapat diketahui
Penutup tanah seperti mulsa organik, dengan menggunakan berbagai macam
plastik, kain atau kertas akan mengurangi metode, antara lain: gravimetri,
terjadinya penguapan atau evaporasi tensiometer, pancaran neutron, dan
sehingga kandungan lengas dalam tanah kalsium. Metode ini masing-masing
lebih awet.
mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Lengas tanah memiliki fungsi yang Metode gravimetris yaitu menghitung
penting dalam pembentukan tanah dan selisih berat lengas antara sebelum dan
pertumbuhan tanaman. Dalam setelah dikeringkan, namun dalam
pembentukan tanah, lengas tanah berfungsi pemakaiannya timbangan harus sensitive
untuk membantu proses pelapukan batuan karena diperlukan ketelitian yang
baik secara fisik maupun kimia, serta tinggi dalam baca data agar hasil tidak salah

9
dan menyimpang. Untuk itulah, diperlukan IV. KESIMPULAN
timbangan yang sama untuk a,b, dan c Berdasarkan percobaan yang telah
dalam menimbang berat, keunggulannya dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
harganya murah dan dalam menentukan
1. Lengas tanah merupakan air yang
nilai berat suatu percobaan akan lebih cepat.
terdapat dalam tanah yang terikat
Metode tensiometer yaitu mengkalibrasikan
oleh berbagai kakas (matrik,
antara ketinggian air raksa dalam
osmosis dan kapiler)
kelemahannya yang terdesak oleh air dalam
2. Metode yang digunakan adalah
tanah dengan kurva standard,
metode gravimetri
kelemahannya adalah harus dengan kurva
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
standard dan butuh waktu lama dalam
kadar lengas yaitu, anasir iklim,
pengukurannya. Keunggulannya dapat
kandungan bahan organik dan
melihat fluktuasi air tanah. Pancaran
fraksi lempung tanah, topografi dan
neutron digunakan untuk menghitung
adanya bahan penutup tanah
partikel neutron yang tertabrak oleh air
4. Urutan data dari yang terendah
tanah dan tercatat oleh detektor tetapi
hingga ke data yang tertinggi, maka
detektor harus sensitif dan harganya sangat
diperoleh hasil bahwa untuk tanah
mahal, kelebihan yang dimiliki adalah
dengan Ø 0,5 mm Entisol < Ultisol
metode ini hasilnya sangat rinci. Metode
< Alfisol < Vertisol < Mollisol. Pada
kalsium adalah kandungan lengas terukur
tanah Ø 2 mm, Entisol < Ultisol <
yaitu tekanan yang dicatat oleh manometer
Vertisol < Alfisol < Mollisol.
akibat desakan gas hasil reaksi antara bahan
Sedangkan untuk tanah bongkah
karbit dengan air tanah, dan lain-lain,
diperoleh data bahwa tanah Entisol
kelemahan dari metode ini, kadar yang kecil
< Alfisol < Ultisol < Vertisol
tidak dapat terdeteksi dan keunggulannya
<Mollisol
murah. Serta dapat dilakukan langsung
dilapangan, dari semua metode yang
digunakan dalam praktikum pengukuran V. PENGHARGAAN
kadar lengas ini adalah metode gravimetris.
Puji syukur kami panjatkan kepada
Alasannya karena metode ini lebih cepat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah
dan murah. Akan tetapi penimbangannya
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami
harus dilakukan seteliti mungkin sebab jika
dapat mengikuti praktikum dan
terjadi kekeliruan dalam penimbangan
menyelesaikan laporan dasar-dasar ilmu
maka hasil akan menyimpang dari tensi.

10
tanah acara IX yang berjudul Kadar Kapur pada berbagai order tanah di pulau
Lombok. Jurnal Pertanian. Lombok :
Setara Tanah. Kami mengucapkan terima
23-30.
kasih kepada dosen-dosen pengampu mata
Purwanto, H. 2009. Biologi Tanah (Kajian
kuliah dasar-dasar ilmu tanah. Orang tua Pengelolaan Tanah Berwawasan
Lingkungan). Penerbit Indonesia
kami yang senantiasa memberi dukungan
Cerdas. Yogyakarta.
kepada kami. Ricky Christo Ajiputro selaku
Sasongko, Katon 2013. DDIT Kadar
asisten praktikum kelompok kami Lengas
(kelompok 2), dan seluruh asisten Tanah.<http://katonsasongko.wordpr
ess.com/2013/03/05/ddit-kadar-
praktikum dasar-dasar ilmu tanah yang lengas-tanah/>. Diakses pada 11
telah membimbing sehingga laporan ini April 2014.

dapat terselesaikan, serta kepada teman- Suwardji dan Joko. 2003. Inventarisasi
Luas Lahan Kritis Propinsi Nusa
teman kelompok 2 dan teman-teman Tenggara Barat, Mataram.
golongan A1 yang telah membantu dan Yasin. 2004. Pengantar Klasifikasi Tanah:
bekerjasama dalam proses pengerjaan Bahan Ajar MK Klasifikasi Tanah.
Mataram, Fakultas Pertanian
laporan maupun ketika praktikum Universitas Mataram.
berlangsung. Semoga ilmu yang diperoleh
dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

DAFTAR PUSTAKA
Anggrahini, N., 2009. Dinamika N NH4+, N
NO3-dan potensial nitrifikasi tanah di
alfisols, jumantono dengan berbagai
perlakuan kualitas seresah (Albisia
falcataria (sengon laut) dan Swietenia
mahogani (mahoni))
Dahlan, M., Mulyati dan N. W. D. Dulur,
2008. Studi aplikasi pupuk organik
dan anorganik terhadap perubahan
beberapa sifat tanah entisol. Jurnal
Agroteksos. Mataram (18) 1-3: 20-26
Foth, Henry D. 1984. Dasar-Dasar Ilmu
Tanah, Edisi Ketujuh, Diterjemahkan
oleh: Endang Dwi Purbayanti, dkk.
Jogjakarta: Gadjah Mada University
Press.
Novrizal dan Suwardji.
2007. Prospek pengembangan
tanaman jarak pagar (Jatropa Curcas)

11
LAMPIRAN
A. Perhitungan
1. Alfisol
a. Diameter 0,5mm (I)
45,484 − 43,738
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
43,738 − 28,204
= 11,239%
b. Diameter 0,5mm (II)
40,858 − 39,009
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
39,009 − 22,679
= 11,658%
Rata-rata
11,239 + 11,658
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 11,4485%
c. Diameter 2mm (I)
66,087 − 63,937
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
63,937 − 45,815
= 11,644%
d. Diameter 2mm (II)
40,858 − 39,009
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
39,009 − 22,679
= 17,773%
Rata-rata
11,4485 + 17,773
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 14,708%
e. Bongkah (I)
30,469 − 29,827
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
29,827 − 21,047
= 13,007%
f. Bongkah (II)
31,827 − 30,183
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
30,183 − 21,055
= 2,126%

12
Rata-rata
13,007 + 2,126
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
2. Entisol
a. Diameter 0,5mm (I)
39,687 − 39,190
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
39,190 − 30,282
= 5,63%
b. Diameter 0,5mm (II)
54,659 − 54,034
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
54,034 − 42,954
= 5,64%
Rata-rata
5,63 + 5,64
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 5,15%
c. Diameter 2mm (I)
56,501 − 55,921
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
55,921 − 44,600
= 5,123%
d. Diameter 2mm (II)
38,199 − 37,431
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
37,431 − 22,598
= 5,177%
Rata-rata
5,123 + 5,177
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 5,61%
e. Bongkah (I)
64,271 − 64,072
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
64,072 − 52,935
= 1,786%
f. Bongkah (II)
40,258 − 40,075
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
40,075 − 31,235
= 2,07%

13
Rata-rata
1,786 + 2,07
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 1,93%
3. Vertisol
a. Diameter 0,5mm (I)
55,79 − 53,93
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
53,93 − 40,03
= 13,38%
b. Diameter 0,5mm (II)
47,89 − 46,09
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
46,09 − 32,54
= 13,284%
Rata-rata
13,38 + 13,284
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 13,3325%
c. Diameter 2mm (I)
50,05 − 48,53
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
48,53 − 37,48
= 13,7556%
d. Diameter 2mm (II)
36,09 − 34,09
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
34,09 − 22,598
= 17,4034%
Rata-rata
13,7556 + 17,4034
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 13,7415%
e. Bongkah (I)
44,79 − 43,38
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
43,38 − 32,46
= 12,912%
f. Bongkah (II)
45,09 − 43,83
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
43,83 − 33,99

14
= 12,804%
Rata-rata
12,912 + 12,804
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 12,8586%
4. Ultisol
a. Diameter 0,5mm (I)
55,623 − 54,601
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
54,601 − 41,029
= 7,53%
b. Diameter 0,5mm (II)
39,437 − 38,214
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
38,214 − 25,432
= 9,568%
Rata-rata
7,53 + 9,568
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 8,779%
c. Diameter 2mm (I)
41,195 − 45,139
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
45,139 − 31,794
= 29,554%
d. Diameter 2mm (II)
57,137 − 55,622
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
55,622 − 46,531
= 16,664%
Rata-rata
29,554 + 16,664
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 13,547%
e. Bongkah (I)
59,027 − 58,262
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
58,262 − 47,604
= 7,177%
f. Bongkah (II)

15
59,802 − 58,661
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
58,661 − 47,671
= 10,382%
Rata-rata
7,177 + 10,382
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 8,779%
5. Mollisol
a. Diameter 0,5mm (I)
43,060 − 40,867
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
40,867 − 27,159
= 15,997%
b. Diameter 0,5mm (II)
45,612 − 43,483
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
43,483 − 30,186
= 16,011%
Rata-rata
15,997 + 16,011
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 16,005%
c. Diameter 2mm (I)
55,482 − 53,154
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
53,154 − 38,009
= 15,371%
d. Diameter 2mm (II)
32,655 − 30,788
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
30,788 − 18,815
= 15,593%
Rata-rata
15,371 + 15,593
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 17,65%
e. Bongkah (I)
33,291 − 31,823
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
31,823 − 23,536
= 17,714%

16
f. Bongkah (II)
46,302 − 44,798
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) = × 100%
44,798 − 36,249
= 17,592%
Rata-rata
17,714 + 17,592
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐿𝑒𝑛𝑔𝑎𝑠 (𝐾𝐿) =
2
= 15,48%
Data Hasil Praktikum

Gambar 1. Hasil Analisa Kadar Lengas

17
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH (PNT 1201A1)
ACARA II
NILAI PERBANDINGAN DISPERSI (NPD)

Disusun oleh :
1. Ady Bayu Prakoso (13286)
2. Annisa Mega Rachmadina (13098)
3. Chailendriani Pradaneira A. (13390)
4. Felisitas Syntia Herliandy (13224)
5. Rifqi Sulthan (13391)
6. Riya Fatma Sari (13284)
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 10 Maret 2014
Golongan/Kelompok : A1/2
Nama Asisten : Ricky Christo Ajiputro

LABORATORIUM TANAH UMUM


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

18
ACARA II
NILAI DISPERSI TANAH
ABSTRAK
Praktikum Nilai Perbandingan Dispersi dilaksanakan pada hari Senin, 3 Maret 2014 di
laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada. Nilai Perbandingan Dispersi (NPD) merupakan perbandingan antara partikel
lempung dan debu yang mudah terdispersi oleh air. Metode yang digunakan dalam
praktikum ini adalah metode sedimentasi (analisis granuler cara pipet) terhadap jenis
tanah Entisol. Praktikum penentuan NPD tanah ini dilakukan untuk mengetahui
kepekaan suatu tanah terhadap air yang kita ketahui bahwa tanah terdiri dari tiga fraksi
yaitu debu, pasir, danlempung. Ketiga fraksi inilah yang nantinya akan mentukan besar
kecilnya NPD suatu tanah. Dapat dikatakan bahwa nilai dispersi suatu tanah merupakan
tingkat fraksi tanah yang akan terdispersi oleh air. Semakin tinggi NPD tanah berarti
semakin tinggi juga suatu tanah akan terbawa oleh air (erosi). Tingkat ketahanan tanah
terhadap erosi berbeda-beda, sesuai dengan jenis, unsur, dan kemampuan fisik tanah.
Dari praktikum Nilai Perbandingan Dispersi (NPD) untuk jenis tanah Entisol diperoleh
NPD tanah sebesar 
Kata kunci: nilai dispersi tanah, sedimentasi, fraksi

I. PENGANTAR Tingkat erosi tanah dipengaruhi


Tanah merupakan komponen oleh 2 faktor yaitu faktor luar dan faktor
penting yang terdapat di bumi dan dalam.Faktor luar yang mempengaruhi
merupakan elemen yang sangat penting erosi diantaranya iklim, topografi, vegetasi,
baik kehidupan manusia, hewan,maupun dan kegiatan manusia.Sedangkan faktor
tumbuahan. Tanah berfungsi sebagai dalam yang mempengaruhi kepekaan erosi
tempat berpijak,media tumbuh tanaman. tanah adalah fraksi penyusun tanah.Kadar
Tanah sendiri mengandung 5 komponen lempung dan debu yang tinggi dalam tanah
dasar yaitu batu-batua mineral, bahan cenderung membuat sifat tanah menjadi liat
organik, air, dan zat-zat terlarut serat udara. karena memiliki ikatan antar partikel debu
Selain kandungannya tanah juga tersusun dan lempung. Dalam berbagai jenis tanah
atas 3 fraksi yaitu debu, pasir, dan tentunya memiliki kadar debu dan lempung
lempung.Fraksi penyusun tanah inilah yang yang beragam, hal ini juga menyebabkan
menentukan karakteristik tanah tersebut, nilai perbandingan dispersi berbagai
termasuk didalam nya adalah tingakat macam tanah berbeda
kepekaan tanah terhadap erosi (erodibilitas) Suatutanah akan tahan terhadap
yang dapat diketahui dengan menghitung erosi apabila NPD tanah kecil (erodibilitas
Nilai Perbandingan Dispersi (NPD) oleh kecil) dan sebaliknya, jika NPD tanah besar
air. berarti tanah tersebut peka terhadap erosi.

19
Perhitungan NPD tanah dilakukan dengan penyerapan air dalam tanah. Erodibilitas
membandingkan jumlah partikel debu dan dan NPD tanah tidak dapat dipisahkan
lempung yang terdisperi dalam air karena NPD dapat menentukan tingkat
(ditentukan dengan percoban) dengan dispersi tanah yang secara langsung akan
jumlah partikel debu dan lempung total menentukan kepekaan tanah terhadap erosi
(data tetap/tabel). Praktikum ini bertujuan (erodibilitas). Semakin kecil NPD dan nilai
untuk menentukan debu dan lempung total, erodiblitas, tanah memiliki ketahanan
debu dan lempung actual, dan nilai terhadap erosi semakin besar (Kastsberg et
perbandingan disperse (NPD). al,2007 ). Erodibilitas tanah sangat penting
Sifat fisik tanah adalah suatu sifat untuk diketahui dalam rangka konservasi
karakteristik tanah yang dapat diamati tanah, karena adanya erosi yang berlebihan
secara fisik (tidak terjadi reaksi kimia) yang terhadap suatu tanah akan menurunkan
diantaranya adalah kerapatan partikel, mutu atau kualitas tanah tersebut. Pengaruh
konsistensi, temperatur, warna tanah, erosi terhadap menurunnya kuaitas tanah
tekstur tanah, dan erodibilitas (kepekaan ditandai dengan terjadinya penghanyutan
terhadap erosi). Pada penentuan erodibilitas partikel tanah, perubaan struktur tanah,
tanah dikenal dengan NPD (Nilai penurunan kapasitas infiltrasi dan
Perbandingan Dispersi) yaitu perbandingan menghanyutkan pula sebagian unsure hara
antara jumlah debu dan lempung dalam tanaman, baik terbawa dalam aliran
tanah yang terdisapersi oleh air dengan permukaan atau terhanyu bersama-sama
kadar lempung dan debu total pada tanah. tanah yang tererosi (Seta, 2007).
Kepekaan tanah terhadap erosi
Erosi secara sederhana diartikan
(erodibilitas) adlah cirri dari bahan yang
sebagai berpindahnya butiran tanah dari
terkena erosi yang berhubungan dengan
suatu tempat secara alamiah atau oleh
kepekaannya terhadap kekuatan-kekuatan
aktifitas manusia maupun kombinasi
yang mempu mengerosi (Arief, 2001).
keduanya.Erosi dapat menjadi masalah
Tanah tersusun dari 3 fraksi yaitu apabila kejadiannya dipercepat oleh
debu , pasir, dan lempung yang saling aktifitas manusia dan karena Indonesia
memiliki karakteristik masing-masing. memiliki curah hujan tinggi. Aktifitas
Penyusun tanah oleh ketiga fraksi ini manusia dimaksud didorong oleh
dengan kadar yang berbeda-beda akan kebutuhan akan lahan untuk pemukiman,
menyebabkan pori-pori tanah yang berbeda pembangunan sarana prasarana dan
pada akhirnya mempengaruhi tingkat aktifitas produksi. Dari beberapa kejadian

20
diketahui adanya peran erosi sebagai sebab menentukan erodibilitas yaitu sifat-sifat
utama bencana banjir dan penurunan yang menentukan pasitas infiltrasi,
jumlah maupun kualitas ketersediaan air. permeabilitas dan daya menahan air dan
Oleh karenanya pengendalian erosi Sifat-sifat yang menentukan ketahanan
merupakan bagian dari kegiatan terhadap dispersi dan ketahanan tanah
pengelolaan sumberdaya air (Saptarini, (Syukur, 2005).
2007).
Empat sifat tanah yang terpenting
Hampir semua tanah yang dalam menentukan erodibilitas adalah 1)
miring,kurang dapat menyerap air, air yang Tekstur Tanah, yang biasanya berkaitan
jatuh di atasnya hilang karena run off aliran dengan ukuran dan porsi partikel-partikel
permukaan. Hilangnya air yang harus tanah dan akan membentuk tipe tanah
masuk ke dalam tanah dan dapat digunakan tertentu. Tiga unsur tanah adalah pasiran,
oleh tumbuhan dan tersangkutnya tanah lempung, dan debu.Tanah yang didominasi
yang biasa jika mengalir terlalu cepat. unsur liat mempunyai ikatan partikel yang
Pengambilan dan pemindahan ini disebut tergolong kuat sehingga tidak mudah
erosi (Buckman and Brady,1982). tererosi.Begitu juga tanah yang didominasi
oleh unsur pasir (tekstur kasar),
Sifat fisika tanah yang didasarkan di
kemungkinan untuk terjadi erosi pada tanah
atas derajat ketahananterhadap dispersi
ini tinggi karena laju infiltrasi tinggi
(NPD) mencerminkan bahwa pada tanah-
sehingga menurunkan laju air larian.
tanah ini peka sehingga sangat peka
Sebaliknya pada tanah yang didominasi
terhadap dispersi.Terdapat kecenderungan
unsur debu dan pasir lembut serta
bahwa tanah lapisan atas nilai NPD nya
kandungan bahan organik yang rendah
tampak lebih kecil dibandingkan dengan
memberikan kemungkinan yang besar
lapisan bawah. Kemungkinan hal ini
untuk tererosi; 2) Unsur Organik, yaitu
disebabkan oleh adanya bahan organik yang
terdiri atas limbah tanaman dan hewan
lebih tinggi pada lapisan atas dan proses
sebagai proses dekomposisi. Unsur organik
strukturisasinya dan agregasi telah berjalan
cenderung memperbaiki struktur tanah dan
lebih baik(Notohadiprawiro, 1998).
bersifat meningkatkan permeabilitas tanah,
Faktor erodibilitas (kepekaan tanah) kapasitas dan kesuburan tanah; 3) Struktur
adalah besarnya erosi per unit indeks, erosi Tanah yaitu merupakan susunan partikel
hujan pada tanah tertentu yang di berakar tanah yang membentuk agregat.Struktur
dengan kemiringan lereng 9% dan panjang tanah mempengaruhi kemampuan tanah
72,6 kaki. Sifat-sifat tanah yang
21
dalam menyerap air; serta 4) Permeabilitas, Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas
yang menunjukan kemampuan tanah dalam Pertanian, Universitas Gadjah
meloloskan air.Struktur dan tekstur tanah Mada.Adapun praktikan dilakukan dengan
serta unsur organik ikut ambil bagian dalam metode sedimentasi.Bahan yang diperlukan
menentukan permeabilitas tanah.Tanah dalam praktikum ini adalah tanah Entisol
dengan permeabilitas tanah tinggi dengan spesifikasi tanah
menaikan laju infiltrasi dan dengan sebanyak 15 gram.Sedangkan alat yang
demikian menurunkan laju air larian. diperlukan adalah beaker glass 500 ml
digunakan untuk menuang aquadest atau
Erosivitas adalah kemampuan air
bisa langsung dituangkan dalam botol
hujan untuk menghancurkan dan
aquadest, tabung sedimentasi 1 liter
menghanyutkan partikel tanah.Jadi
digunakan sebagai wadah pasir dan
merupakan fungsi sifat fisik tanh dan sifat
aquadest, cawan penguap(porselin) 50 ml
fisik curah hujan yang menentukan untuk
digunakan untuk wadah suspensi, dan
menghancurkan dan menghanyutkan
termometer sebagai pengukur suhu
partikel tanah (erosi).Di sini energi
campuran atau suspensi.
kinetiknya yang terpenting merupakan
Cara kerja praktikum ini, pertama
kekuatan utama penghancur agregat-
contoh tanah 2mm ditimbang seberat 15
agregat tanah (Sutejo, 2002).Faktor
gram. Tabung sedimentasi dibersihkan dna
pengelolaan tanaman memberikan andil
dikeringkan. Dimasukkan contuoh tanah
yang besar dalam mengurangi laju
kedalam tabung sedimentasi 1000 ml.
erosi.Jenis dan kondisi semak (bush) dan
contoh tanah dilebarkan sepanjang 4-5 cm,
tanaman pelindung yang bisa memberi
dengan cara tabung sedimentasi
peneduh (canopy) untuk tanaman
dimiringkan. Air aquadest ditambahkan
dibawahnya cukup besar dampaknya
dengan botol pancar dan dibiarkan air
terhadap laju erosi. Untuk kondisi lahan
aquadest menembus perlahan secara
padang rumput, padang gurun dan tanah
kapilaritas, bukan karena dituangi. Setelah
yang tak ditanami maka laju erosi dapat
tanah menjadi basah, air aquadest
mencapai sangat ekstrim sebesar 150 kali
ditambahkan lewat dinding tabung sampai
(Kadoatie and Roestam, 2010).
volume 250 ml. kemudian didiamkan
II. METODOLOGI selama 15 menit agar dispersi oleh air
Praktikum Nilai Perbandingan aquadest sempurna. Aquadest
Dispersi (NPD) dilakukan pada hari Senin ditambahkandengan beker gelas atau
tanggal 3 Maret 2014 di Laboratorium dengan botol pancar lewat dinding tabung
22
dan jadikan volume menjadi 300 ml, dan diletakkan secara hati-hati dan waktu
dilanjutkan sampai 1000 ml. Setelah itu tunggu pemipetan dimulai. Setelah waktu
suhu air didalam tabung di ukur dan pemipetan kurang beberapa detik (5-10
ditentukan waktu pemipetannya (entisol: detik) pipet volume 25 ml dimasukkan
28C, 1 menit 25 detik). Cawan penguap perlahan (jangan sampai terjadi
kosong disiapkan, diberi label dan pengadukan) sampai kedalaman 20 cm.
ditimbang.Tabung sedimentasi ditutup Pipet suspense diangkat kemudian dituang
dengan plastic dan di gojoksecara kuat kedalam cawan penguap dan di oven pada
denga dibolak balik 15 kali dengan suhu 102- C hingga keesokan hari.
kecepatan 2 detik bolak balik.Tabung

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 2. Nilai Perbandingan Dispersi Tanah

No. Jenis Tanah NPD (%) Daya Tahan

1. Alfisol 15,9 Agak peka

2. Entisol 93,87 Peka

3. Vertisol 12,642 Tahan

4. Ultisol 30,887 Peka

5. Mollisol 15,397 Agak peka

Praktikum penentuan Nilai tabung tersebut dapat menyerap air secara


Perbandingan Dispersi (NPD) tanah perlahan-lahan sehingga akan terjadi proses
dilakukan dengan metode sedimentasi, kapilaritas oleh tanah. Hal tersebut
metode ini merupakan metode yang bertujuan agar lapisan tanah tersusun sesuai
dilakukan untuk membuat susunan tanah dengan masa fraksi yang membentuknya.
bersedimen atau dapat dikatakan tersusun Nilai Perbandingan Dispersi (NPD)
berdasarkan fraksi penyusunnya. Dengan tanah merupakan hal penting dalam
metode tersebut maka saat dilakukan penentuan ketahanan suatu tanah karena
penambahan aquadest dalam tabung dengan mengetahui kadar NPD tanah kita
sedimentasi yang berisi dengan sampel dapat menentukan ketahan suatu tanah
tanah, aquadest dimasukkan lewat dinding terhadap erodibilitas tanah. Berdasarkan
tabung supaya tanah yang ada didalam percobaan dan perhitungan yang telah

23
dilakukan diperoleh NPD tanah dari yang erodibilitas rendah, selain itu juga
prosentase NPD yang terbesar yaitu tanah disebutkan bahwa prosentase dari fraksi
Entisol (93,87%); tanah Ultisol (30,887%); penyusun tanahnya yaitu pasir (0,6%), pasir
tanah Alfisol (15,9%); tanah Mollisol halus (2,1%), debu (26,1%), lempung
(15,397%); dan tanah Vertisol (12,642%). (71,2%), dan C-organik (0,73%). Dari
Dari prosentase yang telah diperoleh prosentase tersebut dapat dijelaskan bahwa
tersebut dapat dikatakan bahwa tanah yang pasir halus dan debu merupakan partikel-
memiliki kerentanan terbesar terhadap erosi partikel tanah yang berpengaruh pada
tanah adalah tanah Entisol, dimana tanah kepekaan tanah terhadap erosi, tanah akan
Entisol ini merupakan tanah yang memiliki lebih mudah tererosi apabila memiliki
fraksi pasir dan fraksi debu yang dominan kandungan debu tinggi disertai dengan
fraksi lempungnya. Apabila dilihat dari sisi bahan organic yang cukup rendah, dan
daya tahan suatu tanah terhadap erosi, yaitu tanah dengan kandungan debu berkisar
jika tanah memiliki NPD kurang dari 15% antara 40 hingga 60% merupakan tanah
maka tanah tersebut tahan terhadap erosi, yang memiliki kepekaan terhadap erosi
jika memiliki NPD antara 15 hingga 19% yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, hasil dari
maka tanah tersebut peka terhadap erosi, praktikum yang kita dapat apabila dikaji
dan jika memiliki NPD lebih dari 15% dengan hasil penelitian tersebut maka hasil
maka tanah tersebut peka terhadap erosi. praktikum kami kurang sesuai dengan hasil
Sehingga, apabila ditinjau kembali dari penelitian, yaitu tanah Entisol memiliki
hasil yang didapat dari praktikum yang NPD diatas 15%.Akan tetapi apabila dilihat
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari segi kandungan fraksi penyusun tanah,
tanah yang peka terhadap erosi adalah tanah hasil dari praktikum kami menunjukkan
Entisol dan tanah Ultisol, sedangkan yang bahwa tanah Entisol memiliki fraksi pasir
agak peka terhadap eosi adalah tanah dan fraksi debu yang cukup dominan.
Alfisol dan tanah Mollisol, untuk tanah Untuk tanah Vertisol memiliki nilai
yang tahan dengan adanya erosi adalah NPD 12,6% yang berarti tanah Vertisol
tanah Vertisol. merupakan tanah yang tahan terhadap erosi.
Berdasarkan tabel data Undang Hal itu disebabkan karena rata-rata pada
Kurnia dan Suwardjo, 1984 (dalam Dariah tanah Vertisol memiliki fraksi lempung
et. al, 2005) menyatakan bahwa tanah sekitar 78% yang memiliki struktur kuat
Entisol (Regosol) memiliki faktor kepekaan dan tahan terhadap erosi. Tanah Vertisol
terhadap erosi berkisar 0,11-0,16 dengan memiliki fraksi debu sebesar 18%, dan
rata-rata 0,14 yang menempati kelas fraksi pasir yang hanya sebesar 4%. Kadar

24
lempung yang tinggi serta kadar debu dan Secara teori, tanah Ultisol memiliki Nilai
pasir yang rendah pada Vertisol sangat Perbandingan Dispersi kurang dari 15%,
berpengaruh terhadap hasil Nilai karena tanah Ultisol cukup tahan akan erosi.
Perbandingan Dispersi, atau ketahanan Kadar lempung yang tinggi, serta kadar
suatu jenis tanah terhadap erosi. debu dan pasir yang cukup rendah
Pada tanah Alfisol, dari percobaan mempengaruhi Nilai Perbandingan
yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Dispersi. Pada praktikum kali ini,
tanah Alfisol memiliki Nilai Perbandingan didapatkan hasil yang kurang valid, karena
Dispersi sebesar 15,9%, yang berarti agak diketahui bahwa tanah Ultisol peka
peka terhadap erosi. Padahal secara teori, terhadap erosi. Padahal, dari keempat tanah
tanah Alfisol memiliki fraksi lempung yang yang telah diuji, hanya Entisol yang secara
lumayan tinggi, yakni sekitar 90%, dengan teori memiliki Nilai Perbandingan Dispersi
fraksi debu sebesar 9%, dan fraksi pasir yang tinggi, yang berarti tanah tersebut
sebesar 1%. Tingginya fraksi lempung pada peka terhadap erosi.
Alfisol dan rendahnya fraksi debu, yakni Besarnya faktor erodibilitas tanah
hanya sebesar 9% dan fraksi pasir yang ditentukan oleh beberapa parameter,
hanya sebesar 1% harusnya menyebabkan diantaranya yaitu tekstur tanah, bahan
tanah jenis ini memiliki ketahanan terhadap organik tanah, struktur dan permeabilitas
erosi yang lebih baik dibandingkan dengan tanah. Selain itu faktor terpenting
Vertisol yang memiliki fraksi lempung erodibilitas tanah dapat dipengaruhi oleh
yang lebih rendah dibandingkan Vertisol. sifat-sifat bahan induk tanah dan sifat-sifat
Kesalahan hasil NPD ini dapat disebabkan tanah yang meliputi berat isi, ruang pori
oleh praktikan, yaitu ketika melakukan total, permeabilitas, dan distribusi pori
penggojokan tabung, atau ketika melakukan tanah. Sedangkan terjadinya erosi juga
pengambilan sampel. dipengaruhi oleh beberapa faktor antar lain
Pada umumnya tanah Ultisol erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang
memiliki fraksi lempung yang cukup tinggi, dan kemiringan lereng, serta pengolahan
yakni mencapai 70%, hamper mendekati tanaman dan tanah. Faktor erosibilitas
Vertisol yang memiliki rata-rata fraksi berhubungan dengan jumlah dan intensitas
lempung sebesar 78%. Tanah Ultisol hujan. Faktor ini sulit untuk dimodifikasi
memiliki fraksi debu sebesar 28%, cukup atau dipengaruhi sehinnga debit air tidak
besar jika dibandingkan dengan Vertisol membahayakan. Hal yang bisa dilakukan
dan Alfisol, dan memiliki fraksi pasir yang yaitu memodifikasi lingkungan supaya
sangat rendah, yakni hanya sebesar 2%. curahan air hujan dapat meresap sehingga

25
dalam tanah menjadi air bawah tanah Selain itu, dengan memanfaatkan tanah
(ground water), tidak langsung mengalir dengan nilai NPD yang rendah, yaitu tanah
dari hulu ke hilir (laut). yang tahan terhadap erosi dapat mengurangi
Faktor erodibilitas berhubungan terjadinya pengikisan bahan organik dan
dengan sifat atau karakteristik tanah yang kesuburan oleh tanah pada suatu lahan.
menyatakan tingkat kepekaan atau
IV. KESIMPULAN
ketahanan tanah terhadap erosi oleh air
hujan. Erodibilitas ini diperoleh sesuai
1. Dari berbagai jenis tanah yang telah
dengan kondisi lingkungan tempat tanah itu
dicoba tanah Entisol mempunyai
berada. Tanah Ultisol memiliki erodibitas
kepekaan terhadap erosi yang paling
sangat rendah dan memiliki kecepatan
tinggi dibandingkan dengan jenis
infiltrasi tinggi sehingga agak tahan
tanah lain.
terhadap erosi.Vertisol memiliki
2. Nilai Perbandingan Dispersi dari
erodibilitas tinggi dan kecepatan infiltrasi
hasil perhitungan tanah Enisol
rendah sehingga sangat tahan terhadap
adalah 93,87 % sehinnga tanah
erosi.Demikian juga dengan tanah Redzina.
tersebut peka terhadap erosi.
Nilai erodibilitas ini juga berkaitan dengan
3. NPD tanah memiliki prosentase
NPD, semakin kecil nilai NPD maka tanah
tinggi dan tanah memiliki
akan semakin tahan terhadap erosi. Pada
erodibilitas rendah dapat dikatakan
percobaan diperoleh hasil nilai NPD Entisol
bahwa tanah tersebut rentan
yang menunjukkan peka terhadap erosi
terhadap erosi, sedangkan NPD
karena nilai NPD mendekati 100% atau >
tanah memiliki prosentase rendah
19%.
dan tanah memiliki erodibilitas
Dalam bidang pertanian,
tinggi maka tanah tersebut tahan
mengetahui Nilai Perbandingan Dispersi
terhadap erosi.
(NPD) suatu tanah sangatlah penting, dan
4. Faktor yang berpengaruh terhadap
mempengaruhi pertanian tersebut. Dengan
NPD tanah adalah sifat-sifat bahan
mengetahui NPD tanah pada suatu lahan,
induk tanah dan sifat-sifat tanah
dapat diambil antisipasi jika tanah tersebut
yang meliputi berat isi, ruang pori
peka terhadap erosi, sehingga tidak terjadi
total, permeabilitas, dan distribusi
longsor ketika hujan deras. Dengan
pori tanah.
mengetahui NPD tanah pada suatu daerah,
kita dapat memilih dan mencari lahan atau
daerah yang paling cocok untuk pertanian.

26
V. PENGHARGAAN DAFTAR PUSTAKA
Puji syukur penulis panjatkan
Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan.
kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Kanisius. Yogyakarta.
Katsberg, S., O. Torres, M. Grant and D.
limpahan rahmat dan karunia-Nya serta
Masters. 2007. Ulilizing calibrate
memberikan kekuatan iman dan kesehatan, GPS reflected signal to estimate oil
reflecsivity and dielectrict constant.
sehingga penulis dapat menyelesaikan
Result from SMEXO, Remote Sons.
laporan resmi tanpa memiliki kendala berat. Environ Vol. 100 : 17-28.
Dariah, A. H. Subagyo, Chendy
Pada kesempatan ini penulis
Tafakresnanto, dan Setiari
mengucapkan rasa terimakasih atas Marwanto. 2005. “Kepekaan Tanah
Terhadap Erosi”. Dalam
arahan,bimbingan, dan bantuannya dalam
blog.ub.ac.id/indah19/files/2014/01
pelaksanaan praktikum dan penyusunan /sturktur-tanah.pdf. Diakses Rabu,
19 Maret 2014 pukul 11.00.
laporan resmi ini, kepada:
Saptarini, C.L., Bambang A. K., And
1. Kedua orang tua kami yang selalu Rachmad, J. 2007. Kajian
perubahan erosi permukaan akibat
mendoakan dan mendukung kami.
pembangunan hutan tanaman
2. Kak Ricky Christo Ajiputro, selaku industri di areal pencadangan HTI
Kabupaten Ketapang Propinsi
asisten pendamping kami dan juga
Kalimantan Barat. Forum Teknik
para kakak asisten yang lainnya. sipil 17:478.
Notohadiprawiro. T. 1998. Tanah dan
3. Teman-teman yang selalu
Lingkungan. Direktorat Jendral
membantu dalam penyusunan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta.
laporan resmi ini.
Kadoatie, R.J. and Roestam S. 2010.Tata
4. Semua pihak yang telah membantu Ruang Air. C.V Andi Offset.
Yogyakarta.
dalam penyelesaian laporan resmi
Sutejo.M.M. dan A.G. Kartasaputra.2002.
ini. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka
Cipta, Jakarta.
Semoga segala bantuan dan Seta, A. K. 2007, Konservasi Sumber Daya
Tanah dan Air. Kolam Mata,
penghargaan yang telah diberikan dapat Jakarta.
memberikan manfaat dan kebahagiaan yang Syukur, A. 2005.Pengaruh pemberian
bahan organik terhadap sifat-sifat
tiada ternilai. tanah dan pertambahan cassim di
tanah pasir pantai. Jurnal Ilmu
Tanah dan Lingkungan Vol. 5 : 30-
38.

27
15

= 93,875 %
LAMPIRAN
Vertisol
Perhitungan nilai perbandingan dispersi
a =15 gram
b=32,87 gram
(D + L)aktual = (c - b) * 1000 (100 + KL) % c= 32,91 gram

a 25 (D+L)actual
NPD = (debu + lempung)aktual * 100% = (32,91-32,87)*1000(100+13,75)%
15 25
(debu + lempung)total = 0.0027*40 (113,75)%
= 0.108 (113,75)%
Alfisol = 12,285%
a = 15 gram NPD = 12,285*100%
96
b = 32,192 gram = 12,797%
Ultisol
c = 32,245 gram
a= 15 gram
(D + L)aktual
b= 34,75 gram
= (32,245 - 32,192) * 1000 (100 + 14,708) %
c= 34,85 gram
15 25
suhu = 270 C
= 0,053 * 40 (114,708) %
waktu tunggu = 86 detik
15
(D + L) aktual
= 0,00353 * 4588,32 %
= 34,85 – 34,75 X 40 X (100 + 13,547)%
= 16,196 %
15
NPD = 16,196 * 100 %
= 30,27%
99
(D + L) total = 98
= 16,36 %
NPD = (30,27%) X 100% = 30,887%
Entisol
98
a = 15 gram
Molisol
b = 51,13 gram

c = 51,18 gram a = 15 gram


b = 31,797 gram
(D + L)aktual c = 31,840 gram
= (51,18 - 51,13) * 1000 (100 + 5,61) %
(D+L)actual
15 25 = (31,840-31,797)*1000(100+17,65)%
15 25
= 0,05 *40 (105,61) % = 0,00287*40(117,65)%
15 = 0,1147(117,65)%
= 13,494%
= 0,00333 * 4224,4 %
NPD = 13,494*100%
= 14,081% 86
NPD = 14,081 * 100% = 15,69%

28
LAMPIRAN

Gambar 2. Hasil Analisa NPD

29
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH (PNT 1201A1)
ACARA III
TEKSTUR TANAH (KUALITATIF)

Disusun oleh :
1. Ady Bayu Prakoso (13286)
2. Annisa Mega Rachmadina (13098)
3. Chailendriani Pradaneira A. (13390)
4. Felisitas Syntia Herliandy (13224)
5. Rifqi Sulthan (13391)
6. Riya Fatma Sari (13284)
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 10 Maret 2014
Golongan/Kelompok : A1/2
Nama Asisten : Ricky Christo A.

LABORATORIUM TANAH UMUM


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

30
ACARA III
TEKSTUR TANAH (KUALITATIF)

ABSTRAK

Pratikum penetapan Tekstur Tanah (Kualitatif) dilaksanakan pada hari Senin, 10 Maret
2014 di Laboratorium Ilmu Tanah Umum, jurusan Ilmu Tanah, fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan tekstur tanah
secara kualitatif dalam keadaan basah. Tekstur tanah merupakan perbandingan relatif
berbagai ukuran partikel (sparasi/fraksi) dalam tanah, dinyatakan dalam %.
Sparasi/fraksi tanah adalah pasir (sand), debu (salt), dan lempung (clay). Dalam
pelaksanaan praktikum ini dilakukan dengan metode kualitatif, yaitu secara pilinan
dengan cara merasakan (perabaan) fraksi-fraksi apa saja yang ada dalam tanah dengan
merasakannya menggunakan tangan. Dengan menggunakan metode kualitatif, tekstur
tanah akan terpilah ke dalam duabelas(12) tekstur tanah USDA. Hasil yang telah
diperoleh pada penetapan tekstur tanah (kualitatif) pada jenis tanah Entisol, bahwa
tanah ini masukkedalam kelas tekstur geluh pasiran dengan panjang 0,5-2,5 cm apabila
dibuat pita dalam keadaan basah; tanah Alfisol termasuk dalam kelas tekstur lempung
debuan; tanah Ultisol termasuk dalam kelas tekstur lempung debuan; tanah Vertisol
termasuk dalam kelas tekstur lempung; dan tanah Mollisol termasuk dalam kelas tekstur
lempung.
Kata kunci: tekstur tanah, lempung, debu, pasir

I. PENGANTAR Tanah mempunyai sifat dinamis, dimana


tanah mengalami perkembangan setiap
Ilmu pertanian sekarang ini telah
waktunya. Karakteristik tanah di setiap
mengalami kemajuan yang begitu pesat,
daerah tentunya berbeda dengan daerah
sehingga bidang-bidang pengetahuan yang
lainnya. Tanah dapat dikelompokkan
dulunya merupakan cabang dari ilmu
berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang
pertanian sekarang ini menjadi ilmu yang
dimilikinya. Sifat fisik tanah, salah satunya
berdiri sendiri. Seperti Ilmu Tanah, tanah
yaitu mengenai tekstur tanah. Tekstur tanah
mempunyai peranan yang penting yang
merupakan perbandingan relatif dari
sangat dibutuhkan tanaman. Semakin
komposisi fraksi penyusun tanah.
majunya peradaban manusia yang sejalan
Penentuan tekstur tanah mempunyai
dengan perkembangan pertanian dan
peranan penting dalam bidang pertanian,
disertai perkembangan penduduk yang
oleh karena itu dalam praktikum ini
begitu pesat, memaksa manusia mulai
dilakukan percobaan penentuan tekstur
menghadapi masalah-masalah tentang
tanah (kualitatif) yang bertujuan untuk
tanah, terutama untuk pertanian sebagai
mengetahui kelas tekstur tanah, untuk
mata pencaharian pokok pada waktu itu.

31
menduga asal mula bahan batuan induk Tanah alfisol memiliki tekstur geluh
tanah, dan proses-proses yang berlangsung lempung pasiran pada saat diuji pada
pada suatu bentang lahan, seperti penentuan praktikum ini. Bila dibandingkan dengan
kadar beberapa jenis tekstur tanah yang penelitian orang lain, hal ini sedikit berbeda
telah kita lakukan. karena tanah alfisol memiliki tekstur tanah
Tanah Entisol merupakan tanah lempung. Perbedaan kondisi tanah dan
yang dicirikan oleh bahan mineral tanah perlakuan pembasahan pada tanah menjadi
yang belum membentuk horizon pedogenik salah satu faktor perbedaan hasil uji. Tanah
yang nyata, karena pelapukan baru diawali, alfisol sering dijumpai dalam bentuk
atau hasil bahan induk yang sukar lapuk granuler kasar dan agak teguh aat
seperti pasir kuarsa, atau terbentuk dari keringsedangkan saat lembab/basah bersifat
batuan keras yang larutnya lambat seperti lekat dan licin (Serangmo dan lily, 2008).
batu gamping, atau topografi sangat miring
Sifat-sifat penting pada tanah
sehingga kecepatan erosi melebihi
Ultisol berkaitan dengan jumlah fosfor dan
pembentukan horizon pedogenik, atau
mineral-mineral resisten dalam bahan
pencampuran horizon oleh pengolahan
induk, komponen-komponen ini umumya
tanah atau hewan. Profil tanahnya tidak
terdapat dalam jumlah yang tidak
memperlihatkan translokasi bahan
seimbang, walupun tidak terdapat beberapa
(Darmawijaya, 1990). Entisol mempunyai
pengecualian. Ultisol yang berkembang
kadar lempung dan bahan organik rendah,
pada bahan induk dengan kandungan fosfor
sehingga daya menahan airnya rendah,
yang lebih tinggi.
struktur remah sampai berbutir dan sangat
Translokasi/pengangkutan liat yang
sarang, hal ini menyebabkan tanah tersebut
ekstensif berlangsung meninggalkan residu
mudah melewatkan air dan air mudah
yang cukup untuk membentuk horizon-
hilang karena perkolasi. Entisol mempunyai
horison permukaan bertekstur kasar atau
sifat fisik dan kimia yang kurang baik bagi
sedang (Lopulisa, 2004).
pertumbuhan tanaman. Tanah ini umumnya
bertekstur pasir sehingga struktur lepas, Kejenuhan basa yang tinggi, KTK

porositas aerasi besar dan permeabilitas yang tinggi, tekstur yang relatif halus,

cepat. Selain itu kadar lempung dan bahan permeabilitas yang rendah dan pH yang

organic rendah, menyebabkan kapasitas relatif tinggi dan status hara yang tidak

menahan air dan unsur hara rendah, seimbang merupaka karakteristik Vertisol

agregasi lemah, kemantapan agregat (Hardjowigeno, 1985). Tanah humus dari

rendah. Mollisols bersifat gelap dan kaya dengan

32
bahan organik, memberikan banyak penyederhanaan dari kelas tekstur tanah
kesuburan alam. Tanah ini biasanya juga tetapi dengan memperhatikan pula
jenuh dengan kation dasar (Ca2 +, Mg2 +, banyaknya fragmen batuan atau fragsi tanah
Na +, K + dan) yang adalah nutrisi tanaman yang lebih besar dari pasir. Tanah-tanah
penting. Ciri-ciri Mollisols menempatkan bertekstur liat ukuran butienya lebuh halus
mereka di antara tanah paling subur yang maka setiap satuan berat mempunyai luas
ditemukan di Bumi (Anonim, 2014). luas permukaan yang lebih besar sehingga
kemampuan menahan air dan menyediakan
Tekstur tanah adalah perbandingan
unsur hara tinggi. Tanah yang bertekstur
relatif (dalam persen) fraksi-fraksi pasir-
halus lebih aktif dalam reaksi kimia
debu dan lempung. Tekstur tanah penting
daripada tanah bertekstur kasar
kita ketahui, oleh karena komposisi ketiga
(Hardjowigeno,2003).
fraksi butir –butir tanah tersebut akan
menentukan sifat-sifat fisika, fisika-kimia, Faktor-faktor yang mempengaruhi
dan kimia tanah. (Bailey, 1984). Menurut tekstur tanah antara lain komposisi mineral
Pandutama dkk (2003), tekstur tanah yaitu dan batuan atau bahan induk, sifat dan
perbandingan relatif berbagai ukuran proses cepatnya pembentukan tanah lokal,
partikel (sparasi/fraksi) dalam tanah, serta umur relatif tanah. Hubungan antara
dinyatakan dalam %. Sparasi/fraksi tanah tekstur dan kesuburan tanah tidak selalu ada
adalah pasir (sand), debu (salt), dan meskipun tekstur tanah dapat menentukan
lempung (clay). Tekstur tanah dapat atau berpengaruh dalam beberapa hal. Hal
diperoleh dengan membandingkan rasio tersebut antara lain pengerjaan tanah
presentase pasir, debu dan lempung yang (Donahue, 1983).
terkandung dalam tanah menggunakan
Penentuan tekstur tanah dapat
segitiga tekstur (Moya and Perezz, 2007).
ditentukan dengan metode analisis
Tekstur tanah menunjukkan kasar
kualitatif, dengan merasakan tanah
halusnya dari fraksi tanah halus. Berdasar
langsung menggunakan jari tangan
atas perbandingan banyaknya butir-butir
sehingga dapat diketahui tingkat kehalusan
pasir, debu, liat maka tanah dikelompokkan
dan kekasarannya. Hal ini disebabkan
kedalam beberapa kelas tekstur. Dalam
karena penentuan tekstur tanah merupakan
klasifikasi tanah tingkat famili kasar
perbandingan fraksi tanah yang meliputi
halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas
kandungan liat, debu, dan pasir dalam suatu
sebaran besar butir yan mencakup seluruh
massa tanah yang memiliki bentuk partikel
tanah. Kelas besar butir merupakan
yang berbeda-beda. Bila terasa halus maka

33
tanah memiliki kandungan liat yang II. METODOLOGI
dominan dan bila kasar maka kandungan
Praktikum Dasar-Dasar
pasirnya dominan. (Hardjowigeno, 2003).
Ilmu Tanah yang berjudul “Tekstur Tanah
Salah satu penyebab perbedaan (Kualitatif) ini dilaksanakan pada hari
tekstur tanah adalah pengaruh bahan Senin, 10 Maret 2014 di Laboratorium
organik tanah. Pada proses dekomposisi Tanah Umum, Fakultas Pertanian,
bahan organik akan menghasilkan asam- Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
asam organik yang merupakan pelarut Bahan yang digunakan pada percobaan ini
efektif bagi batuan dan mineral-mineral adalah contoh tanah kering udara (Alfisol,
primer (pasir dan debu) sehingga lebih Entisol, Vertisol, Ultisol dan Molisol)
mudah pecah menjadi ukuran yang lebih dengan ukuran diameter 2 mm.
kecil seperti lempung. Selain itu, jumlah
Mula-mula diambil
dan kerapatan akar lebih tinggi pada suatu
segenggam tanah Ø 2mm dan dibuat seperti
lahan tanah akan mempercepat
adonan kue dengan ditambahkan air sedikit
penghancuran secara fisika sehingga fraksi
demi sedikit sambil diremas-remas sampai
yang lebih halus akan cepat terbentuk.
pasta tanah benar-benar homogen.
Tekstur tanah sangat menentukan
Kemudian adonan dicoba dibuat bola
kecepatan infiltrasi dan kemampuan tanah
dengan dikepal-kepal (jika adonan tidak
menahan air. Tanah yang didominasi oleh
dapat dibuat bola, maka kelas tekstur tanah
fraksi pasir mempunyai infiltrasi yang
tersebut berupa pasir). Adonan dibuat pita
tinggi tetapi kemampuan mengikat air yang
tipis dengan ditekan dan didorong hati-hati
rendah. Kandungan fraksi lempung yang
antara ibu jari dengan jari telunjuk. Panjang
sedikit, menyebabkan tanah mempunyai
pita diukur, lalu adonan tanah (sesuai
kemantapan agregat yang kurang baik
ukuran) dibuat bubur di atas telapak tangan
sehingga sering kehilangan unsur hara
dan digosok-gosok dengan jari sambil
lewat pelindihan dan erosi. Secara tidak
dirasakan. Jika panjang pita 0,5-2,5 cm,
langsung tekstur tanah juga menentukan
rasa kasar termasuk kelas tekstur geluh
struktur tanah yang penting bagi gerakan
pasiran, rasa halus licin kelas teksturnya
udara, air, dan zat-zat hara di dalam tanah,
geluh debuan, rasa halus licin mutlak kelas
dan juga berpengaruh terhadap kegiatan
tekstur debu, serta rasa kasar dan halus
makro dan mikroorganisme tanah (Arifin,
seimbang termasuk kelas tekstur geluh.
2011).
Untuk pita ukuran 2,5-5,0 cm, rasa kasar
termasuk kelas tekstur geluh lempung

34
pasiran, rasa halus licin kelas teksturnya karena termasuk dalam kelompok geluhan
geluh lempung debuan, serta rasa kasar dan (panjang pita 0,5-2,5cm) dan ketika tanah
halus seimbang termasuk kelas tekstur dibuat bubur terasa dominan kasar saat
geluh lempungan. Sedangkan pita ukuran digosokkan dengan jari pada telapak
lebih dari 5,0 cm, rasa kasar termasuk kelas tangan, sedangkan pada tanah Vertisol dan
tekstur lempung pasiran, rasa halus licin tanah Molisol memiliki kelas tekstur berupa
kelas teksturnya lempung debuan, serta rasa lempung, karena pada saat diuji dengan
kasar dan halus seimbang termasuk kelas metode perabaan tanah termasuk kelompok
tekstur lempung. lempungan (panjang pita > 5cm) dan ketika
tanah dibuat bubur lalu digosokkan dengan
jari pada telapak tangan, dominan rasa kasar
III. HASIL DAN PEMBAHASAN dan halus terasa sama.

Tabel 3. Tekstur Tanah Alfisol pada kondisi kering terasa

CONTOH KELAS agak keras dan tanah alfisol berwarna

TANAH TEKSTUR merah kecoklatan. Tekstur lempung

Alfisol Lempung Debuan biasanya memiliki gerakan air dan aerasi

Entisol Geluh Pasiran yang buruk. Karena kemampuan untuk

Vertisol Lempung mengalirkan air ke bawah sangat rendah,

Ultisol Lempung Debuan membuat alfisol sebagai tanah lempung


terlihat kedap air. Alfisol permeabilitasnya
Molisol Lempung
lambat,daya menahan air sedang, dan
kepekaan terhadap erosi cukup besar.
Setelah dilakukan percobaan Tanah Alfisol yang memiliki kemiripan
tentang tekstur tanah, diperoleh hasil data dalam Soil Taxonomy dengan Mediteranian
pada tabel di atas. Pada tabel tersebut bervariasi antara lempung sampai liat
menunjukkan bahwa tanah Tanah Alfisol (Silalahi, 2013).
dan Ultisol termasuk ke dalam kelas tekstur Entisol merupakan tanah yang baru
berupa lempung debuan karena pada saat berkembang. Walaupun demikian tanah ini
diuji dengan metode perabaan termasuk tidak hanya berupa bahan asal atau bahan
kelompok lempungan (panjang pita > 5cm) induk tanah saja tetapi harus sudah terjadi
dan ketika tanah dibuat bubur terasa proses pembentukan tanah yang
dominan halus licin saat digosokkan dengan menghasilkan epipedon okhrik. Banyak
jari pada telapak tangan. Tanah entisol tanah Entisol yang digunakan untuk usaha
memiliki kelas tekstur berupa geluh pasiran
35
pertanian misalnya di daerah endapan dalam tanah liat hubungan mendalam profil
sungai atau daerah rawa-rawa pantai (Kamara and Haque, 1988).
(Hardjowigeno, 1993). Bahan penyusun
Tanah Vertisol dan tanah Mollisol
tanah ini kebanyakan berupa bahan yang
termasuk kelas tekstur lempung, sedangkan
lepas-lepas (Burringh, 1993 cit. Wigati dkk,
tanah Ultisol termasuk di dalam kelas
2006), dan terdiri atas pecahan-pecahan
tekstur lempung debuan, namun
batuan maupun kuarsa yang merupakan
berdasarkan teori Tanah Vertisol, Ultisol,
mineral yang paling banyak dalam fraksi
dan Mollisol termasuk tanah lempung
ini. Karena pasir dan debu dikuasi kuarsa,
debuan dengan klasifikasi lempung debuan,
maka kedua fraksi ini umumnya secara
maka pada kondisi lempung strukturnya
kimiawi, kurang aktif. Mineral-mineral
berupa gumpal dan konsistensinya teguh.
primer dalam susunan kimiawinya
Hampir seluruhnya terdiri dari bahan-bahan
mengandung unsur yang pada umumnya
sangat halus, sifat licin dari debu sampai
sukar larut, sehingga kemampuan
tingkat tertentu dapat menutupi sifat lekat
menyediakan unsur-unsur esensial dapat
lempung (Foth, 1998).
dikatakan kurang sekali (Soegiman, 1977
cit. Wigati dkk, 2006), dan karena Tanah terdiri dari empat komponen

teksturnya pasiran, tanah ini mempunyai : mineral , udara, air , dan bahan organik .

permeabilitas dan infiltrasi yang cepat, daya Dalam kebanyakan tanah mineral mewakili

menahan air yang rendah sehingga sekitar 45 % dari total volume , air dan

kapasitas air tersedia rendah. udara sekitar 25 % masing-masing , dan

Kandungan lempung total pada bahan organik dari 2 % sampai 5 % . Bagian

vertisol dapat berkisar antara 30% dan 80%. mineral terdiri dari tiga ukuran partikel

Di tanah lapisan atas konten tanah lempung yang berbeda diklasifikasikan sebagai pasir,

biasanya lebih rendah karena akibat erosi debu dan lempung. Fraksi pasir berukuran 2

dan evaluasi yang menyebabkan terjadinya mm – 50 µ lebih kasar dibanding debu (50µ

gerakan latelar atau ke bawah dari fraksi - 2µ) dan lempung yang berukuran kurang

lempung tersebut. Kandungan liat total dari 2µ. Karena teksturnya yang kasar,

tinggi dan agak seragam di seluruh profil tanah yang didominasi oleh fraksi pasir ini

dengan peningkatan kecil dengan akan melakukan infiltrasi dan permeabilitas

kedalaman. di samping bahan induk, curah dengan kapasitas yang tinggi, serta pada

hujan, karakteristik kemiringan dan umumnya memiliki tingkat erodibilitas

stabilitas aggregrat adalah faktor prinsip tanah yang rendah.

36
Di tanah bertekstur kasar itu pencucian hara-hara kation lain. Pada
tergantung pada keberadaan unsur-unsur saatnya berarti pula meningkatkan
yang meningkatkan kohesi antara partikel kapasitas tanah untuk melepas hara kation
(materi organik misalnya), agregat di tanah bagi kebutuhan tanaman, baik melalui
bertekstur halus terbentuk setelah proses pertukaran secara langsung maupun
pembengkakan dan penyusutan proses yang pasif oleh proses difusi (Kusumanto, 2009)
conduce untuk pembentukan retak (Horn
Pemberian bahan organik ke dalam
dan Smucker , 2005). Selama pembentukan
tanah adalah membangun kesuburan tanah,
agregat , penataan partikel tanah tergantung
mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologi
pada jumlah dan intensitas pembasahan dan
tanah , dan yang paling besar adalah dalam
pengeringan siklus , stabilitas mekanik dan
kaitannya dengan sifat fisik tanah. Dalam
keberadaan senyawa organik. Yang terakhir
pertanian konvensional penggunaan pupuk
ini relevan karena memungkinkan sistem
kimia (pupuk nitrogen)hanya untuk
tiga fase tanah untuk mencapai
mendorong kesuburan tanaman, dan tidak
kesetimbangan (Horn et al,1994)
menyumbang kepada perbaikan kesuburan
menentukan kemampuan tanah untuk
tanah (Sukana dkk, 2006).
menyimpan dan mengalirkan air , udara dan
panas ( Horn dan Smucker , 2005). Dalam penetapan tekstur tanah ada
tiga jenis metode yang biasa digunakan
Faktor yang mempengaruhi tekstur
yaitu metode feeling yang dilakukan
tanah yaitu bahan organik, proses genesis
berdasarkan kepekaan indra perasa (kulit
dan umur. Bahan organik sangat berperan
jari jempol dan telunjuk), metode pipet atau
pada proses pembentukan dan pengikatan
biasa disebut dengan metode kurang teliti
serta penstabilan agregat tanah. Bahan
dan metode hydrometer atau disebut dengan
organik yang masih berbentuk seresah yang
metode lebih teliti yang didasarkan pada
menutupi
perbedaan kecepatan jatuhnya partikel-
Bahan organik dapat merubah sifat partikel tanah di dalam air dengan asumsi
kimia tanah, yaitu melalui proses bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang
dekomposisi yang dilakukan oleh mikroba berkerapatan sama dalam suatu larutan akan
yang memang selalu menempel pada bahan meningkat secara linear apabila radius
organik. Hal ini menjadikan tanah partikel bertambah secara kuadratik
mempunyai kemampuan menyimpan (Hardjowigeno, 1995). Metode hidrometer
unsur-unsur hara yang semakin baik, ini membutuhkan ketelitian dalam
mengurangi penguapan Nitrogen, maupun pelaksanaannya (Hakim, 1986).

37
Sifat fisik adalah mereka yang dapat 3. Hasil pengamatan berupa tanah
diukur dan dijelaskan dengan pengukuran Alfisol memiliki kelas tekstur
seperti panjang, volume, massa, dan suhu. lempung debuan, tanah Entisol
Karakteristik fisik tanah menentukan termasuk kelas tekstur geluh
apakah suatu tanah cukup kuat untuk pasiran, tanah Vertisol kelas tekstur
menahan berat lalu lintas atau jika tanah berupa lempung, tanah Ultisol
tersebut adalah lemah maka tanah akan berupa lempung debuan, sedangkan
runtuh di bawah tekanan.Pertanian dan tanah Mollisol kelas teksturnya
teknik sangat tergantung pada kemampuan berupa lempung.
fisik tanah itu. Selain itu, hubungan tekstur 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi
tanah dengan daya menahan air dan tekstur tanah antara lain komposisi
ketersediaan hara tanah bertekstur liat mineral dan batuan atau bahan
mempunyai luas permukaan yasng lebih induk, sifat dan proses cepatnya
besar sehingga kemampuan menahan air pembentukan tanah lokal, serta
dan menyediakan unsur hara tinggi. Tanah umur relatif tanah.
bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi
V. PENGHARGAAN
kimia daripada tanah bertekstur kasar.
Tanah bertekstur pasir mempunyai luas Puji syukur kami panjatkan kepada

permukaan yang lebih kecil sehingga sulit Tuhan Yang Maha Esa yang telah

menyerap (menahan) air dan unsur hara. melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami
dapat mengikuti praktikum dan
menyelesaikan laporan dasar-dasar ilmu
IV. KESIMPULAN tanah acara III yang berjudul TeksturTanah.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
Berdasarkan praktikum yang telah
dosen-dosen pengampu mata kuliah dasar-
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
dasar ilmu tanah. Orang tua kami yang
1. Tekstur tanah dapat diartikan senantiasa memberi dukungan kepada
sebagai perbandingan relatif kami. Ricky Christo Ajiputro selaku asisten
(proporsi) dari komposisi fraksi- praktikum kelompok kami (kelompok 2),
fraksi penyusun tanah, yaitu pasir dan seluruh asisten praktikum dasar-dasar
(sand), debu (silt), dan lempung ilmu tanah yang telah membimbing
(clay). sehingga laporan ini dapat terselesaikan,
2. Metode yang digunakan serta kepada teman-teman kelompok 2 dan
adalahmetode kualitatif. teman-teman golongan A1 yang telah

38
membantu dan bekerjasama dalam proses Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah.
Mediyatama Sarana Perkasa,
pengerjaan laporan maupun ketika
Jakarta.
praktikum berlangsung. Semoga ilmu yang Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah
diperoleh dapat bermanfaat bagi banyak dan Pedogenesis. Edisi Revisi.
Akademika Pressindo, Jakarta.
pihak.
Hardjowigeno, S. 1985. Ilmu
Tanah.Akademika Pressindo,
Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Horn, R., and Smucker, A. 2005. Structure
formation and its consequences for
Anonim. 2014. Soil Genesis and gas and water transport in
Development, Lesson 5 - Soil unsaturated arable and forest soils.
Classification and Geography. Soil Till. Res. 82, 5-14.
http://plantandsoil.unl.edu/pages/in
Horn, R., Taubner, H., Wuttke, M.,
formationmodule.php?idinformatio
Baumgartl, T. 1994. Soil physical
nmodule=1130447032&topicorder
properties related to soil structure.
=7&maxto=16&minto=1. Diakses
Soil Till. Res. 35, 23-36
pada 7 April 2014.
Lopulisa.2004.Dasar-Dasar Ilmu
Arifin, Z. 2011. “Analisis Nilai Indeks
Tanah.PT.Rajagara Findo Persada,
Kualitas Tanah Entisol pada
Jakarta.
Penggunaan Lahan yangBerbeda”.
Agroteksos Vol. 21. Moya, R and D. Perezz. 2007. Effects of
physical and chemical soil
Bailey, H. 1984. Kuliah Ilmu Tanah.
properties on physical wood
Badan Kerjasama Ilmu Tanah,
characteristics of Tectona grandis
Palembang.
plantations in Costa Rica. Dalam
Darmawijaya. 1990. Klasifikasi Tanah. Journal of Tropical Forest Science
Raja Grafindo Persada, Jakarta. 20(4): 248–257.
Donahue. 1983. Soil, An Introduction to Notohadiprawiro, T., S.
Soils and Plant Growth. Printice Soekadarmodjodan E. Sukana.
Hall, New Jersey. 2006. Pengelolaan Kesuburan tanah
Foth, H. D. 1998. Fundamentals of dan Peningkatan Efisiensi
SoilScience ( Dasar-Dasar Ilmu Pemupukan. Ilmu Tanah Fakultas
Tanah).Gadjah Mada University, Pertanian UGM.
Yogyakarta. Pandutama, M.H., dkk. Buku Ajar Dasar-
Hakim, N.M.Y. Nyakpa, A.M.Lubis, Dasar Ilmu Tanah. Jember: Jurusan
S.Ghani,Nugroho,M.R.Soul, Tanah Fakultas Pertanian
M.A.Diha, G.B.Hong, N.H.Balley. Universitas Jember.
1986. Dasar-Dasar Ilmu Serangmo, Diana YL., dan Lily F
Tanah.Universitas Lampung, Ishaq.2008. Pengaruh dosis pupuk
Lampung. kandang kotoran sapi terhadap
Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah pertumbuhan dan hasil tanaman
dan Pedogenesis. Akademika sorghum (Sorghum bicolor) pada
Pressindo, Jakarta. tanah alfisol. Jurnal NTT
Flobamora(IV) :263-354.

39
Silalahi, I.I., Sumono, S.B. Daulay, E. Stevenson, F. J. 1994. Humus Chemistry:
Susanto. 2013. Efisiensi irigasi Genesis, Composition, Reactions. 2
tetes dan kebutuhan air tanaman th ed. John Wiley & Sons Inc.,
bunga kol pada tanah andosol (the New York.
efficiency of drip irrigation and Wigati, ES., A. Syukur, Bambang DK.
crop water requirement of 2006. Pengaruh takaran bahan
cauliflower on andosol land). Jurnal organik dan tingkat kelengasan
Rekayasa Pangan dan Pertanian: tanah terhadap serapan fosfor oleh
96-100. kacang tunggak di tanah pasir
pantai. Jurnal Ilmu Tanah dan
Soil Survey Staff. 1992. Kunci Lingkungan: 52-58.
TaksonomiTanah. USDA

40
LAMPIRAN

Gambar 3. Hasil Analisa Tekstur Tanah dan Struktur Tanah

41
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH (PNT 1201A1)
ACARA IV
STRUKTUR TANAH

Disusun oleh :
1. Ady Bayu Prakoso (13286)
2. Annisa Mega Rachmadina (13098)
3. Chailendriani Pradaneira A. (13390)
4. Felisitas Syntia Herliandy (13224)
5. Rifqi Sulthan (13391)
6. Riya Fatma Sari (13284)
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 10 Maret 2014
Golongan/Kelompok : A1/2
Nama Asisten : Ricky Christo A.

LABORATORIUM TANAH UMUM


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

42
ACARA IV
STRUKTUR TANAH

ABSTRAK

Praktikum Struktu Tanah dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2014 di Laboratorium Tanah
Umum, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Struktur tanah
merupakan penggabungan antara partikel-partikel primer tanah (debu, pasir, dan lempung)
yang membentuk unit-unit struktur yang lebih besar (agregat). Metode yang dilakukan dalam
praktikum Struktur Tanah ada dua metode yaitu metode lilin dan metode piknometri. Metode
lilin dilakukan dengan cara membentuk tanah menjadi bulatan kemudian dilapisi dengan lilin
panas dan ditimbang, setelah itu dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi air yang nantinya
akan menghasilkan nilai BV (kerapatan bongkah tanah). Metode piknometri dilakukan dengan
menggunakan alat piknometer bersumbat, cara ini dilakukan untuk mendapatkan nilai BJ
(kerapatan partikel tanah). Praktikum Struktur tanah ini bertujuan untuk menentukan BV dan
Bj tanah sehingga nantinya akan didapatkan nilai porositas total tanah (n). Nilai porositas total
tanah sangat menentukan tingkat penyerapan air oleh tanah, dimana semakin besar nilai
porositas tanah maka semakin banyak pori-pori pada tanah dan juga semakin cepat pula tanah
dapat menyerap air. Dari hasil praktikum untukl tanah Entisol diperoleh nilai BV sebesar 1,6;
BJ sebesar 2,14; dan n sebesar 25%.
Kata kunci: struktur tanah, piknometri, porositas, dan Entisol.
\
I. PENGANTAR tiga aspek, berupa BV (kerapatan bongkah
Secara umum sifat tanah terbagi tanah), BJ (kerapatan partikel tanah), dan n
dalam dua kategori yaitu sifat fisik tanah (porositas total tanah) dengan metode lilin
dan sifat kimia tanah. Dalam sifat fisik untuk penetapan BV dan metode pikometri
tanah (sifat fisika tanah) tercakup dalam untuk penetapan BJnya.
semua penampilan tanah yang berkaitan Tanah adalah campuran mineral,
dengan komposisi fraksi-mineral tanah, tata bahan organik, gas, cairan, dan segudang
ruang udara tanah, proporsi dan komposisi mikro dan makro-organime yang dapat
udara-air dalam tanah, perilaku udara-air mendukung kehidupan tanaman. Ini adalah
dalam tanah, dan perilaku tanah. Pada hal tubuh alamiah yang ada sebagai bagian dari
ini yang nantinya akan dibahas merupakan pedhospere dan ia melakukan empat fungsi
salah satu dari sifat fisik tanah yaitu struktur penting yaitu media untuk pertumbuhan
tanah, struktur tanah adalah penggabungan tanaman yang merupakan sarana
antara partikel-partikel primer tanah (debu, penyimpanan air, pasokan dan pemurnian
pasir, dan lempung) yang membentuk unit- yang merupakan modifikator atmosfer. Hal
unit struktur yang lebih besar (agregat). tersebut merupakan habitat bagi organisme
Percobaan yang telah dilakukan mengenai yang mengambil bagian dalam dekomposisi
struktur tanah bertujuan untuk menentukan dan penciptaan habitat bagi organism lain

43
(Anongmous, 2014). Partikel-partikel pertumbuhan tanaman karena dapat
primer didalam tanah tergantung dalam menyediakan pori-pori besar dan kecil
suatu kelompok yang dinamakan sebagai (Khonke, et, al., 1995).
agregat tanah yang merupakan satuan dasar Dalam tinjauan morfologi, struktur
struktur tanah. Agregat terbentuk diawali tanah diartikan sebagai susunan partikel-
dengan suatu mekanisme yang menyatukan partikel primer menjadi satu kelompok
pertikel-partikel primer yang membentuk partikel (duster) yang disebut agregat yang
kelompok atau gugus (duster) dan dapat dipisah-pisahkan kembali serta
dilanjutkan dengan adanya sesuatu yang mempunyai sifat yang berbeda dari
dapat mengikat menjadi lebih kuat (Baroto sekumpulan parikel primer yang tidak
dan Siradz, 2006). teragregasi (Wiyono, et, al. 2006).
Salah satu sifat fisik yang paling Berikut merupakan macam-macam
penting dari tanah adalah susunan partikel bentuk struktur tanah dan sifat
individu dalam hubungannya satu sama penciriannya:
lain, atau strukturnya. Ada jumlah tak 1. Remah
terbatas kemungkinan dimana partikel- Merupakan bentuk strukturtanah yang
partikel dapat diatur. Struktur tanah adalah dominan debu dan terletak di horizon A,
susunan partikel kedalam kelompok- satuan struktur membentuk bola, partikel-
kelompok kecil atau agregat. Agregat ini partikel tersusun longgar, berpori banyak,
dapat diikat oleh agregat lain ke massa yang contoh horizon tanah permukaan yang kaya
lebih besar yang disebut peds. Peds ada bahan organik. Ukuran struktur:
dalam berbagai bentuk yang berbeda,  Sangat halus : <1 mm
menyerupai bola, balok, kolom, dan plat.  Halus : 1-2 mm
Mereka mungkin memilki tepi bulat atau  Sedang : 2-5 mm
tajam pada sudutnya. Jumlah ruang 2. Granuler
poridalam agregat terutama pada tekstur Satuan struktur membentukbola, partikel
tanah dan jumlah ruang pori antar agregat tersusun lebih rapat, berpori lebih sedikit,
tergantung pada pengaturan merekasatu terletak pada horizon A; contoh: pasir.
sama lain, seperti pada ukuran kamar pada Ukuran struktur
rumah yang tergantung pada pengaturan  Sangat halus: <1mm
dinding. Jika partikel individu tersebut  Halus: 1-2 mm
diatur dalam agregat kecil dan dengan  Sedang: 2-5 mm
ujung bulat.kita berbicara tentangstruktur  Kasar:5-10 mm
granuler, hal ini sangat diinginkan untuk

44
 Sangat kasar: >10 mm Satuan strukturbersumbu tegak lebih
3. Gumpal pendek dari pada sumbu datar, berpori
Satuan strukturberbentuk bak terbatas terutama berarahtengah, terletak di
kubus,partikel tersusun rapat, horizon E. Ukuran struktur:
berporisedikit, terletak di horizon B,  Sangat tipis: <10 mm
contoh: horizon bawah yang terbentuk di  Tipis: 10-20 mm
kawasan beriklim bermusim kemarau tegas.  Sedang: 20-50 mm
Struktur ini terbagi menjadi 2:  Tebal: 50-100 mm
a. Gumpal membulat, bersudut  Sangat tebal: >100 mm
tumpel, berbidang cembung, dan berpori 6. Lempeng
banyak. Ukuran struktur: Satuan struktur bersumbu tegak lebih
 Sangat halus: <5 mm pendek dari pada sumbu datar, berpori
 Halus: 10 mm terbatas terutama berarah mendatar, terletak
 Sedang: 10-20 mm di horizon E dan D; contoh: horizon tanah
 Kasar: 20-50 mm dibawah horizon permukaan berwarna
 Sangat kasar: >50 mm pucat. Ukuran sruktur:
b. Gumpal menyudut, kubus  Sangat tipis: <1 mm
menyudut tajam dan berbidang rata,  Tipis: 1-2 mm
berpori sedikit. Ukuran struktur:  Sedang: 2-5 mm
 Sangat halus: <5 mm  Tebal: 5-7 mm
 Halus: 10 mm  Sangat tebal: 7-10 mm
 Sedang: 10-20 mm (Sutanto, 2005)
 Kasar: 20-50 mm Konsep sentral Entisol adalah
 Sangat kasar: >50 mm bahwa tanah memiliki sedikit kesamaan
4. Prismatik tentang bukti perkembangan cakrawala
Satuan tekstur bersumbu tegak lebih pedogenic. Kebanyakan Entisol tidak
panjang dari pada sumbu datar, berpori memiliki cakrawala diagnostic selain
terbatas, terutama berarah tegak, bidang epipedon ochric. Pada banyak landscape,
atas tegak mendatar terletak di horizon B; material tanah tidak berada ditempat cukup
contoh: horizon bawah tanah yang lama untuk proses pedogenic yang
terbentuk dikawasan iklim kering membentuk cakrawala khas. Beberapa
sampaisetengah kering. diantaranya adalah tanah yang berbeda
5. Tiang ditempat yang curam, tanah yang aktif

45
mengikis pada lereng dan tanah yang berada hingga suhu 65-70C, bongkah tanah
didataran banjir atau dataran outwash dicelupkan pada lilin selama 2-3 detik
glacial, yang menerima deposito baru dari hingga lilin menutupi permukaan bongkah
alluvium pada interval yang sarang. tanah. Bongkahan tanah selanjutnya
Beberapa Entisol cukup tua untuk didinginkan dan ditimbang sebagai “b”
membentuk cakrawala diaknostik, tapi gram. Tabung ukur diisi akuades sebanyak
sebagian besar terdiri dari kuarsa atau “p” ml, kemudian bongkahan tadi di
mineral lainnya yang tahan terhadap masukkan dan apabila permukaan air belum
pelapukan dan dibutuhkan untuk mencapai titik tertentu, akuades
membentuk cakrawala diagnostic (Gokkan, ditambahkan kembali sebagai “r” ml,
et, al. 2011) dengan pipet sehingga mencapai tepat di
skala tertentu dan dicatat sebagai “q” ml.
II. METODOLOGI Bongkah tanah diangkat dan alat
Praktikum dasar-dasar ilmu tanah dibersihkan. Hasil yang didapat dihitung
acara IV yang berjudul Struktur Tanah ini dengan rumus:
dilakukan dengan bahan yaitu contoh tanah BV =
87x a
gr/cm3
[100 + KL][0,87(q − p − r)] − (b − a)
bongkah kering udara, sedangkan alata
yang diperlukan yaitu cawan pemanas lilin, b. Kerapatan partikel tanah (BJ)
lampu spiritus, penumpang kaki tiga, gelas Piknometer kosong dibersihkan dan
ukur, pepet ukur 10 ml, dan thermometer. dikeringkan, lalu ditimbang lengkap dengan
Pelaksanaan praktikum ini terbagi sumbunya sebagai “a” gram. Tanah  2
menjadi 2 bagian, yaitu: mm diambil kemudian diisikan kedalam
a. Kerapatan bongkah atau volume piknometer hingga setengah bagian dan
tanah (BV) akuades ditambahkan hingga 2⁄3 bagian
Sebongkah tanah diambil dan dibuat piknometer. Setelah itu diaduk, pastikan
membulat sehingga dapat masuk ke dalam tidak ada udara yang terjebak. Piknometer
gelas ukur dengan longgar. Permukaan disumbat dan didiamkan selama 1 jam.
bongkah tanah yang dibuat bulat Suhu suspensi diukur untuk melihat BJ
dibersihkan dari butir-butir tanah yang suspensi di table BJ (𝑇1 𝑑𝑎𝑛 𝐵𝐽1 ).
menempel, kemudian tanah diikat dengan Piknometer diaduk kembali dengan kawat
menggunakan benang hingga dapat dan kawatnya di cuci. Secara perlahan
digantung. Tanah yang sudah diikat ditambahkan akuades hingga 2/3 leher
selanjutnya ditimbang sebagai berat “a” (a pikno, lalu disumbat dan dipastkan air
gram),. Sementara itu, lilin dicairkan mengisi pipa kapiler hingga penuh. Dinding
46
permukaan pikno dikeringkan dan c. Porositas total tanah
ditimbang (d gram), suhunya di ukur (𝑇2 ) Setelah mengetahui nilai BV dan BJ
dan BJnya dilihat pada table (𝐵𝐽2 ). Semua pada tanah, nilai porositas tanah dapat
alat di bersihkan dan dikeringkan, lalu hasil dihitung. Porositas tanah adalah prosentase
yang didapat dihitung dengan rumus: volume pori total ynag ada pada tanah.
𝐵𝐽 Porositas total tanah (n) dapat decari
100(𝑏 − 𝑎)𝐵𝐽1 𝐵𝐽2 dengan rumus berikut:
=
(100 + 𝐾𝐿)[𝐵𝐽1 (𝑑 − 𝑎) − 𝐵𝐽2 (𝑐 − 𝑏)] 𝐵𝑉
𝑛 = [1 − ] 𝑥100%
gr/cm3 𝐵𝐽

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 4. Struktur Tanah
Jenis BV BJ Porositas

Entisol 1,6 2,14 25%

Alfisol 1,44 1,9 24%

Ultisol 2,17 2,25 3,24%

Vertisol 1,325 1,93 31,34%

Mollisol 1,51 1,82 15,89%

Contoh perhitungan pada tanah Entisol:


1) BV
p= 30 ml
a1= 4,74 gr a2= 5,90 gr
b1= 4,97 gr b2= 6,18 gr
q1= 33 ml q2= 34 ml

87𝑥4,74
𝐵𝑉1 =
[100 + 1,93][0,87(33 − 30) − (4,97 − 4,74)]
412,38
=
242,59
= 1,7 𝑔𝑟/𝑐𝑚3

47
87𝑥5,90
𝐵𝑉2 =
[100 + 1,93][0,87(34 − 30) − (6,18 − 5,90)]
513,3
=
326,18
= 1,6 𝑔𝑟/𝑐𝑚3

2) BJ
a= 32,44 gr T1= 32C
b= 62,02 gr B1= 0,995 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
c= 98,14 gr T2= 31C
d= 81,64 gr B2= 0,995 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
100 (62,02 − 32,44)
𝐵𝐽 =
(100 + 5,15)[0,995(81,64 − 32,44)
0,995 𝑥 0,995
−(98,14 − 62,02)]
= 2,14 𝑔𝑟/𝑐𝑚 3

3) Porositas (n)
1,7
𝑛1 = [1 − ] 𝑥 100%
2,14
= 20,56%
1,6
𝑛2 = [1 − ] 𝑥 100%
2,14
= 25,23%

48
Struktur tanah merupakan gabungan yang digunakan ketika pelapisan bersuhu
atas partikel-partikel primer (pasir, debu, 65-70C, selama 2-3 detik. Jika suhu
dan lempung) yang membentuk unit-unit terlalu tinggi, cairan lilin dapat masuk
struktur yang lebih besar (agregat). Gaya dalam pori-pori tanah, jika pencelupan
yang bekerja pada unit struktur lebih terlalu lama, lapisan lilin akan menjadi tebal
didominasi oleh gaya kohesi antar partikel dan dapat mengurangi keakuratan hasil.
dari pada gaya adhesinya. Gaya kohesi Sampel yang digunakan kali ini
sendiri memiliki penegrtian gaya tarik antar adalah bongkah Entisol, berat 4,74 gram
partikel padat tanah, sedangkan gaya adhesi dan 5,9 gram. Setelah dilakukan percobaan,
adalah gaya tarik menarik antara partikel ditemukan bahwa terjadi kenaikan volume
tanah dengan zat cair (air). Kedua hal ini lah aquades dari 30 ml menjadi 33 ml.setelah
yang membuat unit-unit partikel tanah dihitung dapat diketahui bahwa BV dari
memiliki bentuk, ukuran, dan derajat yang kedua sampel tersebut adalah 17 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
berbeda-beda. Dalam analisis struktur tanah dan 1,6 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 .
perlu dilakukan analisa berat volume (BV), Berat jenis adalah perbandingan
berat jenis (BJ), dan porositas (n). relative antara berat padatan tanah dengan
Berat volume atau yang sering volume padatan. Perbedaan yang mendasar
disebut kerapatan tanah adalah berat dari berat volume dan berat jenis adalah,
bongkah tiap satuan volume total bongkah jika berat volume baik tanah maupun
3
tanah dan dinyatakan dalam 𝑔𝑟/𝑐𝑚 . Dapat porinya dihitung, maka ketika penentuan
dikatakan pula berat volume adalah berat berat jenis hanya dihitung berat butir
per satuan volume yang membandingkan tanahnya saja. Untuk penentuan berat jenis
berat kering bongkah dengan volume kali ini menggunakan metode piknometer,
bongkah. Volume bongkah sendiri prinsipnya adalah mengetahui berat tanah
merupakan volume padatan dan volume tanpa pori-pori. Untuk menghilangkan pori-
pori dalam bongkah tanah tersebut. Karena pori yang ada didalam tanah digunakan
pori-pori tanah ikut dihitung dalam volume akuades dan tabung piknometer. Massa
bongkah maka untuk pengujian volume udara yang lebih ringan dari air akan
bongkah ini menggunakan prinsip membuat udaramuncul kepermukaan.
sederhana hukum Archimedes. Bongkah Tanah diaduk supaya pori terbuka, dan
tanah yang sudah dilapisi lilin dimasukkan udara yang terjebak dapat keluar.
kedalam air. Pelapisan lilin bertujuan untuk Kemudian didiamkan selama 1 jam supaya
membuat sampel tanah kedap air, agar air air benar-benar masuk kepori-pori tanah
tidak masuk kedalam pori-pori tanah. Lilin dan mendorong udara keluar. Ketika
49
ditambahkan dengan aquades hingga 2/3 ketika piknometer ditutup, yang masuk
leher, harus sudah dipastikan bahwa kedalam celah kapiler adalah air, bukan
suspensi bebas dari gelembung udara yang buih gelembung pada permukaan air.
tersekap dan buih-buih pada permukaan. Penimbangan dilakukan setelah melalui
Selanjutnya, piknometer yang berisi tanah seluruh tahapan diatas. Selanjutnya
dan air tanpa udara ditimbang. Dalam hal piknometer dibersihkan dan dilakukan
ini yang dibutuhkan hanyalah berat penimbangan piknometer berisi air sebagai
tanahnya saja, sehingga diperlukan pembanding dan dilakukan pencatatan suhu
percobaan blangko yang piknometernya pada piknometer pertama dan kedua.
diisi dengan akuades saja. Berat piknometer Setelah dilakukan percobaan dan
yang hanya berisi akuades ini digunakan perhitungan, diketahui bahwa berat jenis
sebagai pembanding untuk menghitung sampel Entisol adalah 2,14 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3 .
berat jenis tanah yang ada. Selain itu, suhu Setelah dilakukan percobaan dan
cairan dalam piknometer (T1 dan T2) juga ditemukan niali BV dan BJ tanah pada
diperlukan dan diperhitungkan, karena suhu sampel tanah Entisol maka dapat diketahui
tersebut digunakan untuk melihat berat nilai porositas total tanah dengan
jenis larutan dalam piknometer. menghitung menggunakan rumus yang ada,
Pada percobaan sampel yang dan ditemukan bahwa porositas tanah
digunakan adalah tanah Entisol dengan Entisol sebesar 25%. Entisol mempunyai
diameter 2 mm. Sampel tanah dimasukkan sifat fisik dan kimia yang kurang baik bagi
dalam piknometer hingga 1/2 botol setelah pertumbuhan tanaman. Tanah ini umumnya
botol piknometer ditimbang terlebih bertekstur pasir sehingga struktur lepas,
dahulu. Akuades ditambahkan kedalam porositas aerasi besar dan permeabilitas
piknometer hingga 2/3 volume piknometer cepat (Jamilah, 2003) sehingga Entisol
dan dilakukan pengadukan dengan kawat seharusnya memiliki nilai porositas yang
pengaduk. Fungsi pengadukan untuk lebih tinggi dibandingkan dengan jenis
membebaskan udara yang tersekap. tanah lainnya, karena memiliki kandungan
Didiamkan 1 jam untuk memastikan udara pasir sebesar 85%. Porositas sendiri adalah
telah keluar dari pori tanah. Pengecekan kadar pori-pori yang terdapat dalam tanah,
suhu dengan cara memasukkan ujung jadi apabila diperoleh hasil porositas tanah
thermometer kedalam air tanpa menyentuh sebesar 25% berarti dapat dikatakan bahwa
tanah. Tambahkan air hingga 2/3 leher 25% dari tanah merupakan pori-pori.
piknometer dan hilangkan buih yang tersisa Sedangkan untuk tanah yang lainnya kadar
pada piknometer. Hal ini dilakukan supaya porositas yang diperoleh adalah untuk tanah

50
Alfisol nilai BV sebesar 1,44 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3 , BJ sebesar 2,51 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3. Penyebabnya adalah
sebesar 1,9 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3, dan porositas sebesar kandungan bahan organik dalam tanah, jika
24%. Pada tanah Vertisol nilai BV sebesar bahan organic dalam tanah semakin
1,325 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3 , BJ sebesar 1,93 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3 , banayak maka nilai BJ tanah akan semakin
dan porositas sebesar 31,34%. Pada tanah sedikit (Arifin, 2011). Selain itu perbedaan
Ultisol nilai BV sebesar 2,17 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3, BJ nilai BV, BJ, dan porositas tanah juga
sebesar 2,25𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3, dan porositas sebesar sangat dipengaruhi oleh faktor teknis
3,24%. Sedangkan pada tanah Mollisol nilai selama praktikum seperti pembacaan skala
BV sebesar 1,51𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3, BJ sebesar 1,82 dan pembulatan saat melakukan
𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3 , dan porositas sebesar 15,89%. perhitungan.
Berdasarkan nilai porositas tanahnya dapat Faktor-faktor yang mempengaruhi
disimpulkan bahwa tanah yang memiliki struktur tanah diantaranya adalah bahan
pori-pori tanah dari yang terbesar yaitu organic dimana bahan organik yang ada
tanah Vertisol, Entisol, Alfisol, Mollisol, didalam tanah akan menyebabkan
dan Ultisol. berkurangnya BV maupun BJ tanah.seperti
Struktur tanah sangat dipengaruhi yang terjadi pada praktikum ini yang
oleh tempat pengambilan sampel, karena hasilnya bberbeda dengan teori, tanah
jika tempat pengambilan sampel sudah Entisol yang memilki kandungan pasir
berbeda mak kandungan baik zat organik tinggi malah belum memiliki porositas yang
maupun fraksi penyusun tanahnya juga cukup tinggi. Selain kandungan bahan
berbeda dan hasil perhitungan BV, BJ, dan organik yang mempengaruhi struktur tanah
porositas tanahnyapun juga berbeda. adalah bahan induk pembentuk tanah.
Seperti dilihat pada tingkat kesuburan tanah Tekstur tanah yaitu kandungan fraksi-fraksi
Entisol dengan pendekatan nilai Indeks penyusun tanah yang berupa lempung,
Kualitas Tanah yang digunakan sebagai pasir, dan debu yang masing-masing
lahan hutan dan lahan pertanian di Kebun memiliki ciri khas sesuai dengan proporsi
Pendidikan, Penelitian, Pengembangan kandungan fraksi-fraksinya. Selain itu
Pertanian Universitas Gadjah Mada (KP4 aktivitas organism juga dapat
UGM) Yogyakarta dalam Arifin, 2011 mempengaruhi struktur tanahnya. Contoh:
diperoleh hasil lahan pertanian mempunyai pada kegiatan manusia, pembuangan

BV sebesar 1,60 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3, dan BJ sebesar sampah pada tanah tertentu dapat

2,75 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3 . Sedangkan pada hutan mengubah struktur tanah tersebut. Erosi

memiliki BV sebesar 1,51 𝑔𝑟⁄𝑐𝑚3, dan BJ juga berpengaruh terhadap struktur tanah,
sebagai contoh apabila suatu daratan

51
mengalami erosi maka tanah yang mudah lama, dan ketelitian dalam memastikan
terdispersi kan terbawa oleh air dan bahwa tidak ada udara yang terjebak dalam
hasilnya terjadi penumpukan hasil tanah.
sedimentasi ditempat lain. Hal ini tentunya
akan mengubah baik struktur tanah yang IV. KESIMPILAN
terkena erosi maupun struktur tanah di 1. Struktur tanah merupakan
lokasi sedimentasi/pengendapan. gabungan atas partikel-partikel primer
(pasir, debu, dan lempung) yang
Praktikum struktur tanah ini pada
membentuk unit-unit struktur yang lebih
dasarnya adalah untuk mengetahui struktur
besar (agregat). BV merupakan berat
tanah, karena fungsi struktur tanah dalam
bongkah tiap satuan volume total bongkah
bidang pertanian adalah untuk mengetahui
tanah dan dinyatakan dalam 𝑔𝑟/𝑐𝑚3 ,
tingkat penyerapan air oleh tanah dan
sedangkan BJ merupakan perbandingan
irigasinya, seperti yang kita ketahui
relative antara berat padatan tanah dengan
semakin besar nilai porositas tanah berarti
volume padatan
semakin banyak pori-pori tanah tersebut
2. Faktor-faktor yang
dan itu berarti penyerapan air oleh tanah
mempengaruhi struktur tanah diantaranya
akan semakin cepat. Metode yang
adalah bahan organik, bahan induk tanah,
dilakukan untuk analisa struktur tanahpun
struktur tanah, aktivtas organisme lain, dan
memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu
kerusakan tanah. Sedangkan struktur tanah
pada metode lilin memang lebih mudah,
dalam bidang pertanian berfungsi untuk
cepat, dan hemat, tetapi hasil yang di
mengetahui tingkat penyerapan air oleh
peroleh memiliki tingkat akurasi yang
tanah dan irigasinya, karena semakin besar
rendah, karena volume lilin yang
nilai porositas tanah maka semakin banyak
menyelubungi bongkah tanah dianggap
pori-pori tanah tersebut sehingga
sebagai volume tanah, dan hal tersebut yang
penyerapan air oleh tanah akan semakin
mempengaruhi hasil. Selain itu kesalahan
cepat.
dalam membaca skala pada gelas ukur dapat
3. Tingkat porositas total tanah
menurunkan keakuratan hasil, karena gelas
dari berbagai jenis tanah yang digunakan
ukur memiliki skala yang terbatas, jadi
yaitu tanah Vertisol (31,34%) > Entisol
volume akuades tidak dapat terbaca dengan
(25%) > Alfisol (24%) > Mollisol (15,89%)
akurat. Untuk metode piknometer memiliki
> Ultisol (3,24%).
kelebihn mudah, cepat, dan murah, tetapi
kekurangannya adalah waktu yang cukup

52
V. PENGHARGAAN Wiyono, A., Syamsul, dan E. Hanudin.
2006. Aplikasi soil taxonomy pada
Pada praktikum kali ini penghargaan
tanah-tanah yang berkembang dari
yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang bentukan karst gunung kidul. Jurnal
Ilmu Tanah 6 : 13-26.
Maha Esa. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada orang tua kami yang
telah mendukung kami dan selalu
mendoakan kami, kepada koordinator
praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Ir. Suci
Handayani, M.P. yang telah memberikan
kesempatan untuk melakukan praktikum.
Kepada asisten pembimbing kami, kak
Ricky Christo Ajiputro, dan kepada seluruh
asisten praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
yang telah membimbing kami ,dan kepada
semua pihak yang terkait yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2014,
http://en.wikipedia.org/wiki/Soil
diakses tanggal 15 Maret 2014
pukul 19:30 WIB
Arifin, Zaenal. 2011. Analisis nilai indeks
kualitas tanah entisol pada
penggunaan lahan yang berbeda.
Jurnal Agroteksos Vol.21 No. 1
April 2011
Baroto dan Siradz. 2006. Kandungan tanah
dan air di daerah aliran sungai code.
Jurnal Ilmu Tanah 6 : 110-111
Gokhan Ozsoy and Ertugrul Aksoy Journal
of Food, Agriculture &
Environment Vol.9 (3&4): 998-
1004. 2011
Helmut Kohnke, D. P. Franzmeier. Soil
Science Simplifed Fourth Edition.
Waveland Press, 1995
Sutanto, Rachman. 2005. Dasar-dasar Ilmu
tanah. Kanisius. Yogyakarta

53
LAMPIRAN
A. Perhitungan
a) Kelompok 1 (Alfisol)
 BV
p= 30 ml
a= 2,758 gr
b= 2,947 gr
q= 32 ml

87𝑥2,758
𝐵𝑉 =
[100 + 7,566][0,87(32 − 30) − (2,947 − 2,758 )]
239,946
=
166,835
= 1,44 𝑔𝑟/𝑐𝑚3

 BJ
a= 27,908 gr T1= 34C
b= 58,888 gr B1= 0,994 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
c= 94,050 gr T2= 32C
d= 77,252 gr B2= 0,995 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
100 (30,98) 0,994 𝑥 0,995
𝐵𝐽 =
(100 + 14,708)[0,994(77,252 − 27,908) − 0,995(94,050 − 58,888)]
3064,01494
=
1612,9947602
= 1,899 𝑔𝑟/𝑐𝑚 3
= 1,9 𝑔𝑟/𝑐𝑚 3

 Porositas (n)
1,44
𝑛 = [1 − ] 𝑥 100%
1,9
= 24%
b) Kelompok 2 (Entisol)
 BV
p= 30 ml
a1= 4,74 gr a2= 5,90 gr
b1= 4,97 gr b2= 6,18 gr
q1= 33 ml q2= 34 ml

87𝑥4,74
𝐵𝑉1 =
[100 + 1,93][0,87(33 − 30) − (4,97 − 4,74)]
412,38
=
242,59
= 1,7 𝑔𝑟/𝑐𝑚3

54
87𝑥5,90
𝐵𝑉2 =
[100 + 1,93][0,87(34 − 30) − (6,18 − 5,90)]
513,3
=
326,18
= 1,6 𝑔𝑟/𝑐𝑚3

 BJ
a= 32,44 gr T1= 32C
b= 62,02 gr B1= 0,995 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
c= 98,14 gr T2= 31C
d= 81,64 gr B2= 0,995 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
100 (62,02 − 32,44) 0,995 𝑥 0,995
𝐵𝐽 =
(100 + 5,15)[0,995(81,64 − 32,44) − (98,14 − 62,02)]
= 2,14 𝑔𝑟/𝑐𝑚 3

 Porositas (n)
1,7
𝑛1 = [1 − ] 𝑥 100%
2,14
= 20,56%
1,6
𝑛2 = [1 − ] 𝑥 100%
2,14
= 25,23%

c) Kelompok 3 (Vertisol)
 BV
p= 30 ml
a= 3,99 gr
b= 4,19 gr
q= 33 ml

87𝑥3,99
𝐵𝑉 =
[100 + 12,859][0,87(33 − 30) − (4,19 − 3,99 )]
= 1,325 𝑔𝑟/𝑐𝑚3

 BJ
a= 23,34 gr T1= 28C
b= 56,63 gr B1= 0,996 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
c= 91,62 gr T2= 28C
d= 73,41 gr B2= 0,996 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
100 (56,63) 0,996 𝑥 0,996
𝐵𝐽 =
(100 + 13,74)[0,996(73,41 − 23,34) − 0,996(91,62 − 56,63)]
= 1,933 𝑔𝑟/𝑐𝑚 3

 Porositas (n)

55
1,325
𝑛 = [1 − ] 𝑥 100%
1,933
= 31,35%

d) Kelompok 4 (Ultisol)
 BV
p= 30 ml
a= 1,903 gr
b= 2,074 gr
q= 35 ml

87𝑥1,903
𝐵𝑉 =
[100 + 8,779][0,87(35 − 34 − 0) − (2,074 − 1,903 )]
165,561
=
76,036521
= 2,177 𝑔𝑟/𝑐𝑚3

 BJ
a= 20,78 gr
b= 52,30gr B1= 0,996 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
c= 88,31 gr
d= 70,70 gr B2= 0,996 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
100 (52,3 − 20,78) 0,996 𝑥 0,996
𝐵𝐽 =
(100 + 0,13547)[0,996(70,70 − 20,78) − 0,996(88,31 − 52,30)]
3126,834432
=
1387,31285
= 2,25 𝑔𝑟/𝑐𝑚 3

 Porositas (n)
2,177
𝑛 = [1 − ] 𝑥 100%
2,25
= 0,0324 x 100%
= 3,24 %

e) Kelompok 5 (Mollisol)
 BV
p= 30 ml
a1= 5,991 gr a2= 1,771 gr
b1= 6,325 gr b2= 1,905 gr
q1= 34 ml q2= 31 ml

87𝑥5,991
𝐵𝑉1 =
[100 + 17,65][0,87(34 − 30) − (6,325 − 5,991)]
= 1,27 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
87𝑥1,771
𝐵𝑉2 =
[100 + 17,65][0,87(31 − 30) − (1,905 − 1,771)]

56
= 1,51 𝑔𝑟/𝑐𝑚3

 BJ
a= 28,428 gr T1= 26C
b= 58,461 gr B1= 0,997 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
c= 93,172 gr T2= 27C
d= 77,338 gr B2= 0,997 𝑔𝑟/𝑐𝑚3
100 (58,461 − 28,428) 0,997 𝑥 0,997
𝐵𝐽 =
(100 + 15,450)[0,997(77,328 − 28,428) − (93,172 − 58,461)]
= 1,826 𝑔𝑟/𝑐𝑚 3

 Porositas (n)
1,51
𝑛 = [1 − ] 𝑥 100%
1,82
= 15,89%
B. Data

Gambar 3. Hasil Analisa Tekstur Tanah dan Struktur Tanah

57
58
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
(PNT 1201A1)
ACARA V
KONSISTENSI TANAH KUALITATIF

Disusun oleh :
1. Ady Bayu Prakoso (13286)
2. Annisa Mega Rachmadina (13098)
3. Chailendriani Pradaneira A. (13390)
4. Felisitas Syntia Herliandy (13224)
5. Rifqi Sulthan (13391)
6. Riya Fatma Sari (13284)
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 17 Maret 2014
Golongan/Kelompok : A1/2
Nama Asisten : Ricky Christo Ajiputro

LABORATORIUM TANAH UMUM


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

59
ACARA V
KONSISTENSI TANAH KUALITATIF

ABSTRAK
Praktikum Konsistensi Tanah Kualitatif dilaksanakan pada tanggal 17 maret 2014, di
Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah
Mada. Pada praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan konsistensi tanah dalam 2
perlakuan, yaitu kering dan basah. Konsistensi kering diukur dengan cara memecahkan
agregat sedangkan konsistensi basah ditentukan berdasarkan kelekatan dan plastisitas
tanah yang diamati pada saat tanah dalam keadaan basah atau berada diatas kapasitas
lapang. Tanah yang digunakan adalah tanah bongkah untuk konsistensi kering, dan
tanah Ø 2mm untuk konsistensi basah. Hasil yang diperoleh adalah bahwa tanah Entisol
berkonsistensi lunak, tanah Ultisol berkonsistensi agak keras, tanah Alfisol
berkonsistensi keras, sedangkan tanah Vertisol dan Molisol berkonsistensi sangat keras
dalam keadaan kering. Dalam keadaan basah dari tingkat kelekatannya tanah Entisol
tidak lekat, tanah Ultisol lekat, dan tanah Alfisol, Vertisol, dan Molisol sangat lekat,
sedangkan dari tingkat plastisitasnya, tanah Entisol tidak plastis dan tanah lainnya
plastis.
Kata kunci: konsistensi, Entisol, kelekatan, plastisitas.

I. PENGANTAR Konsistensi tanah adalah salah satu


hal yang perlu diketahui ketika melakukan
Konsistensi tanah merupakan salah
pengolahan suatu lahan, karena konsistensi
satu sifat fisik tanah yang berperan penting,
tanah adalah daya kohesi dan adhesi
karena dengan mengetahui konsistensi
diantara partikel-partikel tanah dan
suatu tanah dapat pula dilakukan
ketahanan (resistensi) massa tanah tersebut
penanganan pada tanah sesuai dengan
terhadap perubahan bentuk oleh tekanan
kebutuhan dari tanaman yang nantinya akan
atau berbagai kekuatan yang dapat
ditanam pada suatu lahan. Dalam
mempengaruhi bentuk tanah tersebut
konsistensi suatu tanah sifat fisik yang
(Ardana, 2008). Sifat konsistensi tanah
ditunjukkan yaitu keteguhan, keliatan, dan
pada kandungan air berbeda-beda yaitu
kelekatan tanah, hal tersebut merupakan
konsistensi basah (kelekatan dan keliatan),
penentuan konsistensi tanah secara
konsistensi lembap, dan konsistensi kering.
kualitatif. Konsistensi tanah bertujuan
Kelekatan (stickness) artinya tanah dapat
untuk menetapkan batas lekat,indeks
melekat atau menempel pada benda-benda
plastisitas, dan juga tingkat kekerasan suatu
yang mengenainya. Beberapa macam dari
tanah yang dipengaruhi oleh fraksi-fraksi
sifat kelekatan tanah yaitu tidak melekat,
penyususn tanah.
sedikit melekat, lekat, dan sangat lekat.

60
Keliatan (plasticity) artinya tanah mudah kualitas hasil olahan adalah lumpur, alat
diubah-ubah bentuknya. Beberapa macam dan kendaraan yang digunakan mudah
dari sifat keliatan yaitu agak plastis, plastis, tergelincir dan tenggelam ke dalam tanah
sangat plastis. Konsistensi lembap karena daya dukung tanah sangat rendah.
merupakan tanah yang gembur, beberapa Kondisi tanah kering, daya dukung tanah
macam dari konsistensi ini yaitu lepas, sangat tinggi (mekanik). Tekstur tanah
sangat gembur, gembur, teguh, sangat sangat menentukan kelekatan tanah
teguh, dan ekstrem teguh. Konsistensi kaitannya dengan status air tanah. Semakin
kering merupakan tanah yang keras, halus kelas tekstur tanah atau semakin
macam-macam dari konsistensi ini yaitu tinggi kadar liat suatu tanah maka makin
lepas, lunak, sedikit keras, keras, sangat tinggi daya lekat tanah terhadap alat
keras, dan ekstrem keras (Hakim et al, pengolah. Konsistensi kelekatan tanah juga
1986). dipengaruhi oleh status kadar bahan organik
Pada status air tanah antara tanah, makin tinggi kadar bahan organik
kapasitas lapang (KL) dan 80 % KL maka tanah makin lemah daya lekat tanah,
pada kondisi ini tanah sangat mudah diolah walaupun kehalusan kelas tekstur semakin
karena alat tidak melekat pada alat, tanah halus. Sebaliknya semakin rendah kadar
tidak keras dan struktur hasil olah menjadi bahan organik tanah, makin rendah daya
mekar. Hal ini disebabkan daya adhesi dan lekat tanah. Sedangkan kepadatan tanah
kohesi tanah sama kuat. Pada status kadar dapat dilihat dari kerapatan isi tanah atau
air tanah di bawah kapasitas lapang 80 % Bulk Density (BD) tanah dan konsistensi
dan kadar air tanah semakin menurun tanah. BD tanah lebih dari 1.3 g/𝑐𝑚3
sampai pada batas 40 % KL tanah semakin termasuk padat. Kerapatan isi (BD) tanah
sulit diolah karena semakin keras yang ditentukan oleh tekstur, struktur, bahan
disebabkan daya adhesi lebih lemah dari organik tanah yang menentukan ruang pori
daya kohesi (kondisi kering). Pada kondisi total tanah. Makin padat tanah makin
tanah terlalu kering kadar air < 40 % dari rendah/sedikit ruang pori tanah, disertai
kapasitas lapang, kembali tanah mudah status air yang rendah sampai mencapai
diolah karena daya adhesi dan kohesi tanah konsistensi yang teguh membuat tanah
keduanya sangat lemah. Demikian pula makin sulit untuk diatasi (Mustafa, et, al.
status air tanah lebih besar dari kondisi 2012)
jenuh air (tergenang), daya adhesi dan
Konsistensi tanah menunjukkan
kohesi tanah keduanya sangat lemah
derajat kohesi dan adhesi diantara partikel –
sehingga tanah mudah diolah, hanya saja

61
partikel tanah. Hal ini ditunjukkan oleh kelembapan tanah mendekati saturasi
ketahanan massa tanah terhadap perubahan (jenuh) dan sifat tanah seperti cairan dan
bentuk yang diakibatkan oleh tekanan dan kental (Lal and Shukla, 2004). Batas-batas
berbagai kekuatan yang mempengaruhi Atterberg atau batas-batas konsistensi
bentuk tanah. Tanah – tanah yang adalah persen berat kadar lengas tanah
mempunyai konsistensi yang baik (Eurocansult, 1989). Nilai-nilai Atterberg
umumnya mudah diolah dan tidak melekat adalah batas liat atas (BLA) atau batas cair
pada alat pengolah tanah. Oleh karena itu (BC), Batas lekat (BL), Surplus (S), batas
tanah dapat ditemukan dalam keadaan liat bawah (BLB) atau batas gulung (BG),
basah, lembab dan kering maka penyifatan indeks keliatan (Ip), batas berubah warna
konsistensi tanah harus disesuaikan dengan (BBW) atau batas kerut (BK), dan jangka
keadaan tanah tersebut. Konsistensi tanah olah (JO) (Notohadiprawiro, 2000).
dapat ditentukan secara kualitatif dan Konsistensi tanah juga mempunyai
kuantitatif. Secara kualitatif dilakukan hubungan dengan tekstur tanah. Tanah pasir
dengan cara memijat dan memirit atau biasanya tak lekat, tak liat dan lepas.
membuat bulatan atau gulungan. Sebaliknya tanah lempung-berat ber-
Sedangkan secara kuantitatif dilakukan konsistensi sangat liat, sangat teguh, dan
dengan cara penentuan angka Atterberg keras. Tanah geluh di antara kedua sifat
(Nurhidayati, 2006). konsistensi yang ekstrim itu (Darmawijaya,
Albert Atterberg menerapkan lima 1997). Beberapa faktor yang dapat
bentuk konsistensi tanah berdasarkan mempengaruhi konsistensi tanah adalah
kelembapan tanah, yang biasa disebut Batas kadar air dalam tanah, bahan-bahan
Atterberg. Tanah keras, memiliki penyemen agregat tanah, bahan dan ukuran
konsistensi keras saat disentuh. Tingkat agregat tanah, tingkat agregasi tanah, dan
kekerasan tergantung pada tekstur dan faktor-faktor penentu struktur tanah
bahan organik tanah. Tanah gembur (tekstur, prosentase lempung, debu, dan
merupakan tanah yang memiliki sifat pasir, serta kadar bahan organik di dalam
mudah hancur menjadi butiran atau remah, tanah) (Cornelis, et. Al, 2005).
sedangkan tanah lunak adalah tanah yang
dalam keadaan basah terlihat lunak. Tanah
II. METODOLOGI
lengket yaitu ketika air terhubung ke
Praktikum acara V Konsistensi
sebagian besar tanah pada tekanan yang
Tanah Kualitatif, dilaksanakan pada hari
sama, titik lengket terjadi ketika proses
senin tanggal 17 Maret 2014 di
adhesi maksimum. Tanah cair memiliki

62
Laboratorium Tanah Umum, Jurusan ditekan kuat tidak hancur maka
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas konsistensinya sangat keras. Cara kerja
Gadjah Mada. Adapun praktikum ini untuk konsistensi basah/lembab yaitu
dilakukan dengan dua cara, yaitu contoh tanah  2 mm diambil secukupnya
konsistensi kering dan konsistensi dan dibasahi dengan aquades hingga
basah/lembab. Bahan yang dibutuhkan homogeny menjadi pasta. Untuk tingkat
dalam konsistensi kering adalah tanah kelekatan tanah dilakukan dengan memijat
bongkah, sedangkan pada konsistensi pastatanah antara ibu jari dan telunjuk, jika
basah/lembab adalah tanah kering udara  tidakada tanah yang menempel maka
2 mm. Pelaksanaannya menggunakan konsistensinya tidak lekat; jika menempel
tangan sebagai media ujinya. sedikit maka konsistensinya agak lekat; jika
menempel disalah satu jari maka
Cara kerja untuk praktikum
konsistensinya lekat; dan jika menempel
konsistensi kering yaitu agregat tanah
banyak maka konsistensinya sangat lekat.
bongkah ± 1 cm diambil, kemudian ditekan
Untuk tingkat plastisitas tanah, pasta dibuat
diantara ibu jari dengan telunjuk, apabila
pita ± 2-3 mm, jika tidak dapat dibuat pipa
tanpa ditekan hancur maka konsistensinya
konsistensinya tidak plastis; jika pipa rusak
lepas-lepas; apabila sedikit ditekan hancur
dan tidak dapat dibikin bentuk tertentu
konsistensinya lunak; dan apabila ditekan
konsistensinya agak platis; jika dapat
kuat hancur maka konsistensinya agak
dibentuk (seperti O, S, dan 8) maka
keras. Setelah itu, agregat tanah ditekan
konsistensinya plastis; dan jika dapat
diantara pangkal telapak tangan kiri dengan
dibentuk (seperti O, S, dan 8) tanpa retak
ibu jari kanan, apabila ditekan kuat hancur
maka konsistensinya sangat plastis.
maka konsistensinya keras dan apabila
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 5. Konsistensi Tanah

Konsistensi Basah
Tanah Konsistensi Kering
Plastis Lekat

Entisol Lunak Tidak plastis Tidak lekat

Ultisol Agak keras Plastis Lekat

Alfisol Keras Plastis Sangat lekat

63
Vertisol Sangat keras Plastis Sangat lekat

Molisol Sangat keras plastis Sangat lekat

Pada percobaan tentang konsistensi lunak) dan bila dominan lempung maka
tanah kualitatif diperoleh data seperti pada konsitensi tanah tinggi (plastis, lekat, dan
tabel di atas. Pada tabel tersebut keras). Kadar bahan organik yang tinggi
menunjukkan bahwa tanah Entisol mengakibatkan tanah gembur dan plastis.
memiliki konsistensi kering yaitu lunak dan Sifat atau jenis koloid tanah apabila
konsistensi basah dengan tingkat plastisitas dominan koloid silikat maka tanah plastis
tidak plastis dan tingkat kelekatan termasuk dan bila dominan sesquioksida maka tanah
tidak lekat. Tanah Ultisol memiliki tidak plastis. Porositas rendah maka tanah
konsistensi kering berupa agak keras dan berkonsistensi tinggi, dan kadar air yang
konsistensi basah dengan tingkat plastisitas tinggi maka tanah akan plastis dan lekat
berupa plastis serta tingkat kelekatan begitupun sebaliknya.
termasuk lekat. Alfisol memiliki
Tanah Entisol mempunyai
konsistensi kering yaitu keras, dan
konsistensi lepas-lepas, tingkat agregasi
konsistensi basah dengan tingkat plastisitas
rendah, peka terhadap erosi dan kandungan
termasuk plastis, serta tingkat kelekatan
hara tersediakan rendah, namun pada
berupa sangat lekat, sedangkan pada tanah
percobaan ini diperoleh konsistensi kering
Vertisol dan Molisol memiliki persamaan
pada tanah Entisol berupa lunak, dan pada
pada konsistensi kering berupa sangat
konsistensi basah dengan tingkat
keras, begitu juga pada konsistensi basah
plastisitas( Tan, 1986 cit. Siti Lestari,
dengan tingkat plastisitas dan tingkat
2011). Bahan penyusun tanah Entisol
kelekatan yang sama yaitu masing-masing
kebanyakan berupa bahan yang lepas-lepas
termasuk plastis dan sangat lekat.
(Burringh, 1993 cit. Wigati et all, 2006 ),
Faktor-faktor yang mempengaruhi dan terdiri atas pecahan-pecahan batuan
konsistensi tanah yaitu tekstur tanah, sifat maupun kuarsa yang merupakan mineral
dan jumlah koloid organik maupun yang paling banyak dalam fraksi ini. Karena
anorganik, struktur tanah (porositas) berat pasir dan debu dikuasi kuarsa, maka kedua
isi dan kadar air tanah. Apabila tekstur fraksi ini umumnya secara kimiawi, kurang
tanah didominasi pasir maka konsistensi aktif. Mineral-mineral primer dalam
tanah rendah (tidak plastis, tidak lekat, dan susunan kimiawinya mengandung unsur

64
yang pada umumnya sukar larut, sehingga dengan hasil percobaan. Tanah Mollisol
kemampuan menyediakan unsur-unsur memiliki kemiripan dengan vertisol pada
esensial dapat dikatakan kurang sekali hasil percobaan sehingga dapat dikatakan
(Soegiman, 1977), dan karena teksturnya memiliki konsistensi yang sama dengan
pasiran, tanah ini mempunyai permeabilitas vertisol karena keduanya memiliki kadar
dan infiltrasi yang cepat, daya menahan air lempung yang cukup tinggi. Untuk hasil
yang rendah sehingga kapasitas air tersedia dari percobaan juga didapatkan hasil yang
rendah. Dengan melihat ciri-ciri tersebut sama sehingga dapat memungkinkan bahwa
maka tidak sesuai dengan hasil percobaan. data hasil praktikum memiliki nilai
Adanya perbedaan pada hasil percobaan keakuratan, dan dari setiap praktikan
dapat diakibatkan karena standar keras- hampir memiliki penilaian yang sama
lunak, kelekatan, dan plastisitas yang terhadap konsistensi tanah.
berbeda pada setiap praktikan (penetapan
Konsistensi sangatlah penting
konsistensi tanah secara kualitatif ini
dalam menentukan daya guna tanah secara
bersifat subjektif sehingga memungkinkan
praktis. Konsistensi dipakai untuk
adanya kesalahan penilaian dan juga adanya
menggambarkan sifat tanah yang sangat
perbedaan penilaian). Menurut
penting yaitu hubungannya dengan
Soepraptohardjo (1997), Tanah Alfisol
pengolahan tanah dan pemadatan mesin
memiliki konsistensi teguh atau dapat
pertanian. Dengan mengetahui konsistensi
dikatakan keras, lekat dan plastis, hasil
tanah, akan mempermudah pengolahan
percobaan hampir menunjukkan kesamaan.
tanah karena tiap tanah mempunyai
Menurut Sarief (1985), Ultisol memiliki
konsistensi yang berbeda-beda, dengan
konsistensi gembur (lunak), sedangkan
begitu maka diharapkan mampu membuat
pada percobaan didapat hasil agak keras.
konsistensi tanah sesuai dengan jenis
Menurut Darmawidjaya (1997), Ciri - ciri
tanaman yang ditanam sehingga mampu
tanah Vertisol adalah- (1) tekstur
meningkatkan produksi pertanian.
lempungan,(ii) tanpa horison elluvial dan
struktur lapisan atas granuler dengan Penentuan nilai konsistensi dapat

lapisan bagian bawah gumpal atau pejal. dilakukan dengan 2 metode, yaitu (1)

(iv) mengandung kapur, (v) Koefisien kualitatif dan (2) kuantitatif. Pada

pemuaian dan pengkerutan tinggi dengan praktikum ini menggunakan metode

berubahnya kadar air (vi) konsistensi luar kualitatif, metode ini dipilih karena mudah,

biasa liat (extremely plastic). Dengan cepat dan membutuhkan alat dan bahan

melihat ciri-ciri tersebut maka sesuai yang sederhana. Penentuan konsistensi

65
secara kualitatif dilakukan pada kondisi sedangkan tanah dengan konsistensi kering
kering dan kondisi basah. Pada metode berupa keras adalah jenis tanah Alfisol,
kualitatif dilakukan dengan cara menekan agak keras adalah Ultisol, dan
bongkah tanah di antara ujung telunjuk berkonsistensi kering berupa lunak adalah
dengan ibu jari atau ibu jari dengan pangkal Entisol, sehingga urutan jenis tanah yang
telapak tangan. Metode ini biasanya dapat memiliki kekerasan tertinggi hingga
dilaksanakan di lapangan maupun di terendah adalah Vertisol, Molisol, Alfisol,
laboratorium. Pada keadaan kering, tanah Ultisol, dan Entisol.
tidak mengandung air, sehingga kekerasan Pada keadaan basah, indikator
tanah dapat diukur. Dari hasil praktikum konsistensi tanah dilihat pada tingkat
diperoleh konsistensi kering tanah Entisol kelekatan dan plastisitas tanah. Kelekatan
termasuk lunak, Ultisol agak keras, Alfisol tanah menunjukkan keadaan adhesi tanah
keras, Vertisol dan Molisol sangat keras. terhadap benda lain. Dari hasil praktikum
Tanah Entisol berkonsistensi lunak karena diperoleh hasil kelekatan pada tanah Entisol
ketika sedikit ditekan antara ibu jari dengan tidak lekat karena tidak ada tanah yang
jari telunjuk tanahnya kan hancur. Tanah menempel pada jari telunjuk dan ibu jari
Ultisol ketika ditekan kuat antara ibu jari ketika pasta tanah dipijit. Tanah Ultisol
dengan telunjuk akan hancur, sehingga memiliki kelekatan yang lekat karena pada
memiliki konsistensi agak keras. Tanah saat pasta tanah dipijit antara jari telunjuk
Alfisol berkonsistensi keras, karena dan ibu jari, sisa pasta tanah menempel
tanahnya hancur ketika ditekan kuat antara banyak di salah satu jari, jari yang lain
pangkal telapak tangan kiri dengan ibu jari sedikit, sedangkan pada tanah Alfisol,
kanan. Tanah Vertisol dan Molisol Vertisol, dan Molisol memiliki tingkat
berkonsistensi sangat keras karena kelekatan sangat lekat karena ketika pasta
tanahnya tidak hancur meskipun ditekan tanah dipijit antara jari telunjuk dan ibu jari,
kuat antara pangkal telapak tangan kiri sisa pasta tanah menempel banyak di kedua
dengan ibu jari kanan. Jenis tanah yang
jari. Jadi, urutan jenis tanah yang memiliki
konsistensi keringnya sangat keras adalah kelekatan tertinggi hingga terendah adalah
Vertisol dan Molisol, karena dipengaruhi Vertisol, Molisol, Alfisol, Ultisol, dan
oleh tekstur tanahnya yaitu didominasi oleh Entisol.
lempung, struktur tanahnya yang
Plastisitas merupakan kemampuan
mampat(gumpal kuat), kondisi kelengasan
bahan tanah yang secara mudah dapat
tanahnya kering, serta kandungan air
diubah bentuknya karena pengaruh tekanan
tanahnya yang bisa dikatakan tidak ada,

66
dan tetap pada bentuk semula meskipun mempunyai struktur gumpal dan
tekanan dilepaskan. Dari hasil praktikum mempunyai konsistensi agak teguh pada
diperoleh hasil bahwa tanah Entisol satu- kondisi kering dan plastis bila basah. Hal
satunya jenis tanah yang tidak plastis tersebut dikarenakan sifat partikel
karena tidak dapat dibuat pipa(seperti penyusun tanah (pasir, debu, dan lempung)
bakmi), sedangkan tanah Ultisol, Alfisol, yang terdapat pada suatu tanah akan
Vertisol, dan Molisol berupa plastis karena mempengaruhi gaya yang bekerja pada
pipa tanah dapat dibentuk dengan bentuk partikel-partikel tanah sehingga
tertentu seperti O, S, atau 8, sehingga urutan menghasilkan sifat fisik yang saling
tanah mulai dari tingkat plastisitas paling berkaitan. Konsistensi tanah Entisol pada
tinggi hingga paling rendah adalah Vertisol, umumnya kasar, struktur remah atau kersai,
Molisol, Alfisol, Ultisol, kemudian Entisol. konsistensinya lepas-lepas samapai gembur
Adanya perbedaan kelekatan dan platisitas dan pH pada umumnya 6-7 (Darmawijaya,
pada jenis tanah yang satu dengan jenis 1990). berhubung dengan keadaan tekstrur
tanah lainnya dikarenakan tanah yang yang demikian maka tanah ini mempunyai
kandungan lempungnya tinggi mempunyai permeabilitas yang cepat sampai sangat
gaya adhesi terhadap benda lain( misalnya cepat, daya menahan air yang sangat rendah
air) yang tinggi akan sangat mudah untuk dan sangat peka terhadap bahaya erosi
dibentuk, sedangkan tanah yang kandungan (Sarief,1986).
pasirnya tinggi akan sulit diubah
VI. KESIMPULAN
bentuknya(lepas-lepas). Ikatan massa yang
1. Konsistensi tanah adalah
yang kuat maka pengolahannya akan sulit,
daya kohesi dan adhesi diantara partikel-
sedangkan ikatan massa tanha yang lemah
partikel tanah dan ketahanan (resistensi)
akan mudah dihancurkan sehingga
massa tanah tersebut terhadap perubahan
pengolahannya pun mudah, namun cepat
bentuk oleh tekanan atau berbagai kekuatan
sekali kering/ boros air.
yang dapat mempengaruhi bentuk tanah
Konsistensi berhubungan erat
tersebut.
dengan derajat struktur dan juga kelas
2. Faktor-faktor yang
tekstur tanah. Apabila suatu tanah dengan
mempengaruhi konsistensi tanah yaitu
tekstur pasir maka akan mempunyai
tekstur tanah, sifat dan jumlah koloid
struktur butir tunggal dan sifat
organik maupun anorganik, struktur tanah
konsistensinya lepas-lepas. Sebaliknya
(porositas) berat isi dan kadar air tanah.
tanah yang bertekstur lempung akan
Semakin banyak kandungan lempung

67
dalam tanah maka semakin tinggi kakak asisten yang lainnya yang mengawal
konsistensi tanahnya, semakin banyak dan membimbing dalam praktikum
kandungan pasir dalam tanah maka semakin 3. Teman-teman yang selalu
rendah konsistensi tanahnya. membantu dalam penyusunan laporan ini
3. Pada keadaan kering tanah 4. Semua pihak yang telah membantu
Entisol berkonsistensi lunak, tanah Ultisol dalam penyelesaian laporan ini
berkonsistensi agak keras, tanah Alfisol
Semoga segala bantuan dan
berkonsistensi keras, sedangkan tanah
penghargaan yang telah diberikan dapat
Vertisol dan Molisol berkonsistensi sangat
memberikan manfaat dan kebahagiaan yang
keras. Pada keadaan basah/ lembab dapat
tiada ternilai.
dilihat tingkat kelekatan dan tingkat
plastisitas tanahnya. Tanah Entisol
memiliki kelekatan yang tidak lekat, tanah DAFTAR PUSTAKA
Ultisol memiliki kelekatan yang lekat,
Ardana, Wirya, 2008, Korelasi kekuatan
tanah Alfisol, Vertisol, dan Molisol geser undrained tanah lempung
dari uji unconfined compression
memiliki kelekatan yang sangat lekat.
dan uji laboratory vane shear
Berdasarkan plastisitasnya, tanah Entisol (studi pada remolded clay), Jurnal
Ilmiah Teknik Sipil Vol. 12 No 2,
tidak plastis, sedangkan tanah Ultisol,
Juli 2008.
Alfisol, Vertisol, dan Molisol plastis.
Cornelis, W. M., J. Corluy, H. Medina, R.
Hartmann, M. Van Meirvenne and
M. E. Ruiz, 2005, A simplified
V. PENGHARGAAN
parametric model to describe the
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat magnitude and geometry of soil
shrinkage, European Journal of
Allah SWT. karena atas limpahan rahmat
Soil Science Volume 57, Issue 2,
dan hidayahNya, sehingga penulis dapat pages 258–268, April 2006.
menyelesaikan laporan ini tanpa suatu Darmawijaya, M. L. 1997. Klasifikasi
kendala yang berat. Pada kesempatan ini Tanah. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
penulis mengucapkan rasa terimakasih atas
Darmawijya, Isa M. 1990. Klasifikasi
arahan,bimbingan, dan bantuan dalam Tanah. Gadjah Mada University,
pelaksanaan praktikum dan penyusunan Yogyakarta.

laporan resmi ini, kepada: Euroconsult. 1989. Agriculture


Compendium. Third Revised
1. Kedua orang tua kami yang selalu Edition. Elsevier , Amsterdam.
mendoakan dan mendukung kami Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S.
2. Kak Ricky Christo Ajiputro, selaku G. Nugroho, M. A. Diha, G. B.
Hong, dan H. H. Bailey. 1986.
asisten pendamping kami dan juga para

68
Dasar-dasar Ilmu Tanah. Soegiman. 1977. The Nature and Properties
Universitas Lampung Press, of Soil. Bharata Karya Aksara.
Lampung. Jakarta
Lal, R., Shukla, M. K. 2004. Principles of Soepraptohardjo, M. 1977. Jenis Tanah dan
Soil Physics. Marcel Dekker Inc., Potensinya. Pusat Pendidikan
New York. Interpretasi Citra Penginderaan
Jauh dan Survey Terpadu,
Lestari, Siti. 2011. Kajian Penambahan Yogyakarta.
Bahan Organik Dan Pupuk
Formula Biosulfo Terhadap Wigati, ES, Abdul Syukur, dan Bambang
Ketersediaan Dan Serapan P Dan DK. 2006. Pengaruh takaran
S Serta Hasil Kedelai (Glycine bahan organik dan tingkat
max L. Merrill) Pada Alfisols, kelengasan tanah terhadap
Entisols Dan Vertisols. Fakultas serapan fosfor oleh kacang
Pertanian. Universitas Sebelas tunggak di tanah pasir pantai.
Maret. Skripsi. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan Vol 6 (1) (2006): 52-
Mustafa, M., Asmita A., Muh. Ansar, 58.
Masyhur S.. 2012. Hibah
Penulisan Buku Ajar Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Program Studi
Agroteknologi Jurusan Ilmu
Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin.
Makasar.
Notohadiprawiro, T. 2000. Tanah dan
Lingkungan. Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Nurhidayati, 2006. Bahan Ajar Dasar -
Dasar Ilmu Tanah. Fakultas
Pertanian Unisma. Malang
Sarief, S. 1985. Ilmu Tanah Umum.
Fakultas Pertanian Universitas
Padjajaran, Bandung.
Sarief, S.1986. Ilmu Tanah Pertanian.
Pustaka Buana, Bandung.
Siti Lestari. 2011. Kajian Penambahan
Bahan Organik Dan Pupuk
Formula Biosulfo Terhadap
Ketersediaan Dan Serapan P Dan
S Serta Hasil Kedelai (Glycine
max L. Merrill) Pada Alfisols,
Entisols Dan Vertisols. Fakultas
Pertanian. Universitas Sebelas
Maret. Skripsi.

69
LAMPIRAN

Gambar 4. Hasil Analisa Konsistensi Tanah dan Bahan Organik

70
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH (PNT 1201A1)
ACARA VI
BAHAN ORGANIK TANAH

Disusun oleh :
1. Ady Bayu Prakoso (13286)
2. Annisa Mega Rachmadina (13098)
3. Chailendriani Pradaneira A. (13390)
4. Felisitas Syntia Herliandy (13224)
5. Rifqi Sulthan (13391)
6. Riya Fatma Sari (13284)
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 17 Maret 2014
Golongan/Kelompok : A1/2
Nama Asisten : Ricky Christo Ajiputro

LABORATORIUM ILMU TANAH UMUM


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

71
ACARA VI
BAHAN ORGANIK TANAH

ABSTRAK
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah dengan judul “Bahan Organik Tanah” ini
dilakukan pada hari Senin, 17 Maret 2014 di Laboratorium Ilmu Tanah Umum, Jurusan
Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk menetapkan kadar C-organik tanah dan menetapkan kadar
bahan organik tanah. Untuk mengetahui kadar bahan organik tanah dalam praktikum
ini digunakan metode Walkey and Black, karena contoh tanah yang dipakai untuk
percobaan memiliki kadar bahan organik <10%. Alat dan bahan yang digunakan selama
percobaan beerlangsung yaitu contoh tanah kering Ø 0,5 mm, labu takar 50 ml, pipet
volume 10 mul, gelas ukur 10 ml, erlenmenyer 50 ml dan buret. Hasil yang diperoleh dari
perhitungan kadar bahan organik pada tanah Entisol adalah 3,263%. Tanah ultisol
memiliki kadar bahan organik sebesar 3,2068%. Tanah alfisol kadar bahan organiknya
yaitu 4,491%. Pada tanah vertisol, kadar bahan organik sebanyak 5,93%. Sedangkan
tanah molisol memiliki kadar bahan organik paling tinggi, yaitu sebesar 7,325%.
Sehingga, jika kadar bahan organik dari masing-masing tanah diurutkan, maka tanah
ultisol memiliki kadar bahan organik yang paling kecil.
Kata Kunci : Bahan Organik, Tanah, Entisol

I. PENGANTAR penetapan dilakukan dengan menggunakan


Hampir seluruh makhluk hidup metode Walkey and Black. Jenis tanah yang
yang terdapat di dalam tanah tergantung dipakai selama percobaan yaitu Alfisol,
pada bahan organik untuk energi dan bahan Entisol, Vertisol, Ultisol dan Molisol
makanannya. Bahan organik penting dalam memiliki kadar bahan organik yang < 10%.
menciptakan kesuburan tanah, baik secara Oleh karena itu, perlu dilakukan percobaan
fisik, kimia, maupun biologi tanah. Bahan menggunakan metode Walkey and Black
organik merupakan suatu bahan yang untuk mengetahui kandungan bahan
berasal dari makhluk hidup seperti organik pada jenis-jenis tanah tersebut,
tumbuhan, hewan dan manusia yang telah serta mengetahui faktor-faktor yang
terdekomposisi maupun yang sedang dalam mempengaruhi pembentukan bahan organik
proses dekomposisi. di dalam tanah.

Menurut kadar bahan organiknya, Tanah terdiri atas empat macam


tanah yang memiliki kandungan bahan komponen penyusun tanah, yang apabila
organik >10% dapat ditetapkan dinyatakan dalam persen (%) volume
menggunakan metode pembakaran atau komposisi tanah ideal adalah terdiri dari
metode pengabuan. Sedangkan untuk tanah mineral 45%, udara 20-30%, air 20-30%
yang memiliki kadar bahan organik < 10 %, dan bahan organik 5%. Meskipun

72
komposisi bahan organik paling kecil jika mengalami pemadatan. Tanah yang
dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya, mengandung bahan organik juga berwarna
namun bahan organik memiliki peran lebih kelam karena menyerap sinar
penting dalam sifat kimia, fisika, serta matahari lebih banyak. Apabila tanah
biologis tanah (Sutanto, 2005). Bahan menyerap sinar lebih banyak, maka unsur
organik merupakan unsur yang penting hara, oksigen dan air yang diserap melalui
dalam tanah. Menurut BP Tanah (2005) perakaran tanaman juga lebih banyak
bahan organik berperan dalam memperbaiki (Sutanto, 2002).
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sifat Hampir semua bahan organik
fisik berupa pembentukan agregat tanah dan (humus) mengandung 20% Nitrogen, 80%
sifat kimia berupa penyedia hara mikro. Phospor dan kemungkinan juga terkandung
Sifat biologi berupa sumber energi dan sulfur (S). Di lahan kering, bahan organik
makanan mikroorganisme. merupakan sumber utama N (Nitrogen),
Interaksi bahan kimia ini dengan demikian juga P (phospor) dan S (sulfur).
bahan organik merupakan faktor yang Di tanah sawah, bahkan yang secara rutin
mempengaruhi pestisida dalam lingkungan diberi pupuk kimia, 50% - 80% Nitrogen
tanah. Peran bahan organik dalam pestisida (N) tanah berasal dari bahan organik
organik dapat dilihat dari dua aspek utama, (Broadbent, 1978 cit Sutanto, 2002).
(1) adsorpsi pestisida dengan bahan organik Kandungan bahan organik merupakan
ini akan mengontrol jumlah pestisida yang index untuk menentukan kapasitas
terlarut dalam tanah, (2) degradasi non- penyediaan nitrogen di tanah sawah
biological pestisida dengan bahan organik (Ponnamperuma, 1980 cit Sutanto, 2002).
(Schnitzer, M. and S.U. Khan, 1978). Keuntungan lain bahan organik tanah
terhadap kesuburan tanah adalah
Bahan organik sangat bervariasi,
meningkatkan KTK dan meningkatkan
tergantung pada bahan dasar
ketersediaan P dan Fe untuk tanaman.
pembentuknya. Bahan organik dapat
Penyediaan bahan organik tanah secara
berasal dari sisa tanaman, sisa hewan dan
berlebihan, menyebabkan ketersediaan
juga sisa industri yang dapat berupa limbah.
kandungan bahan Zn menurun (Sutanto,
Kualitas bahan organik atau pupuk juga
2002).
bergantung pada kualitas bahan asalnya (BP
Tanah, 2005). Tanah yang kaya akan bahan Fraksi ringan merupakan transit
organik lebih bersifat terbuka sehingga pool antara bahan organik segar dengan
aerasi tanah lebih baik dan tidak mudah bahan organik yang terhumifikasi,

73
berperanan dalam cadangan C dan sumber sebagai alat untuk mengambil larutan, gelas
energi mikroorganisme (Laik et al. 2009; ukur 10 ml sebagai alat pengukur volume,
Burton et al., 2007). Fraksi labil dari bahan elenmeyer 50 ml dan buret untuk
organik (C dan N) mempunyai pengaruh melakukan titrasi dan alat lainnya yaitu
yang nyata terhadap cadangan bahan timbangan untuk menimbang sampel yang
organik tanah. Perubahan kuantitas dari akan dilakukan analisa. Sedangkan bahan
fraksi tersebut merupakan indikator awal yang digunakan adalah tanah kering udara
untuk menduga pengaruh penggunaan dan ∅ 0,5 mm sebagai sampel, asam sulfat pekat
pengelolaan tanah (Soon et al. 2007; Lou et sebagai media destruksi, garam kalium
al. 2011). Ketersediaan hara dalam tanah dikromat 1 N sebagai oksidator, ferosulfat 1
yang cukup dapat mendukung pertumbuhan N sebagai titran dan indikator difenilamin.
dan produksi tanaman yang tinggi. .
Pada pengujian, pertama-tama
Ketersediaan hara N dalam tanah
contoh tanah kering udara ∅ 0,5 mm
dipengaruhi oleh laju mineralisasi bahan
ditimbang 0,5 gram (a) dan dimasukkan ke
organik, sehingga perlu dipelajari hubungan
labu takar 50 ml. Larutan K2CrO7 1 N
antara parameter kinetika mineralisasi N
ditambahkan secara tepat sebanyak 10 ml
dengan ketersediaan hara N dan serapan N
menggunakan pipet ukur. Setelah itu,
oleh tanaman.
larutan asam sulfat (H2SO4) ditambahkan
II. METODOLOGI ke labu takar sebanyak 10 ml dengan pipet

Praktikum pengujian bahan ukur secara perlahan. Penggojokan

organik tanah ini dilakukan pada hari Senin, dilakukan secara mendatar dan memutar

17 April 2014 di Laboratorium Ilmu Tanah diatas meja. Pada proses ini, diperlukan

Umum, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas agar warna tidak berubah menjadi hijau,

Pertanian, Universitas Gadjah Mada, apabila terjadi perlu ditambahkan lagi 10 ml

Yogyakarta. Pengujian dilakukan dengan K2Cr2O7 1 N dan 10 ml H2SO4 pekat.

lima jenis tanah sebagai sampel yaitu Larutan kemudian didiamkan selama 30

entisol, ultisol, alfisol, vertisol dan mollisol. menit agar larutan menjadi dingin. Indikator

Dalam pengujian ini menggunakan metode difenilamin ditambahkan sebanyak 2-3 tetes

Walkey and Black untuk menentukan kadar kemudian aquadest ditambahkan hingga

bahan organik dalam tanah. Alat-alat yang volume 50 ml tepat dengan botol pancar.

dibutuhkan adalah labu takar 50 ml sebagai Labu takar disumbat menggunakan plastik

tempat destruksi dan mereaksikan serta dan digojok secara bolak balik hingga

mengencerkan bahan, pipet volume 10 ml homogen kemudian biarkan mengendap.

74
Larutan yang jernih diambil sebanyak 10 ml dengan FeSO4 1 N hingga warna kehijauan
dengan pipet volume dan dimasukkan ke sam seperti pengujian blanko yang tanpa
dalam elenmeyer 50 ml. Pada elenmeyer menggunakan sampel tanah. Perhitungan
ditambahkan 15 ml aquadest dan dititrasi dilakukan dengan menggunakan rumus :

(100 + 𝐾𝐿) 𝑥 (𝑉𝑎 − 𝑉𝑏) 𝑥 𝑁𝐹𝑒𝑆𝑂4 𝑥 3 50 100


𝐶= 𝑥 𝑥 𝑥 100%
100 𝑥 1000 𝑥 𝑎 10 77
100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = [𝐶] 𝑥 %
58

Keterangan :

KL : Kadar Lengas

Va : Volume Titrasi Blanko

Vb : Volume Titrasi Sampel

N : Normalitas

3 : Kesetaraan Berat Karbon ( 1 mgrek K2Cr2O7 = 3 mg C )

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 6. Bahan Organik Tanah
Jenis Tanah Bahan Organik

Entisol 3,263 %

Ultisol 3,206 %

Alfisol 4,491 %

Vertisol 5,930 %

Mollisol 7,325 %

Contoh perhitungan kadar bahan organik entisol


KL : 5,61 Va : 4,8 ml
a : 0,5 gram Vb : 2,5 ml
N FeSO4 : 0,2 N

75
(100 + 5,61) 𝑥 (4,8 − 2,5) 𝑥 0,2 𝑥 3 50 100
𝐶= 𝑥 𝑥 𝑥 100%
100 𝑥 1000 𝑥 0,5 10 77

𝐶 = 1,89 %

100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = [1,89] 𝑥 %
58

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = 3,263 %

Bahan organik merupakan bahan di liat dan bahan organik melindungi bahan
dalam atau permukaan tanah yang berasal tersebut dari aksi dekomposisi oleh
dari sisa tumbuhan, hewan, dan manusia mikrobia tanah. Tingginya kandungan liat
baik yang telah mengalami dekomposisi juga berpotensi tinggi untuk formasi
lanjut maupun yang sedang mengalami agregat. Agregat makro akan melindungi
proses dekomposisi. Bahan organik bahan organik dari mineralisasi lebih lanjut.
memiliki beberapa faktor yang Reaksi tanah yang digambarkan oleh
mempengaruhi. Temperatur berpengaruh kondisi tanah asam atau alkali akan
pada kecepatan dekomposisi bahan organik. berpengaruh pada produksi biomassa dan
Tanah tropika mempunyai kandungan aktivitas mikrobia dalam tanah. Tanah yang
karbon organik rendah karena kondisi terlalu asam atau basa akan mengurangi
lingkungan mendukung dekomposisi dan aktivitas mikroorganisme. Pada kondisi
mineralisasi bahan organik tanah. tanah asam fungi yang berperan dalam
Dekomposisi bahan organik di wilayah kegiatan tersebut sehingga dekomposisi
tropika bisa mencapai 2-5x lebih cepat residu tanaman lambat namun kerja fungi
dibandingkan di wilayah sedang. Setiap lebih efisien dibandingkan bakteri.
peningkatan suhu 10oC menyebabkan Kuantitas dan kualitas input bahan organik
kecepatan meningkat menjadi dua kali. Hal akan berpengaruh pada kandungan bahan
ini menyebabkan kandungan bahan organik organik tanah. Substrat organik dengan C/N
dalam tanah sulit mencapai kondisi rasio sempit (<25) menyebabkan
potensialnya; sehingga untuk dekomposisi berjalan cepat, sebaliknya
mempertahankan kandungan bahan organik pada bahan dengan C/N lebar (> 25) maka
yang tinggi perlu masukan residu tanaman mendorong immobilisasi, pembentukan
dalam jumlah besar. Tekstur tanah humus, akumulasi bahan organik, dan
mempengaruhi Kandungan bahan organik peningkatan struktur tanah. Input bahan
cenderung meningkat dengan yang mengandung lignin dan polyfenol
meningkatnya kandungan liat. Ikatan antara akan menghambat dekomposisi.

76
Pengolahan tanah menyebabkan penurunan dari sisa bahan organik kurang dari pada
kandungan bahan organik tanah sehingga tanah bertekstur halus.
mengarah pada degradasi struktur. Bahan organik sangat bermanfaat
Dekomposisi bahan organik adalah proses untuk kesuburan tanah. Dari segi fisika,
aerob, oksigen akan mempercepat proses bahan organik berfungsi dalam perbaikan
tersebut. Dengan pengolahan tanah sisa struktur tanah, melalui pembentukan
tanaman dibenamkan bersama udara dan agregat yang lebih stabil, aerasi dan
membuat kontak dengan organisme tanah, drainase tanah yang baik. Infiltrasi air hujan
sehingga mempercepat dekomposisi ke dalam tanah dapat berlangsung sengan
menghasilkan CO2 yang dilepaskan ke baik, sehingga run-off berkurang yang pada
udara. Pengolahan yang berulang-ulang gilirannya juga akan mengurangi erosi.
bersamaan penurunan input bahan organik Bahan organik tanah juga meningkatkan
ke dalam tanah menyebabkan disintegrasi kemampuan tanah menahan air (water
agregat sehingga menjadikan tanah peka holding capacity), sehingga jumlah air yang
pada erosi dan pemadatan . tersedia bagi tanaman juga meningkat.
Dari hasil pegamatan yang kami Dengan demikian tanaman yang ditanam
lakukan, diperoleh BO entisol 3,263%. pada tanah yang cukup bahan organiknya
Menurut penelitian Aprile and Lorandi akan memperoleh air cukup. Segi kimia
(2012) di suatu daerah yang memiliki jenis Bahan organik meningkatkan ketersediaan
tanah yang sama, kadar bahan organik pada unsur hara, meningkatkan efesiensi
tanah tersebut sebesar 3,59%. Data yang pengambilan unsur hara, meningkatkan
kami peroleh lebih rendah dari data kapasitas tukar kation (Cation exchange
penelitian tersebut karena entisol termasuk Capacity). Segi biologi dilihat dalam proses
salah satu tanah mineral. Karakteristik meningkatkan populasi dan keragaman
tanah mineral memiliki kadar bahan mikroba tanah dan makrobia tanah. Bahan
organik kurang dari 20% Tanah yang organik sangat berperan dalam
mempunyai tekstur kasar berkadar bahan meningkatkan keragaman mikroba tanah
organik dan nitrogen lebih rendah yang berguna dan juga meningkatkan
dibandingkan tanah yang bertekstur lebih keragaman mikroba tanah yang bersifat
halus. Hal ini disebabkan oleh kadar air heterotrof.
yang lebih rendah dan kemungkinan Bahan organik memiliki
oksidasi yang lebih baik dalam tanah yang kemampuan menyimpan unsur hara yang
bertekstur kasar juga penambahan alamiah secara perlahan akan dilepaskan kedalam

77
larutan air tanah dan disediakan bagi
tanaman. Bahan organik dapat IV. KESIMPULAN
meningkatkan kemampuan tanah menahan
air, sehingga persediaan air dalam tanah Dari analisa kadar bahan organik
untuk menyuplai tanaman cukup. Kedua beberapa jenis tanah dapat disimpulkan
kemampuan bahan organik tersebut tentu bahwa bahan organik merupakan suatu
menguntungkan bagi pertanian. bahan yang berasal dari makhluk hidup
seperti tumbuhan, hewan dan manusia yang
Menentukan kandungan bahan
telah terdekomposisi maupun sedang dalam
organik tanah dapat dilakukan dengan
proses dekomposisi. Faktor yang
berbagai metode. Pada praktikum kali ini
mempengaruhi kadar bahan organik tanah
metode yang digunakan adalah Metode
meliputi iklim, tipe penggunaan lahan,
Walkley and Black. Kandungan bahan
relief dan bentuk lahan serta aktivitas
organik ditentukan oleh besarnya C-organik
manusia. Kadar bahan organik untuk setiap
hasil titrasi kemudian dikalikan dengan
jenis tanah tidak mungkin sama dengan
konstanta tertentu.
kadar bahan organik jenis tanah lainnya
Metode ini tentunya menggunakan
yang dapat dilihat dari hasil percobaan
bahan kimia yang bermacam-macam yang
bahwa kadar bahan organik jenis tanah
mempunyai fungsinya masing-masing,
entisol 3,263%, ultisol 3,206%, alfisol
kalium dikromat (K2Cr2O7) sebagai
4,491%, vertisol 5,93% dan mollisol
oksidator bahan organik pada tanah, asam
7,325%. Dari percobaan juga diperoleh
sulfat (H2SO4) sebagai media destruksi
kadar C-organik tanah yaitu entisol 1,89%,
sampel tanah atau lebih tepatnya bahan
ultisol 1,86%, alfisol 2,605%, vertisol
organiknya sehingga bahan organik tanah
3,44% dan mollisol 4,24%.
dapat berpisah dari sampel tanah tersebut,
difinilanin pada H2SO4 pekat digunakan
sebagai petunjuk titik akhir titrasi dan
V. PENGHARGAAN
FeSO4 adalah tiran yang akan bereaksi
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha
terhadap sisa K2Cr2O7 yang tidak
Esa karena dengan taufik dan hidayah-Nya,
mengoksidasi bahan organik tanah. Secara
kita dapat melaksanakan praktikum serta
umum, reaksi oksidasi bahan organik
menyelesaikan laporan Bahan Organik
adalah sebagai berikut:
Tanah ini. Laporan ini merupakan satu
3 C + 2 Cr2O7 + 16 H  3 CO2 + 4 Cr2 +
tanda penghargaan kami kepada semua
8 H2O

78
pihak yang telah membantu dan memberi Calciorthent after 18 years of
afforestation by different
petunjuk selama kami melakukan
plantations. Applied Soil
percobaan yang dilakukan pada hari Senin, Ecology. 42 :71–78.
Lou, Y., J. Wang, and W. Liang. 2011.
17 Maret 2014 di Laboratorium Ilmu Tanah
Impacts of 22-year organic and
Umum, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, inorganic N managements on
soil organic C fractions in a
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
maize field, northeast
China.Catena 87 : 386– 390.
Terlebih dahulu kami ucapkan
Schnitzer, M. and S.U. Khan, 1978. Soil
terima kasih kepada Laboratorium Ilmu Organic Matter. New York:
Elsevier Science Publishing
Tanah, Universitas Gadjah Mada,
Company Inc. p 137.
Yogyakarta yang telah mengizinkan kami Soon, Y.K, M.A. Arshad, A. Haq and N.
Lupwayi. 2007. The influence
untuk melakukan praktikum. Tidak lupa
of 12 years of tillage and crop
juga kami ucapkan terima kasih kepada rotation on total and labile
organic carbon in a sandy loam
seluruh asisten yang membantu dan
soil.Soil and Tillage Research.
mengarahkan kami selama percobaan 95 : 34-46.
Sutanto, R., 2002. Penerapan Pertanian
berlangsung, serta kami ucapkan terima
Organik: Pemasyarakatan dan
kasih kepada teman-teman satu golongan Pengembangannya. Hal 31.
Sutanto, R., 2005. Dasar-DasarIlmu Tanah.
atas kerja sama dan partisipasinya.
Yogyakarta: Kanisius.

DAFTAR PUSTAKA

Aprile, F. and R. Lorandi. 2012. Evaluation


of cation exchange capacity
(CEC) in tropical soil using
different analytical methods.
Jurnal of Agricultural 4 : 277-
289
BP Tanah, 2005. Pupuk organik tingkatkan
produksi pertanian. Warta
Penelitian dan Perkembangan
Pertanian (27): 6: 13-15.
Burton, J, C. Chen, Z. Xu and H. Ghadiri.
2007. Soluble organic nitrogen
pools in adjacent native and
plantation forests of subtropical
Australia. Soil Biology and
Biochemistry. 39 : 2723–2734.
Laik, R, K. Kumar, D.K. Das and O.P.
Chaturvedi. 2009. Labile soil
organic matter pools in a

79
LAMPIRAN

Perhitungan Bahan Organik Beberapa Jenis Tanah


1. Entisol
KL : 5,61% Va : 4,8 ml
a : 0,5 gram Vb : 2,5 ml
N FeSO4 : 0,2 N
(100 + 5,61) 𝑥 (4,8 − 2,5) 𝑥 0,2 𝑥 3 50 100
𝐶= 𝑥 𝑥 𝑥 100%
100 𝑥 1000 𝑥 0,5 10 77
𝐶 = 1,89 %
100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = [1,89] 𝑥 %
58
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = 3,263 %

2. Alfisol
KL : 11,45% Va : 4,9 ml
a : 0,5 gram Vb : 1,9 ml
N FeSO4 : 0,2 N
(100 + 11,45) 𝑥 (4,9 − 1,9) 𝑥 0,2 𝑥 3 50 100
𝐶= 𝑥 𝑥 𝑥 100%
100 𝑥 1000 𝑥 0,5 10 77
𝐶 = 2,605 %
100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = [2,605] 𝑥 %
58
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = 4,491 %

3. Vertisol
KL : 13,333% Va : 4,9 ml
a : 0,5 gram Vb : 1 ml
N FeSO4 : 0,2 N
(100 + 13,333) 𝑥 (4,9 − 1) 𝑥 0,2 𝑥 3 50 100
𝐶= 𝑥 𝑥 𝑥 100%
100 𝑥 1000 𝑥 0,5 10 77
𝐶 = 3,44 %
100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = [3,44] 𝑥 %
58
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = 5,93 %

4. Ultisol
KL : 8,544% Va : 4,9 ml
a : 0,5 gram Vb : 2,7 ml

80
N FeSO4 : 0,2 N
(100 + 8,544) 𝑥 (4,9 − 2,7) 𝑥 0,2 𝑥 3 50 100
𝐶= 𝑥 𝑥 𝑥 100%
100 𝑥 1000 𝑥 0,5 10 77
𝐶 = 1,86 %
100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = [1,86] 𝑥 %
58
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = 3,207 %

5. Mollisol
KL : 16,005% Va : 4,9 ml
a : 0,5 gram Vb : 0,2 ml
N FeSO4 : 0,2 N
(100 + 16,005) 𝑥 (4,9 − 0,2) 𝑥 0,2 𝑥 3 50 100
𝐶= 𝑥 𝑥 𝑥 100%
100 𝑥 1000 𝑥 0,5 10 77
𝐶 = 4,24 %
100
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = [4,24] 𝑥 %
58
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 = 7,32 %

Gambar 4. Hasil Analisa Konsistensi Tanah dan Bahan Organik

81
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH (PNT 1201A1)
ACARA VII
MUATAN TANAH (KPK DAN KPA KUALITATIF)

Disusun oleh :
1. Ady Bayu Prakoso (13286)
2. Annisa Mega Rachmadina (13098)
3. Chailendriani Pradaneira A. (13390)
4. Felisitas Syntia Herliandy (13224)
5. Rifqi Sulthan (13391)
6. Riya Fatma Sari (13284)
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 3 Maret 2014
Golongan/Kelompok : A1/2
Nama Asisten : Ricky Christo Ajiputro

LABORATORIUM TANAH UMUM


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

82
ACARA VII
MUATAN TANAH (KPK KUALITATIF)

ABSTRAK
Praktikum muatan tanah (KPK dan KPA Tanah Kualitatif) dilaksanakan pada tanggal
24 Maret 2014, bertempat di Laboratorium Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. KPK atau Kapasitas Pertukaran
Kation merupakan kapasitas lempung untuk mampu menyerap dan menukarkan kation,
sedangkan KPA atau Kapasitas Pertukaran Anion merupakan kapasitas lempung untuk
mampu menyerap dan menukarkan anion. Pada percobaan kali ini, metode yang
digunakan adalah metode kolorimetri. Metode ini dilakukan dengan cara menambahkan
zat warna eosin red (anion, memiliki ion -) dan gentian violet (kation, memiliki ion +). Zat
warna tersebut ditambahkan dalam larutan tanah. Apabila tanah tersebut memiliki ion
yang berbeda, warna campuran yang terbentuk akan jauh dari warna asli zat pewarna
larutan eosin red atau gentian violet. Dilaksanakannya praktikum Muatan Tanah (KPK
dan KPA Tanah Kualitatif) bertujuan untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah,
dimana jika suatu tanah memiliki nilai KPK tinggi maka tanah akan mampu menyerap
unsur hara lebih banyak, sehinggatanah menjadi subur. Dalam praktikum yang telah
dilaksanakan, diperoleh hasil bahwa tanah Entisol memiliki nilai KPK yang paling tinggi,
diikuti dengan Ultisol, Vertisol, Alfisol, dan Molisol. Untuk nilai KPA, didapat bahwa
tanah Ultisol memiliki nilai KPA yang paling tinggi, diikuti dengan Molisol, Vertisol,
Alfisol, dan yang paling rendah adalah Entisol.
Kata Kunci : KPK, KPA, tanah, metode kolorimetri

Tanah adalah lapisan atas bumi


yang merupakan campuran dari pelapukan
I. PENGANTAR
batuan dan jasad makhluk hidup yang telah
Tanah sebagai bahan media tanam mati dan membusuk, akibat pengaruh
sangatlah memiliki peranan penting dalam cuaca, jasad makhluk hidup tadi menjadi
menunjang pertumbuhan tanaman. Salah lapuk, mineral-mineralnya terurai
satu hal yang paling penting adalah sifat (terlepas), dan kemudian membentuk tanah
kimia tanah. Sifat kimia tanah ada beberapa yang subur. Ada dua belas ordo tanah
macam, yaitu koloid tanah, muatan pH menurut sistem pengelompokan USDA,
tanah, bahan organik tanah, dan kadar kapur atau Soil Taxonomy pada tahun 1999 yaitu
tanah. Semua dari sifat kimia tanah Entisol, Inseptisol, Alfisol, Ultisol, Oxisol,
memiliki peranan penting dalam Vertisol, Molisol, Spodosol, Histosol,
menentukan kesuburan tanah, hal yang Andosol, Aridisol, dan Gleisol (Agung et.
terpenting adalah muatan tanah yang berupa al, 2013). Pengidentifikasian sifat-sifat
KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) dan kimia tanah sangatlah penting dilakukan
KPA (Kapasitas Pertukaran Anion). karena sifat tersebut sangatlah erat
kaitannya dengan kesuburan tanah dan

83
merupakan dasar penyusun strategi liat tanah. Besarnya serapan kation atau
pengolahan tanah. Sifat-sifat tanah tersebut anion oleh koloiod tanah tergantung dari
berkaitan erat dengan dinamika berbagai luas permukaan koloid. Semakin luas
unsur hara dalam tanah, jenis dan jumlah permukaan koloid maka semakin banyak
mineral liat berpengaruh terhadap ion yang dapat diserap (Tan, 1998).
karakteristik kimiawi tanah, seperti
KPK adalah kapasitas lempung
kapasitas tukar kation (KPK), besarnya
untuk menyerap dan menukar kation pada
fiksasi hara, dan lain-lain (Havlin et. al,
komplek pertukaran yang dipengaruhi oleh
2013).
kandungan lempung, tipe lempung, dan
Sumber muatan koloid tanah terdiri kandungan bahan organik. Nilai pH suatu
dari muatan permanen (permanent charge) tanah dapat berpengaruh terhadap nilai
dan muatan tergantung pH, atau muatan KPK dalam uji adsorpsi asam humat, hal
variabel (pH demand charge atau variable tersebut dapat dikarenakan kebanyakan
charge). Sumber muatan pada mineral liat tempat pertukaran kation koloid organik
tipe 2:1 (smektit) didominasi oleh muatan dan fraksi liat dan hidrogen (Sukmawati,
permanen, sedangkat pada liat tipe 1:1 2011). Kapasitas pertukaran anion (KPA)
(kaolinit) banak terdapat muatan tergantung adalah kapasitas lempung untuk menyerap
pH. Demikian pula mineral oksihidroksida dan menukar anion seperti 𝑆𝑖𝑂44− , 𝐻2 𝑃𝑂4− ,
seperti goetit, hematit, ferrihidrit, gibsit, 𝑆𝑂42− , 𝑁𝑂3− dan 𝐶𝑙 − (Hanudin, 2005).
dan mineral amorf lainnya umumnya Menurut Sukmawati, (2011) bahwa nilai
didominasi oleh sumber muatan tergantung KPA tanah akan turun apabila pH anah
pH. Kapasitas tukar kation (KTP) tanah meningkat dalam uji arbsorpsi asam humat.
dipengaruhi oleh sumber muatan koloid Pemberian asam humat dan asam silikat
tanah, mineral liat tipe 2:1 memiliki KTK pada alofan menurunkan KPK akibat
30 (illit) 144-207 (vermikulit), dan terjadinya pelepasan Si dari alofan yang
70me/100g (smektit). Sementara itu diketahui dengan mengukur Si dalam
mineral lainnya yang didominasi oleh kesetimbangan setelah adsorpsi sehingga
sumber muatan variabel mampunyai KTK mengurangi muatan negatif pada
1-10 (kaolinit), 20-50 (alofan) dan permukaan alofan sebagai sumber
135me/100g (imogolit). Ketersediaan unsur pertukaran kation, akibatnya kation yang
hara dipengaruhi oleh dinamika hara atau dapat dijerap dan dipertukarkanpun menjadi
proses serapan dan pelepasan hara tersebut turun. Sebaliknya, asam humat dan asam
yang semuanya dikendalikan oleh koloid

84
silikat yang diberikan meningkatkan KPA memiliki nilai KPK rendah (Nursyamsi dan
alofan. Suprihati, 2005). Ada hal lain yang dapat
mempengaruhi nilai KTK tanah yaitu bahan
Kapasitas tukar kation tanah
organik tanah, KTK tanah sebagai sifat
tergantung dari kandungan bahan organik,
tanah yang penting seperti pada tanah
jumlah dan jenis mineral liat. Nilai KTK
Ultitisol yang memiliki jenis mineral liat
tanah dipengaruhi oleh jumlah muatan
bermuatan rendah walaupun kadar litany
negatif baik yang berasal dari proses
tinggi, sedangkan pada tanah Entisol bahan
substitusi isomorfik maupun muatan
organik memilki pengaruh kecil meskipun
variabel yang berasal dari pinggir patahan
bahan organik dalam tanah Entisol cukup
mineral liat dan oksihidroksida juga berasal
tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa
dari gugus fungsional bahan organik.
pada tanah Entisol memiliki muatan liat
Perilaku tanah tergantung bahan induk,
yang berkontribusi tinggi terhadap KTK
tingkat pencucian, kapasitas tukar kation,
tanah, hal tersebut dapat dibuktikan dengan
dan jenis mineral liat tanah. Selain itu
table sifat fisik dan kimia tanah Ultisol dan
apabila kandungan mineral dalam tanah
tanah Entisol sebelum dan sesudah bahan
masuk dalam kategori yang memiliki nilai
organiknya dihilangkan berikut ini
KPK rendah maka tanah tersebut juga akan
(Muktamar, Z. et. al. 2003):

Tabel 7. Sifat fisik dan kimia tanah Entisol dan Ultisol

Ultisol Entisol
Sifat Tanah
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah

pH 𝐻2 𝑂 5.0 5.6 7.5 8.6

pH KCl 3.5 4.1 6.8 7.9

DHL (uS 𝑐𝑚−1) 35 20 191.6 272.0

C-organik (%) 0.22 - 0.68 -

85
KPK (𝑐𝑚𝑜𝑙 𝐾𝑔−1) 22.5 14.5 11.5 10.5

Liat (%) 54.41 38.41 - -

Konstanta Langmuir Laboratorium Tanah Umum, Jurusan

menggambarkan kekuatan energi ikatan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas

terjerap pada tapak reaktif yang terdapat Gadjah Mada, Yogyakarta pada hari senin,

dalam tanah. Artinya konstanta merupakan tanggal 24 maret 2014 pukul 13:30 WIB.

ukuran kestabilan jerapan kation-kation Alat dan bahan yang digunakan dalam

pada tapak jerapan. Makin tinggi nilai praktikum ini adalah contoh tanah diameter

konstanta Langmuir, makin kuatlah ikatan 0.5mm, untuk kelompok kami, tanah yang

yang terjadi antara koloid tanah dengan digunakan adalah tanah Entisol. Tabung

kation. Hasil penelitian Silahooy 2008 yang reaksi sebanyak 2 buah, dan larutan eosin

memberikan nilai k negatif dan positif. red serta gentian violet.

Nilai k negatif menunjukkan kation Kalium


Pertama-tama, kedua tabung reaksi
yang diberikan tidak dapat diikat oleh
diisi dengan tanah sampel diameter 0.5mm
tanah, atau mungkin dijerap secara fisik,
sebanyak 2 gram, kemudian ditambahkan
kemudian dilepaskan kembali. Selain itu
dengan larutan gentian voilet pada tabung
kation K yang diberikan diduga diluar jarak
pertama, dan larutan eosin red pada tabung
jangkauan dari permukaan tanah (Silahooy,
kedua. Tabung tersebut digojok homogen,
2008). Dalam teori Debye Huckel
kemudian dibiarkan mengendap selama
menjelaskan bahwa pada kenyataannya ion
beberapa saat hingga terpisah antara tanah
dan asosiasinya dengan molekul air
dengan filtratnya. Warna filtrat pada tabung
memiliki ukuran fisik tertentu, yang dapat
reaksi diperhatikan dan dibandingkan
dijerap bila berada pada jangkauan
intensitas warna larutan dengan warna
permukaan tanah (jari-jari Debye Huckel)
blanko (warna larutan gentian violet dan
(Bohn et al, 1988 cit. Silahooy, 2008).
eosin red tanpa tanah). Kemudian intensitas

II. METODOLOGI warna larutan dibandingkan dengan tanah


yang lainnya, dan diurutkan dari warna
Praktikum muatan tanah (KPA dan yang paling mendekati blangko, hingga
KPK tanah kualitatif) dilakukan di warna yang paling menjauhi blangko, dan

86
dilakukan pencatatan terhadap hasil
pengamatan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 8. Muatan Tanah

Tanah Gentian Violet Eosin Red

Entisol +++++ +

Ultisol ++++ +++++

Alfisol ++ ++

Vertisol +++ +++

Molisol + ++++

Berdasarkan praktikum Dasar- Vertisol, dan Mollisol. Sedangkan urutan

Dasar Ilmu Tanah acara Bahan Organik tanah dengan nilai KPA yang paling tinggi

pada hari Senin tanggal 17 Maret 2014 adalah Ultisol, Molisol, Vertisol, Alfisol,

golongan A1, dapat diketahui konsentrasi dan Entisol.

atau kadar organik yang terdapat pada jenis


Dari hasil pengamatan tersebut
tanah dimana pada teori mengungkapkan
terjadi kesalahan susunan hasil percobaan,
bahwa semakin tinggi kadar bahan organik
yang seharusnya antara percobaan gentian
akan semakin meningkatkan nilai KTK
violet dan eosin Red harus saling terbalik
atau KPK suatu tanah. Sehingga jika
(berbanding terbalik) karena tidak mungkin
diurutkan mulai dengan kadar bahan
satu jenis tanah memiliki dominansi muatan
organik tinggi (KPK paling tinggi) adalah
positif (+) dan negatif (-) yang sama.
sebagai berikut Ultisol, Entisol, Alfisol,
Kesalahan mungkin terjadi pada masalah

87
teknis dimana tabung reaksi yang tidak. Unsur hara yang tinggi berarti tanah
digunakan belum dipastikan benar-benar itu mengandung unsur-unsur kimia yang
bersih sehingga apabila ada ion-ion yang cukup tinggi, dan setiap unsur-unsur kimia
masih menempel pada dinding tabung memiliki muatan tertentu (positif maupun
reaksi akan mempengaruhi hasil, selain itu, negatif). Muatan inilah yang nantinya akan
pengamatan dilakukan dengan waktu cepat diikat atau dilepaskan kembali dari dan ke
padahal sebelumya sampel dilakukan dalam tanah. Kemampuan tanah untuk
penggojokan sehingga belum semua tanah mengikat atau melepas unsur ini yang
mengendap dan pengamatan warna juga disebut Kapasitas Pertukaran Kation (KPK)
relatif sulit dilakukan. yang akan dibahas lebih lanjut dalam
laporan ini.
Tanah merupakan media tumbuh
bagi tanaman. Walaupun saat ini sudah Kapasitas pertukaran kation (KPK)
ditemukan media tumbuh tanaman yaitu atau sering disebut Kapasitas Tukar Kation
dengan menggunakan media selain tanah (KTK) adalah jumlah total kation yang
(hidroponik dan aeroponik) tetapi fungsi dapat dipertukarkan (cationexchangable)
tanah sebagai tempat tumbuh tanaman pada permukaan koloid yang bermuatan
belum bisa digantikan sepenuhnya. Sebagai negatif. Kapasitas Pertukaran Kation pada
media tumbuh, tanah harusnya memberikan tanah berbanding terbalik dengan Kapasitas
unsur-unsur kepada tanaman sehingga Pertukaran Anion (KPA) dengan kata lain
proses pertumbuhan tanaman akan optimal. apabila KPK tanah semakin tinggi maka
Unsur-unsur ini yang sering disebut hara KPA tanah akan semakin rendah begitu
(unsur hara). Pada kenyataannya, unsur pula sebaliknya. besar kecilnya nilai KPK
hara dibagi menjadi dua bagian, yaitu unsur atau KPA akan menentukan muatan tanah
mikro dan unsur makro, yang berasal dari yang diuji. satuan untuk menyatakan KPK
berbagai sumber sehingga konsentrasi tanah adalah me% atau me/100 gram. Pada
untuk masing-masing jenis tanah sangat analisa kali ini yang dilakukan merupakan
bervariasi. Namun, kecukupan hara belum pengujian muatan tanah secara kualitatif
tentu menghasilkan produktivitas tanaman dengan metode kolorimetri. Disebut
yang maksimal, ini semua tergantung kualitatif karena dalam percobaan kali ini
masalah penyerapan hara tanaman, kondisi yang dilakukan hanya sebatas menguji
tanah apakah dapat tertembus akar atau muatan tanahnya saja belum sampai
tidak dan terakhir adalah tipe kation-kation mengukur Kapasitas Pertukaran Kation.
unsur tanah apakah mudah dilepas atau Metode kolorimetri sendiri merupakan

88
metode analisis kimia dengan warna tanah. Gentian violet yang bermuatan
sebagai indikator pengukuran. Biasanya positif apabila dicampurkan ke tanah akan
metode kolorimeter membutuhkan suatu bereaksi dengan muatan negatif tanah.
panel penilaian atau pembanding warna Setelah dilakukan percobaan terhadap 5
dapat pula menggunakan blangko yang jenis tanah yang berbeda akan diketahui
pada percobaan ini menggunakan larutan seberapa besar reaksi yang terjadi dengan
pengujinya sendiri yaitu gentian violet dan mengamati warna larutan yang
eosin Red. dibandingkan dengan larutan blangko,
semakin warna berbeda menjauhi gentian
Secara garis besar, pengujian kali ini
violet maka semakin besar reaksi yang
dilakukan dengan menambahkan larutan
terjadi antara muatan positif (gentian violet)
bermuatan positif dan negatif pada sampel
dengan muatan negatif (tanah). Begitu pula
tanah (entisol). Larutan bermuatan positif
yang terjadi dengan eosin Red, semakin
yang digunakan adalah gentian violet
berbeda warna larutan (tanah dan eosin
sedangkan larutan bermuatan negatif yang
Red) maka semakin besar reaksi yang
digunakan adalah eosin Red. Prinsip
terjadi antara muatan negatif dari eosin Red
pengujianya sendiri adalah apabila larutan
dan muatan positif tanah, sehingga semakin
bermuatan positif (gentian violet) yang di
tinggi pula nilai KPA tanah.
campurkan pada tanah sampel berubah
warna, itu berarti terjadi reaksi yaitu muatan KPK tanah sangat beragam dan
positif terikat ke partikel tanah yang tergantung pada beberapa hal mengenai
bermuatan negatif (ikatan antara ion + dan - tanah tersebut, yaitu :
) sehingga dapat dikatakan bahwa tanah
1. Reaksi tanah atau pH. Semakin
sampel tersebut bermuatan negatif, begitu
tinggi pH tanah akan menyebabkan
pula sebaliknya. Banyak sedikitnya reaksi
semakin tinggi nilai KPK.
yang terjadi diamati dengan intensitas
perubahan warna larutan yang 2. Tekstur Tanah. Semakin tinggi
dibandingkan dengan larutan blangko, kadar liat tanah akan semakin
sehingga dalam hal ini dapat diketahui meningkatkan nilai KPK.
tanah sampel mana yang bermuatan positif
atau negatif yang lebih tinggi dan yang lebih 3. Kadar BO (Bahan Organik).

rendah. Semakin tinggi kandungan bahan


organik akan semakin
Fungsi larutan gentian violet dan meningkatkan kemampuan dalam
eosin Red adalah sebagai penentu muatan
89
mengikat atau melepaskan kembali menjauhi larutan blangko, hal ini berarti ion
kation dari dan ke dalam tanah. negatif dari eosin Red bereaksi dengan ion
Seperti pada penelitian Muktamar positif dari tanah, sehingga dapat dikatakan
dkk. (2003), penghilangan bahan pula bahwa entisol adalah tanah yang
organik pada tanah ultisol dan bermuatan positif. Untuk hasil percbaan
entisol akan menurunkan nilai KPK tanah lainnya adalah sebagai berikut:
tanah sebesar 35,6 % dan 9,5 % entisol, ultisol, vertisol, alfisol dan mollisol
untuk masing-masing tanah. yaitu merupakan tanah dengan warna yang
paling mendekati gentian violet hingga
4. Pengapuran dan Pemupukan juga
yang paling menjauhi, sedangkan yang
menjadi faktor tinggi rendahnya
menggunakan eosin Red adalah sebagai
nilai KPK, semakin sering
berikut : ultisol, mollisol, vertisol,alfisol
pemupukan dilakukan akan semakin
dan entisol yang merupakan urutan dari
mengurangi kapasitas tanah dalam
warna yang paling mendekati blangko
mengikat kation.
hingga yang paling menjauhi. Apabila

Sebenarnya, yang menentukan warna semakin menjauhi gentian violet

muatan tanah adalah kadar lempung dari maka nilai KPK tanah semakin tinggi

jenis tanah tersebut. Semakin tinggi kadar sedangkan apabila semakin menjauhi warna

lempung dalam suatu tanah akan eosin Red maka nilai KPA tanah yang

meningkatkan KTK atau KPA tanah, karena semakin tinggi.

kandungan lempung itulah yang dapat


KTK atau KPK memiliki pengaruh
mengikat atau melepaskan kembali kation
yang besar atas kelangsungan pertanian,
atau amnion berdasarkan muatan tanahnya.
karena dengan diketahuinya nilai KTK atau
Apabila suatu tanah lebih banyak mengikat
KPK tanah kita sebagai orang pertanian
kation (+) maka tanah itu bermuatan negatif
akan mengetahui seberapa besar pengaruh
(-), begitupula sebaliknya. setelah
dan efisiensi penyerapan unsur-unsur hara
dilakukan percobaan, diketahui bahwa
dalam tanah baik yang sifatnya alami
tanah entisol yang sudah diberi gentian
maupun buatan (pemupukan). Semakin
violet memiliki warna yang paling
tinggi nilai KPK tanah akan semakin
mendekati larutan blangko, hal ini berarti
memudahkan pengikatan dan pelepasan
tanah entisol memiliki muatan positif yang
kation oleh tanah begitu pula sebaliknya.
paling kuat dibandingkan tanah yang yang
Akan tidak berguna jika suatu tanah yang
lain. Pada saat tanah entisol ditambahkan
ditambahkan unsur-unsur penyubur
eosin Red, warnanya adalah yang paling
90
(pupuk) tetapi oleh larutan tanah tidak bisa penyusunan laporan ini yang tidak dapat
diikat, sehingga unsur yang berguna untuk disebutkan satu-persatu.
tumbuhan akan tetap dalam bentuk pupuk
yang sulit untuk diambil tanaman dan
DAFTAR PUSTAKA
dimanfaatkan.
Agung A.R.S, G., I Wayan D.A., I Made
IV. KESIMPULAN M.. 2013. Perbedaan sifat biologi
tanah pada beberapa tipe
penggunaan lahan di tanah Andisol,
Dari percobaan yang telah
Inceptisol, dan Vertisol. Dalam E-
dilakukan dapat disimpulkan bahwa tanah jurnal Agroekoteknologi Tropika
ISSN: 2301-6515 Vol. 2, No. 4,
yang warnanya paling mendekati blangko
Oktober 2013. Program Studi
memiliki nilai KPK atau KPA yang paling Agroekoteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Udayana.
tingi. Sehingga jika diurutkan mulai dengan
Bali.
kadar bahan organik tinggi (KPK paling
Havlin, J.l., J.D. Beaton, S.M. Tisdale, W.L.
tinggi) adalah sebagai berikut Ultisol, Nelson. 1999. Soil Fertility and
Entisol, Alfisol, Vertisol, dan Mollisol. Fertilizers. An Introduction to
Nutrient Management. Prentice
Sedangkan urutan tanah dengan nilai KPA Hall, Upper Saddle River, New
yang paling tinggi adalah Ultisol, Molisol, Jersey. p. 154-194.

Vertisol, Alfisol, dan Entisol. Hanudin E. 2005. Kimia Tanah. Bahan


Kuliah Program Ilmu Tanah
Fakultas Pertanian UGM.
V. PENGHARGAAN Yogyakarta.
Muktamar, Z.. Silmi F. dan Nanik S.. 2003.
Ucapan terima kasih kepada Tuhan
Paraquate adsorption by Ultisol and
Yang Maha Esa, sehingga kami masih Entisol inorganic materials at
various concentration. Dalam Jurnal
diberikan kesempatan untuk melakukan
Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia.
praktikum ini. Dan kepada seluruh Volume 5, No. 2, 2003. Hlm. 40-47
ISSN 1411-0067
praktikan golongan A1 kelompok 2, yang
bersama-sama telah menyelesaikan laporan Nursyamsi, D. dan Suprihati. 2005. Soil
chemical and mineralogical
ini, kepada ketua golongan A1, kepada characteristics and its relationship
seluruh asisten praktikum yang tidak dapat with the fertilizers requirement for
rice (Oriza sativa), maize (Zea
disebutkan namanya satu-persatu, dan mays) and soybean (Glycine max).
kepada koordinator praktikum Dasar-Dasar Dalam Bul. Agron. (33) (3) 40 – 47
(2005).
Ilmu Tanah, Ir. Suci Handayani, M.P, dan
Silahooy, Ch. 2008. The potassium sorption
semua yang telah berjasa dalam and its relation with zero point of
charge (ZPC) in some
decomposition levels of tidal flat

91
soil. Dalam Jurnal Budidaya danasam silikat. Dalam Media
Pertanian, Vol. 4. No 1, Juli 2008, Litbang Sulteng IV (2) : 118 – 124 ,
Halaman 1-9. Desember 2011 ISSN : 1979 – 5971
Sukmawati, S. 2011. Beberapa perubahan Tan, K.H. 1998. Principles of Soil
sifat kimia alofan dari Andisol Chemistry. 3rd Ed. Marcel Decker,
setelah menjerap asam humat Inc. New York, Basel, Hong Kong.

92
LAMPIRAN

Gambar 5. Hasil Analisa Muatan Tanah dan pH

93
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH(PNT 1201A1)
ACARA VIII
REAKSI TANAH( pH TANAH )

Disusun oleh :
1. Ady Bayu Prakoso (13286)
2. Annisa Mega Rachmadina (13098)
3. Chailendriani Pradaneira A. (13390)
4. Felisitas Syntia Herliandy (13224)
5. Rifqi Sulthan (13391)
6. Riya Fatma Sari (13284)
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 3 Maret 2014
Golongan/Kelompok : A1/2
Nama Asisten : Ricky Christo A.

LABORATORIUM ILMU TANAH UMUM


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

94
ACARA VIII
REAKSI TANAH ( pH TANAH )

ABSTRAK
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara VIII yang berjudul “Reaksi Tanah (pH
Tanah)” dilaksanakan pada hari Senin, 24 Maret 2014 di Laboratorium Ilmu Tanah
Umum, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Praktikum ini bertujuan untuk menetapkan pH aktual (H2O) dan pH potensial (KCl).
Reaksi tanah merupakan sifat kimia tanah yang berpengaruh pada proses-proses di
dalam tanah, seperti laju dekomposisi bahan organik, mineral, pembentukan mineral
lempung, dan ketersediaan unsur hara. Metode yang digunakan untuk menetapkan pH
H2O dan KCl tanah pada praktikum ini adalah metode pengukuran secara elektrometri
(elektrode gelas) dengan menggunakan pH meter dan metode kolorimetri. Hasil yang
diperoleh pada percobaan reaksi tanah (pH tanah), nilai pH H2O pada tanah yang diuji
yaitu Ø 2mm Entisol = 6,26; Ø 2mm Ultisol= 6,14; Ø 2mm Alfisol= 7,83; Ø 2mm Vertisol=
8,16; Ø 2mm Mollisol= 7,12. Nilai pH KCl pada tanah yang diuji yaitu Ø 2mm Entisol=
5,18; Ø 2mm Ultisol=5,20; Ø 2mm Alfisol= 6,79; Ø 2mm Vertisol= 7,15; Ø 2mm Mollisol=
6,08. Faktor yang mempengaruhi nilai pH tanah adalah bahan induk, iklim, bahan
organik dan perlakuan manusia.

Kata kunci: pH, kolorimetri, KCl

I
. PENGANTAR pH yang menciptakan kondisi optimum
ketersediaan hara tanaman(pH 6,5) Selain
Tanah merupakan bagian kerak
berpengaruh terhadap reaksi kimia tanah,
bumi yang tersusun dari mineral dan
pH juga dapat berpengaruh pada proses
berbagai bahan organik. Dalam
pembentukan mineral lempung dan status
menciptakan pertumbuhan dan produksi
hara tanah, pH yang sesuai penting untuk
optimal tanaman, maka pH tanah
diketahui karena dapat mendukung
merupakan salah satu faktor penting yang
pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, pH
dapat mempengaruhi hal tersebut. pH
dipelajari pada praktikum kali ini pada 5
merupakan ukuran derajat keasaman. Setiap
jenis tanah yang berbeda, yaitu tanah
jenis tanah memiliki kadar pH tertentu
Entisol, Ultisol, Alfisol, Vertisol dan
sebagai kadar yang sesuai untuk bertumbuh
Mollisol.
dan berkembang. Tanah yang tumbuh
Reaksi tanah menunjukkan reaksi
dalam keadaan basa akan memiliki pH >7.
asam dan basa di dalam tanah. Reaksi tanah
Sedangkan tanah yang tumbuh dalam
tersebut akan mempengaruhi proses-proses
keadaan asam akan memiliki pH<7,
di dalam tanah, seperti laju dekomposisi
sedangkan menurut ilmu kimia murni pH
bahan organik, mineral, pembentukan
dikatakan netral bila nilainya 7, namun
mineral lempung, dan secara tidak langsung
menurut ilmu kimia tanah, pH netral yaitu

95
mempengaruhi pertumbuhan tanaman lewat terlindi dari lapisan permukaan tanah. Hal
pengaruhnya terhadap ketersediaan unsur ini terjadi sangat luas dan pengaruhnya
hara. Suatu tanah dapat bereaksi asam atau begitu nyata pada tanaman, sehingga
alkalis tergantung pada konsentrasi ion H kemasaman tanah merupakan salah satu
dan OH. Reaksi pertama akan terjadi bila sifat tanah yang penting, sedangkan
kadar ion H lebih besar dibanding ion OH kebasaan tanah terjadi karena derajat
dan sebaliknya. Untuk mencirikan reaksi kejenuhan basa relatif tinggi, terdapat
tanah tersebut dipakai istilah pH yang garam-garam karbonat terutama kalsium,
diartikan sebagai nilai logaritma negatif magnesium dan natrium juga memberikan
dari konsentrasi ion H (Mass, 1996). ion OH lebih besar dari ion H dalam larutan
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi tanah. Sehingga dalam keadaan demikian
oleh pH tanah melalui dua cara, yaitu tanah menjadi basa (alkali) dan kadang-
pengaruh langsung ion hidrogen dan kadang sangat kuat, terutama jika terdapat
pengaruh tidak langsung, yakni tidak natrium karbonat, sehingga pH 9 dan pH 10
tersedianya unsur hara tertentu dan adanya tidaklah aman. Tanah basa merupakan ciri
unsur-unsur yang beracun. Dari berbagai daerah kering atau setengah kering
jenis penelitian diketahui bahwa batas (Buckman and Brady, 1952).
maksimum dari pH tanah untuk berbagai PH tanah atau reaksi tanah
jenis tanaman yang masih perlu diberi kapur merupakan indikasi dari keasaman atau
(Kartasapoetra, 1985). kebasaan tanah dan diukur dalam satuan
Tanah asam terkadang dianggap pH. PH tanah didefinisikan sebagai
tidak subur karena menyebabkan penurunan logaritma negatif dari konsentrasi ion
ketersediaan beberapa nutrisi dan hidrogen. Skala pH pergi dari 0 sampai 14
peningkatan logam berat ke tingkat dengan pH 7 sebagai titik netral. Sebagai
beracun. Dalam hal ini, curah hujan yang jumlah ion hidrogen dalam tanah
tinggi dapat menyebabkan tanah menjadi meningkatkan pH tanah menurun sehingga
asam (Shi et al., 2009). Logam berat menjadi lebih asam. Dari pH 7-0 tanah
menyerap ke tanah sangat dipengaruhi oleh semakin lebih asam dan pH dari 7 sampai
pH tanah solusi. Limbah industri dengan 14 tanah semakin lebih basa atau
terkonsentrasi tinggi membuat kondisi pH dasar(Anonim, 2014).
tidak terkendali (Fonseca et al., 2009). PH larutan sangat penting karena
Keasaman tanah biasa terdapat di larutan tanah mengandung unsar hara
semua daerah dengan curah hujan tinggi seperti N, P, dan K. Jika pH larutan tanah
sehingga cukup banyak basa dapat tertukar, meningkat hingga di atas 5,5 maka Nitrogen

96
(dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi Kenaikan pH tanah menyebabkan disosiasi
tanaman. Di sisi lain, fosfor akan tersedia ion H+ dari gugus OH- pada tepi kristal
bagi tanaman pada PH antara 6,0-7,0 mineral lempung sehingga permukaan
(Siradz, 2006). mineral lempung menjadi bermuatan
Ada dua faktor utama yang negative yang dapat menyebabkan
menyebabkan perubahan dalam pH tanah, peningkatanKPK tanah. Peningkatan pH
yaitu faktor yang menghasilkan tanah menyebabkan ion-ion Al+ dan Fe3+
peningkatan hidrogen yang di arbsorpsi dan terjerap dan selanjutnya terhidrolisis
selanjutnya aluminium dan faktor yang menjadi ion-ion Al hidroksida Al(OH)2+
meningkatkan kandungan basa yang dan Al(OH)+2 atau Fe hidroksida
diabsorpsi. Faktor pembentuk asam yang Fe(OH)2+ dan Fe(OH)+2 yang larut. Hal
paling banyak terdapat adalah asam ini menyebabkan Al hidroksida atau Fe
karbonat (H2CO3) yang dihasilkan dari hidroksida menjadi mudah terlindi dari
reaksi CO2 dengan air. Asam anorganik profil tanah sehingga nilai Al dan Fe
seperti H2SO4 dan HNO3 merupakan asam menjadi rendah (Rajamuddin dkk, 2006).
yang memberikan banyak ion hidrogen II. METODOLOGI
dalam tanah. Faktor pembentuk basa
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
diantaranya adalah Ca, Mg, Na, dan K
yang berjudul “Reaksi Tanah (pH Tanah)”
(Mellanby, 1967).
ini dilaksanakan pada hari Senin, 24 Maret
Tanah dengan pH 8 dan diatasnya
2014 di Laboratorium Ilmu Tanah Umum,
biasanya didominasi oleh hidrolisa
Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,
karbonat, terutama dikembangkan dari
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
bahan induk yang berkapur. Pelapukan dan
Selama percobaan berlangsung, bahan yang
pencucian berlangsung minimal. Hidrolisis
digunakan yaitu contoh tanah (alfisol,
karbonat dan untuk mengurangi perluasan
Entisol, vertisol, ultisol dan mollisol) yang
hidrolisa, basa dapt ditukar mengendalikan
berdiameter 2 mm, aquadest dan larutan
pH pada beberapa Entisol muda dan
KCl 1 N. Sedangkan alat-alat yang
inceptiol, tanah dengan regim kelembaban
digunakan adalah timbangan, dua (2) buah
tanah ridic, ridisol dan beberapa vertisol
cepuk pH, gelas ukur, serta alat pH meter.
dimana kandungan liat yangmenggembung
Metode yang dipakai selama percobaan
tinggi menghambat pemindahan basa dan
adalah metode elektrometri yaitu dengan
karbonat melalui pencucian (Foth, 1994).
digunakan pH meter.
pH tanah yang tinggi menunjukkan
peningkatan jumlah kation yang terjerap.

97
Tahapan awal percobaan ini yaiitu aquadest sebanyak 25 ml dan satu cepuk
masing-masing contoh tanah diameter 2 lagi ditambahkan larutan KCl 1 N sebanyak
mm ditimbang sebanyak 10 gram (dibuat 2 25 ml juga. Diaduk secara merata dan
ulangan) dan dimasukkan ke dalam cepuk didiamkan selama 30 menit, lalu diukur pH
pH. Kemudian 1 buah cepuk ditambah air tanah dengan digunakan pH meter.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 9. Reaksi Tanah (pH Tanah)

TANAH pH Tanah
H2 O KCl
Entisol 6,26 5,18
Alfisol 6,14 5,20
Ultisol 7,83 6,79
Vertsiol 8,16 7,15
Molliso 7,12 6,08

Keasaman tanah diukur pada skala mineral tanah dan bahan organik
pH dari angka dari 1 hingga 14. Pada pH dipengaruhi oleh reaksi tanah.
dengan angka 6,5 , maka tanah adalah Pembentukan mineral lempung bergantung
netral, tetapi lebih rendah dari 6,5 disebut pada reaksi tanah. Pertumbuhan tanaman
tanah masam sedangkan pH tanah diatas 7 juga di pengaruhi oleh reaksi asam dan basa
adalah basa atau alkali. Jika pH tanah terlalu dalam tanah, baik langsung maupun tidak
rendah (asam) atau terlalu tinggi (basa), langsung. Pengaruh tidak langsung
maka pertumbuhan tanaman bisa terhadap tanaman adalah melalui
berkurang. pengaruhnya terhadap kelarutan dan
ketersediaan hara tanaman. Perubahaan
Reaksi tanah suatu istilah yang
konsentrasi fosfat dengan perubahaan pH
dipakai untuk menyatakan reaksi asam basa
tanah, secara langsung ion H+ mempunyai
dalam tanah. Reaksi kimia dan biokimia
pengaruh meracun terhadap tanaman jika
tanah hanya dapat berlangsung pada reaksi
terdapat dalam konsentrasi tinggi. Partikel
tanah yang spesifik. Laju dekomposisi
koloidal dapat juga berkelakuan sebagai
98
suatu asam atau suatu basa. Lempung biasanya nilai pHnya lebih masam
hidrogen atau jenuh Al biasanya dibandingkan pada tanah berlahan kering.
berperilaku sebagai suatu asam dan dapat Pengaruh vegetasi alami adalah tanah-tanah
bereaksi dengan basa ( Kim H.Tan, 1991 cit yang berada di bawah kondisi vegetasi
Puteri, 2012). hutan akan cenderung lebih masam
dibandingkan dengan tanah yang
Reaksi tanah (pH tanah dapat) di
berkembang di bawah padang rumput.
pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu bahan
Sedangkan penaruh pertumbuhan tanaman
organik, bahan induk tanah, pengendapan,
yaitu terletak pada tanah yang sering
vegetasi alami, pertumbuhan tanaman,
menjadi masam jika digunakan untuk
kedalaman tanah dan pupuk nitrogen.
aktivitas pertanian, sebab basa-basa akan
Bahan organik tanah memiliki pengaruh
ikut terpanen (hilang).
terhadap pH tanah, karena bahan organik
secara terus menerus akan terdekomposisi Berdasarkan data yang diperoleh
oleh mikroorganisme kedalam bentuk asam dari hasil percobaan yang telah dilakukan,
asam organik, CO2 dan H2O, serta senyawa tanah Entisol memiliki pH aktual sebesar
pembentuk asam karbonat. Selanjutnya, 6,26 dan pH potensial sebesar 5,18. Tanah
asam karbonat bereaksi dengan Ca dan Mg ultisol pH aktualnya 6,14 serta pH potensial
karbonat di dalam tanah untuk membentuk bernilai 5,20. Untuk tanah alfisol, pH aktual
bikarbonat yang lebih larut, yang bisa bernilai 7,82, sedangkan pH potensial
tercuci keluar, yang akhirnya meninggalkan sebesar 6,79. Tanah vertisol memiliki pH
tanah lebih masam. aktual 8,16 dan pH potensial 7,15. Dan yang
terkahir yaitu tanah mollisol dengan pH
Bahan induk berpengaruh terhadap
aktual sebesar 7,12 serta pH potensial
reaksi tanah, sebab tanah berkembang dari
sebesar 6,08. Jika diurutkan dari pH yang
bahan induk yang berupa batuan. Batuan
terkecil ke yang paling besar untuk pH
basa umumnya mempunyai nilai pH lebih
aktual adalah Ultisol < Entisol < Mollisol <
tinggi jika dibandingkan dengan tanah yang
Alfisol < Vertisol, sedangkan untuk pH
berkembang dari batuan masam. Pengaruh
potensial adalah Entisol < Ultisol < Mollisol
pengendapan pada pH tanah yaitu jika air
< Alfisol < Vertisol.
hujan melewati tanah, maka kation-kation
basa seperti Ca dan Mg akan tercuci dan
Dari hasil analisis awal tanah
tergantikan oleh kation-kation masam
menujukkan bahwa sifat fisik tanah
seperti Al, H serta Mn. Oleh karena itu,
memiliki tekstur Lempung dengan masing-
tanah yang berada pada curah hujan tinggi
masing fraksi, Pasir 46,01%, Debu 34,88%,

99
Liat 20,11% dengan tingkat permeabilitas tanah yang masih muda dan mengalami
4,18 cm jam-1(sedang), sedangkan berat perkembangan sehingga sebagian unsur
jenis volume (ρ) 1,33 g cm-1 dengan ruang haranya masih dalam bentuk terikat mineral
pori tanah 48,96%. Kondisi pH tergolong primer (belum tersedia bagi perakaran
sangat masam di mana pH aktualnya 4,22 tanaman. Tanah ini memiliki kandungan
dan pH potensial 3,21 (Cyio, 2008). Ultisol bahan organik yang sangat rendah kurang
merupakan tanah yang telah berkembang dari 0,8%. Karena masih dalam proses
lanjut sehingga semua unsurnya telah perkembangan tanah ini mempunyai pH
terfeolindida kandungan bahan organik dengan kecenderungan agak masam.
serta silika yang kecil sehingga warna tanah
Pada tanah Mollisol, jika
berwarna merah. Dengan kadar bahan
ditambahkan larutan KCl maka didapatkan
organik yang rendah, maka tingkat
pH sebesar 4,87. Sedangkan penmabahan
kesuburannya juga rendah. Dari hasil
aquadest menyebabkan pH tanah Mollisol
praktikum dan teori yang ada telah
menjadi aik sebesar 6,53. Tanah Mollisol
berkesesuaian karena sama-sama bersifat
dicirikan kaya kerakal, tekstur geluh
masam, meskipun memiliki selisih pH.
pasiran, struktur granuler, pH berkisar 6,5-
Alfisol mempunyai pH aktual 5,6 7,8, tergantung pada posisi profil dan reaksi
dan pH potensial 5,1 yang bersifat masam. CaCO3 (Nurcholis, dkk. 2003). Memiliki
Tanah ini terbentuk dari batuan kapur keras warna gelap, kandungan bahan organik
(limstone) dan tuff vulkanik yang bersifat lebih dari 1% dan kejenuhan basa 50%.
basa dengan kandungan bahan organik
Vertisol mempunyai pH akual 6,67 dan
rendah. Alfisol mempunyai jumlah
pH potensial 5,7 yang bersifat mendekati
Magnesium dan Kalsium yang tinggi.
netral. Tanah ini merupakan tanah yang
Tanah ini mempunyai kecenderungan pH
terbentuk dari batuan induk kapur, batu
netral sampai basis. Hasil dari pengukuran
napal, endapan, alluvial, dan abu vulkan
pH dengan hasil penelitian orang lain
yang sudah melapuk. Vertisol memiliki
sesuai. Dalam percobaan ini, pH aktual
kandungan lempung montmorillonit yang
alfisol dan pH potensialnya cenderung
tinggi. Lempung ini mempunyai kejenuhan
bersifat masam hingga agak alkalis.
basa yang tinggi. Kejenuhan basa
Entisol mempunyai pH aktual 6,3 mencerminkan perbandingan kation basa
dan pH potensial 5,58 yang bersifat dengan kation Hidrogen dan Alumunium.
mendekati netral. Tanah ini merupakan Tanah ini mengandung kapur (Ca2+)

100
sehingga bersifat basis. Ketidaksesuaian pengaruh praktek pengolahan pertanian
hasil dengan teori disebabkan percampuran terhadap efisiensi penggunaan N dan
bahan lain atau penggunaan pupuk dalam hubungannya dengan dampak lingkungan.
tanah. PH diklasifikasikan berdasarkan bahan
pengekstrak menjadi dua yaitu pH aktual
pH tanah atau tepatnya pH larutan
dan pH potensial. PH aktual (pH H2O)
tanah sangat penting karena larutan tanah
adalah pH yang menunjukkan konsentrasi
mengandung unsur hara seperti
H+ dalam larutan tanah sesuai dengan
Nitrogen (N), Potassium/kalium (K), dan
kondisi alam sebenarnya. Bahan
Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan
pengekstraknya adalah air aquadest (H2O),
dalam jumlah tertentu untuk tumbuh,
sedangkan pH tanah potensial adalah pH
berkembang, dan bertahan terhadap
yang menunjukkan nilai pH tanah setelah
penyakit. Jika pH larutan tanah meningkat
H+ dalam kompleks jerapan atau didesak
hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk
keluar dan masuk kedalam larutan tanah
nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di
oleh kation lain. pH tanah potensial juga
sisi lain, Pospor akan tersedia bagi tanaman
merupakan potensial yang mungkin dapat
pada Ph antara 6,0 hingga 7,0.
terjadi karena pengaruh lain. Larutan
Beberapa bakteri membantu tanaman pengekstrak adalah KCl.
mendapatkan N dengan mengubah N di Cara untuk menaikkan pH dibawah
atmosfer menjadi bentuk N yang dapat 7 maka perlu diperbaiki dengan
digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup menambahkan kapur (CaCO3) pada tanah
di dalam nodule akar tanaman legume tersebut sehingga PH-nya mendekati netral.
(seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi Campur kapur tersebut dengan tanah yang
secara baik bilamana tanaman dimana akan kita netralkan dengan dosis ½ kg tiap
bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah m2, biarkan selama kurang lebih 1 bulan
dengan kisaran pH yang sesuai. Jika larutan (pengapuran diusahakan agar tidak terkena
tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat hujan). Setelah 1 bulan atau lebih, kita ukur
memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain kembali pH tanah tersebut hingga mendapat
yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, pH 7. Jika tanah bersifat basa,
tanaman mempunyai kemungkinan yang menggunakan belerang dan lakukan cara
besar untuk teracuni logam berat yang pada yang sama apa bila akan dilakukan
akhirnya dapat mati karena keracunan pemupukan.
tersebut. Di bidang pertanian pengukuran
pH tanah juga digunakan untuk memonitor

101
IV. KESIMPULAN mata kuliah dasar-dasar ilmu tanah. Orang
Berdasarkan data hasil pengamatan tua kami yang senantiasa memberi
di atas, dapat disimpulkan bahwa : dukungan kepada kami. Ricky Christo
1. pH tanah adalah ukuran derajat Ajiputro selaku asisten praktikum
keasaman suatu tanah yang kelompok kami (kelompok 2), serta seluruh
akanmengindikasikan apa tanah asisten praktikum dasar-dasar ilmu tanah
bersifat asam atau basa. yang telah membimbing sehingga laporan
2. Faktor yang memperngaruhi pH ini dapat terselesaikan. Teman-teman
bahan organik, bahan induk tanah, kelompok 2 serta teman-teman golongan
pengendapan, vegetasi alami, A1 yang telah membantu dan bekerjasama
pertumbuhan tanaman, kedalaman dalam proses pengerjaan laporan maupun
tanah dan pupuk nitrogen. ketika praktikum berlangsung. Semoga
3. pH aktual tanah Entisol 6,26; tanah ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat bagi
ultisol 6,14; tanah alfisol 7,83; tanah banyak pihak.
vertisol 8,16 dan tanah mollisol
DAFTAR PUSTAKA
7,12. Jika diurutkan dari yang
masam hingga basa, maka tanah Anonim.2014.Soil pH: What it Means.
<http://www.esf.edu/pubprog/broch
Ultisol < Entisol < Mollisol <
ure/soilph/soilph.htm . >Diakses 31
Alfisol < Vertisol. pH potensial Maret 2014.
tanah pada tanah Entisol 5,18; tanah
Buckman, H.O and N.C. Brady. 1952. The
Ultisol 5,20; tanah Alfisol 6,79; Nature and Properties of Soils. The
Macmillan Company, New York.
tanah Vertisol 7,15 dan tanah
Mollisol 6,08. Jika diurutkan, maka Cyiao, M. Basir, 2008. Efektivitas bahan
organik dan tinggi genangan
tanah Entisol < Ultisol < Mollisol <
terhadap perubahan Eh, pH dan
Alfisol < Vertisol. status Fe, P, Al terlarut pada tanah
Ultisol. Jurnal Agroland, Sulawesi
Tengah (4): 257-263.
V. PENGHARGAAN
Fonseca, B., A. Teixeira, H. Figueiredo, dan
Puji syukur kami panjatkan kepada
T. Tavares. 2009. Modelling of the
Tuhan Yang Maha Esa yang telah Cr(VI) transport in typical soils of
the North of Portugal. Journal of
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami
Hazardous Materils 167: 756–762.
dapat mengikuti praktikum dan
Foth, H.D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
menyelesaikan laporan dasar-dasar ilmu
Erlangga, Jakarta.
tanah acara VIII. Kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen-dosen pengampu

102
Kartasapoetra, A.G. 1985. Teknologi 2006. Karakteristik kimiawi dan
Konsevasi Tanah dan Air. Rineka mineralogi tanah pada beberapa
Cipta,Jakarta. ekosistem bentang lahan karst di
Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal
Mass, A. 1996. Ilmu Tanah dan Pupuk. Ilmu Tanah dan Lingkungan 6 : 1-
Akademi Penyuluh Pertanian 12
(APP), Yogyakarta.
Siradz, S. A. 2006. Degradasi lahan
Mellanby, K 1967. Pesticide and Pollution. persawahan akibat produksi
Collins, London. biomassa di DI-Jogjakarta. Jurnal
Ilmu Tanah dan Lingkungan 6:47-
Puteri, W., 2012. Sifat dan reaksi kimia 51
tanah.
<sifatreaksitanah.blogspot.com> Shi, W., J. Liu, Z. Du, Y. Song, C. Chen,
Diakses pada tanggal 31 Maret dan T. Yue. 2009. Surface
2014. modelling of soil pH. Geoderma
150:113–119.
Rajamuddin, Ulfiyah A., Syamsul A.
Siradz, Bostang Radjagukguk.

103
LAMPIRAN

Gambar 5. Hasil Analisa Muatan Tanah dan pH

104
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH(PNT 1201A1)
ACARA IX
KADAR KAPUR SETARA TANAH

Disusun oleh :
1. Ady Bayu Prakoso (13286)
2. Annisa Mega Rachmadina (13098)
3. Chailendriani Pradaneira A. (13390)
4. Felisitas Syntia Herliandy (13224)
5. Rifqi Sulthan (13391)
6. Riya Fatma Sari (13284)
Hari/Tanggal Praktikum : Senin, 5 April 2014
Golongan/Kelompok : A1/2
Nama Asisten : Ricky Christo A.

LABORATORIUM ILMU TANAH UMUM


JURUSAN TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

105
ACARA IX
KADAR KAPUR SETARA TANAH

ABSTRAK
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah acara IX yang berjudul Kadar Kapur Setara Tanah
dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 5April 2014 di Laboratorium Ilmu Tanah Umum,
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk menentukan kandungan kapur pada beberapa jenis
tanah sekaligus menguji penggunaan metode calsimeter dan metode titrasi(cottenie).
Kapur tanah berhubungan erat dengan sifat kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation
dalam tanah.Kedua sifat itu akan berpengaruh pada ketersediaan unsur hara yang
diperlukan tanaman dan tingkat kesuburan tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya kadar kapur adalah PH, KPK, dan kejenuhan basa di mana bila PH, KPK,
dan kejenuhan basa rendah maka mengakibatkan kurangnya kadar kapur pada tanah.
Berdasarkan praktikum diperoleh kadar kapur setara tanah pada tanah Alfisol 1,013%,
Entisol 2,40%, Vertisol 7,21%, Ultisol 1,19%, Mollisol 2,59%, sehingga urutan kadar
kapur tanah Vertisol> Mollisol> Entisol> Ultisol>Alfisol pada metode calsimetri,
sedangkan untuk metode titrasi(cottenie) kadar kapur tanah Alfisol 2,1398%, Entisol
2,53%, Vertisol 6,26%, Ultisol 1,3025%, dan Mollisol 4,73%, sehingga diperoleh urutan
dari yang terbesar hingga terkecil yaitu tanah Vertisol> Mollisol> Entisol> Alfisol>
Ultisol.
Kata kunci : Kapur tanah, calsimetri dan titrasi (cottenie)

I. PENGANTAR baik untuk batu dan bata. Bahan dasar kapur


adalah batu kapur atau dolomit, yang
Kandungan kapur dalam tanah
mengandung senyawa kalsium karbonat
sangat dipengaruhi batuan induk yang ada
(CaCO3) (Tjokrodimuljo,1992).
dilokasi. Jika batuan induk menganduk
bahan kapur, maka tanahnya akan Penilaian bahan kapur biasanya
mengandung kapur. Tanah yang berasal didasarkan pada dua pertimbangan yaitu,
dari bahan induk kapur (karst) memiliki kemampuan mengoreksi keasamaan tanah,
sifat basis dan berwarna gelap. Keberadaan dan jumlah yang diperlukan untuk
kapur sendiri, erat dengan calsium atau mengoreksi keasaman tanah ini.
magnesium karena kedua unsur tersebut Kemampuan koreksi atau nilai netralisasi
berasosiasi dengan karbonat. diukur ekuivelen dengan CaCO3 atau CaO
suatu bahan. Ekuivalen CaO sering disebut
Kapur memiliki sifat sebagai bahan
ekuivalen kapur oksida atau ekuivalen
ikat antara lain: sifat plastis baik (tidak
kapur saja. Ukuran partikel bahan kapur
getas), mudah dan cepat mengeras,
dapat dijadiakn petunjuk yang baik untuk
workability baik dan mempunyai daya ikat

106
penentuan jumlah yang diperlukan untuk memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah.
koreksi keasaman (Kuswandi, 1993). Pemberian kapur yang menyebabkan sifat
dan ciri tanah membaik, meningkatkan
Pengapuran tanah mampu
produksi tanaman (Bailey, 1986 ).
menetralkan senyawa-senyawa beracun dan
menekan penyakit tanaman. Aminisasi, Penambahan kapur menimbulkan
amonifikasi, dan oksidasi belerang nyata muatan positif (kation) dalam air pori.
dipercepat oleh meningkatnya pH yang Penambahan kation ini memungkinkan
diakibatkan oleh pengapuran. Dengan terjadinya proses tarik menarik antara an-
meningkatnya pH tanah, maka akan ion dari partikel tanah dengan kation dari
menjadikan tersedianya unsur N, P, dan S, partikel kapur serta kation dari partikel
serta unsur mikro bagi tanaman. Kapur kapur dengan anion dari partikel air (proses
yang banyak digunakan di Indonesia dalam pertukaran ion/cation exchange). Proses ini
bentuk kalsit (CaCO3) dan dolomite mengganggu proses tarik menarik antara
(CaMg(CO3)2) (Soepardi, 1983). Selain itu an-ion dari partikel tanah dengan kation dari
penggunaan kapur bertujuan untuk partikel air serta proses tarik menarik antara
menaikkkan pH tanah hingga tingkat yang an-ion dan kation dari partikel air, sehingga
dikehendaki dan mengurangi atau partikel tanah kehilangan daya tarik antar
meniadakan keracunan Al. Di samping itu partikelnya. Berkurangnya daya tarik antar
juga meniadakan keracunan Fe dan Mn partikel tanah dapat menurunkan kohesi
serta hara Ca dan meningkatkan serapan tanah. Penurunan kohesi ini menyebabkan
hara dan produksi tanaman pangan pada mudah terlepasnya partikel tanah dari
umumnya (padi, kedelai, jagung, kacangan ikatannya. Penambahan kapur yang
lainnya, tomat, cabai) (Komprat, 1970). semakin banyak akan menyebabkan
semakin turunnya nilai kohesi. Dengan
Bahan kapur pertanian ada tiga
turunnya nilai kohesi akan menyebabkan
macam, yaitu CaCO3 atau CaMg(CO3)2,
turunnya nilai batas cair pada tanah
CaO atau MgO dan Ca(OH)2. Kapur yang
(Wiqoyah, 2006). Namun apabila
disarankan adalah CaCO3 atau
berlebihan, pengapuran dapat berdampak
CaMg(CO3)2yang digiling dengan
negatif berupa penurunan ketersediaan Zn,
kehalusan 100 % melewati saringan 20
Mn, Cu, B yang dapat menyebabkan tanah
mesh dan 50 % melewati saringan80 – 100
menjadi devisiensi keempat unsur ini, serta
mesh. Pemberian kapur dapat menaikkan
dapat mengalami keracunan Mo (Hanafiah,
kadar Ca dan beberapa hara lainnya, serta
2005).
menurunkan Al dan kejenuhan Al, juga

107
Kapur yang mengandung sejumlah khemikalia yang digunakan yaitu larutan
besar Mg dapat mengurangi Ca: rasio Mg HCl 2 N, H2SO4 0,5 N, NaOH 0,48 N serta
dalam tanah. Kapur dari dolomit indikator phenolphthalein (pp). Adapun alat
mengandung Mg 10 sampai 15%, yang dipakai adalah timbangan analitik,
sedangkan kalsit kapur mengandung kurang pipet 5 ml dan 50 ml, buret dan statif,
dari 1% Mg. The University of Missouri erlenmeyer 250 ml, labu ukur 50 ml,
program uji tanah, yang menggunakan pemanas, serta calsimeter.
filosofi SL, merekomendasikan dan Pada praktikum kadar kapur ini,
menerapkan bahan penetral yang efektif digunakan 2 metode percobaan, yaitu
(ENM) kapur untuk meningkatkan pH metode calsimetri dan metode titrasi. Untuk
tanah garam menjadi antara 6,1 dan 6,5, metode calsimetri, langkah awal yang
yang pH garamnya sasaran kisaran untuk dilakukan adalah ditimbang calsimeter
kapas. ENM digunakan untuk menunjukkan kosong dengan dimisalkan sebagai a gram.
efektivitas pengapuran bahan yang Lalu, ditimbang contoh tanah seberat 5
didasarkan pada kalsium karbonat diukur gram dan dimasukkan ke dalam calsimeter
kesetaraan dan ukuran partikel. Jika tanah kemudian ditimbang lagi dengan
yang kekurangan Mg, kapur dolomit dapat dimisalkan sebagai b gram. Calsimeter diisi
direkomendasikan untuk memperbaiki dengan HCl 2 N sampai hampir penuh lalu
keasaman tanah dan meningkatkan Mg ditimbang sebagai c gram. Kran calsimeter
tanah (Stevens, 2005). dibuka perlahan hingga HCl mengalir
setetes sambil digoyangkan secara datar.
II. METODOLOGI Calsimeter dihangatkan selama 1 menit.
Kemudian, calsimeter diangkat dan
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah
dibiarkan selama 30 menit lalu ditimbang
acara IX dengan judul Kadar Kapur Setara
sebagai d gram. Hasil percobaan dihitung
Tanah ini dilakukan pada hari Sabtu,
dengan rumus sebagai berikut:
tanggal 5 April 2014 di Laboratorium
Tanah Umum, Jurusan Tanah, Fakultas (c − d) 𝑥 (100 + KL)
𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 𝑥 100%
Pertanian, Universitas Gadjah Mada, 44 𝑥 (𝑏 − 𝑎)

Yogyakarta. Selama praktikum Sedangkan untuk metode titrasi, tahapan


berlangsung, bahan-bahan yang digunakan awal yang dilakukan yaitu ditimbang
adalah contoh tanah (Alfisol, Entisol, contoh tanah seberat 5 gram lalu
Vertisol, Ultisol dan Mollisol) dengan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml.
ukuran Ø 0,5 mm, selain itu, bahan Kemudian ditambahkan 20 ml H2SO4 0,5 N

108
melalui pipet volume dan digoyang secara Kemudian ditambahkan 15 ml aquadest dan
datar. Setelah itu, labu ukur dipanaskan 2 tetes indikator phenolphthalein lalu
selama 3 menit kemudian didinginkan. digoyang agar rata. Selanjutnya, larutan
Setelah dingin, ditambahkan aquadest dititrasi dengan 0,48 N NaOH hingga
sampai tanda batas dan digojok bolak-balik, berubah warna menjadi kemerahan. Hasil
kemudian dibiarkan larutan tersebut percobaan dapat dihitung dengan rumus
terbentuk endapan. Diambil 10 ml larutan sebagai berikut:
jernih dengan pipet volume dan 𝐶
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml.
(Va − Vb) 𝑥 N NaOH x 5
𝑎𝐶𝑂3 =
𝑎 𝑥 100
𝑉1
𝑥 𝑥 (100 + 𝐾𝐿) %
𝑉2

II. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 10. Kadar Kapur Setara Tanah

CONTOH METODE
TANAH
CALSIMETRI (%) TITRASI (%)

ALFISOL 1,013 2,1398

ENTISOL 2,40 2,53

VERTISOL 7,212 6,26

ULTISOL 1,19 1,3025

MOLLISOL 2,59 4,73

109
Praktikum kadar kapur setara tanah yang digunakan untuk mentitrasi tanah dari
dilakukan dengan dua metode yaitu metode hasil tersebut akan diperoleh gram
calcimetri dan metode kolorimetri-titrasi. ekivalennya yang merupakan gram ekivalen
Kedua metode tersebut merupakan metode CaCO_3tanah. Adapun secara kimia dapat
yang memilki kesamaan yaitu ditulis sebagai berikut:
menyetarakan berat CaCO_3dengan CO_2 CaCO3+H2SO4→ CaSO4+H2O+CO2
yang hilang. Dalam metode calcimetri Dalam proses ini yang paling
digunakan alat calcimeter dan bahan menetukan adalah prosen pengambilan
khemikalia HCl, proses yang terjadi yaitu sampel air sisa endapan dan proses
apabila tanah ditetesi dengan HCl akan pergantian warna hasil titrasi yang
terjadi reaksi yang akan menghasilkan gas disamakan dengan blangko.
CO_2. Untuk lebih jelasnya dapat ditulis Adanya perbedaan kadar kapur didalam
reaksi kimia sebagai berikut: tanah antara lain dipengaruhi oleh beberapa
CaCO_3+2HCl→CaCl_2+H_2 O+CO_2 faktor, yaitu bahan induk tanah dan iklim.
Kedua faktor tersebut merupakan
Pada proses reaksi CaCO_3dengan
komponen perkembangan tanah yang
HCl dibantu dengan proses pemanasan,
berhubungan dengan kadar lengas tanah,
namun proses pemanasan hanya dilakukan
terbentuknya lapisan tanah, dan jenis
sebentar karena apabila terlalu lama
vegetasinya. Pada umumnya batuan kapur
nantinya H_2 O juga akan ikut menguap.
lebih tahan terhadap perkembangan tanah.
Sedangkan untuk metode kolori metri-
Pelarutan dan kehilangan karbonat
titrasi dilakukan dengan mentitrasi H_2
dibutuhkan sebagai pendorong dalam
SO_4 0,5 N dengan NaOH 0,5 N, proses
pembentukan tanah pada batuan kapur.
pentitrasian ini dilakukukan dengan
Garam-garam yang mudah larut (seperti Na,
menyamakan warna hasil titrasi tanah yang
K, Ca, CaMg dan sulfat, NaCO3) dan garam
telah tercampur H_2 SO_4 0,5 N dengan
alkali yang agak mudah larut (seperti Ca,
hasil pentritasian H_2 SO_4 0,5 N tanpa
Mg ) memiliki karbonat yang akan
tanah (blangko), warna yang diperoleh
berpindah bersama air yang dapat mencapai
adalah warna kemerahan. Pada titrasi ini
kedalaman tanah tertentu. Berdasarkan hal
pengukurannya berdasarkan sisa H_2 SO_4
tersebut dapat menyebabkan pengayaan
0,5 N yang dihasilkan yang dititrasi dengan
garam/kapur pada horizon tertentu dengan
basa NaOH, caranya dengan menselisihkan
variasi yang berbeda, karena adanya
volume NaOH 0,5 N yang digunakan untuk
perbedaan mobilitas dan kelarutan maka
mentitrasi blangko dengan volume NaOH

110
yang terendap dahulu adalah karbonat. Pada 6,26%, tanah ini bersifat Alkali dengan
kondisi ekstrem kerak garam dan kapur kandungan hara yang tinggi. Vertisol juga
dapat terbentuk di permukaan tanah. Oleh mengandung lempung yang tinggi pada
karena itu, kaadar kapur dalam tanah dapat semua lapisan horizon, dan tidak ada
berbeda-beda (Tan, 1991). perpindahan lempung. Kapur berada
didalam bahan induk dimana jumlah kapur
Kadar kapur tanah memiliki asosiasi
yang besar terdapat pada horizon paling
dengan keberadaan kalsium (Ca) dan
atas. Ini merupakan buktibahwa vertisol
magnesium (Mg) dalam tanah, karena
adalah tanah yang tertutup dengan proses
keberadaan kedua unsur tersebut dapat
pencucian yang relative kecil sehingga
berasosiasi dengan karbonat. Kandungan
mengakibatkan tanah ini mengandung
Ca dan Mg dalam tanah ataupun Na
kapur yangcukup tinggi..
bikarbonat tanah yang tinggi dapat
menghambat perkembangan profil tanah, Tanah Alfisol, kandungan kapur
sedangkan akumulasi Ca, CaMg dapat pada jenis tanah ini sebesar 1,03% dan
menetukan indeks horizon tanah. Selain hal 2,1398%, tanah ini berbahan induk tanah
itu, bahan induk tanah yang merupakan yang kaya akan kandungan kapur dan
faktor penting dari adanya kadar kapur mengandung konkresi kapur dan besi,
didalam tanah. Adapun jenis tanah yang diperkirakan kandungan basanya lebih
berasal dari bahan induk kapur yaitu: rendah dibandingkan dengan mollisol,
mollisol dan aridisol (Pandutama, et. al. karena basa yang dilepas tanah akibat
2003). Menurut Adinugraha dalam Agung, pelapukan hampir sama dengan pencucian,
et. al. 2013, tanah vertisol juga berasal dari kandungan pH yang relative lebih rendah
tanah mineral yang berkembang dari batuan menyebabkan tanah ini memiliki
kapur. kandungan kapur yang rendah pula.

Berdasarkan percobaan diperoleh Tanah Entisol memiliki kandungan


hasil kadar kapur dalam tanah yang kapursebesar 2,40% dan 2,53% , kandungan
dilaksanakan dengan dua metode, kapur pada tanah ini relative lebih rendah
calcimetri dan kolori-titrasi dari yang paling dibandingkan dengan tanah vertisol karena
tinggi keyang paling rendah yaitu tanah tanah ini didominasi oleh fraksi pasir.
Vertisol, Mollisol, Entisol, Alfisol, dan Tanahyangmemiliki kadar pasir yang
Ultisol. Pada tanah Vertisol diperoleh kadar relative tinggi cenderung memilki
kapur dengan metode calsimetri sebesar kandungan kapur dalam tanah rendah dan
7,21% dan dengan metode titrasi sebesar pada umumnya kadar kapur yang tinggi

111
berada pada tanah yang memilkifraksi untuk memperbaiki produktivitas yang
lempung yang cukup tinggi. rendah dari suatu tanah yang disebabkan
oleh kemasaman tanahnya. Tanah yang
Tanah Mollisol memiliki kadar
merupakan sebagai pensuplai nutrisi bagi
kapur sebesar 2,59% dan 4,73%,
tanaman, nutrisi tersebut antara lain yaitu
berdasarkan data tersebut bahwa tanah ini
Ca dan Mg (kapur), namun kapur bukan
memiliki kandungan kapur yang tinggi
merupakan pupuk tetapi memiliki efek
karena bahan induk Mollisol adalah batuan
nutrisi yang nyata. Kapur dalm tanah juga
kapur sehingga tidak mungkin dipungkiri
mampu meningkatkan kadar pH dalam
bahwa tanah mollisol memiliki kandungan
tanah, sehingga apabila tanah diketahui
kapur yang cukup tinggi. Molisol bertekstur
memiliki kadar asam yang tinggi dapat di
lempung strukturnya menggumpal banyak
netralkan ataupun di masukkan dalam
mengandung konkresi kapur batuan kapur
suasana basa dengan melakukan
napal dan dolomite.
penambahan kapur didalam tanah, karena
Tanah Ultisol memiliki kandungan
kebanyakan tumbuhan tidak mapu hidup
kapur sebesar 1,19% dan 1,3025% , tanah
dalam keadaan tanah yang terlalu masam
ini mengalami pelapukan yang besar dan
(Pandutama, et. al. 2003).
terjadi pada pencucian yang terakhir. Tanh
Dengan mengetahui kandungan
Ultisol memiliki horizon argilik dan
kapur di dalam tanah, kita dapat mengetahui
kejenuhan basa rendah , berdasaran tinjauan
tingkat kesuburan tanah yang berpengaruh
lingkungan tanah ini banyak dijumpai pada
terhadap pengolahan lahan, sehingga dapt
daerah yangbercurah hujan yang lebih besar
mengoptimalkan potensilahan untuk
dibanding dengan evapotranspirasi yang
budidaya pertanian. Proses pengapuran
menyebab kan tanah ini mengalami
tanah juga berpengaruh terhadap nilai KPK
pelindihan berat sehingga meningkatkan
tanah, dimana tanah yang bermuatan itu
keasaman tanah. Oleh karena itu tanah
bergantung pada pH tanah, sedangkan pH
Ultisol memiliki kandungan kapur yang
tanah dapat dinaikkan dengan adanya
cukup rendah.
penambahan kapur dalam tanah. Sedangkan
Dalam dunia tanah tidahlah asing
pada tanah kadang tidak membutuhkan
dengan kata kapur, karena bahan induk
kapur karena adanya kejenuhan Al dalam
tanah saja ada yang berasal dari kapur
tanah yang rendah dan karena adanya bahan
(lime). Pada tahun 1825 – 1840, Edmund
organic pula dalam tanah sehingga
Ruffin, ahli pertanian dari Virginia, adalah
memungkinkan tanah tersebut tidak perlu
yang pertama kali menggunakan kapur

112
ditambah kapur untuk menaikkan pH akhir titrasi. Untuk meningkatkan
tanahnya (Nursyamsi dan Suprihati, 2005 ). keakuratan hasil pada metode calsimetri,
Pengaruh tidak langsung dari adanya kapur calsimetri kosong sebelum digunakan harus
tanah yaitu terjadinya perbaikan cirri benar-benar bersih baik dari tanah sampel
kimia,seperti pH,Ca, P, dan hara lainnya sisa praktikum sebelumnya, sisa air yang
yang mengikat Al dapat ditukar sehingga terjebak di pipa calsimeter dan lain
kejenuhan Al dapat berkurang. sebagainya, sehingga faktor ini tidak
mempengaruhi hasil akhir pengujian ini,
Berdasarkan hasil praktikum ini
perlu diperhatikan pula, dalam langkah
diperoleh kadar kapur setara tanah dengan
pemanasan calsimetri tidak bisa dilakukan
dua metode yang berbeda memiliki angka
terlalu lama karena pada tahap ini yang
akhir yang berbeda pula. Contohnya pada
diharapkan adalah penguapan CO2, dan
tanah entisol, hasil pengujian kadar kapur
apabila suhu terlalu tinggi, kandungan air
dengan metode calsimetri mendapat hasil
(H2O) dan senyawa lain dapat ikut
2,4 % sedangkan dengan metode Cottenie
menguap dan mengacaukan hasil
mendapatkan hasil 2,53 %. Perbedaan ini
perhitungan kadar kapur dalam tanah.
tentu diakibatkan perbandingan ketelitian
Untuk metode cottenie yang perlu
antara kedua metode yang masing-masing
dilakukan adalah menstandarisasi larutan
memiliki kekurangan dan kelebihan yang
NaOH yang digunakan untuk mentitrasi
nantinya mempengaruhi perbedaan
sehingga normalitasnya diketahui dengan
ketelitian dari kedua metode ini. Metode
pasti dan perhitungan akhir juga dapat
calsimetri sendiri pada prinsipnya adalah
ditekan kesalahannya. Selain itu, perlu
pengujian metode gravimetri dimana yang
diketahui bahwa indikator PP
diperhitungkan adalah perubahan berat
(Phenolphthalein) akan berwarna merah
sampel dan perlakuannya yang tentu saja
jambu ketika suasana basa (pH lebih dari 7).
ketelitian timbangan sangat menentukan
hasil akhir pengujian sedangkan metode Pada praktikum penentuan kadar
Cottenie yang pada dasarnya adalah metode kapur tanah ini menggunakan beberapa
titrasi asam-basa (volumetri) yang hasil bahan kimia yang sangat penting. Pada
akhirnya sangat dipengaruhi dengan pengujian kadar kapur metode calsimetri
keakuratan Normalitas larutan yang menggunakan larutan HCl 2 N yang
digunakan, volume khemikalia yang ditambahkan pada sampel tanah untuk
digunakan dan keakuratan perubahan warna kemudian di hangatkan. Fungsi dari larutan
dari indikator PP untuk menentukan titik ini adalah untuk mereaksikan kapur

113
(CaCO3) untuk dijadikan CO2 yang akan asam dan berwarna merah jambu dalam
diamati. Reaksi kimia yang terjadi adalah suasana basa, sehingga dapat diperoleh
sebagai berikut: kesimpulan bahwa titik akhir titrasi adalah
larutan berwarna merah jambu karena
CaCO3 + 2HCl  CaCl2 + H2O + CO2
seluruh sisa H2SO4 sudah bereaksi dengan
Setelah terjadi reaksi, CO2 yang
NaOH dan apabila titrasi diteruskan akan
terbentuk tidak langsung menguap
terjadi kelebihan NaOH yang menyebabkan
melainkan masih terjebak di tengah-tengah
suasana basa pada larutan sampel. Pada
sampel, untuk itulah dilakukan
metode titrasi ini perlu dilakukan perlakuan
penghangatan (pemanasan dengan api
blangko yang bertujuan untuk menghitung
kecil) sehingga CO2 yang masih terjebak
banyaknya H2SO4 yang bereaksi terhadap
dapat naik ke permukaan dan keluar dari
kapur tanah yang diasumsikan H2SO4 yang
larutan.
bereaksi menghasilkan gas CO2. Reaksi
Pada pengujian Cottenie bahan yang terjadi pada titrasi adalah sebagai
kimia yang digunakan adalah H2SO4 0,5 N, berikut :
NaOH 0,5 N dan indikator PP
Sisa H2SO4 + 2 NaOH  Na2SO4 + 2
(Phenolphthalein). Seperti HCl, H2SO4
H2O + kelebihan NaOH
berfungsi sebagai pereaksi kandungan
Kelebihan NaOH + Indikator PP 
kapur dalam sampel dengan reaksi sebagai
Indikator PP berwarna Merah Jambu
berikut :
Kandungan kapur dalam tanah
CaCO3+H2SO4  CaSO4 + H2O + CO2
berfungsi sebagai menaikkan pH tanah
+ sisa H2SO4
terutama tanah yang mengandung banyak
Terdapatnya sisa H2SO4 ini yang
bahan organik, menambah unsur Ca dan Mg
menjadikan larutan tanah menjadi asam,
dalam tanah, menambah ketersediaan unsur
sehingga perlu dilakukan titrasi asam basa
P dan MO karena unsur Ca dalam tanah
yang bertujuan menghitung berapa banyak
cenderung mengikat P sehingga unsur P
h2SO4 yang digunakan dalam mereaksikan
tidak mudah terlindi atau terbilas oleh air,
CaCO3 dalam tanah. Dalam titrasi asam-
mengurangi keracunan Fe, Mn dan Al
basa ini, karena sampel cenderung asam,
karena keadaan tanah tidak terlalu masam
maka tiran yang digunakan adalah basa
(netral-basa), memperbaiki kehidupan
NaOH dan indikator sebagai pemantaunya
mikroorganisme tanah dan memperbaiki
adalah PP (phenolphthalein) yang akan
pembentukan bintil-bintil akar. Walaupun
berwarna jernih apabila dalam suasana
kapur dibutuhkan di dalam tanah akan tetapi

114
kandungan kapur yang berlebih dapat 6. Metode yang digunakan adalah
menyebabkan kerugian bagi lingkungan metode calsimetri dan metode
yaitu kekurangan besi, mangan, tembaga, titrasi (cottenie)
dan seng yang diperlukan dalam fisiologis 7. Faktor yang mempengaruhi kadar
tanaman, tersedianya fosfat dapat kapur tanah yaitu bahan induk, pH
berkurang karena terbentuknya kalsium tanah dan iklim
fosfat yang tidak dapat larut, absorpsi fosfor 8. Hasil kadar kapur tanah pada
oleh tanaman dan metabolisme tanaman metode calsimetri adalah tanah
terganggu, dan perubahan pH yang alfisol 1,013 %, tanah entisol 2,40
melonjak (pH terlalu tinggi) akan dapat %, vertisol 7,21 %, ultisol 1,19 %
merugikan bagi aktivitas mikroorganisme dan mollisol 2,59 %.
dalam tanah serta ketersediaan unsur hara 9. Sedangkan hasil kadar kapur tanah
dalam tanah tidak seimbang. Karena metode titrasi dari yang tinggi
keberadaan kapur memang dibutuhkan hingga ke yang rendah yaitu
dalam tanah tetapi juga tidak boleh terlalu vertisol 6,26 %, mollisol 4,73 %,
tinggi maka pada pengelolaan lahan entisol 2,53 %, alfisol 2,193 % dan
(pertanian) sering dilakukan pengapuran ultisol 1,3025 %.
tanah (penambahan kapur dalam tanah) V. PENGHARGAAN
apabila tanah terlalu masam dan Puji syukur kami panjatkan kepada
menghentikannya atau menambah bahan- Tuhan Yang Maha Esa yang telah
bahan organik ke dalam tanah ketika tanah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami
sudah terlalu basa, karena tanah yang baik dapat mengikuti praktikum dan
adalah tanah yang mempunyai pH yang menyelesaikan laporan dasar-dasar ilmu
netral (menciptakan kondisi optimum tanah acara IX yang berjudul Kadar Kapur
ketersediaan hara dalam tanah). Setara Tanah. Kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen-dosen pengampu mata
kuliah dasar-dasar ilmu tanah. Orang tua
IV. KESIMPULAN
kami yang senantiasa memberi dukungan
Berdasarkan percobaan yang telah
kepada kami. Ricky Christo Ajiputro selaku
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
asisten praktikum kelompok kami
5. Kapur tanah berhubungan erat (kelompok 2), dan seluruh asisten
dengan kejenuhan basa dan praktikum dasar-dasar ilmu tanah yang
kapasitas tukar kation dalam tanah telah membimbing sehingga laporan ini

115
dapat terselesaikan, serta kepada teman- jagung pada tanah-tanah yang
teman kelompok 2 dan teman-teman didominasi smektit. Jurnal Tanah
dan Iklim 28.
golongan A1 yang telah membantu dan
Nursyamsi, D. dan Suprihati. 2005. Sifat-
bekerjasama dalam proses pengerjaan sifat kimia dan mineralogi tanah
laporan maupun ketika praktikum serta kaitannya dengan
kebutuhan pupuk untuk padi
berlangsung. Semoga ilmu yang diperoleh
(Oryza sativa), jagung (Zea
dapat bermanfaat bagi banyak pihak. mays), dan kedelai (Glycine
max).Bul. Agron. (33) (3) 40 –
47.
DAFTAR PUSTAKA Pandutama, M.H., Arie M, Suyono, dan
Wustamidin. 2003. Buku Ajar
Agung, G.A.R.S., I Wayan D.A dan I
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan
Made M. 2013. Perbedaan sifat
Tanah Fakultas Pertanian
biologi tanah pada beberapa tipe
Universitas Jember. Jember.
penggunaan lahan di tanah
Andisol, Inceptisol, dan Vertisol. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri
E-Jurnal Agroekoteknologi Tanah. Saduran The Nature and
Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 2, Properties of Soils by Brady.
No. 4. Program Studi 1983. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Udayana. Stevens Gene , Gladbach Tina, Motavalli
Bali. Peter, Dunn David. 2005. Soil
Calcium: Magnesium Ratios and
Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Lime Recommendations for
Universitas Lampung. Lampung. Cotton. The Journal of Cotton
Hanafiah Kemas Ali, 2005. Dasar-Dasar Science 9:65–71.
Ilmu Tanah. PT. RajaGrafindo Tan, K. H. 1991. Principles of Soil
Persada, Jakarta. Chemistry ( Dasar-Dasar Kimia
Komprat, E. J. 1970. Exchange Able Tanah, Alih Bahasa : Ir. Didiek
Alumunium as Creation for Hadjar Goenadi, Msc. Phd. ).
Liming Leached Mineral Soils. Gadjah Mada University Press.
Soilsci, soc. Amer Proc. Yogyakarta.
Kuswandi. 1993. Pengapuran Tanah Tjokrodimuljo, K., 1992, Bahan
Pertanian. Penerbit Kanisius. Bangunan, Jurusan Teknik Sipil
Yogyakarta. FT UGM, Yogyakarta.
Nursyamsi, D., K. Loris, S. Sobiham, D. Wiqoyah, Q, 2006, Pengaruh kadar kapur,
A Radhim, A. Sofyan. 2008. waktu perawatan dan
Pengaruh asam oksalat, Na+, perendaman terhadap kuat
NH4+ dan Fe3+ terhadap dukung tanah lempung.
ketersediaan K tanah, serapan N, Dinamika Teknik Sipil (6) : 16-
24.
P, dan K tanaman serta produksi

116
LAMPIRAN
Perhitungan:

1. ALFISOL

Kadar Kapur Metode Cottenie

(4,3 − 3,5) 𝑥 0,48 x 5 50


𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 𝑥 𝑥 (100 + 11,4495) %
5 𝑥 100 10

𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 2,1398 %

Kadar Kapur Metode Calsimetri

(191,78 − 191,76) 𝑥 (100 + 11,4495)


𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 𝑥 100%
44 𝑥 (158,23 − 153,23)

𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 1,013 %
2. ENTISOL

Kadar Kapur Metode Cottenie

(4,3 − 3,3) 𝑥 0,48 x 5 50


𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 𝑥 𝑥 (100 + 5,61) %
5 𝑥 100 10

𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 2,53 %

Kadar Kapur Metode Calsimetri

(170,16 − 170,11) 𝑥 (100 + 5,61)


𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 𝑥 100%
44 𝑥 (137,44 − 132,44)

𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 2,40 %

3. VERTISOL
Kadar Kapur Metode Cottenie
(4,3 − 2) 𝑥 0,48 x 5 50
𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 𝑥 𝑥 (100 + 13,3325) %
5 𝑥 100 10
𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 6,26 %
Kadar Kapur Metode Calsimetri

(164,91 − 164,77) 𝑥 (100 + 13,3325)


𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 𝑥 100%
44 𝑥 (132,24 − 127,24)

𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 7,212 %

117
4. ULTISOL
Kadar Kapur Metode Cottenie
(4,3 − 3,8) 𝑥 0,48 x 5 50
𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 𝑥 𝑥 (100 + 8,544) %
5 𝑥 100 10
𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 1,3025 %
Kadar Kapur Metode Calsimetri
(148,485 − 148,461) 𝑥 (100 + 8,544)
𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 𝑥 100%
44 𝑥 (118,315 − 113,354)
𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 1,19 %
5. MOLLISOL
Kadar Kapur Metode Cottenie
(4,3 − 2,6) 𝑥 0,48 x 5 50
𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 𝑥 𝑥 (100 + 16,005) %
5 𝑥 100 10
𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 4,73 %
Kadar Kapur Metode Calsimetri
(161,026 − 160,977) 𝑥 (100 + 16,005)
𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 𝑥 100%
44 𝑥 (129,187 − 124,206)

𝐶𝑎𝐶𝑂3 = 2,59 %

Gambar 6. Hasil Analisa Kapur Tanah

118

Anda mungkin juga menyukai