BIMBINGAN KLASIKAL
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
A. IDENTITAS
1. Sekolah : SMP ………………………
2. Kelas/Semester : VII / Ganjil
3. Bidang Bimbingan : Pribadi-karir
4. Jenis Layanan : Informasi
5. Topik/Pokok Bahasan : Cita-citaku
6. Fungsi layanan : Pemahaman
7. Sasaran Layanan : Kelas VII
8. Waktu Pelaksanaan : 45 menit, Juli 2014
Penyelenggara Layanan : Guru BK
Tempat : Ruang kelas VII
9. Aspek Perkembangan : Kematangan Inteketual
10. Tugas Perkembangan : Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan
secara efektif dan efisien berdasarkan kemampuan
intelektual
11. Standar Kompetensi : Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah
Indikator : - Memahami cara-cara pengambilan keputusan
- Mampu menentukan cita-citanya
- Mampu mnyebutkan kemungkinan pendukung dan
penghambat Cita-cita
Nilai Karakter : Percaya diri dan tanggung jawab
yang
dikembangkan
B. Tujuan Layanan : Peserta didik mampu menentukan cita-citanya secara
bertanggung jawab
C. MATERI KEGIATAN : Terlampir
D. URAIAN KEGIATAN :
.............................................. .................................................
NIP .................................... NIP. ........................................
Lampiran 1.
Materi : Menentukan Tujuan Hidup (Cita-cita)
1. Buat cita-cita yang bisa diraih, dan yakini diri kalau kita pasti bisa
meraihnya.
Sering kita merasa gagal dalam meraih keinginan atau cita-cita yang sudah dibuat.
Hal ini dikarenakan kita sendiri yang terlalu kreatif membuat cita-cita yang tidak
realistis dengan keadaan diri kita sendiri. Simpan dulu saja keinginan untuk merubah
dunia. Fokus pada cita-cita yang berefek pada diri sendiri dan masih dalam area
kemampuan kita. Misalnya, bertekad untuk berolahraga lebih rajin atau menyisihkan
sebagian uang jajan untuk beramal.
Ingin kuliah di Teknik Elektro ITB, agar masa depan menjadi cerah.
Kenyataan : gagal! Maka ia gagal 100%.
Lalu kita ubah dengan kiat multi tujuan, sehingga ikut seleksi masuk memiliki tujuan
sebagai berikut:
1. Ingin kuliah di Teknik Elektro ITB, agar masa depan menjadi cerah.
2. Berusaha untuk mengusahakan masa depan yang lebih baik adalah ibadah.
3. Belajar keras juga akan menyenangkan hati orang tua, karena menunjukkan sikap
bersungguh-sungguh dan menghargai dorongan orang tua selama ini. Ini juga ibadah.
4. Ingin tahu sejauh mana kemampuan diri, dengan menguji diri melalui seleksi masuk
perguruan tinggi.
5. Menikmati permainan, tampaknya ujian ini seperti permainan dimana selain
kemampuan juga dituntut strategi. Ini sangat menantang dan mengasyikkan.
6. Bisa belajar bareng teman-teman, dan terutama menjadi lebih dekat dengan ‘si doi’,
teman yang selama ini ditaksir diam-diam.
Misalnya seperti itu, jadi daripada hanya 1 alasan kini menjadi 6 alasan. Nah, bila alasan
pertama yaitu masuk Teknik Elektro ternyata gagal, maka masih banyak yang bisa
dicapai, yaitu pahala ibadah, restu orang tua, tahu posisi kemampuan diri, sudah ikut
menikmati permainan, juga jadi punya pacar (karena tern.yata ‘si doi’ gagal juga,
senasib!). Nah, artinya hanya gagal 1 dari 6 tujuan, alias hanya gagal 17%.
Kalau kita membiasakan diri untuk selalu membuat tekad atau cita-cita lengkap
dengan langkah-langkah nyatanya, bisa dipastikan hidup kita juga akan lebih terarah dan
rapih, alias tidak berantakan kemana-mana tanpa tujuan. Satu hal yang tidak boleh dilupakan
: tetap semangat dan jangan mudah menyerah !
Jumlah
………………………………….. ………………………………
NIP ……………………………. NIP …………………………