Berlin Dung
Berlin Dung
Umat Buddha diseluruh dunia menyatakan ketaatan dan kesetiaan mereka kepada
Buddha, Dhamma dan Sangha dengan kata-kata yang sederhana, namun menyentuh
hati, yang dikenal dengan Tisarana ( tiga perlindungan ) yang diucapkan tiga kali.
Kata-kata itu disabdakan oleh Sang Buddha Gotama sendiri, bukan oleh para
siswanya atau makhluk lain, pada suatu ketika di Taman Rusa Isipatana dekat
Benares.Sabda ini disampaikan oleh Sang Buddha kepada 60 orang Arahat siswa
Beliau, ketika mereka akan berangkat menyebarkan Dhamma demi kesejahteraan dan
kebahagiaan umat manusia.
Sang Buddha Gotama menetapkan rumusan bukan hanya berlaku bagi mereka yang
akan ditahbiskan menjadi samanera atau bhikkhu, tetapi juga berlaku bagi umat
awam. Setiap orang yang memeluk agama Buddha baik ia seorang awam ataupun
bhikkhu akan menyatakan keyakinannya dengan Tisarana yang merupakan ungkapan
Keyakinan ( saddha/Sradha ) bagi umat Buddha.
Sekalipun langkah ini tampak begitu gampang dan umum, terutama dibandingkan
dengan pencapaian luhur yang terbentang di baliknya, pentingnya langkah ini
seyogjanya tidak dipandang remeh, karena inilah tindakan yang membawa arahan dan
meneruskan momentum ke segenap praktik dalam jalan Buddhis. Karena pergi
berlindung memainkan peranan sepenting itu, amatlah penting bahwa tindakan
tersebut dipahami dengan tepat, baik sifatnya sendiri maupun pengaruhnya bagi
perkembangan lebih lanjut di sepanjang jalan ajaran.
Beberapa hal yang menjadi sebab dasar kita untuk berlindung adalah :
1. Adanya marabahaya yang berkenaan dengan kehidupan saat ini, yaitu
kerapuhan badan jasmani kita berikut penopang-penopang materinya.
Semenjak kita dilahirkan, kita adalah paparan bagi penyakit, kecelakaan, dan
luka. Alam menyulitkan kita dengan bencana seperti gempa bumi dan banjir,
keberadaan masyarakat dengan kejahatan, eksploitasi, penindasan, dan
ancaman perang. Bahkan dalam masa-masa yang relatif tenang pun
keberaturan hidup kita tidak pernah benar-benar sempurna. Satu dan lain hal
tampaknya selalu keluar dari fokus. Masalah dan kesulitan silih berganti tanpa
akhir.
Kelahiran ulang dalan "tujuan buruk" dianggap tidak beruntung bukan hanya
karena penderitaan bawaan yang mereka alami, tetapi ada beberapa alasan
lainnya. Kelahiran ulang di sana merupakan petaka karena sangatlah sulit
untuk terbebas dari alam derita ini. Suatu kelahiran ulang yang
menguntungkan tergantung pada kinerja perbuatan baik, tetapi para makhluk
di alam derita ini hanya sedikit berkesempatan meraih jasa kebajikan;
sehingga penderitaan di alam-alam ini cenderung berlangsung sendiri dalam
suatu siklus yang sulit diputuskan. Buddha mengatakan bahwa jika sebuah
gelang dengan lubang tunggal terombang-ambing di lautan, dan seekor kura-
kura buta yang hidup di dalam laut muncul ke permukaan sekali setiap seratus
tahun, peluang kura-kura tersebut memasukkan lehernya melalui lubang di
gelang tersebut lebih besar daripada sesosok makhluk di alam derita untuk
memperoleh kembali status sebagai manusia. Atas dua alasan ini, karena
penderitaan bawaan mereka dan karena sulitnya lepas dari alam-alam tersebut,
maka kelahiran ulang di alam derita merupakan bahaya maut berkenaan
dengan kehidupan mendatang, untuk itulah kita memerlukan perlindungan.
Marabahaya ini lebih mendasar dan lebih menyeluruh di dalam seluruh aliran
kehidupan duniawi. Samsara adalah siklus perwujudan, lingkaran kelahiran,
penuaan, dan kematian, yang telah dan tengah berputar melalui waktu nan
tanpa awal. Kelahiran berulang tidak hanya terjadi sekali, lantas menuju
keabadian dalam kehidupan yang akan datang. Proses kehidupan terus-
menerus berulang sendiri, seluruh pola bermunculan lagi dan sepenuhnya
dengan giliran baru masing-masing: setiap satu kelahiran memunculkan
pelapukan dan kematian, setiap satu kematian memberi jalan bagi satu
kelahiran baru. Kelahiran ulang bisa menguntungkan atau menyedihkan, tetapi
di mana pun hal itu terjadi tidak ada penghentian terhadap perputaran roda
tersebut. Hukum ketidakkekalan menerapkan kaidahnya terhadap segenap
bidang kehidupan makhluk; apa pun yang timbul pada akhirnya harus lenyap.
Bahkan surga pun tidak menyediakan jalan keluarnya; kehidupan di sana juga
berakhir ketika karma yang membawa pada kelahiran surgawi telah habis,
yang diikuti oleh perwujudan kembali di alam yang lain, mungkin saja di
kediaman yang menyedihkan.
Ada 3 Objek perlindungan yang bisa diartikan sebagai makna berlindung pada Tri
Ratna, yaitu:
1. Buddha
Buddha adalah seorang mahluk yang telah sepenuhnya memurnikan dirinya
sendiri dari segala ketidak-sempurnaan dan telah menyempurnakan semua
kualitas baik seperti welas asih, cinta kasih kebijaksanaan unggul dan lainnya
hingga yang tertinggi. Buddha telah terbebas dari rasa takut, terampil
menunjukkan cara pembebasan bagi orang lain serta melihat semua mahluk itu
setara.
Ketika kita berlindung pada Buddha, kita bersandar pada Beliau sebagai
perwujudan tertinggi akan kesucian, kebijaksanaan dan welas asih, Guru yang
tiada tara yang mampu memandu kita dengan aman keluar dari samudra
samsara yang berbahaya.
2. Dharma
Dharma adalah kebenaran tentang penghentian Dukkha dan jalan untuk
menghentikan Dukkha yang hadir dalam kesadaran seorang Buddha.
Buddha mengajarkan serangkaian praktik yang membawa pada pencapaian
Nirwana yaitu jalan mulia berfaktor delapan, pandangan benar, pikiran benar,
perbuatan benar, penghidupan benar, pengupayaan benar, penyadaran benar
dan pemusatan benar.
Perlindungan yang sesusungguhnya adalah Dharma yang bersifat langsung
dan mutlak.
3. Sangha
Sangha terdiri dari para Bhikkhu sahabat pembantu kita dalam penngambilan
perlindungan yang menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi praktik kita.
Ketiga objek perlindungan ini tidak terlepas antara satu dan lainnya. Seperti
dokter, obat dan perawat. Buddha sebagai dokter yang mendiagnosa penyakit
ketidak bahagian kita, Dharma sebagai obat untuk menyembuhkan ketidak
bahagiaan kita, serta Sangha sebagai perawat yang merawat kita agar segera
terbebas dari rasa ketidak bahagiaan itu.
Apakah ada tolak ukur berlindung pada Tri Ratna? Tentu saja ada. Tolak ukur bagi
seseorang yang telah berlindung pada Triratna adalah:
1. Benar-benar mengenali objek perlindungan seperti kualitas, ciri-ciri, peran
khusus dari setiap objek perlindungan :
Kualitas Buddha:
Tubuh Buddha memiliki 32 tanda utama dan 80 tanda sekunder
Ucapan Buddha dapat menjawab semua pertanyaan sekaligus dalam
waktu bersamaan
Pikiran Buddha dapat mengetahui segala sesuatu dengan terperinci
Aktivitas Buddha dapat membuat semua mahluk merasakan
kebahagiaan sampai mencapai tingkat kesucian tertentu.
Dharma : membawa pikiran seseorang agar dapt dikendalikan dan focus
sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancer serta memberikan
kebahagiaan.
Sangha : sahabat yang membantu kita mengambil perlindungan, merawat
dan menjaga perkembangan batin dan diri kita dalam hal pembabaran
Dharma.