Anda di halaman 1dari 1

Essay

Buku : Lectures on Urban Economics

Jan. K. Brueckner

Bab 3 dari buku ini merupakan kelanjutan dari pembahasan Brueckner mengenai analisis tentang
keruangan kota pada bab 2. Bab 2 telah menganalisis struktur tata ruang kota menggunakan versi
diagram dari model perkotaan standar. Model ini menghasilkan prediksi intra-kota yang realistis, yang
menunjukkan bahwa harga per kaki persegi perumahan, sewa tanah, ketinggian bangunan, dan
kepadatan penduduk jatuh menjauh dari CBD, sementara ukuran tempat tinggal meningkat. Model ini
juga menghasilkan prediksi antar kota, yang menunjukkan bahwa kota-kota padat penduduk secara
spasial lebih besar, lebih padat, dan lebih mahal daripada kota-kota kecil. Model ini memprediksi
perbedaan yang realistis antara kota-kota gurun dan kota-kota yang terletak di lahan pertanian
produktif, serta perbedaan antara kota-kota dengan biaya komuter mahal vs biaya komuter murah
serta pendapatan tinggi vs rendah. Model ini adalah alat yang berguna dan kuat untuk memahami
struktur tata ruang kota.

Model urban yang disajikan dalam Bab 2 memberlakukan sejumlah penyederhanaan sehingga
kesimpulan sederhana dapat diturunkan. Tujuan bab ini adalah untuk memperkenalkan modifikasi
pada model dan menilai efek terpisahnya. Modifikasi pertama menambahkan kelompok pendapatan
kedua ke kota, yang kemudian berisi rumah tangga “kaya” dan “miskin”. Modifikasi kedua
menambahkan jalan bebas hambatan ke sistem transportasi kota, sehingga semua perjalanan tidak
lagi radial. Modifikasi ketiga memperkenalkan lokasi kerja (baik lokasi kerja yang tersebar luas atau
sub-pusat yang berbeda) di luar kawasan pusat bisnis. Modifikasi keempat secara eksplisit mengakui
daya tahan modal perumahan, memungkinkan kota untuk menampung bangunan lama dan baru.
Modifikasi kelima menempatkan model dalam konteks negara berkembang, di mana migrasi desa-
kota terjadi.

Bab 3 telah mengeksplorasi modifikasi model perkotaan. Di kota dengan dua kelompok pendapatan,
model memprediksi bahwa orang miskin tinggal di pusat dan orang kaya tinggal di pinggiran kota.
Tetapi ketika komponen biaya-waktu ditambahkan ke biaya perjalanan, model tidak lagi menghasilkan
prediksi yang jelas tentang tempat tinggal orang kaya dan orang miskin. Menambahkan jalan bebas
hambatan ke jaringan jalan radial mengubah bentuk kota tanpa mengubah kesimpulan kualitatif
utama model. Menambahkan lapangan kerja yang tersebar tidak berpengaruh pada model, sementara
menambahkan pusat kerja sekunder secara efektif menciptakan kota kedua yang bergabung dengan
yang asli. Ketika modal perumahan bersifat durable (kaku) dan bukannya malleable (lunak) , pola
spasial tinggi bangunan menjadi tidak teratur, tetapi trennya masih sama yaitu cenderung bergerak
ke bawah menjauh dari kawasan pusat bisnis, seperti dalam model dasar. Model ini juga dapat
digunakan untuk menganalisis migrasi desa-kota dan penentuan ukuran kota di negara-negara
berkembang.

Anda mungkin juga menyukai