Anda di halaman 1dari 5

Jumat, 09 Desember 2016 08:44

LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


PRAJABATAN GOLONGAN III DI POLIKLINIK PANTI SOSIAL PAMARDI PUTRA DINAS SOSIAL DIY

Print Beri komentar!

Oleh :

dr. Ratih Widowati

No. Absen: 30/DIKLATPRAJAB/Reg/III/XII/2015

Pendahuluan

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan
Pegawai Negeri Sipil, seorang Calon Pegawai Negeri Sipil wajib mengikuti kegiatan Diklat
Prajabatan sebagai persayaratan diangkat menjadi seorang PNS. Diklat Prajabatan dilaksanakan
untuk memberikan pengetahuan dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan,
kepribadian, dan etika PNS, disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan
pemerintahan negara, bidang tugas, dan budaya organisasinya agar dapat melaksanakan tugas,
dan perannya sebagai pelayan masyarakat. Sebelumnya, praktik penyelenggaraan Diklat
Prajabatan dilakukan dengan pola pembelajaran klasikal yang didominasi dengan metode
ceramah. Setelah dilakukan evaluasi,

ternyata dengan cara penyelenggaraan diklat yang seperti itu kurang efektif untuk membentuk
nilai-nilai dasar profesi PNS, terutama internaliasai nilai pada diri masing-masing peserta.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, dilakukan inovasi dalam penyelenggaraan Diklat


Prajabatan yang memungkinkan peserta untuk menginternalisasikan nilai-nilai dasar profesi
PNS melalui penerapan dan aktualisasi nilai-nilai dasar di tempat kerja atau di tempat magang.
Diharapkan dengan melakukan penerapan langsung, nilai dasar tersebut akan semakin terpatri
ke dalam diri PNS dan diharapkan dapat menghasilkan PNS yang profesional.

Pada saat Diklat Prajabatan berlangsung, materi yang diberikan dititikberatkan pada 5 nilai
dasar profesi PNS yang meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan
anti korupsi yang disingkat dengan ANEKA. Melalui materi ini, peserta

Diklat Prajabatan menjadi memahami nilai-nilai dasar profesi PNS yang harus diterapkan dalam
kegiatan pelayanan kepada masyarakat sehingga dapat menjadi seorang PNS yang profesional.

Selama ini kegiatan yang dilakukan oleh penulis, sebagai dokter pertama yang ditempatkan di
Panti Sosial Pamardi Putra, masih banyak yang belum mencerminkan nilainilai dasar yang
seharusnya dimiliki oleh seorang PNS. Melalui kegiatan Diklat Prajabatan ini, penulis menjadi
mengetahui apa itu nilai-nilai dasar PNS dan pentingnya penerapan nilai-nilai tersebut dalam
kegiatan pelayanan di tempat kerja sehari-hari.

Dalam rangkaian Diklat Prajabatan pola baru ini terdapat agenda internalisasi dimana peserta
diminta untuk mengaplikasikan ilmu mengenai nilai-nilai dasar profesi PNS yang masih berupa
teori ke dalam praktek nyata kehidupan sehari-hari, yaitu pada saatmelaksanakan kegiatan
pelayanan di tempat kerja. Melalui kegiatan internalisasi ini, penulis dapat memperbaiki
kegiatan pelayanan kesehatan yang menjadi tupoksinya selama ini, sehingga kegiatan tersebut
lebih baik, optimal, dan dapat mencerminkan nilai-nilai dasar

yang seharusnya dilakukan oleh seorang PNS.

Agenda Aktualisasi

1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama


2. Melakukan tindakan khusus oleh dokter umum tingkat sederhana

3. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana

4. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana

5. Membuat catatan medik pasien rawat jalan.

6. Menguji kesehatan individu

7. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit.

8. Melakukan penyuluhan medic

Analisa Dampak

Selama ini terdapat stigma yang berkembang di masyarakat bahwa seorang PNS itu identik
dengan tidak disiplin, suka membolos, kinerjanya buruk, suka korupsi, dan hal-hal negatif
lainnya. Jika nilai-nilai dasar PNS tidak dilaksanakan pada saat melakukan kewajibannya di
tempat kerja, stigma tersebut akan terus melekat. Berikut ini beberapa dampak yang mungkin
timbul jika dokter tidak menerapkan nilai-nilai profesi PNS pada saat memberikan layanan
kesehatan kepada pasien :

1. Akuntabilitas
Jika nilai-nilai akuntabilitas tidak dilakukan dengan baik, hampir dapat dipastikan dokter tidak
melaksanakan kewajibannya dengan penuh rasa tanggung jawab. Akibatnya pelayanan medis
yang diberikan pun menjadi tidak sesuai dengan standar pelayanan dan pasien merasa tidak
puas dengan pelayanan yang diberikan. Jika hal ini terjadi, dokter akan kehilangan kepercayaan
dari pasien.

2. Nasionalisme

Apabila nilai nasionalisme tidak dilaksanakan, dokter tidak akan menganggap pasien yang
datang sebagai saudaranya yang membutuhkan pertolongan tetapi melihat mereka sebagai
konsumen yang akan ‘membeli’ jasa dokter. Jika hal ini terjadi, rasa kemanusiaan seorang
dokter makin lama semakin terkikis dan menjadi dokter yang money oriented. Akibatnya,
dokter tersebut akan cenderung membedakan pasien berdasarkan status ekonominya.

3. Etika Publik

Jika dalam memberikan layanan kesehatan seorang dokter tidak mengaplikasikan nilai etika
publik, akan timbul stigma bahwa seorang dokter itu individualis, tidak bisa diajak kerja sama,
arogan, sombong, dan sebagainya. Dokter yang tidak melakukan pelayanan medis dengan
sopan dan profesional akan ditinggalkan oleh pasiennya.

4. Komitmen Mutu

Saat ini banyak masyarakat yang berpendapat bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
pihak swasta (misalnya rumah sakit swasta) lebih baik bila dibandingkan pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh sarana kesehatan milik pemerintah. Hal ini kemungkinan karena fasilitas
kesehatan milik pemerintah tidak menjaga kualitas mutu layanannya dan stagnan pada zona
nyaman mereka, tidak seperti pengelola sarana kesehatan swasta yang selalu berinovasi dan
memperbaiki kualitas mutu layanan mereka.
5. Anti Korupsi

Saat ini banyak sekali kasus korupsi yang terjadi di Indonesia. Pelaku tindak pidana korupsi di
Indonesia juga beragam, mulai dari pegawai kelas teri sampai pejabat kelas kakap. Terkadang
tanpa disadari, kita pun telah melakukan tindakan korupsi kecil-kecilan, seperti korupsi waktu.
Seorang dokter yang tidak disiplin dan sering terlambat dalam memulai pelayanannya lama
kelamaan akan kehilangan kepercayaan dari pasien. Tindakan korupsi sederhana seperti ini, jika
dilakukan terus menerus lama-lama akan menjadi sebuah kebiasaan dan kita tidak akan merasa
bersalah saat melakukannya. Jika sudah terbiasa melakukan tindak korupsi kecil tanpa rasa
bersalah, bukan tidak mungkin di kemudian hari diri kita tidak akan merasa bersalah saat
melakukan tindak korupsi yang lebih

besar.

Kesimpulan

Setelah melakukan Diklat Prajabatan dan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS, penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai-nilai dasar profesi PNS terdiri dari akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi atau yang lebih sering disebut sebagai ANEKA

2. Pegawai Negeri Sipil harus mampu mengaplikasikan nilai-nilai dasar profesi PNS pada saat
melakukan kewajibannya sehari-hari.

3. Pengaplikasian nilai-nilai dasar profesi PNS akan menunjang kinerja seorang PNS dan
meningkatkan kualitas mutu layanan yang diberikan kepada masyarakat

Anda mungkin juga menyukai