Anda di halaman 1dari 9

77

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP 02)

Sekolah : SMK Negeri 2 Medan


Mata Pelajaran : Dasar Perancangan Teknik Mesin
Kelas/Semester : X / Ganjil
Alokasi Waktu : 12 JP @ 45 menit

A. Kompetensi Inti

1. KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
2. KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu melaksana-kan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.

B. Kompetensi Dasar

1. KD 3.2. : Memahami prinsip pengolahan bahan logam.


2. KD 4.2. : Mengidentifikasi pengolahan bahan logam.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

KD 3. 2. Memahami prinsip pengolahan bahan logam.


Siswa dapat menjelaskan:
1. Pembuatan besi kasar.
2. Proses pembuatan baja.
3. Proses pembentukan dan bentuk-bentuk produk baja.

KD 4. 2. Mengidentifikasi pengolahan bahan logam.


Siswa dapat menjelaskan:
1. Pembuatan besi kasar.
2. Proses pembuatan baja.
3. Proses pembentukan dan bentuk-bentuk produk baja.

D. Tujuan Pembelajaran

KD 3. 2. Memahami prinsip pengolahan bahan logam.


Setelah menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan dengan santun
mengenai:
1. Pembuatan besi kasar.
2. Proses pembuatan baja.
78

3. Proses pembentukan dan bentuk-bentuk produk baja.

KD 4. 2. Mengidentifikasi pengolahan bahan logam.


Setelah menggali informasi, peserta didik akan dapat mengidentifikasi mengenai:
1. Pembuatan besi kasar.
2. Proses pembuatan baja.
3. Proses pembentukan dan bentuk-bentuk produk baja.

E. Materi Pembelajaran

A. Pembuatan Besi Kasar

Besi kasar adalah hasil pengolahan dari bijih besi dengan melalui beberapa proses.
Proses awal adalah dengan mengurangi senyawa-senyawa dan zat- zat lain yang
terkandung dalam bijih besi dengan tahap sebagai berikut:
- Dibersihkan.
- Dipecah-pecah dan digiling sampai menjadi halus, sehingga partikel besi
dapat dipisahkan dari bahan yang tidak diperlukan dengan menggunakan
magnit.
- Dibentuk menjadi “pellet” (bulatan-bulatan kecil) dengan diameter + 14
mm.

Gambar 01. Tromol Magnit

Untuk memudahkan dalam pembentukan “pellet” maka ditambahkan


tanah liat, sehingga dapat dirol menjadi bentuk bulat. Setelah proses awal
dilakukan, maka bijih besi diproses pada dapur tinggi. Dapur tinggi
mempunyai konstruksi yang cukup besar dengan ketinggian mencapai 100
meter. Dinding luar terbuat dari baja dan bagian dalam dilapisi batu tahan api
yang mampu menahan temperatur tinggi.
Pada bagian atas dapur tinggi terdapat corong untuk memasukkan bahan
baku, yaitu bijih besi, kokas dan batu kapur. Kokas adalah batu bara yang telah
diproses (disuling kering) sehingga dapat menghasilkan panas yang tinggi.
Batu kapur berfungsi untuk mengikat bahan-bahan yang tidak diperlukan.
Proses pada dapur tinggi adalah dengan meniupkan udara panas ke dalam
dapur tinggi untuk membakar kokas dengan temperatur + 2000oC. Cairan besi
dan terak akan turun ke dasar dapur tinggi secara perlahan-lahan dan
selanjutnya dituang ke kereta khusus. Hasil ini disebut besi kasar, yang
kemudian dapat diproses lebih lanjut menjadi baja.
79

Gambar 02. Dapur Tinggi


B. Proses Pembuatan Baja

Besi kasar dari hasil proses dapur tinggi, kemudian diproses lanjut untuk
dijadikan berbagai jenis baja
Ada beberapa proses yang dilakukan untuk merubah besi kasar menjadi baja:
1. Dapur Baja Oksigen (Proses Bassemer)
Pada dapur baja oksigen dilakukan proses lanjutan dari besi kasar menjadi
baja, yakni dengan membuang sebagian besar karbon dan kotoran-
kotoran (menghilangkan bahan-bahan yang tidak diperlukan) yang masih ada
pada besi kasar. Ke dalam dapur dimasukkan besi bekas, kemudian baru besi
kasar, tapi sebagian fabrik baja banyak yang langsung dari dapur tinggi,
sehingga masih dalam keadaan cair langsung disalurkan ke dapur Oksigen.
Kemudian, udara (oksigen) yang didinginkan dengan air dan kecepatan
tinggi ditiupkan ke cairan logam. Ini akan bereaksi dengan cepat antara
karbon dan kotoran-kotoran lain yang akan membentuk terak yang mengapung
pada permukaan cairan. Dapur dimiringkan, maka cairan logam akan keluar
melalui saluran yang kemudian ditampung dalam kereta-kereta tuang. Untuk
mendapatkan spesifikasi baja tertentu, maka ditambahkan campuran lain
sebagai bahan paduan. Hasil penuangan ini dapat langsung dilanjutkan
dengan proses pengerolan untuk mendapatkan bentuk/profil yang diinginkan.
80

Gambar 03. Dapur Baja Oksigen

2. Dapur Baja Terbuka (Siemens Martin)


Sama halnya dengan Dapur Baja Oksigen, maka dapur baja terbuka
(Siemens Martin) juga merupakan dapur yang digunakan untuk
memproses besi kasar menjadi baja. Dapur ini dapat menampung baja cair
lebih dari 100 ton dengan proses mencapai temperatur + 1600oC; wadah
besar serta berdinding yang sangat kuat dan landai.
Proses pembuatan dengan dapur ini adalah proses oksidasi kotoran yang
terdapat pada bijih besi sehingga menjadi terak yang mengapung pada
permukaan baja cair. Oksigen langsung disalurkan kedalam cairan logam
melalui tutup atas. Apabila selesai tiap proses, maka tutup atas dibuka dan
cairan baja disalurkan untuk proses selanjutnya untuk dijadikan bermacam-
macam jenis baja.

Gambar 04. Dapur Baja Terbuka

3. Dapur Baja Listrik


Panas yang dibutuhkan untuk pencairan baja adalah berasal arus listrik
yang disalurkan dengan tiga buah elektroda karbon dan
dimasukkan/diturunkan mendekati dasar dapur. Penggunaan arus listrik untuk
81

pemanasan tidak akan mempengaruhi atau mengkontaminasi cairan logam,


sehingga proses dengan dapur baja listrik merupakan salah satu proses yang
terbaik untuk menghasilkan baja berkualitas tinggi dan baja tahan karat
(stainless steel).
Dalam proses pembuatan, bahan-bahan yang dimasukkan adalah bahan-
bahan yang benar-benar diperlukan dan besi bekas. Setelah bahan-bahan
dimasukkan, maka elektroda-elektroda listrik akan memanaskan bahan
dengan panas yang sangat tinggi (+ 7000oC), sehingga besi bekas dan bahan-
bahan lain yang dimasukkan dengan cepat dapat mencair. Adapun campuran-
campuran lain (misalnya untuk membuat baja tahan karat) dimasukkan
setelah bahan-bahan menjadi cair dan siap untuk dituang.

Gambar 05. Dapur Baja Listrik


F. Pendekatan, Model, Metode.
Pendekatan : Saintific
1. Mengamati
Kegiatan siswa mengidentifikasi melalui indera penglihat (membaca, menyimak),
pembau, pendengar, pengecap dan peraba pada waktu mengamati suatu objek dengan
ataupun tanpa alat bantu. Alternatif kegiatan mengamati antara lain observasi
lingkungan, mengamati gambar, video, tabel dan grafik data, menganalisis peta,
membaca berbagai informasi yang tersedia di media masa dan internet maupun sumber
lain. Bentuk hasil belajar dari kegiatan mengamati adalah siswa dapat mengidentifikasi
masalah.
2. Menanya
Kegiatan siswa mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan
dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu. Dalam kegiatan menanya, siswa
membuat pertanyaan secara individu atau kelompok tentang apa yang belum
82

diketahuinya. Siswa dapat mengajukan pertanyaan kepada guru, narasumber, siswa


lainnya dan atau kepada diri sendiri dengan bimbingan guru hingga siswa dapat
mandiri dan menjadi kebiasaan. Pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tulisan serta
harus dapat membangkitkan motivasi siswa untuk tetap aktif dan gembira. Bentuknya
dapat berupa kalimat pertanyaan dan kalimat hipotesis. Hasil belajar dari
kegiatanmenanya adalah siswa dapat merumuskan masalah dan merumuskan
hipotesis.
3. Mengumpulkan Data
kegiatan siswa mencari informasi sebagai bahan untuk dianalisis dan disimpulkan.
Kegiatan mengumpulkan data dapat dilakukan dengan cara membaca buku,
mengumpulkan data sekunder, observasi lapangan, uji coba (eksperimen), wawancara,
menyebarkan kuesioner, dan lain-lain. Hasil belajar dari kegiatan mengumpulkan data
adalah siswa dapat menguji hipotesis.
4. Mengasosiasi
Kegiatan siswa mengolah data dalam bentuk serangkaian aktivitas fisik dan pikiran
dengan bantuan peralatan tertentu. Bentuk kegiatan mengolah data antara lain
melakukan klasifikasi, pengurutan (sorting), menghitung, membagi, dan menyusun
data dalam bentuk yang lebih informatif, serta menentukan sumber data sehingga lebih
bermakna. Kegiatan siswa dalam mengolah data misalnya membuat tabel, grafik,
bagan, peta konsep, menghitung, dan pemodelan. Selanjutnya siswa menganalisis data
untuk membandingkan ataupun menentukan hubungan antara data yang telah diolahnya
dengan teori yang ada sehingga dapat ditarik simpulan dan atau ditemukannya prinsip
dan konsep penting yang bermakna dalam menambah skema kognitif, meluaskan
pengalaman, dan wawasan pengetahuannya. Hasil belajar dari kegiatan
menalar/mengasosiasi adalah siswa dapat menyimpulkan hasil kajian dari hipotesis.
5. Mengomunikasikan
Kegiatan siswa mendeskripsikan dan menyampaikan hasil temuannya dari kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan dan mengolah data, serta mengasosiasi yang
ditujukan kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan dalam bentuk diagram,
bagan, gambar, dan sejenisnya dengan bantuan perangkat teknologi sederhana dan atau
teknologi informasi dan komunikasi. Hasil belajar dari kegiatanmengomunikasikan
adalah siswa dapat memformulasikan dan mempertanggungjawabkan pembuktian
hipotesis.
83

Model Pembelajaran:

Model : Inkuiri Terbimbing


Metode : Ceramah, Diskusi, Demonstrasi, Eksperimen/latihan, Tanya jawab

G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Ketua kelas memimpin doa saat pembelajaran
akan dimulai.
2. Siswa menjawab sapaan guru, presensi dan
mengkondisikan diri siap belajar.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai siswa baik kemampuan proses
maupun kemampuan produk serta manfaatnya 30 menit
bagi karir siswa (motivasi).
4. Menjelaskan strategi pembelajaran yang
digunakan.
5. Guru menyampaikanpokok – pokok/cakupan
materi pembelajaran.
Inti Orientasi :
Mengamati dan mengarahkan peserta didik
kedalam persoalan pembelajaran berlangsung,
dengan materi prinsip pengolahan bahan logam

Merumuskan malasah :
Mengkondisikan situasi belajar untuk
membiasakan mengajukan pertanyaan secara aktif
dan pendapat tentang Prinsip pengolahan bahan
logam.

Merumuskan Hipotesis : 135 menit


Pendidik membimbing siswa dalam pembelajaran
sebagai bentuk untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan tentangprinsip pengolahan bahan logam

Mengumpulkan Data :
Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan
menentukan sumber (melalui benda konkrit,
dokumen, buku, eksperimen) dengan
menyimpulkan pembelajaran tentang Prinsip
pengolahan bahan logam
84

Menguji Hipotesis :
Melakukan Tanya Jawab Guru dan Siswa sebagai
bentuk uji pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran tentang Prinsip pengolahan bahan
logam

Membuat Kesimpulan :
Menyampaikan hasil konseptualisasi tentang
Prinsip pengolahan bahan logam melalui media
lisan dan tulisan dengan bersama-sama Guru dan
Siswa mengevaluasi pembelajaran yang
berlangsung.
Penutup 1. Siswa menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dipelajari.
2. Siswa merenungkan aktifitas pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Siswa merefleksi
penguasaan materi yang telah dipelajari dengan
membuat catatan penguasaan materi.
3. Siswa mengerjakan evaluasi. 15 menit
4. Siswa saling memberikan umpan balik hasil
evaluasi pembelajaran yang telah dicapai.
5. Siswa menyepakati tugas yang harus
dikerjakan berkaitan dengan Besar pokok dan
Sistem Satuan.

H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan.


1. Teknik Penilaian : Tes Teori dan Tes praktek (terlampir).
2. Instrumen Penilaian : Terlampir.
3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan.

I. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar.


Media : Laptop, LCD.
Alat : Bermacam-macam jenis logam
Gambar macam-macam pengolahan bahan logam.
Alat peraga berupa model atau benda tentang pengolahan bahan logam.
Bahan : Logam besi, logam baja.
Sumber Belajar : Internet.
Handout.
Buku pegangan siswa.

Mengetahui Medan, Agustus 2018


Waka Kurikulum Guru Bidang Study
85

Drs. Deston Tarigan BAGUS SAPUTRA


NIP. 19650606 199412 1 001 NIP.

Mengesahkan
Kepala Sekolah

Kiniken, M.Pd
NIP. 19600131 198610 1 002

Anda mungkin juga menyukai