Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. BERAT BADAN

1. Pengertian Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antopometri yang terpenting dan harus


diukur pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua
kelompok umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan
semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan
tubuh, dan lain-lain. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik saat ini
untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, karena berat badan
sensitif terhadap perubahan sedikit saja. Pengukurannya bersifat objektif dan
dapat diulangi (Soetjiningsih, 2013).
2. Pengukuran Berat Badan
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau
penuruan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak,
organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status gizi atau tumbuh
kembang anak. Selain itu, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar
perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan
(Hidayat, 2008).
Pertumbuhan berat badan bayi usia 0-6 bulan mengalami penambahan
150-210 gram/minggu dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan
oleh National Center for Health Statistic (NCHS), berat badan bayi akan
meningkat dua kali lipat dari berat lahir pada usia 4-7 bulan (Roesli, 2008).
Berat badan lahir normal bayi sekitar 2500-4000 gram, apabila kurang
dari 2500 gram dikatakan bayi memiliki berat badan lahir rendah (BBLR),
sedangkan bila berat badan bayi lebih ari 4000 gram dikatakan makrosomia
(Kemenkes RI, 2010).
Pada masa bayi-balita, berat badan digunakan untuk mengetahui
pertumbuhan fisik dan status gizi. Status gizi erat kaitannya dengan
pertumbuhan, sehingga untuk mengetahui pertumbuhan bayi, status gizi
diperhatikan termasuk diantaranya pemberian ASI Ekslusif sejak bayi berumur
0 sampai 6 bulan (Hidayat, 2008).
Berikut tabel kenaikan rata-rata berat badan bayi yang diberikan ASI
Ekslusif :
Umur Kenaikan Berat Badan Rata-Rata
1-3 bulan 700 gram/bulan
4-6 bulan 600 gram/bulan
7-9 bulan 400 gram/bulan
10-12 bulan 300 gram/bulan
Sumber: Soetjiningsih (2013)
Dewi,dkk (2015) menjelaskan bahwa bayi yang diberikan ASI Ekslusif
akan mengalami rata-rata peningkatan berat badan 633 gram setiap bualnnya,
sedangkan rerata peningkatan berat badan bayi per bulan pada kelompok bayi
yang diberi susu formula sebesar 775 gram. Nugraheni (2009) menjelaskan
bahwa bayi yang diberikan ASI Ekslusif antara 0-6 bulan, berat badannya akan
bertambah 682 gram setiap bulan. Menurut Roseli (2008), bayi yang tidak
diberikan ASI Ekslusif atau yang sudah diberikan susu formula atau makanan
lain sejak 0-6 bulan akan mengalami resiko kurang gizi atau resiko obesitas
akibat kenaikan berat badan yang berlebihan.
Tabel berikut merupakan rangkuman berat badan anak normal sesuai
usianya, yang diambil dri tabel pertumbuhan anak WHO. Pada tabel dibedakan
antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan, yang memiliki nilai normal
masing-masing (Tabel terlampir).
1. Anak yang berada antara batas bawah dan batas atas – tergolong berat
badan normal sesuai usianya.
2. Anak yang beratnya berada dibawah batas bawah tergolong underweight
(berat badan kurang).
3. Anak yang beratnya berada diatas batas atas tergolong overweigt
(kelebihan berat badan).

B. Air Susu Ibu


1. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena
mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama enam bulan
pertama kehidupan bayi (Saleha, 2009). ASI mengandung semua bahan yang
diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu
segar, bersih, dan siap untuk diminum (Saifuddin, 2006).
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi
serta mempunyai nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi
yang dibuat manusia ataupun susu hewan seperti susu sapi dan lainnya. Air susu
ibu sangat menguntungkan ditinjau dari berbagai segi, baik segi gizi, kesehatan,
ekonomi maupun sosio-psikologis (Suhardjo, 2012).
Para pakar sepakat bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi yang
baru lahir, ASI merupakan makanan yang paling sempurna karena bersih,
mengadung antibodi yang sangat penting dan nutrisi yang tepat. Terlebih lagi
menyusui terbukti baik bagi ibu dan melindungi dari penyakit. Setiap ibu
menghasilkan air susu yang kita sebut ASI sebagai makanan alami yang
disediakan untuk bayi. ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna
sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada enam bulan pertama
kehidupannya (Saleha, 2009). Keunggulan ASI yang berperan dalam
pertumbuhan bayi yaitu protein, lemak, elektrolit, enzim dan hormon (Roesli,
2008).

2. Pengertian ASI Ekslusif


Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama
enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau
minuman lain (kecuali obat, vitamin, dan mineral).
ASI Ekslusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi
sampai usia anak 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI
dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Menyusui Ekslusif adalah tidak
memberikan makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui
(kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga
diperbolehkan) (Depkes RI, 2007).
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa dalam lautan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar
mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Pemberian ASI
merupakan metode pemberian makanan pada bayi yang terbaik, terutama bagi
bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu, ASI juga
mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi
seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama (Elisabeth Silwi, 2015).
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. Pada Tahun 2001
World Health Organization ( Organisasi Kesehatan Dunia) menyatakan bahwa
ASI ekslusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.
Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI ekslusif itu cukup empat
bulan) tidak berlaku lagi (Elisabeth Silwi, 2015).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulan ASI Ekslusif adalah
pemberian ASI pada bayi sejak ia lahir ampai berusia 6 bulan tanpa biberi
makanan tambahan apapun termasuk madu dan air putih.

3. Produksi ASI
ASI dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi.
Keberhasilan laktasi ini dipengaruhi oleh kondisi sebelum dan saat kehamilan
berlangsung. Kondisi sebelum kehamilan ditentukan oleh perkembangan
payudara saat lahir dan pubertas. Sedangkan kondisi pada saat kehamilan yaitu
pada trimester II dimana payudara mengalami pembesaran oleh karena
pertumbuhan dan diferensiasi dari lobuloalveolar dan sel epitel payudara. Pada
saat pembesaran payudara ini hormon prolaktin dan laktogen placenta aktif
bekerja dalam memproduksi ASI (Proverawati, 2010).
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuatan ASI
mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak
bayi lahir akan dapat menghasilkan 150 -300 ml sehari dari jumlah ini akan terus
bertambah sehingga mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi mencapai
usia minggu ke dua. Jumlah tersebut dapat dicapai dengan menyusui bayinya
selama 4-6 bulan pertama. Karena itu selama kurun waktu tersebut ASI mampu
memenuhi kebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan volume pengeluaran ASI mampu
menjadi menurun dan sejak saatbitu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi
oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan (Siregar, 2004).
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh
isapan mulut bayi pada puting payudara ibu. Gerakan –gerakan tersebut
merangsang kelenjar Pictuitary anterior untuk memproduksi sejumlah prolaktin,
yaitu hormon utama yang mengendalikan pengeluaran air susujuga tergantung,
proses pengeluaran air susu juga tergantung pada let down reflex, dimana isapan
puting dapat merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar
membiarkan susu dapat mengalir secara lancar. Keluarnya air susu yang cepat
pada minggu pertama, meskipun kadang – kadang agak tertunda sampai
beberapa hari. Larangan bagi bayi untuk menghisap puting ibu akan banyak
menghambat keluarnya air susu, sementara menyusui bayi menurut permintaan
bayi secara naluriah akan memberikan hasil yang baik. Kegagalan dalam
perkembangan payudara secara fisiologi untuk menampung air susu serta adanya
faktor kelainan anatomis yang mengakibatkan kegagalan dalam menghasilkan
air susu ternyata sangat jarang terjadi ( Proverawati, 2010).

4. Komposisi Gizi dalam ASI


Berikut ini beberapa zat yang terkandung dalam air susu ibu (Proverawati,
2010), adalah sebagai berikut :
a. Protein
Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit dicerna) dan
whey( protein yang mudah dicerna). ASI lebih banyak mengandung whey dari
pada casein sehingga protein ASI mudah dicerna. Sedangkan pada susu sapi
kebalikannya. Untuk itu pemberian ASI eksklusif wajib diberikan sampai
bayi berumur 6 bulan.
b. Karbohidrat
ASI mengandung kqarbohidrat lebih tinggi dari susu sapi (6,5-7 gram)
Karbohidrat yang utama adalah laktosa.
c. Lemak
Lemak ASI adalah penghasil kalori (energi) utama dan merupakan
komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Lebih mudah dicerna karena sudah
dalam bentuk emulsi.
d. Mineral
ASI mengandung mineral lengkap. Total mineral selama laktasi adalah
konstan. Fa dan Ca paling stabil, tidak terpengaruh diet ibu. Garam organik
yang terdapat didalam ASI terutama kalsium, kalium, dan natrium dari asam
klorida dan fosfat. ASI memiliki kasium, fosfor, sodium, potasium, dalam
tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi. Bayi yang diberi
ASI tidak akan menerima pemasukan suatu muatan garam yang berlebihan
sehingga tidak memerlukan tambahan di bawah kondisi – kondisi umum.
e. Air
Kira –kira 8 % terdiri dari yang berguna melarutkan zat – zat yang terdapat
didalamnya sekaligus juga dapat meredakan rangsangan haus dari bayi.
f. Vitamin
Kandungan vitamin dalam ASI adalah lengkap vitamin A, D, C cukup
sementara itu, golongan vitamin B kecuali riboflafin dan asam penthothenik
lebih kurang.
1) Vitamin A
ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi. Selain
berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi mendukung
pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan inilah alasan bahwa
bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan
tubuh yang baik.
2) Vitamin D
ASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga dengan pemberian
ASI Eksklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar sinar matahari
pagi, hal ini mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan
vitamin.

3) Vitamin E
Kolostrum manusia kaya vitamin E, fungsinya adalah untuk mencegah
hemolitik anemia, akan tetapi juga membantu melindungi paru –paru dan
retina dari cidera akibat oxide
4) Vitamin K
Diperlukan untuk sintesis faktor – faktor pembekuan darah, bayi yang
mendapatkan ASI mendapat vitamin K lebih banyak
5) Vitamin B komleks
Semua vitamin ada pada tingkat yang diyakini memberikan kebutuhan
harian yang diperlukan.
6) Vitamin C
Vitamin C sangat penting dalam sintesis kolagen, ASI mengandung 43
mg/ 100 ml vitamin C dibanding susu sapi.

g. Kartinin
Kartinin dalam ASI sangat tinggi. Kartinin berfungsi membantu proses
pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme
tubuh. Jika dilihat dari komposisi yang ada pada ASI tersebut, maka tidaklah
heran jika ASI dikatakan makanan bayi yang terbaik. Karena dari semua
komposisi tersebut mencakup semua kebutuhan yang ada pada bayi sesuai
dengan yang bayi butuhkan.

5. Jenis ASI berdasarkan produksi


Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibedakan 3 jenis diantaranya
adalah sebagai berikut (Proverawati, 2010).
a. Kolostrum
Merupakan ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah
bayi lahir. Kolostrum adalah cairan berwarna kekuningan atau sirup bening
yang mengandung protein lebih tinggi dari sedikit lemak dari pada susu yang
matang. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-
kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan ASI mature, bentuknya agak
kasar karena mengandung butiran lemak dan sel –sel epitel dengan khasiat:
1) Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran pencernaan siap
untuk meneriama makanan’

2) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga


dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi
3) Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari
berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6 bulan.
Tabel 2.1
Kandungan dan manfaat kolestrum
No Kandungan kolostrum Manfaat kolostrum

1 Kaya antibody Melindungi bayi terhadap infeksi dan


alergi
2 Banyak sel darah putih Melindungi bayi terhadap infeksi

3 Pancahar Membersihkan air ketuban dan


membantu mencegah bayi kuning
4 Faktor–faktor Membantu usus bayi berkemih lebih
pertumbuhan matang
5 Kaya vitamin A Mengurangi keparahan infeksi dan
mencegah penyakit mata pada bayi
Sumber : Proverawati 2010

Jika dibandingkan dengan ASI mature, kolostrum memiliki kandungan


zat-zat sebagai berikut:

1) Kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak


dibandingkan ASI mature’
2) Kolostrum lebih banyak mengandung antibody ketimbang ASI mature
yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi hingga usia 6 bulan
pertama.
3) Kolostrum mengandung lebih banyak immunoglobulin A (IgA), laktoferin
dan sel –sel darah putih, yang semuanya sangat penting untuk pertahanan
tubuh bayi
4) Kolostrum dapat berfungsi sebagai pencahar yang ideal untuk
membersihkan zat yang tidak tercapai dari usus bayi yang baru lahir, dan
mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang
akan datang
5) Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI matue,
selain itu, protein utama pada ASI mature adalah kasain, sedangkan protein
utama kolostrum adalah globulin sehingga dapat memberikan daya
perlindungan tubuh terhadap infeksi.
6) Kolostrum lebih banyak mengandung vitamin A dan mineral dibandingkan
ASI Mature.
b. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
Merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh
pada masa ini, susu transisi mengandung lemak dan kalori yang lebih tinggi
dan protein yang lebih rendah dari pada kolostrum.
c. ASI Mature
ASI Mature merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai
seterusnya. ASI Mature merupakan nutrisi bayi yang terus berubah
disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai usia 6 bulan. ASI ini
berwarna putih kebiru-biruan ( seperti susu krim ) dan mengandung lebih
banyak kalori dari pada susu kolostrum ataupun transisi
Tabel 2.2
Kandungan Kolostrum, ASI transisi dan ASI matur
Kandungan Zat Kolostru Transisi ASI Matur
Gizi m
Energi (Kgkal) 57,0 63,0 65,0
Laktosa 6,5 6,7 7,0
(gr/100ml)
Lemak 2,9 3,6 3,8
(Gr/100ml)
Protein(Gr/100ml 1,195 0,965 1,324
)
Mineral 0,3 0,3 0,2
(Gr/100ml)
Imunoglobulin :
Ig A (mg/100ml) 3335,9 - 119,6
Ig G(mg/100ml) 5,9 - 2,9
Ig M (mg/100ml) 17,1 - 2,9
Lisosin 14,2-16,4 - 24,3-27,5
(mg/100ml)
Laktoferin 420-520 - 250-270
Sumber : Proverawati 2010

Tabel 2.3
Perbedaan komposisi ASI, susu sapi dan susu formula
Komposisi/100m ASI Matur Susu Sapi Susu
l Formula
Kalori 75 69 67
Protein 1,2 3,5 1,5
Lactalbumin (%) 80 18 60
Kasein (%) 20 82 40
Air (ml) 87,1 87,3 90
Lemak (Gr) 4,5 3,5 3,8
Karbohidrat 7,1 4,9 6,9
Ash (Gr) 0,21 0,72 0,34
Sumber : Proverawati 2010
Perbedaan antara ASI, Susu Sapi dan Susu Formula
Properti ASI Susu Sapi Susu Formula
Kontaminasi Tidak ada Mungkin ada Mungkin ada
bakteri bila
dicampurkan
Faktor anti- Ada Tidak ada Tidak ada
infeksi
Faktor Ada Tidak ada Tidak ada
pertumbuhan
Protein Jumlah sesuai Terlalu banyak Sebagian
dan mudah dan sukar diperbaiki
dicerna dicerna
Kasein : whey Kasien : Whey Disesuaikan
40:60 80:20 dengan ASI
Whey : alfa Whey :
betalaktoglobuli
n
Lemak Cukup Kurang ALE Kurang ALE
mengandung Tidak adaDHA
asam lemak dan AA
esensial (ALE),
DHA dan AA
Mengandung Tidak ada Lipase Tidak ada
Lipase Lipase
Zat besi Jumlah kecil tapi Jumlah lebih Ditambahkan
mudah dicerna banyak tapi tidak ekstra
diserap dengan Tidak diserap
baik dengan baik
Vitamin Cukup Tidak cukup Vitamin
vitamin A dan ditambahkan
Vitamin C
Air Cukup Perlu tambahan Mungkin perlu
tambahan
Sumber : Nugroho (2011)

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI


Menurut Proverawati (2010) Jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain :
a. Makanan ibu, produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan
ibu, apabila makanan ibu mengandung gizi yang kurang maka akan
mempengaruhi produksi ASI
b. Penggunaan alat kontrasepsi, pada ibu yang menyusui bayinya, penggunaan
alat kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang
tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.
c. Ketenangan jiwa dan pikiran, produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor-
sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosi dan
merendahkan volume ASI bahkan bisa tidak terjadi produksi ASI
d. Penggunaan alat kontrasepsi
Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat kontrasepsi hendaknya
diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi dan estrogen lebih banyak lagi
dan hormon oksitocin
e. Anatomis buah dada
Bila jumlah lobus dalam buah data berkurang, lobulus pun berkurang.
Dengan demikan produksi ASI juga berkurang karena sel – sel acini yang
menghisap zat – zat makanan dari pembuluh darah akan berkurang.
f. Fisiologi
Terbentuknya ASI dipengaruhi oleh hormon, terutama prolaktin. Ini
merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal pengadaan dan
mempertahankan sekresi air susu.
g. Faktor istirahat
Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan
fungsinya, dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang.
h. Faktor isapan anak
Bila ibu menyusui anak secara jarang dan berlangsung hanya sebentar, maka
hisapan anak berkurang, dengan demikian pengeluaran ASI menjadi
berkurang.
i. Faktor obat –obatan
Diperkirakan obat- obat yang mengandung hormon akan mempengaruhi
hormon prolaktin dan oksitoksin yang berfungsi dalam pembentukan dan
pengeluaran ASI. Apabila hormon – hormon ini terganggu dengan
sendirinmya akan mempenagruhi pembentukan dan pengeluaran ASI.

7. Tanda Bayi Cukup ASI


Untuk mengetahui banyaknya produksi ASI, beberapa kriteria yang dapat
digunakan sebagai patokan untuk mnegatahui jumlah ASI cukup atau tidak
(Anggraini, 2010), adalah sebagai berikut :
a. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai
kuning muda
b. Bayi menyusui sering, tiap 2 – 3 jam atau 8 – 12 kali dalam sehari.
c. Bayi tampak puas, sewaktu – waktu meraqsa lapar bangun dan tidur cukup
d. Bayi tampak sehat, warna kulit dan tugor baik, anak cukup aktif
e. Bayi bertambah berat badannya rata – rata 500 gram perbulan .

8. Manfaat Pemberian ASI


Menurut Retna E, Wulandari Diah (2010), manfaat pemberian ASI adalah
sebagai berikut :
a. Bagi Bayi
1) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik
setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi
kemungkinan obesitas.
Ibu-ibu yang dieri penyuluhan tentang ASI dan laktasi , umumnya berat
badan bayi (pada minggu pertama kelahiran) tidak sebanyak ibu yang
tidak diberi penyuluhan. Alasanya ialah bahwa kelompok ibu-ibu tersebut
segera menghentikan ASInya setelah melahirkan. Frekuensi menyusui
yang sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat karena volume
ASI yang dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan berat badan bayi
hanya sedikit.
2) Mengandung Antibodi
Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai berikut :
apanila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibodi
dan akan disalurkan dengan bantuan jaringan limposit. Antibodi di
payudara disebut mammae associated immunocompetent lymphoid tissue
(MALT). Kekebalan terhadap penyakit saluran peranafasan yang ditrasfer
disebut Bronchus associated immunocompetent lymphoid tissue (BALT)
dan untuk penyakit saluran pencernaan yang di transfer melalui Gut
associated immunocompetent lymphoid tissue (GALT).
Dalam tinja bayi yang mendapat ASI terdapat antibodi terhadap bakteri E.
Coli dalam konsentrasi yang tinggi sehingga jumlah bakteri E. Coli dalam
tinja ayi tersebut juga rendah. Di dalam ASI kecuali antibodi terhadap
enterotoksin E. Coli, juga pernah dibuktikan adanya antibodi terhadap
salmonella typhi, shigela dan antibodi terhadap virus, seperti rota virus,
polio dan campak.
3) ASI mengandung komposisi yang tepat
Yaitu dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari
proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang
diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama.
4) Mengurangi kejadian karies dentis
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh lebih
tinggi dibandingkan yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui
dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi
lebih lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam yang
terbentuk akan merusak gigi.
5) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu
dan bayi.
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit
ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun
sosial yang lebih baik.
6) Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula
akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI
tidak menimbulkan efek ini.pemberian protein asing yang ditunda sampai
umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.
7) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3
untuk pematangan sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat
ASI Ekslusif akan tumbuh dengan optimal dan terbebas dari rangsangan
kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari
kerusakan sel-sel saraf otak.
8) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi
kerena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara.
Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab mal oklusi rahang adalah
kebiasaan lidah yang mendirong kedepan akibat menyusu dengan botol
atau dot.
b. Bagi Ibu
1) Aspek Kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung syaraf sensorik
sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin masuk
ke indung telur, menekan produksi esterogen akibatnya tidak ada ovulasi.
Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode
kontrasepsi yang efisien selam 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila
diberikan hanya ASI saja (Ekslusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.
2) Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh
kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu invousi uterus dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan
berkurangnaya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi
anemia defisiensi zat besi.
Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya
secara ekslusif.ASI secara Ekslusif memiliki resiko terkena kanker
payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil dibanding daripada yang
tidak menyusui seecara Ekslusif.
3) Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui Ekslusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali
ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Dengan menyusui, tubuh
akan menghasilkan ASI lebih banyak sehingga timbunan lemak yang
berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Jika timbunan lemak
menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum
hamil.
4) Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat utnuk bayi, tetap juga
untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan
oleh semua manusia.
c. Bagi Keluarga
1) Aspek Ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk
membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Kecuali itu,
penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapatkan ASI lebih
jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
2) Aspek Psikologi
Kebahagiaan keluarga bertabah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga
suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan
keluarga.
3) Aspek Kemudahan
Menyusui sanyat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan
saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapka air masak, botol, dan dot yang
harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain.

9. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif


Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif adalah sebagai
berikut (Soetjiningsih, 2012) :
a. Perubahan sosial budaya (ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya,
meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol,
merasa ketinggalan zaman).
b. Faktor psikologis (takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita,
tekanan batin).
c. Faktor fisik ibuk (ibu sakit, misalnya mastitis, panas dan sebagainya).
d. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat
penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI.
e. Meningkatnya promosi susu formula sebagai penggantiASI.
f. Penerangan yang salah justru dari petugas kesehatan mandiri yang
menganjurkan penggantian ASI dengan susu formula.

C. TIDAK ASI EKSLUSIF


1. Pengertian
Pemberian ASI tidak ekslusif merupakan ASI yang ditambah dengan
pemberian makanan tambahan atau yang biasa disebut MP ASI, pemberian ASI
tidak ekslusif diberikan karena kurangnya pengetahuan, pemahaman tentang
ASI dan pengaruh promosi susu formula (Roesli, 2008).
2. MP ASI
Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan
gizinya. MP ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata berbasis
susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini jyga dibutuhkan
keterampilan motorik oral. Keterampilan motorik oral berkembang dari refleks
menghisap menjadi menelan makanan yang berbentuk bukan cairan dengan
memindahkan makanan dari lidah bagian depan ke lidah bagaian belakang
(Roesli, 2008).
3. Susu Buatan
Susu buatan adalah makanan bayi yang secara tunggal dapat memenuhi
kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi sampai berumur
enam bulan. Susu buatan adalah susu yang dijual di pasar atau di toko, terbuat
dari susu sapi atau kedelai yang diperuntukkan khusus untuk bayi serta biasanya
diberikan dalam botol. Susu buatan dapat dikelompokkan menajdi susu buatan
awal (Starting buatan) biasanya diberikan sejak lahir sebelum usia enam bulan,
susu lanjutan (follow up buatan) diberikan setelah usia enam bulan, dan susu
buatan khusus (spesific buatan) (Judarwanto, 2006).
4. Komposisi Susu Buatan
Susu sapi merupakan bahan baku untuk pembuatan susu buatan. Namun,
apliksinya dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Berikut
merupakan komposisi gizi yang terkandung dalam susu buatan : (Sofyana,
2011)
a. Protein
Kandungan protein yang terkandung dalam susu sapi adalah 3,1-3,5 gr/100
ml. Nilai ini jauh lebih tinggi dibanding ASI yang hanya mengandung 1,1-
1,4 gr/100ml. Kadar protein utama yang terdapat didalam susu sapi adalah
kasein yan mencapai 80%.
b. Karbohidrat
Kandungan karbohidrat yang terdapat dalam susu sapi adalah 4,3 gr/100ml.
c. Lemak
Susu sapi mempunyai kadar lemak yang tinggi yaitu hampir sama dengan
ASI 3,5 gr/100ml, hanya berbeda pada jenis lemaknya. Jenis utama pada
susu sapi terdiri dari asam lemak jenuh, dimana asam lemak jenuh ini sulit
dicerna usus. Berbeda dengan ASI, jenis asam lemak terutama pada ASI
terdiri dari asam lemak tak jenuh yang lebuh mudah dicerna oleh usus.
d. Mineral
Kadar mineral susu sapi 4 kali lebih tinggi daripada ASI. Keadaan ini akan
menambah beban kerja ginjal yang belum berfungsi sempurna dalam
mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit. Kadar mineral yang
tinggi juga akan mengurangi derajat keasaman lambung, sehingga
menghambat proses pencernaan lambung.
e. Vitamin
Perbedaan yang terpenting adalah dalam kandungan vitamin K. ASI
mengandung lebih sedikit vitamin K, karena itu defisiensi vitamin K lebih
sering pada bayi yang diberi ASI. Dengan alasan tersebut agar vitamin K
diberikan rutin pada semua neonatus dengan dosis 1 mg secara IM atau 2
mg secara oral.
5. Kerugian susu buatan
Menurut Roesli (2008), susu buatan mempunyai beberapa kerugian
seperti:
a. Pengenceran yang salah
Pengenceran yang salah dapat terjadi terlalu encer atau terlalu pekat. Aturan
pengencaran yang tertera pada label sering tidak dimengerti oleh orang tua,
pembantu ataupun orang terdekat dengan bayi. Akibatnya sering terjadi
hiper/hiponatremia, obesitas, hiperteni dan enterokolitis, necrotikans.
Sedangkan larutan yang hiperosmolar sering mengakibatkan malnutrisi dan
gangguan pertumbuhan.
b. Kontaminasi mikroorganisme
Pembuatan susu dirumah tidak menjamin sterilitas, sehingga rentan
terkontaminasi mikroorganisme patogen.
c. Menyebabkan alergi
Prevalensi kejadian alergi akibat susu buatan 0,5-1 %, tetapi tidak banyak
petugas kesehatan yang menyadarinya. Pada beberapa kasus menunjukkan
gejala yang berat sehingga membutuhkan perhatian.
d. Menyebabkan diare kronis
Kerusakan mukosa usus yang terjadi pada diare akut menyebabkan
terjadinya diare kronis apabila kejadiannya sering dan terus menerus,
akibatnya akan meningkatkan morbiditas diare yang disebabkan oleh kuman
dan juga monilisasi yang menigkat sebagai akibat dari pengadaan air dan
sterlilisasi yang kurang baik.
e. Penggunaan susu buatan dengan indikasi yang salah
Beredar susu buatan yang digunakan untuk penyakit tertentu atau kondisi
tertentu. Sering terjadi kekeliruan dalam penggunaan susu buatan tersebut
karena ketidaktahuan indikasi penggunaannya. Dalam beberapa kasus dapat
terjadi infantile malnutrition kurang kalori protein (KKP) pada bayi yang
sering disebabkan oleh penyapihan yang terlalu dini sehingga mengganggu
perkembangan otak atau sel otak dan juga menyebabkan penurunan mental,
intelektual dan juga fisik dimasa mendatang.

f. Mengurangi ikatan sosial


Hubungan batin, kasih sayang ibu lebih dihayati bayi yang mendapat ASI.
Manfaat dan dampak positif lebih dirasakan bila anak sudah lebih besar
yaitu anak akan berperilaku lebih baik kepada orang tuanya.

D. PERBEDAAN BERAT BADAN BAYI YANG DIBERIKAN ASI EKSLUSIF


DAN TIDAK ASI EKSLUSIF
Bayi usia 0-6 bulan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal hanya
dengan mengandalkan asupan gizi dari Air Susu Ibu (ASI). ASI adalah nutrisi
alamiah terbaik bagi bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan
optimal, sebab ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan
hidup pada usia 6 bulan pertama, yang meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan
dan antioksidan. Keunggulan kandungan ASI yang berperan dalam pertumbuhan
bayi yaitu protein, lemak, elektrolit, enzim dan hormon (Roesli, 2008).
ASI Ekslusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai
usia anak 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat
diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Menyusui Ekslusif adalah tidak memberikan
makanan atau minuman lain, termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-
obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan) (Depkes RI,
2007).
Setelah usia 6 bulan, disamping ASI dapat pula diberikan makanan
tambahan (MP-ASI, Makanan Pendamping ASI), namun pemberiannya harus
diberikan secara tepat meliputi kapan memulai pemberian, apa yang harus
diberikan, berapa jumlah yang diberikan dan frekuensi pemberian untuk menjaga
kesehatan bayi (Proverawati, 2010). Namun kebanyakan ibu sudah memberikan
MP-ASI kepada bayinya sebelum berusia 6 bulan. Hal ini dapat kita lihat dari
pencapaian ASI Ekslusif di Indonesia yaitu bayi yang mendapat ASI Ekslusif
sampai usia 6 bulan sebesar 35,73% (Profil Kesehatan Indonesia, 2017).
Rendahnya pencapaian ASI Ekslusif ini disebabkan karena adanya anggapan ibu-
ibu bahwa bayi yang diberikan MP-ASI akan lebih sehat karena berat badan yang
lebih gemuk. Padahal sebenarnya, hal ini tidaklah baik bagi kesehatan bayi.
Dalam hubungannya dengan berat badan bayi, Dewi,dkk(2015) menjelaskan
bahwa bayi yang diberikan ASI Ekslusif akan mengalami rata-rata peningkatan
berat badan 633 gram setiap bualnnya, sedangkan rerata peningkatan berat badan
bayi per bulan pada kelompok bayi yang diberi susu formula sebesar 775 gram.
Nugraheni (2009) menjelaskan bahwa bayi yang diberikan ASI Ekslusif antara 0-6
bulan, berat badannya akan bertambah 682 gram setiap bulan. Menurut Roseli
(2008), bayi yang tidak diberikan ASI Ekslusif atau yang sudah diberikan susu
formula atau makanan lain sejak 0-6 bulan akan mengalami resiko kurang gizi atau
resiko obesitas akibat kenaikan berat badan yang berlebihan.
Selain itu, Salmarini,dkk (2013) juga menyebutkan bahwa rata-rata berat
badan bayi pengguna ASI Ekslusif sebesar 7,063 kg dan pengguna ASI Tidak
Ekslusif dengan rata-rata berat badan 7,790 kg. Penelitian yang dilakukan
Conita,dkk(2013) menyebutkan rerata kenaikan berat badan bayi yang tidak diberi
ASI Ekslusif terbukti lebih tinggi dibandingkan bayi yang diberi ASI Ekslusif
dengan selisih 0,18 kg/bulan. Penelitian lain yang dilakukan
Setyaningsih,dkk(2013) menyebutkan bahwa bayi yang diberikan ASI Ekslusif
memiliki status gizi normal daripada bayi yang diberikan PASI lebih dini yang
memiliki status gizi lebih. Pemberian makanan pendamping yang teralu dini pada
bayi cenderung terjadi peningkatan berat badan lebih, hal ini dikarenakan bayi
mendapatkan asupan gizi dari sumber makanan lain seperti susu formula, air teh,
pisang atau makanan cair lain seperti air gula, teh, bubur nasi atau nasi tim.
Perbedaan peningkatan berat badan bayi perbulan antara bayi yang diberi
ASI Ekslusif dengan susu formula dapat disebabkan karena kandungan pemanis
buatan yang terlalu banyak dalam susu formula yang banyak dijual dipasaran
menyebabkan kenaikan berat badan sangat cepat pada bayi yang diberikan susu
formula. Banyaknya pemberian MP-ASI terlalu dini di masyarakat akan
menyebabkan resiko kekurangan gizi penting yang ada pada ASI, resiko infeksi
meningkat, kebutuhan anak tidak terpenuhi, bayi sering diare, batuk pilek dan
panas, memperberat kerja ginjal sehingga meningkatkan resiko dehidrasi sehingga
berpengaruh pada tingkat pertumbuhan bayi dan bisa menyebabkan pertumbuhan
bayi menjadi terhambat (Prasetyono, 2009).
Memperhatikan banyaknya akibat buruk diatas tidak ada untungnya
pemberian makanan selain ASI sebelum 6 bulan, selain sistem pencernaannya
belum sempurna, pemberian MP ASI dini sama saja dengan membuka pintu
gerbang masuknya berbagai jenis kuman belum lagi jika tidak disajikan higenis.
Pada beberapa kasus yang ekstrem ada juga yang memerlukan tindakan bedah
akibat pemberian MP ASI terlalu dini (Margareth,2009).
E. KERANGKA TEORI
Bagan 2.1 Kerangka Teori

ASI Ekslusif Tidak ASI Ekslusif

 Mungkin ada Kontaminasi


 Tidak ada Kontaminasi Bakteri Bakteri
 Ada anti- infeksi  Tidak ada anti- infeksi
 Kandungan protein cukup dan  Kandungan protein banyak dan
mudah dicerna susah dicerna
 Kandungan lemak cukup,  Kurang ALE,tidak ada DHA &
mengandung ALE,DHA & AA AA
 Zat besi ada tapi mudah  Zat besi banyak tapi susah
dicerna dicerna
 Kandungan Vitamin Cukup  Tidak cukup Vitamin
 Kandungan Air cukup  Kandungan Air perlu
ditambahkan

Berat Badan Bayi


Usia 7 Bulan

Sumber : Nugroho (2011)

F. Hipotesis

Ha : Adanya perbedaan berat badan bayi usia 7 bulan yang diberikan ASI Ekslusif
dan Tidak ASI Ekslusif

Anda mungkin juga menyukai